Tumgik
#janda dan anak yatim wajib zakat atau tidak
Text
Tumblr media
0 notes
pesantrenpandeglang · 7 years
Text
Anda orang Kaya? Perhatikan hal-hal ini!
Menjadi seorang yang kaya raya memiliki banyak harta benda sudah pasti menjadi impian setiap manusia. Karena dengan harta tersebut setiap manusia bisa melakukan apa saja yang diinginkannya, dan pastinya hidupnya akan bahagia dan sejahtera.
Dizaman modern atau juga bisa dikatakan akhir zaman ini tidak dipungkiri setiap orang berlomba lomba dalam memperbanyak harta, tidak hanya untuk menjadi orang yang kaya niat dari mereka pun berbeda – beda seperti ingin dikatakan sebagai orang hebat, orang dermawan hingga hanya ingin menyumbangkan diri dari orang lain.
Untuk mencapai tujuan tersebut setiap orang bekerja keras tanpa henti, hari-harinya dihabiskan untuk mencari dan menumpuk harta dunia tidak mengenal siang dan malam, lebih parah nya ada dari mereka yang melakukan hal apa saja (hal haram hingga yang mencelakakan orang lain) asal mendapatkan harta.
Di sinilah peran keimanan seseorang yang akan mengantarkan manusia memperoleh harta yang baik atau harta yang buruk. Dimana harta yang baik yang di peroleh dari cara yang halal dan diridhai opeh Allah swt yang akan mengantarkan kebahagiaan bagi pemiliknya atau harta yang buruk yang diperoleh dari jalan tercela yang dimurkai Allah swt yang akan mengantarkan pemiliknya kedalam kesengsaraan hidup. Nauzubillah
Terlepas dari itu semua, manusia yang memeliliki banyak harta memiliki hal yang harus diperhatikan yang nantinya akan dipertanggungjawabkan. Setidaknya ada 5 hal yang harus diperhatikan oleh mereka, yaitu:
1. Kekayaan bukan sebagai ajang pamer (Sombong) Dalam Al-Quran yang mulia surat At Takatsur ayat 1-8, Allah swt memperingatkan manusia untuk tidak bermegah-megahan di dunia, tidak menjadikan kekayaan sebagai ajang pamer ke sesama terlebih harta yang dimilikinya tersebut tidak membuatnya sombong dari saudara saudaranya.
2. Tidak Israf dan Tabdzir Menurut Ibnu ‘Abidin, ‘Israf adalah menyalurkan sesuatu yang layak melebihi dari kadar layaknya. Sedangkan tabdzir adalah menyalurkan sesuatu pada sesuatu yang tidak layak’. Israf atau berlebih lebihan juga merupakan sifat yang di benci Allah swt. Sebagaimana firmannya dalam Al-Quran surat Al A’raf ayat 31 yang artinya, ”Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah disetiap memasuki masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih lebihan”. (QS Al A’raf:31)
Begitu juga dengan tabdzir, Allah mengibaratkan pelaku tabdzir sebagai saudaranya syaitan. Allah berfirman, ”Dan janganlah kamu menghambur hamburkan hartamu secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan”. (QS Al Isro’: 26-27)
3. Harus mengeluarkan nafkah wajib Diriwayatkan oleh Abu Daud. ‘Abdullah bin’ Amr ra, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Seseorang cukup dikatakan berdosa jika ia melalaikan orang yang ia wajib beri nafkah”. (HR. Abu Daud)
Yang termasuk memberikan nafkah wajib seperti orang tua memberikan makan kepada anak anaknya, suami memberi nafkah kepada istrinya dan lain sebagainya. Disamping nafkah wajib tentunya manusia harus menyisihkan sebagai hartanya untuk orang orang yang membutuhkan seperti fakir miskin, janda, anak yatim piatu dan lainnya.
4. Mengeluarkan zakatnya Dikatakan sebagi orang kaya pastinya karena memiliki banyak harta, maka dari itu ada kewajiban yang harus dikeluarkan yaitu zakat dari harta harta yang dimilikinya.
Hal ini Allah ancam orang orang yang menyimpan hartanya untuk dirinya sendiri, di dalam Al-Quran surat At Taubah ayat 23-35, yang artinya, ”Dan orang orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, bahwa mereka akan mendapat siksa yang pedih, pada hari dipanaskannya emas perak itu di dalam neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka lalu dikatakan kepada mereka: ‘Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang akibat dari apa yang kamu simpan itu”. (QS At Taubah: 34-35)
5. Akan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat Semua yang dimiliki oleh manusia merupakan amanah yang dititipkan oleh Allah dan kelak pada waktunya akan dimintai pertanggungjawaban, termasuk harta yang diperoleh oleh manusia dengan bersusah payah.
Semakin banyak harta yang dimiliki seseorang semakin lama pula perhitungan yang akan dialami oleh orang tersebut. Setidaknya ada dua pertanyaan yang akan ditujukan kepada pemilik harta 1. Dari mana harta tersebut didapat? 2. Dan untuk apa harta tersebut dipergunakan?
Abu Barzah Al Aslami ra berkisah. Rasulullah saw bersabda, ‘Kedua kaki seseorang hamba tidaklah beranjak dari hari kiamat hingga ia ditanya mengenai: Umurnya dimanakah ia habiskan, Ilmunya dimanakah ia amalkan, Hartanya dimana ia peroleh dan dimana ia infakkan dan mengenai tubuhnya dimanakah di usangnya’. (HR. Tirmidzi)
Memiliki harta yang banyak memang menyenangkan namun memiliki harta yang mengantarkan dalam kebahagiaan itulah harta yang sesungguhnya yang bisa kita dapatkan di dalam keluarga yang sederhana.
Dari Ubaidillah bin Mihshan Al-Anshary ra, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِى سِرْبِهِ مُعَافًى فِى جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا “Barangsiapa di antara kalian mendapatkan rasa aman di rumahnya (pada diri, keluarga dan masyarakatnya), diberikan kesehatan badan, dan memiliki makanan pokok pada hari itu di rumahnya, maka seakan-akan dunia telah terkumpul pada dirinya. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
(red/Aa)
from WordPress http://ift.tt/2zKDjWu via IFTTT
0 notes
mzuhdymcorp · 7 years
Text
Anda orang Kaya? Perhatikan hal-hal ini!
Menjadi seorang yang kaya raya memiliki banyak harta benda sudah pasti menjadi impian setiap manusia. Karena dengan harta tersebut setiap manusia bisa melakukan apa saja yang diinginkannya, dan pastinya hidupnya akan bahagia dan sejahtera.
Dizaman modern atau juga bisa dikatakan akhir zaman ini tidak dipungkiri setiap orang berlomba lomba dalam memperbanyak harta, tidak hanya untuk menjadi orang yang kaya niat dari mereka pun berbeda – beda seperti ingin dikatakan sebagai orang hebat, orang dermawan hingga hanya ingin menyumbangkan diri dari orang lain.
Untuk mencapai tujuan tersebut setiap orang bekerja keras tanpa henti, hari-harinya dihabiskan untuk mencari dan menumpuk harta dunia tidak mengenal siang dan malam, lebih parah nya ada dari mereka yang melakukan hal apa saja (hal haram hingga yang mencelakakan orang lain) asal mendapatkan harta.
Di sinilah peran keimanan seseorang yang akan mengantarkan manusia memperoleh harta yang baik atau harta yang buruk. Dimana harta yang baik yang di peroleh dari cara yang halal dan diridhai opeh Allah swt yang akan mengantarkan kebahagiaan bagi pemiliknya atau harta yang buruk yang diperoleh dari jalan tercela yang dimurkai Allah swt yang akan mengantarkan pemiliknya kedalam kesengsaraan hidup. Nauzubillah
Terlepas dari itu semua, manusia yang memeliliki banyak harta memiliki hal yang harus diperhatikan yang nantinya akan dipertanggungjawabkan. Setidaknya ada 5 hal yang harus diperhatikan oleh mereka, yaitu:
1. Kekayaan bukan sebagai ajang pamer (Sombong) Dalam Al-Quran yang mulia surat At Takatsur ayat 1-8, Allah swt memperingatkan manusia untuk tidak bermegah-megahan di dunia, tidak menjadikan kekayaan sebagai ajang pamer ke sesama terlebih harta yang dimilikinya tersebut tidak membuatnya sombong dari saudara saudaranya.
2. Tidak Israf dan Tabdzir Menurut Ibnu ‘Abidin, ‘Israf adalah menyalurkan sesuatu yang layak melebihi dari kadar layaknya. Sedangkan tabdzir adalah menyalurkan sesuatu pada sesuatu yang tidak layak’. Israf atau berlebih lebihan juga merupakan sifat yang di benci Allah swt. Sebagaimana firmannya dalam Al-Quran surat Al A’raf ayat 31 yang artinya, ”Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah disetiap memasuki masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih lebihan”. (QS Al A’raf:31)
Begitu juga dengan tabdzir, Allah mengibaratkan pelaku tabdzir sebagai saudaranya syaitan. Allah berfirman, ”Dan janganlah kamu menghambur hamburkan hartamu secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan”. (QS Al Isro’: 26-27)
3. Harus mengeluarkan nafkah wajib Diriwayatkan oleh Abu Daud. ‘Abdullah bin’ Amr ra, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Seseorang cukup dikatakan berdosa jika ia melalaikan orang yang ia wajib beri nafkah”. (HR. Abu Daud)
Yang termasuk memberikan nafkah wajib seperti orang tua memberikan makan kepada anak anaknya, suami memberi nafkah kepada istrinya dan lain sebagainya. Disamping nafkah wajib tentunya manusia harus menyisihkan sebagai hartanya untuk orang orang yang membutuhkan seperti fakir miskin, janda, anak yatim piatu dan lainnya.
4. Mengeluarkan zakatnya Dikatakan sebagi orang kaya pastinya karena memiliki banyak harta, maka dari itu ada kewajiban yang harus dikeluarkan yaitu zakat dari harta harta yang dimilikinya.
Hal ini Allah ancam orang orang yang menyimpan hartanya untuk dirinya sendiri, di dalam Al-Quran surat At Taubah ayat 23-35, yang artinya, ”Dan orang orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, bahwa mereka akan mendapat siksa yang pedih, pada hari dipanaskannya emas perak itu di dalam neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka lalu dikatakan kepada mereka: ‘Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang akibat dari apa yang kamu simpan itu”. (QS At Taubah: 34-35)
5. Akan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat Semua yang dimiliki oleh manusia merupakan amanah yang dititipkan oleh Allah dan kelak pada waktunya akan dimintai pertanggungjawaban, termasuk harta yang diperoleh oleh manusia dengan bersusah payah.
Semakin banyak harta yang dimiliki seseorang semakin lama pula perhitungan yang akan dialami oleh orang tersebut. Setidaknya ada dua pertanyaan yang akan ditujukan kepada pemilik harta 1. Dari mana harta tersebut didapat? 2. Dan untuk apa harta tersebut dipergunakan?
Abu Barzah Al Aslami ra berkisah. Rasulullah saw bersabda, ‘Kedua kaki seseorang hamba tidaklah beranjak dari hari kiamat hingga ia ditanya mengenai: Umurnya dimanakah ia habiskan, Ilmunya dimanakah ia amalkan, Hartanya dimana ia peroleh dan dimana ia infakkan dan mengenai tubuhnya dimanakah di usangnya’. (HR. Tirmidzi)
Memiliki harta yang banyak memang menyenangkan namun memiliki harta yang mengantarkan dalam kebahagiaan itulah harta yang sesungguhnya yang bisa kita dapatkan di dalam keluarga yang sederhana.
Dari Ubaidillah bin Mihshan Al-Anshary ra, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِى سِرْبِهِ مُعَافًى فِى جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا “Barangsiapa di antara kalian mendapatkan rasa aman di rumahnya (pada diri, keluarga dan masyarakatnya), diberikan kesehatan badan, dan memiliki makanan pokok pada hari itu di rumahnya, maka seakan-akan dunia telah terkumpul pada dirinya. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
(red/Aa)
from Anda orang Kaya? Perhatikan hal-hal ini!
0 notes
pondokpesantren · 7 years
Text
Anda orang Kaya? Perhatikan hal-hal ini!
Menjadi seorang yang kaya raya memiliki banyak harta benda sudah pasti menjadi impian setiap manusia. Karena dengan harta tersebut setiap manusia bisa melakukan apa saja yang diinginkannya, dan pastinya hidupnya akan bahagia dan sejahtera.
Dizaman modern atau juga bisa dikatakan akhir zaman ini tidak dipungkiri setiap orang berlomba lomba dalam memperbanyak harta, tidak hanya untuk menjadi orang yang kaya niat dari mereka pun berbeda – beda seperti ingin dikatakan sebagai orang hebat, orang dermawan hingga hanya ingin menyumbangkan diri dari orang lain.
Untuk mencapai tujuan tersebut setiap orang bekerja keras tanpa henti, hari-harinya dihabiskan untuk mencari dan menumpuk harta dunia tidak mengenal siang dan malam, lebih parah nya ada dari mereka yang melakukan hal apa saja (hal haram hingga yang mencelakakan orang lain) asal mendapatkan harta.
Di sinilah peran keimanan seseorang yang akan mengantarkan manusia memperoleh harta yang baik atau harta yang buruk. Dimana harta yang baik yang di peroleh dari cara yang halal dan diridhai opeh Allah swt yang akan mengantarkan kebahagiaan bagi pemiliknya atau harta yang buruk yang diperoleh dari jalan tercela yang dimurkai Allah swt yang akan mengantarkan pemiliknya kedalam kesengsaraan hidup. Nauzubillah
Terlepas dari itu semua, manusia yang memeliliki banyak harta memiliki hal yang harus diperhatikan yang nantinya akan dipertanggungjawabkan. Setidaknya ada 5 hal yang harus diperhatikan oleh mereka, yaitu:
1. Kekayaan bukan sebagai ajang pamer (Sombong) Dalam Al-Quran yang mulia surat At Takatsur ayat 1-8, Allah swt memperingatkan manusia untuk tidak bermegah-megahan di dunia, tidak menjadikan kekayaan sebagai ajang pamer ke sesama terlebih harta yang dimilikinya tersebut tidak membuatnya sombong dari saudara saudaranya.
2. Tidak Israf dan Tabdzir Menurut Ibnu ‘Abidin, ‘Israf adalah menyalurkan sesuatu yang layak melebihi dari kadar layaknya. Sedangkan tabdzir adalah menyalurkan sesuatu pada sesuatu yang tidak layak’. Israf atau berlebih lebihan juga merupakan sifat yang di benci Allah swt. Sebagaimana firmannya dalam Al-Quran surat Al A’raf ayat 31 yang artinya, ”Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah disetiap memasuki masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih lebihan”. (QS Al A’raf:31)
Begitu juga dengan tabdzir, Allah mengibaratkan pelaku tabdzir sebagai saudaranya syaitan. Allah berfirman, ”Dan janganlah kamu menghambur hamburkan hartamu secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan”. (QS Al Isro’: 26-27)
3. Harus mengeluarkan nafkah wajib Diriwayatkan oleh Abu Daud. ‘Abdullah bin’ Amr ra, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Seseorang cukup dikatakan berdosa jika ia melalaikan orang yang ia wajib beri nafkah”. (HR. Abu Daud)
Yang termasuk memberikan nafkah wajib seperti orang tua memberikan makan kepada anak anaknya, suami memberi nafkah kepada istrinya dan lain sebagainya. Disamping nafkah wajib tentunya manusia harus menyisihkan sebagai hartanya untuk orang orang yang membutuhkan seperti fakir miskin, janda, anak yatim piatu dan lainnya.
4. Mengeluarkan zakatnya Dikatakan sebagi orang kaya pastinya karena memiliki banyak harta, maka dari itu ada kewajiban yang harus dikeluarkan yaitu zakat dari harta harta yang dimilikinya.
Hal ini Allah ancam orang orang yang menyimpan hartanya untuk dirinya sendiri, di dalam Al-Quran surat At Taubah ayat 23-35, yang artinya, ”Dan orang orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, bahwa mereka akan mendapat siksa yang pedih, pada hari dipanaskannya emas perak itu di dalam neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka lalu dikatakan kepada mereka: ‘Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang akibat dari apa yang kamu simpan itu”. (QS At Taubah: 34-35)
5. Akan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat Semua yang dimiliki oleh manusia merupakan amanah yang dititipkan oleh Allah dan kelak pada waktunya akan dimintai pertanggungjawaban, termasuk harta yang diperoleh oleh manusia dengan bersusah payah.
Semakin banyak harta yang dimiliki seseorang semakin lama pula perhitungan yang akan dialami oleh orang tersebut. Setidaknya ada dua pertanyaan yang akan ditujukan kepada pemilik harta 1. Dari mana harta tersebut didapat? 2. Dan untuk apa harta tersebut dipergunakan?
Abu Barzah Al Aslami ra berkisah. Rasulullah saw bersabda, ‘Kedua kaki seseorang hamba tidaklah beranjak dari hari kiamat hingga ia ditanya mengenai: Umurnya dimanakah ia habiskan, Ilmunya dimanakah ia amalkan, Hartanya dimana ia peroleh dan dimana ia infakkan dan mengenai tubuhnya dimanakah di usangnya’. (HR. Tirmidzi)
Memiliki harta yang banyak memang menyenangkan namun memiliki harta yang mengantarkan dalam kebahagiaan itulah harta yang sesungguhnya yang bisa kita dapatkan di dalam keluarga yang sederhana.
Dari Ubaidillah bin Mihshan Al-Anshary ra, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِى سِرْبِهِ مُعَافًى فِى جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا “Barangsiapa di antara kalian mendapatkan rasa aman di rumahnya (pada diri, keluarga dan masyarakatnya), diberikan kesehatan badan, dan memiliki makanan pokok pada hari itu di rumahnya, maka seakan-akan dunia telah terkumpul pada dirinya. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
(red/Aa)
from Anda orang Kaya? Perhatikan hal-hal ini!
0 notes
Text
Anda orang Kaya? Perhatikan hal-hal ini!
Menjadi seorang yang kaya raya memiliki banyak harta benda sudah pasti menjadi impian setiap manusia. Karena dengan harta tersebut setiap manusia bisa melakukan apa saja yang diinginkannya, dan pastinya hidupnya akan bahagia dan sejahtera.
Dizaman modern atau juga bisa dikatakan akhir zaman ini tidak dipungkiri setiap orang berlomba lomba dalam memperbanyak harta, tidak hanya untuk menjadi orang yang kaya niat dari mereka pun berbeda – beda seperti ingin dikatakan sebagai orang hebat, orang dermawan hingga hanya ingin menyumbangkan diri dari orang lain.
Untuk mencapai tujuan tersebut setiap orang bekerja keras tanpa henti, hari-harinya dihabiskan untuk mencari dan menumpuk harta dunia tidak mengenal siang dan malam, lebih parah nya ada dari mereka yang melakukan hal apa saja (hal haram hingga yang mencelakakan orang lain) asal mendapatkan harta.
Di sinilah peran keimanan seseorang yang akan mengantarkan manusia memperoleh harta yang baik atau harta yang buruk. Dimana harta yang baik yang di peroleh dari cara yang halal dan diridhai opeh Allah swt yang akan mengantarkan kebahagiaan bagi pemiliknya atau harta yang buruk yang diperoleh dari jalan tercela yang dimurkai Allah swt yang akan mengantarkan pemiliknya kedalam kesengsaraan hidup. Nauzubillah
Terlepas dari itu semua, manusia yang memeliliki banyak harta memiliki hal yang harus diperhatikan yang nantinya akan dipertanggungjawabkan. Setidaknya ada 5 hal yang harus diperhatikan oleh mereka, yaitu:
1. Kekayaan bukan sebagai ajang pamer (Sombong) Dalam Al-Quran yang mulia surat At Takatsur ayat 1-8, Allah swt memperingatkan manusia untuk tidak bermegah-megahan di dunia, tidak menjadikan kekayaan sebagai ajang pamer ke sesama terlebih harta yang dimilikinya tersebut tidak membuatnya sombong dari saudara saudaranya.
2. Tidak Israf dan Tabdzir Menurut Ibnu ‘Abidin, ‘Israf adalah menyalurkan sesuatu yang layak melebihi dari kadar layaknya. Sedangkan tabdzir adalah menyalurkan sesuatu pada sesuatu yang tidak layak’. Israf atau berlebih lebihan juga merupakan sifat yang di benci Allah swt. Sebagaimana firmannya dalam Al-Quran surat Al A’raf ayat 31 yang artinya, ”Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah disetiap memasuki masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih lebihan”. (QS Al A’raf:31)
Begitu juga dengan tabdzir, Allah mengibaratkan pelaku tabdzir sebagai saudaranya syaitan. Allah berfirman, ”Dan janganlah kamu menghambur hamburkan hartamu secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan”. (QS Al Isro’: 26-27)
3. Harus mengeluarkan nafkah wajib Diriwayatkan oleh Abu Daud. ‘Abdullah bin’ Amr ra, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Seseorang cukup dikatakan berdosa jika ia melalaikan orang yang ia wajib beri nafkah”. (HR. Abu Daud)
Yang termasuk memberikan nafkah wajib seperti orang tua memberikan makan kepada anak anaknya, suami memberi nafkah kepada istrinya dan lain sebagainya. Disamping nafkah wajib tentunya manusia harus menyisihkan sebagai hartanya untuk orang orang yang membutuhkan seperti fakir miskin, janda, anak yatim piatu dan lainnya.
4. Mengeluarkan zakatnya Dikatakan sebagi orang kaya pastinya karena memiliki banyak harta, maka dari itu ada kewajiban yang harus dikeluarkan yaitu zakat dari harta harta yang dimilikinya.
Hal ini Allah ancam orang orang yang menyimpan hartanya untuk dirinya sendiri, di dalam Al-Quran surat At Taubah ayat 23-35, yang artinya, ”Dan orang orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, bahwa mereka akan mendapat siksa yang pedih, pada hari dipanaskannya emas perak itu di dalam neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka lalu dikatakan kepada mereka: ‘Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang akibat dari apa yang kamu simpan itu”. (QS At Taubah: 34-35)
5. Akan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat Semua yang dimiliki oleh manusia merupakan amanah yang dititipkan oleh Allah dan kelak pada waktunya akan dimintai pertanggungjawaban, termasuk harta yang diperoleh oleh manusia dengan bersusah payah.
Semakin banyak harta yang dimiliki seseorang semakin lama pula perhitungan yang akan dialami oleh orang tersebut. Setidaknya ada dua pertanyaan yang akan ditujukan kepada pemilik harta 1. Dari mana harta tersebut didapat? 2. Dan untuk apa harta tersebut dipergunakan?
Abu Barzah Al Aslami ra berkisah. Rasulullah saw bersabda, ‘Kedua kaki seseorang hamba tidaklah beranjak dari hari kiamat hingga ia ditanya mengenai: Umurnya dimanakah ia habiskan, Ilmunya dimanakah ia amalkan, Hartanya dimana ia peroleh dan dimana ia infakkan dan mengenai tubuhnya dimanakah di usangnya’. (HR. Tirmidzi)
Memiliki harta yang banyak memang menyenangkan namun memiliki harta yang mengantarkan dalam kebahagiaan itulah harta yang sesungguhnya yang bisa kita dapatkan di dalam keluarga yang sederhana.
Dari Ubaidillah bin Mihshan Al-Anshary ra, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِى سِرْبِهِ مُعَافًى فِى جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا “Barangsiapa di antara kalian mendapatkan rasa aman di rumahnya (pada diri, keluarga dan masyarakatnya), diberikan kesehatan badan, dan memiliki makanan pokok pada hari itu di rumahnya, maka seakan-akan dunia telah terkumpul pada dirinya. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
(red/Aa)
from Anda orang Kaya? Perhatikan hal-hal ini!
0 notes
sdislamdarunnjah · 7 years
Text
Anda orang Kaya? Perhatikan hal-hal ini!
Menjadi seorang yang kaya raya memiliki banyak harta benda sudah pasti menjadi impian setiap manusia. Karena dengan harta tersebut setiap manusia bisa melakukan apa saja yang diinginkannya, dan pastinya hidupnya akan bahagia dan sejahtera.
Dizaman modern atau juga bisa dikatakan akhir zaman ini tidak dipungkiri setiap orang berlomba lomba dalam memperbanyak harta, tidak hanya untuk menjadi orang yang kaya niat dari mereka pun berbeda – beda seperti ingin dikatakan sebagai orang hebat, orang dermawan hingga hanya ingin menyumbangkan diri dari orang lain.
Untuk mencapai tujuan tersebut setiap orang bekerja keras tanpa henti, hari-harinya dihabiskan untuk mencari dan menumpuk harta dunia tidak mengenal siang dan malam, lebih parah nya ada dari mereka yang melakukan hal apa saja (hal haram hingga yang mencelakakan orang lain) asal mendapatkan harta.
Di sinilah peran keimanan seseorang yang akan mengantarkan manusia memperoleh harta yang baik atau harta yang buruk. Dimana harta yang baik yang di peroleh dari cara yang halal dan diridhai opeh Allah swt yang akan mengantarkan kebahagiaan bagi pemiliknya atau harta yang buruk yang diperoleh dari jalan tercela yang dimurkai Allah swt yang akan mengantarkan pemiliknya kedalam kesengsaraan hidup. Nauzubillah
Terlepas dari itu semua, manusia yang memeliliki banyak harta memiliki hal yang harus diperhatikan yang nantinya akan dipertanggungjawabkan. Setidaknya ada 5 hal yang harus diperhatikan oleh mereka, yaitu:
1. Kekayaan bukan sebagai ajang pamer (Sombong) Dalam Al-Quran yang mulia surat At Takatsur ayat 1-8, Allah swt memperingatkan manusia untuk tidak bermegah-megahan di dunia, tidak menjadikan kekayaan sebagai ajang pamer ke sesama terlebih harta yang dimilikinya tersebut tidak membuatnya sombong dari saudara saudaranya.
2. Tidak Israf dan Tabdzir Menurut Ibnu ‘Abidin, ‘Israf adalah menyalurkan sesuatu yang layak melebihi dari kadar layaknya. Sedangkan tabdzir adalah menyalurkan sesuatu pada sesuatu yang tidak layak’. Israf atau berlebih lebihan juga merupakan sifat yang di benci Allah swt. Sebagaimana firmannya dalam Al-Quran surat Al A’raf ayat 31 yang artinya, ”Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah disetiap memasuki masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih lebihan”. (QS Al A’raf:31)
Begitu juga dengan tabdzir, Allah mengibaratkan pelaku tabdzir sebagai saudaranya syaitan. Allah berfirman, ”Dan janganlah kamu menghambur hamburkan hartamu secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan”. (QS Al Isro’: 26-27)
3. Harus mengeluarkan nafkah wajib Diriwayatkan oleh Abu Daud. ‘Abdullah bin’ Amr ra, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Seseorang cukup dikatakan berdosa jika ia melalaikan orang yang ia wajib beri nafkah”. (HR. Abu Daud)
Yang termasuk memberikan nafkah wajib seperti orang tua memberikan makan kepada anak anaknya, suami memberi nafkah kepada istrinya dan lain sebagainya. Disamping nafkah wajib tentunya manusia harus menyisihkan sebagai hartanya untuk orang orang yang membutuhkan seperti fakir miskin, janda, anak yatim piatu dan lainnya.
4. Mengeluarkan zakatnya Dikatakan sebagi orang kaya pastinya karena memiliki banyak harta, maka dari itu ada kewajiban yang harus dikeluarkan yaitu zakat dari harta harta yang dimilikinya.
Hal ini Allah ancam orang orang yang menyimpan hartanya untuk dirinya sendiri, di dalam Al-Quran surat At Taubah ayat 23-35, yang artinya, ”Dan orang orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, bahwa mereka akan mendapat siksa yang pedih, pada hari dipanaskannya emas perak itu di dalam neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka lalu dikatakan kepada mereka: ‘Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang akibat dari apa yang kamu simpan itu”. (QS At Taubah: 34-35)
5. Akan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat Semua yang dimiliki oleh manusia merupakan amanah yang dititipkan oleh Allah dan kelak pada waktunya akan dimintai pertanggungjawaban, termasuk harta yang diperoleh oleh manusia dengan bersusah payah.
Semakin banyak harta yang dimiliki seseorang semakin lama pula perhitungan yang akan dialami oleh orang tersebut. Setidaknya ada dua pertanyaan yang akan ditujukan kepada pemilik harta 1. Dari mana harta tersebut didapat? 2. Dan untuk apa harta tersebut dipergunakan?
Abu Barzah Al Aslami ra berkisah. Rasulullah saw bersabda, ‘Kedua kaki seseorang hamba tidaklah beranjak dari hari kiamat hingga ia ditanya mengenai: Umurnya dimanakah ia habiskan, Ilmunya dimanakah ia amalkan, Hartanya dimana ia peroleh dan dimana ia infakkan dan mengenai tubuhnya dimanakah di usangnya’. (HR. Tirmidzi)
Memiliki harta yang banyak memang menyenangkan namun memiliki harta yang mengantarkan dalam kebahagiaan itulah harta yang sesungguhnya yang bisa kita dapatkan di dalam keluarga yang sederhana.
Dari Ubaidillah bin Mihshan Al-Anshary ra, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِى سِرْبِهِ مُعَافًى فِى جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا “Barangsiapa di antara kalian mendapatkan rasa aman di rumahnya (pada diri, keluarga dan masyarakatnya), diberikan kesehatan badan, dan memiliki makanan pokok pada hari itu di rumahnya, maka seakan-akan dunia telah terkumpul pada dirinya. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
(red/Aa)
from Anda orang Kaya? Perhatikan hal-hal ini!
0 notes
nozekv-blog · 7 years
Text
DEKLARASI KHILAFAH
--------------------------------------------------------
 Pada hari pertama di bulan Ramadhan 1435H, kebangkitan Khilafah diumumkan oleh juru bicara Daulah Islam, Syaikh Abu Muhammad al- 'Adnani asy-Syami hafizhahullah. Kabar baik ini diikuti oleh pidato resmi pertama Amirul Mu'minin Abu Bakar al-Husaini al-Qurasyi al-Baghdadi –semoga Allah menolongnya–.
 Pengumuman ini membuat jalan-jalan di Daulah Islam dipenuhi orang-orang yang menyambut dengan suka cita. Semoga Allah terus mengisi hati Umat Islam dengan berita kemenangan, sehingga membimbing mereka menuju ketaatan kepada Rasulullah Muhammad sallallahu 'alaihi wa sallam menuju Jannah. Berikut adalah beberapa kutipan yang paling penting dari dua pidato beliau:
 BERITA GEMBIRA BAGI UMAT MUSLIM
 Amirul Mu'minin berkata: "Wahai kaum muslimin di mana pun kalian berada, kabar gembira dan harapan baik bagi kalian. Angkatlah kepala kalian tinggi-tinggi, sejak hari ini –karena karunia Allah– kalian memiliki Daulah dan Khilafah, yang akan mengembalikan martabat kalian, kekuatan, hak, dan kepemimpinan.
 Ini adalah saat di mana orang Arab dan non-Arab, orang kulit putih dan kulit hitam, orang timur dan orang Barat semua adalah saudara. Ini adalah Khilafah yang menyatukan Kaukasus, India, Cina, Syam, Iraq, Yaman, Mesir, Maghribi (Afrika Utara), Amerika, Prancis, Jerman, dan Australia. Allah membawa hati mereka semua, lalu mereka menjadi saudara dengan kasih dan karunia-Nya, mencintai satu sama lain karena Allah, berdiri bersama dalam satu parit, untuk membela dan menjaga satu sama lain, dan saling mengorbankan diri mereka sendiri satu sama lain.
 Darah mereka bercampur dan menjadi satu, di bawah satu panji dan satu tujuan, dalam satu wadah, menikmati berkah ini, berkah persaudaraan iman. Jika para raja itu untuk mencicipi berkah ini, pasti mereka rela meninggalkan kerajaan mereka dan berjuang untuk hal ini. Maka segala puji dan syukur hanyalah milik Allah."
 ERA BARU TELAH TIBA : KEHORMATAN DAN KEKUATAN MILIK KAUM MUSLIMIN
 Amirul Mu'minin berkata: "Segera, dengan izin Allah, akan datang suatu hari ketika umat Islam akan berjalan di mana-mana sebagai seorang tuan, memiliki kehormatan, diakui, dengan kepala terangkat tinggi dan martabatnya disegani. Siapapun yang berani menyinggung perasaannya akan dihukum, dan setiap tangan yang berani menyentuhnya untuk menyakitinya akan dipotong.
 Maka biarkan dunia tahu bahwa saat ini kita hidup di era baru. Siapa pun yang lalai sekarang harus waspada. Siapa pun sedang tertidur sekarang harus bangun. Siapa pun yang kaget dan panik harus segera sadar. Kaum Muslimin saat ini memiliki suara lantang, pernyataan yang bergemuruh, dan kaki yang kuat.
 Kalimat lantang yang akan membuat dunia mendengar dan memahami makna terorisme, dan kaki yang kuat yang akan menginjak-injak berhala nasionalisme, menghancurkan patung demokrasi, dan menyingkap keburukan padanya."
 Syaikh Abu Muhammad al-'Adnani mengatakan: "Waktunya telah tiba bagi mereka, generasi yang tenggelam dalam lautan aib, yang dirawat dengan air susu penghinaan, dan diperintah oleh orang- orang hina, setelah mereka tidur panjang dalam gelapnya kelalaian, kini sudah saatnya bagi mereka untuk bangkit.
 Waktunya telah tiba untuk ummat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bangun dari tidurnya, menghapus kotoran dari pakaian, dan menyingkirkan debu penghinaan dan aib. Karena era meratap dan mengerang telah pergi, dan fajar kehormatan telah muncul kembali. Matahari jihad telah meninggi. Kabar gembira telah bersinar. Terjalin rapi di atas cakrawala. Tanda-tanda kemenangan telah muncul. "
 DUNIA TELAH DIBAGI KE DALAM DUA KUBU
 Amirul Mu'minin berkata: "Wahai umat Islam, bahkan dunia saat ini telah dibagi menjadi dua kubu dan dua parit, tanpa ada kubu ketiga: 1. Kubu Islam dan Iman, dan 2. Kubu Kufur (Kekafiran) dan Kemunafikan. Kamp kaum muslimin dan mujahidin di mana-mana, dan (sisanya) kamp orang Yahudi, pasukan salib dan sekutu mereka, dan yang bergabung bersama mereka dari bangsa-bangsa dan agama kufur lainnya. Semua (kamp kafir) dipimpin oleh Amerika dan Rusia, dan dimobilisasi oleh orang-orang Yahudi."
 SERUAN HIJRAH
 Amirul Mu'minin berkata: "Oleh karena itu, bersegeralah wahai kaum muslimin ke Daulahmu. Ya, ini adalah Daulahmu. Bersegeralah, karena Suriah tidak untuk orang Suriah, dan Iraq bukan untuk orang Iraq. Bumi adalah milik Allah.
 (Sesungguhnya bumi ini milik Allah: diwariskan-Nya kepada siapa saja yang dikehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan (yang baik) adalah bagi orang-orang yang bertaqwa) (Al-A'raf: 128).
 Daulah ini adalah negara bagi seluruh umat Islam, tanah bagi umat Islam, semua umat Islam. Wahai Kaum Muslimin di mana pun kalian berada, siapa pun yang mampu melakukan hijrah ke Daulah Islam, maka biarkan dia melakukannya, karena hijrah ke tanah Islam adalah wajib."
 SERUAN KEPADA SELURUH MUSLIM : DOKTER, INSINYUR, ULAMA DAN PARA AHLI
 Amirul Mu'minin berkata: "Kami membuat seruan khusus kepada para ulama, fuqaha' dan para da’i, terutama hakim (qadhi), serta orang-orang dengan basic militer, keahlian administrasi dan layanan, dokter dan insinyur dari semua spesialisasi dan bidang berbeda.
 Kami menyeru mereka dan mengingatkan mereka untuk takut kepada Allah, mengingatkan bahwa hijrah mereka adalah fardhu 'ain, sehingga mereka dapat menjawab rintihan kaum muslimin yang memilukan, yang membutuhkan mereka. orang-orang mengabaikan agama mereka dan mereka haus kepada orang-orang yang dapat mengajar mereka dan membantu mereka memahaminya.
 Maka bertaqwalah kepada Allah, wahai hamba-hamba Allah."
DABIQ 1 LAPORAN
 PERTEMUAN SUKU-SUKU DI ALEPPO
 Daulah Islam memiliki sejarah panjang dalam membangun hubungan dengan suku-suku di wilayahnya dalam upaya memperkuat barisan kaum muslimin, menyatukan mereka di bawah satu imam, dan bekerja sama menuju pembentukan Khilafah 'Ala Minhajin Nubuwah. Hal ini diwujudkan dengan menghadirkan forum antar suku, mengatasi kekhawatiran para pemimpin suku, dan menerima bai’at mereka. Ini merupakan pertemuan rutin dan berjalan dengan sukses.
 Bulan lalu, atas undangan dari kepala bagian Hubungan Masyarakat Wilayah Halab (Aleppo), kepala Urusan Suku Wilayah Halab menghadiri pertemuan dengan perwakilan dari suku-suku berikut:
 - Tetua dan pembesar suku-suku Albu Khamis
- Tetua dan pembesar suku-suku Banu Sa’id
- Tetua dan pembesar suku-suku Al-A’un
- Tetua dan pembesar suku-suku di wilayah Al Khafsah dan sekitarnya, yang terpenting dari mereka adalah suku-suku Al-Ghanim
 Kepala Urusan Suku memulai pertemuan dengan kata-kata sambutan, penghormatan dan terima kasih atas undangan. Dia kemudian berbicara tentang fakta bahwa misi Daulah Islam bukanlah misi lokal maupun regional, melainkan global. Selain itu, ia mengajak mereka untuk menerapkan hukum syari'ah, menjalankan agama, dan menegakkan amar makruf nahi munkar.
 Dia juga berbicara tentang kemenangan di Irak baru-baru ini, termasuk pembebasan Wilayah Nainawa, serta pembebasan tawanan Ahlus Sunnah, pembebasan bandara Mosul dan pangkalan militer Maliki, penghancuran perbatasan Sykes-Picot yang dengan demikian membuka jalan antara Iraq dan Syam, dan lain sebagainya. Dalam hal ini, ia menyatakan: "Kami mengumumkan kemenangan-kemenangan baru, pembangunan masa depan dari Daulah Islam dan perluasan wilayahnya."
 Kepala Urusan Suku juga menekankan bahwa majelis ini bertujuan untuk membentuk pertemuan dengan suku-suku, membantu dan berkomunikasi dengan mereka, bekerja untuk memenuhi kebutuhan mereka, dan bekerja sama dengan mereka dalam kebaikan dan kebenaran.
 Sebagai timbal baliknya, Daulah Islam (semoga Allah memenangkannya) meminta dari para tetua, suku-suku Arab, dan secara khusus suku Bani Sa'id, kerjasama mereka, dukungan, kesetiaan, saran, dan doa. Juga meminta mereka membantu Daulah Islam dengan harta mereka, anak-anak mereka, laki-laki mereka, senjata mereka, kekuatan mereka dan pendapat mereka, dan mendorong anak-anak mereka dan saudara-saudara mereka untuk bergabung ke dalam tubuh militer Daulah Islam.
 Demikian juga, ia menanggapi beberapa isu yang beredar tentang Daulah Islam, seperti penarikan diri dan mundur dari daerah yang mereka kontrol, meninggalkan mereka dan menyerahkan mereka ke tangan rezim, tentang ekstrimisme, takfir, kekerasan dan pengusiran.
 Selain itu, tercatat manfaat dan layanan yang akan diberikan oleh Daulah Islam, di antaranya:
-Mengembalikan hak dan properti kepada pemiliknya yang sah
- Mengalokasikan jutaan dollar untuk pelayanan kepentingan kaum muslimin
- Keamanan dan stabilitas dinikmati oleh daerah yang berada di bawah otoritas Daulah Islam
- Memastikan ketersediaan produk makanan dan komoditas di pasar, terutama roti
- Mengurangi tingkat kejahatan
- Mengembangkan hubungan antara Daulah Islam dan warganya
 Selama pertemuan, ada sejumlah hal yang diminta dari pejabat suku, yang paling penting di antaranya adalah sebagai berikut:
 - Mengumpulkan zakat dan menyalurkannya ke kantor zakat di seluruh wilayah ini
- Menyiapkan daftar dengan nama-nama anak yatim, janda dan yang membutuhkan sehingga zakat dan shadaqah dapat didistribusikan kepada mereka
- Mendorong pemuda untuk bergabung ke barisan Daulah Islam
- Menyerahkan senjata apapun yang diperoleh dari rezim atau FSA
- Mendesak para pasukan yang melawan Daulah Islam untuk bertobat sebelum mereka ditangkap
 Pada akhir pertemuan itu, beberapa para tetua suku dan pembesar yang hadir mengumumkan bai'at mereka kepada Daulah Islam.
 Belum lama ini, perwakilan dari Daulah Islam juga menghadiri pertemuan lain seperti pertemuan para pemimpin suku di Wilayah Halab, memenuhi undangan kehormatan dari tetua dan pembesar dari suku Bu Batush. Pertemuan berlangsung di Tal Fiddah di daerah Maskanah, ada sejumlah amir Daulah Islam, komandan, dan prajurit yang hadir. Pertemuan itu ditutup dengan para tetua, pembesar, dan banyak anggota suku ini memberikan bai'at untuk Daulah Islam dan berjanji untuk membela dan mendukungnya.
0 notes
Text
KLIK https://wa.me/6283876388906, Kongsi Istana Mutiara Harapan, Zakat Istana Mutiara Harapan, Sedekah Istana Mutiara Harapan, Bantuan Istana Mutiara Harapan, Bantuan Prihatin Nasional Istana Mutiara Harapan, Zakat Fitrah Istana Mutiara Harapan, Sedekah Subuh Istana Mutiara Harapan, Zakat Mal Istana Mutiara Harapan
Sekretariat Bekasi Timur Regency Blok H1/ 08, RT 001/ RW 0016, Kel. Cimuning, Kec. Mustika Jaya, Kota Bekasi
(Sebelah Klinik Al Muslimun)
Youtube: https://youtube.com/channel/UCSjk0PtLrbT5K5U97rC943g
Instagram: https://instagram.com/harapan_mutiara?igshid=YmMyMTA2M2Y=
Website: https://yayasanmutiaraharapan.id
Maps: https://goo.gl/maps/sLU8358FMVdVYyDdA
"Mohon bantuannya di share sebagai bantuan amal ibadah"
zakat #zakatfitrah #zakatberdaya #zakatberdayakanumat #zakatberkah #zakatdarirumah #zakatdigital #dzakat #zakatekizi #ezakatpay
1 note · View note
mzuhdymcorp · 7 years
Text
Anda orang Kaya? Perhatikan hal-hal ini!
Menjadi seorang yang kaya raya memiliki banyak harta benda sudah pasti menjadi impian setiap manusia. Karena dengan harta tersebut setiap manusia bisa melakukan apa saja yang diinginkannya, dan pastinya hidupnya akan bahagia dan sejahtera.
Dizaman modern atau juga bisa dikatakan akhir zaman ini tidak dipungkiri setiap orang berlomba lomba dalam memperbanyak harta, tidak hanya untuk menjadi orang yang kaya niat dari mereka pun berbeda – beda seperti ingin dikatakan sebagai orang hebat, orang dermawan hingga hanya ingin menyumbangkan diri dari orang lain.
Untuk mencapai tujuan tersebut setiap orang bekerja keras tanpa henti, hari-harinya dihabiskan untuk mencari dan menumpuk harta dunia tidak mengenal siang dan malam, lebih parah nya ada dari mereka yang melakukan hal apa saja (hal haram hingga yang mencelakakan orang lain) asal mendapatkan harta.
Di sinilah peran keimanan seseorang yang akan mengantarkan manusia memperoleh harta yang baik atau harta yang buruk. Dimana harta yang baik yang di peroleh dari cara yang halal dan diridhai opeh Allah swt yang akan mengantarkan kebahagiaan bagi pemiliknya atau harta yang buruk yang diperoleh dari jalan tercela yang dimurkai Allah swt yang akan mengantarkan pemiliknya kedalam kesengsaraan hidup. Nauzubillah
Terlepas dari itu semua, manusia yang memeliliki banyak harta memiliki hal yang harus diperhatikan yang nantinya akan dipertanggungjawabkan. Setidaknya ada 5 hal yang harus diperhatikan oleh mereka, yaitu:
1. Kekayaan bukan sebagai ajang pamer (Sombong) Dalam Al-Quran yang mulia surat At Takatsur ayat 1-8, Allah swt memperingatkan manusia untuk tidak bermegah-megahan di dunia, tidak menjadikan kekayaan sebagai ajang pamer ke sesama terlebih harta yang dimilikinya tersebut tidak membuatnya sombong dari saudara saudaranya.
2. Tidak Israf dan Tabdzir Menurut Ibnu ‘Abidin, ‘Israf adalah menyalurkan sesuatu yang layak melebihi dari kadar layaknya. Sedangkan tabdzir adalah menyalurkan sesuatu pada sesuatu yang tidak layak’. Israf atau berlebih lebihan juga merupakan sifat yang di benci Allah swt. Sebagaimana firmannya dalam Al-Quran surat Al A’raf ayat 31 yang artinya, ”Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah disetiap memasuki masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih lebihan”. (QS Al A’raf:31)
Begitu juga dengan tabdzir, Allah mengibaratkan pelaku tabdzir sebagai saudaranya syaitan. Allah berfirman, ”Dan janganlah kamu menghambur hamburkan hartamu secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan”. (QS Al Isro’: 26-27)
3. Harus mengeluarkan nafkah wajib Diriwayatkan oleh Abu Daud. ‘Abdullah bin’ Amr ra, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Seseorang cukup dikatakan berdosa jika ia melalaikan orang yang ia wajib beri nafkah”. (HR. Abu Daud)
Yang termasuk memberikan nafkah wajib seperti orang tua memberikan makan kepada anak anaknya, suami memberi nafkah kepada istrinya dan lain sebagainya. Disamping nafkah wajib tentunya manusia harus menyisihkan sebagai hartanya untuk orang orang yang membutuhkan seperti fakir miskin, janda, anak yatim piatu dan lainnya.
4. Mengeluarkan zakatnya Dikatakan sebagi orang kaya pastinya karena memiliki banyak harta, maka dari itu ada kewajiban yang harus dikeluarkan yaitu zakat dari harta harta yang dimilikinya.
Hal ini Allah ancam orang orang yang menyimpan hartanya untuk dirinya sendiri, di dalam Al-Quran surat At Taubah ayat 23-35, yang artinya, ”Dan orang orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, bahwa mereka akan mendapat siksa yang pedih, pada hari dipanaskannya emas perak itu di dalam neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka lalu dikatakan kepada mereka: ‘Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang akibat dari apa yang kamu simpan itu”. (QS At Taubah: 34-35)
5. Akan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat Semua yang dimiliki oleh manusia merupakan amanah yang dititipkan oleh Allah dan kelak pada waktunya akan dimintai pertanggungjawaban, termasuk harta yang diperoleh oleh manusia dengan bersusah payah.
Semakin banyak harta yang dimiliki seseorang semakin lama pula perhitungan yang akan dialami oleh orang tersebut. Setidaknya ada dua pertanyaan yang akan ditujukan kepada pemilik harta 1. Dari mana harta tersebut didapat? 2. Dan untuk apa harta tersebut dipergunakan?
Abu Barzah Al Aslami ra berkisah. Rasulullah saw bersabda, ‘Kedua kaki seseorang hamba tidaklah beranjak dari hari kiamat hingga ia ditanya mengenai: Umurnya dimanakah ia habiskan, Ilmunya dimanakah ia amalkan, Hartanya dimana ia peroleh dan dimana ia infakkan dan mengenai tubuhnya dimanakah di usangnya’. (HR. Tirmidzi)
Memiliki harta yang banyak memang menyenangkan namun memiliki harta yang mengantarkan dalam kebahagiaan itulah harta yang sesungguhnya yang bisa kita dapatkan di dalam keluarga yang sederhana.
Dari Ubaidillah bin Mihshan Al-Anshary ra, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِى سِرْبِهِ مُعَافًى فِى جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا “Barangsiapa di antara kalian mendapatkan rasa aman di rumahnya (pada diri, keluarga dan masyarakatnya), diberikan kesehatan badan, dan memiliki makanan pokok pada hari itu di rumahnya, maka seakan-akan dunia telah terkumpul pada dirinya. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
(red/Aa)
from Anda orang Kaya? Perhatikan hal-hal ini!
0 notes
mzuhdymcorp · 7 years
Text
Anda orang Kaya? Perhatikan hal-hal ini!
Menjadi seorang yang kaya raya memiliki banyak harta benda sudah pasti menjadi impian setiap manusia. Karena dengan harta tersebut setiap manusia bisa melakukan apa saja yang diinginkannya, dan pastinya hidupnya akan bahagia dan sejahtera.
Dizaman modern atau juga bisa dikatakan akhir zaman ini tidak dipungkiri setiap orang berlomba lomba dalam memperbanyak harta, tidak hanya untuk menjadi orang yang kaya niat dari mereka pun berbeda – beda seperti ingin dikatakan sebagai orang hebat, orang dermawan hingga hanya ingin menyumbangkan diri dari orang lain.
Untuk mencapai tujuan tersebut setiap orang bekerja keras tanpa henti, hari-harinya dihabiskan untuk mencari dan menumpuk harta dunia tidak mengenal siang dan malam, lebih parah nya ada dari mereka yang melakukan hal apa saja (hal haram hingga yang mencelakakan orang lain) asal mendapatkan harta.
Di sinilah peran keimanan seseorang yang akan mengantarkan manusia memperoleh harta yang baik atau harta yang buruk. Dimana harta yang baik yang di peroleh dari cara yang halal dan diridhai opeh Allah swt yang akan mengantarkan kebahagiaan bagi pemiliknya atau harta yang buruk yang diperoleh dari jalan tercela yang dimurkai Allah swt yang akan mengantarkan pemiliknya kedalam kesengsaraan hidup. Nauzubillah
Terlepas dari itu semua, manusia yang memeliliki banyak harta memiliki hal yang harus diperhatikan yang nantinya akan dipertanggungjawabkan. Setidaknya ada 5 hal yang harus diperhatikan oleh mereka, yaitu:
1. Kekayaan bukan sebagai ajang pamer (Sombong) Dalam Al-Quran yang mulia surat At Takatsur ayat 1-8, Allah swt memperingatkan manusia untuk tidak bermegah-megahan di dunia, tidak menjadikan kekayaan sebagai ajang pamer ke sesama terlebih harta yang dimilikinya tersebut tidak membuatnya sombong dari saudara saudaranya.
2. Tidak Israf dan Tabdzir Menurut Ibnu ‘Abidin, ‘Israf adalah menyalurkan sesuatu yang layak melebihi dari kadar layaknya. Sedangkan tabdzir adalah menyalurkan sesuatu pada sesuatu yang tidak layak’. Israf atau berlebih lebihan juga merupakan sifat yang di benci Allah swt. Sebagaimana firmannya dalam Al-Quran surat Al A’raf ayat 31 yang artinya, ”Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah disetiap memasuki masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih lebihan”. (QS Al A’raf:31)
Begitu juga dengan tabdzir, Allah mengibaratkan pelaku tabdzir sebagai saudaranya syaitan. Allah berfirman, ”Dan janganlah kamu menghambur hamburkan hartamu secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan”. (QS Al Isro’: 26-27)
3. Harus mengeluarkan nafkah wajib Diriwayatkan oleh Abu Daud. ‘Abdullah bin’ Amr ra, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Seseorang cukup dikatakan berdosa jika ia melalaikan orang yang ia wajib beri nafkah”. (HR. Abu Daud)
Yang termasuk memberikan nafkah wajib seperti orang tua memberikan makan kepada anak anaknya, suami memberi nafkah kepada istrinya dan lain sebagainya. Disamping nafkah wajib tentunya manusia harus menyisihkan sebagai hartanya untuk orang orang yang membutuhkan seperti fakir miskin, janda, anak yatim piatu dan lainnya.
4. Mengeluarkan zakatnya Dikatakan sebagi orang kaya pastinya karena memiliki banyak harta, maka dari itu ada kewajiban yang harus dikeluarkan yaitu zakat dari harta harta yang dimilikinya.
Hal ini Allah ancam orang orang yang menyimpan hartanya untuk dirinya sendiri, di dalam Al-Quran surat At Taubah ayat 23-35, yang artinya, ”Dan orang orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, bahwa mereka akan mendapat siksa yang pedih, pada hari dipanaskannya emas perak itu di dalam neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka lalu dikatakan kepada mereka: ‘Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang akibat dari apa yang kamu simpan itu”. (QS At Taubah: 34-35)
5. Akan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat Semua yang dimiliki oleh manusia merupakan amanah yang dititipkan oleh Allah dan kelak pada waktunya akan dimintai pertanggungjawaban, termasuk harta yang diperoleh oleh manusia dengan bersusah payah.
Semakin banyak harta yang dimiliki seseorang semakin lama pula perhitungan yang akan dialami oleh orang tersebut. Setidaknya ada dua pertanyaan yang akan ditujukan kepada pemilik harta 1. Dari mana harta tersebut didapat? 2. Dan untuk apa harta tersebut dipergunakan?
Abu Barzah Al Aslami ra berkisah. Rasulullah saw bersabda, ‘Kedua kaki seseorang hamba tidaklah beranjak dari hari kiamat hingga ia ditanya mengenai: Umurnya dimanakah ia habiskan, Ilmunya dimanakah ia amalkan, Hartanya dimana ia peroleh dan dimana ia infakkan dan mengenai tubuhnya dimanakah di usangnya’. (HR. Tirmidzi)
Memiliki harta yang banyak memang menyenangkan namun memiliki harta yang mengantarkan dalam kebahagiaan itulah harta yang sesungguhnya yang bisa kita dapatkan di dalam keluarga yang sederhana.
Dari Ubaidillah bin Mihshan Al-Anshary ra, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِى سِرْبِهِ مُعَافًى فِى جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا “Barangsiapa di antara kalian mendapatkan rasa aman di rumahnya (pada diri, keluarga dan masyarakatnya), diberikan kesehatan badan, dan memiliki makanan pokok pada hari itu di rumahnya, maka seakan-akan dunia telah terkumpul pada dirinya. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
(red/Aa)
from Anda orang Kaya? Perhatikan hal-hal ini!
0 notes