Tumgik
#radaryunior
naufal-portofolio · 8 months
Text
Tobat Nasuha, Bukan Tobat Gonzales!
FEBRUARI 2011
Nah loh, ada lagi Tobat Gonzales. Emang ada gitu? Hehehe. Well, ini mah istilah aja alias buat lucu-lucuan. Nggak seru kan kalau hidup lurus atau serius mulu? Santai, Sob! Becanda sesekali nggak dosa kok. Jadi, nggak usah heran ya kalau someday ada orang yang bilang tobat Gonzales. Tapi, jadi bingung juga deh. Apa deh tobat Gonzales itu? Tobat Nasuha baru tau.
Sip. Sob-X pasti udah pada ngeh lah sama yang namanya tobat nasuha. Tapi, nasuha di sini bukan temennya si Gonzales di Timnas Garuda ya. Itu mah beda lagi. Walaupun Nasuha sendiri orang Serang, namun nasuha yang bakal kita bahas adalah tobat nasuha. Hayo, apalagi buat teman-teman yang Muslim, pada tau kan tobat nasuha itu apa?
Oke. Tobat atau taubat Nasuha adalah taubat yang sebenar-benarnya taubat dengan janji yang ditepati dan tidak pernah akan mengulangi lagi perbuatan yang salah atau dosa tersebut. Tuh, pokoknya tobat yang murni dan nyesel senyesel-nyeselnya. Enggak-enggak lagi deh ngulangin kesalahan yang sama. Haduh, segitunya deh. Sampe tobat nasuha segala.
Terus, buat kita yang masih remaja bin muda plus belia, pastilah sedang dalam masa-masa penasaran dan ingin mencoba segala hal. Nah, kadang kita emang suka kebablasan dalam melakukan sesuatu. Padahal, itu nggak baik. Tapi, ya namanya masih muda. Masih belajar dan masih labil. Berbuat kesalahan yang fatal wajar kok. Asal, berusaha untuk nggak ngulangin lagi, itu udah perjuangan yang bagus banget.
Makanya, pernah nggak nih Sob-X sampai tobat nasuha segala karena telah melakukan kesalahan yang besar banget? Hayo hayo pada ngaku. Well, teman kita yang bernama Candra Faris Wijanarko mengaku pernah loh sampai tobat nasuha. Nah loh, kenapa tuh? “Walaupun dosa kecil juga, langsung tobat. Apalagi dosa besar?!” ungkap alumni SMKN 3 Kota Cilegon ini.
Namun, Tb Rachmatullah Firdaus beda lagi. Remaja asal Serang ini mengaku, nggak pernah tuh sampe tobat nasuha segala. “Aku nggak pernah janji, nggak akan ngelakuin kesalahan besar karena nanti kalau terus aku ngelakuin kesalahan yang besar, aku malu banget tuh. So, aku ngebuat janji tuh yang kira-kira bisa aku tepatin aja,” imbuh anak muda yang hobi berbisnis alias berentrepeuner ini.
Oke. Tapi, tengok deh pendapat Dochi Salman Alfaridzi. Cowok asal Pandeglang ini malah nggak tau. “Soalnya aku bingung. Katanya kalau taubat itu ada banyak syaratnya, di antaranya, menyesali perbuatannya, tidak mengulanginya, beristigfar, dan lain-lain,” opini Dochi yang gemar banget main futsal ini.
Haduh haduh, masalah tobat emang nggak gampang dibahas karena ini merupakan hubungan kita sama yang Tuhan YME. Jadi, masing-masing Sob-X pasti punya persepsi sendiri tentang hal ini. Tergantung kepercayaannya masing-maising ya. Tapi, terlepas dari itu semua, yang penting itu adalah agar kita nggak berlarut-larut lagi dalam keselahan kita dan cepat berubah biar lebih baik. Dan, jangan ngulangin kesalahan besar yang sama ya. (naufal-xpresi)
0 notes
naufal-portofolio · 9 months
Text
Radar Banten
PUBLIKASI > RADAR BANTEN
Gue Vegetarian
2011
Kota Sekuat Baja
Andai Aku Menjadi… Gayus Tambunan!
Ada Apa dengan Hemat?
Cari Terus Sampai Dapat!
Memiliki Superhero dalam Bentuk Mini
Jangan Banyak Mikir, Ayo Hemat Air!
Jamur, "Payung" Kecil yang Unik
Ingat Ikan, Ingat Nelayan
Yuyun Yusniawati: Bangunan dan Tata Kota Serang Kurang Menarik
Menggambar untuk Indonesia
Ada Apa dengan Supersemar?
Piranha, Ikan Kecil yang Mengerikan
Nggak Cuma Cewek yang Demen Sinetron
Waktu adalah Uang, Waktu adalah Pedang
Ria Utami: Belum Sepenuhnya Sadar
Tobat Nasuha, Bukan Tobat Gonzales!
Jadian Baik-Baik, Putus Pun Baik-Baik
Helena Aprilia: Yang Penting Punya Kemampuan, Kenapa Enggak?!
Mumpung Ada Si "Aji"
Pengaruh Gizi dan Makanan Untuk Kita
Triyo Saputra: Peduli Penampilan Sebagai Ajang Pengakuan
Tergantung Situasi dan Kondisi
Selamatkan Pekerja, Selamatkan Dunia
Terompet, Berbunyi Nyaring di Malam Tahun Baru
Hidup Harus Punya Target
Jangan Lagi Bermimpi, Ayo Bikin Resolusi!
2010
Mengenal Kabupaten Tangerang Lebih Dekat
Mengetahui Baduy Lewat Buku
Biar Nggak Ketinggalan, Yuk Twitter-an!
Vacta, Klub Motor Paling Kompak di Tangerang
Pipit Fiharsi: Ngekos Demi Nggak Telat Masuk Sekolah
Lebih Baik Telat daripada Tidak Sama Sekali
Sediakan Umbrella Sebelum Hujan! Ella... Ella... E... E...
Memikirkan Nasib Pulau Jawa
Saling Menghargai Hak Asasi Masing-Masing
Edelweiss, Bunga Abadi di Atas Gunung
Afriesta Fiarni Arifin: Malu untuk Mengakui Kesalahan
Ngaku Aja Deh, Sob!
Rame Aja Kayak di Kebun Binatang!
Klub Tata Busana MAN 2 Serang, Rancang dan Gaya
Machicha Muchtar Deh!
Skinny Jeans, Biar Sempit yang Penting Gaya!
Berubah dari Rumah
Malik Firdaus, Jagonya Taekwondo
Nebeng Mulu Nih Yeee...!!!
Nggak Asal Sumpah, Tapi Buktikan!
Jangan Ada Lagi Orang yang Kelaparan
Lamda, Kembalikan Citra Nasyid di Serang
Lebaran di Serpong, Keliling Mal Yuk!
Jangan Buat Dosa Lagi, Plis!
Mudik atau Nggak, Tetap Asyik
Menambah Pahala dengan Tadarus Alquran
Cuap-Cuap Petasan
Adissya Maya Andara, Ratu Kampus Untirta 2010
Pesantren Ramadan alias Pesantren Kilat! Jegeerrr!
Ngabuburit Di Mana Nih?!
Kompas, Si Kecil Penunjuk Arah
Are You Ready for Ramadan?
Robin, Komunitas Motor Alumni Noestank
Anak Gaul Zaman Sekarang = 3-B (Behel, Belah Tengah, Blackberry)
Nightmare? Santai Aja, Lagi!
Udah Puber Nih Yee…!!!
J-Rockstars Club Banten (JCB), Spirit J-Rocks Sampai Banten
Terumbu Karang, Mengintip Tempat Tinggal Si Nemo
Dangdut is The Music of My Country
Enjoy Your Holiday!
Tras Semangati Mahasiswa Ikut Pimnas 2010
Boleh Ngefans, Asal Damai
Citra Afriyanti, Berprestasi dan Berbagi Ilmu Pencak Silat
Pers Harus Sinergi, Netral, dan Profesional
JHC, Saling Belajar dan Berbagi Kebudayaan Jepang
Vintage Nggak Ada Matinya
Mengenalkan Media Cetak pada Siswa
Audisi Banten Talenta Mencari 10 Peserta Multitalenta
Masyarakat pun Bisa Jadi Jurnalis
Kreasi Jingle NSP Pacu Kreativitas
Pelantikan, Up Grading, dan Raker Pengurus Permata
Rumah KSB, Taman Baca di Pedalaman Highland Park
Ujian Nasional Sebaiknya Ditiadakan
Banten Book Fair 2010
0 notes
naufal-portofolio · 9 months
Text
Pers Harus Sinergi, Netral, dan Profesional
News / Rubrik / Radar Yunior
By redaksi
Minggu, 25-April-2010, 08:27:27
307 clicks
Lembaga pers seyogyanya harus bisa bersinergi dengan semua lapisan dan unsur masyarakat. Selain itu, juga harus  tetap profesional dan netral.
Demikian dipaparkan Koordinator Liputan Radar Banten Delfion Saputra, saat memaparkan materi jurnalistik di depan 21 mahasiswa Unsera yang tergabung dalam UKM Kamus (Kajian Mahasiswa Universitas Serang Raya). Anggota Kamus yang umumnya mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi (FTI) dan Fakultas Ekonomi (FE) berkunjung Sabtu (24/4) kemarin, pukul 09.00 WIB.
“Media pers cetak itu harus netral dalam pemberitaan. Ini supaya tidak kehilangan kepercayaan pembaca,” kata Delfion.
Delfion juga mengatakan, dalam instansi pers harus bisa merangkul semua kalangan, pemerintah maupun rakyat karena bersifat corong informasi publik. Tapi selain itu, sebagai unit usaha yang bergerak di bidang pemasaran produk, sisi bisnis pun tetap dipertahankan untuk menunjang eksistensi. Karena itulah Radar Banten ditopang divisi pemasaran dan iklan.
“Karena jika pemasaran korannya baik, dan oplahnya banyak, masyarakat akan menaruh kepercayaan untuk memasang iklan,” lanjut Delfion.
Ketua Pelaksana kunjungan Bayu Sukma P mengatakan, kunjungan ini untuk mengetahui kinerja wartawan serta produksi media cetak koran.
“Ini juga dalam rangka studi lapangan agar para mahasiswa mengerti mekanisme media cetak, khususnya Radar Banten dalam pencarian berita sampai terbitnya koran,” jelas Bayu.
Rombongan UKM Kamus yang diterima di ruang rapat redaksi oleh Koordinator Liputan Delfion Saputra dan Redaktur Xpresi Hilal Ahmad ini memaparkan pula seputar profil singkat Radar Banten, struktur organisasi, cara kerja wartawan, pencarian berita, sampai proses percetakan di Radar Banten. (naufal/xpresi)
0 notes
naufal-portofolio · 9 months
Text
Mengenalkan Media Cetak pada Siswa
News / Rubrik / Radar Yunior
By redaksi
Minggu, 18-April-2010, 09:43:04
428 clicks
Mengenalkan proses pembuatan media cetak, khususnya koran kepada siswa, Madrasah Aliyah (MA) Al-Islam Cipocok Jaya Kota Serang, mengajak 15 siswa kelas XI dan 5 guru berkunjung ke Radar Banten, Sabtu (17/4).
Kunjungan tersebut juga bertujuan memperkenalkan cara kerja wartawan sampai penerbitan koran.
Dalam kunjungan, para siswa yang diterima di ruang redaksi, dipaparkan tentang rubrik-rubrik di Radar Banten edisi harian dan mingguan. Dijelaskan pula cara pencarian dan penulisan berita, teknik pembuatan koran, dan bagaimana cara mengatasi masalah jika terjadi kendala atau masalah yang menimpa sebuah media cetak oleh Redaktur Xpresi Hilal Ahmad. Setelah itu, empat reporter Xpresi Radar Banten Sri, Ali, Naufal, dan Adeng berbagi pengalaman seputar meliput berita di lapangan.
“Di sekolah kami pun ada pers sekolah, maka dari itu kami ingin mendapatkan pengetahuan tentang pembuatan koran dan kegiatan jurnalistiknya di Radar Banten ini. Dan saya berharap, para siswa dapat mengembangkan bakatnya di berbagai bidang, salah satunya jurnalistik,” ujar Nurkholis, guru MA Al-Islam yang memimpin kunjungan.
Para siswa pun diajak ke ruang percetakan di samping ruang redaksi, untuk mengetahui proses cetak koran. Setelah itu, rombongan berfoto bersama di halaman kantor Radar Banten sambil menyerahkan cinderamata. Dilanjutkan mengikuti proses syuting acara dialog remaja di BRTV. (naufal/xpresi)
0 notes
naufal-portofolio · 9 months
Text
Audisi Banten Talenta Mencari 10 Peserta Multitalenta
News  / Rubrik  / Radar Yunior
By redaksi
Minggu, 18-April-2010, 09:41:54
298 clicks
Banten Raya TV (BRTV), stasiun TV lokal yang tergabung dalam Radar Banten Group mencari 10 remaja multitalenta.
Melalui Audisi Banten Talenta yang digelar Senin-Kamis (19-22/4) nanti, BRTV siap mengaudisi 82 peserta pendaftar. Tidak hanya dari berbagai penjuru Banten, bahkan dari luar Banten.
General Manager BRTV MW Fauzi mengungkapkan, 10 peserta terbaik akan direkrut menjadi tim kreatif BRTV. “Kami akan mencari orang yang multitalenta, kreatif, dan memang cocok dengan apa yang kami butuhkan di BRTV,” terang Fauzi, saat technical meeting, Minggu (11/4) lalu di studio BRTV.
Pimpinan BRTV ini juga menambahkan, para peserta boleh menampilkan talenta lain selain talenta yang ditentukan, antara lain presenter, melawak, menulis naskah, narasi, reporter, vokal, musik, desain grafis, akting, event organizer, kameramen, dan penyiar berita. Fauzi bahkan mempersilakan jika ada talenta memasak dan mengaji untuk acara kuliner dan agama agar bisa  ditampilkan.
Setelah memaparkan teknis audisi, panitia menentukan nomor audisi untuk para peserta. Ajang ini, dikatakan Erika Silvi, salah satu peserta audisi, untuk  mencari pengalaman. “Lagian aku emang suka ikut-ikut acara audisi kayak begini. Yah, walaupun jarang menang,” ujar siswi SMAN 2 KS Cilegon ini.
Sebanyak 40 peserta yang lolos audisi akan diumumkan di Radar Banten dan Banten Raya Post, Senin (26/4), setelah itu akan mengikuti tahap selanjutnya menuju saringan 10 besar. (naufal/xpresi)
0 notes
naufal-portofolio · 9 months
Text
Masyarakat pun Bisa Jadi Jurnalis
News / Rubrik / Radar Yunior
By redaksi
Minggu, 11-April-2010, 07:17:29
175 clicks
Siapapun bisa menjadi jurnalis. Asal memiliki kemampuan dan kemauan.
Inilah yang disampaikan Jodhi Yudono, Redaktur Oase Kompas.com saat mengisi workshop Citizen Journalism di Rumah Dunia, Sabtu (10/4).
Workshop yang berlangsung pukul 13.30 WIB ini mengajarkan para peserta dari mahasiswa, pelajar, dan masyarakat untuk sadar terhadap setiap informasi yang beredar. Jodhi mengatakan, citizen journalism adalah suatu kondisi ketika masyarakat ikut terlibat aktif dalam menginfomasikan kejadian melalui media yang beredar, di media cetak, elektronik, dan online.
“Citizen journalism atau jurnalisme warga ini, mengemuka sebagai bagian dari tradisi baru di dunia radio. Radio Sonora memulainya dengan laporan situasi lalu lintas Kota Jakarta, lalu disusul Elshinta yang bergerak masif mengembangkan model ini ke seluruh Indonesia,” ujar pria ini dengan penuh semangat.
Jodhi pun menceritakan perjalanan citizen journalism di Amerika pada 1988. Menurutnya, konsep jurnalisme warga ini memudahkan pemilik modal di media mengetahui apa sesungguhnya yang dibutuhkan masyarakat.
Seiring perkembangan media elektronik, munculnya media online dengan situs jejaring sosial semakin memicu citizen journalism. Menggeliatnya "wabah" internet di Indonesia pada 90-an turut serta menyumbang kerontokan rezim Orde Baru. Melalui email, warga mulai berkirim kabar tentang situasi di sekitarnya hingga puncaknya pada 1998.
“Saat ini, masyarakat membuat status di Facebook untuk membantu menginformasikan keadaan yang terjadi di berbagai daerah. Keberadaan blog pun menjadi pemicu bertumbuhnya citizen journalism, karena setiap orang dapat menyampaikan informasi yang mereka dapat,” jelas Jodhi.
Workshop yang berlangsung sekitar tiga jam diikuti dengan antusias. Peserta banyak yang mengajukan pertanyaan seputar tata cara penulisan citizen journalism. “Awalnya masih bingung, tapi setelah dijelaskan bahwa penulisan citizen journalism tidak harus sepandai jurnalis yang sebenarnya, akhirnya saya jadi mengerti. Dan memang, untuk memberikan informasi kepada masyarakat dan media seputar yang kita tahu, itu penting,” jelas Swistien, peserta workshop asal Jakarta.
Pada workshop yang dimoderatori Redaktur Xpresi Radar Banten Hilal Ahmad ini, peserta dilatih langsung membuat berita secara berkelompok. Lalu, dibedah oleh Jodhie untuk mengkritisi plus dan minus-nya. (naufal-xpresi/zee)
0 notes
naufal-portofolio · 9 months
Text
Kreasi Jingle NSP Pacu Kreativitas
News  / Rubrik  / Radar Yunior
By redaksi
Minggu, 28-Maret-2010, 17:24:26
296 clicks
Kamis (25/3) lalu, di Lapangan Untirta Serang, Telkomsel Branch Serang menggelar Kreasi Jingle NSP Kampus. Sembilan kampus terpilih di Banten berkompetisi menjuarai ajang ini.
Enam kampus di antaranya dari Serang, yaitu Untirta, UPI, Stikom Wangsa Jaya, Unsera, STIE Bina Bangsa, dan Stikes Faletehan; dan tiga kampus lain dari Cilegon, yaitu Sttikom Insan Unggul, LP3I, dan Akbid Al-Ishlah.
Secara bergantian, jingle dari masing-masing kampus diperdengarkan kepada hadirin diselingi game dan penampilan band tuan rumah The Mango Klasik dan guest star The Real.
“Acara ini bertujuan sebagai wadah para mahasiswa untuk berkreasi dalam bentuk menciptakan jingle kampus masing-masing,” kata Evi, Koordinator Kompetisi Jingle Telkomsel Branch Serang. Ajang ini, lanjutnya, bermaksud mempromosikan program Telkomsel Mobile Campus kepada kampus di Banten dan menciptakan brand image bahwa Telkomsel juga dapat mengakomodir kebutuhan mahasiswa. “Jadi, tak hanya berjualan, tapi kami juga memberi apresiasi  mahasiswa untuk berkreasi dan mendukung acaranya,” jelas Evi.
Pengumuman pemenang yang dilakukan sore hari memunculkan 5 pemenang, yaitu Untirta, UPI, LP3I, Stikom Wangsa Jaya, dan Unsera. Dipilih juga satu  pemenang favorit yang dipilih melalui SMS (Short Message Service) terbanyak dan dimenangkan LP3I yang pada hari itu juga menjadi penonton terbanyak. 
Pengirim dukungan SMS terbanyak mendapatkan hadiah ponsel. Kelima pemenang utama tersebut mendapatkan hadiah berupa uang tunai, tropi, dan merchandise.  (naufal/xpresi)
0 notes
naufal-portofolio · 9 months
Text
Pelantikan, Up Grading, dan Raker Pengurus Permata
News  / Rubrik  / Radar Yunior
By redaksi
Minggu, 14-Maret-2010, 07:05:00
204 clicks
Pergerakan Mahasiswa Taktakan (Permata) menggelar pelantikan ketua umum, up grading, dan raker pengurus Permata, di SD Peradaban, Sepang, Serang, Sabtu (13/3).
Acara ini bertujuan membentuk kader intelektual dan profesional, serta  menjadikan wadah silaturami bagi seluruh mahasiswa khususnya mahasiswa Taktakan. 
Organisasi Permata yang terdiri dari mahasiswa berbagai perguruan tinggi di antaranya IAIN SMH Banten, Untirta, STIE Banten, STAI BANA, UPI Serang, dan IAIB ini, dihadiri 50 tamu undangan di antaranya Kassi Dispora Provinsi Banten yang juga Camat Taktakan Ofa Sopiudin dan Kasubag Kesra Pemkot sekaligus Pembina Permata Rosid. Turut hadir Ketua KNPI Kecamatan Taktakan dan perwakilan Majelis Permusyawaratan Permata serta mahasiswa yang tergabung  dalam Permata.
Ahmad Busron, Ketua Umum Permata 2010 yang merupakan generasi kedua dalam kepengurusan Permata berharap, bisa lebih memajukan organisasi Permata ini.
“Dengan pelantikan saya sebagai ketua baru 2010, diharapkan bisa lebih memajukan Permata ini menjadi organisasi yang menampung aspirasi masyarakat yang baik dan mitra bagi pemerintah dan masyarakat,” harap Busron yang  diwawancarai di sela acara.
Dalam sambutannya, Kassi Dispora Provinsi Banten yang juga Camat Taktakan Ofa  Sopiudin berpesan, agar Permata harus independen dan tidak condong ke organisasi tertentu atau memihak perorangan.
Pada acara ini, ketua dan para pengurus pun diambil ikrar di depan para tamu undangan, sebagai tanda pengesahan bahwa mereka siap mengabdi untuk masyarakat.
“Dengan raker yang berbeda di setiap pergantian ketua umum, saya berharap program kerja ke depannya lebih terealisasi dengan baik agar memajukan mahasiswa di bidang sumber daya manusia,” ujar Wakil Ketua Umum Permata Jawini. (intan-naufal/xpresi)
0 notes
naufal-portofolio · 9 months
Text
Rumah KSB, Taman Baca di Pedalaman Highland Park
News / Rubrik / Radar Yunior
By redaksi
Minggu, 21-Maret-2010, 06:57:30
412 clicks
Tumblr media
Rumah KSB (Kreativitas Seni dan Baca) adalah taman baca yang masih tergolong  baru. Acara launching yang digelar 7 Februari 2010 lalu disemarakkan lomba menggambar dan mewarnai untuk anak.
Keberadaan taman baca di kawasan Permata Hijau blok P07 RT01 Perumahan Highland Park Serang ini membawa dampak postif bagi warga di sekitarnya. 
Tumblr media
Deni Abrianto, Ketua RT 01 sekaligus ketua Rumah KSB bercerita, terbentuknya taman baca ini berawal dari cita-cita sang istri. “Kebetulan kami berdua memang suka baca. Setelah itu, ide ini disosialisasikan ke warga. Alhamdulillah responsya bagus. Akhirnya, warga gotong royong membangun taman baca ini,” tutur suami dari Junita Bahari Nonci ini. 
Taman baca yang jaraknya sekitar 3 kilometer dari gerbang Perumahan Highland Park ini juga mendapat bantuan dari Rumah Dunia, LIPI, dan pihak lain dalam pengadaan koleksi buku dan properti. Bahkan, melalui Facebook, Deni mendapat sumbangan buku dari Jakarta dan Surabaya.
Tumblr media
Tempat yang digunakan, lanjut Deni, semula rumah warga yang tidak dihuni lagi. Lalu, direnovasi sehingga terlihat lebih nyaman. Pengunjung Rumah KSB boleh meminjam buku secara cuma-cuma. Dalam hal peminjaman ditangani Neng yang juga pengajar di PAUD Ar-Rahman Serang. Murid PAUD tersebut pun kerap berkunjung ke Rumah KSB karena jaraknya cukup dekat.
Deni menjelaskan, tujuan awal Rumah KSB untuk menumbuhkan minat baca anak di wilayah tersebut. Namun, pada perkembangannya, tidak hanya anak-anak yang meramaikan, tapi ibu-ibu pun sangat antusias meminjam buku di sana. (naufal/xpresi)
Tumblr media
0 notes
naufal-portofolio · 9 months
Text
Ujian Nasional Sebaiknya Ditiadakan
News / Rubrik / Radar Yunior
By redaksi
Minggu, 28-Februari-2010, 08:39:54
365 clicks
Ujian Nasional (UN) yang akan dilaksanan akhir Maret nanti memang masih menuai pro dan kontra dari berbagai kalangan.
Dengan mengangkat isu ini, BEM FKIP (Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Untirta menyelenggarakan seminar nasional yang mengusung tema “Polemik Pelaksanaan Ujian Nasional”, Kamis (25/2) lalu di Auditorium Untirta Serang, mengundang tiga tokoh pendidikan sebagai pemateri, yaitu Sudadio, Wachid Yahya, dan Abdul Mu’ti.
Pembicara pertama Sudadio yang juga Praktisi Pendidikan untuk Peningkatan Mutu Untirta memaparkan makalahnya berjudul "Ujian Nasional: Ujian atau Ancaman".
“UN itu buang-buang waktu dan melunturkan nilai ke-Indonesiaan. Lagi pula, UN memang tidak tepat jika terus dilaksanakan,” tegasnya.
Sementara itu, Wachid Yahya yang juga merupakan Sekjen IMAKIPSI (Ikatan Mahasiswa Keguruan dan Ilmu Pendidikan) mencoba memberikan alternatif format jika UN benar-benar ditiadakan. “Sebaiknya UN diadakan secara regional saja karena tiap daerah berbeda keadaannya. Untuk itu harus ada sistem pemetaan untuk tiap daerah,” ujarnya. 
Dan di materi terakhir, Abdul Mu’ti lugas mengatakan, yang paling berhak menentukan kelulusan siswa adalah guru. “Karena guru yang benar-benar mengerti bagaimana keadaan siswa sesungguhnya. UN bukan untuk memvonis, tapi sebagai report terhadap hasil belajar siswa,” Dosen IAIN Walisongo Semarang ini berujar. 
Acara yang dihadiri mahasiswa, guru, dan peserta rakernas IMAKIPSI ini berlangsung cukup interaktif. Terlebih, seminar siang itu juga kelanjutan dari rakernas IMAKIPSI yang dihadiri para mahasiswa FKIP seluruh Indonesia yang dibuka pada pagi harinya. 
Di akhir acara, ketiga pemateri sepakat agar UN sebaiknya ditiadakan. Sekalipun ada UN susulan, tapi itu tidak fair. Karena selain melanggar keputusan MK (Mahkamah Konstitusi), UN juga menghancurkan proses belajar itu sendiri. Ketiganya juga berpendapat bahwa kalaupun UN tetap diadakan, namun sistemnya harus diubah. Harus lebih mengacu pada evaluasi seperti Ebtanas beberapa tahun lalu. Selain itu, pemerintah juga harus melakukan standarisasi kepada guru-gura dan akreditasi pada sekolah-sekolah guna meningkatkan mutu pendidikan. (naufal/pers kampus)
1 note · View note