Tumgik
#oomleo
oomleo · 4 years
Photo
Tumblr media
Kesenian di 2020 mempunyai aksennya tersendiri. Sebab, kita sedang mengalami tahun yang rentang suasana tempuhnya seolah-olah bukan seperti 360 hari. Kita beradaptasi menjaga kewarasan pikir dan kejernihan rasa dengan tetap sambil berjaga-jaga bahwa seni yang baik adalah seni yang sehat. Atelir Ceremai mendapat kesempatan yang baik dan sehat mengajak Ateliran sekalian untuk bisa menyimak paparan langsung dari OOMLEO seputar gagasan "subkultur terpadu" yang disuarakannya melalui paltform WORKSHOP KEHIDUPAN. Sebab, bagaimanapun apalah arti kesenian jika terlepas dari masalah kehidupan. Platform itulah yang dipadukan dengan program rutin Atelir Ceremai, yaitu TUKAR PIKIR yang masuk ke-3. Marilah kita simak paparan yang ramah dari OOMLEO perihal "subkultur terpadu", sekaligus kita saling bertukar cerita dan menyimak mengenai kegiatan, baik seni atau rutinitas keseharian untuk menyiasati nasib dalam program TUKAR PIKIR #3 yang diadakan pada: Hari, Tanggal: Jumat, 20 November 2020 Jam: 20.00 WIB - Selesai Hanya di Atelir Ceremai Jalan Rawamangun Muka Barat A/1 Pulo Gadung, Jakarta Timur TUKAR PIKIR #3 tidak memungut biaya alias gratis. Bagi Ateliran, patuhi protokol kesehatan. Catatan: tempat duduk terbatas dan tidak ada registrasi. SILAKAN DATANG & TERIMA KASIH #atelirceremai #kedaikerjakolektif #inforawamangun #rawamangun #oomleo #oomleoberkaraoke #subkulturterpadu #tukarpikir #kuratormusik #kuratorsastra #kuratorrupa #kuratorfilm #kuratorteater #jakartatimur #workshopkehidupan #skena #kolektif #pegiatkolektif #programatelir https://www.instagram.com/p/CHe-qd8gqMr/?igshid=j101j9heymdq
0 notes
nandoodnan · 4 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
“Misteria”, Sisi Kelam dari Goodnight Electric
Finally setelah penantian panjang, akhirnya Goodnight Electric meluncurkan album anyar tanggal 7 Mei 2020. Delapan track lagu berbahasa Indonesia bertajuk “Misteria”, buat gue merupakan bentuk ‘Pendewasaan’ dari salah satu sesepuh di skena musik elektronik ibu kota. Ini bisa kita lihat dari dua full album sebelumnya Love and Turbo Action (2004) dan Electroduce Yourself (2007) yang lagi-lagi menurut gue sangat jauh berbeda khususnya dari segi musikalitas. Meskipun gue ngga begitu ngerti musik banget sih :p hehehe.
Gloomy, begitu kira-kira kesan pertama yang gue rasakan setelah mendengar full track di album Misteria. Penggunaan lirik bahasa Indonesia dengan diksi yang tidak ‘lazim’ seolah membimbing inderawi pendengar ke suasana yang coba dibangun si penulis. Entah kenapa, gue selalu kagum dengan lirik-lirik yang ditulis Henry ‘Batman’ Foundation, sang vokalis, baik dalam format bahasa Inggris ataupun bahasa Indonesia. Gue pribadi banyak mendapatkan kosakata baru dan rajin-rajin ngebuka KBBI hehe. Good job!.
Boleh dibilang, gue suka seluruh lagu di album Misteria ini. Urutan yang gue paling suka dimulai dari ‘VCR’, ‘Erotika’, ‘Saksikan Akhir Dunia Denganku’, ‘Saturn Girl’, ‘- (minus) Dopamin’, dan ‘Misteria’. Sementara dua track lainnya, kaya track ‘Labuh’ jatuhnya sebagai intro dan track ‘Arah’ jadi bridging masuk ke track ‘Saksikan Akhir Dunia Denganku’. Full album ini bisa didengarkan di di seluruh platform musik digital.
Selain berbahasa Indonesia, hal baru di album ini terutama dari segi musikalitas jauh lebih catchy karena ngga full elektronik. Jadi, Goodnight Electric ini adalah trio pop elektro. Selain Henry, ada juga Oomleo (sekarang lebih sibuk dengan Oomleo Berkaraoke hehe) dan juga Bondy ‘Goodboy’, keduanya memainkan synthesizer. Di beberapa panggung, gue juga pernah melihat Goodnight Electric mengajak Jesslyn Juniata dari ‘Jeslla’ karena Oomleo sedang absen biasanya hehe. Tebakan gue karena Jesslyn sering berinteraksi belakangan ini, album Misteria ‘ketularan’ jadi ambient gitu, maybe hehe.
Oh ya, di format yang sekarang ini ada keterlibatan musisi lain, seperti Vincent Rompies (eks Club Eighties) yang mengisi bass dan ngasih kesan format full band. Lalu, ada Andi ‘Hans’ Sabarudin mengisi parts gitar yang bikin musiknya jadi ‘tebel’. Gue ngga asing pas lihat wajah Hans, seinget gue pertama kali lihat doi perform bareng Pandai Besi dan Efek Rumah Kaca. Dan ternyata doi sebelumnya juga banyak tumbuh dan membesarkan band-band skena Jakarta misalnya C’mon Lennon  dan The Upstairs.
Waktu track ‘Erotika’ dilempar ke pasar sebagai single, Goodnight Electric menggandeng Priscilla Jamail, vokalis dari Monday Math Club untuk menebalkan suara Henry Foundation. Agak out of topic dikit hehe, gue mengagumi wanita-wanita yang tipenya kaya Priscilla, selain cantik pastinya, dia tipikal wanita yang asik buat seru-seru-an sih. Kayanya loh ya, secara ngga kenal juga kan hehehe. Oke skip lagi ke soal album Misteria.
Misteria ini, menurut Henry Foundation saat launching album secara daring lewat akun Youtube Goodnight Electric, terinspirasi saat dia melihat anaknya dan terbesit dalam benaknya sebetulnya apa yang diimajinasikan oleh anaknya. Dari keingintahuan itu, akhirnya muncul ‘Misteria’ yang bila dipenggal menjadi ‘Misteri’ dan ‘Ria’, yang berarti ketidaktahuan sehingga menjadi misteri dan tentang kesenangan layaknya anak-anak pada umumnya. Entahlah, gue rasa deskripsi belum lengkap menggambarkan alasan pemilihan ‘Misteria’ sebagai judul album :D hehe. Dan artwork album ini juga buah karya anak si Batman, dengan sedikit editing sehingga hasilnya menurut gue ciamik!.
Oh ya selain itu, dalam live streaming itu, terkonfirmasi pula bahwa ternyata tidak seluruh materi lagu digarap baru-baru ini kecuali ‘VCR’ dan ‘Saturn Girl’. Empat track, kaya ‘Erotika’, ‘Misteria’, dan ‘Saksikan Akhir Dunia Denganku’ konsep kasarnya sudah ada beberapa tahun lalu sementara – (minus) Dopamin digubah dari lagu band Henry Foundation sebelumnya, VULT (vague under lightning tiger).
Well, kurang lebih itu sekelumit tentang album ‘Misteria’. Congratulation sekali lagi buat GE!
Foto: pophariini.com
2 notes · View notes
fluffykittenmusic · 4 years
Video
instagram
"Sehat Selalu Dan All The Best, Tetap Semangat, Tetap Produktif dan Sekali Lagi Congrats. Muah". . . Terimakasih doa dan dukungannya @oomleo Semoga pandemi ini segera berakhir dan kita bisa bertemu dipanggung selanjutnya! Sehat selalu🍻 . . Silahkan dengar dan nikmati Debut Album Terbaru Kami "Tak Terlupakan" di Digital Platform kesayangan Kalian. Enjoy! ❤️ #fluffykittenmusic #album #oomleo #oomleoberkaraoke #rururadio https://www.instagram.com/p/B_-1GglBMIf/?igshid=10ut28zlv7614
0 notes
cinerama2018-blog · 6 years
Photo
Tumblr media
6) Maze Out – Oomleo
Oomleo’s piece is a commentary on the state of Indonesia’ job industry and is made of a sticker mural accompanied by a video and what I can only describe as loud, obnoxious chiptune.
This was displayed right outside the museum, in a glass-walled room by the road.
The mural itself was very awe-inspiring, both in its size and detail.
The music, however, ruined the experience. It was made much worse by the fact that you could hear it outside the exhibit, so you couldn’t get away from the chiptune.
If I didn’t know what was going on, I’d probably hurry past after a passing glance. Not the best first impression for a contemporary art exhibit.
You can check out Oomleo’s Instagram HERE or his personal site HERE.
Reliving the Experience: Get one of those sticker books and a bunch of stickers, then arrange you own scene while listening to a 10-hour loop of chiptune blasting from your speakers at max volume.
1 note · View note
kikiretake · 4 years
Photo
Tumblr media
happy b'day @ruangrupa 20thn semoga lebih baik dr yg dicita-citakan. amin . Sedikit cerita banyak impact'nya. Ini adalah pameran pertama saya di ranah seni rupa. asli seneng banget. kenapa? tidak lain tidak bukan and one only @oomleo adalah kuratornya. kurator yg enerjik & ajayp kan. walaupun jadi nyesel karena gak bisa dateng pas openingnya di ruru tebet waktu itu. karena lg megang pentas Snuff Puppet Australia (tour jawa: jogja, tegal, indramayu, jakarta). Selama perjalanan mantengin sosmed terus sambil senyum2 sendiri di bis, haa.... Tapi berhasil datang ama @dhinararyo dipameran putaran keduanya di Tim. Dan pertama kali nonton @sir_dandy yg sampe ngulang semua list lagu penampilannya gara2 lucu, haaa.... Sedihnya gak ketemu mas kurator @oomleo juga 😭 . ini karya yg berjudul The Magic of GIF. Ada 3 seri; Pakaian Otomatis; Seperti Robot; Lebih Cepat. Kampretnya, ini karya pertama yg pake talent untuk difoto nude & ternyata susah untuk moto kura-kura suruh diem. Haaa . Thx ya talent nude ku @saddanaindra dan pengarah teknis @dhinararyo . Owh iya, karyanya bisa dilihat di mana, abis ini aku cari dan kushare di story yes. Btw apa kalian ada di sana waktu itu? . GIF (Grapich Interchange Format). Sederhananya adalah sepertu gambar emoticon yg gerak2 gitu atau giphy lah gudangnya . #giffestival #ruangrupa20tahun #ajayp #StaySafe (at RURU Kids) https://www.instagram.com/p/B-gPKkmgrfu/?igshid=fs45zk36ulj0
0 notes
adityafh · 5 years
Text
NAIF x ADITYA FH
Tumblr media
Aditya FH "Jikalau" Multimedia Installation with Variable Dimension, 2014. including "As Above, So Below" Video Looping 4:31min, Part of Installation.
-
NAIF is an Indonesian band from Jakarta formed in 1995. It currently consists of David Bagus Danang Jaya (vocals), Fajar Endra Taruna (guitar), Franki Indrasmoro Sumbodo (drums), and Mohammad Amil Hussein (bass). They are known for their retro sound and style. Two of their songs, "Mobil Balap" ("Racecar") and "Posesif" ("Possessive"),  listed by Rolling Stone Indonesia in 2009 of the best Indonesian songs of all time.
Finishing November 2014, RURU SHOP create collaborate art project with NAIF to celebrate they 19th anniversary. The Collaboration was made by inviting 19 artist from around Indonesia, Jakarta-Bandung-Yogyakarta. Who have strong characterized and focus of artistic works with various and different style. The exhibition was titled Dia Adalah Pusaka Sejuta Umat Manusia Yang Ada di Seluruh Dunia (He was a Heritage of Million Mankind Existing Around the World). "NAIF" was chosen because this band made a many songs that has a closeness with us: telling about Jakarta, the story of love, money, television, something that is familiar, the song that makes us connect with our own lives.
This exhibition is part of a Artwork Project program organized by RURU SHOP every year, by inviting artists to create works with themes and specific material. RURU SHOP invited 19 artists who have been known an expertise area which they had, that is Agugn, Amenkcoy, Bondee, Edita Atmaja, Emte, Gooodit, Hauritsa, Henry Foundation, Ika Vantiani, Jayu Julie, Jimi Multhazam, Ricky Si Malau, Mushowir Bing, Marishka Soekarna, Oomleo, Sari Sartje, Sir Dandy, The Popo, Uji Hahan.
In this moment, I chose "Jikalau" song by Naif to make it into a visual masterpiece, with a very personal story and as well to realize into a visual that is very complex and difficult to describe it word by words, but as well  the song is one of my favorites since 2002 and have many stories behind it. ;)
Tumblr media
This sketch appears when I listen "Jikalau" as much as 458 times play. Create a simulation, in my bedroom.
The song  "Jikalau" was released by Naif in 2002 in Titik Cerah album.
"Jikalau" Lyrics:
Jikalau telah datang waktu yang dinanti Ku pasti bahagiakan dirimu seorang Kuharap dikau sabar menunggu...
Berilah daku waktu 'tuk wujudkan semua Janji ini untukmu ku tak akan lupa Kuharap dikau sabar menunggu.......
Kupasti akan datang untukmu...
Untaian kata-kata yang kuucapkan untukmu Tak seindah kata cinta yang dia berikan padamu Namun kau selalu ada di hatiku Berilah daku waktu 'tuk wujudkan semua Janji ini untukmu ku tak akan lupa Kuharap dikau sabar menunggu...
Kupasti akan datang untukmu...
In this event, each artist was asked to select and respond to NAIF songs, then create artworks with medium and technique of their expertise. All of works also compiled as a coffe-table book, published with the same title. "Dia Adalah Pusaka Sejuta Umat Manusia Yang Ada di Seluruh Dunia" launched at the same time as the same exhibition.
Exhibition: 27 – 5 Desember 2014
12.00 – 21.00 WIB
at RURU Gallery, Jl. Tebet Timur Dalam Raya 6, Jakarta 12820
External links: http://www.naifband.com http://ruangrupa.org http://hot.detik.com/read/2014/11/28/112424/2761923/1059/19-perupa-rayakan-19-tahun-band-naif
#PameranNaif #GoAheadPeople
0 notes
overthinkerobotic · 5 years
Text
Synchronize Fest 2019 Day 2
Di SynchFest 2017 kesel banget nggak bisa nonton The Brandals karena jamnya di switch ke jam lain. 2019 terbayar juga kan kekesalan itu walaupun telaaaattttt cuma kebagian 2 lagu, Awas Polizei! sama 24.00 lewat. Walaupun band lawas, tapi yang nonton masih terbilang cukup padet sampe belakang. My wishlist checked.
Lanjut lari ke stage tetangga, tepatnya Dynamic Stage. Nostalgia sama lagu-lagunya Chrisye. Tembang-tembang lawas sukses bikin ambyar hati. Apalagi pas lagu Seperti Yang Kau Minta mulai masuk intro, duhhhh nggak mungkin nggak nyanyi sih. Siapa nih yang suka sama pacar orang, tapi tetep keukeuh milikin dia? Mamam nggak tuh masih sore udah dibikin ambyar hatinya sama Om Chrisye? (((OM))). Ini jadi lebih kayak karaokean dan jadi ajang curhat berjamaah sik. Lol.
Kelar nonton Chrisye, move move to Forest Stage. Alone At Last time!!!! wohooo. Dari 2009an kayaknya deh mulai tau Alone At Last baru terealisasi 10 tahun kemudian nonton mereka. Gokiiiilllll. Gue pikir, mereka akan lebih banyak bawain lagu-lagu baru mereka, tapi sueneng e puooool ketika lagu-lagu ‘masterpiece’ mereka dibawain semua. Mulai dari Jiwa, Muak Untuk Memuja, Gadis Kecil Berbisa, sampai Amarah Senyum dan Air Mata. Gue? Ya nyanyi semua lah. Jujur ini lebih kayak karaokean lagu emo. Eh iya, akhirnya gue bisa lihat circle pit lagi setelah entah kapan terakhir gue liat, karena kebanyakan nonton lagu nyantai aja gitu yang nggak ngurat-ngurat atau teriak-teriak kalo nyanyi. Liat Yas Budaya yang gila sihhhhh nggak bisa diem banget ini orang. Pecicilan naik turun panggung. Energinya oke banget sih, nular ke penonton di bawahnya. Make Emo Great Again!!!!!!
Kelar Alone At Last, kami langsung isi energi. Skip nonton The Upstairs karena capek banget cuy. Usia nggak bisa boong. Jompo. Lol.
Kelar makan, gue dan temen langsung ngibrit ke Dynamic Stage yang desas desusnya ada Iwan Fals. Ih apaan, pas sampe stage-nya, penontonnya masih pada duduk-duduk tuh di depan stage. Malah masih soundcheck, kalo di rundown sih jadwalnya bukan Iwan Fals. Yaudah kami cabut aja cari stage lain.
Lumayan juga mutar muter tapi nggak ada yang mau ditonton. Balik lagi aja udah ke Dynamic Stage karena mau nonton Oomleo Berkaraoke, lah kok ya udah padet banget ini stage, ternyata Iwan Fals yang beneran perform, nangis nggak luhhhh. Padettttt dan dempet-dempetan kek pepes demi nyari tempat oke buat nonton Iwan Fals. Dari lagu pertama sampe lagu terakhir, jangan ditanya, penontonnya nyanyi semua. Merindinggg, yang selama ini banyak komentar yang seliweran di TL twitter gue tentang sikap politik Iwan Fals, di situlah Iwan Fals speak up. Kain hitam dengan tulisan #ReformasiDikorupsi jadi highlight saat itu dan disorot beberapa kali sama cameraman. Sekut! Bahkan saat Iwan Fals nginfoin kalau itu lagu terakhir yang dibawain di SynchFest 2019, penonton rame-rame teriak ‘lagi lagi lagi’ tapi nihil, nggak ada tambahan lagu dari Iwan Fals.
Kelar Iwan Fals perform, rame-rame orang berbondong-bondong keluar dari Dynamic Stage, begitu pun kami. Gue minta temen gue buat ke Gigs Stage, yang kemarin, di hari pertama, kami liat padet banget karena lokasinya di ruangan terbatas, dan terkesan pengap. Tapi gue nekat aja masuk ke Gigs Stage demi nonton Speak Up. Ih nangissssss, finally bisa nonton Speak Up jugak walaupun cuma kebagian 3 lagu.
3 lagu, tapi bikin gue flashback beneran ke tahun 2011. Lagi demen-demennya nonton gigs, konsep stage-nya juga kayak Parkit Dejavu atau Rossi Fatmawati, ih gila sihhhh. Liat orang pada moshing lagi, nggak ada gap antara performer sama audience-nya. Beneran diseret ke masa lalu. Sialan kau Synchronize!
Capek nostalgia sama Speak Up (karena udah kelar juga performnya), kami langsung gercep ke Dynamic Stage lagi buat nonton Oomleo Berkaraoke sama Radja, Andhika Kangen Band, Setia Band, dan Wali Band.
Sejujurnya seumur-umur gue nggak pernah kepikiran buat nonton 4 band itu. Tapi entah kesan gue setelah nonton mereka kayak jashdhfjbfjbjsb gitu. Nggak bisa dideskripsiin, lol. Bener kaya Kiki Ucup, “mana lo semua anak indie yang kemarin ngina-ngina inbox, dikasih beginian nyanyi juga kan lo?” Anying.
Eh tapi ini beneran si, kita mungkin nyangkal hafal lagu-lagu hits mereka, tapi nggak bisa dipungkirin, dikasih lagu mereka juga ikutan nyanyi kok. Hahahahah. Buat yang masih sok jaim nggak mau nyanyi, gue tau sebenernya yang nggak nyanyi itu hafal, tapi sok jual mahal aja lu pada nggak mau ikut nyanyi. Di SynchFest kok ya masih pada jual mahal si? Hiiih :p
Day 2 ini lebih seru dari Day 1. Apalagi ditutup dengan curcol berjamaah lewat lagu Cari Jodoh-nya Wali Band. Duarrrr. Pecah. Lo tau Day 2 kelar jam berapa? Yap jam 1 dini hari pemirsa. Pulangnya bingung :))
0 notes
malangtoday-blog · 5 years
Photo
Tumblr media
Ratusan Musisi Lintas Generasi Siap Guncang Synchronize Festival 2019!
Jakarta, 25 September 2019 — Kurang dari dua pekan lagi, Synchronize Festival 2019, festival musik terbaik Tanah Air, akan kembali memanjakan puluhan ribu festival-goers Indonesia. Berlangsung di Gambir Expo Kemayoran, Jakarta, pada  4, 5, dan 6 Oktober mendatang, 131 musisi Indonesia dari berbagai generasi, genre, dan daerah kelahiran siap untuk merayakan dan meramaikan perhelatan tersebut.
Di tahun ke-4 penyelenggaraan Synchronize Festival, pihak penyelenggara yaitu Demajors dan Dyandra Promosindo kembali akan menghadirkan pertunjukkan spesial dari musisi-musisi Tanah Air yang sayang banget buat dilewatkan begitu saja. Kita bisa mengingat lagi, di edisi perdananya, sang Raja Dangdut Rhoma Irama memberikan penampilan yang nggak bisa dilupakan. Lalu di edisi keduanya, legenda pop folk Indonesia, Ebiet G. Age, hingga maestro jazz, Bob Tutupoly, menggetarkan festival dengan syahdu. Sedangkan tahun lalu di edisi ketiganya, Synchronize Festival berhasil mempertemukan kembali Dewa 19 dengan Ari Lasso dan Once Mekel!
Untuk tahun ini, Synchonize Festival kembali menghadirkan kejutan dengan mengundang The Godfather of Broken Heart, Didi Kempot, untuk membantu sobat ambyar untuk menyalurkan keluh kesah mereka terhadap problematika percintaan yang sedang atau pernah mereka lalui.
Selain The Godfather of Broken Heart, masih banyak lagi legenda musik Tanah Air yang turut serta meramaikan Synchonize Festival tahun ini. Beberapa di antaranya adalah konduktor kawakan, Erwin Gutawa, yang bakal tampil membawakan lagu-lagu mendiang Chrisye dengan tetap mempertahankan vokal aslinya. Kemudian gitaris jazz Jopie Item akan kolaborasi dengan gitaris kawakan dari Six Strings, dilanjut dengan kehadiran vokalis bosanova veteran, Rien Djamain, yang akan tampil secara kolektif bareng penulis lagu kenamaan, Mondo Gascaro.
Dalam sektor bernostalgia, Synchronize Festival 2019 menembus di segala sisi. Clubeighties, band pop besar kelahiran ‘The School of Rock’ Institut Kesenian Jakarta, akan tampil bersama dua mantan personelnya yaitu Deddy Mahendra Desta dan Vincent Ryan Rompies. Sedangkan pasukan death metal nomor satu Indonesia, Deadsquad, akan merayakan album Horror Vision bersama drummer Andyan Gorust dan pemain bas Bonny Sidharta.
Di sisi yang lain, ada pula musisi-musisi yang merayakan perjalanan dan eksistensi karya mereka.  Nama-nama seperti The Upstairs, Adhitia Sofyan, dan The Trees & The Wild, akan tampil secara khusus membawakan album-album kebanggaan mereka: Energi, Quiet Down, dan Rasuk.
Synchronize Festival 2019 juga memberi kesempatan buat tren emo yang mulai memuncak setahun terakhir. Band-band yang berjaya pada tahun 2000-an akan dibangunkan dari tidur untuk kembali menghibur. Antara lain ada Jakarta Flames, Too Late To Notice, The Side Project, Speak Up, Seems Like Yesterday, Killed By Butterfly, Killing Me Inside Reunion, Alone At Last, hingga pemandu pesta emo asal Jakarta bernama Dieunderdogg – Emo Revival.
Keunggulan Synchronize Festival adalah bisa menjadi titik temu berbagai jenis tren musik yang sedang dan pernah berlangsung di Tanah Air. Penganut kopi senja akan dimanjakan oleh penampilan Syariat Idola Remaja yang nggak boleh dilewatkan. Pasukan folk asal Bandung ini terbentuk dari musisi-musisi folk lain seperti Teman Sebangku, Mr. Sonjaya, Balaruna, Tetangga Pak Gesang, Parahyena, hingga Orkes Midaleudami. Sedangkan, buat kalian penikmat genre yang akhir-akhir ini meroket: koplo, dangdut, hingga fangkot di Indonesia, akan ada Club Dangdut Racun, Feel Koplo, dan Prontaxan yang bakal membuatmu bergoyang senang.
Deretan penampilan spesial tidak berhenti sampai di situ. Salah satu yang menjadi pamungkasnya adalah kehadiran para Jenderal Musik Melayu yaitu Radja, Setia Band, Wali, hingga Babang Andika eks-Kangen Band. Mereka akan meramaikan pesta karaoke yang dipandu oleh sang pionir, Oom Leo Berkaraoke. Semua deretan penampilan spesial ini akan tersebar di Synchronize Festival 2019 selama tiga hari, bersama lebih dari 100 musisi Indonesia lainnya yang juga pantang untuk dilewatkan aksi panggungnya.
Kolaborasi Menjalankan Misi Green Movement di Synchronize Festival 2019
Seperti yang pernah disiarkan sebelumnya, edisi keempat Synchronize Festival menjadi wadah bagi seluruh pihak yang terlibat untuk menjalankan bersama misi Green Movement. Dengan tema ‘Memanusiakan Alam, Mengalamikan Manusia’, seluruh penonton, pengisi acara, hingga anggota penyelenggara dapat menunjukkan kepeduliannya akan hubungan manusia dengan manusia, juga manusia dengan alamnya. “Kini, Synchronize Festival tak hanya menjadi sebuah perayaan musik Indonesia, tetapi juga pergerakan budaya urban dan populer. Selaras dengan jargon yang selalu dipegang teguh; bukan sekadar festival, tetapi juga sebuah pergerakan. Dimulai dari diri kita sendiri, dan bersama-sama untuk tetap melihat bumi kita di masa depan,” jelas David Karto, selaku Festival Director Synchronize Festival
Misi ini merupakan salah satu alasan platform kredit digital terkemuka di Indonesia, Kredivo, untuk berpartisipasi sebagai Paylater App Partner mendukung Synchronize Festival. “Kredivo dan Synchronize Festival memiliki semangat yang sama untuk menggerakkan dan mengedukasi kaum milenial dengan cara yang berbeda namun menyenangkan dan musik terbukti menjadi media yang efektif untuk menyuarakan aspirasi,” ujar Indina Andamari, Head of Marketing Kredivo
Selain itu, ada juga Authenticity yang ikut bergabung dengan Green Movement yang diawali oleh Synchronize di daerah sekitar pertunjukkan. Kemudian akan ada anak-anak muda yang menjadi relawan peduli sampah, penampungan untuk puntung rokok yang nantinya akan diolah menjadi produk yang bermanfaat, lalu edukasi mengenai pengelolaan sampah yang baik, dan masih banyak lagi. “Authenticity akan menjadi wadah dimana tiap orang dapat memperlihatkan keunikan mereka, dan mengekspresikan diri sebebas-bebasnya, Authenticity selalu membawa pesan dan mendorong kaum muda millenials di berbagai daerah di Indonesia yang creative, passionate, up-to-date, dan open minded agar selalu berkarya dan menginspirasi dengan memaksimalkan apa yang ada pada diri mereka,” jelas Anes Rembes
Ada pun aktivitas-aktivitas yang dapat dilakukan oleh seluruh pihak dalam Synchronize Festival 2019 demi memenuhi misi Green Movement, mereka adalah:
Crowdsourcing Project: Sebuah proyek terbuka bagi para penonton untuk mengirimkan pakaian (berwarna) bekas pakai yang masih layak untuk digunakan. Pakaian ini akan dijadikan sebuah instalasi karya di District Stage, yang kemudian akan didonasikan kepada khalayak membutuhkan.
Upcycling Project: Sebuah upaya demi menyiasati pengolahan bahan bekas promosi seperti umbul-umbul maupun baliho bekas untuk dijadikan sebuah produk dengan nilai tambah.
Bring Your Own Tumbler: Penonton diperbolehkan membawa botol minuman yang dapat diisi di water refill station yang akan disediakan oleh pihak penyelenggara. Penonton hanya perlu membayar seikhlasnya agar tetap menghargai nilai dari air yang telah disediakan.
Bike to Synchronize Festival: Sebuah kegiatan bersepeda bersama menuju Synchronize Festival 2019. Seluruh pihak yang ingin mengikuti kegiatan ini, dapat bertemu di Plaza Blok M pada pukul 15:00 WIB sebagai titik kumpulnya. Pihak penyelenggara akan menyediakan area parkir khusus dan loker penyimpanan khusus bagi para pesepeda.
Selain menyediakan water refill station dan bike parking area demi memenuhi misi Green Movement, Synchronize Festival 2019 juga akan menyediakan fasilitas-fasilitas lain untuk seluruh penonton seperti difabel viewing area & toilet, kids & nursery room, movie area, record market, merchant area, dan food & beverage area.
Green Power Electricity: Seluruh kebutuhan listrik Synchronize Festifal 2019 dengan total 2,7 juta Volt Ampere (VA) ini menggunakan sumber listrik yang ramah lingkungan dari PLN, dan tidak lagi menggunakan generator set. Sehingga tidak ada polusi udara maupun polusi suara di lokasi acara.
Exclusive Merchandise dan Kemudahan Pembelian Tiket & Transaksi di Synchronize Festival
Synchronize Festival 2019 bekerjasama dengan Rusushop juga menginisiasi kolaborasi menarik dalam bentuk merchandise. Terdapat delapan merchandise hasil kolaborasi delapan musisi dengan delapan seniman yang patut untuk dimiliki diantaranya Tuan Tigabelas x Bujangan urban; Efek Rumah Kaca x Adi Dhigelz; Oomleo Berkaraoke bersama Radja, Wali, Setia Band, Babang Andika x Oomleo; Pamungkas x Kobelita; Reality Club x alienpang; Ardhito Pramono x Rifky Krismon; Didi Kempot x Ahmad Oka (Wirosatan); dan Frau x Ika Vantiani. Merchandise bisa didapatkan di area merchandise booth selama 3 hari pelaksanaan festival.
Dengan didukung penuh oleh Kredivo, tiket.com, Authenticity, OVO dan PLN, Synchronize Festival tahun ini akan memberikan pengalaman baru bagi festival-goers Indonesia!
Aji Wicaksono, Senior Brand Manager OVO menjelaskan dukungan di perhelatan festival musik ini. “Dalam ajang ini, OVO menghadirkan promo menarik bagi pengunjung berupa cashback 30% untuk merchant di Synchronize Festival. Sebagai platform pembayaran dan layanan digital terdepan di Indonesia, OVO berharap dapat memberikan kemudahan dan keseruan saat menikmati festival musik ini, lewat pembayaran non-tunai yang saat ini semakin diminati,” jelasnya.
Kesempatan menonton Synchronize Festival masih tersedia dengan melakukan pembelian tiket melalui situs resmi www.synchronizefestival.com. Beberapa kategori tiket yang masih dapat di beli diantaranya:
Tumblr media
Serta calon penonton juga dapat membeli tiket harga khusus melalui tiket.com. Pada Synchronize Festival tahun ini, tiket.com bekerja sama sebagai Official Flight & Hotel Sponsor. Tiket.com akan membuat gerakan CSR yang akan melibatkan instalasi karya Diela Maharanie, seorang illustrator kawakan yang membuat sebuah karya instalasi kreatif. Instalasi ini menceritakan tentang pentingnya menjaga kelestarian alam. Karya ini nantinya bisa kita nikmati langsung di booth tiket.com dalam perhelatan Synchronize Festival.
  Sampai jumpa di Synchronize Festival 2019.
It’s Not Just A Festival, It’s A Movement!
Informasi lebih lanjut: Email : [email protected] Facebook : Synchronize Festival Instagram : @synchronizefest Twitter : @sychronizefest Website : www.synchronizefestival.com
Source : https://malangtoday.net/flash/nasional/ratusan-musisi-lintas-generasi-siap-guncang-synchronize-festival-2019/
MalangTODAY
1 note · View note
irockumentary · 5 years
Photo
Tumblr media
@rumahsanur kembali membuat pertunjukan intim dengan menghadirkan @jasonranti serta @sandrayatifay . Lalu @daramudaproject tampil tiba-tiba membuat penonton yang hadir malam itu cukup kaget, karena mereka tidak ada dalam barisan pengisi acara. Dan tentu saja, malam selalu menyenangkan ketika @oomleo menyajikan tembang-tembang yang siap membuat para penonton bernyanyi bersama-sama. Foto oleh Christopher Theo. https://www.instagram.com/p/Bx6LBjoHAfq/?igshid=1i36wlsmb43gh
0 notes
agung-hartamurti · 4 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
2 notes · View notes
oomleo · 5 years
Photo
Tumblr media
..dapatkan! dan belilah! SYNCHRONIZE Fest X RURU Shop Edisi Spesial Seniman Merespon Musisi • Melanjutkan kolaborasi menyenangkan sebelumnya, RURU Shop kembali berpartisipasi dalam SYNCHRONIZE Fest 2019. Tahun ini proyek kolaborasi ini akan meluncurkan produk Edisi Spesial Merchandise seniman merespon musisi Synchonize Fest dengan label SYNCHRONIZE Fest X RURU Shop. • -T-Shirt OOMLEO BERKARAOKE (artwork oleh Oomleo) @ IDR 170 k • Edisi Spesial Merchandise Seniman merespon Musisi Synchronize Fest diproduksi secara terbatas dan akan mulai dijual di SYNCHRONIZE Fest 2019 pada 4.5.6 Oktober 2019. • #synchronizefest19 #rurushop #oomleo #oomleoberkaraoke #demajors #ruangrupa #bukaruang (at Synchronize) https://www.instagram.com/p/B3Mtwobgi2M/?igshid=433bjg6ejyzn
0 notes
nandoodnan · 4 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Terpana dan Ter-influence
 Seketika gue langsung suka sama genre musik yang diusung oleh Goodnight Electric. Dari segi musikalitas, ‘GE’ biasa gue menyingkatnya, menyuguhkan ornamen suara yang fresh dan terdengar baru, setidaknya untuk telinga gue waktu itu. Dari lagu berjudul ‘Am I Robot?’ beserta video music-nya, membuat gue tergugah nge-dalamin dan nyari tahu band ini sebenarnya apa dan siapa di baliknya.
 15 tahun yang lalu…
Buat anak kelas 1 SMP, bebunyian synthesizer menjadi daya tarik tersendiri. Di samping itu, aksi panggung tiga orang nyentrik ini: Henry ‘Batman’ Fundation (vocal), Oomleo dan Bondi ‘Goodboy’ (synth) rasanya rame banget, udah kaya format full band. Sepanjang yang gue tahu, GE ini termasuk salah satu band yang sukses menarik brand fashion baik lokal ataupun internasional untuk ngedukung penampilan mereka. Brand Adidas misalnya, dengan lini tracktop-nya jadi saksi bisu jogetan eksentrik mereka di atas panggung yang terekam kamera foto ataupun video liputan majalah atau zine yang ternama saat itu. Beberapa zine itu sebagian kini tidak lagi eksis.
 Terus terang gue belum pernah menyaksikan langsung penampilan live mereka. Selain gue masih sangat bocah saat itu, beberapa venue tempat GE manggung seinget gue awal-awal banyak dihelat di pub, bar, atau lounge dan sebagainya. Di awal kemunculannya, mereka besar di tempat-tempat yang asing buat gue. Gue banyak tahu informasi jadwal manggung dan seluk beluk lainnya, selain dari majalah atau zine yang di-supply sama kakak perempuan gue (secara usia dia beda enam tahun di atas gue, kira-kira waktu itu dia udah SMA). So, ini lumayan membantu gue untuk dapetin informasi dan update tentunya.
 Sebagai gambaran, sekira tahun 2005-2007 tuh pensi yang diadain sama sekolah-sekolah Jakarta lagi seru-serunya. Cara mereka promosiin pensinya tentu ngga sama kaya saat ini yang ngandelin sosial media. Dulu itu, kekuatan desain flyer atau pamflet acara musik beserta line-up para artis yang bakal tampil jadi ‘kunci’. Papan mading (majalan dinding) di sekolah-sekolah itu selain berisi informasi seputar akademik (jadwal remed ujian misalnya hehe), juga banyak sekali bertumpuk flyer pensi yang rata-rata sekolahan Jakarta. Dulu di sekolah gue terbilang ngga banyak yang nempelin sih, dan lagi-lagi gue sering dapat oleh-oleh dari kakak perempuan gue sepulang sekolahnya. Dapat flyer dan dikoleksi aja udah seneng rasanya hehe.
 Band skena musik Indie memang dibesarkan dan diuntungkan dengan masifnya pensi di sana-sini. Kalau masih ingat, dulu itu ada program MTV di Global TV kalo ngga salah, bahkan ngga ragu buat masukin mereka ke chart tangga lagu. Selain itu, tontonan gue sepulang sekolah, sebuah acara di TVRI yang gue lupa nama programnya, nampilin video music band-band dari skena Indie. Jam tayangnya itu sekitar maghrib sampai jam 7-an malam, ya sebuah waktu yang tidak pas sih karena harus mengadu antara iman dan nafsu untuk nonton hehehe. Entah kenapa, di sini ngga pernah sekalipun video music GE ditayangin. Padahal band-band lainnya lahir dari circle yang sama. Yang selalu diputar setiap pekannya, antara lain The Adams, Sore, White Shoes and The Couples Company, Rock N Roll Mafia, Zeke and The Popo, The Brandals, dll.
 Pertengahan 2008…
Gue sempet nge-band dan bawain lagu-lagu ber-genre emo. Secara waktu, musik emo emang lagi hits di tahun-tahun ini. Lagu-lagu ini pun tersebar antar satu handphone ke handphone lainnya lewat sambungan bluetooth. Sampai di mana gue diajak untuk ngisi vocal ngebawain dua lagu My Chemical Romance (MCR) yang judulnya ‘I Don’t Love You’ dan ‘Famous Last Word’. Kali pertama gue manggung, waktu itu di acara perpisahan sekolah. Selain bawain MCR, gue juga bawain lagu band Ungu – Berikan Aku Cinta. Sedap ngga tuh hehe.
 Lingkungan di sekitar gue memang demam dengan band emo khususnya dari luar negeri. Gue saat itu masih terjebak ngedengerin GE album Love and Turbo Action. Musik dan lirik yang ‘dalam’ di track ‘Rocket Ship Goes By’ masih belum ada yang bisa ngalahin menurut gue, timeless banget. Ditambah gue baru aja nge-akuisisi album kedua GE bertajuk Electroduce Yourself yang gue beli versi cassete tape. Gue masih mengenang gimana cara gue membeli kaset itu. Sore hari setelah mandi, gue menggowes sepeda BMX merah dari rumah ke daerah Pamulang XXI (dulu masih ada bioskop ikonik di Pamulang Tangerang Selatan :D). Dari etalase, sorot mata gue udah ngincer kaset GE untuk bisa gue bawa pulang. Sayangnya, kaset itu hilang tapi case beserta artwork albumnya masih ada saat ini.
 Nyokap, adik dan kakak perempuan gue barangkali sampe muak ketika gue setel lagu ini pakai cassete tape jadul kesayangan bokap gue (keluarga gue nyebut cassete tape ini dengan sebutan ‘salon’, entah ini istilah yang lazim di Jawa kali ya). Saking seringnya, mereka sampai hafal dan bisa menyanyikan sepenggal track ‘Lasergun Electroboy’, salah satu track yang jadi single di album Electroduce Yourself. Album ini rilis tepatnya di 2007, gue lagi-lagi ngga kesampean untuk nonton launching-nya karena klo ngga salah venue yang dipilih di Embassy Jakarta. Selain ngga ada temennya, gue yang masih SMP ngga berani sendirian nonton hehe.
 Penghujung 2011…
Ini kali pertama gue menikmati GE secara live. Panggung ini kerasa sepi, ngga banyak penonton, mungkin jam perform-nya yang ngga pas habis maghrib, jam orang lagi pada break makan setelah salat. Oh ya, ini adalah event yang jadi saingan acara clothing tahunan di Senayan gitu, namanya ‘Market Place Jakarta’. Selain gue mau lihat GE, di sini juga ada kompetisi fixed gear freestyle (FGFS) yang sempet hype pada saat itu. Dari acara ini pula, awal mula gue mulai tertarik memproduksi pakaian jadi karena gue dipertemukan tanpa sengaja dengan orang yang membuka jalan dan pengetahuan gue di bidang ini (insyaAllah gue akan cerita nanti hehe).
 Kembali ke aksi panggung GE, gue cukup menikmati keseluruah penampilannya dan ngga ada complain. Mereka bawain full album Electroduce Yourself yang keseluruhan track udah terinternalisasi di telinga gue hehe. GE juga bawain single barunya ‘Teenage Love and Broken Hearth’ yang mana dirilis pertengahan 2010. Mungkin itu panggung GE terakhir karena setelah panggung itu, GE hanya sesekali aja muncul di panggung atau gigs kecil, misalnya waktu GE ngerilis album Love and Turbo Action dalam format vinyl tahun 2015, rangkaian Radio Rock Tour (event garapan Ruru Radio) tahun 2016, 12 Tahun Album Matraman milik The Upstairs, dan momentum kebangkitan GE lewat pameran arsip GE (2004-2012) dan peluncuran album “The Electronic Renaissance”, yang berisi single b-side, demo track, serta kolaborasi dan remix pada April 2018 di Jakarta.
Hampir kelupaan. Sekitar tahun 2012, itu gue sempat ikut nongkrong sekali sama anak-anak ‘Good Friends’, sebutan bagi fans GE, di daerah Jaksel untuk ngomongin rencana buat ngadain acara kecil sebagai ajang silaturahmi buat GE dan para fans-nya. Di hari H, sayangnya gue yang entah lagi ada ujian atau apa malah ngga jadi datang ke acaranya, sayang banget. Acara ini diberi nama Good.Team “Friends Night” yang waktu itu volume ke-5 di daerah Kuningan – Jaksel. Beruntung gue menemukan arsip foto acara itu di sini. Terima kasih buat yang telah mendokumentasikan :D.
 Well, kurang lebih itu sekelumit cerita tentang GE yang buat gue pribadi kaya jadi ‘pintu masuk’ buat gue ke skena Indie tanah air hingga saat ini. Oh ya, gue juga sempet menikmati genre musik lain misalnya di tahun 2008-an di mana saat itu Pee Wee Gaskins dan rekan-rekannya seperti Killing Me Inside, Sweet As Revenge, Thirteen, dll berhasil mengalihkan perhatian gue sejenak dari GE. Tahun 2008-2011-an itu adalah fase di mana gue mencari musik mana yang pas untuk gue. Seperti di tahun 2009 – 2011 awal, gue sempet bergabung di band metal namanya Extincion. Beberapa kali gue manggung di gigs seperti Rossi Fatmawati atau SS Pamulang.
 So, ketertarikan gue dengan GE akhirnya membawa gue jatuh lebih dalam menyenangi dan mendalami jenis musik yang ‘beda’. Saat gue menyenangi band-band Indie ini, gue sembari belajar gimana band-band ini tumbuh dan besar. Di era yang pada waktu itu internet belum tumbuh seperti sekarang ini, mereka sudah bisa mengepakkan sayap selebar ini, salut!. Dari pengamatan gue pribadi, gue belajar dari mereka bahwa dari passion, mereka bisa bertahan hidup hingga saat ini. Idealisme itu bahkan masih gue rasakan hingga sekarang dan meng-influence gue untuk tetap memegang teguh keyakinan sesulit apapun kondisinya…
 (Foto ini gue ambil saat pameran dan peluncuran album The Electronic Renaissance di Gudang Sarinah Ekosistem, April 2018)
0 notes
andreasarianto · 6 years
Photo
Tumblr media
Buat kalian yang belum ikut #ROCKADVENTURE di kota sebelumnya, ini saatnya jadi bagian dari serunya nonton aksi panggung rock di alam terbuka. _ Tanakita Camping Ground, Sukabumi akan jadi destinasi selanjutnya dari rangkaian ROCKADVENTURE 2018! _ Akan dimeriahkan oleh penampilan dari @burgerkillofficial, @Scaller_id x Chamber ensemble @forteboymusic, @rocket_rockers, @jakartabluesfactory, @angelofdeath_official, @superiots_official & @nicefriday_ _ Belum puas? tenang, after party nya kita berkaraoke bareng sama @indra7 feat @oomleo . _ Pesan tiketmu sekarang juga di www.ROCKADVENTURE.id/ticket #SuperMusic #SuperAdventure #IDARE
0 notes
merisaseana-blog · 5 years
Text
Pecah! Oomleo Berkaraoke Ajak Penonton Nyanyi Bersama dan Bergoyang di Musro The Sunan Hotel Solo
Merisa Seana Pecah! Oomleo Berkaraoke Ajak Penonton Nyanyi Bersama dan Bergoyang di Musro The Sunan Hotel Solo Artikel Baru Nih Artikel Tentang Pecah! Oomleo Berkaraoke Ajak Penonton Nyanyi Bersama dan Bergoyang di Musro The Sunan Hotel Solo Pencarian Artikel Tentang Berita Pecah! Oomleo Berkaraoke Ajak Penonton Nyanyi Bersama dan Bergoyang di Musro The Sunan Hotel Solo Silahkan Cari Dalam Database Kami, Pada Kolom Pencarian Tersedia. Jika Tidak Menemukan Apa Yang Anda Cari, Kemungkinan Artikel Sudah Tidak Dalam Database Kami. Judul Informasi Artikel : Pecah! Oomleo Berkaraoke Ajak Penonton Nyanyi Bersama dan Bergoyang di Musro The Sunan Hotel Solo Untuk pertama kalinya Oomleo Berkaraoke sukses mengguncang clubbers Kota Solo dengan musik karaoke versi digital kekinian. http://www.unikbaca.com
0 notes
popbebas · 5 years
Text
Menulis tentang Indonesia
Selalunya menuju petang ke malam, setelah menghabiskan waktu siang di pejabat fikiran aku selalu melayang-layang dan mencetus pelbagai hal yang didasari mungkin kerana hasil pembacaan mana-mana artikel atau mendengar lagu. Kali ini aku ingin bercerita tentang Indonesia. Sudah sebulan sejak rombongan guru pelatih Indonesia meninggalkan kami di Tg Malim. Tetapi, tidak secara mindanya. Menelusuri hal itu membuatkan aku terfikir kenapa tiba-tiba aku tersedar tentang betapa dekatnya rasa Indonesia dalam jiwa aku.
Ok, pertama. Kita bermula dengan ini:
Seawal umur 11-12 tahun aku suka akan filem Indonesia yang bertajuk Kiamat Sudah Dekat. Entri kali ini aku tidak akan berkata tentang betapa seronoknya drama ini tetapi hal-hal yang membuatkan aku terfikir pada saat ini dan mengaitkan kewujudan Indonesia dalam diri aku sedari dahulu yang telah ada.
Kedua,
Seawal umur 14-15 tahun akan telah didedahkan dengan musik indie dari Indonesia dan band kegemaran aku waktu itu adalah The Upstairs. Aku siap ada baju band depa lagi tau!. Nak dijadikan cerita, ketika itu abang aku yang merupakan seorang pemuzik begitu rancak bersama scene underground yang sedang menaik. Begitu juga dengan pemuzik-pemuzik indie Indonesia. Aku berkesempatan mengenali band Goodnight Electric apabila mereka telah datang ke rumahku. Masih ingat betapa lembut budi bahasa Oomleo! dan seorang kakak cantik (tidak ingat namanya) yang merupakan kawan kepada Dian Sastro.
Ketiga,
Ketika berumur 14-15 tahun juga, pertama kalinya aku telah terbang ke Indonesia. Pengalaman ke Medan biasa-biasa sahaja. Tiada merasakan apa-apa dan ketika berumur 19-20 tahun (sudah lupa spesifik waktunya), sekali lagi aku ke Indonesia. Aku masih ingat ketika di sebuah pasar, aku terpandang sebuah sekolah di depannya dan hatiku meluap-luap mahu masuk dan melihat pendidikan di sana.
Dalam fasa-fasa umur ini, aku telah menonton banyak filem Indonesia kerana filem-filem Indonesia bagus dan tentunya jauh berbeza dengan sinetron merepek-repek mereka. Pastinya, Ada Apa dengan Cinta memberi pengaruh yang besar kepada aku. Tidak lupa filem Tentang Dia, Janji Joni, 3 Hari untuk Selamanya, Soe Hok Gie, 5 CM, 3 Nafas Likas dan pelbagai lagi. Seiring itu, aku mendengar pelbagai lagu dari sana dan band-band kegemaran seperti White Shoes & The Couple Company, Frau, The Changcuters dan tidak lupa errr Bunga Citra Lestari. Di samping itu, aku juga suka akan sastera mereka. Aku membaca buku Rendra, Chairil Anwar (walaupun aku tidak faham sebab terlampau tinggi bahasanya) dan untuk penulis indie aku mengemari Aan Mansyur. Sewaktu hari jadiku yang ke dua puluh tiga, aku telah mendapat bukunya yang ketika itu tiada di Malaysia lagi dan video ucapan dari Aan! Bahagia.
Bila dilihat kembali, banyak ya hal-hal dan karya Indonesia yang menemani hidup aku?
Itu kisah tahun-tahun yang lepas. Sekarang cerita tahun ini, setelah ditimpa dengan sebuah takdir yang tidak pernah aku jangkakan separuh semangat, jiwa dan diriku hilang. Dalam proses menemui diri ini kembali, Tuhan mendatangkan rancangannya apabila aku berkenalan dengan sekumpulan anak-anak Indonesia. Ada hal -hal yang menarik berlaku dan menjadi penyembuh seketika.
Beradat dengan hukum pertemuan, perpisahan pasti akan ada. Tetapi perpisahan itu kadang kala bukanlah penamat tetapi permulaan untuk sesuatu yang baru. Sudah hampir sebulan hari-hari aku ditemani dengan lagu-lagu pemuzik indie gelombang ketiga. Cuma kali ini, aku berasa lebih dekat. Entah kenapa.
Aku ingin ke Indonesia lagi. Kehidupanku yang rupa-rupanya tanpa aku sedari banyak berkait dengan Indonesia, kali ini hatiku seperti magnet yang ingin melekat di sana.
Ada apa ya dengan kamu, Indonesia?
Apa yang memanggil aku sampaikan aku berasa tidak sabar untuk ke Daerah Istimewa yang dipanggil Jogjakarta, apa ya?
Apa mungkin ada quantum entanglement?
Semoga aku bertemu dengan jawapan kepada soalan-soalanku.
Nota: Ketika menulis entri ini, aku sedang menunggu buku Fiersa Besari yang aku kirim kepada rakanku yang bercuti di sana. Kerana buku mas Fiersa tidak masuk ke Malaysia, aku meminta tolong seorang rakan untuk membelinya dan satu lagi fakta menarik antara aku dan Indonesia adalah bukan aku sahaja yang bahagia dengan Indonesia. Malahan, abangku juga. Untuk 6 bulan yang lepas, dia telah menetap di Jakarta dan jika dia balik Malaysia, berseri-seri wajahnya bercerita perihal negara itu!
Ah Indonesia, seperti mahasiswanya. Kalian gila!
0 notes
posterseni · 6 years
Photo
Tumblr media
#repost @idnetaudiofest Indonesia Netaudio Festival 3.0 "SHARING OVER NETIZEN EXPLOSION" . Menghadirkan program khusus pameran seni media yang dikurasi oleh Riar Rizaldi - seorang seniman dan peneliti seni media. . Penampilan musik : Barakatak, Senyawa, Hifana (JP), Bottlesmoker, Silampukau, Gardika Gigih & Tomy Herseta, Amok, Dissonant, Sabarbar, Hyper Allergic, Temaram, Oomleo Berkaraoke, Princess Xiaomi, Prontaxan . . Seniman Partisipan: . [ID] Igor Tamerlan, Tromarama, Arief Budiman, Abi Rama, Mira Rizki . [JP] Ayano Sudo, Ai Hasegawa, Exonemo, Soichiro Mihara/Kazuki Saita . Info lengkap : bit.ly/netaudiofest . #INF3 #INDONESIANETAUDIOFESTIVAL #SHARINGOVERNETIZENEXPLOISION
0 notes