Tumgik
#penerang
Text
Tumblr media
0 notes
beritarayaidn · 2 years
Text
Warga Mengeluh Kepada Wakil Walikota Soal Kinerja, Dishub Tangsel Gerak Cepat Lakukan Perbaikan di Pamulang
Warga Mengeluh Kepada Wakil Walikota Soal Kinerja, Dishub Tangsel Gerak Cepat Lakukan Perbaikan di Pamulang
Beritaraya.id, Tangerang Selatan – Dinas Perhubungan Kota Tangerang Selatan (Tangsel) telah memperbaiki Penerang Jalan Umum (PJU) pada Jalan Benda Barat 12 Kecamatan Pamulang yang sebelumnya sempat dikeluhkan oleh warga saat ingin melakukan laporan soal kinerja Dinas bersangkutan di Kantor Balai Kota Tangsel. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Bidang Penerang Jalan Umum (PJU) pada Dinas…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
yunusaziz · 1 month
Text
Tumblr media
Berbincang dengan orang tua pun ada seninya✨
Kemarin saya menghubungi Umi. Saya sampaikan pesan di atas. Terlihat birokratis? Memang haha. Tetapi dengan cara itu malam ini saya berhasil ‘menyita’ waktu Umi barang 1-2 jam untuk mengobrolkan perihal masa depan. Berdua.
Hal yang sama juga berlaku ke Abi, di tengah begitu padatnya aktivitas beliau, mencari waktu ‘intim’ untuk berdiskusi butuh membuat janji terlebih dahulu. Jauh-jauh hari.
Makanya dulu ada yang bertanya, "Kok bisa sih mas dekat dengan ortu? Atau tanya kiat meemulai ngonrol sama ortu?"
Saya ketawa aja kalau ingat dulu haha. Ya aslinya nggak dekat-dekat juga dulu, apalagi ketika Abi masih diamanahi jadi ‘wakil rakyat’, habis waktunya buat urusan umat. Dari pagi menuju pagi lagi, sampai kesal :)
Saya selalu meyakini bahwa segala sesuatu memiliki seni dalam upaya memperoleh hasil terbaik. Lebih-lebih aktivitas yang melibatkan orang lain seperti berkomunikasi. Butuh trik yang perlu dicermati, agar hasil optimal bisa didapati.
Apa yang saya lakukan di atas, tentu saja tidak sebatas ‘supaya ketemu’ saja, melainkan saya ingin Umi mempersiapkan diri sebaik mungkin. Nggak selalu gitu juga sebenernya, hanya kalau ingin deep-talk ajaa. Sepertinya umi juga mulai notice misal saya chat demikian, pikir beliau “Anak lanang (laki-laki) kayaknya lagi butuh nasihat nih.” responnya—hahaha😂☝🏻
Ya intinya begitulah. Apa poin dari tulisan ini?
Sebagai anak tentu saja kita mendambakan peranan orang tua yang mampu menjadi penerang di tengah kegelapan yang sedang kita alami. Nasihatnya, afeksinya, semuanya, adalah apa yang kita butuhkan ketika dalam keadaan yang sedang tidak baik-baik saja itu.
Hanya saja, mungkin tidak semua orang ‘beruntung’ memiliki orang tua, atau keluarga yang memiliki iklim sehat dalam hal komunikasi itu. Saya pun beberapa tahun yang lalu mengalami juga kok. Solusinya yaa hanya butuh kesabaran, ekstra tenaga untuk terus memulai, menginisiasi, sembari mencari celah untuk memjumpai trik jitunya.
Semua butuh proses. Sabar yaa… Jangan menilai orang tua kita dengan hal yang kurang baik hanya karena mereka dari sudut pandang kita ‘gagal’ dalam urusan menjadi orang tua seutuhnya. Setidaknya pada kesoktahuan kita ini^^
Anyway, mohon doa terbaik dari teman-teman untuk Abi saya.. terima kasih🙏🏻
119 notes · View notes
kaktus-tajam · 5 months
Text
Baca linimasa akhir-akhir ini aku teringat seorang Ibu bidan yang enggan keluar di jam kerja untuk sekadar ‘cari hiburan’ dan makan-makan.
Kok ga ikutan pergi, Bu?
Wah dok, saya ngga enak hati, rasanya jadi korupsi waktu. Saya di poli aja nyicil kerjaan lain.
Sebagai ASN beliau sehati-hati itu dalam menggunakan jam kerjanya. MasyaAllah menampar aku sekali.
Aku membatin: Masih ada ya model orang-orang berintegritas demikian, di saat arus sekitarnya mungkin berbuat sebaliknya.
Allah seakan mengingatkan aku kisah ini..
Suatu ketika, khalifah kaum Muslimin di zaman itu harus menyelesaikan tugas di ruang kerjanya hingga larut malam. Tiba-tiba, putranya mengetuk pintu ruangan dan meminta izin masuk. Ia pun mempersilakannya untuk mendekat.
“Ada apa putraku datang ke sini? Apa untuk urusan keluarga kita atau negara?”
“Urusan keluarga, Ayah”
Kontan saja sang pemimpin meniup lampu penerang di atas mejanya, sehingga seisi ruangan gelap gulita.
“Mengapa Ayah melakukan ini?” tanya putranya itu keheranan.
“Anakku, lampu itu ayah pakai untuk bekerja sebagai pejabat negara. Minta untuk menghidupkan lampu itu dibeli dengan uang negara, sedangkan engkau datang ke sini akan membahas urusan keluarga kita,” ujarnya.
Siapa beliau? Beliau adalah khalifah Umar bin Abdul Aziz.
Ya Allah karuniakan pemimpin amanah dan adil untuk ummat ini.
Dan untuk ibu bidan.. terima kasih. Semoga Allah jaga ya Bu, semoga istiqamah. Sehat-sehat sekeluarga. Aamiin.
-h.a.
128 notes · View notes
arumpuspa29 · 5 months
Text
Aku kepada Diriku.
Perjalanan menuju dewasa mengantarkan kita pada hal-hal yang seringnya diluar kendali kita sebagai manusia. Ada hal-hal yang memang tidak bisa ditanggung oleh terbatasnya kapasitas kita sebagai manusia, dan bagiku itu adalah proses belajar yang berharga. Sebagai orang (yang sedang menuju) dewasa, semua pahit getirnya mau tak mau harus kita hadapi. Karena dengan melalui itu semua, kita jadi lebih paham makna berjuang dan berusaha. Meskipun di tengah-tengahnya, lebih sering kecewa yang dirasa.
Seiring dengan bertambahnya penolakan dan kegagalan yang kita alami, kita jadi lebih menghargai setiap kerja keras yang kita lakukan. Lebih menghayati doa-doa yang kita panjatkan. Karena kita tahu, yang bisa kita kejar hanya ikhtiar, serta tengadah tangan sepenuh doa dan sepanjang sabar. Dan nanti ketika Tuhan pemilik semesta mengabulkan apa yang kita butuhkan, kita tak akan lupa mengeja syukur dengan sebaik-baik cara yang kita mampu kerjakan, serta mengasah ikhlas pada segala pinta yang dijawab penundaan atau dengan penggantian yang lebih indah.
Tenang.. yang jadi punyamu akan tetap menujumu kok. Jangan terlalu banyak risau dan galau pada hal-hal yang tak mampu kau jangkau, ya? Ingat-ingat jua bahwa segala apapun yang melewatimu, itu artinya memang tak tertulis pada bukumu. Dengan begitu, hatimu akan lebih ringan untuk terus berjalan, dan lebih mudah melangkah menuju suatu tempat yang orang-orang bijak sebut dengan masa depan.
Kalau nanti kau lihat manusia-manusia baik selainmu sudah lebih jauh memacu kayuh, percayalah bahwa mereka juga berupaya dengan sungguh. Bukan karena waktu bergulir secara tak sama bagimu dan mereka, tapi karena memang kau dan mereka berbeda jalur yang ditempuh. Tugasmu, cukup menyeka peluh, lantas terus melaju menggiring roda-roda doamu tanpa jenuh.
Jangan lengah, jangan sepintaspun terbesit kata menyerah. Di suatu tempat di bentang bumi yang luas ini, akan selalu ada pemilik teduh yang menyambutmu pulang ke tempat bernama rumah. Dengan hangat peluk dan senyum merekah, serta binar mata yang berkilauan cerah. Yang akan selalu menerimamu, entah sepelik dan segelap apapun badai yang menerpamu dari satu-dua penjuru arah.
Dan aku ingin mengingatkan barang sekali-dua kali lagi, bahwa kamu pun sama baiknya dengan mereka. Entah di ladang kebaikan yang manapun, entah di taman-taman dakwah yang manapun, atau bahkan dari kebaikan sesederhana apapun yang mampu melengkungkan senyuman-senyuman meneduhkan milik siapapun, aku percaya kamu akan temukan satu yang akan jadi jalan penerang dan penenang kesukaanmu. Dan kamu bisa menimba ilmu dari situ.
So, jangan dulu lelah dididik Allah ya, Rum. You know that Allah knows what's best for you :))
Hamasah!
(Rabu, 31 Januari 2024, 17:28. Ujung kisah penutup di Januari, kamar kos, mendung dan suara guntur sebelum maghrib)
7 notes · View notes
diksifaa · 11 months
Text
Penawar (As-Syifa)
Bila hatiku terluka oleh satu perkara. Sang Pemilik Hati memberi banyak penawar tak terkira
Bila hatiku resah gelisah tiada penerang. Sang Maha Besar menghadiahi sejuta bahagia tak terbilang
Lalu bagaimana bisa aku meragu ? Bagaimana bisa merasa kurang tak menentu ? Sedangkan Rabb melimpahkan cinta kasih pada hambaNya selalu
Penawar dari segala penawar yakni MencintaiNya tanpa keluh
~ Syifa Khairunnisa
17 notes · View notes
nurazisramadhan · 3 months
Text
Surat Cinta Untuk Ayah Ibu
Tumblr media
Teruntuk kedua sosok paling berjasa dalam hidupku
Terima kasih banyak ya, Ayah Ibu, atas segala limpahan kasih tanpa pamrih yang telah diberi. Yang membuat diriku mampu untuk tegar dan bertahan hingga hari ini.Barangkali jika tanpa secuil kasih sayang kalian, aku bahkan tak sanggup untuk melewati hari.
Terima kasih banyak ya, Ayah Ibu, untuk seluruh pengorbanan & perjuangan yang tulus dilakukan. Yang telah turut berjuang sejak dua puluh enam tahun lalu sejak pertama kali aku melihat dunia. Barangkali jika tanpa pengorbanan yang diberi, akan ada begitu banyak kesulitan yang diterima dalam menjalani kehidupan.
Terima kasih banyak ya, Ayah Ibu, sebab banyaknya do'a yang tak pernah putus diucapkan dari lisannya. Yang pada akhirnya menjadi limpahan kebaikan untuk segala urusan untuk anak-anaknya. Barangkali, tanpa untaian do'a dari kalian tak pernah terbayangkan bagaimana akan menghadapi rumitnya dunia.
Terima kasih banyak ya, Ayah Ibu atas segala kebaikan dan teladan yang telah diikhtiarkan. Yang telah menjadi penerang dalam riuh dan gelapnya banyak hal di dunia ini. Yang menjadi panutan dan peta untuk kami mampu menjadi sebaik baik manusia. Barangkali tanpa segala teladan dan kebaikan kalian, kami mungkin akan tersesat dan tak tahu arah.
Terima kasih banyak ya, Ayah Ibu, karena telah menjadi sebaik-baik orang tua yang pernah ada. Yang meskipun tak sempurna namun tetap berusaha memberi banyak sekali kebaikan. Yang meskipun penuh kurangnya namun selalu disempurnakan lewat kehangatan tutur kata. Sungguh, kelak ketika menjadi orang tua, akan kutularkan dan kutanamkan berbagai nilai baik yang pernah kalian ajarkan kepada kami.
Teruntuk kedua sosok yang paling hebat dalam hidupku
Mohon maaf ya, Ayah Ibu, jika masih begitu banyak salah dan khilaf yang pernah menyakiti hati, entah terimplementasi dalam perkataan, perbuatan maupun tingkah laku. Meski kami pun tahu bahwa pintu maaf dari kalian telah terbuka lebar bahkan setelah sekian detik ketika salah dan khilaf yang kami lakukan.
Mohon maaf ya, Ayah Ibu, jika hingga saat ini kami belum menjadi apa-apa. Belum mampu menjadi sosok yang memberikan kebahagiaan paripurna. Namun, ketahuilah bahwa setiap detik perjuangan yang kami jalani sekarang adalah jalan untuk menjadi pribadi terbaik demi membanggakan kalian.
Mohon maaf ya, Ayah Ibu, jika selama ini masih banyak harapan dan mimpi yang belum bisa kami realisasikan. Semoga melalui untaian do'a kalian, segala harapan dan mimpi tadi bisa segera diwujudkan.
Mohon maaf ya, Ayah Ibu, sebab sering kali tak memiliki waktu dan tak pernah ada tiap kali kalian mengalami sakit atau dalam keadaan sulit. Semoga ke depan Allah berikan waktu dan kesempatan lebih untuk dapat menemani kalian di usia senja.
Mohon maaf, Ayah Ibu, jika pada akhirnya belum mampu menjadi sebaik-baik buah hati yang selalu membanggakan dan menyenangkan. Semoga ayah dan ibu masih diberi kelapangan hati untuk mau senantiasa membantu berproses menjadi sosok anak yang mampu berbakti.
Teruntuk kedua sosok yang paling baik dalam hidupku
Semoga Allah selalu mudahkan urusan Ayah dan Ibu baik dalam urusan dunia maupun akhiratnya. Khususnya dalam perihal ibadah dan hal-hal untuk meraih rahmat-Nya,
Semoga Allah kabulkan segala impian Ayah Ibu yang selama ini belum terkabulkan. Kalau memang tak kunjung dikabulkan di dunia, semoga Allah perkenankan untuk mengabulkannya di hari akhir-Nya.
Semoga Allah kelak memberikan rida untuk Ayah dan Ibu mampu masuk ke dalam surga-Nya, tersebab berbagai kebajikan dan kebaikan yang telah kalian amalkan selama hidup di dunia.
Semoga Allah selalu berikan kesehatan, kebaikan, dan keberkahan untuk ayah dan ibu. Dan semoga kelak Allah perkenankan keluarga kita berkumpul kembali di surga-Nya. Insya Allah.
Allahumma firlii wa liwaa lidhayya warham humaa kamaa rabbayaa nii shaghiraa.
Aamiin ya Mujibassailin
Medan, 29 Maret 2024
*Ditulis dengan perasaan yang campur aduk dan mata yang berkaca-kaca
6 notes · View notes
suratcinta · 10 months
Text
Aditya
Aku pikir kamu terbuat dari cahaya; seperti malaikat. Kerja-kerja yang kamu lakukan selalu berkaitan dengan cahaya: fotografi dan pencahayaan pada instalasi pameran.
Aku kadang berpikir, barangkali kamu suka membagikan korek api atau kadang menjadi panitia penerbitan matahari. Kamu suka sekali dengan peristiwa matahari terbit. Kamu juga pernah mengajariku bagaimana menghadapi gemuruh petir setelah kilat menyambar.
Kamu datang begitu lembutnya seperti lilin kecil. Tidak pernah dalam gelombang yang besar, yang dapat menyilaukan mata, yang kemudian membuatku selalu waspada.
Kamu pernah berkata padaku ketika kedukaan datang tiap malam, "Kalau malam adalah manusia, barangkali akan aku bunuh ia. Atau setidaknya, kudatangi ia. Kutanya apa maksudnya membuatmu selalu menangis ketika kalian berjumpa."
Pada hari-hariku yang selalu gelap, kamu seperti penerang. Pada hari-hariku yang biru, kamu adalah oranye.
Seperti malaikat pula lah, engkau tak mudah aku rengkuh.
8 notes · View notes
riwayataksaraku · 6 months
Text
Thanks 2023!
Tahun dimana fase hidup yang luar biasa naik turun. Tapi sangat bikin bersyukur banyak-banyak atas semua yang sudah aku lewati selama satu tahun.
Semua atas kehendak Allah. Ada yang selaras dengan keinginan, meleset dikit, banyak, lebih, kurang. Bagaimanapun hasilnya, semua tidak akan sia-sia. Boleh jadi jika meleset, dalam ikhtiar perlu ditingkatkan. Boleh jadi jika selaras dengan keinginan, Allah ingin menunjukkan bahwa dalam perkara tersebut, Allah dan hambaNya sedang sepemikiran.
Tahun dimana full time menjadi budak corporate. Dengan segala tuntutan hidup di Ibukota, ekspektasi tinggi dari orang sekitar karena kerja di perusahaan yang ternama walaupun status OS, gaji gaseberapa dan murtad dari bidang keilmuan. Sejujurnya masih bingung karir ke depannya gimana. Tapi Alhamdulillah sangat bahagia karena berada di lingkungan yang sehat, atasan yang baik dan suportif. Harapannya semoga aku bisa tetep kerja dan kalau diizinkan dapet status organik atau dapet baru di Jawa Timur. Aamiin.
Tahun dimana cerita cinta sangat kompleks dan indah! Memiliki dan dimiliki oleh manusia yang super baik dan hangat. Mendampingi di segala mood dan sifat bocilku. Mewujudkan wishlist receh dan randomku. Semoga di tahun ini progress kisah cintaku bisa naik level. Tanpa halangan suatu hal apapun. Aamiin.
Tahun dimana kisah keluarga yang sangat tidak terduga. Musibah sana sini, tapi bahagianya juga banyak. Saling sayang, saling melengkapi, saling menguatkan. Tahun dimana resmi memutuskan balik ke tempat asal, karena ada tanah tapi gaboleh dijual sama sesepuh haha. Yaudah yang muda ngalah. Harapannya semoga bisa hidup damai sesuai rencana. Diberikan kesehatan dan rezeki yang cukup. Aamiin.
Dan untuk diriku sendiri. Terima kasih banyak sudah kuat. Semoga semakin menjadi penerang untuk sekitar. Hal-hal buruk dijauhkan. Dihilangkan sifat tercela yang bikin orang sakit hati. Yang paling penting, ibadahnya jangan ditinggalkan dan gak jadi sumbu pendek!
📍Ngk-Jkt, 010124
3 notes · View notes
aisyahnuraeni · 3 months
Text
Ya Allah, aku titipkan masa depanku pada-Mu. Masa depan keluargaku, rumah tanggaku. Masa depan anak dan cucuku. Engkau Sebaik-baik Perencana, Sebaik-baik Penulis Takdir, Sebaik-baik Pemberi Rahmah.
Jangan biarkan aku dan keluargaku berjuang dengan tangan-kaki kami sendiri tanpa bantuan-Mu, tuntunan-Mu, dan petunjuk-Mu.
Sesungguhnya kami lemah, tidak berdaya, dan amat membutuhkan pertolongan-Mu. Sesungguhnya kami payah dalam membuat rencana dan paling handal menciptakan bencana bagi diri kami sendiri.
Ya Allah, jangan bebankan pada kami ujian-ujian yang melebihj kapasitas kami, kekuatan kami, dan kesanggupan kami. Jadikan setiap ujian pembelajaran bagi kami, mampukan kami untuk melewati dan melaluinya dengan senantiasa berprasangka baik pada-Mu.
Jadikan al-Qur'an petunjuk kami, penyejuk hati kami, pedoman hidup kami. Jadikan al-Qur'an senantiasa di dalam hati kami, tercermin dalam perilaku kami, penerang bagi hati kami.
Kelilingi kami dengan cahaya-Mu ya Allah, dengan cahaya yang telah dibawa dan diwariskan oleh Rasul-Mu, Muhammad SAW. Jadikan kami cahaya bagi sekeliling kami, tenangkan hati orang-orang sekeliling kami dengan kehadiran kami.
Aamiin ya Rabbal alamiin.
3 notes · View notes
garamterang · 5 months
Text
KANDIL DARI EMAS MURNI, APA MAKNANYA?
Renungan Kamis, 1 Februari 2024 Nas: Keluaran 25:31-40
"Haruslah engkau membuat kandil dari emas murni; dari emas tempaan harus kandil itu dibuat, baik kakinya baik batangnya; kelopaknya — dengan tombolnya dan kembangnya — haruslah seiras dengan kandil itu. . . Dan ingatlah, bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu." - Keluaran 25:31, 40
"Bahwa kandil itu sangat penting. Kemah Suci itu tidak memiliki jendela untuk masuknya terang. Seluruh penerangan didapat dari cahaya kandil, yang menggambarkan gelapnya masa itu, sementara Sang Surya atau Sang Kebenaran belum terbit, atau bintang timur belum mengunjungi jemaat-Nya. Namun, walaupun gelapnya masa itu, Allah tidak membiarkan diri-Nya tanpa saksi, atau umat Israel tanpa petunjuk. Sebab, perintah-Nya menjadi pelita, dan hukum-Nya menjadi terang, sementara para nabi menjadi cabang-cabang kandil itu, yang memberikan terang selama berabad-abad kepada jemaat Perjanjian Lama. . . Namun, firman Allah bagaikan kandil itu, pelita yang bercahaya di tempat yang gelap (2 Ptr. 1:19), dan sungguh betapa gelapnya dunia tanpa cahaya itu. Roh Allah, dalam berbagai karunia dan anugerah-Nya, adalah ibarat tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta (Why. 4:5). Jemaat-jemaat diibaratkan seperti kandil emas, terang dunia, yang berpegang pada firman kehidupan, seperti kandil yang menyebarkan cahaya (Flp. 2:15-16). Para pelayan Tuhan adalah mereka yang menyalakan dan memelihara nyala pelita-pelita itu (ayat 37), dengan membuka Kitab Suci. Harta terang ini sekarang diletakkan di dalam bejana tanah liat (2 Kor. 4:6-7). Cabang-cabang kandil itu menyebar ke segala arah, yang menunjukkan penyebaran terang Injil ke segenap penjuru melalui pelayanan orang Kristen (Mat. 5:14-15). Ada berbagai-bagai karunia, namun Roh yang sama memberikan karunia kepada setiap orang untuk mendatangkan manfaat bagi semua orang." (MHC: Keluaran 25:31-40, Tafsiran SABDA).
Refleksi: Jadi makna dari kandil yang terbuat dari emas murni itu adalah tempat lampu penerang diletakkan. "Pelayanan mereka adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di sorga, sama seperti yang diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah: "Ingatlah," demikian firman-Nya, "bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu." (Ibr.8:5). Kandil itu merupakan konfiguratif dari Firman Allah, lampu/pelita di atasnya adalah para saksi atau pemberita Injil, yaitu jemaat Perjanjian Baru yang selalu mendasarkan semua kesaksiannya dengan Firman Allah - Alkitab sebagai sumber. Firman itu yang terus memancar dari dalam hati kita.
Doa: Tuhan Yesus, kiranya setiap kami merenungkan kebenaran Firman-Mu merasuk ke dalam relung hati kami, agar tersimpan dan memancar keluar ketika kami bersaksi memberitakan Injil Kristus. Roh Kudus selalu menghidupkan Firman itu dalam jiwa kami. Jadikan kami terang-Mu yang bersinar di tengah-tengah kegelapan dunia ini. Amin. (TWP)
2 notes · View notes
yunusaziz · 10 months
Note
Menurut mas yunus, bagaimana sikap terbaik seorang muslim terhadap ujian maupun teguran dari Allah? Kalo mas yunus sendiri bagaimana menyikapinya?
6B Sikap Terhadap Ujian
Bersyukur karena ujian adalah bentuk sayangnya Allah sama kita.
Berprasangka baik karena Allah tidak membebani yang jauh lebih berat dari yang mampu kita lalui.
Berlapang dada karena sabar dan ikhlas adalah pintu dalam menjeput keridhoan-Nya.
Berjuang (berusaha) sebagai bentuk konkret kita ridho atas apa yang diujikan pada kita.
Berdoa sebagai penguat langkah kaki kita, dan penerang jalan kita.
Berserah diri sebagai bukti dan hikmah dari adanya ujian sebagai pengingat, bahwa sejatinya kita ini lemah dan banyak kurangnya, sehingga hanya pada-Nya kita menaruh harap dan pertolongan.
37 notes · View notes
temusukma · 2 years
Text
Ketika kamu pergi menjauh, aku bertaruh bahwa kau akan kembali. Bukan sekedar datang. Tapi kau memilih untuk pulang. Menetap, dan memutuskan berhenti untuk bertualang. Namun bila tiba saatnya waktu itu seharusnya kau telah menyadari, bahwa perasaan ini tak lagi untukmu. Hati ini bukan lagi milikmu. Kau telah kehilangan penerang di dalamnya. Tubuh ini secara mandiri membersihkan dirinya dari memori menyakitkan, dari ingatan menyedihkan, apapun itu tentang dirimu. Saat aku hendak membereskan kenangan-kenangan lama, kenapa justru kau ingin kembali mengulasnya? Kau berusaha tumbuhkan kembali cinta yang tak lagi sejuk, tapi aku enggan, lalu engkau merajuk. Wahai gadis, andai kau tahu. Lelaki ini, yang perasaan dan hatinya memiliki harapan balasan cinta yang sama darimu, harus terluka oleh kamu yang sekedar ingin bermain-main duri rindu. Kau tarik ulur. Sampai kemudian ia benar-benar mundur. Mungkin juga ia menganggap bahwa dirinya telah gugur. Gagal dalam memperjuangkan kisahnya. Atau mungkin ia telah benar-benar berputus asa dari semua kisah percintaan kedepannya. Ya. Kau berhasil. Berhasil membuat lelaki ini nyaris kapok dalam memperjuangkan cinta dan citanya dahulu. Tapi dulu. Sekarang bukan lagi masanya. Dia telah bangkit menjadi sosok baru yang lebih kuat, lebih kokoh dan tahan luka.
—Temusukma
22 notes · View notes
bersuaralewatulisan · 9 months
Text
Lentera, sinar hatimu merekah, Mengalun indah, di malam yang kelam, Kalbuku terhanyut, dalam pesona yang tercipta. Dalam kegelapan malam yang menggoda, Engkau menjadi cahaya di keheningan, Merayu jiwa yang resah, dalam pelukan damai. Misteri malam pun engkau ungkap, Dalam detak jantung yang berdansa, Menyinari langkah-langkah yang ragu. Oh, lentera, penerang hati yang setia, Menyulut mimpi-mimpi di angkasa, Tetaplah bersinar, hingga fajar menjelang. #bersuaralewatulisan
3 notes · View notes
frasa-in · 2 years
Text
Tumblr media
Dear Sisters,
Abu Sa’id Al-Khudri menjenguk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam saat menjelang wafatnya, ia merasakan panasnya tubuh Rasulullah karena demam yang dialami beliau. “Wahai Rasulullah, alangkah kerasnya sakit ini.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Begitupun kami (para nabi). Cobaan dilipatkan kepada kami dan pahala juga ditingkatkan bagi kami.”
Lalu Abu Sa’id bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berat cobaannya?” Beliau menjawab, “para nabi”. Abu Sa’id bertanya lagi, “Kemudian siapa lagi wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab, “Orang-orang shalih”. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menggambarkan, apabila salah seorang di antara mereka diuji dengan kemiskinan, adalah sampai tidak punya apapun. Dan sebaliknya, bila diuji dengan kesenangan, maka diberikan segala kemewahan.” HR. Ibnu Majah.
Ujian hidup tidak hanya ketika kondisi terpuruk, tapi juga ketika berada “di atas angin”. Bagaimana Nabi Sulaiman dengan kekayaan dan kekuasaannya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan keterbatasan materinya, namun keimanan kepada Allah tetap tidak luntur.
Lalu apakah ujian kesenangan lebih mudah dari kesulitan? Kita bisa melihat pada realita yang terjadi, banyak orang tersandung dengan ujian kesenangan. Budaya flexing makin marak. Tergoda dengan gaya hidup yang serba ‘wah’, sehingga tidak lagi peduli darimana rezeki itu berasal, asal bisa mendapatkan kekayaan dengan cepat, dan bisa menunjukkan kemewahan ke semua orang. Karena harus terus tampil bergaya, maka korupsi, judi online, membuat konten tipu-tipu memiliki jet pribadi, bahkan sampai terlilit pinjol pun bakal dijalani. Sedangkan di satu sisi, Allah sudah tidak ada lagi dalam hati.
Suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada abu Dzar, “Wahai Abu Dzar, apakah menurutmu orang yang banyak hartanya itu adalah orang kaya?” Abu Dzar menjawab, “Benar ya Rasulullah.” Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya lagi, “Apakah menurutmu orang yang tidak mempunyai harta adalah orang miskin?” Abu Dzar menjawab, “Benar ya Rasulullah.”
Kemudian, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Wahai Abu Dzar, ketahuilah bahwa kekayaan dan kefakiran itu sumbernya hanya dari hati. Barangsiapa yang kaya di dalam hatinya, maka ia tidak akan dapat dicelakakan oleh apapun yang ia alami dalam hidupnya di dunia. Dan barangsiapa yang fakir hatinya, maka ia tidak dapat dijadikan kaya oleh harta apapun sepenuh dunia. Justru itulah yang akan menghancurkannya.” HR. Ibnu Hibban.
Imam Syafi’i pernah ditanya oleh seseorang, “Mana yang lebih hebat bagi seseorang, antara dikokohkan (dimenangkan) atau diberi ujian?” Lalu Imam Syafi’i menjawab, “Ia tidak dikokohkan sebelum diberi ujian.”
Hal itu kita perlukan untuk tetap menjaga cahaya keimanan kita tidak meredup. Bila cahaya keimanan menerangi jiwa, maka akan membawa ketenangan dan kedamaian dalam diri. Dan cahaya itu selalu mengikuti orang-orang shalih, sehingga orang sholih itu kemanapun selalu mencerahkan dan menjadi penerang dalam kehidupan, bukan sebaliknya.
Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam selalu berdoa, “Ya Allah jadikanlah di dalam hatiku cahaya, di dalam ucapanku cahaya. Jadikanlah pada pendengaran ku cahaya, pada penglihatanku cahaya. Jadikanlah dari belakangku cahaya, dan dari depanku cahaya. Jadikanlah dari atasku cahaya, dan dari bawahku cahaya. Ya Allah berikanlah kepadaku cahaya, dan jadikanlah aku cahaya.” HR. Muslim dan Abu Dawud.
Frasa: Perempuan, Ilmu, dan Rasa
12 notes · View notes
kurniaindaah · 11 months
Text
Lampu
Sebuah teknologi yang saat ini sangat dibutuhkan di semua kalangan.
Beberapa waktu lalu, mendapat sebuah pertanyaan dari salah satu interviewer "apa sih lampu menurut kamu?"
Lalu hal itu mengingatkanku pada satu kalimat "If you can't find the light, be the light then."
Menurutku, lampu itu adalah suatu hal yang terang. Jika diibaratkan pada hidup, Tuhan memberikan makna hidup ini memang seperti lampu. Jika memaknai dengan baik maka bagaimana cara menerangi orang sekitar. Menerangi membawa makna bagaimana kebermanfaatan kita bagi orang-orang disekitarnya. Bukankah sebaik-baik manusia adalah manusia yg paling bermanfaat? Hal demikian yang kujawab.
Tak sampai situ jawabku. Menurutku, dalam hidup atau pada lampu yang kita bawa ini tak lain karena memiliki tujuan untuk orang yang memang membutuhkan sepercik cahaya untuk membawanya berjalan kembali kepada tujuan atau arah yang benar. Beberapa orang merasa gelap berjalan pada jalannya dan mengarah tak tentu. Datangnya kita sebagai lampu adalah untuk menjadikan penerang untuk jalan mereka. Sedikit banyak cahaya yang ada pada suatu gelap pasti akan menjadi hal yang mereka syukuri.
Tapi ada satu hal pada lampu yang mungkin kadang sering kita lupa. Lampu adalah energi, namun lampu memberikan panas dan silau yang membuat kita buta jika kita memandang dan menyentuhnya terlalu dekat. Terlalu banyak energi yang bersinggungan untuk menerangi justru akhirnya akan membuat nyala itu akhirnya meledak, menjadi hal yang tidak bisa lagi kita kontrol.
Maka hidup adalah tentang keseimbangan, kesinambungan, dan rasa cukup. Rasa cukup ada pada energi pada hal menerangi. Tidak menbuat lampu itu menjadi redup karena kurangnya dan tidak membuat nya meledak karena lebihnya. Jika tiga hal mampu beriringan dengan porsinya maka menurutku hal itu mampu menjadikan diri kita sebagai lampu nyala dengan baik dan bermanfaat dengan semestinya.
Dengan nyala yang baik maka hidup akan lebih mudah untuk berjalan dan belajar dengan baik pula.
3 notes · View notes