Tumgik
#ntmslf
hanannasyita · 2 months
Text
#14
Pernah tidak merasa berada di titik tersulit dalam hidup? Bingung dengan solusi dari permasalahan yang sedang terjadi, yang dirasakan hanya ingin menyerah dan menangis. Seolah menjadi jiwa yang paling berat beban hidupnya.
Memang begitu seorang manusia, hidupnya ada saja rasa takut yang menyelimuti, kekhawatiran menghantui terhadap masa depan atau untuk segala urusan yang memang belum tampak kejelasannya. Kemudian muncul perasaan sedih, saat yang diharapkan tdk berbuah menjadi nyata dan luka berhasil menyayat hati.
Padahal, sekarang ini kondisi mu tetap baik-baik saja bukan? Masih dengan mudah menghirup lega udara segar, menikmati lezatnya makanan yang terhidang, dan beraktifitas tanpa menyisakan rasa takut di tiap detik menitnya.
Dari satu titik permasalahan berat dlm hidup yang pernah hadir, ternyata masih begitu banyak ruang-ruang nikmat dariNya yang sering terabaikan oleh pendengaran, penglihatan dan juga hati kita. Seolah-olah semuanya padam dan gelap. Tidak menyisakan kesempatan untuk kita mengucap syukur atas kebaikanNya yang tidak pernah pamrih.
Dengan Rahman dan Rahimnya Allah, Ia jadikan bumi ini bukan hanya sebagai tempat ujian dan kesulitan. Namun tempat untuk kita tinggal dan hidup, yang segalanya telah terjaminkan dengan baik. Urusan rezeki finansial, keluarga, pasangan, pendidikan, anak dan keturunan. Tidak ada satupun yang luput dari pengaturan dan pengawasanNya.
Maka seharusnya, bahagianya seorang hamba itu saat tidak lagi mengenal takut dan sedih. Hatinya sepenuhnya percaya bahwa hidup yang sedang dijalani itu tidak pernah bergerak dengan sendirinya, tidak pula digantungkan pada seorang manusia. Hidup seorang manusia itu sudah terjamin siapa penolongNya saat masalah itu hadir. Pengatur takdir hidup yang mungkin saja belum terpikirkan oleh kita. Kemudian Ia melengkapi semua itu dengan kebaikan dan keindahannya yang telah terukur dengan sempurna.
Tapi ternyata, tidak semuanya hadir dengan dengan instan dan sesaat, Allah katakan dalam surat As-Sajdah ayat 4, penciptaan langit dan bumi itu menghabiskan waktu selama 6 masa. Bukan tanda ketidakmampuan Allah menjadikan semua itu "jadi maka jadilah." Melainkan pengajaran dariNya, bahwa segala sesuatu itu berproses termasuk hidup ini. Tumbuhkam sikap tenang, bijaksana dan tidak tergesa-gesa yang harus dibiasakan seorang manusia.
Tugas kita sebagai seorang hamba itu satu, penuhi hak-hak Allah dengan baik dan benar. Tanamkan perasaan yakin dalam diri, hingga nanti di setiap urusan hidup yang dilewati, sudah mudah bagi kita tunduk kepadaNya. Percaya dengan apapun takdir yang diberi atas kuasaNya dan mengembalikan semua itu kepad Allah tanpa prasangka buruk kpdNya.
27/02/2024
6 notes · View notes
hanannasyita · 2 months
Text
Ramadhan Journal# 02
Tumblr media
Pernah tidak merasakan berada di titik tersulit dalam hidup? Bingung dengan solusi dari permasalahan yang sedang terjadi, yang dirasa hanya ingin menyerah dan menangis. Seolah-olah menjadi jiwa yang paling berat beban hidupnya. Hingga menjadi hamba yang kufur nikmat, amnesia terhadap nikmat-nikmat yang sudah Allah beri tanpa perlu kita meminta :((
Begitulah seorang manusia, hidupny akan ada saja rasa takut yang menyelimuti, kekhawatiran terhadap masa depan dan untuk segala apapun urusan yang memang belum tampak kejelasannya. Juga perasaan sedih saat yang diharapkan tdk berbuah menjadi nyata hingga luka yang berhasil menyakiti hati.
Padahal, saat ini kondisi mu tetap baik-baik saja bukan? Sekalipun ujian itu sesekali menyergap. Masih mudah bagimu menghirup lega udara segar, menikmati lezatnya makanan yang terhidang, dan beraktifitas tanpa menyisakan rasa takut di tiap detik menitnya.
Dari satu titik permasalahn berat yang pernah hadir dalam hidup, nyatanya begitu banyak ruang-ruang nikmat dariNya yang sering terabaikan oleh pendengaran, penglihatan dan juga hati kita. Seolah-olah semuanya padam dan gelap. Tidak menyisakan kesempatan untuk diri ini mengucap syukur atas kebaikanNya yang tidak pernah pamrih.
Dengan Rahman dan Rahimnya Allah, Ia jadikan bumi ini tidak hanya sebagai tempat ujian dan kesulitan. Bumi ini adalah kerajaannya Allah,tempat manusia untuk hidup dan tinggal, dan hanya Allah dzat yang memiliki bumi ini serta Ia juga yang memiliki kekuasaan yang mutlak atas bumi ini. Artinya, segalanya telah terjaminkan dengan baik. Manusia hanya perlu tenang,tidak perlu gelisah dan risau ketika menjalani kehidupan. Seperti urusan rezeki finansial, keluarga, pasangan, pendidikan, anak dan keturunan. Tidak ada satupun yang luput dari pengaturan dan pengawasanNya.
Namun, tidak smuanya bisa hadir dengan dengan instan dan sesaat, Allah katakan dalam surat As-Sajdah ayat 4, penciptaan langit dan bumi saja menghabiskan waktu selama 6 masa. Ayat ini bukan menjadi tanda ketidakmampuan Allah menjadikan semua itu "jadi maka jadilah," melainkan pengajaran dariNya bahwa segala sesuatu itu berproses termasuk hidup ini. Ada sikap tenang, bijaksana dan tidak tergesa-gesa yang harus dibiasakan seorang manusia. Tidak melulu soal hasil akhir, melainkan titian pada setiap prosesnya.
Maka seharusnya, bahagianya seorang hamba itu saat tidak lagi mengenal takut dan sedih. Hatinya sepenuhnya percaya bahwa hidup yang sedang dijalani itu tidak pernah bergerak dengan sendirinya, Allah pemilik kekuasaan atas apa yang terjadi pada bumi ini. Tidak pula digantungkan pada seorang manusia. Hidup seorang manusia itu sudah terjamin siapa penolongNya saat pertama kali masalah itu hadir. Kemudian Ia lengkapi semuanya dengan kebaikan dan keindahan yang telah terukur dengan sempurna oleh Sang pemilik takdir
Tugas kita sebagai seorang hamba itu satu, penuhi hak-hak Allah dengan baik dan benar. Tanamkan perasaan yakin dalam diri, hingga nanti di setiap urusan hidup yang dijalani, sudah mudah bagi kita untuk tunduk kepadaNya. Percaya penuh dengan apapun takdir yang diberi atas kuasaNya serta lapang mengembalikan semua itu kepada Allah tanpa ada prasangka buruk kpdNya.
4 notes · View notes
hanannasyita · 10 months
Text
Suara Hati
Semakin banyak hari yang dilalui di negeri rantau, memulai dengan aktifitas baru, teman-teman sekitar baru, dan juga peran yang kian bertambah.
Ada saja cara Allah membuat hati ini tersadar, bahwa sekecil apapun nikmat yang berhasil kamu syukuri, maka nikmat itu akan terasa mewah dan berharga untuk dimiliki.
Sesederhana, nikmat sehatt, semangat menjalani aktifitas, memahami apa yang dijelaskan oleh guru di dalam kelas, dan juga nikmat untuk dimudahkan melakukan amal kebaikan, serta ditutupnya aib dan salah kita di depan mata manusia.
Dulu pernah di fase yang menjadikan tolak ukur kebahagiaan dan kesusksesan itu bukan pada diri sendiri, melainkan orang lain. Hingga akhirnya mulai mengerti, lajur kehidupan setiap orang itu berbeda-beda, garis edarnya tidak akan pernah sama. Berjalan beriringan mungkin saja, tapi bisa saja saling mendahului ataupun tertinggal salah satunya.
Dan itu bukan suatu hal yang perlu dipermasalahkan, karena setelah selesai mencapai satu tujuan pun, kita akan berpindah ke tujuan-tujuan lain yang tidak akan pernah ada habisnya. Hingga Allah ridha dengan setiap ujung yang sedang kita kejar.
Mulai sekarang biasakan untuk jalan perlahan, menikmati dengan tenang setiap perjuangan yang sedang diusahakan. Tidak perlu gegabah apalagi menuntut paksa padaNya untuk segera diwujudkan setiap mimpi yang sedang dikejar.
Yang terpenting itu menjadikan setiap hembusan nafas perjuangan untuk selalu terukir kebaikan,bukan sekedar kesia-siaan.
Bisa jadi kamu punya mimpi untuk bisa lanjut kuliah, hanya saja kamu belum diberi kesempatan untuk langsung menunaikannya. Diberi olehNya waktu menunggu beberapa saat, jadikanlah waktu menunggu itu sebagai wadah untuk melakukan hal bermnafaat lainnya, bisa dengan menyempurnakan ilmu yang nanti ingin ditempuh, upgrading diri untuk lebih matang dalam hal lain, mengasah ilmu baru untuk dipelajari, atau mencari relasi untuk menanamkan benih-benih kebaikan.
Di titik manapun kamu sekarang, pada posisi apapun dan dengan siapapun kamu berjuang saat ini, tidak perlu mengeluh untuk terus meminta kenyamanan dan kepuasan. Barangkali adaptasi yang sedang kamu tempuh ini, ada ridha Allah untuk mempermudah urusanamu yang lainNya, ada ketenangan yang sedang Allah siapkan nantinya. Bersabar, dengan selalu berprasangka baik pada setiap takdir hidup yg diberikanNya.
Dan memang benar, sudah seharusnya semakin hari semakin tidak takut dan tidak khawatir pada keadaan yang belum tampak di pelupuk mata, sebab Allah telah tuliskan apapun yang menjadi rencanaNya untuk kita. Baik hal menyenangkan atau menyedihkan mnurut mu, tidak akan ada satupun yang merugikan hambaNya. Percayalah itu.
Karena Ia lebih mengerti cara terbaik mendidik hambaNya untuk lebih taat dan dekat padaNya. Bisikan pada diri sendiri, aku tidak pernah ragu untuk terus melangkah dalam hidup ini, selama Allah yg selalu dekat untuk menemani dan menuntut diri ini. Jaga shalat dan penuhi hakNya, biar Allah yang mengatur dengan sempurna urusan setiap hambaNya.
7 notes · View notes
hanannasyita · 9 months
Text
Memaknai Tasbih
Bertasbih itu mensucikan Allah dari kekurangan dan mengakui kesempurnaannya. Tapi, bukan hanya sekedar kagum pada alam yang diciptakan. Seperti gunung yang menjulang tinggi, hamparan bumi yang terbentang, lautan ombak yang bergerak indah, dan juga bergantinya  siang dan malam.
Dengan tasbih mensucikan DzatNya, bisa menjadi cara untuk kita mengakui bahwa setiap apa yang menjadi takdir dalam hidup ini baik dan sempurna. Karena yang mendatangkan dan menetapkan adalah yang Maha Sempurna. Dan adilnya Allah memberi semua peristiwa sesuai dengan perhitungam waktu terbaikNya, tidak pernah terlambat atau terlewat. Perjalanan takdir hidup yang sering kita lihat dan nilai itu pendek dan terbatas sedangkan ilmu Allah luas dan Maha Mengetahui segalanya.
26 Juli 2023
6 notes · View notes
hanannasyita · 2 months
Text
Ramadhan Journal #01
Tumblr media
Ayat ini hadir untuk lebih menguatkan hati dan jiwa manusia, tentang meyakini sesuatu yg gaib. Sesuatu yang tidak terlihat dan tampak, namun perlu diyakini kebenarannya. Proses kehamilan dan persalinan adalah salah satu contoh penguatan akidah seorang manusia.
Bagaimana tidak, ketika Allah hadirkan janin dari sesuatu yang belum begitu jelas bentuknya, dan juga dari sesuatu yang terlihat hina dan menjijikan di mata manusia (setetes mani). Namun kemudian Allah tumbuhkan dengan menghadirkan organ² tubuhnya, Allah jg yg fungsikan setiap organnya agar bekerja dgn baik. Kemudian, saat semuanya sudah sempurna menurutNya, Allah yang keluarkan bayi tersebut dari perut ibunya.
Maka, tidak pernah cukup ketika seorang ibu hanya mengandalkan ikhtiar fisik di setiap proses kehamilan dan persalinannya. Makan yang bergizi, olahraga teratur, minum vitamin terbaik, dan memilih dokter terbaik untuk menanganinya. Tidak hanya soal itu, kehamilan dan persalinan menjadi waktu yang Allah beri agar seorang ibu melatih hatinya, melatih untuk terbiasa percaya dan yakin bahwa semua yang terjadi ini atas genggamanNya. Allah yang tentukan kapan,bagaimana cara, dan dimananya seorang ibu itu akan melahirkan.
Manusia tidak bisa menuntut atas apa yang terjadi pada rahimnya, ia jg tidak bisa menjamin akan kesempurnaan dan keselamatan selama proses kehamilan dan persalinan. Hanya saja, tidak juga meninggalkan seluruh usaha yang bisa dilakukan dengan maksimal oleh kita sebagai manusia. Tetap harus ada keduanya, keseimbangan antara usaha fisik dan usaha hati. Dengan adanya dasar pada usaha hati yang selalu jiwanya selalu percaya bahwa semua yang terjadi itu atas kehendakNya, atas peraturanNya maka setiap menjalankan usaha fisik seolah-olah dirinya sedang menunjukan pada Allah, bahwa usaha dan doanya bisa menghasilkan pemberian terbaik dari Allah bagaimanapun keputusanNya.
Karena, ketika seorang ibu hanya bergantung pada amal usaha yang telah dilakukannya saja, nanti akan kecewa saat yang diharapkan tdk benar terjadi sesuai keinginannya. Padahal dirinya tidak pernah tau, pelajaran terbaik apa yang ingin Allah kasih lewat kejadian buruk menurut kita sebagai manusia.
Dengan adanya penguatan keyakinan pada hati, setiap proses kehamilan dan persalinan membuat diri ini belajar untuk sepenuhnya yakin kepadaNya tanpa tapi. Bukan hanya cukup mengandalkan kemampuan ahli melainkan kepada ilahi. Sebab, baik buruk yang akan terjadi nanti telah diatur rapi dan cermat olehNya. Hati juga menjadi lebih tenang saat menjalankannya, tidak ada lagi kekhawtiran yang membuat gelisah tidak jelas. Dirinya selalu berhusnudzan kepada Allah saat melewati setiap takdir yang dititipkan padanya.
Di proses kehamilan dan persalinanlah, seorang ibu bisa belajar untuk lebih tunduk dan taat padaNya, percaya apa yang sedang dikandung dan dirawatnya saat ini benar² hanya titipan. Tetap Allah yang lebih berhak atasnya. Berserah dan bertawakal dengan penuh pada setiap tumbuh kembangnya, kecukupan rezekinya setelah nanti dewasa, kebaikan akhlak dan kecerdasan akalnya. Sebab, hanya Ia yang bisa mengawasi dan melindungi penuh setiap gerak-gerik yang dilakukan. Seorang ibu hanyalah manusia yang banyak kurang dan cela, maka kesempurnaan tak akan pernah dilakukan olehnya.
Ibu hanya akan memberi yang terbaik untuk menjaga titipannya tersebut dengan diiringi oleh usaha, doa, dan tawakal kepadaNya, ia tidak bisa mengusik hak prerogatifnya Allah. Terus menuntut untuk diberikan sesuai harapan dan keinginannya.
0 notes
hanannasyita · 2 years
Text
#2
Untuk apa rasa takut dan khawatir dengan hal-hal yang belum pasti terjadi? Atau perkara yang belum tentu akan menjadi milik kita.
Terkadang, yang membuatnya menjadi sulit dan terhambat itu pikiran kamu sendiri. Terlalu ramai dipenuhi dengan banyaknya dugaan negatif, yang sebenarnya hanya membebankan diri.
Belajarlah memerdekakan hati dan pikiran untuk lebih tenang dan percaya kpdNya.
Kerjakan dengan sebaik mungkin peran yang semestinya dikerjakan, tuntaskan hak Allah dan orang lain supaya tidak ada tanggungan.
Hidup itu hanya soal hari ini, tentang urusan yang sekarang sedang dikerjakan. Fokus dengan kerjaan yang sudah di depan mata, totalitas dalam mengerahkan segala kemampuan.
Supaya tidak ada yang setengah-setengah dalam pengerjaannya, dan tidak ada yang terlalu sia-sia untuk dipikirkan.
Titipkan kpd Allah urusan baik buruknya hari esok, apapun yang menjadi bagian takdir kita semoga dengan lapang bisa diterima agar selalu dimengerti.
Waktu kita akan selalu lebih sedikit daripada kewajiban yang harus dikerjakan, maka jangan buang percuma hanya untuk menyimpan angan buruk yang bisa saja tak pernah terjadi pada akhirnya.
Husnudzon kepada Allah adalah kunci untuk membuat jiwa ini lebih berpasrah dan berserah hanya kepada RabbNya tanpa sedikitpun bergntung kpd makhlukNya yang lemah.
35 notes · View notes
hanannasyita · 2 years
Text
#9
Jika hari ini orang lain lebih baik dari kamu, lebih memukau dengan ribuan karyanya, lebih mengagumkan dengan keberhasilan pencapaiannya.
Maka kamu juga hebat dengan semua tangga-tangga kebaikan yang satu persatu sedang ditapaki.
Barangkali pernah jatuh, lalu kamu kembali terbangun untuk melanjutkan. Barangkali tersandung, lalu tetap bergerak walau kesakitan.
Bisa jadi tujuan mu dengan orang itu sama, hanya saja titik jalan yang dilewatinya tentu berbeda. Memang seperti itu jalan kebaikan, tidak ada yang mudah apalgi instan.
Setiap hari kita sebagai manusia akan terus bergerak menjadi pembelajar, belajar hal baru sebagai bekal dalam melangkah kedepannya.
Hari pertama belajar sabar, hari kedua belajar ikhlas, hari ketiga belajar menahan amarah. Dan seperti itulah materi-materi kehidupan yang mudah pada teori tapi butuh effort dalam pengaplikasiannya.
Kalo saja, yang dialami setiap hari hanyalah hal sama tak berubah, maka akal dan hati tidak akan mampu bertumbuh menjadi lebih baik dari hari kemarin. Itulah alasannya Allah selipkan sedikit ujian untuk kita, sedikit kesulitan di tengah perjuangan. Bisa dari orang sekitar, atau apa yang kita miliki, harta, keluarga, atau amanah. Agar hati kita terbiasa menjadi lebih tegar, dan akal bisa berkembang.
Semua itu bentuk pembelajaran yang akan terus menerus ada selama hidup masih berjalan. Jangan pernah bosan untuk belajar hal baru dalam sekolah kehidupan.
Tidak apa-apa kamu mengecewakan hari ini atau berbuat salah yang memalukan di depan banyak orang.
Tetaplah berusaha mempertahankan kebaikan yang sudah digoreskan. Dan tdk perlu melakukan kesalahan yang sama untuk kedua kalinya. Perlahan perbaiki yang salah satu persatu, ganti dengan kebaikan lainnya. Dan teruslah bergerak sampai batas kemampuan maksimal yang bisa diusahakan.
Titipkan sekecil apapun urusan yang sedang dilakukan dalam doa, kita tidak akan berdaya sampai saat ini jika bukan karena kasih sayangNya, kita tidak akan mampu menapaki jalan-jalan kebaikan jika bukan karena hidayah yang ditunjukan olehNya.
Maka baik dan produktif mu sekarang ini bukan dari dirimu seutuhnya, tapi ada Allah yang mengizinkan. Jadi, jika terasa sulit, menghimpit, atau bertabrakan rencana yang sudah diharpakan minta sama Allah supaya diberi kemudahan, dibukakan solusi untuk semuanya.
Pada akhirnya, apapun hasil akhir yang terjadi nanti. Semua akan terasa memuaskan, karena usaha telah sampai batas kesempurnaan, doa tak pernah luput untuk selalu dipinta, dan yang terakhir pasrah. Menyerahkan baik buruknya urusan sama Allah, telah selesai semua ranah kita sebagai hamba untuk dikerjakan. Maka sekrang percayakan semua kepadaNya, biar Allah yang pilihkan jalan takdir untuk hamba-hambaNya.
9 notes · View notes
hanannasyita · 2 years
Text
#3
Kebaikan itu tidak selalu melakukan suatu hal besar, barangkali dari yang kecil akan terus menyebar.
Kebaikan tidak harus terlihat, diakui atau dikagumi semua orang. Barangkali yang sepi akan lebih terasa ketulusannya.
Dan kebaikan itu bukan hanya tentang kemewahan dan karya yang megah, hanya sekedar menyingkirkan duri di jalan saja sudah tercatat menjadi bagian darinya.
Artinya, tidak perlu risau dengan besar atau kecilnya kebaikan yg sudah diberikan. Cukup tengok orang terdekatmu sekarang, barangkali mereka pun belum merasakannya. Padahal sebenarnya, merekalah yang paling berhak untuk bisa menikmati kebaikan yang kita torehkan.
Dan kacamata kebaikan yang ingin kita kejar tentang seberapa keras meraih ridho ilahi, bukan hanya sekedar balasan terimakasih atau pujian.
Lelah dan letih setiap orang berbeda, tidak akan sama track perjalanannya. Mungkin bagimu mudah, tapi tidak baginya. Begitu juga sebaliknya, karena Allah sudah menetapkan sesuai kadarnya.
Yang pasti itu hanyalah kata berlalu, sdngkan mudah dan sulit perjuangannya akan sama aja. Semua akan pergi meninggalkan dan saling menggantikan.
Jadi tak perlu khawatir sedang di titik mana kamu sekarang. Berusahalah untuk terus menjadi baik dalam setiap kondisi dgn versi dirimu
Yang sulit tidak akan kerasa menyesakan, dan yang mudah juga tidak terlalu melenakan.
Hidup ini hanya perlu kata cukup, maka seberapapun yang kamu terima dariNya akan terucap syukur. Tetaplah dekat dengan Allah untuk membuat dirimu tenang dan lapang, karena sudah selalu percaya apa yang diberi tidak pernah salah dan tertukar.
10 notes · View notes
hanannasyita · 2 years
Text
#10
Apa yang sudah diperbuat hari ini, Banyak kah dosa daripada pahala? Mengapa tetap sulit bagimu untuk terbangun di sepertiga malam.
Katanya, seharian yang sudah terlewat adalah hari yang berat untuk dilalui.
Terkdang dipenuhi dengan berbagai kejutan tak disangka, lelah, gelisah, banyak fikiran, sulit, menyesakan, dan apapun itu yang menggangu raga mu untuk tetap tenang.
Bahkan semua itu belum benar-benar selesai sampai dirimu memejamkan mata, ketika terbangun pun masih menyisakan sesak.
Hanya saja mengapa tak juga diusahakan dengan keras untuk bisa mengadu langsung denganNya di sepertiga malam?
Meminta dengan tulus kekuatan untuk tetap bertahan, mengadukan lemahnya diri tanpa ada pertolongan dariNya, bercerita apapun itu yang bisa hasilkan jalan keluar dengan perasaan lega.
Tapi sangat disayangkan, dalam kesibukan mu pada urusan dunia tak jua kamu kembali mengingat Allah sebagai penolong pertama.😭
Kamu ceritakan keluh kesah itu kepada mereka yang sama-sama lemah, yang juga punya kekurangan yang serupa sbgai manusia.
Berhentilah menjadikan hidup ini hanya lewat begitu saja, tanpa ada satupun waktu yang kamu luangkan untuk lebih merasa dekat dgnNya.
Sesali aktifitas tidurmu yang dihabiskan terlalu lama, sampai tidak sanggup sebentar saja mendirikan salat dua rakaat dan memohon kebaikan untuk diri mu juga.
Teruslah berdoa agar Allah beri kesempatan kepada kita untuk menjadi bagian yang bisa mengadu, merayu, dan bermunajat lebih hangat di sepertiga malamNya.
يا مقلب القلوب ثبت قلبي على دينك وعلى طاعتك🤲
3 notes · View notes
hanannasyita · 2 years
Text
#8
Banyak bangett cara Allah membuat diri ini belajar. Belajar lebih sabar, ikhlas, lapang, dan kuat.
Lagi-lagi bukan hanya tentang hasil yang selalu kita harapkan, tapi langkah-langkah di setiap perjuangan.
Barangkali rencana mu ingin bisa berakhir sempurna, berjalan sesuai dengan yg diharapkan. Tapi terkadang, lika-liku itulah tempat kita menemukan suatu hal yang berharga, sama juga dengan hasil yang menurut kita tidak sesuai keinginan, bisa saja disitulah Allah titipkan keberkahan.
Berat rasanya bila semua yang dilakukan bukan karena Allah, pasti ada kecewa, menyerah, kesal, dan marah.
Tapi diri ini lebih pantas untuk selalu berbaik sangka kepadaNya. Percaya dan husnudzon sama Allah.
Kita tidak pernah tau rencana apa yang sedang dipilihkan olehNya. Barangkali hari ini kita bersedih, tapi suatu saat akan ada waktu dimana kita akan berkata semua ini tidak pernah salah apalagi keliru.
Pilihan langsung dariNya seharusnya membuat hati kita lebih tegar dan bahgia. Karena yang langsung memilihkan adalah Allah sang Maha Mengetahui.
Bukan hanya soal keinginan diri kita sendiri yg terkdang lahir dari hawa nafsu atau prasangka saja. Maka beruntunglah untuk kamu yang meminta satu hal tapi Allah berikan hal lain. Disitulah Allah ingin memberikan satu hal yang memang kamu butuhkan, bukan hanya sekedar diinginkan saja.
Percayalah, tidak selamanya yang tidak kita sukai menurut pandangan kita akan mnjdi buruk dikemudian hari. Bisa saja, ada banyak kebaikan yang akan tersingkap di waktu-waktu mendatag. Cukup sabar dan yakin dgn ketetapanNya yang bisa menjadikan diri ini lebih kuat dan tenang pada akhirnya.
5 notes · View notes
hanannasyita · 2 years
Text
#7
Langkah kamu hari ini tidak sia-sia. Semuanya berarti, sebab diniatkan bukan untuk manusia melainkan Allah satu-satunya.
Ketika tidak ada satupun hasil akhir yang sempurna menurut kamu, yang terpenting diri ini sudah berusaha dengan maksimal dan segala ikhtiar telah diperjuangkan.
Lagi lagi penilaian Allah dilihat dari proses, bukan ujung akhirnya.
Seperti kisah nabi Nuh yang beratus-ratus tahun lamany menghabiskan waktu hidupnya dengan mengajak orang² untuk beriman kpd Allah, siang dan malam melakukan hal yang serupa. Tidak kenal bosan apalgi lelah, baginya semua itu bentuk kewajiban untuk menunjukan kecintaannya kpd Allah, dan aksi nyata ketaatan kpdNya. Tapi hasilnya, pengikutnya tak lebih banyak dari waktu yang dihabiskan dan segala pengorbanan yang sudah dikerahkan.
Ketika indikator keberhasilan dilihat dari kuantitas dan kualitas hasil akhir, bisakah dakwah nabi Nuh disebut gagal?
Tentu saja, tapi ternyata kabar gembiranya Allah tidak menilai hasil akhir dari suatu perjangan. Maka dari itu nabi Nuh tetap berhasil dinisbatkan mnjadi seorang rasul, dan yang utama dakwahnya berhasil memikat ridho Allah untuk dirinya sehingga bisa menjadi teladan untuk umatnya sampai saat ini.
Sebab yang Allah nilai dan titikberatkan seberapa keras usaha yang dikerahkan, setulus apa amal yang digerakan, dan sebesar apa pengorbanan yang mampu diberikan.
Proses dari suatu amalan yang paling penting bagi seorang muslim untuk bisa dihiasi dengan kesabaran, kesungguhan, dan juga ketulusan. Maka teruslah bergerak sekalipun banyak halangan di depan dan tetap bangkit untuk membuktikan kpdNya bukan hanya kesuksesan indah yang membanggakan melainkan ada usaha mewah yang harus terus dijaga.
4 notes · View notes
hanannasyita · 2 years
Text
#5
Yang membuat kita berhasil dalam suatu perjalanan adalah istiqomah, iya terus menerus berjalan walau perlahan.
Jalan hidup itu panjang, kita sendiri tidak pernah tau ujung akhirnya seperti apa dan bagaimana. Tapi kita yakin bahwa titik perhentian jalan ini adalah kematian.
Lalu, bagaimana rencana mu mengisi waktu-waktu hidup ini? Ingin mengerjakan amalan kebaikan atau keburukan? Ingin yg sederhana atau luar biasa?
Jalan apapun yg nanti kamu pilih, kebaikan sudah pasti yg terbaik hanya saja tak cukup sampai disitu, memilih kebaikan dan keburukan adalah hal yg mudah untuk mereka yg sadar dan beriman. Hanya saja, yang sering terlupa bagaimana bisa terus merawat dan menjaganya.
Konsisten dalam satu amalan kebaikan, akan membuat diri kita terlatih setia. Setia dalam ketaatan, setia menyirami iman dgn kebaikan, dan setia yang menghdrkan ketulusan dalam beramal.
Jadi tak cukup hanya sekalii kebaikan itu dikerjakan seklipun memang dgn sekuat tenaga, mengerahkan seluruh kemampuan. Lebih baik, yang sedikit-sedikit tapi tak pernah berhenti berjuang, mnjdikan akhir amalannya hanyalah kematian.
Disaat itulah akan terasa luasnya hati, sabarnya jiwa, jernihnya akal sebab sudah terbiasa dan terlatih berulang-ulang dalam mengerjakan kebaikan. Semangatt untuk diri kita dalam memupuk nilai-nilai kebaikan, yg nantinya mampu menyebrkan manfaat tak hanya untuk diri sendiri tapi untuk orang banyak.
4 notes · View notes
hanannasyita · 2 years
Text
#4
Tanpa disadari apa yang kamu alami hari ini adalah doa-doa yang dulu pernah dipanjatkan dan bentuk ikhtiar kuat yg disemogakan untuk bisa segera menjadi nyata.
Lalu kamu melupakannya, tidak ingat lagi apa saja pinta yang dulu dipanjatkan, namun Maha baik Allah yg tidak pernah luput dgn sekecil apapun kebaikan yg kita kerjakan, keluhan yg pernah diadukan, kesulitan yg pernah diceritakan, dan cita-cita yg pernah diimpikan.
Semua itu dihadirkan olehNya di waktu yang tepat dan disaat terbaik menurut versiNya.
Solusi perlahan hadir menghapus seluruh kesusahan, cerita² indah mulai tampak setelah melalui lika-liku kesulitan. Dan semua itu tidak mngkin ada tanpa kebaikan dan rahmat dariNya.
Ketika kamu selalu menuntut kpd Allah untuk disegerakan semua kebaikan dan meminta agarkesulitan cepat dihilangkan, tetep saja hanya Allah yg paling mengerti hambaNya.
Sebgaimana tawakalnya siti Hajar yg ditinggalkan oleh nabi Ibrahim di padang pasir nan tandus, tak terlihat sama sekali pepohonan rimbun untuk bekal makannya dan tak tampak pula sumber air untuk kehidupan.
Sudah sangat jelas tidak ada sumber kehidupan dan kebaikan yg bisa didapat disana, tapi percaya kpd Allah membuatnya tdk takut bertahan di tempat itu, tdk putus asa dgn kesederhanaan yg ada, tetap memilih berjuang dgn lelah demi mencari mata air untuk anaknya Ismail yg sedang kehausan.
Semua itu mampu dilakukan olehnya hanya karena bermodalkan percaya kpdNya. Allah tak akan pernah menyia-nyiakan hambaNya yg beriman dan tidak akan diberi pula kesulitan dalam setiap langkah hidupnya.
Maka tidak cukup menilai baik buruknya suatu perkara hnya dari luarnya saja, selalu tanamkan prasangka baik kpd Allah untuk seluruh takdir yg telah terjadi atas kehendakNya yg tidak pernah salah.
4 notes · View notes
hanannasyita · 2 years
Text
Sulitkah sejenak bagi kita untuk melepas segala hal tentang dunia? Terutama ketika sedang berbincang dengan RabbNya dalam shalat.
Dunia hanyalah perkara fana yang tak akan pernah ada habisnya.
Semakin dikejar untuk diraih semakin tidak puas jiwa yang telah terbelenggu olehnya. Seperti itulah hamba dunia, hatinya telah berlutut untuk selalu ingin memuaskan diri dengan hal-hal yang sia-sia.
Kebahagiaannya tak pernah abadi, dan kesibukannya hanya menyisakan lelah tak bertepi.
Cukuplah genggam dunia di tangan, tak usah masukan di hati. Carilah ia sebagai wasilah untuk kita menggali pahala dari RabbNya, tempat kita mengukuhkan iman dengan ujian.
3 notes · View notes
hanannasyita · 3 years
Text
Kalo tujuan hidupnya ingin dapetin surga Allah, kenapa sekarang yang diobrolin, difikirin, dan di hatinya masih seputar perkara duniawi?
Bisa ga orientasinya diubah ke akhirat aja? Lebih dilurusin untuk menjaga niat dalam setiap amal. Sungguhan hanya ingin mengejar ridho Allah, bukan pujian manusia apalagi keuntungan hawa nafsunya.
Soal dunia apapun itu cukup di genggam aja di tangan, gausah ampe dimasukin ke hati. Takut susah move on nya ,padahal udah seharusnya beralih ke yang lebih pasti(dan kekal).
10 notes · View notes
hanannasyita · 3 years
Text
Belajar dari Tidur
Tumblr media
Barangkali kamu pernah mendengar atau merasakannya sendiri, ketika tidur adalah solusi dan pilihan terbaik untuk menghindari masalah atau menutupi rasa sakit yang sedang dirasa.
Ternyata hal itu memang benar dan sudah disinggung di dalam Al-Quran, Allah mention menggunakan kata((النُّعَاسَ أَمَنَةً مِنْهُ)) rasa kantuk dari Allah untuk memberi ketentraman pada hati manusia. Mungkin dulu, kita anggap itu biasa, yaa sekedar mau tidur aja untuk melupakan sejenak peliknya urusan dunia.
Padahal saat itulah Allah beri nikmatNya, yaitu nikmat aman dan kecukupan istirahat. Kalo kita abis bangun tidur, rasanya ko ada ketenangan di dalam hati. Jadi plong dan melegakan aja gitu. Atau tubuh dan jiwa nya juga jadi semakin siap untuk bertarung menghadapi ujian kehidupan, rasanya kaya abis di charge tenaga dan batinnya.
Lalu, sudah sebanyak apa kita bersyukur kepada Allah, karena bisa tidur lelap tanpa beban setiap harinya?
Tak jarang juga, banyak dari kita yang mengalami gangguan susah tidur atau tidur yang kurang nyenyak. Rasanya tuh mata sulit banget dipejamin, entah karena banyak pikiran, hati yang tidak tenang, atau berkali-kali mengalami mimpi buruk.
Maka dari situ kita bisa belajar, bahwa tidur bukan soal dimananya, tempat mewah yang harus beralaskan kasur empuk, selimut tebal. Tapi, tentang nikmat Allah yang hanya diberi untuk mereka yang pantas mendapatkan. Merekalah yang memulai tidur berkualitas dengan kebaikan, bisa membaca quran, berdzikir, berdoa sebelum tidur untuk meminta penjagaanNya, dan berwudhu. Supaya makhluk-makhluk jahat tidak ikut gabung di dalam tidur kitaa.
Waktu dengerin ceramahnya Ust. Nuzul Dzikri jadi makin yakin kalo setiap perintah Allah ga ada yang sia-sia, pasti semua itu untuk kebaikan kitaa. Salah satunya tidur.
Dengan tidur juga Allah menjaga hati kita tidak terpaut dengan urusan dunia. Coba ajaa deh, kalo kita lagi tidur terus ditawarin harta dunia yang paling kita suka atau tiba-tiba ada musibah yang tak terduga seperti kemalingan rumah atau kebakaran. Pasti awalnya kita ga akan ngerasa kenapa-napa tuh, seperti hawa nafsu yang sedang mati. sedih engga, bahagia atau takut juga engga. Karena ketika tidur, hati kita sedang kembali sementara ke Allah.
Makanya ibn Hazm mengatakan, kalo saja kita bisa mengkondisikan jiwa kita saat sudah bangun dan beraktivitas seperti ketika sedang tidur, maka kita akan bahagia. Artinya, tidur memberi kita pelajaran untuk tidak membawa hati ini terpaut dengan urusan dunia. Jadi sebesar apapun masalah dan ujian yang datang, tetap membuat kita tenang, menyerahkan semuanya ke Allah. Dan semewah apapun tawaran nikmat dunia, tak akan membuat kita kufur dan menjauh dari ketaatan kepadaNya.
Tapii, tulisan ini bukan ajakan untuk memperbanyak tidur yaa, tidur tetap sesuai porsinya. Karena yang berlebihan dan kurang pun tak akan baik, lakukan secukupnya. Dan yang terpenting niatkan tidur kita karena Allah, karena perintahNya untuk kita menjaga kesehatan dan beristirahat di malam hari. Agar kita mendapatkan efek dari tidur yang berkualitas, mau tidur kita mengingat Allah dan ketika bangun pun yang kita ingat Allah, perkara akhirat. Bukan handphone yang duluan dicari yaa,Haha kecuali mau liat jam, boleh lah.🌻
10 notes · View notes