Tumgik
#ceritasaja
herlinafz · 2 months
Text
Sepertinya lebih baik fokus dengan proses pencapaian sendiri walau terkesan lambat dari yang lain. Melihat ritme pemikiran, kesadaran, kemampuan, kondisi dan memanage waktu tiap orang berbeda-beda walau tujuan yang diinginkan sama.
Tapi jadinya kecapekan sendiri. Bergelut dengan pemikiran yang seharusnya belum sampai kesana tapi dipaksa harus sampai, jadinya otak capek. Dan, tanpa disadari kita mulai memandingkan pencapaian orang lain yang mungkin lebih cepat dari kita. Ujung-ujungnya, capek sendiri dan bikin kita gak percaya diri.
Coba dibawa santai, tenang, berjalan perlahan, semaikan lagi benih percaya diri ke diri untuk yakin suatu saat bisa mencapai tujuan yang diinginkan.
"PROSES TIDAK AKAN MENGHIANATI HASIL" 😊
Jadi bisa yuk, fokus ke diri sendiri dan proses yang dikerjakan. Kalau mau lihat proses orang lain boleh, tapi lakukan sesuai kemampuan diri sendiri ya ☺🤍
0 notes
pipibalon · 4 months
Text
Mundane life.
Duduk di hadapan saya dua remaja tuli yang asik saling bercengkerama sambil melakukan panggilan video pada mungkin temannya juga. Tawa dan senyum mereka meluluhkan hati saya yang sudah beberapa hari ini terasa mendung.
Ah, berapa lama saya tidak mensyukuri hal-hal kecil dalam keseharian saya?
Tidak, saya tidak bersyukur karena saya "normal". Saya bersyukur bisa menyaksikan adegan itu. Saya bersyukur karena itu membuat saya tersenyum dan menyadari bahwa saya harus bersyukur. Saya kemudian mengarahkan pandangan ke seluruh orang yang ada di gerbong kereta ini. Anak yang berbaring di bangku, anak2 kecil yang tertawa bersama orang tuanya, mas2 dan mbak2 yang sibuk dengan gadget-nya masing-masing, bapak2 yang tertidur lelap. Pemandangan ini tampak biasa, tapi tidak bagi saya yang sudah lama tidak bisa 'menikmati' hal-hal biasa dalam keseharian saya.
Kesibukan, luka patah hati, stres pekerjaan, kejenuhan terhadap aktivitas dan kehidupan yang datang bertubi-tubi membuat saya hanya fokus pada 'apa yang tidak saya miliki', 'betapa menyakitkannya luka diri', hingga saya lupa kalau 'there's always beauty in every pain'.. It's kind of therapy by watching people.. Sama seperti yang suka kamu lakukan juga kan? Hhhh, untuk semua hal kenapa harus mengingatkan saya ke kamu (lagi)..
Saya mematikan earphone saya, mencoba menyimak dan mendengar suara-suara yang hadir di sekeliling saya. Di samping saya dua ibu2 sedang mengobrol tentang keluarga mereka yang tinggal di tempat baru. Di depan saya, dua pasangan manula bergandengan tangan hangat saling menjaga. Mata saya berkaca-kaca. This is why I kinda love KRL with all its 'stories'. Tentu saja, tidak di jam sibuk haha.
Hati saya hangat. Terima kasih ya Allah. Saya tau perasaan ini belum sepenuhnya pulih. Saya tau suatu saat saya mungkin bersedih lagi. Tapi terima kasih sudah memberi saya kesempatan menyaksikan semua adegan ini.. Bimbing saya, rengkuh saya, dan lindungilah saya. Selalu...
0 notes
katapengantar · 5 years
Text
Gw tau setiap orang punya waktunya masing masing. Nggak ada yang terlalu cepat juga nggak ada yang terlambat.
Tapi pernah nggak sih lo ngerasa pengen nge skip hal hal yang nggak jelas, nggak pasti, biar lebih cepat aja gitu untuk sampai ke “waktu”nya kita sendiri.
Pernah nggak sih lo kepikiran? Kenapa orang lain bisa cepat cepat banget sampe di waktu mereka, sedangkan kita gini gini aja?
Iya gw tahu, yang kita liat itu bukan gambaran dari keseluruhan proses mereka juga. Mungkin mereka juga pernah ngeluh, pernah kecewa, pernah galau. Tapi, rasanya kayak pengen cepat sampai aja di “waktu” nya gw sendiri gitu. Capek kalau tiap kali ngejalanin proses harus ngerasain sedih, sakit atau kecewa.
Iya gw juga tahu, proses nggak mengkhianati hasil. Tapi saat ini gw cuma lagi pengen ngeluh aja gitu. Lagi jenuh, lagi capek. Is it normal? Yass Iam just human too
Apa kalian juga pernah ngerasain hal yang sama?
0 notes
adiwiyoga-blog · 5 years
Text
Pojok Kamar
Jam menunjukkan 00.33, waktu dimana seorang siswi sekolah tidak sebaiknya masih terjaga. Namun, grup chat kelasku masih ramai dan seru untuk disimak. Sambil membuka media sosial yang lain, aku bersiap-siap untuk tidur. Lampu kamar sudah kumatikan dan aku sudah berbaring diatas kasur sambil memakai selimut. Mata pun sudah mulai berat tetapi grup chat kelas masih menarik untuk disimak.
Pada jam 01.00, seperti biasa di kebanyakan perumahan, satpam atau penjaga perumahanku selalu memukul tiang listrik. Jika jam menunjukkan pukul 1, maka pak satpam memukul 1 kali, begitu juga seterusnya. Saat pak satpam memukul tiang listrik 1 kali, tiba-tiba muncul bayangan hitam di pojok kamarku. Bayangan tersebut terlihat tinggi, sebesar lemariku di sampingnya. Karena satu-satunya cahaya saat itu hanya berasal dari handphone-ku, jadi bayangan tersebut masih terlihat samar-samar dan juga cahaya layarnya mengarah ke wajahku.
Karena terdiam sebentar, hapeku tiba-tiba mati. Secara cepat, aku hidupkan lagi. Tidak kusangka, bayangan itu berubah bentuk. Kedua sisi bayangan tersebut terlihat seperti mengeluarkan tangan membentang sambil memegang tembok di sudut kamar. Seketika aku panik dan tidak sengaja menekan tombol power di hapeku. Seketika juga aku tekan tombol tersebut dan bayangan tersebut berubah lagi, bahkan posisinya berubah. Bayangan tersebut mengeluarkan kaki membentang dan menempel ke tembok. Posisinya berada di sudut atas kamarku. Seketika itu juga tubuhku tidak bisa kugerakkan, yang bisa kugerakkan hanya bola mataku.
Kepanikan semakin memuncak, keringat semakin banyak kukeluarkan, dan bayangan tersebut masih terdiam di pojok atas kamar, seakan-akan bayangan tersebut hendak melompat ke arahku. Dan anehnya, layar handphone-ku tidak mati walaupun tidak kusentuh layarnya, seakan bayangan tersebut menginginkan aku untuk melihatnya terus-menerus.
Tiba-tiba di bagian atas bayangan tersebut yang terlihat seperti kepala, muncul dua titik cahaya menyeramkan. Bagaikan mata, cahaya itu berwarna kuning dan menatap langsung kearahku. Kedua tangan dan kakinya yang terlihat mencengkram tembok menambah kepanikanku di tengah kegelapan tersebut. Tombol power di handphone-ku ku tekan berkali-kali agar layarnya padam supaya aku tidak melihat lagi makhluk itu, namun handphone-ku tetap saja menyala dan menerangi wajahku.
Setelah 5 menit dalam keadaan seperti itu, baterai ­handphone-ku menipis dan seketika layarnya mati. Tubuhku pun juga bisa kugerakkan. Setelah itu, langsung saja kutarik selimut menutupi seluruh tubuhku dan aku berusaha tidur, dan juga berusaha menghiraukan makhluk yang ada di pojok kamarku tersebut.
Tidak terasa suasana kamarku sudah terang disinari matahari. Waktu pun sudah menunjukkan pukul enam. Langsung saja aku memeriksa pojok kamarku, dan disana tidak ada apapun. Dengan perasaan sedikit panik, aku bersiap-siap berangkat ke sekolah dan berusaha melupakan kejadian malam tersebut, walaupun tidak bisa.
0 notes
kmegline · 7 years
Text
Manja
Banyak orang bijak mengatakan bahwa waktu dipercepat. Setengah tidak percaya, harus saya akui benar adanya.
Tak terasa sekarang sudah di penghujung 2017. Dulu sewaktu kita masih kanak, kita hanya bisa manja dengan orang tua kita. Sekarang usia kita mulai dewasa, kita berharap lebih banyak orang atau sesuatu memanjakan kita. Contoh kita suka dimanja oleh teman baik kita, atau pacar, dimanja oleh hiburan-hiburan serta kemudahan hidup lainnya seperti aplikasi online yang meluas akhir-akhir ini.
Tapi jika bicara dimanja orang tua, yang sejatinya selalu berusaha memanjakan kita, apakah kita masih menghargai ketulusan hati mereka di saat rambut mereka mulai memutih?
...
"Ma, aku bukan anak kecil lagi."
"Sebentar, Nak. Mulutmu cemot semua. Sini mama bantu bersihkan."
”Leni bisa sendiri. Sudah Leni buru-buru ke kantor, ga boleh nelat nih.”
...
"Papa ini malu-malu in aja kenapa tiba-tiba bawa makanan sebanyak ini ke kantor!"
"Hari ini kan hari pertama kamu kerja, bagi in aja ini ke teman-teman kamu supaya kamu diterima dengan baik.”
“Duh repot amat. Nanti Leni ajak mereka nongkrong di kafe atau nelfon abang g*jek. Sudah praktis, ga zaman beginian.”
...
“Sayang hari ini bisa jemput aku di kantor ga?"
"Maaf banget nih yang. Habis ini aku ada meeting dadakan banget, ga mungkin aku ga hadir. Kamu pesan g*ab atau ub*r aja ya atau mau aku pesanin?"
"Ih nyebelin kamu tuh. Udah pindah aja rumah mu di kantor."
...
"Ma, hari ini sih Marcel nyebelin banget masa aku disuruh pulang sendiri."
"Ya Marcel kan kerja keras buat masa depan kalian juga. Leni harus dukung dong"
"Aku juga sibuk, Ma. Tapi aku selalu ada buat dia. Dia?"
"Papa dulu juga gitu ke mama. Tapi mama yakin papa mu kerja buat keluarga ini juga. Sudah anak mama harus kuat."
...
"Papa, tolong anterin Leni ke kantor ya. Ban mobil Leni kempes lupa ke tukang ban."
"Siap. Papa manasin mobil dulu ya."
...
Di tengah perjalanan ke kantor hari kedua. Leni masih tidak paham kenapa papa semangat sekali antar dia ke kantor padahal jalanan macet sekali. Perasaan itu kembali muncul dan masih sama seperti ketika dia berumur 4 tahun, 7 tahun, 13 tahun, 15 tahun. Perasaan senang bahwa ia diberi sedikit kemudahan menuju tempat yang ingin ia tuju. Perasaan bersyukur ada yang menemani ngobrol di jalan. Dan yang penting perasaan puas karena ada yang memanjakan dan memperhatikan. Leni baru sadar ia menolak dimanjakan namun juga menuntut manja.
...
Terima kasih untuk para orang tua yang tak pernah lupa memanjakan anak-anak mereka dengan porsi yang sesuai, bahkan saat kami sudah tumbuh dewasa.
0 notes
julibulanlalu · 7 years
Text
Gadis Kecil dan Giring - giring.
Sayang, kau harus lebih sering berjalan menyusuri jejak - jejak anak kecil yang sering menyanyikan lagu untuk kita, saat kita menikmati sepiring bakso misalnya.
Sayang, betapa hidup begitu kejam pikirku kala itu, tapi tidak dimata mereka, mereka menikmati nya dengan santai, tawa bahagia dan tak memikirkan apakah hari esok masih bisa makan atau tidak.
Aku menyaksikan mereka berbaring menengadah ke langit tempat dimana segala hal menjadi indah, mereka masih memainkan giring - giring yang terbuat dari tutup botol yang sepertinya mereka tempa sendiri.
Aku termangu begitu lama, ku perhatikan wajah mereka yang setengah kumal itu, lalu aku tertawa, andai aku bisa menikmati hidup seperti mereka, bebas melayang - layang di bawah taburan bintang.
0 notes
daandini · 5 years
Text
Ceritasaja
#3
Saya tahu hal yang ditakuti oleh orang-orang disana. Kenapa mereka sampai takut? Karena mereka tidak merasakan. Saya sudah paham siklusnya kebanyakan orang akan dengan sangat mudah memberikan penilaian atas dasar satu sudut pandang saja atau bahkan hanya berdasar pandangan orang lain.
Mereka takut karena saya yang notabene belum berpengalaman dalam hal rumah tangga harus dekat dengan orang yang pernah menjadi bagian dari hidup orang lain.
Mereka takut karena saya yang notabene belum pernah menjadi seorang ibu akan berhadapan dengan anaknya yang hitungan usianya sudah semakin besar.
Mereka takut karena saya akan berhadapan dengan masa lalunya yang kelam. Dengan wanita di masa lalunya dan dengan segala hal yang pernah ada dalam masa lalunya.
Tidak usah khawatir...
Memutuskan untuk bersamanya tentu saya sudah paham dan sudah melalui berbagai pertimbangan. Saya siap untuk segala resiko yang harus saya tanggung. Ini memang keputusan berat dan dia tidak berusaha meyakinkan saya. Namun saya tahu bahwa saat ini saya butuh dia.
Bahkan sering kali dia mengingatkan agar saya sadar status dan posisinya. Dia sadar bahwa saya bisa dapatkan laki-laki yang jauh lebih baik darinya.b
Yang baik memang banyak
Yang kaya juga banyak
Namun yang nyaman dan mengerti tidak semua
Apalagi yang setia?
Hanya segelintir orang saja...
0 notes
nikinikari-blog · 9 years
Text
Saat Ini
“Aku tidak tahu cara seperti apa lagi yang bisa membantuku menerjemahkan apa yang aku rasakan... setiap kali mengingatmu.”
Aku tidak mau mengatakan bahwa kata-kata itu adalah bentuk keputusasaanku mendefinisikan ‘kita’ yang sekarang menjadi masing-masing. Mungkin sebenarnya ‘kita’ juga bukan kata yang dapat mendeskripsikan keadaan di masa lalu. Semua berjalan begitu natural. Bertemu. Mengenal. Bersama. Berpisah. Sebuah siklus yang biasa.
Kadang aku mengingatmu, kadang tidak. Kadang aku menginginkan kehadiranmu, kadang tidak. Kadang aku ingin kamu muncul tiba-tiba di depan mataku, kadang tidak. Kamu bukan udara yang selalu aku butuhkan keberadaannya. Kamu bukan air dingin yang selalu aku pilih sekalipun hari sedang dingin di luar sana. Kamu juga bukan hal yang selalu diam dalam kepalaku, menari-nari, berlari-lari, bukan.
Mungkin angin lebih cocok untuk menggambarkan dirimu. Ia bukan oksigen yang selalu aku butuhkan tetapi menyenangkan ketika hadirnya memainkan ujung bajuku. Atau seperti pelangi setelah hujan yang tidak pernah aku tunggu tetapi tidak rugi untuk kunikmati keindahannya. Atau es jeruk yang menemani soto ayamku yang hanya sesekali dibandingkan dengan air putih yang harus selalu ada.
Kamu dengan hidupmu, aku dengan hidupku. Ujian apa yang kamu jalani, bersama siapa kamu bekerja sama, hal apa yang menyita perhatianmu lebih dari yang lain, aku tidak tahu. Kadang aku ingin tahu, tapi kemudian aku lupa dan merasa tidak apa untuk tidak tahu.
Kamu dengan hidupmu, aku dengan hidupku. Kamu dengan kesibukanmu, aku dengan kesibukanku. Kamu dengan teman-temanmu, aku dengan teman-temanku. Mungkin hanya sebagian kecil hidup kita beririsan. Aku pun heran mengapa terkadang aku memikirkan ini dengan serius.
Ini lucu. Pikiranku aneh sekali. Sepertinya aku butuh sedikit kewarasan untuk meluruskannya kembali.
1 note · View note
pipibalon · 1 year
Text
(another) Random Post
Bahagia itu apa sih?
Gue pernah membaca sebuah tulisan seseorang yang menurut gue bagus, bahwa kebahagiaan itu jangan ditunggu. Dia bukan ‘hadiah’ atas penderitaan kita setelah beberapa lama. Berkata bahwa kita baik-baik saja, dan suatu saat nanti akan bahagia. Bukan seperti itu. Intinya, nikmati hal-hal terkecil dalam keseharian yang membuat kita senang, membuat kita bahagia. Ga usah ditunggu.
Gue baca itu ketika gue sedang dalam kondisi ‘tidak baik-baik saja’. Gue langsung merasa seperti disentil. Saat itu, gue sedang merasa hidup gue kok suram ya. Kenapa ga ada satupun hal yang bener yang datang ke hidup gue. Lalu gue membaca itu. Gue mengiyakan tanpa perlawanan wkwk. Benar sekali, kebahagiaan itu bukan seperti permen yang kita simpan di kantong saat sedang sakit gigi berharap kita nanti bisa memakannya setelah sembuh. Ya, memang bisa kita makan nantinya, tapi kita juga bisa makan makanan lain yang juga tetap enak kan? Bubur ayam sindangbarang misalnya *wow spesifik*. Agak beda sih sama permen wkwkwk gapapa lah. Tapi intinya, saat kita merasa suram bukan berarti kita ga bisa merayakan kebahagiaan lain, iya kan? Iya dong, harus iya wkwk. Catatan: ini mungkin tidak berlaku bagi mereka yang mengalami depresi ya.
“Bahagia itu harus diupayakan” kata orang-orang. Gak juga kok. Kamu tetap bisa bahagia pada hal-hal sederhana yang mungkin secara ga sengaja kamu lakukan. Misalnya, saat gue melihat tampang blo’on Labu, kucing gue, wkwkwk. Gue happy. Lalu gue bersyukur Labu udah dihadirkan ke kehidupan gue *wkwk naon*.
Tumblr media Tumblr media
Labu dan tampang hodobnya. Ketik 1 untuk tepok 111!!111!!!
Atau ketika gue memilih berjalan kaki saat pulang dari WFC (Work from Café #cailah). Gue diliputi rasa bahagia. Satu, karena gue jalan kaki. Dua, karena gue jadi ada waktu bercengkerama sama pikiran-pikiran gue wkwkwk. Ga kok, bukan overthinking. Justru, gue jalan sambil mikirin perekonomian negara dan nasib bangsa ini #ngookk. Akhir-akhir ini gue memang sedang menikmati kondisi-kondisi saat gue bisa merenung dan berefleksi. Kadang, hal ini yang gue rasa membantu gue untuk ‘heal’. Berpikir lebih waras atas hal-hal yang menimpa gue wkwk.
Gue juga menyadari, perasaan kita itu seperti musim. Dia datang silih berganti. Hari ini gue bisa dipenuhi rasa bahagia, besok gue bisa aja merasa sedih *seperti misalnya saat gue menulis ini*. Tidak ada yang menetap selamanya. Jadi yah, memang hanya perlu dinikmati saja~
Kembali lagi ke soal ‘apa itu bahagia’.
Tiap orang punya definisi bahagianya sendiri. Dan sebaiknya sih kita ga usah mengusik itu ya. Gue sering banget ngeliat magadir-magadir *cttn: manusia gak tau diri* di twitter yang demen banget jadi party pooper. Ada orang lagi seneng nyeritain pencapaian duniawinya, eh ade aje tuh tutup ceret perusak suasana pake bilang “bangga kok sama hal-hal bersifat materi. Bangga itu bisa kerja di luar negeri pindah-pindah, sekolah tinggi yada yada yada”. LAAAHH SUKA-SUKA ORANG MALIIIIH, NGAPE LU NGATUR HIH *maap emosi*
Tumblr media
Ada orang bisa beli mobil tuh ngerasa bahagia *oiya jelas Li*. Tapi ada juga orang yang jajan cilok aja udah bahagia *gue wkwk*.
Ada orang yang bahagia bisa lulus S1 setelah dia susah payah biayain kuliahnya. Ada juga orang yang bahagia dapet kerja setelah lulus SMA. Ada juga orang yang udah bahagia bisa nyiapin bekel buat anak dan suaminya.
Ada orang yang bahagia banget bisa nonton konser idolanya. Ada orang yang udah merasa bahagia nonton layar tancep di kampungnya.
Gue jadi teringat satu peristiwa. Waktu itu gue lagi di perjalanan dan dari dalam kendaraan ga sengaja melihat beberapa ibu-ibu dan bapak-bapak lagi dangdutan di pinggir jalan pake speaker wkwk. Mereka ketawa-ketawa, nyanyi-nyanyi, joget-joget, terlihat bahagia. Mungkin sejenak juga jadi terlupa sama utang atau cicilan panci wkk. Tanpa sadar, gue ikut senyum. Hati gue ikut merasa hangat membayangkan mereka sedang menikmati bahagia. Sederhana saja, dangdutan (meski dengan randomnya di pinggir jalan raya LOL) tanpa peduli kendaraan lalu lalang, atau bahkan polusi knalpot *udah biasa kali ini mah :”)*. Mungkin ada aja yang mikir “ngapain sih ni orang-orang”. But why should they give a damn? They are happy anyway!
Apapun itu, memang berbahagialah. Rayakan apa saja yang ingin kamu rayakan. Selagi itu bukan kebahagiaan melakukan perbuatan kriminal wkwk. Tidak usah menghakimi kebahagiaan orang lain. Memangnya dia berbahagia pake duitmu? *ehm, kecuali you you para koruptor, kelen ga pantes bahagia cih*
Terkadang, kita ‘memimpikan’ kebahagiaan yang dimiliki orang lain. Well, gue sih kadang gitu wkwk. Manusiawi tentunya. Apalagi ketika misalnya hal itu adalah sesuatu yang kita inginkan sejak lama. Saat seperti itu, pasti rasanya tidak enak ya. Been there, but never mind. Trust me, it will pass. Hidup emang suka lucu tapi dia ngajarin kita untuk lebih bersabar. Bukan menanti kebahagiaan, tapi menikmati kebahagiaan lain. Jika kebahagiaan itu suatu saat diberikan juga ke kita, bersyukurlah. Tapi jika tidak, berbahagialah pada hal lainnya. Sulit? Say no more. But sure, you can go through it😊.
Iya, dunia juga tetap berputar dan hidup kita akan baik-baik saja kok.
Jadi…. Mari melanjutkan hidup… dengan merayakan kebahagiaan-kebahagiaan sekecil atau sesederhana apapun itu. Jika sedang tidak bisa merasakan kebahagiaan, it’s okay. Tentu itu bukan salahmu. Seperti kata Mariah Carey: “I can make it through the rain. I can stand up once again. On my own and I know, that I'm strong enough to mend”
0 notes
adiwiyoga-blog · 7 years
Text
Aneh dan Bodoh
Kedua kakiku di bawah meja selama jam pelajaran terakhir tidak bisa diam. Matematika yang selama ini menjadi mata pelajaran favoritku jadi tidak menarik untuk saat ini. Pak Kusen yang terlihat kelelahan menerangkan di jam terakhir pun tidak aku pedulikan sama sekali. Mendengarkan saja tidak, apalagi menulis penjelasannya di buku tulis. Semua ini karena "dia" yg menyentil akal sehatku.
Sebelum jam pelajaran terakhir dimulai, aku pergi ke kantin untuk membeli beberapa makanan ringan, jaga-jaga kalau aku "mendadak" lapar dalam kelas. Di kantin ada "dia" yang sedang menelpon seseorang. "Dia" itu adalah Arini, gadis tomboy yang selama 3 tahun di SMA tidak pernah dapat nilai buruk, sekaligus gadis yang kukagumi sejak kelas 1.
Gadis yang setiap kulihat di sekolah selalu menguncir rambutnya. Dengan jam tangan sporty, dan sepatunya yang tidak berwarna hitam sepenuhnya, dia berjalan melewati lorong sekolah dengan gayanya yang khas. Walaupun dia tomboy, namun pakaiannya selalu rapi.
Walaupun sejak kelas 1 kukagumi, menatap matanya saja aku tidak berani. Saat punya pacar pun aku masih saja sering stalking media sosial Arini. Berkali-kali aku curhat kepada Sonya, sahabatku sejak kecil sekaligus teman satu kelas Arini, tetap saja tidak ada solusi agar Arini hilang dari pikiranku, walau terkadang muncul dalam mimpiku. Jadi kubiarkan saja hal ini, lagipula sebentar lagi lulus dan kami berdua, semoga saja, berbeda tempat kuliah, agar aku bisa melupakannya.
Setelah membeli beberapa cemilan untuk di kelas, tiba-tiba ada yang memukul pundakku dari belakang. Saat aku menoleh ternyata Arini yang menyapaku dari belakang.
"Hei kamu." Sapa Arini kepadaku dengan nada tomboynya.
"I..i..iya, ada apa nih?" Jawabku dengan terbata-bata
"Ehmm loe rumahnya di Perumahan Bumi Intan kan?" Tanya Arini kepadaku.
Spontan saja aku membenarkan pertanyaannya dengan menganggukkan kepala. Ternyata Arini memiliki maksud lain. Dengan senyum-senyum manisnya dia berkata "nebeng dong? Hehehe."
"Emang motor loe kemana?" Tanyaku heran dengan sedikit kaku karena grogi.
"Motor gua lagi di bengkel. Tadi ditelpon montirnya katanya belum bisa diambil pulang sekolah. Trus gua liat loe disini, jadi coba-coba deh kali aja bisa nebeng." Sambil memperlihatkan senyumnya yang semakin lebar.
"Eh loe kok tau sih rumah gua di Perum Bumi Intan?"
"Ya taulah, tiap pagi kan loe lewat depan rumah gua, dan gua pikir rumah loe disitu juga."
"Yaudah kalo gitu ntar pulang sekolah loe tunggu aja di depan gerbang, ntar pulang bareng kita."
"Oke bos, siap laksanakan." Jawab Arini dengan senang, namun berasa deg-degan bagiku.
Bel pulang sekolah pun berbunyi. Pak Kusen merapikan buku-bukunya di atas meja, dan entah kenapa jantungku semakin berdegup. Itu karena gadis yang sudah lama kukagumi akan aku antar pulang sekolah.
Tidak buru-buru aku mengambil motorku di parkiran, karena aku masih gugup bertemu dengan Arini kembali. Menunggu beberapa menit saja di gerbang sekolah, Arini datang dan langsung naik saja ke atas motorku.
"Woy gak lama kan nunggunya?" Tanya Arini kepadaku
"Enggak kok, santai aja kale."
"Oiya kita belum kenalan ya. Gua Arini, kalo loe?" Sambil menjulurkan tangannya kepadaku untuk mengajak berjabat tangan.
"Gua Arman." Itu pertama kalinya aku menyentuh tangan Arini selama 3 tahun di sekolah yang sama.
"Kalo gak salah loe temennya Sonya kan? Loe sering nyamperin ke kelas gua."
"Iya bener, Sonya temen kecil gua. Dari SD lagi."
"Eh ngobrolnya sambil jalan aja, biar gak kemaleman di jalan." Saran Arini sambil memotong obrolan.
Selama di perjalan kami berdua membicarakan hal yang sama-sama kami tahu. Mulai dari Sonya, sekolah, habis lulus kemana, dan sedikit masalah akademik. Walaupun awalnya aku grogi, namun lama-kelamaan perasaan itu pudar karena pembawaan Arini yang supel, suaranya pun enak di dengar seperti penyiar radio.
"Eh kita mampir ke toko buku dulu yuk." Mendadak Arini mengajak ke toko buku.
"Boleh, mau beli buku apaan?"
"Buku fisika gua ilang, sekalian liat-liat komik, kali aja ada yang bagus." Baru pertama kali aku tahu kalau hobi Arini sama denganku, komik.
"Yaudah ayo dah, gak nyangka gua loe orangnya suka juga baca komik."
"Iyalah, daripada baca novel, gak ada gambarnya. Gak seru."
Walaupun lokasi toko buku itu berlawanan arah dengan rumah Arini, tidak apa-apa bagiku agar bisa lebih lama lagi dengannya.
Sesampainya di toko buku, hal yang kami bicarakan pun semakin luas. Mulai dari gaya hidup, teknologi, komik ,dan sedikit politik, walaupun kami juga bercanda-canda. Ternyata Arini tipe orang yang open minded, terbuka terhadap apapun. Dia bukan tipe orang yang mudah men-judge sesuatu.
Setelah dari toko buku langsung saja kami meluncur ke rumah Arini, karena hari sudah mulai gelap. Setibanya di rumah Arini.
"Makasih ya udah dianter." Kata Arini sambil turun dari motorku.
"Iya gak apa-apa kok, lagian rumahku juga disini." Padahal dalam hati aku bergumam kalau sebenarnya rumahku bukan di Perum Bumi Intan. Malahan rumahku berada di tempat yang berbeda, sekitar 2 km dari rumah Arini. Inilah hal yang tidak aku bicarakan kepada Arini selama perjalanan.
Kenapa Arini selalu melihatku lewat depan rumahnya setiap hari, itu karena aku ingin melihat Arini setiap pagi sambil mengeluarkan motor dan memakai helm kuningnya. Biarpun terdengar aneh dan bodoh, but love make me fool.
Sambil membuka pagar, Arini mengatakan sesuatu kepadaku yang sedang menyalakan motor bersiap-siap untuk pulang.
"Oiya kalo jam segini portal depan blok gua ditutup, ama portal depan pos. Loe lewat belakang aja. Ntar loe terus aja sampek mentok, ada pertigaan belok kiri. Jalan dikit ntar udah jalan raya deh.
"Hah?" Mendengar penjelasan Arini aku hanya bisa terdiam heran.
"Ngapain bengong loe? Udahlah gua tau kok. Sampek ketemu di sekolah besok ya." Sambil menutup pintu pagar Arini masuk ke dalam rumah.
Selama perjalanan pulang aku bertanya-tanya dalam pikiranku, apa yang Arini ketahui? Apa dia tahu kalau kita tidak tinggal di perumahan yang sama? Atau dia tahu yang lain? Entahlah, percuma saja bertanya-tanya dalam pikiran.
Sesampainya di rumah, tiba-tiba dari handphoneku muncul notifications pesan. Sebuah pesan yang menjawab semuanya.
"Cieee abis kencan ama gadis idaman niiihh :p." Dari Sonya.
0 notes
ceritagueh · 11 years
Text
hei kamu
kamu, tahu gak kalau ada yang peduli sama kamu bahkan ketika kamu mengira gak ada lagi yang peduli sama kamu. kamu, tahu gak kalau sekarang ada yang iri dengan apa yang kamu dapatkan. kamu, tahu gak kalau sekarang ada yang sedang menanti obrolan atau kedatanganmu. kamu, tahu gak kalau ada yang gigit bibir nahan kesel ketika kamu jalan dan akrab dengan orang lain. kamu, tahu gak kalau ada yang ingin disapa sama kamu. kamu, tahu gak kalau ada yang ingin dapat perhatianmu.
kamu, ya kamu.
kamu gak akan tahu ada yang peduli sama kamu, karena yang peduli sama kamu gak lagi kamu peduliin. kamu gak akan tahu ada yang iri dengan segala yang kamu dapatkan, karena kamu pun gak sadar kamu sudah mendapatkan apa. kamu gak akan tahu ada yang menanti-nanti ngobrol sama kamu, karena kamu terlalu larut dalam dunia barumu. kamu gak akan tahu ada orang yang gigit bibir buat nahan keselnya, karena kamu gak sadar apa yang kamu lakuin bisa nyakitin orang lain. kamu gak akan tahu ada yang ingin disapa sama kamu, karena kamu cuek dengan sekitarmu. kamu gak akan tahu ada yang pengen di perhatiin kamu, karena perhatianmu sekarang teralihkan kepada subyek yang kamu senangi, yang kamu kagumi, dan ingin kamu miliki yang membuat kamu tidak sadar siapa yang peduli denganmu, apa yang kamu dapatkan, siapa yang menantimu, siapa yang cemburu denganmu, siapa yang rindu akan sapa hangatmu, dan siapa yang seharusnya kamu perhatikan.
kamu. hei kamu. menoleh lah ke belakang, dan lihat siapa yang menunggumu.
0 notes
daandini · 5 years
Text
Ceritasaja
#2
Kebanyakan orang tidak akan pernah mampu menerima sebuah masa lalu. Maka saya tidak menyalahkan mereka yang mati-matian berusaha membuat saya tidak bersamanya. Kenapa? Alasannyn kasihan kepada saya. Apakah benar seseorang yang saya kenal beberapa tahun lalu akan membuat saya layak dikasihani oleh orang lain?
"Aku punya masa lalu. Aku punya anak. Aku sering minum-minum. Bahkan masa mudaku aku udah kenal yang namanya obat-obatan. Aku punya bekas tato di lengan atasku. Aku ngga bisa jadi laki-laki yang dibaggain oleh perempuan"
Kalimat terpanjang yang dia katakan kepadaku. Aku kecewa? Tidak. Aku marah? Tidak. Sebagai seorang teman aku layak mengacungi jempol kepadanya. Kenapa? Tidak semua orang mamu mengungkapkan keburukannya kepada orang lain. Cenderung orang akan menutup rapat-rapat kekurangan mereka. Namun kenapa dia lakukan demikian?
"Supaya kamu tahu bahwa aku tidak sebaik yang tadi kamu bilang"
Ya sebelumnya aku memang mengatakan bahwa dia adalah laki-laki yang baik. Aku tahu mantannya satu kantor denganku. Beberapa kali aku mendengar mantannya membicarakan dirinya.
Lalu entah angin datang darimana dia tiba -tiba mengirim pesan yang isinya membuat jantungku berdebar lebih kencang dari bisanya.
Pesan yang menerangkan bahwa dia memiliki keinginan untuk bersamaku. Lama ku membalas karena beberapa waktu lalupun ada dua orang yang mengatakan hal yang sama kepadaku namun aku katakan tidak. Tanpa pengecualian.
Jari kubebaskan untuk mengetik sesuka hatinya. Kau tau apa jawabannya?
Aku bilang bahwa kita baru kenal. Baru beberapa bulan. Untuk sekarang belum namun untuk nanti kita tidak akan pernah tahu.
Aku sampai terkejut kenapa hatiku bilang demikian. Apakah salah? Atau ini seharusnya?
Terkadang hati kita lebih peka
Namun logika sering kali menahan...
0 notes
pipibalon · 1 year
Text
Rumput Tetangga (Tak) Selalu Lebih Hijau
Ada banyak sekali hal di pikiran gue hari ini yang pengen gue tuliskan. Trigger-nya sebenarnya gara-gara percakapan di grup kantor gue, Roena (nama grup, bukan kantor #yha), soal gaji. Jadi, salah seorang temen posting di grup soal gaji pada salah satu lowongan pekerjaan yang dibagikan di grup besar kantor. Katanya gaji untuk posisi itu bisa mencapai 100 juta per bulan. WOW. Cukup kaget sih meski merasa tidak heran juga karena itu emang lembaga donor dan mungkin standar gajinya juga standar gaji negara maju alias dollar (tapi bukan dollar Zimbabwe #krik). Lalu pembahasan bergulir seputar temen-temen gue yang berminat, tertarik mendaftar karena gaji di kantor gue yaah tentu saja ga segede itu wkwkwk.
Ini membuat gue tiba-tiba berefleksi #duileh. Seberapa happy gue dengan gaji gue sekarang? Temen gue nanya, “mba, lu ga pengen resign? Wkwkwk”.
Gue cuma ketawa dan bales dengan balesan bercanda tapi serius: “hahahahahahha ga tau mo kmn.. males daftar2 gue mah, kecuali ada yg nawarin wkwkwk memang mager ya segitu aja rejeki lo, Li”
Tapi serius sih, emang lagi di tahap ga mau resign juga meski kadang jenuh sama pekerjaan. Alasan utama memang yaa karena males itu NGAHAHAHAHAHH. Plus, sebenarnya gue udah nyaman dengan pekerjaan gue sekarang. Banyak hal yang bikin gue nyaman: budaya kerjanya *kecuali pada beberapa hal*, mekanisme kerja yang flexible, lingkungan dan teman-temannya. Hal-hal ini belum tentu gue dapetin di tempat laen kalo gue pindah. Walaupun kadang gue misuh-misuh sama kultur di kantor gue *wkwk*, tapi itu sepertinya sih misuh-misuh karena sayang utututuuu #preett.
Tumblr media
Literally gue.
Kadang suka ada aja yang bilang: lo terjebak di comfort zone tau!
Loh, memangnya kenapa? Bukankah kita hidup itu memang mencari kenyamanan? Jadi, apa salahnya terjebak di zona nyaman?
Untuk saat ini, gue belum merasakan urgensi untuk berpindah kerja. Gue bilang sama temen gue dengan jawaban serius gini:
Tumblr media
sebuah filosofi #preet
Well yah, kalo mau dibandingkan sama gaji minimal di lembaga donor itu, ya tentu gaji gue mah jauh lah. Tapi, gue sejauh ini udah merasa cukup dengan gaji itu. Alhamdulillah, semua kebutuhan primer gue bisa terpenuhi, bahkan beberapa kebutuhan tersier juga. Memang, ini jelas karena gue punya ‘keistimewaan’ tadi: karena gue masih single dan ga punya tanggungan (kecuali si duo anabul wkwk). Ditambah lagi gue anak bungsu yang tingkat kesejahteraannya dibanding kakak-kakak gue juga urutan bungsu wkwkwk, jadi kalo ada keperluan apa-apa gue tuh ga pernah dibebanin paling gede heheh..
Gue sadar itu, makanya gue bisa bilang gitu. Tapi ada orang-orang yang pastinya mereka punya kebutuhan lebih besar sehingga juga perlu gaji yang lebih besar. Maka mencari pekerjaan dengan benefit yang lebih layak adalah hal yang sah-sah saja.
Pemikiran gue mungkin bisa aja berubah ketika misalnya nanti gue punya tanggungan, misal dikasih Allah kesempatan untuk berkeluarga. Bisa aja kebutuhan gue juga makin besar. Bisa aja gue jadi perlu untuk upgrade penghasilan. Who knows? Tapi untuk saat ini, gue merasa cukup dengan gaji gue sekarang.
Gue juga percaya sama hukum makin besar penghasilan makin besar juga pengeluaran. Kan ada tuh yang bilang: “ah itu mah karena ga bisa aja ngatur duitnya”. Engga. Ga sesederhana itu kadang-kadang.
Buat gue, berdasarkan pengalaman pribadi dan pemahaman atas diri sendiri yang suka BM alias banyak mau ini *wkwk*, gue ga bisa tuh punya pengeluaran yang sama dengan ketika gue punya gaji pertama di kantor gue sekarang wkwkwk. Komponen bisa aja sama, tapi nilai yang gue keluarkan lebih besar. Dan saat punya penghasilan yang lebih besar, kadang-kadang keinginan juga suka makin ngadi-ngadi sih HAHAHAHAHHAHA. Yah, karena merasa lebih mampu wkwk. Kalo kata Tyas sih, jajan ini itu sah-sah aja:  “untuk alasan apapun menurutku valid2 aja asal ga ngerugiin diri sendiri apalagi org lain. Alasan mau nyenengin diri sendiri kah, alasan kebutuhan lah, atau sekadar pengen ngicipin kemewahan”
Kecenderungan kita ketika punya duit memang menginginkan sesuatu yang (lebih) mahal wkwk. It’s okay, selagi duit yang dipake itu halal, bukan hasil nyolong atau ngutang ke orang laen (ngutang buat gaya hidup, naudzubillah semoga terhindar dari perilaku kayak gini). Yah, ngatur keuangan dengan lebih bijak tentu gak kalah penting sih. But, pampering yourself is not a sin 😊. Kuncinya kalau menurut gue adalah ‘being responsible’ alias ‘tau diri, tau batas’.
Balik lagi ke masalah gaji atau penghasilan. Merasa cukup itu (mungkin) hal yang sulit. Dari pembahasan di grup hari ini gue merasa bahwa penting sekali kita berdoa sama Allah agar selalu dicukupkan. Mau gaji kita sebulan 5 juta, 10 juta, 20 juta, atau bahkan 100 juta, semua bisa tetap terasa kurang kalau kita ga merasa cukup *yaiyalah wkwk gue timpuk ya lu, Li*.
Tumblr media Tumblr media
Gue sadar, gue bisa ngomong gini karena gue punya ‘privilese’ tadi. Di luar sana, ada orang-orang yang hidup dengan gaji tidak layak. Jangankan berpikir untuk ‘memanjakan diri’, memenuhi kebutuhan dasar saja mereka bahkan kesulitan. Karena itu, gue selalu menyelipkan dalam doa gue supaya gue dijadiin orang yang senantiasa bersyukur dan dicukupkan. Harta berlebih juga sebenarnya buat apa? Punya harta itu kan ya harusnya dihabiskan dan digunakan, ya gak? wkwkwkwk.
Dari beberapa orang yang gue liat, saat penghasilan mereka besar, kadang tuh suka ada aja kebutuhan mendadak (atau ga mendadak) yang juga besar. Gue merasa ini mungkin emang cara Allah untuk ngasih tau kita bahwa rezeki kita tuh emang udah ditakar. Rumput tetangga (akan) selalu terlihat hijau, tapi kita kan ga tau buat menghasilkan rumput yang hijau itu ‘pengorbanan’ apa yang udah dilakukan oleh tetangga kita?
Maka, mintalah selalu untuk dicukupkan. Mintalah selalu untuk diberi kemampuan senantiasa bersyukur. Gue meyakini bahwa benefit bekerja itu bukan cuma soal materi. Dan gak apa-apa banget kalau kita bertahan karena hal-hal di luar materi dan gak apa-apa banget kalau kita keluar karena ingin materi lebih. Semua keputusan pertimbangannya tentu kembali ke kita. Ada orang yang emang merasa harus punya gaji gede karena misal dia harus menghidupi keluarganya atau mengobati keluarganya yang sakit. Ada juga orang yang merasa cukup dengan penghasilannya sekarang dan memilih bertahan karena kenyamanan atau alasan lainnya. Dan ada juga orang-orang yang memang ga berkecukupan, sehingga keberadaan orang-orang yang berkecukupan lah yang akan mencukupkan mereka *terlalu banyak mengulang kata ‘cukup’*.
Tumblr media
Satu hal yang gak kalah pentingnya bagi gue adalah jangan sampai gue tergelincir karena masalah ‘uang’. Entah itu gue jadi pribadi yang tamak, sampai merugikan orang lain (dan diri sendiri) gara-gara uang. Memang, ini hal yang sensitif dan sangat perlu pikiran waras kita sih wkwk. Pertanggungjawabannya serem cuy. Ga usah ngadi-ngadi soal duit aja dosa gue udah banyak, jangan ditambah-tambahin lah T_T.
Semoga kita semua dijauhkan dari hal-hal buruk yaa..
Tumblr media
1 note · View note
pipibalon · 2 years
Text
안녕, 나야! Hello, Me!
Tulisan ini seharusnya gue posting bulan Februari lalu, pas ulang tahun yang ke thirty something *wkwkwk*, tapi berhubung tingkat kesibukan dan kemageran sedang memuncak, jadi weh gak jadi-jadi hehehe..
Februari..
Bulan dimana umur gue bertambah dan jatah usia gue berkurang. Ga pernah ada yang spesial juga sih setiap hari kelahiran ini. Palingan jadi ajang refleksi dan kontemplasi aja. Tahun ini, mungkin lebih ke refleksi atas kekhawatiran gue. Entahlah, mungkin karena beberapa tahun lagi gue akan menjelang usia 40 tahun (OMG aku tua wkwk), perasaan gelisah itu kembali muncul. Entah kenapa, setiap umur genap gue emang selalu didera perasaan cemas wkwkwk.. sungguh sebuah pola.
Apa yang gue cemaskan?
Masa depan? Kehidupan? Entahlah~
Yah, mungkin salah satunya adalah masa depan. Saat gue merasa hidup gue ‘gitu-gitu aja’. Rencana-rencana tidak berjalan sesuai harapan. Impian buyar, keinginan tidak tercapai. Bahkan sekadar untuk ‘kembali bermimpi dan berharap’ pun gue agak malas. Rasanya tidak sanggup dengan kekecewaan dan penolakan. Hal-hal itu lalu membuat gue berpikir: “what should I do to spark joy in my life?”
But does life have to spark joy?
What if… we just live our lives as it is, with routines from morning until night, flat and unexciting? But once more, does life have to be interesting?
I don’t know, but my life may seem uninteresting. But what is an interesting life anyway? Or maybe, I'm just bored with all of these current routines?
Pada akhirnya memang hanya menghabiskan waktu setiap hari dengan rutinitas yang ada sembari mengharap sebuah kabar baik atau hal baik, meski di penghujung malam lebih seringnya sih merelakan hal-hal yang tidak terjadi wkwkwk. Yah, kita pada akhirnya memang dibiasakan untuk itu. Tapi rasa-rasanya, perlu juga ya lepas dari perasaan seperti itu…
Tumblr media Tumblr media
Kadang tuh pengen kayak yang suka di akun-akun mindfulness, kalo perasaan itu yaudah dirasain aja, divalidasi. Pikiran itu, yaudah dia belum tentu kenyataan. Tidak harus dilawan atau dikontrol, tapi cukup dikenali, disadari. Tolong dong ajarin biar bisa begituuuu wkwkk.
Balik lagi ke perkara refleksi usia tadi, walaupun mungkin hidup gue sedang berjalan “gitu-gitu aja” dan kurang menarik, tapi gue tetap berharap sih hidup gue lebih baik. Dalam hal apapun itu.
Alhamdulillah, gue punya pekerjaan tetap setidaknya masih punya duit untuk membahagiakan hari wkwk. Meskipun mungkin ada jenuh pada rutinitasnya, tapi yaahh da emang gitu hidup mah..
Teman-teman? Ini juga patut disyukuri, gue punya teman-teman yang se-frekuensi kocaknya, yang bisa memahami tanpa menghakimi. Keluarga? alhamdulillah ini juga baik-baik saja. Ada mama dan kakak-kakak gue yang meski ga perhatian2 amat *wkwkwk ampun*, tapi gue tau mereka akan selalu ada buat gue.
Yah, mungkin perkara beasiswa sekolah sama cinta aja nih yang belum keliatan hilalnya wakakakak. Padahal, kalaupun gue berhasil dapetin itu, apakah kemudian hidup gue menjadi lebih 'sparking joy'?
Tumblr media
Ngomong-ngomong soal beasiswa, gue tuh sekarang udah ga ngoyo juga sih. Malahan cenderung udah pengen nyerah ajalah, mungkin sekolah emang bukan buat gue. Tapi tuh kadang kalau dipicu sama kebosanan rutinitas, rasa-rasanya pengen nantangin diri sendiri dengan sekolah lagi wkwkwk..
Kalau perkara cinta, ah sudahlaahahahahahahahhhh #ketawadatar
Untuk hal yang satu ini saya lebih banyak merelakan hahahah. Ingin punya crush tapi ga berani sama perasaan sendiri *ududuuh geli*. Yah, what do I expect? I do have feeling, but… never mind.. Ah, berhenti kaw jempol jangan diteruskan.
Tumblr media Tumblr media
So… welcome my 38, and please love yourself more 😊
0 notes
pipibalon · 2 years
Text
Closure
youtube
clearing up things, wipe off accumulated dust. Tidy up the surroundings to shine~
Tumblr media
Bagi gue, tahun 2022 ini terasa berjalan lebih cepat entah kenapa. Dan berbeda dengan 2020-2021 yang rasanya tuh penuh dengan warna kelabu *wkwkwk*, tahun ini lebih ke nano-nao rasanya. Penuh warna, baik kelabu maupun cerah ceria. Dan gue ingin menutup hari terakhir pada 2022 ini dengan penuh kesyukuran. Beberapa hal memang tidak tercapai. Beberapa hal memang tidak sesuai harapan. Dan beberapa hal harus kembali menguras kesedihan dan kemuraman. Namun, banyak hal yang rasanya menjadi berkah dan kebahagiaan, bahkan pelajaran untuk akhirnya bisa berkata: Uli, you did it. It was not easy, but you made it. You (apparently) can go through all those ‘shits’ wkwkwkwk. Thank you for not giving up on yourself.
Tumblr media
Salah satu hal yang gue syukuri tahun ini adalah keputusan untuk akhirnya serius ke professional. And I am diagnosed with ‘suffering from severe stress and adjusting to present’ (or probably ‘adjustment disorder due to severe stress’). Emang sih ini bukan kali yang pertama (ke profesional), dan pas 2021 gue tuh udah pengen seek for professional help (lagi), tapi gue tunda-tunda karena merasa baik-baik aja. Dan akhirnya setelah kejadian beruntun pada awal-tengah tahun 2022, gue pun sadar bahwa ‘okeh, mari kita coba dengan lebih serius because it’s really okay not to be okay’.
Aaanndd.. It did open my eyes.
It may take some time to unpack all these baggage, and that’s okay. Mari melanjutkan hidup dan berproses menjadi manusia yang lebih baik. Selama ini, mungkin gue udah banyak jahat sama diri gue sendiri. Frequently place others ahead of myself, despite my discomfort. Kadang mungkin ini bagus, tapi seringnya malah nyusahin diri gue sendiri wkwkwk. Sedang belajar untuk secara tepat ‘prioritising myself’…
Tumblr media Tumblr media
Gue gak mau bikin resolusi muluk-muluk 2023 karena seringnya sih ga terealisasi wkwkwk. Tapi emang udah lama juga gue ga pernah bikin resolusi. Semua yaa berjalan gitu aja. Gue cuma berharap 2023 gue lebih sehat jiwa dan raga. Apapun perasaan yang muncul harus gue sadari, izinkan, terima, dan well… biarkan berlalu atau serahkan semuanya sama Allah. Oh, dan hal yang harus gue latih juga: PIKIRAN BUKAN REALITA. Satu hal yang gue bener-bener ingin lakukan di 2023 adalah, ini:
Tumblr media
#okesip
Selama ini sebenarnya gue kadang merasa enjoy-enjoy aja ‘sendirian’. Gue menikmati melakukan semua hal sendirian: makan AYCE sendirian *LOL*, nonton di bioskop, rawat inap di RS sendirian :”), wandering around mall wkwk, bahkan travelling yang jauh.. semua sendirian and that’s fine. Meski gue ga menafikkan kadang yaah ada rasa kesepian juga, tapi yah dinikmati aja kan yaa.. Emang takdirnya begitu. Mungkin ada harap, tapi gue lebih ingin menikmati ‘masa kini’. Being present. Allah kan pasti akan ngatur dan ngasih yang terbaik untuk kita…
Tumblr media
Just because it's taking time, doesn't mean it's not happening :)
Kalau gue menggalau, yaudah manusiawi hahah.. Rasa yang sementara itu dinikmati saja saat itu, karena gue pasti tetap akan dihantam ‘kenyataan’: KERJA WOY KERJAAA! HAHAHHAHAHAHAHAHAHA HUFT.
Tumblr media Tumblr media
Kebodohan-kebodohan 2022 semoga gak terulang. Terutama kebodohan untuk ‘trust someone easily’ hahahahahhahhhh *ketawa datar*. Semoga Allah berikan hati dan pikiran yang lebih tenang untuk 2023. Tidak lagi berharap terlalu banyak untuk impian-impian yang belum tercapai, tapi gue tetep ingin berusaha sih. Let Allah do the rest. Beribadah dan bekerja sebaik-baiknya, beristirahat dan berhibur secukupnya, tertawa dan bersedih sewajarnya. Hidup yaaa emang begitu… 😊
Tumblr media
“A heart as light as an empty burden, fill my lightened heart with good things. What I haven’t been able to get rid of, it’s not laziness, it’s just regret” -Closure, Urban Zakapa
Note: ini ditulisnya 31 Desember 2022 tapi posting-nya 1 Januari 2023 #sekilasinfo wkwk
0 notes
pipibalon · 2 years
Text
Cerita(nya) Liburan
Tanggal 16 – 26 Desember 2022 kemarin, gue kembali melakukan solo trip, sendirian. Yaiyalah sendirian namanya juga ‘solo’, maliiiihh *lah ngamuk sorangan wkwk*. Setelah merasa stress dengan kerjaan dan kehidupan pribadi *wkwk*, I think I need a break. Ngerencanain trip ini juga sebenarnya dadakan banget. Kayaknya sekitar bulan oktober tiba2 entah kesambet apaan, dapet ide kalo “hmm, apa aku ngebolang ke Malaysia dan Singapore yaa”. Waktu itu ngeliat postingan salah seorang teman yang lagi S3 di Penang, trus langsung dapat wangsit: “eh, apa gue ke sana aja yaa.. mumpung ada akomodasi bisa numpang hahah”. Yaps, prinsip berhemat tentu harus kita pegang erat wkwk.
Setelah kemudian disibukkan dengan berbagai aktivitas duniawi #halah, ngecek harga tiket yang ga turun-turun, galau maju mundur beli tiket/engga, akhirnya gue pun membulatkan pipi eh tekad untuk ‘OKEH GUE BERANGKAT’. Lucunya, gue tuh udah booking hotel duluan di Singapore, padahal belum beli tiket pesawat wkwkwk. Sungguh impulsif~~
Dan kemudian saat jadwal kerjaan masih padat, tanggal 16 Desember gue pun berangkat. Sempat-sempatnya pas di kereta dalam perjalanan menuju bandara, gue wawancara studi dulu ama informan gue wkwkwk. Ga tau dedikasi atau gila kerja, atau emang ga ada pilihan laen wkwkwk. Yaudah, gak apa-apa…
Nah, demi menghemat biaya gue tentunya memilih penerbangan yang paling murah *muhahahah*. Dan yang paling murah mengharuskan gue transit di kualanamu. Okelah, gapapa. Gue belum pernah ke Kualanamu, sekalian lah ngeliat bandara yang katanya bagus ituh. Gue naek maskapai yang sering telat itu *you know what*, dan ngeselinnya tuh awalnya penerbangan gue dimajuin jam 18.30 (yang harusnya jam 19.30). Eh lah, taunya pesawatnya delay sekitar 45 menit – 1 jam dan ujung-ujungnya berangkat jam 19.30 juga hahahahhahahahablah. Emang maskapai singa itu terlalu menggampangkan saking seringnya telat. Pfffft.
Tumblr media Tumblr media
zhombhonk dan kepedean
Gue tiba di Kualanamu sekitar 21.30. Trus gue dudul banget, kirain tuh harus ngambil bagasi, jadi bukannya jalan ke arah tempat transit, gue malah ke tempat bagasi wkwkwk. Setelah nanya ke petugas, akhirnya gue tau kalau bagasi gue aman (soalnya was-was takut ilang). Karena kelaparan, gue (dudulnya) keluar dari pintu kedatangan dan makan di AW #okesip. Setelah makan, gue bingung harus kemana wkwkw. Bandara udah sepi dan gue kelilingin tu bandara kualanamu buat nyari di mana sih tempat gue bisa tiduran, soalnya berdasarkan info yang gue dapet di gugel, bandara kualanamu nih termasuk yang ‘ramah’ traveller menginap. Tapi gue ga melihat satupun bangku/kursi yang bisa buat berbaring.
Gue lalu mencap bahwa informasi di gugel itu adalah dusta belaka. Lalu gue ceritain di grup temen deket gue gimana gue terlunta-lunta di deket tempat check in (karena belum bisa check in). gue bilang bandara kualanamu ga cocok buat bekpeker cem gue *bekpeker apaan, orang lu bawa koper, li wkwkwk*. Padahaaaaaalll, ternyata gue yang salah nunggu wkwkwkwkwkwkk.. harusnya emang gue ga keluar, tapi langsung ke tempat transit jadi gue bisa masuk ke ruang tunggu hahahahahahha.. emang gak boleh sotoy yaaa sodara-sodaraaaa~
Tumblr media Tumblr media
si sotoy setelah menyadari ada yang salah dengan judgement-nya wkwkwk
Alhasil gue baru bisa masuk ruang tunggu sekitar jam 4an dan baru deh tuh nampak rest area yang proper wkwkwk. Emang dasar uli sipaling sok tauuu.. dan dari sekitar jam 23 – 04.00 gue harus rebahan dengan tidak layak di kursi bandara yang keras itu wkwkwk nasib.
Kesotoyan ini juga berlanjut terus sepanjang gue solo trip hahahaha. Kayaknya gue perlu pake nama tengah Ulfah Sotoy Alifia deh.. huft. Gue bingung kalo mau ceritain semua pengalaman trip kemaren bakalan panjang banget nih postingan gue hahahahha. Ga usahlah ya.. GAK ADA YANG BACA JUGA, LIIIII :))))
Gue mo cerita singkat aja pas pulang ke Jakarta dari bandara Changi, Singapore. Sama sotoynya ketika berangkat, gue beli tiket pagi tanggal 26 penerbangan jam 7.30, tapi tanggal 25 gue ceritanya nginep di bandara biar hemat wkwk. Maklumlah, hotel di SG mahalnya amit-amit. Per malam di hotel kapsul aja udah bisa dapet nginep 5 malam di bobobox wkwkwk. Semahal ituh -__-
Mungkin kalo perginya ga sendiri mah jadi ada temen patungan ya, tapi kan w sendirian~
*bau-bau mau curcol wkk*
Terus gue pun ke Changi dan berhubung nyampe kemaleman, gue ga bisa early check in karena counter-nya udah tutup wkwk. Alhasil apa? Yak, gue ga bisa masuk ruang tunggu hahahahahhaha. Mana Jewel juga udh gelap gulita (waktu itu jam 23.00), jadi yaah bener-bener ga bisa liat apa-apa. Gue keliling-keliling nyari tempat yang oke buat sholat sampe hampir sejam kayaknya. Habis sholat haus banget tapi sayangnya ga ada minimarket yang buka 24 jam. Satu-satunya yang jual air mineral cuma Sbux dan akhirnya gue beli air di situ, numpang duduk dan ngecas, eh ketiduran. Trus…. Gue ditegur, dibilangin ga boleh tidur di situ kalo mo tidur suruh ke tempat laen wkwkwkwk ya Allah maluu.. padahal ga niat tidur tapi beneran ketiduran -__- saking capek dan ngantuknya (udah jam 1 pagi waktu itu).
Tumblr media
Akhirnya gue nyari spot buat rebahan dan ada spot yang di sana juga banyak orang gitu yang tiduran. Tapi… bau kaki LOL… ASLI, karena pada buka sepatu trus jadinya bau kaki hahahahhahaah Ya Allah lii ada-ada aje yee protes u.
Akhirnya nemu spot buat rebahan di lokasi itu dan gue pun meluruskan punggung. Waktu menunjukkan sekitar pukul 2.00 pagi dan jam 3 gue udah bangun lagi buat check in wkwk. Counter check in ternyata baru buka jam 4, hih sebel dah padahal kan bisa tidur lebih lama. Pokoknya sampai dengan jadwal berangkatnya, gue cuma tidur sekenanya aja.
Tumblr media Tumblr media
Tidur beratapkan rembulan pohon sawit (wkwkwk gue ga tau itu pohon apaan)
Ini liburan tapi kok menderita banget gara-gara mau hemat wkwkwkk. Sebenarnya bukan cuma karena mau hemat sih, gue takut kalo harus nginep tuh gue kesiangan karena penerbangannya kan jam 7.30. Jadi yaudah, memutuskan untuk nginep di bandara aja. Kenapa milih pesawat yang jam segitu? YA KARENA PALING MURAH, KEBETULAN HARTA GUE BELUM SE-BERLIMPAH NAGITA SLAVINA TUUHH *sabar*
Yaudah gitu aja sih wkwkwk. Antiklimaks banget endingnyaaaaaa T__T
*sejujurnya karena bingung mau menutup dengan kalimat apa*
0 notes