Tumgik
#gondrongoblog
gondrongoblog · 4 years
Text
J O N E S
Tumblr media
Ya, dialah "Jones" disapa Mr. Jon, atau Mr. Jon yang di sapa Jones. Kucing berwana Orange bergaris-garis. Kehadirannya kadang tak terduga dan tak pernah di ramalkan sebelumnya oleh ahli nujum sekalipun. Hadir secara misterius dan tak perlu di tanggapi secara serius. Umurnya hanya Tuhan yang tahu. Tak dapat baca tulis namun hadir disaat sekumpulan muda-mudi lagi menghabiskan waktu libur dengan agenda baca tulis. Mereka adalah muda-mudi yang mengindari hegemoni mesin hasrat kota. Mereka ini hanya menghindari justifikasi sebagai muda-mudi yang sibuk menebalkan alis, berselfie, keliling mol, killing time di spa atau salon-salon. Meski sesekali pula mereka ku jumpai nongkrong di warung-warung kopi sembari memainkan gadged, lalu di akhiri dengan mengupload hasil jepretan di media-media sosial, baik WA, BBM, Twitter, Facebook, Path, Line, Instagram, Aaarrgghhh pokoknya sejenis itulah. Kita kembali ke Jones saja. Anda mungkin bertanya kok namanya "Jones"?. Bukannya tanpa alasan, nama ini di berikan tepat ketika istilah Jones (jomblo ngeness) lagi booeming di tengah hiruk pikuk kegilaan zaman. Dialah kucing yang Progresip, Militan dan Kesepian tentunya. Kucing (jantan) yang tak memiliki pasangan apalagi selingkuhan. Dari hasil amatan muda-mudi yang bersepakat menamainya "Jones", tak pernah mereka menemui kucing itu tertarik dengan lawan jenisnya terlebih lagi yang sesama jantan. Kadang ada kucing yang berlenggak-lenggok di hadapannya, tapi juga tak di peduli.
Jangan-jangan Jones ini impoten? Wallahu a’alam. Jones hanya tertarik pada ikan. Baik yang digoreng, di rebus/masak, bakar atau pun parede. Meski tak setiap hari ia santap karena terpaksa digantikan oleh tempe dan roti. Sesekali ia pun harus rela berpuasa. Biasa, sang tuan rumah lagi terserang kangker (kantong kering), maklum saja Jones bergaulnya dengan anak koss. Anda juga jangan sekali-kali beranggapan bahwa Jones adalah bagian dari iluminati. Organisasi rahasia yang bersimbol satu mata itu. Bahkan penghuni koss sendiri tak paham apa iluminati itu? untuk urusan nilai tukar rupiah dan US dollar pun meraka tak ambil pusing. Prinsip mereka: meski kadang kita tak makan(nasi) yang penting jangan konsumsi indomie. Pokoknya rokok plus kopi mesti lancar, dan jangan lupa berikan Jones sepotong roti.
Jones juga bukanlah bagian dari golongan berhaluan Wahabi, momok yang seolah-olah me(di)takuti di jagad ini. Jones hanya se-ekor kucing yang tak menggagu penghuni koss saat Sholat. Juga tak menjadi penghalang bagi penghuni yang lain saat berangkat ke Gereja. Tapi bukan berarti Jones juga lebih mulia dari Wahabi. Jones tak mengkafirkan kelompok/golongan yang lain, ya karena semata-mata tak bisa bicara. Toh pada dasarnya Jones hanya seekor kucing jantan yang tak laku-laku. Awalnya kami beranggapan bahwa ia adalah seekor kucing pengembara, meski tak ada gelagat sedang mencari kitab suci ke arah barat. Setelah beberapa hari menginap di koss(an), Jones akhirnya memilih mukim tanpa perlu ada musyawarah dan mufakat dengan tuan rumah. Barangkali saja Jones merasa jenuh atau kelelahan karena mencari jodoh. Hmmm Siapa yang sangka?
0 notes
gondrongoblog · 4 years
Text
Dapur, Kasur dan Ostrali
Tumblr media
Namanya Pak Surani, hari-harinya banyak di habiskan di sawah dan mengurus sapi. Belakangan waktunya banyak kusita untuk sekedar ngopi, bercerita, dan selfie. Tentu setelah pekerjaannya beres.
Hal lainnya, ia banyak membantu saya mempersiapkan perlengkapan di rumah warga. Tetapi saya tak mau bercerita soal itu. Ia juga pandai menata peralatan dapur. Semua letak barang di dapur ia hafal betul. Tak sampai disitu, penempatan barang-barang itu pun sangat strategis. Tidak sembrawutan seperti yang banyak terlihat di sekretariat mahasiswa.
Soal bertani, ia terus mendorong dan mempraktikkan proses bertani secara alami. Hasilnya telah banyak saya cicipi. Mulai dari Pepaya, Sawo, Kelapa, Beras, Sayur mayur dan ikan dari kolam miliknya.
Diluar aktifitas bertaninya, Pak Surani memelihara tiga ekor sapi. Tetapi satu ekornya akan ia jual. Bukan karena tak punya uang, tapi karena ia kasihan tak bisa memenuhi kebutuhan pakannya. Mengingat ada beberapa pekerjaan lain yang juga membutuhkan tenaga dan perhatiannya. Sapi yang gemuk itu, ia jual semata-mata karena alasan diatas, bukan karena alasan yang lain. Sementara kolamnya, selalu saya pukat, kadang untuk santap siang ataun santap malam.
Terkait soal sapi, boleh dikata ia sangat ahli. Pokoknya segala urusan dalam per-sapi-an boleh anda tanyakan padanya. Kalau perlu mulai dari A-Z. Bayangkan, ia pernah di minta khusus oleh orang ternama di ibukota negara untuk mencari sapi di Australia. Tahu apa kerja ia di negeri Kanguru itu, hanya naik heli di atas lahan peternakan dan menunjuk sapi mana yang ia sukai.
Setelah semua terkumpul dan mengalami proses seleksi. Sapi-sapi itu ia naikkan keatas kapal, lalu ia kawal menuju endonesa. Mau tahu berapa jumlah sapi ia boyong dari Ostrali..? Seribu tujuh ratus tiga puluh dua (1.732) ekor. Cukup banyak bukan? Saat ku tanyai ada yang mati ndak Pak Sur..?? Oh, ada. Sekitar delapan ekor tuturnya dengan logat jawa. Terus gimana kalau gitu? Ya di ganti sama peternak Ostrali jawabnya sambil terkekeh.
Kalau suka duka mengawal sapi itu sendiri gimana Pak Sur? Ya itu, kelamaan di laut. Pwuuuising saya mas, jawabnya sembari menyeka kepala. Perginya si enak naik pesawat. Tapi kan sapi-sapi ndak bisa naik peswat mas, hahahaha. Bahkan saya juga sering kena tendang sapi mas. Wah parah dong berarti pak? Kalau parah ya waktu dada saya kena tendang itu. Saya sampai di opname, dua hari saya pingsan mas. Ndak sadar-sadar. Kena tendang sapi bagian dada, tobat saya mas…
Sedih ya ceritanya, tapi begitulah kenyataan dari apa yang ia tuturkan. Satu lagi, terkadang Pak Surani mengalami hal yang apes. Suatu ketika belanja makanan siang untuk anaknya di rampas kucing. Saking sibuknya, ia lupa kalau di motor honda revo merahnya tergantung sebungkus makanan. Karena di komplek banyak kucing liar, dalam hitungan menit para kucing menggasak bungkusan itu. Para kucing panen rejeki dari ke apesan Pak Surani.
Mengeluh, tidak. Ia tak mengeluh. Ia malah tertawa sambil mengangkat bungkusan yang sobek-sobek tersebut sambil mengamatinya dengan cara di putar kanan-kiri. Lalu berbalik dan teriak kepada saya. Dimakan kucing mas. Saya hanya tersenyum sambil menghisap kretekku yang sudah tak panjang lagi.
Tak lama, Pak Surani bersahut. Ndak apa-apa mas, mungkin bukan rezeki anak saya. Nanti ia makan nasi yang dimeja saja. Saya ngantuk, mau tidur siang dulu…
Catatan: tulisan ini kubuat sesuai dengan keterangan waktu pada gambar
0 notes
gondrongoblog · 4 years
Text
The Word Of The Married
Tumblr media
Bermula dari ditemukannya sehelai rambut bercat merah yang menempel pada sebuah jaket yang di gantungkan oleh Ji Sun Woo di ruang kerjanya. Rambut itu menempel setelah Ji Sun Woo dan Lee Tae Oh bercinta. Sun Woo tak tahu dari mana Tae Oh mendapatkan rambut itu. Sebelumnya Sebuah lipstik bermerk terkenal jatuh ke lantai dari jaket Tae Oh. Lipstik dan Rambut merah adalah dua paket yang mencurikan bagi Sun Woo, apalagi Tae Oh terlambat pulang di malam sebelumnya.
Sun Woo merasa gelisah, ia tak tenang dan terus kefikiran oleh dua barang aneh tersebut. Ia akhirnya melakukan penyelidikan kecil. Saat ia sedang menjemput anaknya Lee Joon Young, ia mendapati sosok perempuan muda berambut merah. Perempuan tersebut tak lain adalah ibu dari teman sekolah anaknya yang telah bercerai. 
Merasa penasaran, ia lalu mengajaknya kongkow sembari melakukan menyelidikan terselubung. Tetapi akhirnya Sun Woo tak lagi menaruh curiga pada perempuan tersebut, setelah memastikan lipstik dan lekukan rambut perempuan itu berbeda. Meski ia juga penasaran, mengapa Tae Oh mengangkat perempuan itu sebagai sekertaris tanpa ada pemeberitahuan padanya.
Belakangan Tae Oh sering terlambat pulang. Biasanya ia telah ada di rumah selepas kerja di pukul lima sore. Tetapi hal itu mulai berubah saat negara apai menyerang. Ia beralibi hahwa ia sering lembur kerja bersama rekan kantornya. Sebagai sutradara tentu untuk berkilah dan menghidar bukanlah hal yang sulit bukan?
Sun Woo masih saja terus di hantui oleh kedua benda itu dan menaruh curiga kalau Tae Oh berselingkuh. Tetapi ia juga tak memilii bukti yang cukup kuat untuk menyimpulkannya. Tanpa putus asa ia terus menyelidiki suaminya tersebut. Usaha memang tak pernah menghianati hasil. Bukti kuat perselingkuhan suaminya ia dapati dari laporan Min Hyeon Seo yang berhasil membuntuti. Tentu semua tidaklah gratis, sebagai direktur rumah sakit dan punya kredibilitas tinggi, uang bukanlah sesuatu yang terlalu sulit demi mendapatkan kepuasan informasi.
Yeo Da Kyeong, sosok yang telah menjadi pelakor dari keharmonisan rumah tangganya. Ia adalah anak dari Yeo Byeong Kyu. Seorang konglomerat yang juga memiliki kekuatan otoritas tinggi di antara para pejabat dan politisi.
Sun Woo terguncang, ia menagis, terpukul dan tak percaya dengan semuanya. Dari sini ia mulai kerajingan minuman. Terutama saat Tae Oh lambat pulang dan Joon Young sudah terlelap dikamarnya. Meski ia adalah seorang dokter kawakan, perlahan-lahan insomnia menghampiri dan kondisi kejiwaannya ikut kurang stabil atas situasi ini. Walau bagaimanapun juga, sebagai manusia biasa pasti akan rapuh jika di rundung sebuah masah yang berat.
Kebiasaan minum, dan fikiran yang berat bertemu dengan momentum seorang hidung belang yang pandai memanfaatkan situasi. Son Je Hyoek yang juga tetangganya mengambil peruntungan pada kondisi tersebut. Ia lalu membujuk Sun Woo untuk minum dan berupaya melepas penat. Pertemuan keduanya berakhir di sebuah kamar hotel mewah. Ya, tau sendirilah apa yang terjadi selanjutnya.
Tae Oh merasa ada yang berubah dari Sun Woo belakangan ini. Ia marah, tetapi Sun Woo yang tahu atas kelakuan suaminya balik menggugat. Sebagai sutradara Tae Oh jelas pandai berkilah dan bersilat lidah. Berkali-kali Sun Woo ingin mencoba meng habisi Tae Oh, tetapi ia tak tega jika mengingat dan melihat Joon Young. Naluri ke ibuannya muncul dan tak sanggup melihat anaknya terbebani secara psikologis atas niat perceraiannya.
Semakin ia pendam, Tae Oh semakin bertingkah. Hingga akhirnya Sun Woo tak tahan lagi dan mengatur siasat. Dengan memanfaatkan Eom Hyo Jung ibu dari Da Kyeong yang tampak bodoh dan sok pamer, Sun Woo kemudian membeberkan semuanya di atas meja makan keluarga Da Kyeong. 
Sembari menenggak sempanye, ia menceritakan semua kebusukan suaminya sendiri. Termasuk kehamilan Da Kyeong. Kedua rumah tangga yang harmonis itu langsung berantakan seketika. Tak lama berselang, perceraian Ji Sun Woo dan Lee Tae Oh sudah ketok palu di meja persidangan.
Persoalan selanjutnya adalah hak asuh anak. Sun Woo berjuang keras hingga darah mengucur dari kepalanya saat terjadi benturan keras pada meja kayu di rumahnya. Hal ini di picu oleh pertengkaran Sun Woo dan Tae Oh. Hingga akhirnya Joon Young melihat apa yang terjadi dengan mata kepalanya sendiri. Semua yang di takutkan akhirnya terjadi. Jelas ini adalah suatu guncangan psikologis bagi Joon Young dan kedua orang tuanya.
Tae Oh dihukum boleh menginjak kota. Meski begitu Da Kyeong yang terlanjur cinta mati tak membiarkan Tae Oh pergi sendiri. Aku bisa meninggalkan segalanya, selanjutnya terserah kamu, Da Kyeong kepada Tae Oh. Akhirnya keduanya berpindah ke Seoul. Singkat cerita, dua tahun kemudian mereka kembali ke Geosan dengan seorang putri kecil bernama Jenny. Ia tak hanya kembali dengan seorang putri tetapi juga dengan kesuksesan dan dendam kesumat atas Sun Woo.
Kesuksesan Tae Oh menjadi buah bibir. Selain terkenal, Tae Oh juga punya rumah mewah. Tentu kesemuanya tidak lepas dari campur tangan Byeong Kyu. Sebagai konglomerat dan sebagai orang tua, ia tentu tak ingin melihat anak semata wayangnya Da Kyeong menderita. Pun, film garapan Tae Oh bisa sukses besar juga berkat dana gelondongan dari ayah Da Kyeong.
Ditengah popularitas dan kesuksesan yang semakin menanjak, Tae Oh pun menyusun rencana busuk atas dendam kesumatnya terhadap Sun Woo. Tak hanya bekerja sama dengan Seol Myung Sook untuk melengserkan Sun Woo dari direktur rumah sakit. Tae Oh juga menyewa Park In Kyu untuk mengusir Sun Woo dari kota Geosan dengan cara teror. Mulai dari pelemparan batu, pengrusakan CCTV, pemecahan kaca jendela, hingga berujung pada penyerangan fisik.
Lalu bagaimana kisah selanjutnya? Apakah Ji Sun Woo menyerah begitu saja? Atau ia ikut terlibat dalam ritme permainan yang di susun oleh Tae Oh. Simak saja kelanjutan episodenya. Film ini tak hanya bercerita soal pelakor, tapi juga soal intrik saling menjatuhkan dan bagaimana orang di kontrol oleh money. 
Karl Marx betul dengan statemennya; Uang adalah alasan kita berkelahi.
Hal lainnya, film ini hendak menegaskan bahwa baik pihak istri maupun pihak yang di selingkuhi adalah korban dari kuasa lelaki. Termasuk anak dari keduanya. Jika film ini lanjut di bulan Ramadhan, apakah sang lelaki akan kena azab? Sebagaimana film-film di stasiun televisi swasta Indo(ne)sia(r).
0 notes
gondrongoblog · 4 years
Text
NU PASCA GUS DUR
“Kalau saya keluar Negeri, banyak kalangan non muslim yang menanyakan kabar Gus Dur, bukan kabar Pak Harto, bukan kabar Pak SBY” 
(KH. Hasyim Muzadi)
Sebuah pertanyaan yang kerap hadir di kalangan masyarakat khususnya warga Nahdlatul Ulama (NU) adalah bagaimana nasib NU pasca Gus Dur?. Kenapa pertanyaan itu selalu hadir? sebab gerakan sosial-politik-keagamaan ala Gus Dur mendapatkan sambutan luar biasa. Karena beliau mampu mengkonkritkan NU pada capaian keberhasilan sebagai ormas Islam yang bersemangat kebangsaan.
Tentunya hal ini ditandai di saat Muktamar 1984 di Situbondo, selain dicatat sebagai tinta emas dalam sejarah perjalanan NU, sebab sejak saat itu NU memutuskan untuk “Kembali ke Khittah”. Di Situbondo juga NU berhasil memilih seorang Rais Tanfidziyyah NU (yang pada perjalannya memimpin NU selama tiga Periode). KH. Abdurrahman Wahid kemudian “mentransformasi“ NU dengan meramu pemikiran-pemikiran mazhab. Dari sebatas mengikuti (qauli) ke arah pengembangan pemikiran yang mengikuti metodologi qauli tadi (manhaji).
NU selalu menempatkan para pemimpin islam dalam watak islam transformatif. Islam dijadikan sumber nilai sebagai landasan etis untuk melakukan transformasi sosial secara menyeluruh. Ditunjang oleh pemahaman yang menyeluruh atas persoalan masyarakat masa kini yang terus diperbaruhi, serta kejelian dan keawasan melihat gerak dan struktur dunia.   
Sumbangan terbesar Gus Dur bagi NU dan ummat Islam adalah kegigihannya dalam membangun ruang-ruang kebebasan. Tentu dengan tetap berpatokan pada ajaran ahlu sunnnah wal jama’ah yang dipertahankan oleh kiai-kiai pesantren. Gus Dur memainkan peranan strategis dalam proses transformasi bangsa dan masyarakat. Gus Dur juga mendinamisasikan pemikiran ulama di satu sisi, dan mendinamisasikan pemikiran kaum muda NU di sisi yang lain.
Menurut Gus Dur; kitab-kitab kuning yang mu’tabarah, justru lebih dapat menjawab tantangan zaman dengan formasi kaedah-kaedah ushulul fiqh. Inilah tradisi keilmuan yang dikonkritkan oleh NU dan Gus Dur.
Saat NU mengahadapi dua tantangan sekaligus: yaitu globalisasi Islam radikal-fundamental dan globalisasi neoliberal. Keduanya akan menggerus nasib NU dan bangsa Indonesia. Sejumlah tokoh NU tampil dengan pemikiran yang toleran dan konsep kebangsaan, termasuk Gus Dur tentunya. 
Gus Dur hadir sebagai ikon intelektualisme Indonesia, pembela demokrasi-pluralisme, sekaligus sebagai aktivis HAM. Lebih dari itu, Gus Dur tak hanya menjaga keutuhan NKRI, beliau juga mengisi dan menerjemahkan secara konkret arti Pancasila sebagai ideologi negara. 
Lalu bagaimana NU pasca Gus Dur?
0 notes