Tumgik
#pksmudamenulis
tetra-is-me · 2 years
Text
Hidupku Haram
Kenapa aku dilahirkan?
Kenapa aku dibenci?
Kenapa aku hidup?
Apakah aku benar-benar hidup?
Aku tidak tahu
Mengapa dunia tidak menerima identitasku
Dan semua orang yang serupa denganku
Mungkin aku lemah
Atau aku dibuat lemah
Atau aku dianggap lemah
Bukankah kita sama, kita setara
Lalu, kenapa aku tidak bisa seperti mereka?
Memperkosa dengan leluasa
Menindas tanpa takut tergilas
Menjatuhkan tanpa ragu runtuh
Merusak tanpa terkoyak
Aku benci bias
Aku ingin yang nyata
Aku ingin keadilan
Aku ingin hakku terpenuhi
Aku ingin hidup dengan tenang
Walau aku seorang perempuan
Aku sedang mencari arti tentang keadilan
Karena hidup di negara hukum belum tentu hakmu terpenuhi
7 notes · View notes
kakerlin · 3 years
Text
hedonisme atau saldoisme?
Tumblr media
Dalam pandangan Islam perihal konsumsi itu sangat penting, tujuannya agar seseorang lebih berhati-hati dalam menggunakan kekayaannya atau dalam membelanjakan sesuatu. Al-Qur'an dan hadist memberikan berbagai petunjuk yang jelas agar perilaku konsumsi manusia menjadi terarah dan dijaukan dari sifat hina karena perilaku konsumsinya.
Namun, di masa sekarang gaya hidup hedonisme semakin sering ditemui. Orientasi kecerdasan dalam membatasi keinginan adalah hal yang harus menjadi dasar dalam setiap periodik. Manajemen diri dalam mengatasi segala roda keinginan yang dibentengi oleh prioritas kebutuhan perlu ditingkatkan. Hedonisme lekat sekali dengan yang namanya pencitraan, butuh pengakuan hebat atau lebih hebat dari orang lain, butuh perlakuan istimewah dan penghargaan sosial yang tinggi sesuai ranah lingkup tiap personilnya. Tidak adil jika dijangkau dalam skala humanisme. Dimana rasa solidaritas harus dipangkas dengan popularitas yang semu tanpa adanya vibrasi padat didalamnya. Hal tersebut memiliki efek samping yang luar biasa dalam life style seseorang. Kebutuhan yang berstandar keinginan memicu banyak orang berpikir politis yakni meraih untung sebanyak-banyaknya dari selah yang bisa dimasuki untuk memperkaya diri sebagai upaya peningkatan status sosial. Tak ubahnya perilaku negatif tercover oleh prestise yang klise. Ahhhhh.... sungguh paradoks dari realita. Memaksa diri untuk selalu indah dihadapan banyak orang dalam perspektif “kulit” adalah pembodohan massa yang aktif. Hedonisme yang sudah merasuk pada setiap lini masyarakat melatih mereka untuk berpura-pura menjadi orang lain, melupakan jati diri dan identitas diri. Arus yang deras, namun tak seharusnya kita ikt terseret didalamnya. Upaya memperkuat tali diri dari arus tersebut adalah dengan membangun kesadaran diri bahwa hidup bukan untuk dinikmati, namun untuk dibatasi dari keinginan-keinginan yang bukan orientasi dari kebutuhan. Salam hidup!!!
14 notes · View notes
efa-april · 3 years
Text
Ishlahu An-Nafsi
Menurut Syeikh Yusuh Qardhawi, manhaj islam meletakkan anak timbangan secara seimbang antara rabbaniyah dan insaniyah, antara wahyu dan akal, antara Spiritualisme dan materialisme, antara individualisme dan kolektivisme, antara idelita dan realita, antara tanggung jawab dan kebebasan, antara konservatif dan inovatif dan antara kewajiban dan hak, antara kehormatan dan toleransi.
Kita bicara realitas umat hari ini. Yang dipenuhi oleh berbagai tantangah internal maupun eksternal, lalu dimana muslimah bisa berperan?
Untuk mengobati penyakit umat, kita butuh 3 hal, pertama mengetahui letak penyakit umat, kedua sabar ketika masa pengobatan, dan ketiga, adanya dokter yang menangani masalah tersebut.
Sebagai individu dan pribadi muslim, kita perlu bermuhasabahn, sebagai Allah sebutkan dalam firman-Nya :
"Hai orang2 yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat) dna bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allâh Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan (Q.S. Hasyir: 18).
Intropeksi yang baik akan mengantarkan pada pemahaman dimana letak kesalahannya. Kejujuran pada diri sendiri adalah jalan yg akan mengantarkan pada hakikat dirinya sebagai seorang hamba Allah, tidak lain adalah untuk beribadah.
Muslimah sebenarnya memiliki peran yang kuat untuk islam. Upaya mendeteksi penyakit umat, kemudian mengambil langkah untuk perbaikan. Dimana kita tau masalah kemiskinan, kebodohan, ketidaksiapan, tentu berawal dari lingkup terkecil yakni individu dan keluarga sebagai komponen penyusun masyarakat. Dari sini kita harus memperbaiki kualitas diri (Ishlahu An Nafsi) , karena setiap kita adalah motorik perubahan terkecil yg ada di masyarakat untuk mencapai suatu peradaban.
Muslimah adalah ibunya peradaban, jika baik muslimah nya maka baik pula peradaban masyarakatnya. Begitupun sebaliknya. Tak sedikit kita mendengar, seorang anak yang sukses bukan karena ibunya yang kaya, berkarir tinggi, gelar merenteng ataupun pergengsian duniawi lainnya, tapi kebanyakan lahir dari muslimah yang tulus, berhati lembut, tangguh, penuh kasih sayang dan spiritualnya baik.
Maka inilah PR kita bersama untuk kita seorang muslimah, teruslah berbenah, memperbaiki kualitas diri (Ishlahu An Nafsi), berikhtiar sebaik mungkin, dalam upaya menjadi kontributor pergerakan menyongsong Mihwar Daulah yg diimpikan.
#latepost2 #kelasmenulis
H-40 Ramadhan, SEMANGATSSS
Senin 21 Feb 2022 || ٢٠ رجب ١٤٤٣
8 notes · View notes
salfinanandabulan · 3 years
Text
Secangkir kopi.
Seduhan hangat yang menemaniku kali ini.
Menetralkan tubuh yang menggigil, tersebab hujan turun dengan rasa ingin.
Terlepas dari kisah tentang hujan.
Memang betul kata orang, bahwa hujan selalu menyiratkan jutaan makna terdalam.
Tentang kenangan yang kembali basah, atau luka yang belum sempat kering karena guyuran sembilu.
Tapi bujuklah hatimu, untuk tetap tenang dan tak risau. Sebab Tuhan selalu menyirat dan menyuratkan hikmah di balik sebuah peristiwa.
Untukmu, yang sedang patah hati,
Seka air matamu, hatiku terlalu mudah iba untuk melihatmu terluka, apalagi Pencipta, Dia tak akan membiarkanmu menjadi terpuruk karena derita. Dia ingin terbenturmu agar terbentuk, terbentuk menjadi kuat.
7 notes · View notes
zulfa-km · 3 years
Text
Ahlan wa Sahlan
Peradaban Islam yang gemilang tak lepas dari peran penggeraknya yang selalu semangat menegakkan nilai nilai Islam di dalam kehidupan sehari hari. Peradaban Islam yang pernah gemilang itu bukanlah hal mustahil untuk dicapai kembali. Maka tak berhenti untuk terus bergerak adalah salah satu untuk meraihnya. Bergerak lebih baik. Bergerak dalam kebaikan.
Saya teringat kalimat seseorang yang membuat saya merasa perlu untuk menangguhkan diri di jalan kebaikan.
"Kita perlu menjadi harakatul Inqadz. Menjadi pihak yang ikut andil dalam gerakan penyadaran, bahwa ada sesuatu yang baik yang harus selalu diupayakan. Berusaha memperluas peluang2 kebaikan kepada masyarakat dan mempersempit ruang2 keburukan" (ustadz Qadar)
Ya, kita perlu melakukan kegiatan kebaikan sebanyak-banyaknya hingga ruang gerak keburukan itu sempit hingga tak ada. Apapun bentuknya apapun yang kita mampu dan bisa. Hingga keburukan malu dan segan untuk bergerak. Hingga keburukan tak laku dan peradaban gemilang kembali jaya.
Karena pilihan itu selalu dua. Aktivitas kebaikan atau keburukan. Maka termasuk yang mana aktivitas kita dalam sehari-hari?
Rabu, 19 Januari 2022 semoga menjadi ikhtiar kami untuk bersama menggalakkan kembali aktivitas yang bermanfaat. Melalui wadah kelas menulis PKS Muda Jawa Timur
Pemuda harus punya karya kebaikan walau sekecil apapun. Dan disini kami berupaya untuk itu. Melalui buah pikiran yang lahir dari setiap kami untuk kebaikan dunia.
Semoga ini adalah salah satu langkah kami ambil bagian dari Harakatul Inqadz. Gebrakan penyadaran kepada ummat melalui tulisan.
Ahlan wa Sahlan Pejuang !!
Tumblr media
SUB. 21.01.2022. 21.43
8 notes · View notes
telisikasik · 3 years
Text
[Ga Punya Ayang, Punya-nya ALLAH]
“LAPER, soalnya belum diingetin makan sama AYANG”
“DEKIL, soalnya belum disuruh mandi sama AYANG”
“GA SEMANGAT, soalnya belum liat AYANG”
“BEGO, soalnya belum disuruh belajar AYANG”
“NGANTUK, soalnya belum diucapin selamat tidur AYANG”
Mungkin ga lama lagi hidupmu selesai, gara-gara AYANG
Bisa ga sebentar aja berhenti dari semua hal cringe ini? Setelah AMEDIKETU sekarang AYANG. Istighfar 99x
Bro Sis! Ayang itu siapa mu si? Ayah? Ibu? Kakak? Adik? Tuhan? seakan-akan hidungmu ga bisa kembang kempis kalo ga ATAS IJIN AYANG. Semua perintah wajib ditaati, semua larangan wajib dijauhi. Bila tak ada perintah diam kek benda mati.
Kalo AYANG-nya udah HALAL, masih mending. Ini masih ga ada status, ikatan yang sangat mudah Putus. Pacaran kek bocah TK udah macam ga bisa hidup kalo ga ada dia. Kamu terus-terusan inget dan ngarep perhatian dari AYANG padahal dia SERING LUPA sama kamu, bahkan ketika butuh doang nge-chat kamu. Kontraproduktif banget.
Yang bikin jantung-mu tetap berdetak itu ayang apa ALLAH?
Yang ngasih oksigen untuk masuk ke paru-parumu itu ayang apa ALLAH?
Yang menghidupkan kamu setelah mati dalam tidur itu ayang apa ALLAH?
Yang menurunkan hujan supaya kamu bisa makan dari tanaman itu ayang apa ALLAH?
Ga pantas banget membandingkan ciptaan dan PENCIPTA, Astaghfirullah..
Tapi pemuda zaman ini jatuh jauh dalam kekacauan dunia, memposisikan pacar bak pencipta
Bayangkan aja bila Allah lupa ngasih kamu oksigen 10 menit aja, pasti kamu tinggal nama. Tanpa diminta Allah selalu memberikan rezeki yang adil bagi semua umat manusia, bahkan ketika kamu lupa! Allah tetap nunggu kapan waktu-mu bertaubat, Allah liatin kamu kapan mau menjemput hidayah.
Tinggalkan AYANG-mu segera, kembalilah pada PENCIPTA:)
Yang selalu ingat tanpa diminta, semua perintah dan larangan sudah jelas nyata, tinggal kau jalankan saja, lalu berharap kelak bertukar Ridho-Nya lalu masuk Surga.
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah 2 : 186)
5 notes · View notes
jurnalel · 3 years
Text
Sepasang Sepatu Usang
Aku adalah anak sekolah usia 17 tahun yang sedang menempuh pendidikan kelas XI di salah satu Sekolah Menengah Atas dekat rumahku. Aku adalah anak yang semangat dalam belajar apapun terutama yang dapat mendukung dan mengembangkan hobiku, yakni menulis. Di usia 17 tahun-ku yang katanya masa-masa terindah di SMA, masa-masa anak SMA bebas melakukan apa yang diinginkannya asalkan dia bahagia. Berbeda dengan ku, bagiku bahagia adalah ketika aku mampu mewujudkan mimpiku dan bisa membanggakan kedua orangtuaku karna mimpiku yang telah terwujud.
Dalam keluargaku, tidak ada kamus yang mengajarkan bahwa wajib belajar 12 tahun. Di dalam kamus keluargaku wajib belajar adalah seumur hidup. Orang yang berilmu akan memiliki derajat yang lebih tinggi. Bicara mengenai derajat manusia, keluargaku tergolong sebagai keluarga yang kurang mampu dalam segi ekonomi. Aku misalnya, seragam yang aku pakai untuk sekolah sehari-hari adalah pemberian dari kakak kelasku yang kebetulan ia adalah tetanggaku. Dan sepatu yang kukenakan hanyalah sepatu usang yang telah menemaniku dalam menuntut ilmu mulai dari SMP. Namun, hal tersebut tak membuatku malu. Bagiku yang terpenting adalah bagaimana aku bisa terus fokus untuk terus belajar dan menggapai mimpiku.
Terkadang orang tuaku mengasihiku. Mereka ingin membelikan aku sepatu baru, entah dari meminjam uang ke tetangga, teman, maupun saudara atau bahkan dari uang mereka sendiri. Tapi aku menolak, mengapa? Sepatu ini terlalu berharga untukku. Sepatu pemberian ayah ketika ulangtahun ku yang ke 13 tahun tepat saat aku memasuki sekolah SMP. Sepatu usang itu telah menemani setiap langkahku dalam menuntut ilmu. Aku bilang kepada ayah tak apa ayah, biarkan sepatu ini menemaniku sampai akhir. Orang tua ku hanya diam. Bagiku sepatu tidak terlalu penting dalam menggapai mimpiku. Kecuali, jika memang nanti ada suatu hal yang mengharuskan aku untuk mengganti sepatu usangku. Meskipun demikian, akan tetap kusimpan rapi sepatu itu. Ya, sepatu yang menemaniku berjuang menggapai mimpi.
0 notes
heshes321 · 3 years
Text
Dalam hidup pasti punya cita-cita dan Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun mimpi yaitu
Yang pertama punya big goals, Mimpinya harus benar dan jelas juga yang tujuannya adalah ibadah.
Yang kedua berani memaksimalkan mimpinya.
Juga yg terakhir punya alasan yang kuat kenapa mimpi itu harus terwujud.
Mari pikirkan apakah mimpi kita sudah ada dari ketiga pernyataan tersebut
0 notes
iffahstuvwxyz-blog · 3 years
Text
Mudahnya Menulis
Saat saat seperti ini, membangun pikiran yang positif mungkin akan membantu dalam penyelesaian tulisan ini. OKsip
----
Mari kita mulai dari bagaimana ya?\ hmm
Seorang Guru pernah berkata 
mindset itu ibarat sebuah fondasi yang akan menentukan seberapa kukuh sebuah bangunannya.
Mindset itu juga ibarat akar. Semakin kuat akarnya, maka semakin kuat pula pohonnya.
Begitu juga halnya belajar menulis.
Agar saya bisa fokus dan berkomitmen untuk belajar menulis, saya butuh mindset yang benar.
Mindset untuk yakin termasuk dalam hal apapun selama itu baik !\
B
5 notes · View notes
tetra-is-me · 2 years
Text
Perempuan yang Semu
Kau lahir dan hanya kau yang melahirkan
Hanya kau yang menyusui
Hanya kau yang mengandung
Kau suci
Kau mulya
Kedudukanmu setara
Kau digdaya
Kartini
Kartini
Kartini
Kenapa?
Kau bosan mendengarnya?
Memang sejarah membungkam semua pergerakan dan perjuangan perempuan digdaya
Ingatanku layu akan dirimu
Saat aku mendengar kau ditindas
Ruang gerakmu terbatas
Putingmu digerayang tanpa bekas
Suaramu terpendam bersama keadilan
Harapan dan rasa aman hancur bersama nyata
Oh perempuanku, matilah kau dalam perlawanan
Mengalirlah dengan kasih, hadirlah dalam kemenangan
Aku akan meneruskan teriakmu.
4 notes · View notes
kakerlin · 3 years
Text
Garis Tanggung Jawab
Tumblr media
Tanggung jawab terhadap pekerjaan adalah hal utama yang harus ditanamkan dalam perilaku seseorang. Baik itu pekerjaan yang berhubungan dengan jasa, produksi maupun distribusi. Semua aspek tak akan bisa dilinierkan jika pengampunya tidak memiiki rasa tanggung jawab. Integritas dan personal branding seseorang ditentukan dari etos kerja saat ia menekuni bidang pekerjaanyang dijalani. Jika hanya menguntungkan pribadi tanpa memikirkan orang lain, maka keuntungan yang didapat akan berdampak sesaat alias jangka pendek.
Maka, seyogyanya seseorang memerlukan disiplin diri untuk menghasilkan kinerja yang baik. Semangat, niat serta tekad yang bulat bisa mengantarkan dirinya untuk mewujudkan harapan-harapan serta kesuksesan yang akan dituju. Termasuk pekerjaan menjadi seorang guru. ketika sudah mengetahui jobdesk serta waktu dalam mengajar, maka harus tepat waktu serta efisien dalam melaksakanan pembelajaran di kelas sesuai dengan kurikulum yang ada. Memberikan wawasan, pengetahuan, informasi, media serta komunikasi yang mumpuni kepada peserta didik.
Kedisplinan dari seorang guru mencerminkan ketulusan serta keikhlasannya dalam mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara. Mencetak generasi yang insan kamil, tentunya harus dimulai dari peribadi pendidik yang menjadi suri tauladan dari peserta didiknya. Selain itu, harus selalu mengedepankan kewajiban sebelum hak. Misalnya, kewajiban memberikan edukasi di jam yang sudah ditentukan oleh lembaga, kewajiban mengingatkan peserta didik mengenai moral dan spiritual, menjunjung tinggi adab serta kewajiban memberikan cinta kasih kepada mereka.
Berat banget ya? Iya memang, tetapi itu adalah ladang pahala yang luar biasa. Bermanfaat di dunia dan diakhirat. Seperti dalam hadis berikut ini : “Barangsiapa menyampaikan satu ilmu saja dan ada orang yang mengamalkannya, maka walaupun yang menyampaikan sudah tiada (meninggal), ia akan tetap memperoleh pahala” (HR. Al Bukhari).
Bagi para pejuang dan pegiat ilmu akan mendapatkan pahala yang terus mengalir meski sudah meninggal dunia. Sungguh kenikmatan yang hakiki. Maka marilah kita pasang badan, pasang hati dan telinga untuk sama-sama berjuang dengan ikhlas di jalan kebenaran kita masing-masing. Semoga sama-sama mendapatkan Ridho Allah SWT. Aamiin.
8 notes · View notes
efa-april · 3 years
Text
Menjadi Golongan Yang Sedikit
Kondisi real umat saat ini kita tentu tau. Peradaban mana yang sedang menguasai dunia, bangsa yang menjadi adidaya, dan mendominasi gaya hidup hampir seluruh manusia.
Ah mereka baru saja lahir padahal dibandingkan umat islam yang sudah 1400 abad lamanya, beratus abad memimpin dunia. Tapi begitu cepatnya mereka menggerakkan perubahan dan mengganti hampir seluruh sistem yg ada, mengalihkan kita umat islam agar berpaham isme isme yg mereka gaungkan. Perang ideologi pun juga tak dapat dipungkiri, kita umat islam adalah target mereka agar kita mengikuti musuh2 Allâh.
"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu." (QS Al-Baqarah [2]: 120).
Lalu apa yang mesti kita sadari di tengah-tengah kondisi umat yang justru berbalik dari zaman keemasannya ? Sampai-sampai ada muslim yang tak ada bedanya dg yang non muslim, sampai2 umat muslim tak peduli dengan saudaranya sendiri, syariatNya dipermainkan, ulama dan ustadzanya jadi permainan para elite dan penguasa, ataupun banyak yg diperalat untuk mengadu domba sesama muslim demi kepentingan (astagfirullah).
Kita perlu mengingat nasihat yang mengingatkan kita bahwa umat ini bangkit dan dapat menguasai dunia karena berpegang teguh dengan petunjuk Allâh.
Pada masa Khalifah Umar bin Khattab RA,‎ ada seorang pemuda yang sering berdoa berulang-ulang sambil thawaf di depan Ka'bah seraya meminta “Ya Allah, masukkanlah aku dalam golongan hamba-Mu yang sedikit".
Maksudnya apa? Karena orang2 yang sedikit itu mereka selalu berhubungan dg hal2 yang kebaikan dan hamba2 pilihan Allah.
Surat An-Nahl ayat 78 ditegaskan, "Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur". Namun, kenyataannya banyak manusia yang tidak bersyukur, tidak taat, ingkar pada-Nya, seperti dijelaskan dalam beberapa ayat
"Katakanlah: Dia-lah yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati". (tetapi) Amat sedikit kamu bersyukur. (Al-Mulk:23)
"Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur" (Q.S. Saba': 13).
Amat sedikit lah Kamu bersyukur" (Al-A'raf: 10)
"dan tidak beriman bersama Nuh itu kecuali sedikit" (Q.S. Hud: 10)
Maka jangan heran, islam juga akan kembali dalam keadaan asing, dan amat sedikit hamba2 Nya yg benar2 taat dan mensyukuri Nikmat Tuhannya, mereka istimewa karena merekalah hamba2 yg dicintai Allah. Allâh menyebut mereka diantara hamba2 yg lain. Tugas skita hanya beramar ma'ryf nahi mungkar semampu kita, hasilnya hanya keputusan Allah yg menentukan.
#latepost3 #kelasmenulis
Semangat H-39 Ramadhan 💕💕
Selasa 22 Feb 2022 || ٢١ رجب ١٤٤٣
7 notes · View notes
salfinanandabulan · 3 years
Text
Goresan Pena Keabadian
Seorang Syaikh, Abdullah Azzam, salah satu dari pejuang islam yang syahid di medan perang. Beliau pernah menuturkan bahwa "sejarah hanya ditulis dengan nuansa dua warna, yakni merah darah para syuhada' dan hitam tinta para ulama'." Seorang Napoleon Boneparte pernah mengatakan bahwa dirinya lebih merasa takut terhadap satu orang penulis daripada seribu orang tentara.
Dari kutipan 2 tokoh tersebut, dapat kita simpulkan bahwa, menulis memiliki pengaruh besar bagi peradaban dunia. Betapa banyak kita jumpai, para tokoh yang telah wafat namun karyanya masih abadi. Tak jarang, kita bisa merasakan seolah berada pada zaman penulis bertahun-tahun lalu, tersebab sentuhan kalimat yang berhasil merasuk pikiran dan hati ke masa silam.
Kenapa sih kita harus menulis?
Ada banyak sekali jawaban dari pentingnya menulis. Bukan melulu tentang mendapatkan royalti sebagai penulis, lebih dari itu, manfaat yang kita dapatkan jika produktif menulis, kemudian kita tulus dalam menulis, maka kita akan meninggalkan warisan terbaik yang tak akan lekang oleh waktu. Warisan terbaik berupa ilmu, jejak suri tauladan, motivasi, inspirasi, ladang dakwah, dan bisa jadi sebagai wasilah seseorang dalam menjemput hidayah.
Untuk itu, menulis merupakan salah satu media dakwah dalam lintas generasi. Sayyid Qutb, salah satu seorang tokoh pergerakan di Mesir, pernah mewasiatkan, "satu peluru hanya bisa menembus satu kepala, tapi satu telunjuk (goresan pena) sanggup menembus jutaan kepala."
Kita tingkatkan semangat untuk menulis, abadikan ide, motivasi, inspirasi, dan segala keindahan islam sebagai warisan ilmu, agar menjadi amal terbaik bagi generasi mendatang. Semoga karya kita dinilai olehNya sebagai amal jariyah, yang pahalanya tetap mengalir sekalipun nyawa telah menghadap Ilahi.
5 notes · View notes
selfjournall · 3 years
Text
Harapan...
"katakanlah (Muhammad), tidak akan menimpa kami, melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah pelindung kami dan hanya kepada Allah, bertawakkallah orang- orang yang beriman" (At-Taubah : 51)
Setiap ranting yang patah pasti mempunyai harapan untuk tumbuh dan menghijau kembali.
Seperti kutipan ayat yang selalu kujadikan pegangan, masalah yang diberikan kepadaku di setiap episode waktu, tentu itu adalah hal yang kusanggupi untuk memikulnya dan layaknya ranting, setelah badai itu pasti akan selalu ada harapan untuk kembali bersinar...
Entah dengan cara seperti apa, namun yang kutau, Dia selalu memberikan cara untuk bangkit di luar dugaan ku.
Setiap patah, yang menjadi senjata terkuat ku hanyalah sepertiga malam, tempatku mengeluhkan segalah beban yang dipundak, menangisi segala kejahatan dunia padaku, dan segala kehitaman penduduk bumi yang tak kunjung usai.
Satu hal yang membuatku yakin dan percaya diri, Dia tidak akan meninggalkanku meskipun dalam keadaan yang tak layak.
Dia selalu ada di saat aku jatuh dan lemah.
dan hanya kepada-Nya aku selalu kulangitkan harapan, karna Dia tak kan pernah mengecewakanku.
Earth, 21/365
#pksmudamenulis #pksmudajatim #challengemenulis
1 note · View note
telisikasik · 3 years
Text
[SuperDewan Organisasi]
Ku mau julid sedikit dan berbagi pengalaman (sebenernya yang benar adalah yang pertama si hihi)
Diantara sebagian kalangan aktivis kampus, banyak mereka memilih "pensiun" dari gelarnya itu selepas kelulusan. Seakan beralih jabatan dari "aktivis" menjadi "Dewan Penasehat Organisasi" di tempat dirinya dulu menjadi seorang aktivis.
Ternyata gelar organisator dan aktivis itu hanya sebatas waktu satu, dua periode saja. Setahun, dua tahun paling lama mungkin tiga tahun, lalu sirna pasca kuliah. Sungguh kondisi yang sangat kontra.
Setelah hilang sirna jejaknya, tetiba ia kembali sewaktu sudah bekerja dan punya karir di idam-idamkan adik kelasnya, bak superhero dunia maya menjadi "Dewan" katanya. Seakan orang paling tau keseluruhan dan sendi pergerakan organisasi, seakan orang paling bisa memberikan solusi, seakan orang yang tak akan salah bila jejaknya kita ikuti.
Tapi tak apa sebenarnya ini bagus, bagus.. bagus banget, serius! Anda sudah menjadi alumni yang peduli. Yang ga bagus adalah ketika KITA, para pensiunan aktivis ini hanya menjadi event hunter undangan-undangan alumni untuk kegiatan kampus, tentu sudah terbayang apa yang diinginkan event hunter ini.
Saya sendiri ga akan membahas hal-hal rinci yang diinginkan ini, silahkan di asumsikan sendiri, karena ini juga urusan niat di hati.
Yang pasti akan ada yang bicara, rekam, posting nantinya.. Tentu ini lumrah, tentu saja lumrah gapapa. Mungkin ya karena rasa rindu dan senang bertemu teman seperjuangan dan euforia organisasi masa kuliah.
Tapi pasti ada saja pembeda antara yang tulus dan yang "mencari muka", yang bikin hati terenyak dan bertanya
" Apa itu satu-satunya yang menjadi tujuan hadir di sela-sela kegiatan penerus estafet organisasi di kampus?"
"Apakah anda hadir hanya untuk popularitas semata?"
"Sungguh individualis sekali, padahal anda dulu katanya aktivis?"
Memang tidak semua para pensiuan begini, mungkin hanya beberapa saja (saya bedoa begitu). Banyak pula mereka yang memang tulus datang untuk berbagi cerita, ada mereka yang bergerak dalam senyap memberikan rekomendasi arah gerak, ada mereka yang diam-diam memberikan motivasi bahkan donasi tanpa harus diketahui jagat sosial media. Anda masyaAllah luar biasa! Semoga Allah membalasnya
Terakhir, "kita" yang sudah selesai dari organisasi kampus harusnya tetap menjadi aktivis di manapun berada, tetap menjadi orang yang mempunyai kebermanfaatan sosial bagi sekitar kita, mengorganisir sekitar menjadi kumpulan kebaikan masa.
Bukankah kontradiktif ada orang yang dia udah ga punya produktifitas sosial tapi menjadi "Dewan Penasehat" atau memberikan arahan bagi adik-adiknya? :)
Padahal dunia terus berubah, pola gerak organisasi juga berkembang, waktu terus berlalu... Solusi 4 tahun lalu belum tentu mampu menyelesaikan peliknya permasalahan masa kini.
"Kualitas sejati seorang manusia diukur dari bagaimana dia memperlakukan seseorang yang tidak bisa memberikan kebaikan apa pun baginya."
3 notes · View notes
jurnalel · 3 years
Text
Selalu Berpikir Positif dan Bersyukur
"Mulai setiap harimu dengan pikiran positif dan hati yang bersyukur" - Roy T. Bennett
Pernah mengalami suatu hal yang dapat merusak hari kita? salah satu contohnya adalah mudah marah atau kesal tanpa sebab?. Jika kita pernah atau bahkan sedang berada dalam posisi itu yang terjadi adalah kita malas untuk melakukan aktivitas bahkan sekedar aktivitas kecil saja. Rasanya benar-benar malas.
Ketahuilah bahwa rasa malas, kesal, dan marah itu diciptakan oleh diri kita sendiri. Kita yang telah mengatur sedemikian rupa agar suasana hati kita pada hari itu tidak baik-baik saja. Bahaya, jika ini kita lakukan terus menerus, setiap hari misalnya. Akan berdampak pada fisik dan juga kejiwaan kita.
Ada pepatah yang mengatakan bahwa apa yang kita pikirkan itu akan terjadi. Lalu, jika pada saat ini kita memikirkan hal-hal negatif apa yang akan terjadi pada kita? Hal buruk kah? Bisa jadi, karna hal itu sudah kita pikirkan. Sudah tertanam dalam mindset kita. Siapa yang salah? Siapa yang memprogram otak kita untuk berlaku demikian? Bukankah kita sendiri? Jahat sekali diri kita.
Namun, hal tersebut bisa hilang jika kita memprogram pikiran kita dengan hal-hal positif. Memasukkan apapun yang bernilai positif ke dalam pikiran dan juga hati kita. Fokus berpikirlah mengenai hal-hal positif agar apa yang menimpa kita juga hal-hal yang positif. Buang jauh-jauh pikiran negatif karna itu hanya bisa merusak diri (kesehatan fisik dan mental) kita.
Bagaimana cara kita agar senantiasa berpikir positif?
Saat kita bangun tidur, cobalah untuk tersenyum dan pikirkan satu saja hal bahagia yang akan kita lakukan pada hari itu. Sekecil apapun hal positif itu akan berdampak besar pada keseharian kita. Atau jika bingung hal positif apa yang akan kita lakukan pada hari itu, coba katakan ini pada diri kita “hari ini aku bahagia. Hari ini aku harus banyak tersenyum”. Sepele namun dapat memberikan efek besar pada pikiran kita. Otak kita akan ter-setting positif dan akan enjoy menjalani hari-hari. Sekalipun ada tantangan yang harus kita hadapi, kita sudah siap. Tanpa mengeluh. Tanpa berpikir negatif. Dan kita akan lebih bersyukur.
0 notes