Tumgik
#nonton film Metamorphosis
layarkaca-21 · 5 years
Photo
Tumblr media
Metamorphosis (2019) Gang-Goo (Sung Dong-Il) and Myung-Joo (Jang Young-Nam) are married and they have three children: Sun-Woo (Kim Hye-Jun), Hyun-Joo (Cho Yi-Hyun) and Woo-Jong (Kim Kang-Hoon).
0 notes
kitakalimantan-blog · 7 years
Text
BBM (Belajar Bareng Mantan)
Edisi : 16 oktober 2017 Materi : Kaki-Dashi Pemateri : Mas Tole @kitabgundul Moderator : Kak Tara @sepatupudar Notulen : Fauziyah @iimfauziyah
—------------------------------------------------------—
Penetrasi memang nikmat, tapi tidak selalu demikian, bukan? Dengan sedikit desakkan, mungkin, akan lebih mengasyikkan.
Kaki-dashi adalah jalan masuk berupa paragraf pertama yang seringkali menjadi pertaruhan para penulis novel, roman, cerita pendek, artikel, esai, dll--yaaa, kek penetrasi gitu xixixi~
Kaki-dashi juga bisa diibaratkan sebagai patokan: apakah pembaca akan tertarik melanjutkan atau malah pergi meninggalkan bacaannya sambil bergidik dan bertanya-tanya, "Mau ngapain, sih, Bang?" Apalagi kalau kita bermaksud mengirim naskah tersebut buat diterbitkan atau diikutkan lomba. Bakal lebih krusial dan menyebalkan karena tidak segan-segan para kurator akan mengeliminasi naskah kita cuma dari membaca kaki-dashi-nya.
Hasan Junus, sastrawan Indonesia yang merupakan keturunan langsung dari pujangga Raja Ali Haji, dalam Riau Pos edisi 25 Desember 2011 bilang bahwa asal kata kaki-dashi (dalam bahasa Jepang) terdiri dari kata kerja “kaku” yang artinya menulis, berubah menjadi “kaki” sebagai kata benda yang berarti tulisan, dan kata kerja “dashi” yang artinya memulai. Ato Masuda lah yang mengajari beliau bahwa untuk mengenal karya sastra yang bagus bisa dilihat dari kaki-dashi yang cemerlang. Pendapat itu sejalan dengan istilah yang mengatakan paragraf pembuka suatu karya sastra ialah inspirasi murni.
Bentuknya bisa berupa narasi, deskripsi, adegan, dialog, dsb. Tergantung teknik bercerita masing-masing, sih. Ada yang bilang: bukalah cerita dengan yang paling mendekati ending. Intinya satu: menarik minat pembaca dengan menimbulkan rasa penasaran ada apa setelah paragraf itu.
Kaki-dashi yang pertama kali diperkenalkan oleh Ato Masuda kepada Hasan Junus berasal dari dongeng Jepang tersohor "Taketori Monogatari" yang juga dikenal sebagai Kisah Putri Kaguya: kisah seorang anak perempuan yang ditemukan kakek pengambil bambu dari dalam batang bambu yang bercahaya. Kucuma dapet sinopsisnya di sini e :  https://id.m.wikipedia.org/wiki/Putri_Kaguya Ada juga filmnya, judulnya The Tale of the Princess Kaguya.
Yasunari Kawabata, peraih Nobel Sastra tahun 1968, adalah salah satu pengarang dalam kesusastraan Jepang modern yang kaki-dashi-nya dibaca dan dikenal secara luas. Dalam novelnya yang berjudul Yuki-guni (Negeri Salju), dia membukanya dengan kalimat-kalimat yang terkesan murung  :
“Kereta api bergerak keluar dari terowongan menuju negeri salju. Bumi bersandar pada gelapnya langit. Kereta api berhenti di stasiun.”
Sementara dalam sejarah kesusastraan dunia, tercatat bahwa kaki-dashi yang terbanyak diingat ialah sederet kalimat pembuka dalam salah satu karya Franz Kafka "Die Verwandlung" atau The Metamorphosis. Kalimatnya usil, keji, sekaligus menonjok :
“Ketika Gregor Samsa pada suatu pagi bangkit dari tidur yang resah, dilihatnya ia sudah menjelma menjadi seekor kecoak.”
Apa karya yang bagus adalah karya yang kaki-dashi-nya cemerlang? O tidak juga. Kaki-dashi, mungkin, cuma salah satu bagian yang membuat suatu karya spesial. Di luar itu, tentu sama banyaknya karya-karya spesial.
Yang menyenangkan dari menulis cerpen adalah, kita bebas bikin pola plot kita sendiri-sendiri. Dan untuk itu, kaki-dashi lah yang menentukan pola-pola tersebut tampak menarik. Misal: mundur (kaki-dashi)-maju-mundur-maju (ending). Persis seperti apa yang sering kita lihat di film-film. Dan banyak betul plot film yang bisa kita terapkan pada cerpen. Karena itu, selain banyak baca, banyak nonton film juga asupan yang baik buat belajar menulis.
Kukasih contoh kaki-dashi dari beberapa cerpen yang kubaca, dan apa yang menarik dari kaki-dashi tersebut, ya. Teman-teman juga bole share kaki-dashi yang menurut kalian menarik.
1. Kami bertiga sedang enak-enaknya makan kari kepala kambing muda ketika terdengar suara ribut-ribut di kejauhan. Raden Mandasia yang berada di bangku sisi luar menjulurkan leher mencari tahu sumber suara. Aku dan Loki Tua tak ambil peduli. - Cerpen "Telur Rebus dan Kulit Kasim" oleh Yusi Avianto Pareanom.
Di kaki-dashi ini, Paman Yusi membuka cerita dengan memberitahu latar dan tokoh yang ada dalam cerita tersebut melalui tokoh Aku. Sesederhana itu? Tidak. Siapa sih yang nggak pengen tahu masalah orang lain? Dan Paman Yusi memancing kita pakai "...suara ribut-ribut di kejauhan." Kelihatannya sepele. Tapi itulah teknik.
2. Kau jangan mati dulu, besok kuceritakan yang lebih menarik. - Cerpen "Tamasya Pencegah Bunuh Diri" oleh (Nabi) Dea Anugrah
Ini mantap sekali. Secara tidak langsung, Dea sudah menghantam, sekaligus mempermainkan, pembaca dengan seolah-olah dia pakai pov orang kedua. Susah sekali mengelak dari kaki-dashi semenantang ini.
3. Namanya Hansen. Nama panjangnya, Hantu Sendayan. - Cerpen "Hansen" oleh (Nabi) Sabda Armandio Alif
Siapa Hansen? Dan, Hantu Sendayan? Seperti teka-teki, bukan? Hansen sebagai tokoh pembuka, tapi dia hantu. Berapa banyak pembaca di Indonesia yang tertatik dengan sesuatu berbau hantu? Banyak sekali.
4. Adzan subuh bersahut-sahutan di kejauhan. Seseorang mengetuk pintu kamarku. Sejauh yang kuingat, beberapa tahun lalu jam 5 pagi sudah dihapus dari putaran waktu di hari libur, demi kenyamanan bersama. Orang di balik pintu itu nampaknya tidak tahu informasi tersebut, mungkin karena sosialisasinya kurang gencar. - Cerpen "Benda Kecil" oleh (Nabi) Sabda Armandio Alif
Pertama kali aku baca cerpen ini, di kaki-dashi ini, empat ekor anjing keluar dari mulutku. Selesai baca dah jadi pemuka agama karena kehabisan stok umpatan wkwkwk
5. Sekali waktu kau perlu mendengarkan rintihan benda-benda atau apa saja di sekitarmu yang tak pernah kauberi perhatian. Mungkin itu sebutir kerikil, mungkin seekor kadal, atau sebatang alang-alang, atau apa saja. - Cerpen "Kisah Batu Menangis" oleh A.S. Laksana
Terdengar kek nasihat, ya? Bukannya nasihat, biasanya, diberikan setelah suatu kejadian? Tapi enggak sama kaki-dashi ini, nasihat itu malah terdengar seperti pancingan orang sebelum cerita. Dan berhasil. Om Sulak selalu berhasil, deng :)
*********
Sesi Tanya Jawab
1. Karina Ask. Mas tole, apa-apa saja yang harus termuat di dalam kaki-dashi? misalnya: alur, tema, tokoh, watak, latar atau apa? Ans. Nga harus kok sebetulnya. Nga harus juga, buat suatu karya, mengandung kaki-dashi yang cihuy. Cumaa, kalo kita masih pemula dalam dunia kepenulisan, cara paling awal buat menarik pembaca sepertinya terletak di kaki-dashi, selain konten tulisan, tentu saja. Buat kaki-dashi, triknya yang gampang bisa dengan cara: menaruh semua tokoh, kasih tahu latar cerita (tempat, waktu, dst), mengawali cerita dengan konflik, atau tempatkan ending pada kaki-dashi tersebut.
2. Bima Ask. Kakidashi, samakah sama first line? Ans. Ya. Bisa disebut first line. Tapi menurutku first line lebi krusial, karena sebaik-baiknya first line adala yang sesingkat mungkin. Kaki-dashi tidak.
3. Tara Ask. gagal atau tidaknya membuat kaki dashi bisa dilihat dari bagian apanya,  mas? Ans. Jatuhnya subjektif buat masing-masing pembaca, sih, tars. Kita sebagai penulis ngabisa nentuin berhasil atau tidaknya. Mungkin waktu yang jawab---hadeh---misal, yang kaki-dashi-nya Dea itu, banyak sekali dipake buat review bukunya.
4. Bima Ask. How to make a good kaki-dashi? Ans. Hampir sama kaya jawaban buat Karin sih. Tapi bisa juga dengan cara, bayangin kita adalah pembaca dengan kecenderungan sama standar karya yang tinggi, karya-karya besar. Yang nggak bertele-tele, kalimatnya berbobot. Dan yang lebih penting, kita juga harus banyak baca karya2 bagus dulu.
5. Tara Ask. Kan kalo buku 5 kalimat tiap bab efektif. Nah kalo cerpen ada batasan efektifnya juga ga? Ans. Buat cari aman, maksimalin paragraf pertama, deh, tars. Xixixi
6. Bima Ask. http://ariniaris.tumblr.com/post/144537892623/how-to-make-a-good-first-line Nah yg ga kupaham disitu le, nomer 2. Voice? Suara? Dengarkanlah aku? Ans. Sama e mzbim. Menurutku voice dan yang dijelasin mb arin kurang nyambung. Kalo voice mungkin irama waktu dibaca, contoh yang dipake udah pas. :( Ask. (Karina) Kyk rima gitu ya? Ans. Hmm, irama aja, sih, Rin. Cara cari tahunya, dibaca keras2.
7. karina Ask. Mas, ini sebenarnya intermezo aja. Tp penasaran juga mau nanya. Klo tulisan kayak hasil penelitian, makalah, skripsi, trus kayak karya" jurnalis gitu. Kaki dashi juga diperlukan ndk? Ans. Perlu sekali dong, Rin. Xixixi. Coba baca artikel2 sama esai2nya Nabi Dea Anugrah sama A.S. Laksana deh
8. Norma Ask. Tole, jadi buat kaki dashi secemerlang mungkin akan sangat berpengaruh ya untuk keberlanjutan para pembaca? Kalau salah atau kurang tepat, ada cara lain ngga untuk membuat pembaca tetap ingin meneruskan membaca karya kita? Makasie Ans. Iya, Gur. Harus sadar diri dulu kali ya, kita mah siapa. Followers aja tujuh, yang tiga akun sendiri yang lama. Jadi ya, mau gimana lagi, kalo nggak narik minat dari paragraf pertama. Kalau kurang, mungkin kembali ke pembaca, deh. Kecuali kita di belakang setiap pembaca itu sambil megang shotgun
======================
Kesimpulan
"Bagi pembaca yang sedang bersiap menjadi pengarang, saya perlihatkan bahwa inilah cara saya mengenang guru saya: Sensei Ato Masuda. Lalu saya menyarankan agar mulailah mengarang dengan membuat kaki-dashi yang cemerlang dan gemerlapan, yang berdenyut dan bertenaga, bergerak seperti benda hidup yang meneruskan langkah tualangnya di gelanggang cerita," kata Hasan Junus dalam Riau Pos edisi 25 Desember 2011. "Kaki-dashi memang cuma terdiri dari kata-kata yang harus menjadi seperti makhluk. Semua orang memiliki kosa kata yang sama tapi, tidak semua, menggunakan kata-kata itu menjadi karya yang berbeda derajat dan pesonanya. Semua bentuk seni memang begitulah fitrahnya. Tunggu apa lagi?" tambahnya.
cc : @tumbloggerkita @kitajabodetabek @kitajateng @kitajatim @kitasumatera @kitasulawesi
5 notes · View notes