Tumgik
#menikahdiAustralia
fransiskawuri · 4 years
Text
Alasan Mengapa Kami Menikah Sipil di Melbourne Australia
Sejujurnya tiada alasan lain pada waktu itu kami menikah di Australia pada 21 Februari 2019, selain karena kebutuhan visa. Ya, visa atau ijin tinggal di Australia. 
Saat itu saya masih mengantongi work and holiday visa hingga November 2019 sementara Made student visanya akan segera berakhir pada bulan Agustus 2019. Bulan Februari kami pilih, karena pada saat visa Made berakhir, dan saya apply menjadi student visa, paling tidak ada jarak atau rentang waktu. Aneh kan, kalau nikahnya mepet saat apply visa dependant, bisa jadi Australian Government mengira hubungan kami tidak otentik, dan bisa jadi aplikasi kami untuk sekolah dan tinggal lebih lama di sini malah dibatalkan.
Tapi sejujurnya selain tujuan itu, alasan lainnya kenapa menikah di Melbourne itu adalah satu: nggak ribet!
Kami tidak punya persiapan khusus menjelang hari H. Tanggal pernikahan juga dipilih karena saat itu weekday (hari biasa), di mana nikah sipil di sini lebih murah ketimbang saat weekend (akhir pekan). Baju kebaya a la Bali itupun modal pinjem ke Mba Evi, salah satu kawan yang bekerja sebagai flight attendant yang suka bolak-balik Bali-Melbourne untuk perjalanan dinas. Hair styles dan make up untuk saya pun dibantu oleh kawan baik juga bernama Stella dan adiknya Cindy yang hobinya dandan. Bunga dan cincin beli aja yang dekat rumah. As simple as that! 
Pernikahan kami berlangsung di Old Treasury Building sekitar pukul 3 sore. Lokasinya sangat dekat dengan unit kami, kurang lebih 7 menit naik tram dan jalan kaki. Karena memilih saat hari kerja, kami hanya membayar AU$300 untuk selebrant (semacam penghulu) dan termasuk ruangan dengan kapasitas maksimal 10 orang (termasuk pasangan dan selebrant). Soal registrasi atau pendaftarannya bisa dicek ke sini ya, https://www.bdm.vic.gov.au/marry , siapin passport aja udah! Gampang kok. Bayar AU$300 itu juga saat daftar, dan misalnya mau ganti tanggal atau hari dikasih waktu 1x. Kalau nggak dateng dianggap hangus.
Waktu itu nggak ada rasa deg-degan gimana sih, malah sambil menunggu giliran masuk (sebelumnya tentu ada pasangan lain yang menikah) kami malah ketawa dan bercanda. Teman-teman yang lain juga datang: Adi dan Yuyu yang menjadi saksi, Calvin dan Shannon, Gaby, Annete, dan Nesti. 
Di pernikahan ini kami juga tidak menyiapkan janji suci / sumpah, karena sudah disediakan oleh selebrant memakai buku kecil. Tapi boleh aja sih kalau mau bikin sendiri. Sama juga soal cincin atau perhiasan, bentuknya tidak wajib, boleh ada dan tidak. Yang wajib hanya 2 saksi, bisa dari keluarga atau teman. 
Lalu gimana persyaratan yang lain? Nih ya, nikah di Australia itu ngga akan ditanya agamanya apa, jenis kelaminnya apa, orientasi seksnya gimana, orang tuanya mana. Yang jelas yang ga boleh menikah atau dinikahi yang usianya di bawah 18 tahun, bukan satu darah (masih ada hubungan keluarga), dan saat pernikahannya ngga boleh tebar-tebar bunga, beras, atau hal lain yang bisa mengotori gedung.
Seusai selebrant bilang SAAAH, gitu ya sederhananya, langsung deh dua saksi tanda tangan, dan saya dan Made (yang menikah) juga tanda tangan. Surat boleh langsung dibawa pulang, tapi yang versi aslinya bisa diambil sekitar satu bulan kemudian. Hip! Hip! Hurray!
Apa ngga sedih nikah ga ada keluarga?
Ya sedihlah dikit, tapi ini kan pertimbangannya lebih ke waktu, tenaga, dan dana. Mengundang keluarga ke Melbourne kan mahal ya buk.. trus kalau acaranya di Indonesia dulu..Kebayang ga sih kalau nikah di Indonesia, apalagi kami beda agama, trus ngurus surat-suratnya, lalu translate suratnya ke Bahasa Inggris untuk pengajuan visa. Keluarga saat itu tetep nonton pakai IG LIVE, jadi mereka so much fine dan oke-oke aja. 
Habis kelar foto-foto, kami langsung deh meluncur ke Koko Black buat ngopi atau nyoklat sore. Terima kasih teman-teman lain yang kemudian dateng dan memberi kado, dan teman-teman lainnya yang mendoakan dari jauh. Kalau kamu membaca postingan ini, dan kira-kira ada rencana menikah di luar negeri, maka Australia adalah jawabannya. Semoga postingan ini bermanfaat! Kalau masih bingung atau ada pertanyaan silakan, ya! 
P.S: Postingan ini semoga berguna juga buat saya yang selalu pikun sama tanggal nikah. Suka kebalik antara tanggal pergi honeymoon pas ke Jepang :p
Tumblr media
Beli bunganya di pagi hari sebelum acara. Sampai sekarang buket bunga (yang sudah mengering) masih saya simpan.
Tumblr media
Terima kasih Cindy & Stella atas bantuannya untuk make up saat itu. Foto ini diambil saat gladi resik make up H-2.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Adi dan Yuyu yang jadi saksi, yang paling kanan adalah selebrant atau penghulu yang menikahkan kami.
Tumblr media
Yeay!
Tumblr media
Yeay lagi!
Tumblr media
Couple session di Treasury Garden sebelahan sama Old Treasury Building.
Tumblr media Tumblr media
0 notes