Tumgik
wisnusanti · 7 years
Quote
Say, "O My servants who have believed, fear your Lord. For those who do good in this world is good, and the earth of Allah is spacious. Indeed, the patient will be given their reward without account.
QS. Az-Zumar 10
0 notes
wisnusanti · 7 years
Text
Beberapa Tips Mengenai Publikasi Jurnal
Beberapa waktu yang lalu sempet share mengenai penulisan jurnal bagian introduction, wacananya sih mau meneruskan sampai conclusion. Tapi belum sempat merangkai kata-kata nya hehe.
Kebetulan saya sering diminta pendapat oleh teman tentang bagaimana caranya memilih jurnal yang tepat untuk publikasi. Jadi, saya disini mau share mengenai hal tersebut. Mungkin akan bermanfaat daripada sekedar jadi broadcast-an WA.
Ohya, sebetulnya gak pantas juga rasanya menulis “tips mengenai publikasi jurnal” padahal terbitannya “baru” (alhamdulillah) 3 biji. Hanya ingin share apa yang saya tau, kalau ada koreksi dan saran, silakan disampaikan.
Oke, check this out!
1.       Cari jurnal yang sesuai dengan konten mansuksrip kita. Gimana cara praktisnya? Cek di journalguide.com.
Kita akan diminta memasukkan abstrak dan judul manuskrip, terus tinggal enter dan langsung dikasih rekomendasi jurnal sasaran dengan beberapa info didalamnya.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Kita bisa mendapat informasi journal sasaran yang direkomendasi, beserta impact factor yang dimiliki, sifat journal (open or close akses) dan rata-rata lama proses review hingga penerbitan. 
Informasi impact factor sangat bermanfaat untuk menakar apakah manuskrip kita “pantas” masuk ke dalam jurnal tersebut. Kayak cari jodoh gituh harus mencari yang selevel dan diri ini harus tau diri haha. Sesuaikan kualitas penelitian dan kualitas data kita dengan IF jurnal supaya gak buang2 waktu untuk submit ngeformat dll. IF jurnal 1.0 itu sudah susah dengan kualitas data primer yang variabel yang terbatas, apalagi dengan kemampuan olah statistik peneliti yang terbatas. Kalau sepengalaman saya, IF yang sedang-sedang itu sekitar 0.2-0.5.
Kemudian, informasi sifat journal dapat kita gunakan sebagai pertimbangan budget. Journal yang close akses biasanya mematok publication fee lebih murah daripada jurnal open akses. Tapii, kita publikasi jurnal pengennya kan dibaca orang lain yaa bro and sis, jadi kalau bisa kita pilih jurnal yang open akses supaya kebermanfaatan tulisan kita bisa menjadi lebih luas.
Teruus, untuk lama proses review hingga publish manfaatnya untuk apa? Untuk mahasiswa yang kepepet deadline lama studi, ini puenting bingit gaess.. jangan sampai kita masukan paper ke suatu redaksi dengan waktu proses yang lama padahal udah kepepet bangeet harus publikasi sebagai syarat lulus. Fyi, ketika kita masukan manuskrip ke suatu jurnal kita tidak diperbolehkan masukan manuskrip ke jurnal lain dengan pertimbangan supaya tidak terjadi plagiarism atau dipublikasikan dua kali. Jadii, kudu mantep banget milih jurnalnya.
  2. Memilih jurnal berdasarkan IF dan pertimbangan negara redaksi
Seperti yang sudah saya sampaikan diatas bahwa IF adalah aspek yang penting dan harus kita pertimbangkan dalam memilih jurnal. Untuk mengetahui apakah suatu jurnal itu terindeks scopus dan memiliki impact factor kita bisa mengeceknya di scimagojr.com
Tumblr media
Silakan mau dipilih yang mana, saya sarankan kalau kualitas sedang-rendah dan tidak terlalu sulit nembusnya, kira-kira pilih IF yang 0.5 kebawah.
Kemudian, tips lagi jika kemampuan menulis akademik dengan bahasa inggris anda kurang canggih seperti saya hehe, pilihlah jurnal dengan alamat redaksi di asia. Jurnal dengan alamat redaksi di eroap dan amerika biasanya menuntut kemampuan penulisan yang sangat tinggi. Ohya, biasanya jurnal dengan IF tinggi itu sangat ketat dalam formatingnya dan membutuhkan proses yang sangat lama. Pengalaman saya untuk publikasi di jurnal dengan IF 0.33 saja butuh waktu sekitar 10 bulan, mungkin kalau diatas 0.5 bisa jadi lebih dari 1 taun gaes..
 3. Langkah selanjutnya setelah memilih beberapa jurnal (misalnya pilih 2 atau 3 sebagai sasaran), buka website jurnal tersebut dan cek kembali apakah scope/topik jurnal yang kita tuju sesuai dengan manuskrip kita. Bisa dengan membaca keterangan dibagian instruction for author, cara lain yang bisa dilakukan adalah mencari jurnal dengan topik/judul/tipe riset serupa dengan manuskrip kita, yang telah diterbitkan oleh jurnal tersebut. Kalau ada yang mirip, insya Allah jurnal tersebut cocok dengan manuskrip kita. Kenapa harus cocok? Supaya kagak ditolak gaes, karna direject itu sungguh pedihhh hahahha
 4.       Cek processing fee dari jurnal tersebut, banyak jurnal yang gratis, tinggal pinter-pinternya aja kita nyari yang sesuai dan gak perlu bayar fee publikasi. Tetapi rata-rata jurnal minta processing fee sih, yang perlu kita pertimbangkan wajar atau tidak nya. Pernah saya denger ada teman yang bayar processing fee sampai 10 juta, padahal IF dari jurnal tersebut “hanya” 0.15, kalau pendapat saya sih untuk jangan submit pada jurnal yang demikian, karna processing fee yang dipatok terlalu mahal dan tidak worthed untuk IF segitu.. Rata-rata jurnal dengan IF 0.2-0.3 paling hanya minta fee sekitar 2-3 jutaan saja.
 5.       Cek, apakah jurnal tersebut termasuk predatory jurnal? Bisa cek dibawah ini untuk mengetahui list jurnal predator..kalau jurnal tersebut sudah ada di scimagojr.com kemungkinan besar sudah aman..tapi ada juga sih yang terindeks scopus tapi bersifat predator dan di blacklist oleh dikti..
http://www.kopertis12.or.id/2017/02/09/bealls-list-of-predatory-publishers-2017-posisi-tgl-03-january-2017.html
Okay, sekian beberapa informasi mengenai submit jurnal, terutama jurnal internasional, semoga bermanfaat. 
Semoga ke depan banyak konten2 berbobot dan bermanfaat.
17 notes · View notes
wisnusanti · 7 years
Text
Belajar Menulis Jurnal yang Baik #1
Pekan ini saya numpuk PR untuk menulis beberapa manuksrip jurnal. Alhamdulillah keinget kalo bulan lalu dapat kesempatan untuk ikut workshop penulisan jurnal yang diadakan oleh Fakultas Kedokteran UGM. 
Untuk memudahkan proses menulis, sekaligus untuk berbagi juga dengan para pembaca blog yang kebetulan nyasar kesini, saya akan coba ringkaskan materi workshop tersebut. Tulisan ini akan dibuat dalam 2 part, karena….saya males nulis panjang2 hahahahahha.
Semoga bisa diambil manfaat sebanyak2nya!
Bagaimana cara menulis abstrak yang baik?
Abstrak biasanya akan ditulis oleh penulis pada saat terakhir setelah seluruh manuskrip selesai dibuat. Dalam membuat sebuah abstrak yang baik, penulis perlu jeli dalam memilih informasi apakah yang penting disampaikan dalam abstrak. Kenapa perlu dipilah? Karena pada umumnya redaksi jurnal membatasi hanya 250 kata yang dapat dituliskan pada bagian abstrak. Abstrak haruslah padat dan informative.
Pada bagian abstrak, penulis tidak boleh hanya mencantumkan informasi yang bias, misalnya hanya menyampaikan outcome yang diharapkan oleh peneliti, namun juga harus menyampaikan point informasi yang penting untuk disampaikan (jka ada hipotesis yang tidak terbukti namun penting untuk diketahui)
Pada bagian Introduction dalam abstrak, tuliskan apa yang sudah diketahui dari masalah atau variable yang diteliti (dasar teori yang sudah diketahui) dan bagian manakah dari topik penelitian yang belum diketahui sehingga memicu peneliti untuk meneliti topik tersebut.
Pada bagian metode, tuliskan yang sudah dikerjakan, bagaimana caranya, jenis desain penelitiannya dan apa saja kriteria clinical diagnosis atau kriteria inklusi yang digunakan.
Saat menulis bagian hasil, sampaikan semaksimal mungkin. Jika hasil penelitian hanya disampaikan perbedaan saja, itu tidak baik, sebaiknya disampaikan higher or lower antar  kelompok, lalu sampaikan juga berapa mean nya.
Kemudian, pada bagian akhir, kesimpulan, tuliskan take home message atau hikmah yang akan disampaikan dari hasil penelitian yang sudah dipaparkan. Singkat, padat dan jelas.
Next, bagaimana cara menulis introduction yang baik?
Saat mengawali menulis introduction, pastikan penulis tau, “kita mau cerita apa?”. Lalu buatlah alur ceritanya.
Sulit menentukan alur cerita? Kita bisa menengok hasil penelitian kita. Temukan hal menarik apa yang dapat diexplore dan disampaikan dalam jurnal yang akan kita tulis.
Satu hal yang harus dicermati, kadang kita terjebak dengan alur berpikir yang ada pada proposal penelitian kita. Sebuah paper tentunya berasal dari sebuah proses penelitian, namun bisa saja fenomena yang tergambar dari hasil penelitian ini ada hal menarik yang kurang bisa dilihat dari sudut pandang awal/proposal penelitian.
Misalnya, saat ini saya sedang menulis manuskrip mengenai posyandu berbasis masjid. Dari sisi pandang awal/proposal penelitian, latar belakang dari penelitian ini “sekedar” menaikkan D/S di lokasi penelitian dengan memindahkan posyandu dari lokasi semula(pemuka desa) ke pelataran masjid. Menariknya, dari hasil penelitian, dapat diexplore lebih jauh mengenai intervensi berbasis kepercayaan atau pendekatan budaya ternyata dapat menarik partisipasi masyarakat dalam kegiatan posyandu. 
Jadi alur berpikir disini berubah, yang utamanya menyorot status gizi balita dan D/S yang rendah, menjadi dampak pendekatan kepercayaan dalam promosi atau intervensi kesehatan.
Lalu, masih mengenai alur berpikir, introduction yang baik seharusnya sesuai dengan jurnal sasaran. Sesuai dengan sasaran pembaca jurnal.
Misalnya, kita mempunyai paper mengenai kaitan gen dan obesity. Ketika kita menyasar jurnal dengan scope nutrition, maka introduction yang kita sampaikan dapat dimulai dari sudut pandang masalah gizi yaitu masalah obesitas di masyarakat. Nah, misalnya kita mau menyasar jurnal mengenai genetic, bisa kita tuliskan introduction dari sudut pandang peneliti genetika atau basis teori mengenai gen dan kaitannya dengan status gizi.
Kemudian, setelah kita menentukan sudut pandang, topik dan alur cerita penulisan, kita bisa mulai menata konten.
Apa sajakah yang harus disampaikan di bagian introduction?
Basic science, ilmu yang mendasari topik penelitian. Fakta yang umum diketahui
Data epidemiology dan pentingya masalah/topik yang kita bahas.
Kesenjangan/gap antara ilmu pengetahuan yang telah diketahui dengan masalah/hipotesis penelitian yang belum diketahui.
Tuliskan juga, apa yang sudah dilakukan untuk menjawab pertanyaan tersebut? Apa yang akan dilakukan dan apa yang akan disajikan dalam paper kita? Jawaban dari ketiga pertanyaan tersebut perlu disampaikan di paragraph akhir bagian introduction agar pembaca tahu, hal-hal apakah yang akan didapatkan ketika membaca paper ini. Ibaratnya pembaca udah siap2lah ya, “aku ameh diwenehi opo ki?” gitu mungkin mbatinnya.
Sebuah saran dari pembicara, bagaimana cara menulis introduction yang baik? Bacalah yang banyak, kemudian kita summarize, bisa dalam Bahasa Indonesia, kemudian baru ditranslate, supaya dalam menulis ada kerangka berpikir dari kita yang runtut. Kelemahan penulis yang males *kayak saya hehe* adalah waton menuliskan kembali dari Bahasa inggris ke Bahasa inggris lagi, padahal grammarnya belepotan. 
Akibatnya adalah? Jika tulisan kita dibaca oleh orang lain, mereka akan bisa menangkap bahwa alurnya kurang runtut dan gaya bahasanya kurang konsisten sehingga pembaca kurang nyaman untuk menyimak.
Pendapat saya, saya sangat setuju dengan saran tersebut, namun perlu diperhatikan, bahwa kita harus meluangkan waktu lebih untuk membaca dulu-baru menulis lengkap. Kadang, kelemahan saya ketika membaca terus terusan/terlalu banyak, malah jadi nggak focus karna tertarik topik2 terkait yang akhirnya malah melebar sampe mana2. Hahahaha. 
Pada akhirnya waktu sudah banyak terpakai dan belum ada yang sempat ditulis. Buat saya, ketika ada sesuatu yang sudah ditulis, akan lebih mudah me-recall alur berpikir dan konten yang akan saya buat. Dan keliatan ada hasilnya gitu nongkrong di depan laptop. Jadi makin semangat lanjutinnya.
So, monggo terserah anda, pilih gaya menulis yang mana. Sesuai selera saja.
Okay, cukup sekian dulu. Akan ada kelanjutannya insya Allah mengenai topik menulis methods, results and discussion. Ditambah sedikit mengenai tips submit dan memilih jurnal sasaran.
2 notes · View notes
wisnusanti · 8 years
Text
“They arise from [their] beds; they supplicate their Lord in fear and aspiration, and from what We have provided them, they spend.” (QS. As-Sajdah 16)
0 notes
wisnusanti · 9 years
Text
Apakah anda mengalami gangguan jiwa?
Pernah gak sih ditanyai dengan pertanyaan seperti itu? mesti jawabannya pada kompak “gaaaaak”. Yes, memang kayaknya gak ada orang yang mau disebut seseorang dengan “gangguan jiwa”. Nah, sebenernya seperti apa sih gangguan jiwa itu? Kenapa stigma negatif sangat melekat pada sebutan “gangguan jiwa”?
Yuk bahas sebentar! *sebenarnya ini hanyalah kopasan tugas kuliah yang sayang untuk tidak dibagikan*
Penderita gangguan jiwa sering mendapatkan stigma dan diskriminasi yang lebih besar dari masyarakat disekitarnya dibandingkan individu yang menderita penyakit medis lainnya. Tidak hanya menimbulkan konsekuensi terhadap penderitanya tetapi juga bagi anggota keluarga, meliputi sikap sikap penolakan, penyangkalan, dan disisihkan. Penderita gangguan jiwa mempunyai resiko tinggi terhadap pelanggaran hak asasi manusia. Mereka sering sekali disebut sebagai orang gila (insanity atau madness). Perlakuan ini disebabkan karena ketidaktahuan atau pengertian yang salah dari keluarga atau anggota masyarakat mengenai gangguan jiwa.
Di DIY, persepsi masyarakat mengenai ODGJ sebagian besar tidak dipahami secara tepat. Gangguan mental disamaratakan menjadi satu sebutan yaitu “orang gila” yang berkonotasi negatif. Padahal jika dimengerti dengan baik, gangguan mental dapat digolongkan menjadi gangguan mental ringan, sedang dan berat. Ketiga tingkatan gangguan mental tersebut dapat dialami oleh semua orang dan sebagian tidak terlihat seperti “orang gila” yang dipersepsikan masyarakat.
Banyak orang yang tidak mengetahui jika gangguan jiwa merupakan gangguan kesehatan yang bersifat siklus. Jadi gangguan jiwa bisa terjadi dari tingkat ringan, sedang dan tinggi. Gangguan tersebut dapat kembali menjadi normal jika ditangani dengan penanganan dengan tepat dan terdeteksi dini. Namun banyak orang yang belum mengetahui bagaimana gangguan jiwa dan langkah apa yang dapat dilakukan untuk mengatasinya sendiri, sehingga literasi gangguan jiwa perlu ditingkatkan.
Tumblr media
(taken from newmansu.org)
Gangguan jiwa dapat mempengaruhi fungsi kehidupan seseorang. Aktivitas, kehidupan sosial, ritme pekerjaan, serta hubungan dengan keluarga jadi terganggu karena gejala ansietas, depresi, dan psikosis. Seseorang dengan gangguan jiwa apapun harus segera mendapatkan pengobatan. Keterlambatan pengobatan akan semakin merugikan penderita, keluarga dan masyarakat. Namun sangat disayangkan, sebagian besar masyarakat belum mengetahui penanganan terbaik yang seharusnya diberikan pada ODGJ agar ODGJ dapat pulih dan terehabilitasi sehingga kualitas hidup dan produktifitasnya dapat meningkat.
Pasien dengan gangguan jiwa sebaiknya mendapatkan penanganan medis dan psikologis yang komprehensif. Namun di masyarakat, masih banyak yang memilih pengobatan di luar sistem kesehatan (misalnya ke dukun atau pemuka agama) dan sebagian masih memilih untuk menyembunyikan keluarga mereka yang mengalami gangguan jiwa dan tidak memberikan penanganan pengobatan apapun.
Penemuan kasus gangguan jiwa juga sulit ditemukan karena keluarga pasien lebih banyak yang menutupi kasus tersebut. Padahal deteksi dan penanganan dini yang dilakukan akan semakin memperbaiki status kesehatan pasien dan mencegah gangguan semakin complicated.
Oleh karena itu, saya mengajak semua yang membaca tulisan ini *mudah-mudahan ada*, untuk :
1. Tidak mendiskriminasi hak-hak orang dengan gangguan jiwa
2. Berusaha untuk tidak menstigmatisasi negatif orang dengan gangguan jiwa
3. Yuk, lebih aware dengan kesehatan mental. Karena sehat tidak hanya secara fisik tetapi juga secara mental.
4. Jangan malu berkonsultasi dengan psikolog, apabila benar membutuhkan.
5. Buat para single, jangan melulu galaw. Galaw itu normal, jika anda bisa kembali ketitik normal lagi. Kalau stagnan bagaimana? Ya masih ada gangguan mentalnya :| Gak sehat tuh! Move on lah!
Tumblr media
taken from naxyfoxvalley.org
0 notes
wisnusanti · 9 years
Quote
“dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". QS. Yusuf: 87.
0 notes
wisnusanti · 9 years
Quote
Rasakan dengan hatimu, bahwa Allah itu dekat. Rasakan dengan hatimu, bahwa Allah Maha Melihat. Rasakan dengan hatimu, adakah rasa gundah ketika ada yang berkurang dalam ibadah?
9 Nov 2015
0 notes
wisnusanti · 9 years
Quote
Hari ketujuh kami. Satu cerita lucu yang ingin saya tulis sebagai memori. Dialog antara pelatih dari satuan SECAPA TNI-AD dengan 37 orang gadis lugu Pelatih : Sisi kanan jemuran hanya untuk handuk! Tidak yang lain! Gadis lugu : Kalau untuk kanebo bagaimana Pelatih? Pelatih: Hah kanebo? Buat apa?! Gadis lugu :Untuk handuk Pelatih! Pelatih : Kalian pakai kanebo untuk handukan?!? Gadis lugu : Iya pelatih (sambil mengangguk takut) Pelatih : Ck ck (menggeleng pasrah) ~Fin~
Cerita CPM XI (via isnaigakiguk)
2 notes · View notes
wisnusanti · 10 years
Text
misi #2
Setelah Misi 1 saya jalankan dan ternyata Allah berkehendak agar saya banting stir dan melanjutkan perjuangan di tempat lain, sebut saja Misi 2.
Misi 2 berawal dari plan saya untuk meneruskan langkah mencapai cita-cita saya jadi seorang akademisi. Idealis sekali. Saya mencari beberapa universitas beserta beasiswa yang berpotensi untuk saya apply graduate school-nya. Cari lah saya muter muter, nanya sana sini. Mempertimbangkan ini itu. Dan terdaftarlah 4 universitas yang saya niatkan untuk daftar S2 disana.
Misi 2 ini adalah universitas pertama yang saya apply. Saya tertarik karena jaraknya yang dekat (tiket pulangnya murah hahaha), banyak sekali muslimnya dan universitasnya lebih bagus dari UGM. Saya searching di website fakultas ilmu kesehatannya dan alhamdulillah saat itu sedang ada rekruitmen untuk mahasiswa master by research. 
Jadi ceritanya kalo master by-research itu *kata supervisor* kamu melakukan penelitian (carrying a project) dan nanti akan dinilai oleh prof atau supervisor project kamu. Kalau risetnya cepet, kemudian nulis thesisnya juga cepet, insya Allah lulusnya juga cepet. Saya berminat banget, soalnya saya selama ini merasa menikmati ngerjakan penelitian dan pengennya lulus cepet.
Saya siap-siapin deh persyaratannya. Waktu itu supervisor Cuma minta CV dan cover letter, nah, nanti kalo sudah deal-disetujui untuk gabung project harus melalui admission resminya universitas. Admission universitas syaratnya gak jauh beda sih sama persyaratan univ-univ lain, yaa sekitaran toefl, ijazah bahasa inggris, transkrip dalam bahasa inggris dan lain-lain *lupak*.
Setelah saya apply (tengah desember 2014), saya menunggu selama kurang lebih 2 minggu kemudian dihubungi via email (awal januari 2015) untuk interview lebih lanjut. Saya kira interviewnya ini lebih membahas tentang cara saya bekerja dll, tapi ternyata supervisor lebih banyak mengobrolkan tentang projectnya dan menanyakan kesanggupan saya untuk mengerjakannya. 
Banyak sharing tentang project itu, topiknya sesuai dengan minat saya. Satus kesehatan dan aktivitas fisik. Ceritanya ibu supervisor dan tim sedang mengerjakan report mengenai aktivitas fisik anak-anak sekolah di Malaysia, kemudian nanti akan dipresentasikan ke government-nya untuk dievaluasi dan diambil kebijakan *kira kira begitu*. Seru banget!
Setelah interview, ibu supervisor menyetujui saya untuk bergabung dalam projectnya.
Alhamdulillah..
Tapi, masih ada satu hal penting yang perlu dipertimbangkan,
Tumblr media
Nah, tuition fees and living allowance.
Awalnya saya kira saya akan digaji dalam 6 bulan pertama. Emang sih di webnya tidak disebutkan digajinya selama berapa lama. Salah saya juga baru nanya diakhir. Saya mengira project ini akan sama dengan yang lain yang disebutkan akan digaji selama 6 bulan ke depan dan bisa diperpanjang selama 6 bulan depannya lagi.
Yes, gitu deh. Akhirnya saya minta waktu untuk membicarakannya dengan keluarga dan cari-cari scholarship dulu. Saya sih berharapnya ibu supervisor mau bantu nyariin, tapi info yang diberikan si ibu ternyata beasiswa yang saya harus jadi mahasiswa sana dulu. Yah, bayar dulu dong kalo gitu *gak modal haha*
Tumblr media
Diminta segera kesana, belum ada beasiswa, gaji cuma buat 3 bulan pertama, tinggalnya minimal setaun disana padahal kepingin banget gabung timnya. 
Saya obrolin sama bapak&ibu, barangkali mau ngebiayain buat terbang sama tuition fee satu semester pertama. Dan ternyata bapak&ibu kurang setuju saya kuliah di Malaysia, dengan alasan ini dan itu yang saya gak ngerti kenapa bisa orangtua saya kepikiran hal-hal itu , tapi saya gak punya pendapat untuk mempertahankan argumen, jadi yah manut deh. Jadi kalo mau kesana ya cari jalan sendiri. Saya kalo saya orangtua manutan banget. Saya jadi agak ragu gitu mau neruskan ini.
Tumblr media
Saya cari beasiswa, dapet informasi beasiswa dari government Malaysia, semua syarat terpenuhi kecuali..TOEFL (yang disyaratkan lebih tinggi 30 poin dari yang saya punya, tinggi bingits) hahaha. Niat saya mau tes lagi tapi transferan belum dikirim dan belum pede dengan kemampuan hiks hiks. Dan waktu semakin berlalu….sampai saya gak niat lagi neruskan ini karena banyak hal yang saya prioritaskan untuk diurus waktu itu. Sayang siiih…agak nyesel juga gak diseriusin, belum usaha maksimal, jadi ada rasa ngganjel di hati.
Tapi keputusan harus tetap diambil. Terus berpikir, terus berdoa, minta saran sana sini.
Akhirnya saya ambil keputusan untuk mengundurkan diri.
Tumblr media
Terimakasih atas kesempatan yang diberikan ibu supervisor. Maafkan saya yang mengecewakan ini. Semoga kita bisa bekerjasama diwaktu lain. Seperti yang anda bilang, you can do the same for Indonesia. It would be great, setyo! Yes, Ma’am, insya Allah :D
Saran saya untuk pelamar master yang serupa:
Diskusikan dengan supervisor tentang project yang akan dilakukan dan jobdesc kamu
Diskusikan juga mengenai biaya dan scholarship, kadang ada dosen-dosen yang bisa bantu nge-link-kan atau bantu kamu cari beasiswa. Perkiraan biaya penting juga biar kamu kopen dan gak jadi gelandangan di negeri orang hehe.
Biasanya kalo ngerjakan project gini ada fee-nya (biasanya 1500 RM per bulan kalo di Malaysia), jadi *menurut info yang saya dapat dari temen yang pernah sekolah di Malaysia* uang 500 RM aja cukup untuk kehidupan sehari hari, jadi seandainya yakin dan berani (kalo gak mau dibilang nekat) bisa aja berangkat dulu. Sehabis itu di sana cepet-cepet cari beasiswa atau cari kerja jadi asisten dosen atau riset lain (kata temen, ini sangat banyak peluangnya). Tapi yaa, tuition fees dan tiket pesawatnya minta dulu sama orangtua hehehe.
Ada beasiswa dari pemerintah Malaysia, namanya Malaysian International Scholarship (MIS). Biaya hidup, tuition fees, tiket pesawat dan riset tercover semua. Tapi syaratnya emang agak berat, yaitu TOEFL ITP/PBT minimal 580 dan IPK minimal 3.5. Siapin sebelum apply masternya lebih baik ;)
Ada beasiswa juga, tapi untuk yang sudah jadi mahasiswa dan gak di semua universitas diperuntukkan bagi mahasiswa Internasional. Namanya Zamalah Postgraduate Scholarship. Yang dibayarin Cuma tuition fees nya saja, jadi untuk biaya hidup dan riset bisa dipenuhi dengan kerja sambilan jadi asisten riset atau dosen.
Pertama kali apply S2 di luar negeri dan belum berhasil. Its okay. Banyak pengalaman pertama yang saya dapat disini, banyak pelajaran juga yang bisa saya gunakan untuk kesempatan-kesempatan berikutnya *amiin*. Cara menghubungi professor, bikin CV inggris, cover letter, mempelajari project, diskusi dengan supervisor, cari-cari beasiswa, itung-itungan biaya hidup dan sekolah, diskusi dengan orangtua, ambil keputusan dan yang paling kerasa manajemen diri, kurang lebih itu pelajaran berharga dalam proses Misi 2 saya ini.
 Dan semoga banyak hikmah dan pelajaran yang bisa membuat saya lebih dekat dengan-Nya. Aamiin.
2 notes · View notes
wisnusanti · 11 years
Text
first post!
tulisan pertama!
huaaah, akhirnya kesampean juga bikin blog di tumblr, alhamdulillah :D
disela sela waktu menanti kepastian proposal skripsi bingung mau ngapain, kurang produktif akhirnya keinget keinginan buat bikin blog baru setelah blog yang kemaren tidak berguna maksimal karna kelupaan password T.T
sip! semangat baru, make a fresh start by making this blog! *i hope so* haha
semoga bisa jadi sarana penebar manfaat dan kebaikan! yeah :D
on my first day being a-22-years-old-girl ;)
0 notes