IDOLiSH7 7th Anniversary Story - Chapter 2: Cosplay Stamp Rally [INDO TL]
Chapter 3 | Navigasi Cerita
Staff: Terima kasih atas kerja samanya!
Minami: Terima kasih kembali.
Torao: …
Minami: Ada apa, Mido-san? …Itu memo apa?
Torao: Nomor kontak model yang tadi jadi rekan kerjaku.
Minami: Ah, begitu. Bagus, deh.
Torao: …
Minami: Tumben kau memasang wajah murung, bukankah biasanya kau akan bilang “Ya, gitu lah”?
Torao: Dulu, aku pikir jadi cowok terkenal tuh susah tapi setelah dipikir-pikir lagi, sekarang aku malah meragukan hal tersebut.
Minami: Kenapa?
Torao: Contohnya kejadian yang barusan terjadi padaku. Bukankah kesannya mudah-mudah saja?
Minami: Iya juga.
Torao: Kalau misalnya memang pengen kontak-kontakkan, ‘kan bisa tanya ke orangnya langsung mengenai kontaknya.
Torao: Touma nih sering dapat gini-ginian. Tapi, sayangnya, ini hanya sekedar untuk kontak bisnis saja baginya.
Minami: Inumaru-san, kau masih terlalu bodoh untuk menjadi seorang artis.
Torao: Pinter, kek.
Minami: Padahal dia udah lama jadi artis, mana udah pernah join grup band sebelum sama kita bahkan sampai muncul di Black or White dua kali.
Torao: Kalau kau bagaimana, Minami? Apa kau pernah diberikan nomor kontak dari seseorang yang jarang berbicara denganmu?
Minami: Pernah sih beberapa kali saat aku sekolah di luar negeri. Tapi, sekarang-sekarang ini belum pernah lagi.
Torao: Sudah kuduga… Soalnya, sekarang-sekarang ini kau lebih memiliki aura yang sulit untuk didekati. Kalau aku baru bertemu denganmu sekarang ini, aku akan langsung menyerah untuk lebih mengenalmu.
Minami: Syukurlah aku sudah dewasa sekarang.
Momo: Ah, ada Minami dan Torao! Oii!
Yuki: Pagi.
Minami: Ah, Re:vale-san. Selamat pagi.
Torao: Selamat pagi.
Momo: Kenapa wajah kalian serius sekali? Sedang deep talk?
Minami: Kami sedang mengukur seberapa sulit kami untuk didekati.
Minami: Momo-san, apa pernah ada orang yang memberikan kontak mereka padamu secara tiba-tiba?
Momo: Tiba-tiba? Sepertinya tidak. Sebelum bertukar kontak, aku akan memastikan bahwa kita sudah berkenalan dan berbincang-bincang dengan benar terlebih dahulu.
Minami: Kalau Yuki-san?
Yuki: Sering.
Torao: Aa…
Yuki: Hm? Maksudnya “Aa…”?
Torao: Sudah kudu… ga.
Yuki: Maksudnya “sudah kuduga”?
Momo: Darling, jangan diam-diam nyerang Momo-chan gitu, dong! Aku iri, tahu~
Yuki: Fufu. Jadi cowok terkenal itu susah, ya.
Torao: Aa…
Yuki: Stop sebut “Aa…” plis.
Suara notifikasi ponsel terdengar.
Yuki: A re? Tumben banget Shizuo-san ngechat.
Momo: Chiba Shizuo-san?
Yuki: Un. “Maaf tiba-tiba, tapi mau gak jalan bareng?”
Yuki: Enggak, lah. Lagian ngapain?
Suara notifikasi ponsel terdengar lagi.
Minami: Ah… Aku juga dichat olehnya.
Torao: Beliau bilang apa?
Minami: “Maaf tiba-tiba, tapi mau gak main golf bareng di luar negeri?”
Yuki: Apa kau sering jalan bareng Shizuo-san?
Minami: Enggak, ini baru pertama kali diajak.
Momo: Apa jangan-jangan kalian kena spam atau yang semacamnya?
Minami: Tapi, kok konteksnya rada beda, ya?
Torao: Apa mungkin beliau kesepian? Karena kelihatannya, beliau rela membuang uangnya untuk menghilangkan kesedihannya.
Momo: Orkay memang beda, ya! Sampai bisa mengerti perasaan para orkay-orkay lainnya!
Yuki: Setahuku, Shizuo-san bukan orang yang boros, deh. Mari kita posthink…
Yuki: Mungkin ada sesuatu kali, ya?
Minami: Apa lagi ribut sama Nikaido-san, ya?
Yuki: Bisa jadi. Soalnya sejak beliau dengar Yamato-kun akan mengambil peran di Mikadzuki oukami, atmosfer di sekitar mereka malah berubah jadi tegang.
Minami: Karena beliau sedang ribut dengan Nikaido-san jadi beliau ingin menghabiskan waktu dengan kita yang umurnya dekat-dekat dengan anaknya untuk memulihkan patah hatinya kali, ya?
Yuki: Ah, bisa jadi. Karena ini ngerepotin, mari kita forward rabbitchat ini ke Yamato-kun.
Momo: Tunggu, tunggu! Nanti kau malah memperburuk keadaan! Meskipun kita juga belum tahu mereka itu benar-benar ribut atau tidak.
Yuki: Yaudah, coba kita tanyakan pada beliau, apa benar beliau sedang ribut dengan Yamato-kun?
Suara notifikasi ponsel terdengar.
Yuki: Emang lagi ribut katanya.
Torao: Chiba-san yang terkenal itu jujur sekali orangnya…
Momo: Etto, iya juga! Kenapa kau tidak mengajaknya ke festival sekolah Nanahoshi?
Yuki: Aa, iya juga. IDOLiSH7 nampil di sana juga, ‘kan ya?
Minami: Kalian bakal ke festival itu?
Momo: Yo-yoi! Lagian, itu sekolah entertainment jadi tidak masalah untuk para artis ke sana!
Momo: Chiba-san mungkin tidak keberatan untuk datang. Ditambah, bukankah bagus bila ia dapat berbaikan dengan Yamato di sana?
Yuki: Kau baik banget, Momo. Aku malah sering kesal dengan Shizuo-san yang seperti ini.
Momo: Ini bukan demi Shizuo-san melainkan untuk Yamato. Aku tidak dapat membiarkannya begitu saja karena ia memiliki sikap yang mengkhawatirkan yang mirip denganku.
Yuki: Hee.
Minami: Kami juga berencana untuk datang ke Festival Sekolah Nanahoshi.
Torao: Soalnya Haruka sekolah di sana.
Momo: Aa, gitu, ya! Dia, Iori dan Tamaki itu Trio Highschool, ‘kan?! Manisnyaa!
Minami: Meski Isumi-san minta kita untuk tidak datang, sih.
Yuki: Kenawhy?
Torao: Karena kayaknya ia dipaksa teman-teman sekelasnya untuk melakukan sesuatu yang memalukan.
Momo: Kalau gitu berarti Iori dan Tamaki juga kena?
Yuki: Apa mereka diminta untuk berpakaian seperti perempuan?
Minami: Kayaknya, sekarang-sekarang ini, berpakaian seperti perempuan bukan lagi sesuatu yang memalukan, deh.
Torao: Dia malu-malu gitu lucunya malah terlihat cool, ya.
Momo: Pasti mereka akan terlihat imut sekali! Aku menantikannya~!
—
Haruka: Permisi.
Touma: Permisi.
Aya: Selamat datang, Haru-chan! Sensei!
Touma: Jangan panggil sensei, dong… Aku tuh orang biasa banget banget banget nget nget nget.
Aya: Soalnya, kata Haru-chan kau itu spesialisnya okonomiyaki!
Haruka: Acchan ingin kau mengajarinya memasak okonomiyaki.
Touma: Aku tidak masalah mengajarimu tapi serius, duarius, seserius-seriusnya aku bukan spesialis.
Touma: Cuman kayak, “Aah, okonomiyaki rumahan tampilannya kayak gini, toh.”
Aya: Tidak apa-apa! Aku akan berjuang untuk mengingat resepnya, jadi, mohon ajarkan aku!
Haruka: Kujo ingin okonomiyaki yang pakai mie, seperti yang terakhir ini kau buatkan untukku, Touma.
Touma: Keluargaku suka okonomiyaki yang pakai mie Chinese. Kalau neneknya Haru tidak suka, ‘kan ya?
Aya: Aku ingin membuat soba Chinese dengan okonomiyaki dan telur goreng di atasnya!
Haruka: Kebanyakkan. Apa iya Kujo kuat makannya?
Aya: Beliau yang minta dan katanya makanan seperti itu imut.
Haruka: Imut…?
Aya: Beliau bahkan membeli ganci bentuk okonomiyaki saat perjalanan bisnis tempo hari… Ini dia gancinya!
Haruka: Bener-bener, deh… Harusnya dia beli lebih banyak lagi souvenir imut untuk perempuan kayak gini.
Aya: Manis sekali!
Haruka: Iya kah?
Touma: Telur goreng yang imut, ya…? Maa, kita coba bikin dulu, yuk.
Aya: Waa--! Terima kasih banyak! Aku juga ingin membuat sausnya sendiri! Jadi, kita gak perlu buat…
Haruka: Tunggu, tunggu, tunggu…! Dalam okonomiyaki, saus-nya ‘kan bagian terpentingnya!
Aya: Aku juga ingin menunjukkan sesuatu yang original!
Haruka: Kita harus mempersiapkan sausnya dengan benar! …Btw, dia ada di sini?
Aya: Ada, kok. Mau kupanggil?
Haruka: Aa, jangan…!
Aya: Tenn-oni-chaaan!
Suara pintu terbuka.
Tenn: Met datang.
Haruka: Aa… Maaf mengganggu.
Touma: Maaf mengganggu. Kelihatannya, adikmu sangat peduli pada Haru kami.
Tenn: Senang melihat kalian akrab.
Touma: Kau mau makan tidak, Kujo-san?
Tenn: Boleh, sedikit. Kau jago masak okonomiyaki, ‘kan?
Touma: Gak juga. Aku hanya sering membuatnya jadi setidaknya rasanya tidak buruk-buruk banget.
Tenn: Aku menantikannya. Lalu… Kelihatannya, kau juga cukup peduli dengan Riku, ya.
Touma: Aku tidak ngapa-ngapain. Hanya saja, ia orang baik jadi aku tidak mungkin meninggalkannya sendiri.
Tenn: Inumaru Touma sendiri juga orang baik, kok. Aku sering mendengarnya dari Riku. Terima kasih.
Touma: Ahaha. Hentikan. Kau tidak perlu berterima kasih padaku.
Haruka: Bentar, bentar.
Touma: Kenapa, Haru?
Haruka: Kenapa kau tiba-tiba akrab dengan Kujo?
Touma: Habisnya, ‘kan, doi kakaknya Riku…
Tenn: Habisnya, doi peduli sama Riku…
Haruka: Ih, ‘kan kau lebih ada hubungannya denganku! Kenapa kau malah dingin padaku sedangkan dengan Touma kau malah ramah?!
Tenn: Aku tidak dingin padamu, kok.
Touma: Tahu gak, sih, Haru itu menganggapmu spesial.
Haruka: HAAAA?! Enggak mungkin, lah…!
Tenn: Tidak mungkin. Aku tahu kau tidak menyukaiku, mengingat apa yang telah Kujo lakukan padamu.
Haruka: …
Tenn: Tenang saja. Aya, kalau butuh apa-apa bilang, ya.
Aya: Trims, Tenn-oni-chan!
Haruka: …Bukan berarti… Aku tidak menyukainya…
Touma: Haru?
Haruka: Uun. Gak ada apa-apa, kok. Acchan, ada yang bisa kubantu?
Aya: Tolong ambilkan pemanggang, ya.
Haruka: Oke.
Touma: Aku bantu motong kol, ya? Aku akan mencuci tanganku dulu, kok.
Aya: Ah, sabun cuci tangannya ada di sana, ya! Ngomong-ngomong, kudengar Haru-chan dan yang lain akan ada festival sekolah, ya?
Haruka: Acchan tahu?
Aya: Tsunashi-san mendapatkan undangan untuk datang dari Tamaki-oni-chan. Aku juga dapat, loh.
Haruka: Acchan mau datang?! Mending gak usah!
Aya: Kenapa?!
Touma: Haru selalu nyuruh orang-orang untuk tidak datang.
Haruka: Memalukan, tahu! Lagian, kita bukan grup yang seperti itu, ‘kan?
Toma: Bukannya kita sudah mulai terbiasa dengan itu belakangan ini? Aku bahkan sudah berjanji pada nenekmu untuk mengirimkan foto dirimu di festival nanti.
Haruka: Foto?! Jangan, dong…
Aya: Kau akan melakukan apa di festival sekolah nanti, Haru-chan?
Haruka: …Cosplay Stamp Rally
Aya & Toma: Cosplay Stamp Rally?
Haruka: Pengunjung akan mencari yang cosplay dan mendapatkan stamp dari mereka. Pengunjung yang berhasil mengumpulkan 10 stamp akan mendapatkan souvenir.
Touma: Kedengarannya seru. Kau akan cosplay apa nanti?
Haruka: Kepo. Aku takkan memberitahumu.
Touma: Ya, terus kalau tidak tahu kita gak bisa dapat stampnya, dong?
Haruka: Lagian kalian gak butuh souvenir, ‘kan?! Kalau kalian datang, aku akan kabur!
Aya: Memangnya kau akan cosplay apa, sih? Hingga kau merasa begitu malu seperti itu.
Touma: Bunny girl.
Aya: Om-om mabuk?
Haruka: Bukan.
Touma: Tuan besar?
Aya: Pakaian yang super ketat?
Haruka: Bukan.
Touma: Pokoknya sesuatu yang memalukan, ya? Kalau diibaratkan seperti member ZOOL, seperti siapa?
Haruka: Touma.
Touma: Aku? Memangnya aku seburuk itu?
Aya: Toma-san tidak buruk, kok.
Touma: Benarkah? Tapi mataku terlihat buruk.
Aya: Kau itu orang baik! Bahkan kau pandai mengiris sayuran!
Touma: Manisnya… Mau dong adik perempuan kayak gini.
Haruka: Haa… Festival sekolah itu… Benar-benar hal buruk…
—
Tsukumo: …
Tsukumo: …Sekarang semuanya sudah bersih, ya. Laci dan mejanya sudah pada kosong.
Tsukumo: Dunia yang penuh keributan itu terlihat seru. Tapi, yaudahlah, sisanya aku serahkan pada…
Tsukumo: …A re, ini…
Tsukumo: Dokumen mengenai Riku dan Kujo Tenn dari TRIGGER itu kembar.
Tsukumo: Kalau ini disebarluaskan ke publik pasti nanti bakal heboh.
Tsukumo: Fun… Berakhir sudah. Ayo kita selesaikan. Shredder…
Tsukumo: …Apa, nih…? Si Shiro itu bahkan sudah menyapu bersih si shredder? Harus kuapakan ini, ya?
Tsukumo: Kalau ini dibuang begitu saja bakal sayang nantinya, harus dibuang dengan cara yang benar.
Tsukumo: Buat jaga-jaga, apa mending aku bakar saja? Senangnya, dapat berbuat baik sesekali.
Tsukumo: Tapi, lebih baik bakar dimana, ya? Hmmm…
Tsukumo: Ah, di kuil aja gak, sih? ‘Kan ada yang buat bakar-bakaran, tuh. Jaa, liburan besok kalo aku niat…
Tsukumo: …Kita jalan-jalan bareng dokumen mengenai rahasia kelahiran Riku dan Kujo Tenn.
—
[TL Note: kalimat di dalam "<>" itu berarti mereka aslinya berbicara dalam bahasa Northmarea, ya, tapi dari IDOLiSH7-nya sendiri langsung menerjemahkannya ke bahasa Jepang mengingat aslinya, bahasa Northmarea itu tidak ada di dunia ini.]
Seth: <Pekerjaanku hari ini sudah selesai semua. Kira-kira, sekarang Nagi sedang apa, ya?>
Seth: <Tempo hari, saat kutelepon, ia bilang ia sedang meratapi musim panas di Jepang.>
Seth: <Sulit untukku mengantarkan angin Northmarea ke sana meski sudah dibungkus oleh pita sekalipun.>
Throvald: <Yang Mulia Seth.>
Seth: <Thorvald, kah? Ada apa?>
Thorvald: <Aku menerima ini dari pihak Hotel Mido.>
Seth: <Apa ini? Surat? Siapa yang menuliskannya?>
Thorvald: <Sakura Haruki.>
Seth: <Pianis Jepang yang sudah meninggal itu? Ia menuliskannya untuk siapa?>
Thorvald: <Untuk Nagi-sama. Mungkin Yang Mulia sudah melupakan ini…>
Thorvald: <Yang Mulia pernah memintaku untuk membuang surat tersebut saat ada orang dari pihak Hotel Mido yang dititipkan surat dari Sakura Haruki ini mengontak keluarga kerajaan.>
Seth: <…>
Thorvald: <Namun, aku tidak tega membuangnya jadi aku simpan terus hingga saat ini.>
Seth: <Sakura Haruki menuliskan ini untuk Nagi, saat ia masih dirawat di hotel tersebut, kah?>
Thorvald: <Benar. Aku berencana untuk mengirimkannya pada Yang Mulia Nagi tapi...>
Throvald: <…Aku takut Yang Mulia Nagi marah jika ia tahu bahwa surat ini hampir dibakar tanpa sepengetahuannya.>
Throvald: <Mungkin bisa saja aku merusak ikatan antara dua insan yang telah bersatu mengabaikan perbedaan mereka secara fatal.>
Seth: <…… Kau baca suratnya gak?>
Thorvald: <Belum. Jika ada jejak bahwa surat ini sudah pernah dibuka, Yang Mulia Nagi pasti akan langsung menyadarinya.>
Seth: <Sakura Haruki pernah kujadikan tawanan. Jika isi surat ini ternyata mengenai keluhan dan kesedihannya, aku yakin, Nagi tidak akan memercayaiku lagi.>
Throvald: <Benar.>
Seth: <Aku harus menjaga hubunganku dengannya, demi kebaikkan Northmare juga.>
Seth: <Mending anggap aku tidak pernah melihat surat itu dan segera mengirimkannya.>
Throvald: <…Yang Mulia Seth…>
Seth: <Jangan menatapku dengan mata yang seperti itu! Aku tahu apa maksudmu! Tapi, Nagi nanti bakal marah, ‘kan?>
Seth: <Kalau aku sembarangan saja dalam mengambil keputusan, jadinya malah memperburuk keadaan. Mendingan, kita kubur saja semuanya di dalam kegelapan.>
Seth: <Anggap, aku tidak pernah melihat suratnya.>
Throvald: <…. Baiklah.>
Seth: <Kenapa kau tidak menghentikanku?>
Throvald: <Bagiku, kekuasaan dan kedamaian Kerajaan Northmarea adalah yang terpenting.>
Throvald: <Aku tidak ada niatan untuk membuat hubungan kalian kembali menjadi seperti dahulu, demi menghargai kehormatan pria yang meninggal itu.>
Throvald: <Jika Yang Mulia memintaku untuk mengirimkannya maka aku akan melakukannya. Aku akan melakukan apapun sesuai dengan kehendak Yang Mulia.>
Seth: <…>
Throvald: <Kalau begitu, saya permisi.>
Seth: <Tunggu! …Lupakan perkataanku tadi. Kita kirimkan ke Nagi.>
Throvald: <Yang Mulia Seth… Itu merupakan keputusan yang berani, adil dan indah. Sungguh, kau kebanggaan Northmarea.>
Seth: <Tapi, aku punya permintaan untukmu. Aku ingin mengantarkan surat ini langsung pada Nagi.>
Seth: <Mungkin aku akan membuat Nagi bingung dan marah. Tapi, sebelum semuanya terlambat… Aku ingin meminta maaf padanya secara langsung.>
Throvald: <Ide bagus. Aku sampai kehabisan kata-kata.>
Throvald: <Kalau begitu, aku akan menyimpan surat ini hingga Yang Mulia Nagi kembali dari Jepang…>
Seth: <Jangan, takutnya surat ini berisi tentang sesuatu yang bersifat darurat.>
Seth: <Semakin lama aku mengirimkannya, aku akan semakin dibenci olehnya. Aku akan mengirimkannya secepat mungkin.>
Throvald: <Jangan-jangan… Kau berencana untuk pergi ke Jepang? Kapan?>
Seth: <Pas akhir pekan.>
Throvald: <Kita tidak ada waktu untuk itu!>
Seth: <Aturlah.>
Throvald: <Ap… Bisa gak, ya? Baiklah. Saya akan segera mengaturnya.>
Seth: <Ya.>
Suara pintu ditutup terdengar.
Seth: <Nagi… Aku takut kau akan memarahiku tapi setidaknya, karena surat ini, aku dapat menemuimu setelah sekian lama.>
Seth: <Bagaimana kabarmu…?>
To be continued...
Hwaaaa, yokatta bisa post lebih cepat dari yang dijanjikann!! :")
4 notes
·
View notes