Tumgik
#klbdifteri
dinkesmajalengka 2 years
Photo
Tumblr media
#SalamSehat #WargiMajalengka Kejadian Luar Biasa Difteri di 7 Kab/Kota di Jawa Barat yang menyebabkan 7 orang meninggal (Dinkes Jabar, 01/03/2023). Wargi juga wajib siaga cegah penularan difteri. Kenali gejala dan pencegahannya yuk! Olah data/tulisan: @promkes.majalengka Olah grafis/visual: @promkes.majalengka Source: @humas_jabar @dinkesjabar #DinkesMajalengka #difteri #cegahdifteri #KLBDifteri #dinkes #jabar #MajalengkaSehat #majalengkabugarraharja #majalengkabebascovid #MajalengkaBerGermas #majalengkabebasBABS #majalengkabebasstunting #aksigermas #germas #hidupsehat https://www.instagram.com/p/CpUCj5eL_Yd/?igshid=NGJjMDIxMWI=
1 note View note
drasticaliana-blog 7 years
Text
Kebangkitan Difteri?
Difteri sedang menjadi buah bibir masyarakat. Media elektronik, cetak, dan media sosial online pun ramai membahasnya. Adanya kasus penyakit difteri yang kini berstatus KLB (Kejadian Luar Biasa) nasional menjadi pemicunya. Menurut data yang dihimpun oleh IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), ada 28 provinsi, 142 kabupaten/kota yang mengalami KLB difteri ini. Lebih dari 600 anak dalam perawatan di rumah sakit dan 38 anak telah meninggal dunia.
Kok bisa? Bukankah difteri ini sudah musnah ya? Begitu yang terlintas dalam benak saya saat pertama kali membaca berita kasus difteri ini. Karena seingat saya, selama saya kuliah dan kepaniteraan klinik, sepertinya tidak pernah mendengar dan menemui pasien difteri. Mungkin saya yang kurang gaul dan kurang belajar yah. Hehe..
Tetapi ternyata, difteri memang masih ada. Dia belum punah. Difteri masih menjadi momok. Dan itulah kenyataan yang terjadi saat ini.
Data WHO (2014) menyebutkan ada 4.860 kasus difteri di dunia pada tahun 2013. Yang mengejutkan adalah 80% dari kasus tersebut hanya terjadi di dua negara, yaitu India dan Indonesia. Wah apalagi sekarang ya?
Penyakit Difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae. Difteri harus diwaspadai karena termasuk dalam kategori penyakit menular. Cara penularannya pun sangat mudah. Bakteri dengan mudah menyebar melalui droplet/percikan air liur, kontak langsung maupun tidak langsung dengan luka terbuka pada kulit.
Gejalanya mirip dengan gejala flu. Ada demam, nyeri menelan, lemas, pembengkakan leher seperti leher sapi (bullneck), dan khasnya lagi ada lapisan putih keabuan (pseudomembran) di daerah pangkal rongga mulut (faring, laring, tonsil/amandel). Pseudomembran itu dapat menutupi saluran napas sehingga pasien difteri bisa mengalami sesak napas.
Gejala lebih lanjut disebabkan oleh toksin/racun yang dihasilkan bakteri Corynebacterium diphtheriae yang menyebar lewat aliran darah menuju jantung adalah peradangan pada otot jantung (miokarditis).
Nah, karena penyebarannya yang mudah dan gejala yang ditimbulkan bisa berakibat fatal apabila tanpa pertolongan, maka usaha kita agar tidak terdampak difteri adalah dengan PENCEGAHAN.
Mengapa pencegahan? Seperti jargon-jargon yang sering kita dengar, Mencegah lebih baik daripada mengobati.
Lalu, pencegahannya bagaimana? Menurut saya, cara yang efektif adalah dengan VAKSINASI DIFTERI. Vaksinasi difteri memberikan kekebalan spesifik terhadap kuman difteri. Artinya, setelah melakukan prosedur vaksinasi difteri yang sesuai, tubuh kita dengan mekanisme dahsyat yang diciptakan oleh Allah akan membentuk antibodi atau pasukan kekebalan khusus yang mencegah kuman difteri masuk menginfeksi tubuh kita.
Data menyebutkan bahwa vaksinasi efektif mencegah penularan difteri 95%-99%. Namun, apabila vaksinnya tidak lengkap maka efektivitasnya pun menurun. Nah apalagi bila tidak pernah vaksin, efektif sekali untuk terkena difteri.
Meskipun efektif untuk membentuk kekebalan pribadi, vaksinasi difteri tidak dinyatakan sukses bila tidak membentuk herd immunity (kekebalan komunitas). Sebab, jika masih ada kelompok yang tidak vaksin/tidak punya kekebalan lalu terinfeksi difteri maka dengan cepat infeksi difteri menyebar dalam komunitas tersebut. Termasuk pula dapat menyebar ke orang yang sudah vaksin namun tidak lengkap/sesuai prosedur (imunitasnya rendah). Menurut saya, itulah yang terjadi saat ini.
Mengapa tidak mau vaksin? Banyak alasannya. Ada orang yang memang belum tahu tentang vaksinasi/imunisasi, ada yang takut vaksinasi haram karena mengandung babi, ada yang khawatir vaksinasi itu konspirasi Yahudi, ada yang bilang vaksinasi itu bidah karena tidak ada di zaman Nabi, dan mungkin banyak alasan lainnya.
Namun jika boleh saya berpendapat, vaksinasi itu adalah bentuk ikhtiar kita sebagai manusia dalam mencegah terjadinya penyakit. Mengapa ada vaksinasi? Karena ada penyakit yang mudah menular dan mengakibatkan kematian yang bila tidak dicegah dan dikendalikan maka seluruh manusia bisa mati karena. Bayangkan jika seluruh manusia di dunia ini meninggal akibat penyakit difteri!
Maka pada sekelompok ilmuwan, Allah berikan mereka sedikit ilmu untuk membuat sesuatu yang dapat mencegah kejadian itu tentu atas izin-NYA. Dan vaksinasi menjadi jawabannya.
Zaman Nabi memang belum ada vaksinasi karena memang belum ditemukan. Setiap tahun, bulan, minggu, jam, menit, bahkan detik ilmu pengetahuan sangat mungkin berkembang. Jenis penyakit pun semakin bervariasi seiring dengan perkembangan zaman. Jadi tidak mungkin bisa disamapersiskan metode pengobatan masa lampau dengan masa kini.
Vaksinasi tidak ada di zaman Nabi bukan berarti vaksin itu bidah. Karena setahu saya bidah itu jika berkenaan dengan masalah ibadah. Seperti halnya dahulu belum ada mobil, handphone, uang kertas, dll.
Vaksinasi bisa membentuk kekebalan spesifik yang menguatkan tubuh agar tidak mudah terkena penyakit-penyakit infeksi tertentu. Sedangkan jamu, herbal, kurma, bekam, makanan sehat dan bergizi, olahraga serta semua hal yang di klaim bisa membentuk kekebalan tubuh secara alami adalah memang benar bisa membentuk kekebalan tubuh namun tidak spesifik. Tubuh kita tetap memerlukan kekebalan baik yang spesifik maupun tidak spesifik, agar kita menjadi manusia yang sehat dan kuat bukan manusia yang lemah dan penyakitan.
Kita tentu mau dong anak cucu kita menjadi manusia yang kuat dan sehat, jadi pikirkan lagi tentang manfaat dan kerugian vaksin sebelum mengambil keputusan terbaik. Bukan hanya terbaik bagi anak cucu kita namun juga bagi masyarakat luas.
馃槉馃槉馃槉
drastica
#belajarmenuliskanopini
#belajarmenulisartikel
#maafjikaadayangkurangpas
0 notes
wartati-surya 7 years
Photo
Tumblr media
Stop Kejadian Luar Biasa Difteri! 2017 ini sudah terjadi sekitar 590 kasus Difteri, dengan 38 kasus diantaranya meninggal. Sebanyak 66% dari 590 kasus ternyata tidak pernah melakukan imunisasi difteri. 馃槩 (Ref: Kemenkes RI) Yuk kenali, hindari, obati Difteri馃憤馃槈 . . . #ayoimunisasi #supportvaccines #stopdifteri #klbdifteri #sharingiscaring
0 notes
dinkesmajalengka 2 years
Photo
Tumblr media
#SalamSehat #WargiMajalengka Kejadian Luar Biasa Difteri di 7 Kab/Kota di Jawa Barat yang menyebabkan 7 orang meninggal (Dinkes Jabar, 01/03/2023). Wargi juga wajib siaga cegah penularan difteri. Kenali gejala dan pencegahannya yuk! Olah data/tulisan: @promkes.majalengka Olah grafis/visual: @promkes.majalengka Source: @humas_jabar @dinkesjabar #DinkesMajalengka #difteri #cegahdifteri #KLBDifteri #dinkes #jabar #MajalengkaSehat #majalengkabugarraharja #majalengkabebascovid #MajalengkaBerGermas #majalengkabebasBABS #majalengkabebasstunting #aksigermas #germas #hidupsehat https://www.instagram.com/p/CpUBeOwL_An/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes