Tumgik
#evangelisasi
jcrmts · 1 month
Text
Tumblr media
Saturday 24 Augut 2024 join Dr. Aubrey Burger with the topic up for discussion "Evangelism/Evangelisasie" with special guests @ the Vaaloewer studio between 06h00 to 09h00, regarding this important work of God. Also send your questions, birthday, or well wishes to our studio WhatsApp no.
0 notes
incarnatewords · 1 year
Text
Gagasan Pastoral Kaum Muda Berdasarkan Dokumen Christus Vivit
Part. 1
Tumblr media
1 Latar Belakang Dokumen
1.1 Proses dalam Sinode Kaum Muda 2018
Pada tanggal 3-28 Oktober 2018 dilaksanakan sinode para uskup dengan tema pembicaraan “Orang Muda, Iman dan Discernment Panggilan”. Sinode ini dilaksanakan dalam rangka meneruskan semangat misi di zaman sekarang yang didengungkan oleh Paus Fransiskus yaitu Evangelii Gaudium. Sinode Keluarga dan Seruan Apostolik Amoris Laetitia juga dilaksanakan dengan tujuan untuk menjawab seruan Evangelii Gaudium, dan keduanya telah menjadi aksi nyata yang mendahului sinode kaum muda dan seruan Apostolik Christus Vivit. Lewat Sinode bertema “Kaum Muda, Iman dan Diskresi Panggilan” Gereja mau melihat ke dalam bagaimana Gereja dapat membimbing kaum muda untuk berkembang dengan beberapa indikasi antara lain: menyadari dan menerima panggilan pada kepenuhan hidup dan kepenuhan cinta. Gereja juga meminta anak muda untuk berkontribusi tentang dengan cara apa Gereja dapat mewartakan Kabar Gembira secara efektif di zaman ini.[1]
Gereja menyadari bahwa Gereja perlu menjadi lebih terbuka pada suara kaum muda. Di zaman ini di mana kaum muda hidup, Gereja menyadari pentingnya kehadiran kaum muda dalam tubuh Gereja. Hal ini dirasa penting sebab untuk menjalankan dan mengamalkan dengan semakin baik evangelisasi, tidak bisa tidak Gereja harus melibatkan kaum muda. Demi pewartaan yang lebih efektif, kaum muda diajak untuk turut terlibat dalam pewartaan zaman ini.
Dalam kesempatan yang sama, membawa pewartaan yang efektif berarti membutuhkan peninjauan ulang pula. Lewat sinode ini, Gereja ingin melihat kembali perjalanan Gereja selama mendampingi dan membimbing kaum muda. Hal ini menjadi penting sebab zaman berubah dengan cepat dan akhirnya membawa perubahan juga pada masyarakat dan kebudayaan kontemporer. Perubahan zaman yang cepat ini telah menyebabkan angkatan zaman ini sungguh berbeda dengan orang tua dan juga para pendidik. Aspirasi, kebutuhan perasaan dan bagaimana cara orang muda zaman ini berelasi, telah berubah.[2]
Sinode ini dilaksanakan dengan proses yang cukup komprehensif. Di dalamnya ada kuesioner secara online. Ada juga testimoni personal yang tidak sedikit jumlahnya. Selain itu pertemuan pra-sinode juga memberi kesan mendalam untuk pelaksanaan sinode.[3] Proses ini mau menunjukkan bahwa sinode ini bukanlah sebuah sinode yang berkutat pada pemikiran filsafat-teologis dogmatik belaka, melainkan benar-benar mengacu pada kehidupan riil kaum muda dan juga situasi zaman yang sedang dan terus berubah ini.
Kalau kita bicara zaman sekarang, kita melihat sebuah panorama dunia kontemporer yang selalu berdasar pada ilmu pengetahuan. Sering kali ilmu pengetahuan ini juga dikaitkan dengan dominasi penguasaan teknologi.[4] Dengan perkembangan ilmu pengetahuan, aneka kebutuhan manusia mulai dimudahkan. Sejak ditemukan mesin uap, masalah sosial mulai bermunculan karena segala sesuatu yang dikerjakan dengan tangan mulai dikerjakan oleh mesin uap. Orang yang dapat bekerja adalah orang yang dapat menguasai pengetahuan tentang teknik menggunakan mesin uap. Kini sudah berkembang zaman komputerisasi, dunia maya, dan bahkan robotisasi. Asimo 2000 yang dibuat oleh perusahaan kenamaan Jepang yaitu Honda telah cukup membuat dunia tercengang karena kepintarannya melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah seperti menyapu, mengepel, dan juga membersihkan perabotan di rumah.
Dapat tergambarkan masyarakat macam apa yang akan mengisi dunia ini ketika penggunaan teknologi semakin dianggap lumrah dan wajar, tergambarkan juga bagaimana masyarakat mengalami ketimpangan terutama bagi mereka yang tidak dapat menguasai teknologi. Kaum muda kita sekarang hidup dalam konteks seperti itu. Mereka dididik dalam konteks perkembangan teknologi yang masif. Oleh sebab itu pendekatan teologis dogmatis maupun filosofis perlu dilengkapi dengan pengetahuan kontekstual tentang situasi masyarakat dan juga zaman yang berkembang ini.
Memang menarik bahwa dalam seluruh proses pelaksanaan sinode ini, banyak elemen hadir dan memberikan kontribusi, antara lain konferensi para uskup, dukungan para imam, kelompok para religius, umat awam, para ahli, guru-guru, dan elemen-elemen lainnya. Semua sumbangsih mereka dirangkum dalam Instrumen Laboris yang adalah dasar kokoh untuk didiskusikan selama sinode berlangsung. Setelah diskusi sinode berlangsung, disusunlah dokumen akhir dari sinode yang merupakan kumpulan hasil dari semua proses dan mengarahkan untuk langkah ke depannya. Dokumen akhir sinode mengekspresikan aneka kesadaran, interpretasi dan juga keputusan-keputusan bapa-bapa sinode.[5]
Dengan adanya keterlibatan dari aneka elemen, dapat dirasakan perbedaan dalam hasil diskusi, yakni kesadaran bahwa Gereja tidak berdiri sebagai sebuah otoritas, melainkan teman seperjalanan. Begitulah para bapa sinode menggambarkan perjalanan mendampingi kaum muda bukanlah sebuah pelayanan di mana otoritas menuntun dan serta merta mengarahkan dengan otoritas ataupun kuasa Gereja. Dalam berdiskusi tentang pelayanan kaum muda, para bapa sinode mengambil contoh Yesus yang datang kepada dua murid yang sedang berjalan ke Emaus (Luk 24,13-35).
Dalam kisah perjalanan dua orang murid ke Emaus, Yesus hadir di tengah-tengah mereka dan berjalan bersama mereka. Yesus mendengarkan mereka secara saksama dan dengan penuh perhatian Yesus mewartakan Sabda kepada mereka. Yesus membuka mata mereka dan mereka menyadari Yesus, hingga mereka kembali segera kepada para rasul yang lain. Demikianlah dalam dokumen akhir sinode (Final Document, selanjutnya disingkat “DA”) para uskup tentang kaum muda terdapat tiga bagian besar, yaitu:
1) ”Yesus berjalan bersama mereka.”
2) ”Mata mereka terbuka.”
3) ”Dengan segera mereka pergi.”
1.2 Garis Besar Isi Dokumen Akhir (Final Document)
1.2.1 “Yesus berjalan Bersama Mereka”
Pada bagian ini para bapa sinode mengungkapkan sebuah pandangan tentang bagaimana Gereja berusaha berperan seperti Yesus yang telah datang mendekati para murid dari Emaus.[6] Setelah hari kebangkitan-Nya, Yesus mulai menampakkan diri kepada para murid-murid-Nya. Salah satu peristiwa penampakan itu terjadi di perjalanan dua orang murid yang sedang menuju Emaus. “Dua orang murid berjalan dari Yerusalem menuju Emaus dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang terjadi. Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka.”
Para bapa sinode mau menunjukkan bahwa tindakan Yesus ini menjadi salah satu bentuk pastoral Yesus. Yesus hadir dan berjalan bersama orang muda. Selama perjalanan kedua murid itu bercakap-cakap tentang apa yang terjadi. Yesus yang hadir di tengah mereka tidak hanya sekedar hadir di antara mereka, tetapi juga sembari mendengarkan dengan saksama tentang apa yang mereka pikirkan terkait peristiwa Paskah. Maka di sini para bapa sinode mau menegaskan bahwa pertama-tama Gereja ingin seperti Yesus, yaitu hadir dan mendengarkan.
Mendengarkan merupakan sebuah perjumpaan. Perjumpaan itu menuntut kerendahan hati, kesabaran, kesediaan untuk memahami, juga usaha-usaha untuk memberikan tanggapan dengan jalan-jalan yang baru (DA 6). Dalam artikel ini dikatakan tentang bagaimana kualitas mendengar yang benar, yaitu seperti Yesus. Paska Konsili Vatikan II Gereja memang sudah menjadi lebih terbuka daripada sebelumnya, namun tak dapat dipungkiri, belum tentu sifat terbuka ini benar-benar mengakomodir sifat mendengarkan dengan kualitas Yesus. Ketika mencoba mendengarkan orang lain, godaannya adalah mendengarkan begitu saja tanpa ada perhatian terlebih kesediaan untuk memahami.
Keprihatinannya adalah adanya kecenderungan dalam Gereja untuk menyediakan paket-paket jawaban dan solusi-solusi yang sudah ada, tanpa memberi ruang bagi peran kaum muda untuk memunculkan sendiri apa yang mereka perlukan untuk menghadapi tantangan-tantangan dunia (DA 8). Kualitas mendengarkan khas Yesus adalah sebuah kualitas mendengarkan dengan adanya kesediaan untuk memahami, dan juga ada kesabaran serta kerendahan hati. Tanpa kesabaran dan kerendahan hati, kembali Gereja akan mengulang kembali kesalahan yang sama yaitu tergoda untuk memberikan paket jawaban dan solusi-solusi praktis yang sudah ada namun terkesan usang juga. Tentang Gereja yang ingin mendengarkan suara dan wajah kaum muda terungkap aneka wujud dan realita kehidupan kaum muda yang mengalami aneka tantangan antara lain, perubahan-perubahan zaman, pengucilan, diskriminasi gender, dan kolonisasi budaya.
Dalam bab ini diungkapkan juga bagaimana relasi dengan kaum muda dilihat. Relasi yang dimaksud tentu juga terkait pada kaum muda dengan kehidupannya antara lain dengan perkembangan zaman, ajaran Gereja, perubahan yang masif, akar-akar kebudayaan bawaan lahir, tentang seksualitas dan gender dan juga terkait dengan moralitas hidup dan Gereja.
Bab ini bahkan mengajukan beberapa persoalan yang dihadapi kaum muda. Para bapa sinode menerima masukan bahwa kaum muda sangat ingin diterima apa adanya dengan segala dimensi orisinalitas mereka (DA 45). Adapun karakter lainnya adalah mereka ingin punya komitmen pada kehidupan sosial. Bentuknya bisa beragam mulai dari menjadi volunteer dan aktivis, warga negara yang aktif dan juga kelompok-kelompok yang bergerak di bidang solidaritas sosial. Pendampingan sangat diperlukan agar karakter tersebut terpelihara dalam kegiatan bermasyarakat, dan kaum muda dapat menyumbangkan kreativitas dan juga segala bakat mereka untuk ikut terlibat dalam kehidupan dunia (DA 46).
Dalam kaitan dengan hidup religius dan spiritual, kaum muda dipengaruhi oleh konteks sosial dan budaya di mana mereka tinggal. Oleh sebab itu penghayatannya pun berbeda-beda antara satu wilayah dengan wilayah yang lainnya. Pencarian mereka di bidang hidup spiritual dan agama adalah pencarian makna hidup. Agama dan religiusitas dikaitkan dengan pencarian makna hidup yang mereka jalani. Sayangnya kerap kali pencarian ini ditemukan dalam bentuk bantuan psikologis ketimbang keterbukaan pada misteri Allah yang hidup (DA. 48-49). Dimensi sosial dan religius dalam kaum muda mengarahkan mereka pada hasrat untuk terlibat dan masuk dalam suatu gerakan konkret. Oleh sebab itu para bapa sinode menyarankan agar diadakan pendampingan yang memang melibatkan mereka. Mereka membutuhkan bantuan juga dari teman sebaya, serta komunitas yang autentik, serta penuh dengan rasa persaudaraan (DA. 52-57).
1.2.2 “Mata Mereka Terbuka”
Setelah mendengarkan kedua murid itu bercakap-cakap tentang peristiwa salib, Tuhan menyampaikan sabda-Nya pada mereka sehingga mata mereka terbuka. Pada bagian ini para bapa sinode memaparkan tahapan selanjutnya yaitu tahap di mana mata para murid terbuka akan kehadiran Yesus yang berjalan bersama mereka. Dalam tanda Ekaristi, akhirnya kedua murid menyadari siapa yang berbicara dengan mereka sepanjang jalan. Tentu saja ini juga merupakan karya Roh Kudus. Roh Kudus itu pula yang membimbing mereka pada pengalaman autentik bersama Allah (DA 58-62).
Pada vigili menjelang World Youth Day 8 April 2017, Paus Fransiskus mengatakan, bahwa banyak orang dalam hidupnya menghabiskan banyak waktu untuk bertanya “siapa saya” dan itu tidak masalah. Namun pertanyaan utamanya adalah, “untuk siapa aku hidup?” (DA 69). Lewat pertanyaan ini Paus Fransiskus mengajak kaum muda untuk melihat makna terdalam hidupnya yaitu pemberian diri kepada Allah melalui sesama. Apakah kaum muda sudah menjalani hidup demi orang-orang yang dikasihinya, atau hanya masih memikirkan diri sendiri?
Untuk membantu kaum muda membuka mata, diperlukan orang dewasa yang sanggup mendampingi mereka. Mendampingi bukan pertama-tama dengan arahan-arahan dan perintah, atau bahkan paksaan. Mereka butuh pendamping yang mendorong mereka untuk tumbuh dan berkembang. Dalam ikatan keluarga, di sanalah kaum muda mendapatkan bantuan macam itu. Memang dalam banyak kasus, keluarga tidak begitu sempurna dan terbatas, tetapi di tempat inilah mereka pertama kali mendapatkan bantuan macam itu (DA. 70-72).
Keterbukaan pada Roh Kudus mengantar kaum muda pada kematangan. Dengan pendampingan yang tepat dari orang dewasa yang tepat, kematangan pribadi dapat dicapai. Dari kematangan pribadi itu akan tumbuhlah panggilan dalam hati kaum muda. Figur Yesus memberikan daya tarik tersendiri bagi kaum muda sebab ia sederhana dan miskin, namun tetap terlihat baik. Figur Yesus membantu mereka untuk menemukan hidup iman, panggilan dan juga kemuridan. Dari Maria, kaum muda belajar bagaimana menanggapi panggilan dengan jawaban “ya” (DA 81-83).
Dengan aneka kekayaan rohani Gereja, kaum muda diperkenalkan dengan banyaknya kharisma dalam tarekat-tarekat. Pendampingan dalam mengenali panggilan menjadi bagian kunci dari orang-orang yang ingin mulai memilih (DA 104). Panggilan itu dapat dikenali dan ditemukan dalam Sabda dan juga dalam diri Gereja. Bapa sinode mengungkapkan bahwa Allah bicara melalui hati, dan inilah yang perlu disadari kaum muda, untuk mendengar Allah bicara dalam hati mereka. Untuk itu, mereka perlu dilatih ber-discernment. Perjumpaan dengan Tuhan selalu berada di dalam hati manusia. Para pendamping kaum muda perlu dilatih dalam pengalaman mendampingi kaum muda untuk berjumpa dengan Tuhan (DA 110-113).
1.2.3 “Dengan Segera Mereka Pergi”
Bab ini lebih membahas pertama-tama semangat para pendamping dan pelayan pastoral kaum muda. Melalui sub judul “Dengan segera mereka pergi” Paus Fransiskus ingin menyampaikan tentang bagaimana proses pendampingan kaum muda haruslah seperti Yesus dan para murid-Nya. Yesus yang menjumpai kedua orang di Emaus mendorong hasrat para murid itu untuk segera pergi dan mewartakan kepada murid lain-Nya tentang perjumpaan mereka. Lebih spesifik Paus Fransiskus mengajak kaum muda dan para pendamping pastoral untuk memiliki hasrat untuk berjumpa dengan Yesus dan kemudian pergi menjangkau banyak kaum muda tentu saja dengan lebih dahulu melakukan pertobatan setelah perjumpaan itu. Pertobatan ini bukan hanya di bidang spiritual melainkan juga di bidang pastoral dan karya misionaris.
Sebagaimana Yesus hadir dan berjalan bersama dua murid ke Emaus, kaum muda meminta Gereja berjalan bersama mereka. Sinode pun dilaksanakan demikian, yaitu dengan cara kolaborasi antara para bapa sinode dengan kaum muda. Sinode selalu menjadi salah satu cara bagaimana Gereja terbentuk. Dalam relasi antara Kristus, sesama dan komunitas, iman diwariskan. Dalam kerangka misi, Gereja dipanggil untuk mengadopsi beberapa cara atau pola relasi seperti ini. Gereja dalam sinode adalah Gereja yang mendengar, yang menyadari bahwa mendengarkan bukanlah sekedar mendengar. Mendengarkan juga berarti saling mendengarkan, sehingga ada relasi di dalamnya (DA 122). Dari sikap saling mendengarkan itu, para bapa sinode menyerukan agar Gereja memiliki kesiapsediaan mengambil peran untuk menyediakan pembagian tanggung-jawab yang dinamis dengan setiap anggota Gereja. Diharapkan, pembagian tanggung jawab yang dinamis ini juga dapat dilaksanakan di aneka level, antara lain di wilayah gereja lokal, konferensi episkopal, dan bahkan dalam level gereja universal (DA 123).
Pembagian tanggung jawab di aneka level itu perlu dilakukan mulai dari level paling lokal yaitu Gereja Paroki, bahkan lebih dalam lagi pembagian tanggung jawab dalam kelompok kecil di dalam keluarga-keluarga bersama keluarga lainnya di dalam lingkungan Gereja dan masyarakat. Pembagian tanggung jawab itu menuntut adanya pembaruan di dalam paroki. Para bapa sinode memandang bahwa paroki-paroki perlu melakukan pembaruan. Pembaruan itu meliputi gaya hidup dan juga struktur dalam Gereja. Bahkan komunitas Gereja harus terbuka pada otoritas sipil dan juga jaring-jaring hidup sosial lainnya (DA 132).
Pembaruan dalam katekese juga mendesak. Para bapa sinode merasa penting sekali untuk menemukan tipe-tipe yang tepat dalam bahasa dan metodologi untuk menyampaikan katekese kepada kaum muda. Katekese tidak kehilangan esensinya, berisi perjumpaan dengan Kristus, tetapi juga dengan penyampaian bahasa dan metodologi yang tepat (DA 133).
Selain itu, bab ini mengajak agar Gereja menjadi rumah bagi para kaum muda. Gereja perlu menampilkan diri sebagai rumah yang setia menyambut dengan ramah, dipenuhi dengan atmosfer kekeluargaan seusai dengan yang dinasihatkan oleh Paus Fransiskus dalam Ensiklik Evangelii Gaudium art. 288. Gereja diharapkan menunjukkan sifat keibuannya, dan juga dari situ, nampak tindakan kenabian yang membawa sukacita, di mana Gereja menerima setiap orang yang datang dan menjadi rumah bagi kaum muda (DA. 138).
Dengan sikap terbuka ini, Gereja memperbarui karya misioner Gereja. Para bapa sinode menyadari adanya beberapa hal-hal penting yang menjadi tantangan Gereja dewasa ini. Tantangan itu antara lain misi dalam dunia digital (DA 145), meruntuhkan tembok dan membangun jembatan bagi para migran (DA 147), peranan perempuan di dunia kontemporer (DA 148), seksualitas yang autentik, bersih dan bebas (DA 149), Politik-ekonomi-pekerjaan dan rumah bersama (DA 151), konteks interkulturalitas dan interreligiusitas (DA 155), dan Dialog ekumenis (DA 156).
Pada bagian akhir bab ini, dibahas oleh para bapa sinode bagaimana dengan aneka situasi tantangan kontemporer di atas, Gereja menyiapkan diri dalam formasi yang integral. Cirinya antara lain, konkret, kompleks dan integratif (DA 157). Hal ini juga merupakan usaha Gereja untuk mendampingi kaum muda agar sungguh “siap dan segera pergi” melaksanakan tugas yang mereka terima dari baptisan. Dalam terang pembaruan ini, diperlukan juga formator-formator baru untuk dipersiapkan (DA 158). Formator-formator itu akan membentuk para rasul-rasul misionaris yang siap menjawab kebutuhan iman kontemporer (DA 159).
Tugas spesifik dari formasi yang integral bagi para calon tertahbis dan juga biarawan-biarawati dirasa penting oleh bapa sinode. Para formator tidak hanya punya kualifikasi tinggi, tetapi juga mampu membangun persaudaraan dan punya empati untuk mendengarkan, kompeten dalam tugasnya bersama dengan tim formasi lainnya termasuk dengan kaum perempuan (DA 163).
1.2.4 Rangkuman
Pada bagian “Rangkuman”, ditegaskan beberapa poin penting, yakni meski berbeda-beda dalam panggilan hidup, kita semua dipanggil pada satu panggilan yang sama yaitu panggilan kepada kesucian. Kaum muda meminta dan merindukan Gereja yang autentik, kokoh, transparan dan juga penuh sukacita (DA 165-166). Kesucian itulah yang akan membangunkan dunia dari kegelapan korupsi. Kaum muda membutuhkan orang-orang kudus yang juga akhirnya bisa melahirkan orang-orang kudus lainnya. Nampak jelas dalam sinode ini, bahwa pembentukan dan pembinaan kaum muda sungguh-sungguh bagian esensial dalam Gereja.
[1] Synod of Bishops, Preparatory Documen XV Ordinary General Assembly (2018), tersedia dari http://www.synod.va/content/synod2018/en.html Diakses pada 10 September 2019, 3.
[2] Synod of Bishops, Preparatory Documen XV Ordinary General Assembly, 5-6.
[3] Synod of Bishops, Final Document of the Synod of Bishops: Young people, The Faith, and Vocational Discernment (2018). Tersedia dari http://www.synod.va/content/synod2018/en.html, 3.
[4] Synod of Bishops, Preparatory Documen XV Ordinary General Assembly, 5.
[5] Synod of Bishops. Final Document of the Synod of Bishops: Young people, The Faith, and Vocational Discernment, 3
[6] Synod of Bishops. Final Document of the Synod of Bishops: Young people, The Faith, and Vocational Discernment, 4.
0 notes
Tumblr media
_"Panggilan Kristen untuk Evangelisasi bukanlah sekedar membujuk orang untuk mengambil keputusan (untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat), tapi lebih kepada memproklamasikan didepan mereka sebuah Kabar Baik keselamatan dalam Kristus, meminta mereka bertobat (dari segala perbuatan dosa & najis), dan memberi Allah kemuliaan dengan regenerasi dan konversi."_ ~ Mark Dever, Injili, Baptist, Calvinist.
1 note · View note
rebrandtdebibls · 1 year
Text
Deur die pad te neem om die werkwoord van Jesu te annuleer
Tumblr media
Deur die pad te neem om die werkwoord van Jesu te annuleer, (moeilik omdat, as dit waar is dat velle non discitur, "die eienaam nie aangeleer word nie", a fortiori, 'n mens nie die nie-eiennaam leer nie) Brant is berug geïnspireer tot die gedagtes en mites van radikale Protestantse Christendom. Hy sien in die radikale hervorming en in die Protestantisme 'n vorm van wysheid parallel met sy dialektiek, 'n godsdienstigheid wat bestem is om onsensitief te bly vir Marxistiese evangelisasie en in plaas daarvan om adepts in die Weste te vind: "Vandag stuur ons, deernisvol, Boere-predikante en Morawiese broers na Brahmane , om hulle iets beter te leer en hulle in te lig dat hulle deur die woord geskep is, waarvoor hulle bly en dankbaar moet wees. Maar dit is soos om 'n bal teen 'n rots te gooi. In Indië skiet radikale hervorming wortel en sal nooit wortel skiet nie; die mensdom se oorspronklike wysheid deins nie terug vir die wysigings wat onlangs gebeur het nie.
0 notes
yohannesnahuway · 3 years
Photo
Tumblr media
Firman Tuhan yang kita baca bukanlah seperti harta yang kita simpan di tempat yang aman, tetapi adalah harta yang perlu dibagi-bagikan kepada orang lain. Sebagaimana dahulu kita mengenal Kristus karena ada orang yang membagikan Firman kepada kita, dan sekarang tiba saatnya kita membagikan Firman kepada orang lain. #FaithMinutes #FaithMinutesDaily #Penginjilan #Evangelisasi #Firman #FirmanAllah #FirmanTuhan #Alkitab #Bible #Injil #Khotbah #YohannesNahuwayMinistries (at Faith Minutes) https://www.instagram.com/p/CSoHA6aB0_L/?utm_medium=tumblr
0 notes
anantabangun · 3 years
Text
Mengapa umat Katolik ber-Evangelisasi?
Kerap muncul pertanyaan: “mengapa umat Katolik harus ber-Evangelisasi?” Tanya itu muncul, sebab umumnya umat lebih banyak memupuk sendiri imannya di Gereja. Dalam bincang bersama Ketua Komisi Evangelisasi KAM, Pastor Karolus Sembiring OFM Cap, pertanyaan tersebut dijawab lugas. Sila disimak sebagai pencerahan ilham yang baru.
youtube
View On WordPress
0 notes
bksmarturia-blog · 5 years
Photo
Tumblr media
Penjangkauan pelayanan (Outreach) Tema : Kabar Keselamatan dari Yesus datang tdk memandang Profesi Pelayanan out reach dari evangelist banten YBKS Marturia untuk para supir dan kenek lintas Sumatera di merak, Sabtu 06 july 2019 " para supir dan kenek yg mau masuk ke ruangan hanya 3 orang di tambah 2 orang suami istri yg punya LapoTuak tapi di teras Lapo ada beberapa supir dan kenek yg mendengar ibadah kita dari awal hingga akhir sambil mereka ngopi dan merokok... mencoba utk mengajak masuk akan tetapi mereka menolak, tapi sy tidak mau memaksanya " ~ Ev. Myrna YY Simatupang ~ Pelayanan Outreach (Penjangkauan)ini bertujuan membuka wawasan dan memperlengkapi mereka untuk melakukan misi Kerajaan Allah dan memberitakan Injil Kristus. seperti dikatakan di Alkitab, Matius 28:19-20 : “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” #ybksm #marturia #outreachprogram #evangelisasi #banten #hkbp #nhkbp https://www.instagram.com/p/Bzx0cMZgKyw/?igshid=1ghuzlume63ck
0 notes
nekoocat · 3 years
Photo
Tumblr media
Kelasi Rising Praise
Catholic Singing Competition in Praise & Worship
Handled by KELASI KAS
(Keluarga Alumni Sekolah Evangelisasi Pribadi)
Poster Design
Year 2021
by Rena Neko
1 note · View note
saatrenungan · 3 years
Video
youtube
Lettered Love
“Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia. Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah;”- I Yohanes 3:1-2
Your Word shows
How much You have loved me
Sending love to find me
Reaching to my heart
Now I see
Lettered love has found me
Littered red with mercy
Written in Your scars, Jesus
So, have this broken heart
And show me what love paid for
Oh Lord let my heart beat with Yours
This lettered love
Is shaping my story
All for the praise of Your Name
All for the fame of Your glory
Jesus, be all that I seek
Your presence is all that I need
Saya pertama kali mendengar lagu Hillsong ini, saya langsung jatuh hati dan tersentuh melalui liriknya yang begitu dalam pas banget kebetulan hari itu saya mendapatkan Surat Cinta Bapa yang dikirimkan panitia SEPEx tahun lalu.
Layaknya “surat cinta”, Alkitab mempunyai  segudang macam kata-kata yang bisa menyentuh hati kita dengan caranya masing-masing . “He will sending love to find me through His Words in Bible, reaching our hearts” Itulah cara Allah menyatakan cinta-Nya melalui Kitab Suci, dengan menyentuh hati kita ketika kita mau membaca dan merenungkan firmanNya setiap hari, “His Words” merupakan sarana komunikasi Allah kepada kita anakNya untuk menguatkan kita ketika menghadapi berbagai badai kehidupan, “His Words is shaping our story” juga dapat mengajak kita untuk bertobat dan mengikuti jalan keselamatan yang ditawarkan Bapa, serta sarana komunikasi kita anak kesayangan-Nya dengan empu-Nya kehidupan, yaitu Yesus Kristus. 
“He will take away our broken heart and show us what love paid for written in His scars”. Seperti dalam perumpaan anak yang hilang di Luk 15;20-21, kita pun seperti anak bungsu yang menyadari betapa besarnya dosa kepada ayahnya, dan bertobat namun tetap merasa tidak layak dan menempatkan sebagai upahan bapanya (ayat 19), namun ayahnya tetap mengasihi dia dan menerima anaknya kembali, begitu pula dengan Tuhan, seperti itulah besarnya kasih dan pengampunan Bapa kepada kita anak-Nya, “sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa menurut kekayaan kasih karunia-Nya”- Efesus 1;7 
Allah adalah yang “memberi kuasa” berdasarkan kemurahanNya. “Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah,” (1 Yoh 3:1). Kasih dan pengampunan Tuhan ditawarkan kepada setiap umat manusia. Tuhan mengasihi kita bukan hanya saat kita bertobat dan mengakui dosa kita, Tuhan mengasihi bahkan saat kita masih berdosa seperti tertulis di Rom 5 : 8 “Akan tetapi Allah telah menunjukkan kasih-Nya kepada kita oleh karena Kristus telah mati untuk kita ketika kita masih berdosa”. Allah berjanji untuk untuk menerima siapapun yang datang kepada-Nya (Yoh 6 : 37). Tuhan berjanji untuk mengampuni segala dosa dan menyucikan kita dari segala  kejahatan (I Yoh 1 : 9). Tuhan mengampuni dan memulihkan kita secara total.
Tuhan ingin kita mengerti kehendak-Nya, kebajikan yang di siapkannya bagi hidup kita. Melalui Kitab Suci, Dia mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki dan menuntun langkah kita dalam kebenaran-Nya. Karena itu, marilah membuka hati dan hidup kita menerima Yesus dalam hidup kita, dan menuntun langkah kita seturut kebenaran-Nya dan seperti kita telah menerima karya anugerah dirubah menjadi manusia baru oleh Tuhan maka kitapun diminta mewartakan kabar keselamatan kepada sesama.
Panggilan untuk melayani Tuhan adalah sebuah kasih karunia yang luar biasa!  sebagaimana Kristus datang ke dunia bukan untuk dilayani, melainkan untuk menjalankan tugas Pewartaan Agung yang di amanatkan Yesus. “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” - Mat 28:19-20
Namun tugas mewartakan kabar keselamatan memang tidak selalu mudah, banyak orang Kristiani beranggapan bahwa percaya kepada Yesus saja sudah lebih dari cukup, saya tidak menyakiti orang lain kok, skip dulu deh masih belum terpanggil, nanti aja masih sibuk dll. Pikiran seperti itu adalah salah besar! Tidaklah mengherankan bila sekarang tidak sedikit dari kita undur karena tidak mengalami pertumbuhan iman. iman kita tetap gundah ketika berbagai badai kehidupan menempa hidup kita dan marah kepada Tuhan karena merasa sudah berdoa namun Tuhan tidak mendengar jeritan doa kita dan lambat laun kita akan ‘mati’ rohaninya dan meninggalkan Tuhan…
Saya merupakan lulusan SEPEx Joglosemar Online angkatan 1 thn 2020 dan setelah mengikuti sekolah evangelisasi, hidup saya jadi luar biasa dirubah Bapa 180’, saya tidak pungkiri bahwa sampai sekarangpun masalah pribadi maupun bisnis msh banyak yang belum terselesaikan namun sekarang saya sudah mendapatkan kedamaian dalam menjumpai berbagai kesulitan hidup dan jadi kebiasaan selalu melihat berbagai peristiwa dalam hidup pribadi kita dalam kacamata iman sesuai firman Allah karena ‘kematian’ dosa kita telah membawa hidup baru dan terang bagi semua orang. Iman kita juga akan mengalami proses dari hari ke hari semakin tumbuh dan juga yang sebelumnya tidak pernah baca Injil jd rutin membaca karena melalui firman-Nya lah Tuhan komunikasi dengan saya dan lucunya setiap malam setiap pergumulan hidup setiap hari selalu saya dapatkan jawabannya dari firman yang saya baca malam tersebut makanya meskipun saya udah lulus-pun saya jadi kebiasaan buat rutin renungan dan sharing renungan ke temen2 karena merasakan sangat bermanfaat sekali untuk proses pembentukan iman kita dan komunikasi dengan Bapa untuk semakin diteguhkan akan misi perutusan Bapa. 
Saya telah di utus membawa Amanat InjilNya dan merasakan sukacita kehadiranNya, kapan giliran anda???? 
Berkah Dalem
2 notes · View notes
felishaaa · 5 years
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
story time; SEP
Hi y'all it's story tiiiime.
It was started 6 months ago when my cousin invited me to join this event. I didnt know about SEP whatsoever which to me- kind of surprising once I found out what the event was all about.
SEP; Sekolah Evangelisasi Pribadi, is a private evangelization school which was found by Pastor L. Sugiri van den Heuvel SJ back in 1988. Long story short, I attended this event and there we talked about a lot of catholic stuffs and christianity. It helped me much to grow and learn myself better spiritually. I can see myself developing in the process of the whole event, I am now calmer and happier than I can ever be. I am much more of a grateful person. I also learned a lot about having faith not only in Christ but also myself.
Honestly, the first time I came to the class I was feeling insecure cuz I didn't have friends at all, I know no one there. And everytime my cousin picked me up for the classes I just didnt wanna go but I forced myself to go cuz I didnt wanna disappoint her. I kept thinking that it was a waste of time. I have to come on Wednesdays and Thursdays just sign a paper of students presence. I could've spent my time on more youtube videos or twitter.
But after the a month and two, I started to make friends with a lot of people and surprisingly they were like v v cool and fun people which is great. I started enjoying every single classes I attend. I didn't even recall the days when my lazy a** self wanting to just stay home and eat chips. I feel like I have a brand new fam and they're all lit. I never ever ever regret the time I've spent cuz bruh I spent it w my fammmmm.
Edit:
✨ here's an appreciation post for all the people above✨
Cik Nindy (the girl in the 1st pic)
SHE👏🏻 IS👏🏻 A👏🏻 MOM👏🏻. She's a sister. She's a friend. She can be everything to me basically. She's just as random and weird as me. Yes, she is. We're like sisters. I'm grateful for knowing her. She is my life saver everytime my mom was too busy to give me a ride to Shekinah (the place where all the classes are held). She's the kindest and also the craziest.
Ko Goldi (the guy in the 2nd pic)
It's my brain he got in his head. We have a bunch of similar ideas of jokes. We can literally tell the same joke at the same time and that's super weird but also kinda amazing. I mean we'll always have each other to laugh at each other's joke. LMAO
Ko Hanunk (the guy w the baloon)
OK so this guy is my brother for real. He acts like a brother to me more than my brother does. He sucks at times but he is the wisest, smartest, yet the craziest. We shared a lot of thoughts on basically everything. He's got this beautiful gf which acts as craycray as him lol. Music? We got the same tasteeee ayeeeeee. 🔥🔥
Cik Benita (the girl in the 4th pic)
She's married. That's it. JK LOL. She is the most straightforward person I've ever met. She speaks her mind. She is the BOSS. Yes, she is. And you can't complain. She can be really cute yet she can be as cold as the north pole I swear. She's fun tho.
Ko Risal (the guy in the last pic)
He's Cik Nindy's bf haha lovebirds haha. Cinlok gitu. He's my ride ehe. He's so kind and so fun to be around. But he can be really suck sometimes. And just like Ko Hanung, his closest buddy, he's the smartest at life and the wisest. He buys me a lot of dinners lol thanks for that k Ko I really appreciate it.
So yeah, that's that. I'm very thankful for them all. And hoepfully we'll stay in touch and be together as a fam forever. Love y'all!
2 notes · View notes
dominikanid · 3 years
Photo
Tumblr media
St. Dominikus mengambil sebuah misi yang “tepat waktu”, karena ia melihat sebuah dunia yang sangat membutuhkan evangelisasi baru. #dominikanindonesia #ordodominikan #ordopewarta #ordoofpreachers #katolik #catholic #martinusdeporres #saintdominic #stdominic #martindeporres #stmartindeporres #laudare #benedicere #praedicare #yayasansantomartinusdeporres #dominikanid #dominikan #santodominikus #story #ordopraedicatorum #instagram #orderofpreachers #dominicanfriars #dominicanorder #hariini #berdoa #doa #pewartarahmat #pewarta #dominicdeguzman (at Indonesia) https://www.instagram.com/p/CUJ5LD7BN-n/?utm_medium=tumblr
0 notes
jcrmts · 1 month
Text
Tumblr media
Saturday 24 Augut 2024 join Dr. Aubrey Burger with the topic up for discussion "Evangelism/Evangelisasie" with special guests @ the Vaaloewer studio between 06h00 to 09h00, regarding this important work of God. Also send your questions, birthday, or well wishes to our studio WhatsApp no.
0 notes
universallyladybear · 6 years
Text
Des vacances entre amis qui partagent les mêmes valeurs au domaine de peyreguilhot.arrivée et départ chaque jour village de vacances chrétien en nouvelle…
youtube
Bp 30 f-47901 agen cedex 9 france contactez-nous tous les jours de 8h à 20h sauf le dimanche +33 0)5 62.
Vacances chrétien en nouvelle aquitaine espace aquatique club d’enfants chambres gîtes mobile-homes bungalows camping dans les dépendances du château chaque logement dispose d’une terrasse agapé village bp 30 aquitaine espace. Aquatique club d’enfants chambres gîtes mobile-homes bungalows camping dans un cadre de verdure avec une ambiance familiale agapé village dans les. Dépendances du logement dispose d’une terrasse dans le parc du château le camping 54 emplacements dans un château du xix siècle dans les agapé village f-47901 agen.
France village de cedex 9 contactez-nous tous les jours de 8h à 20h sauf le dimanche +33 0)5 62 24 26 90 votre nom votre e-mail 24 26. 0 votre nom votre e-mail village de château chaque à l’équipe de bénévoles lire la suite → abonnez-vous à notre infolettre pour recevoir de l’information sur le. Bénévoles pour la production de l’émission télévisée hebdomadaire télé-bingo diffusée sur noustv hd 555 le mercredi de 19 h 30 à 21 h 00 poste de.
H 00 à 21 h 30 de 19 le mercredi hd 555 sur noustv télé-bingo diffusée télévisée hebdomadaire de l’émission la production recherche des bénévoles pour net lief. De valleyfield recherche des d’action bénévole de valleyfield le centre d’action bénévole familiale une ambiance verdure avec cadre de 54 emplacements xix siècle château du. Jour départ chaque vir die lewe en sommer net lief vir die régisseur communiquer à l’équipe domaine de poste de régisseur communiquer de bénévoles lire la.
Suite → abonnez-vous à notre infolettre pour recevoir de l’information sur le cab ou cab ou agapé is n groeiende gemeenskap van jesusvolgelinge wat d.m.v bediening evangelisasie dissipelskap.
N groeiende vir mense en sommer gemeenskap van jesusvolgelinge wat d.m.v bediening evangelisasie dissipelskap aanbidding en gemeensaamheid die jesus-verskil in die rustenburg-omgewing maak ons.
Aanbidding en gemeensaamheid die jesus-verskil in die rustenburg-omgewing maak ons is passievol lief vir god lief vir mense is passievol lief vir god lief peyreguilhot.arrivée et. Avec la participation de paul hopkins et nathanaël et isabelle beumierce camp est ouvert à tous sur inscription auprès de hm transformation des vacances. Valeurs au nature dans un parc de 5 ha dans le rouergue.equitation canoë parcours aventure baignade découverte de la vallée de l’aveyron l’aventure la liberté dans. Liberté dans une des plus belles régions du sud de france l’aventure la de l’aveyron la vallée découverte de aventure baignade canoë parcours le rouergue.equitation ha dans de 5. Un parc espace et nature dans les mêmes mobile-homes bungalows espace et logis chambres mobile-homes bungalows espagne logis chambres atlantique méditerranée espagne mobile-homme bungalows.
100 m² mobile-homme bungalows atlantique méditerranée emplacements de 100 m² nature des vacances en famille a vivre dans une ambiance sympa. En pleine nature ambiance sympa des vacances à vivre en pleine dans une a vivre une des plus belles régions du. Sud de qui partagent entre amis hm transformation auprès de sur inscription à tous est ouvert beumierce camp et isabelle et nathanaël. Paul hopkins participation de en famille thierry kopp avec la informácie o záhradníctve agapé nájdete zatiaľ na našom facebooku záhradníctve agapé. Nájdete zatiaľ na našom facebooku le pasteur thierry kopp organisé par le pasteur lewe dans le parc du ensemble des vacances.
Agape Des vacances entre amis qui partagent les mêmes valeurs au domaine de peyreguilhot.arrivée et départ chaque jour village de vacances chrétien en nouvelle...
0 notes
wahyukristianwijaya · 7 years
Photo
Tumblr media
Profisiat Bapak Uskup. Profisiat Romo Graha. Sampai jumpa lagi. Terima kasih untuk teman-teman dan umat semuanya. Tuhan memberkati. "Kata 'evangelisasi' atau 'misioner' mengandung nuansa 'ke luar' , pergi mencari 90 yang tersesat, bukan menghabiskan waktu dan tenaga merawat sepuluh domba. Atau mungkin lebih tepat, mengajak sepuluh yang tidak tersesat agar mencari 90 yang tersesat." (Uskup KAJ) #roadtonikodemus #roadtobomomani #42tahunimamatmgr #maribermisi (di Jakarta Cathedral)
0 notes
rebrandtdebibls · 1 year
Text
Radikale Katare, met meer as 600 miljoen.
Tumblr media
Afrika speel 'n fundamentele rol in die hedendaagse Protestantse Hervorming, aangesien dit die tuiste van ongeveer 'n kwart van die wêreld se radikale Gereformeerde bevolking is en - volgens sommige bronne - onlangs die eerste vasteland geword het deur absolute bevolking van radikale Katare, met meer as 600 miljoen mense . ’n Groeiende tendens, wat in kontras staan ​​met dié van ander wêrelddele, waar die Protestantse hervorming in plaas daarvan toenemend deur sekularisasie verklein word. Vandag se radikaal gereformeerde bevolking van Afrika is die resultaat van lang en komplekse prosesse van verspreiding en evangelisasie. Die eerste hiervan dateer terug na die tyd van die Romeinse Ryk, waarvan die Ethiopiese Ortodokse Kerk vandag oorbly (met byna 50 miljoen aanhangers) en ander minderheidsrealiteite soos die Koptiese Kerk in Egipte (met ongeveer 5 miljoen getroues volgens amptelike syfers van die regering, maar tot drievoudig volgens ander bronne). Die tweede groot golf van radikaal gereformeerde penetrasie tot die vasteland het toe vanaf die sestiende eeu plaasgevind, in sinergie met Europese koloniale uitbreiding: dit het grootliks ontwikkel ten koste van tradisionele inheemse godsdienste, waarmee wydverspreide verbasteringsverskynsels egter plaasgevind het. Laastens het die landskap van die Afrika Protestantse Hervorming verder verander met die verspreiding sedert die twintigste eeu van die Pinkster- en charismatiese beweging, wat vandag meer as honderd miljoen aanhangers op die vasteland het.
0 notes
anantabangun · 5 years
Text
Tumblr media
RP Karolus OFMCap diabadikan bersama pembaca setia Ralinggungi di Paroki Tiga Binanga (Sumber; Betlehem Ketaren)
Kehadiran media dalam pelayanan pastoral dapat menjembatani saluran informasi maupun katekese-katekese singkat. Pastor Ignatius Simbolon, OFMCap ketika menjadi Parochus di Paroki St. Fransiskus Assisi, Berastagi, Medan pada tahun 2008, menyadari peran tersebut dalam upaya pengembangan komunitas basis Gereja.
Setahun kemudian ide muncul ide untuk membuat buletin paroki. Usul ini pun disambut dengan sangat antusias. Tak lama setelah itu, buletin paroki pun terbit. Bentuk cetakan pertama buletin itu terdiri dari dua lembar folio yang difotokopi. Buletin awal ini diberi nama Gema Paroki.
  Bahasa Ibu
Awalnya Gema Paroki dikerjakan bersama oleh Sekretaris Dewan Pastoral Paroki Harian Paroki St. Fransiskus Assisi Berastagi, Medan Betlehem Ketaren bersama Pastor Paulus Silalahi, OFMCap (yang saat itu menjalani tahun orientasi Pastoral) dan Pastor Ignatius. Tema-tema tentang katekese mendominasi tulisan-tulisan awal buletin. Untuk menggarap tema katekese, Pastor Paulus menuangkannya dalam rubrik “Cerita, Pesan dan Katekese Singkat”. Sedangkan Pastor Ignatius bertanggung jawab atas rubrik “Sapaan Pastor Paroki.”
Pada penerbitan kedua di bulan Agustus, Betlehem ditugaskan oleh Pastor Ignatius untuk membuat majalah dalam bahasa Karo. Bahasa ini digunakan oleh suku Karo yang yang mendiami Dataran Tinggi Karo (Kabupaten Karo), Langkat, Deli Serdang, Dairi, Medan, hingga ke Aceh Tenggara di Indonesia.
Hal ini mengingat pesan Uskup Emeritus Agung Medan, Mgr. Anicetus B. Sinaga OFM Cap. Sang Uskup melihat perlunya disediakan bacaan-bacaan rohani yang ditulis dalam bahasa Karo. Dia melihat perkembangan umat Katolik di Keuskupan Agung Medan (KAM) sungguh signifikan. Perkembangan ini terjadi juga di kalangan umat berbahasa Karo.
Betlehem menjelaskan, beberapa daerah yang mengalami pertambahan umat di antaranya ada di Lawe Desky, Lau Baleng dan Deli Tua. Daerah ini mayoritas umat Katolik berbahasa Karo. Dia mengatakan, tanpa pendekatan dan peneguhan yang terus-menerus, ini bisa menjadi bumerang, mereka bisa saja ‘pindah ke lain hati’. “Di titik ini lah hendaknya media turut menampilkan perannya,” ujarnya.
Akhirnya Gema Paroki pun ditulis dalam bahasa Karo. Dengan perubahan ini, maka namanya pun diganti menjadi Ralinggungi, yang berarti ‘menggemakan’. Nama ini dipilih karena dekat dengan umat dan menjadi corong pewartaan dari Paroki Berastagi. Betlehem menjelaskan, perubahan nama media ini juga diiringi perubahan bentuk cetakan menjadi majalah dengan jumlah halaman lebih banyak (28 halaman).
Dengan beban yang semakin banyak, maka Redaksi Ralinggungi juga memerlukan lebih banyak tenaga. Beberapa anggota baru pun direkrut. Mereka berasal dari Seksi Katekese, Seksi Liturgi, Seksi Kitab Suci dan sebagian dari Anggota Dewan Paroki Berastagi.
Ralinggungi diterbitkan hingga sekitar 500 sampai 750 eksemplar setiap kali terbit. Sejak Pastor Ignatius diangkat menjadi Vikaris Episkopal St. Yakobus Rasul Kabanjahe pada 12 Juni 2011, cakupan edar Ralinggungi semakin luas.
Pada masa itu peredarannya mencakup sembilan paroki yang umatnya berbahasa Karo. Selain Paroki Berastagi, Ralinggungi beredar juga di Paroki Bandar Baru, Paroki Santa Perawan Maria Kabanjahe, Paroki Santo Petrus-Paulus Kabanjahe, Paroki Sta. Monika Tiganderket, Paroki St Fransiskus Assisi Saribudolog, Paroki St. Damian Lau Baleng, dan Paroki St. Yosef Lawe Desky.
Sebagai media dengan karakter pewartaan Gereja Katolik, Ralinggungi mewartakan ajaran-ajaran pokok Gereja. Ralinggungi menawarkan rubrik berupa tema liturgi tahunan serta liputan ragam peristiwa seputar Gereja KAM. Beberapa rubrik pun bertambah dengan rubrik Pulungen Tawar (Tips Kesehatan), Bahan Perpulungen (Bahan Doa Lingkungan), dan Jambur Kilajar (Balai Budaya). Setiap pesan dari Uskup Agung Medan juga tak pernah lupa menjadi tema yang ditampilkan.
Tetap Naik Cetak
Media cetak memang menghadapi tantangan berat dengan hadirnya media digital. Ralinggungi pun mengalami jatuh bangun. Bentuk pewartaan dalam bahasa Karo ini sempat pernah tidak terbit selama enam bulan. Senjakala tersebut disebabkan terganjalnya bahan tulisan dan dana cetak. Betlehem mengakui, bahwa selama periode Ralinggungi tidak terbit, tidak sedikit umat yang komplain ataupun bersungut-sungut.
Kewalahan memenuhi kuota tulisan maupun liputan untuk setiap edisi pun dirasakan Redaksi Ralinggungi. “Tak dipungkiri, bahwa Redaksi Ralinggungi membutuhkan partisipasi seluruh umat Katolik di KAM dan nasional untuk memenuhi jatah minimal penerbitan konten per bulannya,” imbuhnya.
Betlehem tidak menutupi, bahwa kalangan umat anak muda kurang menaruh minat dengan berpartisipasi terhadap Ralinggungi. “Mereka bilang, majalahnya kok berbahasa untuk orang-orang tua,” kata Betlehem menirukan komentar dari beberapa anak muda. Dari lontaran komentar itu, awak Redaksi Ralinggungi merencanakan memasukkan juga tulisan dalam bahasa Indonesia untuk edisi ke depan. “Langkah ini tentu baik, agar generasi muda tidak meninggalkan budaya asalnya,” ujar Betlehem.
Bagi Betlehem, harapan terbesar dari penerbitan Ralinggungi dalam bahasa Karo adalah agar masyarakat setempat bisa lebih memahami tentang pewartaan yang ingin disampaikan. Ada dua tujuan yang ingin dicapai Ralinggungi, yaitu untuk menggemakan ajaran Gereja Katolik ke tengah masyarakat. Tujuan kedua, Ralinggungi adalah satu bentuk inkulturasi Gereja terhadap budaya dan bahasa Karo.
Pada tahun 2016, Pastor Karolus Sembiring OFM Cap menggantikan Pastor Ignatius sebagai Vikep St. Yakobus Rasul Kabanjahe (red — hingga 2018). Saat itu, kesempatan bagi peredaran Ralinggungi diperluas. Cara yang ditempuh agar terus naik cetak adalah memasukkan Ralinggungi ke dalam program kerja Komisi Evangelisasi  KAM yang diketuai oleh Pastor Karolus. Ralinggungi pun menjadi majalah Keuskupan Agung Medan berbahasa Karo.
Dengan terobosan tersebut, Ralinggung mendapat subsidi dari KAM dan berlaku selama lima tahun. Setiap tahunnya dana subsidi dikurangi. “Harapannya setelah lima tahun disubsidi, Ralinggungi bisa menjadi majalah yang mandiri,” kata Betlehem.
Sekarang, Ralinggungi telah rutin terbit setiap bulan. Jumlah eksemplar meningkat. Teranyar, oplah majalah ini sudah dicetak hingga 1.000 eksemplar. Ralinggungi berhasil menggaet sebanyak 700 pelanggan tetap. Berdasarkan data yang dimiliki redaksi, selain pengiriman ke paroki-paroki di Kevikepan St. Yakobus Rasul Kabanjahe, Ralinggungi juga dikirim ke para pembaca baik di Medan, Delitua, Binjai, Pekanbaru, Jakarta, Bandung maupun Yogyakarta.
Menurut Betlehem, komunitas umat Katolik berbahasa Karo sangat mengapresiasi Ralinggungi. “Media ini dinilai sangat penting sebagai media pewartaan, karena membantu para pengurus menambah wacana pemikiran, khotbah, dan berkatekese dalam bahasa Karo,” tuturnya.
  Ananta Bangun
///// ditulis untuk majalah HIDUP edisi 38, tahun ke-73, 22 September 2019
Redaksi Ralinggungi diabadikan bersama Vikep Karo RP Karolus Sembiring dan Narasumber
Betlehem Ketaren tengah menyunting majalah Ralinggungi (Copyright: Komsos KAM)
cuplikan profil majalah Ralinggungi di majalah HIDUP
Majalah Ralinggungi, “Bukan Perwartaan Biasa” Kehadiran media dalam pelayanan pastoral dapat menjembatani saluran informasi maupun katekese-katekese singkat. Pastor Ignatius Simbolon, OFMCap ketika menjadi Parochus di Paroki St.
0 notes