Tumgik
#citronacademy
danisnadif · 9 years
Text
DARI YANG SEDERHANA
Oleh: Fauhadanis Nadif
Jika ada orang lain mengatakan, “halah, cita-cita lo ribet banget! Ketinggian!”, maka sepertinya dapat kita sadari satu hal bahwa cita-cita dia lah yang rumit. Ini tentang frame berfikir di mana kita harus berfikir sederhana untuk mencapai cita-cita besar. Itulah pengawalan sebuah pekerjaan besar, yaitu berfikir. Lantas? Apa bedanya dengan orang yang mengatakan hal demikian? Orang tersebut bisa jadi berfikir terlalu keras, berfikir ideal untuk mencapai kesuksesan. Idealisme itu gak selamanya dapat menolong. Terkadang berfikir di luar batas mimpi, itulah yang dapat memacu otak tubuh jasad dan ruh kita untuk bergerak lebih dinamis, keras dan cerdas. Awali dari yang sederhana. Pernah berfikir ingin jadi motivator terkenal? Lantas apa kita mengira sebuah cita-cita ingin jadi motivator terkenal adalah cita-cita yang rumit? Tidak. Saya pernah berbincang dengan seorang motivator cukup terkenal, dan gaya bicaranya memang luar biasa memotivasi. Satu hal yang ia katakan, “sederhana, saya cuma berfikir saya bisa mendorong orang lain untuk sukses dan berkemajuan. Dan saya cuma ingin orang lain memiliki keyakinan yang kuat untuk berhasil”. Sesuatu yang besar namun sederhana bukan? Itulah yang menjadikan dirinya menjadi motivator terkenal. Bekerja lebih giat dan hebat dibanding orang-orang biasa yang berfikir rumit ‘bagaimana saya bisa menghidupi saya dan keluarga saya’.
Atau dalam sudut lain kita gunakan kata sederhana untuk mengawali sesuatu. Rasulullah saw melakukan suatu pekerjaan yang sedikit, sederhana, namun kontinyu (dilakukan secara terus menerus).
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا عَمِلَ عَمَلًا أَثْبَتَهُ وَكَانَ إِذَا نَامَ مِنْ اللَّيْلِ أَوْ مَرِضَ صَلَّى مِنْ النَّهَارِ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً
“Bila Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam melakukan suatu ‘amal perbuatan, maka beliau teguh pendirian. Dan bila ia tertidur sepanjang malam atau ia sedang sakit, maka ia akan sholat (sunnah) di siang hari dua belas rakaat.” (HR Muslim 1235)
اكْلَفُوا مِنْ الْعَمَلِ مَا تُطِيقُونَ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوا وَإِنَّ أَحَبَّ الْعَمَلِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهُ وَإِنْ قَلَّ
“Lakukanlah amal sesuai kesanggupan. Karena sesungguhnya Allah tidak akan bosan sehingga engkau menjadi bosan. Dan sesungguhnya amal yang paling Allah sukai ialah yang terus-menerus dikerjakan walaupun sedikit.” (HR Abu Dawud 1161)
Rasulullah saw dalam hal ini telah mengajari dan mencontohkan tentang etos kerja yang baik. Karena boleh jadi, seringkali kita melakukan aktivitas besar namun hadir jumud ditengah aktivitas tersebut. Merasa bosan atau cepat lelah. Jadi, dalam mengerjakan sesuatu awali dari yang sederhana. Sedikit, namun lakukan secara rutin. Dalam buku ”Habbit” karangan Felix Siauw, disitu disebutkan bahwa ketika kita melakukan sesuatu yang rutin selama 40 hari, maka itu besar potensinya untuk menjadi kebiasaan. Misal, kita senantiasa menulis rutin setiap hari dilakukan selama 40 hari, maka bisa jadi itu menjadi kebiasaan yang terus menerus kita lakukan. Bahkan kebiasaan itu dapat menjadi pelumas dan pendongkrak bagi kita untuk melakukan hal tersebut dengan cepat dan lebih besar. Dapat kita benarkan peribahasa “sedikit demi sedikit, lama-lama jadi bukit”.
Awali dari yang sederhana. Berfikir dan bertindak sederhana untuk mencapai hal-hal yang besar dalam kehidupan
Depok, 6-11-2015
Tumblr media
1 note · View note