Tumgik
#cermin hhidup
ulfiaana · 4 years
Text
Lagi-lagi ekspektasi.
Setiap orang itu punya ekspektasi pada orang lain, dan ketika ia tau bahwa orang lain itu tidak memenuhi ekspektasinya atau bahkan jauh dari apa yang ia duga, ia akan kecewa. Padahal bukan salah dari orang lain tersebut karena tak “sebaik”, “sepintar”, “sedermawan”, “serajin”, dan ekspektasi lain yang ia pikirkan. 
Ia berharap berlebihan, bahwa mungkin ia bisa mengambil inspirasi dari orang tersebut karena “kebaikan-kebaikan” yang ia duga, tapi ternyata tidak di temukan dalam orang tersebut, akhirnya kecewa, maka jawabannya adalah berhentilah. Berhenti saja.
begini lo, setiap orang itu berproses. Kita ga perlu tau gimana detail nya. Orang yang kita kecewa karena tak memenuhi ekpektasi kita, bisa jadi Allah sedang menuntunnya kesana dan belum kelihatan saja di permukaan, jadi juga jangan asal menuduh. 
Tenang aja. 
Menerima segala kekurangan dan kelebihan dari orang lain juga termasuk proses pendewasaan diri kok, jadi jangan sedih jika ternyata kecewa dan berlanjut bisa menerima. Tidak perlu menuntut apapun pada orang lain, Allah yang membagi-bagikan hidayahnya. Doakan saja, semoga Allah memberi yang terbaik dan melapangkan hati kita sendiri untuk tak berharap apapun selain pada Allah. 
2 notes · View notes
ulfiaana · 4 years
Text
Bergerak
Pernah ngerasa kita kurang kerjaan ga?
No no no, kerjaan itu banyak, tapi kitanya yang malas. Kitanya mikir-mikir kerjaan apa ya yang kira-kira enak kita kerjain? lama mikir ga nemu akhirnya nganggur dan di sela-sela ke ngangguran itu kita mikir lagi, kok bisa sih ga ada kerjaan?
Wah parah sih emang, kalau kita lagi capek banget, hati kita mengalami mager parah ya memang tidak bisa di paksa untuk melakukan sesuatu yang meski kita tau itu berguna dan bermanfaat tapi kita sedang tidak mau melakukannya. Apa ya? Semacam perlindungan diri dari membuat hati semakin unmood, padahal belum tentu loh kalau kita mengerjakan itu kita jadi tambah capek.
Kita yang seperti itu adalah kita yang menunda-nunda pekerjaan dengan mengatakan kalau bisa dikerjakan besok ya besok-besok aja lah. Ga sadar kalau kita itu semakin menunda pekerjaan justru semakin badmood. Kenapa? Karena rasanya ada pe er terus, dan perasaan punya tanggungan itu akan terus ada sampai kita menyelesaiknnya. Hati juga tau kali ya kalau kita yang berusaha lari dari kenyataan atau berusaha menunda-nunda pekerjaan itu ngga baik.
Wahai generasi rebahan… (ngomong sama cermin)
Ada waktu dimana ketika kita melakukan sebuah pekerjaan justru kita merasa begitu berat, kenapa? Kurang ikhlas. Kenapa kurang ikhlas? Mungkin tujuannya salah sehingga ketika dikerjakan jika tak sesuai dengan ekspektasinya akhirnya merasa kesal dan tak mau melakukan semuanya. Selama mengerjakan itu yang ada hanya menyalahkan semua orang, dan semua hal yang terkait dengan apa yang dikerjakannya. Inginnya mager di rumah, rebahan, tapi nanti kalau rebahan bingung buat mencari pekerjaan.
Ketidak-nyamanan itu kali ya yang disebut adaptasi, ya memang harus begitu dulu caranya beradaptasi. Rasanya memang tidak enak, tapi kan lama-lama juga akan terbiasa. Iya kan? Tidak semua hal harus langsung merasakan manisnya kan? Meski pengennya begitu. Justru kalau di awalnya pahit mungkin saja ditengah-tengah asalkan mau merubah mindset menjadi manis yang sangat di syukuri? Jadi kenapa harus takut? Kenapa harus merasakan semua perasaan yang sebenarnya tidak terlalu penting? atau mungkin penting sih karena itu semua menjadi pelengkap atau bumbu untuk membuat seseorang menjaid lebih kuat dari sebelumnya.
Hidup itu mungkin adalah tentang bergerak, kalau diam maka bisa jadi mematikan kehidupan itu sendiri. Jika kita merasa kita telah bergerak, kita telah begitu berjuang, namun hingga hari ini kita belum juga mendapati apa yang kita harapkan, mungkin kita yang kurang berusaha atau mungkin Allah menakdirkan rezeki kita bukan disitu. Artinya kita berusaha untuk mengetuk semua pintu, perkara pintu mana yang akan terbuka, maka biarkan Allah yang mengetahuinya. Tugas kita hanya bergerak, setidak menyenangkan apapun suasana hati kita, setakut apapun kita dengan apa yang akan terjadi di depan. Kita hanya perlu menunjukkan kepada Allah bahwa kita selalu berusaha untuk melakukan sesuatu yang akan bermanfaat bagi kehidupan kita nanti kelak di akhiratNya.
Syaratnya gampang, jangan berharap apapun kecuali Allah. Sulit tapi gampang. Bagi kaum  rebahan pun juga gitu, bisa jadi yang membuat kita tidak mood dalam melakukan sesuatu dan memilih rebahan itu karena kita berharap terlalu besar dan kita mengharapkan pekerjaan itu mudah kita lakukan. Saat tau ternyata pekerjaan itu tidak mudah, kita memilih mundur untuk mengambil jeda atau mungkin malah mundur dari mengerjakannya. Sedih ya? Ya mungkin kita perlu banyak belajar lagi dengan makna ikhlas melakukan sesuatu tanpa pamrih dunia, tapi pamrih ke Allah saja kalau boleh.
Ponorogo, 9 Juni 2020
Rizka Ulfiana, 23 th
0 notes