Belajar
Kamis, 28 Mei 2020
Bismillah
Pada masa saya duduk di bangku SMA, motivasi saya untuk belajar mandiri sangat rendah. Siklus pembelajaran saya di waktu SMA sangat monoton. Hal yang terpenting untuk saya pada waktu itu adalah masuk ke sekolah dan menyimak guru dalam menerangkan materi pembelajaran. Saya mendapatkan motivasi untuk belajar sendiri ketika memasuki kelas 3 dalam persiapan ujian masuk PTN. Dan setelah saya lulus SMA, melanjutkan pendidikan ke bangku perkuliahan, saya sangat kesulitan untuk mengimbangi pembelajaran di kelas.
Pada masa kuliah, saya dituntut untuk belajar mandiri dalam memahami materi perkuliahan, berbeda dengan masa di sekolah yang guru sangat berperan penting dalam pemberian materi pembelajaran untuk murid-muridnya. Rasa minder dan keinginan untuk berhenti melanjutkan kuliah muncul ketika saya baru saja merasakan bangku perkuliahan. Namun saya menyadari bahwa menuntut ilmu itu sangat penting dan merupakan tanggung jawab bagi diri kita sendri. Saya tidak boleh menyerah dan segera untuk menemukan cara agar saya dapat mandiri dalam kegiatan belajar.
Kenapa kita harus belajar?
Untuk mengejar ketertinggalan saya di kelas, saya harus memiliki kemampuan belajar dengan efektif. Kemampuan belajar dengan cepat sangat penting bagi kita karena ilmu pengetahuan dan teknologi juga berkembang sangat pesat. Jika kita memiliki kemampuan untuk belajar dengan efektif, maka kita akan lebih bisa beradaptasi dengan pesatnya kemajuan pendidikan di lingkuangan sekitar kita. Saya percaya tidak ada orang bodoh di dunia ini, melainkan mereka hanya tidak mengerti bagaimana cara belajar dengan tepat.
Pada abad ke-21, skill cara belajar dengan efektif sangat penting bagi diri kita. Kita boleh saja gagal tetapi kita harus segera bangkit, mulai belajar dari kegagalan dengan cepat dan buat inovasi dari hasil pembelajaran kita. Skill belajar efektif bisa kita dapatkan dengan kita memahami tentang metalearning (belajar tentang pembelajaran itu sendiri). Dan mengenai metalearning itu sendiri, saya akan bahas pada tulisan berikutnya. (Bersambung)
Review buku “BELAJAR CARA BELAJAR” karangan tim hujan tanda tanya (HUTATA).
4 notes
·
View notes
"Kamu itu sangat peduli dengan orang lain. Hanya, bisa saja rasa kepedualianmu dirasa terlampau berlebihan oleh orang lain, sehingga membuat mereka tidak nyaman. Pedulimu itu bagus, tapi apabila berurusan dengan orang lain berusahalah untuk lebih bijak lagi"
Demikian seorang kawan menasihati. Seorang kawan yang kepribadiannya bisa dibilang berbeda seratus delapan puluh derajat, tapi punya beberapa misi dan cita-cita yang sama. Ya, kali tadi dia sangat pelan dan hati-hati saat mengucapkan kalimat barusan. Tak ingin menyakiti, tapi tetap ingin memberi masukan.
Kalau kata channel yutub Hutata di episode yang aku lupa apa judulnya, menurut sebuah penelitian masing-masing orang punya kurang lebih lima orang yang sangat berpengaruh terhadap hidupnya. Dan untukku, pemberi nasihat inilah salah satu dari 5 X tadi.
Kamu, pasti punya orang terdekat yang mau memberi masukan secara terbuka juga, kan? Kalau merasa enggak, barangkali emang cuma perasaan, sedang mereka sudah lama berada di dekat kita. Kalau sudah tau siapa orang-orang yang paling berpengaruh buatmu, jangan lupa bersyukur pada Allah, yang sudah mepertemukan dirimu dengan mereka, plus selalu doakan kebaikan tanpa sepengetahuan mereka.
Kalau belum tahu siapa lima eks tadi, berbahagialah. Jangan-jangan memang hidupmu yang terlalu banyak dipenuhi oleh orang-orang yang dekat yang baik nan peduli.
Selamat malam, jangan lupa buat muhasabah sebelum tidur nanti!
(28/02/19)
29 notes
·
View notes
Delaying Gratification
Ini adalah skill.
Menunda kesenangan; salah satu kemampuan pengendalian diri yang bisa ngebantu kita untuk fokus pada tujuan kita dan bisa mendapatkan manfaat yang lebih besar di masa yang akan datang.
Di tahun 1968, Walter Mischel seorang Psikolog di Stanford University, mengadakan [[marshmellow test]].
Mudahnya, test itu dilakukan oleh beberapa anak, didalam suatu ruangan si anak diberikan satu buah marshmellow, kabar gembiranya, dia akan mendapatkan 2 marshmellow, lebih banyak dari sebelumnya apabila si anak tersebut berhasil menahan keinginannya untuk memakan, sebelum Walter Mischel kembali.
Pada akhirnya? Beberapa diantara anak tersebut berhasil, namun banyaaaak juga yang gagal dalam mengahadapi test tersebut.
Dalam membuat keputusan itu, kita sebenarnya dipengaruhi oleh dua jenis sistem.
1. Sistem yang panas (Impulsive System) Sifatnya otomatis, gak banyak pikir, lebih ke mementingkan emosi, maunya melakukan apa yang dirasa enak.
2. Sistem yang dingin (Reflektif System) lebih kalem, lebih rasional dan berfikir strategis.
Jadi kita mau milih yang mana nih? Yaa pasti dong, sistem dingin, maennya ditunda dulu, yuk nyicil buat ujian, inget2 pokoknya kalo kita lebih bersabar, pasti hadiahnya juga bakal dapet yang lebih indah.
Nah hati2 nih buat camaba, kita merasa bebas nih, punya rasa kebebasan yang lebih, karena udah dianggap dewasa, padahal kan kita masih belajar, belum bener2 bisa mengontrol waktu, emosi, rasa disiplin belum tentu sudah terbiasa.
Nih buat, anak kelas 12, kalo kita gak berfikir jangka panjang, hmm misalnya gini, tentang ngedapetin univ yang didamba, bisa bisa kalo gak dimulai dari sekarang si waktu gak bakal cukup buat ngejar hal-hal yang diperlukan. Alhasil, pas udah mepet2 nih, eh baru rariweuh ngurusun ini itu.
Bahkan udah brek jadi anak kelas 12 masih bingung, 'duh kalo udah lulusan SMA, mau kuliah jurusan apa ya? Mau kuliah dimana ya?
Dengan adanya sistem dingin ini, kita bisa cari cara buat delaying gratification.
Pokoknya ingat aja --> [[ Marshmellow Test]]
Gimana caranya biar kita make sistem dingin buat ngambil keputusan?
Salah satu teori yang diajukan adalah,
Sebelumnya nih reflective system ini berkaitan dengan working memory, atau disebut dengan memori kerja.
Fungsinya: memilah milah mana yang penting nih, atau mana yang enggak.
Fungsi lainnya, menyimpan memori yang sedang di butuhkan.
Kegiatan yang bisa dilakukan untuk ngebantu ningkatin working memori diantaranya nih;
- Tidur yang cukup
- Berusaha untuk lebih terorganisir (Beresin kamar, buat daily schedule, planning hal apa aja yang mau dilakuin (minimal buat jangka pendek aja dah dulu, kalo ribet)
- Rutin jalan2/ berolahraga
- Latih kreatifitas (Mengasah skill bermusik, bermain puzzle atau teka teki silang)
- Doodling atau curat coret.
- Still catching with friends yaa jan sampe temen nanya dikacanginlah, atau mengabaikan permintaan pertolongan teman.
Fokus dengan manfaat jangka panjang,
Yaitu dengan banyak bersyukur.
Buat Gratitude Journal, lebih banyak memaknai hidup, lebih sabar dalam menjalani hidup, jadi yaa gak gampang kegoda sama kesenangan jangka pendek, (contoh kebahagian jangka pendek nih, pacaran lah, hts-an, friendzone, dan hal2 bodoh yang sama sekali tidak layak dijadikan picaritaeun anak incu di masa depan nanti)
Batas pengendalian diri ini apa?
Lingkungan.
Kalo lingkungan nya jelek, penuh godaan yaa percuma dong, malah kababawa jelek :'))
Makanya cari yaa teman yang sevisi sama kita, teman2 taat, yang bisa menuntun kita pada jalan yang benar, apabila kita khilaf saling menyadarkan.
Oh iya sebelum ditutup, inget ini deh;
"You are the average of thr five people you spend most of your time with."
-Jim Rohn
Kesuksesan kita juga dipengaruhi dari lingkungan sekitar kita, telaah, seleksi teman yang pantas untuk kita jadikan lingkungan tersebut, tapi bukan kita menjauhi teman yang berbeda visi loh yaa.
"Seseorang akan mencocoki kebiasaan teman karibnya. Oleh karenanya, perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman karib kalian."
(H.R Abu Dawud, no 4833).
1.23 PM Thursday, 18 June, 2020
------
Referensi:
Hutata Youtube Channel
yusufkurniawan.com
Barakallah✨
0 notes