Tumgik
#kisahmendung
perempuanmendung · 5 years
Text
hei, dok #4
aku seorang perempuan yang mencintai seseorang,hingga buta telah menyakiti puluhan yang lain.
aku seorang perempuan yang mencintai seseorang, yang kadang lupa bahwa aku menunggunya untuk sekadar berbalas kabar.
aku seorang perempuan yang mencintai seseorang, yang dalam dunianya tak ada aku didalamnya.
namun aku tenggelam dalam keluasannya~
dalam gelapnya malam, aku terpekur dalam warasku sendiri. seandainya kembali ke masa itu, malam dimana semesta mempertemukan rotasiku dengannya. aku akan tetap memilih untuk bersamanya.
kenapa?
karena ia adalah salah satu alasan aku untuk bertahan hidup selang 2 tahun kemudian.
aku tak pernah menyesal mengenalmu, beb. yang kusesali hanyalah keadaan dimana semesta tak merestui takdir kita untuk selamanya.
kau tahu, tak mudah mengimbangimu dulu, awalnya.
kadang aku menunggu hingga larut malam untuk sekadar kau undang dalam duniamu. mendengarkan kisah receh tentang teman-temanmu, tentang rewel pasienmu hari itu, tentang tugasmu, pun tentang mimpimu. lalu aku mendengar dengkur halus sebagai penutup cerita absurd yang keluar dari bibirmu, tahukah kau senyumku selalu tersungging gemas saat itu?
kadang aku sengaja membiarkanmu sendiri dengan duniamu tanpa ingin jadi pengganggu. dan menunggu hingga kau datang sendiri ke duniaku. menyediakan bahu untukku sejenak bersandar dan menyediakan telinga untuk selalu mendengarkan ceritaku. tentang tulisan ku yang tak kunjung usai, tentang hariku yang menyebalkan, tentang tak masuk akalnya RUU yang baru, tentang sebuah kasus yang membuatku gemas, pun tentang siapa-siapa saja yang kutemui hari itu.
untukku, kau adalah sebuah kepingan puzzle yang entah sampai kapan bisa kulengkapi. seolah kita hidup dalam semesta berbeda yang berdampingan erat, lalu menjelma menjadi sebuah semesta baru yang hanya ada kita didalamnya.
kau yang mengajariku mengenal semestamu, pun aku yang mengajakmu tertawa bahagia bersama dalam semestaku.
terasa asing, namun patut dijalani.
jawa barat, juni 2019
1 note · View note
perempuanmendung · 6 years
Text
hei, dok #3
Suatu hari nanti ketika aku telah meninggalkanmu dalam sedu sedan mendungku sendiri tanpamu.
Suatu hari nanti ketika kau telah menemukan seorang yang kau cinta sepenuh hati lebih dari kau mencintaiku kini.
Sampaikan pada seorang yang akan mendampingimu ketika teriknya mentari menyapamu atau badai diluar rumahmu datang nanti.
Sampaikan padanya ada wanita diluar sana yang sangat iri padanya hingga tak lagi terasa sakit.
Sampaikan padanya aku bahagia untuknya.
 Kepada seorang yang mendampingimu kelak, sampaikan padanya hatiku.
Kau boleh menjadi miliknya sekarang, kau boleh membiarkan ia mencintaimu sebanyak yang ia bisa dan kau bisa menggantikan tempatku untuk dicintainya secara penuh, aku mengizinkanmu.
Kau boleh menggenggam tangannya ketika membaca kidung jemaat pada minggu pagi di gereja bersamanya, aku mengizinkanmu.
Kau bisa bersandar pada lengan kekarnya yang kokoh sambil mendengar irama detak jantungnya, atau sekedar mendengar keluhnya seharian ditempat kerjanya yang ramai pasien hari itu, memperhatikan senyum lelahnya, memeluknya hangat, dan merasa terganggu dengan dengkuran halusnya di telingamu, aku mengizinkanmu.
Ia suka makan makanan jepang, ia suka makan ikan. Jika suatu saat  ketika ia ingin makan sushi biarkan ia memilih menunya walaupun kau tak suka, mengalah saja untuknya. Percayalah ia akan sangat senang memiliki teman makan ikan laut, karena aku tak bisa. Iya, kau boleh.
Kau harus mengingatkannya untuk menjaga kesehatan, ingatkan ia untuk makan tepat waktu, memang ia seorang dokter tapi ia tak bisa memaksa berkerja terlalu keras dan akan berakhir demam. Rutin periksa punggung dan bagian tubuhnya, seringnya bisul yang membuatnya lemas dan demam, kau boleh membantu memencetnya, aku mengizinkamu.
Ia memiliki tanggung jawab besar pada keluarganya, berusahalah setidak sukanya kau nanti semarah apapun kau nanti untuk mencintai mereka sebesar kau mencintainya, karena untuk mendampinginya kau juga harus mencintai siapa-siapa yang dicintainya, kau harus berbagi cinta dengan ibunya, aku mengizinkanmu.
Ia suka makan berdua dilantai, sambil berbincang ringan hindari saja topik yang membuatnya berpikir, atau kau bisa melempar jokes receh untuk sekedar melihat senyumnya yang tulus lalu ia akan membuatmu bahagia dengan tingkah konyolnya, sesederhana itu, aku mengizinkanmu.
Aku pernah menyesal karena hampir meninggalkannya untuk seorang yang lebih perhatian, kau jangan pernah mencoba untuk melepasnya, ia mungkin terlihat acuh, tapi ia selalu memikirkanmu siang-malam bahkan dalam tidurnya, aku memperingatkanmu.
Kau jangan membuatnya merasa bersalah dengan menunggunya sepanjang malam ketika ia sedang jaga malam dan tak bisa mendampingimu atau sekedar membalas chat mu, itu membuatnya lelah dan tak bisa konsentrasi pada pasiennya.
Iya, aku ulangi lagi disini. Kau boleh mencintainya penuh. Kau boleh dijadikan prioritas dalam hidupnya menggantikan tempatku dulu. Fotomu boleh ada di semua media sosialnya. Namamu boleh ada di setiap status yang ia buat. Kau boleh menggenggam tangannya ketika kau ketakutan. Kau bahkan boleh memeluknya menggantikan aku.
Iya, kau boleh.
Aku akan selalu mengizinkanmu
Selama kau tak menyakitinya; kau boleh menggantikanku mencintainya.
--penulisan ini terinspirasi setelah membaca the book of almost karya bang brian khrisna
7 notes · View notes
perempuanmendung · 6 years
Text
hei, dok #2
Aku tak pernah memintamu datang di hidupku, menurutku seperti itu juga kamu. Begitupun ketika kamu sedang bersiap beranjak pergi sekarang. Aku hanya melihat dalam diam, melihat bagaimana  kau dengan matang mempersiapkan segalanya. Sedang aku tak tahu harus bagaimana hanya diam merenungi nasib yang sedang tak baik padaku. Mempertanyakan bagian mana dari diriku yang salah, bagaimana bisa hatiku yang sudah bertahun setia ini kembali terluka karenamu. Bertanya pada hatiku sendiri apakah memang aku sebegitu tak layaknya dicintai seseorang sepertimu. 
Aku bukanlah seorang yang pemaaf, namun aku dengan mudah memaafkanmu dan segala kurangmu. Kau ingat saat kencan pertama kita sayang? Kau memintaku meluangkan waktu namun nyatanya kau lupa sedang memintaku untuk menunggu. Ternyata setelah minta maaf, kau terus mengulangi kesalahan itu hingga sepertinya kau juga lupa aku juga bisa lelah. Tak sampai disitu, kau juga lupa bahwa aku pada hakikatnya hanya serorang wanita biasa yang bisa terluka hatinya jika kau juga menginginkan wanita lain hadir di hidupmu. Komitmen ini seperti omong kosong yang tak berarti apapun di hatimu. Lalu aku bagaimana? Jelas aku marah. Tapi entah bagaimana kau bisa meyakinkanku untuk terus menyambut tanganmu. 
Aku terus saja merasa lupa bahwa hatiku pernah tersakiti olehmu. Aku terus berusaha melupakan bahwa hatiku sudah cacat penuh luka saat ini. Memang aku yang menyayangimu dengan sungguh-sungguh, dan kamu tak pernah memerdulikannya. Memang aku yang memercayaimu dengan sungguh-sungguh dan seluruh, meski kamu tak pernah memintanya. 
Namun apakah kau tak punya keberanian untukku? Paling tidak memiliki keberanian untuk mengakhiri sesuatu yang tengah terjalin selama ini, yang setelah hampir 2 tahun melalui suka duka saling berbagi cerita dan juga rahasia berdua. Tanpa perlu menghilang tiba-tiba. Tanpa perlu dengan sengaja menghapusku diam-diam. Tanpa perlu menjadikan kita dua orang yang tak lagi saling berbagi tawa. Tanpa perlu menjadi pembunuh rindu yang seiring tumbuh tanpa bisa dicegah, dan menjadi terlalu berat untuk dihadapi. Tanpa perlu menjadikan segala deretan luka yang tercipta sulit untuk terlupa. Tanpa perlu mengembang biakkan sesal yang kian menjadi gaduh. Tanpa perlu membuat benci menjadi sebuah penopang yang tangguh untuk cinta yang tiba-tiba pincang kehilangan satu kakinya. 
Aku tak pernah berniat untuk menjadikanmu seorang yang begitu menyakitkan untuk diingat. Aku tak pernah berniat untuk menjadikanmu seorang yang begitu sulit untuk dilupakan.  Aku tak pernah berniat untuk menjadikanmu seorang yang sangat kurindu hingga sesak dadaku. 
Aku meyakini sejak dulu karena pada hari dimana cinta itu diciptakan, cinta bukanlah sesuatu yang sanggup digenggam bersama dengan keabadian. Cinta bukanlah sesuatu yang bisa dipercaya seutuhnya tanpa pernah memberi nyawa pada kata kecewa. Cinta bukanlah suatu keberuntungan mutlak yang membuat kita selalu tersenyum. Cinta bukan sesuatu yang bisa menjamin bahwa dalam semesta yang luas ini kau akan selalu bersedih. Cinta memang selugu dan selucu itu, siapapun tak akan pernah menebak jalannya, karena setiap cinta memiliki jalannya sediri. love will find the way.
3 notes · View notes
perempuanmendung · 6 years
Text
mengenalnya
Ia seorang yang menyita seluruh hatiku untuk kuberi utuh tanpa ada sisa bagi orang lain. Ia seorang yang pertama kucari ketika aku ingin berbagi cerita hariku yang kelabu. Ia seorang yang memiliki mata sendu menenangkan dengan hangat peluknya yang membuatku percaya aku baik-baik saja.
Ia seorang yang membuatku ingin selalu memantaskan diri untuk bersanding dengannya. Ia seorang yang memahamiku lebih dalam dengan wujud kasih yang nyata. Ia seorang yang membuatku merasa cukup hanya dengan menjadi diriku sendiri tanpa takut terasing.
Mengenalnya aku merasa tak ubahnya sebuah buku kesukaanku, yang kujaga dengan baik, kubaca dengan hati berdebar kata-perkatanya, membalik perhalamannya dengan hati-hati karena takut terlipat, bahkan terkadang aku menyimpannya rapat-rapat seolah ia tak ada karena takut dipinjam oleh teman ku. Haha. Iya, sungguh, kadang aku merasa ia menyimpan ku serapat itu selain tak ingin berbagi, juga karena ingin melindungiku dari semesta.
Aku mengenalnya dengan baik, tapi juga kadang aku merasa tak mengenalnya sama sekali. Sometimes he know how to treat me too well. Iya, too well hingga kadang aku sendiri tak mengenali diriku sendiri. Bahkan marah tak jelasku padanya, ia menanggapi dengan porsi pas tanpa melukai harga diriku yang memang salah mengerti dengan tololnya.
Bertahun aku mengenalnya, menghabiskan waktu dari terbitnya fajar atau terciptanya warna indah senja hingga gelapnya malam dengan banyak bintang. Mungkin hanya aku manusia di bumi yang memperhatikan setiap lekuk ototnya, atau lucu ekspresinya yang cepat berubah. Aku melihat sosok yang tak dilihat orang lain, sosok dingin yang juga hangat pada saat bersamaan. Sosok yang  membuatku candu mengetahui hari yang dilaluinya.
Kadang aku lupa betapa baik aku mengenalnya, juga pada saat yang sama, banyak hal baru lain mengejutkanku yang membuatku merasa aku tak sebaik itu dalam menyelami hati pemilik sepasang mata sendu itu.
surabaya, november 2018
3 notes · View notes
perempuanmendung · 6 years
Text
mendung, jangan hujan
Aku selalu bilang aku tak suka hujan kan?
Kau mau tahu alasannya?
Aku akan menjelaskan filosofi terdalam di hidupku. Ini rahasia, berjanjilah dalam hatimu kau tak akan memberitahu siapapun.
Aku perempuan yang mencintai mendung namun benci hujan, disaat banyak orang sedang mengagung-agungkan riuhnya hujan, megahnya senja, bahkan indahnya fajar, aku malah tergila-gila dengan teduhnya mendung abu-abu.
Ini bukan karena aku pasti akan demam atau flu sehabis kehujanan atau memang sengaja hujan-hujan. Hehe. Bukan karena itu. Ini ada hubungannya dengan hatiku. Aku merasa belum menemukan kata yang tepat untuk menggambarkan hal ini, tapi biarlah aku mencoba menjabarkan dalam baris-baris abjad yang selalu kau nantikan ini.
Ini tentang kau, tentang cintaku yang terlalu dalam padamu, matahariku.
Aku adalah seonggok makhluk yang akan leleh dan lebur jika terlalu dekat denganmu. Aku harus sebisa mungkin menjaga jarak aman denganmu. Aku harus mati-matian menekan rasaku yang kian besar untukmu. Sebisa mungkin menghindari sinarmu yang menyilaukan, yang tak bisa kuabaikan.
Langit abu-abu yang meneduhkan ini seakan berkata “aku akan melindungimu dari sang matahari, berlindunglah, pakai akal sehatmu!”
Ia benar, matahari. Aku sepenuhnya memahami bahwa kau tak diciptakan untukku sebagaimanapun kau sangat berarti untukku. Sebagaimanapun aku berusaha mendapatkanmu, aku takut hancur dalam upayaku sendiri untuk memilikimu.
Terlalu dekat denganmu, terlalu disilaukan dengan sinarmu seringnya membuat cintaku yang terlanjur mengakar ini tak tahu diri.
Dari mendung, aku menyadari bahwa kadang aku memang perlu ruang untuk melangkah mundur. Tapi tetap bisa melihat dan merasakan adamu, karena hanya kamu yang tersisa dari kebahagiaanku saat ini. Aku butuh ruang untuk tersadar sejenak dari ilusi yang menyilaukan, ilusi yang aku ciptakan sendiri tentang memilikimu seutuhnya.
Lihat saja betapa angkuhnya rasa tenang mendung.
Tahukah kau bahwa setiap mendung datang aku berdoa mengiba pada TuhanKu agar ia tak luruh menjadi hujan yang riuh? Sebab setelah hujan datang, kau akan menenggelamkanku kembali dalam hangat peluk sinarmu. Kemudian cintaku menjadi tak tahu diri lagi. Lalu mati-matian berusaha memilikimu lagi. Tanpa sadar aku leleh. Tanpa sadar aku pun melebur. Bahkan mungkin tanpa kau sadari aku musnah.
Kau tahu ada satu hal yang akan terasa lebih menyakitkan dari jatuh cinta sejatuh jatuhnya dengan orang yang tak menjatuhkan cintanya padamu juga? Aku tahu. Satu. Saling cinta namun tak direstui semesta.
Aku mencintai mendung, karena ia abu-abu. 
ia tak hitam juga tak putih.
pun ia tak terik juga tak basah.
Seperti aku saat ini. Dalam ketidakpastian mendung.
Aku mungkin tak bisa memilikimu tapi aku juga tak kehilanganmu.
Dan selama itu kamu, aku rasa aku baik-baik saja.
memandangi bangkai bunga dikamar
surabaya, februari 2018
3 notes · View notes
perempuanmendung · 6 years
Text
dan entah kenapa, kadang aku merasa semesta tak pernah berpihak kepadaku.
aku merasa semesta tak sebaik itu padaku, aku selalu bertanya-tanya kenapa selalu dipertemukan dengan kisah cinta klise; jalan ditempat.
apakah aku memang digariskan selalu jatuh dan mencintai seorang ciptaan lebih besar ketimbang rasa cintaku pada penciptaKu? apakah aku mencintai seorang ciptaan yang jauh lebih mencintai penciptaNya daripada mencintaiku?
Tuhan, aku lelah. aku pasrah.
aku lelah merapal doa yang sama, memohon dan mengiba pada pencipta ku agar kau jadi milikku. namun pada kenyataannya kau tak menginginkan hal yang sama.
aku lelah merindukanmu disetiap nafas.
jember, desember 2017
1 note · View note
perempuanmendung · 6 years
Text
alasan-alasan mencintaimu
Kita banyak berbagi cerita
Kita bicara tentang hari-hari kita
Aku suka cara kita saling bercerita
Aku menikmati tiap detiknya yang kulalui denganmu
Aku menikmati cara kita bertukar kabar
Seperti kebutuhan yang diharuskan
Melihatmu, aku seperti melihat separuh aku
 Aku suka cara kita memperdebatkan hal kecil yang tak penting
Aku suka perhatian-perhatian kecil bodoh yang kau berikan
Aku suka pertengkaran-pertengkaran menggelikan kita di tengah malam
Aku suka cara kita saling mencintai dengan berani
Aku suka caramu khawatir aku mengabaikanmu
Aku suka caramu khawatir bahwa aku meninggalkanmu
Aku suka sorot matamu yang sendu, seperti mengadu jika kau rindu
Aku suka cara kita menautkan tangan, menenangkan
 Perihal bertanya cinta
Kita sama-sama bungkam
Hanya satu kalimat yang terlintas, kita mau kemana?
Ternyata naif kita lebih besar dari cinta itu sendiri
Apa karena rumah ibadah kita berbeda
Lalu kita sama-sama memilih bungkam,sayang?
Berpisahpun tak rela, bersatupun kita tak bisa.
kamar kos murni
jember, november 2017
1 note · View note
perempuanmendung · 6 years
Text
hei, dok #1
Kamu, kisah yang kumulai tanpa ada niat untuk kuakhiri
Mencintai seseorang membuat seseorang tanpa sadar berharap bahwa cintanya terbalas. Pasti. Tak ada suatu cinta yang sudi merasakan pedihnya cinta yang tak terbalas. Jangan munafik, jangankan pada ciptaanNya. Pada penciptamu pun kau pamrih terhadap cintamu padaNya. Cinta ini akan selalu pamrih sayang, tak perduli seberapa terlukanya kau dalam menjalaninya. Yang berbeda mungkin tentang bagaimana seorang itu menutupi kecewanya pada cinta yang ia tahu jalan ceritanya.
Aku seorang pecinta cinta yang baru tersadar dari mimpi munafik bahwa mencintai dalam diam itu tak apa. Lalu seketika aku terbangun, cinta sendiri ini menyakitkan. Aku tak bahagia. Harusnya cinta tak semenyakitkan ini. Cinta ini terlalu menyakitkan untuk hati kecilku. Aku seringnya lupa bahwa Tuhan ku maha pembolak-balik hati. Suatu saat nanti aku yakin bahwa yang selama ini mendengar namamu saja aku meneteskan air mata, akan tersenyum dan mendoakan kebahagiaanmu.
Maafkan aku yang selama ini mengira kau tak membalas rasaku. Aku merasa kau tak mencintaiku sebesar aku yang selalu menunjukkannya. Maafkan aku yang selalu kecewa jika kau tak menunjukkan bagaimana cintamu. Tapi sayang, ada yang perlu kau ketahui. Cinta yang terpendam akan selalu menyakitkan. Karenanya aku selalu menunjukkan betapa aku bersyukur memilikimu.
Cinta ini menyakitkan, karena sudah ditakdirkan begitu. Tapi kurasa kita sibuk untuk tetap bahagia hingga lupa dan tak punya waktu untuk merasa sakit. Kau ingat bagaimana kita bertemu? Lucunya malam itu aku sedang tidak mood untuk kemana-mana, tapi janjiku pada sahabatku pada akhirnya mempertemukan aku dan kau. Haha. Begitulah takdir kita terhubung.
Pertama melihatmu, aku menyadari bahwa aku membuatmu sedikit tertarik. Aku sih tak perduli saat itu, aku bahkan tak memperhatikanmu. Pemikiran ku sederhana saat itu, aku kemari karena ingin menghabiskan malam dengan sahabatku dan kau dengan sahabatmu yang kebetulan kita satu table. Tapi saat itulah kau membuatku mulai melihatmu.
Aku mulai membuka diri padamu, lebih friendly. Saat itu aku baru menyadari kalau kalian adalah para dokter muda yang sedang magang di rumah sakit daerah dan kita satu almamater di universitas. Poor me. Aku menyadari betapa bodoh aku yang sejak tadi tak menyimak pembicaraan table ini. Dan pantas saja melihat bagaimana kakak tingkat mu memesan minuman. Apalagi melihat caramu menari. Kalian jenis orang yang mengusir penat, bukan untuk mengisi waktu luang.
Bukan kah Tuhan unik sekali mempertemukan takdir manusia? Seorang dokter muda yang super dibuk di rumah sakit tempatnya magang bertemu dengan mahasiswi semester akhir fakultas hukum yang bebas. Akankah kau bisa memperhitungkan kemungkinan sekecil itu. Dua orang yang berbeda dunia bertemu dalam satu waktu yang tanpa mereka sadari membawa mereka dalam perjalanan hidup sarat luka yang nantinya akan bertemu jalan buntu dan memaksa untuk menerima takdir pahit.
Aku yang merasa membutuhkan pertolongan dokter nanti untuk masalah absen kuliah, mengambil inisiatif untuk meminta pin bbm mu. Kau memberiku, lalu kemudian tersadar bahwa harusnya kau yang memintaku. Haha. Lucunya. Tapi niat awal ku meminta kontakmu bukan agar aku bisa mendekatimu. Saat itu hatiku masih baru terluka dan mustahil bagiku untuk menjalin hubungan dengan siapapun. Aku hanya berpikir bahwa kau mungkin bisa menolongku jika absen kuliah ku bolong dan membutuhkan surat keterangan dokter sebagai alibi.
Ternyata takdir kita tak berakhir sampai disana. Paginya, kau menyapaku via bbm. “pagi ndut” kau bilang, biasanya siapapun yang mengenalku dekat tak akan berani mengusik pagiku dengan sapaan itu. Hampir saja kuhapus kontakmu saat itu. Sungguh. Tapi aku juga bingung kenapa tak ku lakukan. Mungkin karena tuhan sudah gariskan seperti itu.
Baiklah kita bisa menganggap pertemuan pertama kita sebuah kebetulan. Lalu coba jelaskan bagaimana pertemuan kita selanjutnya. Menurutmu apakah tak ada campur tangan tuhan didalamnya? Mustahil.
Saat itu aku sedang bosan menunggui anak bos ku bersama teman-temannya. Kau yang masih getol mengajakku chat kuminta menyusul ke cafe dengan antusias menerima ajakan ku bertemu. Haha. Kau terlihat bahagia sekali. Lucu. Kita bukan anak sma yang sedang kasmaran loh. Ternyata persiapanmu untuk ajakan kencan dadakan tidak sebantar.
Ketika kami hendak pulang, kau baru datang. Lalu memutuskan untuk tinggal sejenak karena kau baru datang. Namun malam yang mulai larut memaksa kami harus pulang, karena aku membawa anak remaja. Dan kami memutuskan membawamu pulang. Ke butik tempatku tinggal dan bekerja.
Tak lama berselang lewat obrolan-obrolan singkat kita. Kau pamit menemui mama mu yang ternyata baru sampai. Enggan melepasmu pergi tapi aku juga sudah merasa ngantuk. Kau pamit tanpa berdebat lebih lama.
Ternyata kau memang setertarik itu padaku. Lihat caramu meyampaikan perhatian di setiap pesan singkat itu. Kau coba melucu. Aku baru tahu jika dokter muda jaman sekarang pintar berkomunikasi. Mungkin karena image dokter yang melekat dalam mindset ku adalah kumpulan orang-orang pintar yang kaku dan tak bersahabat. Aku melihat profesi yang tak ku sukai itu sekarang dari kacamata yang berbeda. Aku melihat dari bagian mereka, kau.
1 note · View note
perempuanmendung · 5 years
Text
hei dok #5
kau tahu resahku semalam?
tentang tidak mampuku berada dalam dekapmu disetiap malam. tentang takutku akan rasamu perlahan mulai menghilang. tentang dingin yang selalu menelusup sepi dalam tidak ada hadirmu lagi tepat disampingku kala aku menutup mata.
tahukah kau dalam setiap tangisku mengucap rindu malam itu adalah yang tertulus yang pernah kulakukan untukmu. maaf jika dering teleponku mengganggu waktu istirahatmu disetiap saat. 
aku tak perduli jika memang rasa cintamu tak sebesar bagaimana aku mencintaimu. karena sejak awal aku berkata mencintaimu, aku sudah sebegitu egois pada diriku sendiri. tugasku hanya mencintaimu tanpa jeda. pun jika nanti tanganmu sendiri yang melepaskan genggamannya padaku, itu urusanmu. itu pilihanmu. dan lukaku karenamu bukan tanggung jawabmu. hatimu yang kau berikan separuh itu selalu kuterima sepenuhnya. 
mata sendu yang lelah menyempatkan untuk bertanya tentang hariku, memberikan perhatian-perhatain kecil yang berarti. menceritakan tentang harinya yang lelah di rumah sakit yang baru. pun terkadang ia terlalu lelah untuk sekadar mengakhiri telepon dengan kata cinta, hanya tertidur dengan telepon yang masih ia genggam.
terimakasih untuk cintamu. terimakasih untuk sabarmu. 
aku tak memiliki pilihan selain terus jatuh cinta pada setiap hal yang ada padamu. hatiku yang kau buat sebal setengah matipun masih bisa berteriak tidak saat pikiranku ingin menghapus seluruh ingatanku tentangmu.
jadi, maukah kau tetap bersamaku hingga waktu sudah tak berpihak lagi pada kita?
jawa barat, agustus 2019
0 notes
perempuanmendung · 6 years
Text
kita ini hidup. akan terus melangkah, akan terus membuat keputusan. sudah pasti akan lelah. suatu saat harus meninggalkan apa yang tak ingin ditinggalkan, suatu saat harus pergi meski tak ingin pergi. tak ada orang waras yang ingin merelakan dirinya terusir dari zona nyamannya.
namun, pada suatu masa nanti tetap akan ada hati yang tersakiti seberapapun kau enggan untuk menyakiti.
sepulang dari jogja, juli 2017
0 notes
perempuanmendung · 6 years
Text
tanpamu
ada hari dimana aku lega telah melepasmu kala itu dengan senyuman pilu diwarnai derai air mata kehilangan dan ciuman sedih di bibirmu.
Ada hari dimana aku meruntuki diriku sendiri yang tak sekuat itu melepasmu pergi meninggalkan luka yang perih menganga.
Ada hari dimana aku mengenang saat-saat bersamamu adalah tindakan bodoh membunuh nuraniku sendiri.
Sedang kau disana baik-baik saja.
Sedang kau disana tak tahu bagaimana upayaku membunuh setiap rindu yang tak sengaja tercipta untukmu. Lagi dan lagi.
surabaya, januari 2019
1 note · View note