Tumgik
#menulis belajarnulis writing scientificjournal
wisnusanti · 7 years
Text
Belajar Menulis Jurnal yang Baik #1
Pekan ini saya numpuk PR untuk menulis beberapa manuksrip jurnal. Alhamdulillah keinget kalo bulan lalu dapat kesempatan untuk ikut workshop penulisan jurnal yang diadakan oleh Fakultas Kedokteran UGM. 
Untuk memudahkan proses menulis, sekaligus untuk berbagi juga dengan para pembaca blog yang kebetulan nyasar kesini, saya akan coba ringkaskan materi workshop tersebut. Tulisan ini akan dibuat dalam 2 part, karena….saya males nulis panjang2 hahahahahha.
Semoga bisa diambil manfaat sebanyak2nya!
Bagaimana cara menulis abstrak yang baik?
Abstrak biasanya akan ditulis oleh penulis pada saat terakhir setelah seluruh manuskrip selesai dibuat. Dalam membuat sebuah abstrak yang baik, penulis perlu jeli dalam memilih informasi apakah yang penting disampaikan dalam abstrak. Kenapa perlu dipilah? Karena pada umumnya redaksi jurnal membatasi hanya 250 kata yang dapat dituliskan pada bagian abstrak. Abstrak haruslah padat dan informative.
Pada bagian abstrak, penulis tidak boleh hanya mencantumkan informasi yang bias, misalnya hanya menyampaikan outcome yang diharapkan oleh peneliti, namun juga harus menyampaikan point informasi yang penting untuk disampaikan (jka ada hipotesis yang tidak terbukti namun penting untuk diketahui)
Pada bagian Introduction dalam abstrak, tuliskan apa yang sudah diketahui dari masalah atau variable yang diteliti (dasar teori yang sudah diketahui) dan bagian manakah dari topik penelitian yang belum diketahui sehingga memicu peneliti untuk meneliti topik tersebut.
Pada bagian metode, tuliskan yang sudah dikerjakan, bagaimana caranya, jenis desain penelitiannya dan apa saja kriteria clinical diagnosis atau kriteria inklusi yang digunakan.
Saat menulis bagian hasil, sampaikan semaksimal mungkin. Jika hasil penelitian hanya disampaikan perbedaan saja, itu tidak baik, sebaiknya disampaikan higher or lower antar  kelompok, lalu sampaikan juga berapa mean nya.
Kemudian, pada bagian akhir, kesimpulan, tuliskan take home message atau hikmah yang akan disampaikan dari hasil penelitian yang sudah dipaparkan. Singkat, padat dan jelas.
Next, bagaimana cara menulis introduction yang baik?
Saat mengawali menulis introduction, pastikan penulis tau, “kita mau cerita apa?”. Lalu buatlah alur ceritanya.
Sulit menentukan alur cerita? Kita bisa menengok hasil penelitian kita. Temukan hal menarik apa yang dapat diexplore dan disampaikan dalam jurnal yang akan kita tulis.
Satu hal yang harus dicermati, kadang kita terjebak dengan alur berpikir yang ada pada proposal penelitian kita. Sebuah paper tentunya berasal dari sebuah proses penelitian, namun bisa saja fenomena yang tergambar dari hasil penelitian ini ada hal menarik yang kurang bisa dilihat dari sudut pandang awal/proposal penelitian.
Misalnya, saat ini saya sedang menulis manuskrip mengenai posyandu berbasis masjid. Dari sisi pandang awal/proposal penelitian, latar belakang dari penelitian ini “sekedar” menaikkan D/S di lokasi penelitian dengan memindahkan posyandu dari lokasi semula(pemuka desa) ke pelataran masjid. Menariknya, dari hasil penelitian, dapat diexplore lebih jauh mengenai intervensi berbasis kepercayaan atau pendekatan budaya ternyata dapat menarik partisipasi masyarakat dalam kegiatan posyandu. 
Jadi alur berpikir disini berubah, yang utamanya menyorot status gizi balita dan D/S yang rendah, menjadi dampak pendekatan kepercayaan dalam promosi atau intervensi kesehatan.
Lalu, masih mengenai alur berpikir, introduction yang baik seharusnya sesuai dengan jurnal sasaran. Sesuai dengan sasaran pembaca jurnal.
Misalnya, kita mempunyai paper mengenai kaitan gen dan obesity. Ketika kita menyasar jurnal dengan scope nutrition, maka introduction yang kita sampaikan dapat dimulai dari sudut pandang masalah gizi yaitu masalah obesitas di masyarakat. Nah, misalnya kita mau menyasar jurnal mengenai genetic, bisa kita tuliskan introduction dari sudut pandang peneliti genetika atau basis teori mengenai gen dan kaitannya dengan status gizi.
Kemudian, setelah kita menentukan sudut pandang, topik dan alur cerita penulisan, kita bisa mulai menata konten.
Apa sajakah yang harus disampaikan di bagian introduction?
Basic science, ilmu yang mendasari topik penelitian. Fakta yang umum diketahui
Data epidemiology dan pentingya masalah/topik yang kita bahas.
Kesenjangan/gap antara ilmu pengetahuan yang telah diketahui dengan masalah/hipotesis penelitian yang belum diketahui.
Tuliskan juga, apa yang sudah dilakukan untuk menjawab pertanyaan tersebut? Apa yang akan dilakukan dan apa yang akan disajikan dalam paper kita? Jawaban dari ketiga pertanyaan tersebut perlu disampaikan di paragraph akhir bagian introduction agar pembaca tahu, hal-hal apakah yang akan didapatkan ketika membaca paper ini. Ibaratnya pembaca udah siap2lah ya, “aku ameh diwenehi opo ki?” gitu mungkin mbatinnya.
Sebuah saran dari pembicara, bagaimana cara menulis introduction yang baik? Bacalah yang banyak, kemudian kita summarize, bisa dalam Bahasa Indonesia, kemudian baru ditranslate, supaya dalam menulis ada kerangka berpikir dari kita yang runtut. Kelemahan penulis yang males *kayak saya hehe* adalah waton menuliskan kembali dari Bahasa inggris ke Bahasa inggris lagi, padahal grammarnya belepotan. 
Akibatnya adalah? Jika tulisan kita dibaca oleh orang lain, mereka akan bisa menangkap bahwa alurnya kurang runtut dan gaya bahasanya kurang konsisten sehingga pembaca kurang nyaman untuk menyimak.
Pendapat saya, saya sangat setuju dengan saran tersebut, namun perlu diperhatikan, bahwa kita harus meluangkan waktu lebih untuk membaca dulu-baru menulis lengkap. Kadang, kelemahan saya ketika membaca terus terusan/terlalu banyak, malah jadi nggak focus karna tertarik topik2 terkait yang akhirnya malah melebar sampe mana2. Hahahaha. 
Pada akhirnya waktu sudah banyak terpakai dan belum ada yang sempat ditulis. Buat saya, ketika ada sesuatu yang sudah ditulis, akan lebih mudah me-recall alur berpikir dan konten yang akan saya buat. Dan keliatan ada hasilnya gitu nongkrong di depan laptop. Jadi makin semangat lanjutinnya.
So, monggo terserah anda, pilih gaya menulis yang mana. Sesuai selera saja.
Okay, cukup sekian dulu. Akan ada kelanjutannya insya Allah mengenai topik menulis methods, results and discussion. Ditambah sedikit mengenai tips submit dan memilih jurnal sasaran.
2 notes · View notes