Tumgik
#raising al musthafa
salustuff · 4 months
Text
Adil
Bismillah,, Orang tua bukanlah manusia yang sempurna, tetapi seyogyanya mengupayakan seoptimal mungkin untuk tidak terjerumus pada posisi dimana anak harus menegur kita, karena itu merupakan hal yang sangat sulit bagi mereka.
Seperti semalam saat aku melemparkan bantal ke muka abinya, kemudian ia menepuk pundakku dengan keras dari belakang penuh dengan sensasi protes dan teguran.
Saat ku berbalik dan melihat wajahnya, terpampang jelas dilema dan konflik batin yang berat disana. Lisannya belum mampu berbicara tapi itu tertulis diwajahnya; "aku sayang umi tapi apa yang umi lakukan salah, walaupun umi adalah sosok yang lemah yang harusnya selalu aku lindungi (karena selalu playing victim kalo becandaan sama abinya) tapi keadilan tetap harus ditegakkan."
Melihat semua emosi yang semrawut diwajahanya, aku langsung berkata "maafin umi ya sayang, adabnya umi ga bagus ya."
Kemudian kerutan kening, mata yang menyipit, dan bibir yang mengkerut itupun berubah menjadi senyuman lega, ia tahu bahwa ia tidak menyakiti uminya dan keadilan telah ditegakan.
Ia, yang dari bayi tidak pernah diam melihat kedzaliman sekecil apapun, dan selalu berupaya menegakan keadilan tanpa pandang bulu, semoga engkau tetap begitu, semoga Allah kokohkan hatimu, Allah sempurnakan pribadimu, dan Allah indahkan akhlaqmu sebagaimana Ia bersihkan hatimu dan jernihkan pikiranmu.
Uhibbukafillah anakku sayang.
Semoga Allah mampukan umi dan abi jadi teladan yang baik bagimu. Semoga rahmat dan berkat Allah selalu menyertaimu.
GGB, Hammad 3 y.o
0 notes
maryamjazeem · 4 years
Photo
Tumblr media
AlHamthulillah.. Maryam Jazeem participated first time at the #NationalChildrenCompetition organised by British Muslim Society-SLIF UK . She was so pleased and humbled to be selected for the Final Stage. Dr Rayes Musthafa awarded the Certificates and gifts for the performers of Regional Level Competition at the event held on 23rd Sunday,2020 at the University of the Bedfordshire Premises. Al Hamthulillah. #MaryamJazeem also received her Certificates and Gifts from #DrRayesMusthafa for her performance at the #QuranRecitation and #Oratory competitions. Congratulations and heartiest wishes for all other participants and winners . May Allah make our children as the coolness and comfort of our eyes, and may Allah raise our status with our children . Aameen! #NCC #NationalChildrenCompetition (at University of Bedfordshire) https://www.instagram.com/p/B87fazNAhGRprVp1eTT6_jsfS4KIFsNwUlZnh00/?igshid=1b5eu3pcjgb6c
0 notes
salustuff · 4 months
Text
Tumblr media
Bismillah,,
Dua tahun yang lalu, saat usianya masih tiga tahun, ia menegurku, ketika menurutnya aku sedang menzhalimi abinya. Ketika itu ia belum fasih berbicara. Ia hanya menegur dengan raut muka yang ga karuan antara sayang dan kecewa dan kebingungan. Kini, saat usianya sudah 5 tahun. Alhamdulillah kemampuan komunikasinya sudah jauh lebih berkembang, ia kembali mendamaikan kami dengan cara yang jauh lebih bijaksana lebih dewasa. Malam itu seperti biasa, abinya being menyebalkan, jadi ku cubitin lah kan, kemudian abinya, minta tolong biar umi ga nyubitin lagi. Lalu sang anak sholih berkata dengan lembut namun penuh ketegasan, sambil memegangi kedua tangan umi, "udah ya mi, ga usah cubit lagi ya", sambil tersenyum penuh kasih sayang. Tidak ada nada marah, ataupun menggurui. Tetap santun dan menjaga izzah umi abinya.
Maa syaa Allah, tabarakallah..
Sungguh, هذا من فضل ربّي
Meskipun bicaranya masih belum se fasih anak-anak seusianya, tapi aku tak pernah putus asa dan menurunkan standar do'aku. Yang kuminta tetaplah, agar Allah fasihkan ia dalam menyampaikan kebenaran, agar Allah santunkan ia dalam bicaranya, Allah hiasi dirinya dengan akhlaq yang mulia.
Barakallahu fiik abang Hammad sholih,, uhibbukafillah ❤️.
GGB, Hammad 5 y.o.
0 notes
salustuff · 5 months
Text
Benih
Tumblr media
Bismillah,,
Abang Hammad senang banget nonton kartun yang temanya rescue dan management risiko. Qadarullah baru saja terjadi tragedi gunung meletus di kampung atuknya. Ketika bercerita, umi menyelipkan penggalan dialog salah satu kartun favoritnya tersebut, umi bilang "Kalo gunung meletus harus pakai masker dan jaket untuk tutupi tubuh ya bang”, lalu beliau menimpali "tapi harus do'a dulu sama Allah umi, baru pakai masker dan jaket". Padahal cuma selewat doang uminya komen ketika beliau lagi nonton "harusnya mereka istighfar dan minta perlindungan dulu sama Allah, baru menyelamatkan diri". Ternyata yang selewat itu telah Allah hujamkan ke hatinya. Ya Allah, bahagia mana lagi yg kami nanti, selain dari menyaksikan keimanan itu perlahan2 mulai tumbuh di jiwanya. Kokoh kan lah ya Rabb, teguhkanlah ia sampai Engkau ridho kepada kami, dan kami pun ridho kepada Mu.
GGB, Tangsel, 05122023
Hammad, 5 y.o.
1 note · View note
salustuff · 1 year
Text
Dear Love
Sebahagia-bahagianya aku ketika mendengar hafalanmu lancar bagaikan air yang mengalir, akan lebih bahagia aku ketika mendapatimu menangis sesenggukan membaca kalamullah sebagaimana yang biasa dilakukan oleh abimu, sayangku,, Semoga Allah tumbuh suburkan keimanan di dadamu, dan Allah jadikan engkau diantara keluarga dan orang khusus Nya di bumi, ahlul qur'an, ahluLLah wa khashshatuHu, aamiin
1 note · View note
salustuff · 2 years
Text
Dear Love
Tumblr media
Bismillah,,
"Ga pernah lihat Muhammad nangis", berkata ustadzah Yusi dua hari yang lalu. Beliau adalah orang yang entah kesekian berapa kali yang melontarkan pernyataan tersebut.
Ya, dirimu memang setegar itu sholih, bahkan semenjak engkau bayi. Bahkan ustadzah Mayang pun berkata, ketika umurmu masih belum genap dua tahun, " Nangis aja kali dek kalau kamu sedih, kamu kan masih bayi, ga tega ustadzah ngeliat kamu sok tegar begini".
Tapi kemarin, engkau menangis histeris. Bukan karena terjatuh atau bersedih. Tapi karena cemas melihat anak kucing yang engkau kira akan terdzolimi oleh kawanmu yang masih balita itu.
Sungguh, engkau sanggup menahan tangis untuk dirimu sendiri, tetapi begitu histeris melihat kedzoliman yang engkau pikir mungkin akan terjadi.
Begitu mulianya hatimu, sayang. Umi dan Abi sangat bersyukur, Allah telah menganugerahkan hamba-Nya yang begitu penyayang dan lembut hatinya ini untuk kami didik dan kami sayangi sepenuh hati dan jiwa kami.
Semoga Allah ﷻ senantiasa membimbing dan memampukan Umi dan Abi untuk mendidik, mengasuh, dan membesarkanmu di atas keimanan yang benar dan menghiasimu dengan akhlak yang mulia.
GGB, Tangsel, 17062022
1 note · View note
salustuff · 3 years
Text
Buku Bayi
Bismillah. Selain Al-qur’an dan hadist, ada beberapa hal yang kujadikan standar dalam menakar nilai dari sesuatu; diantaranya adalah orang miskin bisa afford ga? Ketika anakku masih bayi, banyak banget sih aku liat iklan buku-buku bayi berseliweran di medsos. Kesan pertama kali ketika itu adalah, “wah, bagus nih, beli ah”. Tapi trus liat harganya, “subhanallah, kok pada mahal-mahal banget ya?”. Lalu kemudian aku memutuskan untuk tidak membelinya dulu. Aku berpikir, apakah harus? Apa sudah waktunya sekarang? Nanti aja kali ya, klo udah gede-an, udah bisa diajak membaca. Tapi katanya justru bacain buku dari bayi bagus banget untuk membantu perkembangan bahasa bayi. Tapi kan
harganya mahal-mahal banget, masa iya ada yang cuma tiga buku harganya sampai setengah juta rupiah. Alasannya sih karena bahannya khusus buat bayi, ga mudah rusak dan ga bahaya juga buat bayi, makanya mahal. Trus kalau gitu yang mampu beli cuma orang kaya aja dong, jadi yang bisa bagus perkembangan bahasanya cuma anaknya orang-orang kaya aja dong? Disitu akhirnya aku memutuskan untuk ga beliin buku dulu untuk bayiku. Karena khawatir dengan pertanggung jawabannya kelak, apakah ini memang kebutuhan yang harus dipenuhi atau cuma nafsu orang tua saja. Karena di lingkungan kami, masih ada saudara yang hidup dengan uang 20.000 rupiah untuk sepekan, lalu kami membelanjakan uang berjuta-juta hanya demi buku-buku bayi atau mainan “edukatif” yang itu nantinya cuma bakal dirobek atau dirusakin. Rasanya itu ga bener. Jadi uangnya kami sedekahkan saja dan berharap Allah ridho dan minta biar Allah saja yang memandaikan anak kami. Kemudian untuk melatih perkembangan bahasa anak kami, aku hanya menggunakan metode; sering diajak ngobrol dan memperkenalkan kata-kata dari benda-benda dan kegiatan sehari-hari yang ada disekitarnya yang bisa ia indra. Jadi seperti dinosaurus atau planet saturnus itu ga aku ajarkan, lagian apa juga manfaatnya buat dia tahu itu kan?
Nah, setelah anakku berusia dua tahunan, aku baru baca buku tentang “membacakan nyaring” (read aloud) untuk anak bahkan sejak dalam kandungan. Di buku tersebut dipaparkan tentang penelitian, manfaat, dan metode yang bisa diterapkan untuk ‘membacakan nyaring’ pada anak yang sangat baik untuk melatih perkembangan bahasa anak dan mengajari anak mencintai buku dan mencintai aktivitas membaca (bukan melatih anak membaca sejak dini). Dan kuperhatikan juga perbandingan antara anakku dan anak teman-temanku yang seumuran yang tidak dibacakan buku dari lahir dengan anak teman-teman yang dibacakan buku dari lahir. Memang sangat terlihat perbedaan perkembangan bahasanya. Aku ga tau kesimpulanku valid atau tidak karena jumlah sampel yang juga terbatas. Tapi ini sempat menyebabkan ku merasa sangat bersalah kenapa dulu tidak membelikannya buku dari sejak bayi. Kemudian teringat pula tentang perintah pertama yang Allah berikan pada Rasulullah shallallahu’alaihi wassalam, yaitu; iqra’. Kemudian materi kuliah AKU, tentang bahasa, dimana kunci kecerdasan anak-anak yahudi itu yang mempunyai begitu banyak kosa kata sejak dini. Ini membuatku semakin terpuruk.
Tapi aku berpikir lagi, bagaimana memang dahulu para sahabat menstimulasi perkembangan bahasa anak-anak mereka? Apakah mereka juga membacakan buku pada anak-anak mereka yang baru lahir? Karena yang kupahami, anak-anak apalagi bayi itu adalah makhluk yang paling dekat dengan fitrah, sebenarnya walaupun kita biarkan saja mereka dan tidak kita halang-halangi, atas izin Allah nantinya mereka akan bisa tengkurap sendiri, duduk sendiri, merangkak sendiri, dan juga berjalan sendiri. Begitupun dengan bicaranya; harusnya dengan cukup dengan segala stimulus natural yang ada disekitarnya, tanpa harus meng-adakan material yang sulit dan mahal, seperti diajak bicara setiap hari dan menggunakan benda-benda di sekitar yang bisa diindra oleh bayi saja insyaallah cukup untuk melatih perkembangan mereka.
Tapi setelah membaca buku tentang ‘membacakan nyaring’ dan melihat perbandingan perkembangan anakku tadi, aku jadi berkesimpulan bahwa menggunakan buku-buku bayi sebagai media untuk melatih perkembangan bahasa juga cukup baik, meskipun bukan sesuatu yang mutlak, dibandingkan memberikan gadget atau menonton televisi. Buku juga bisa menjadi media yang baik untuk berkisah dan menanamkan nilai-nilai keimanan pada anak. Tapi memang kendalanya adalah ongkos yang cukup mahal untuk bisa menghadirkan buku yang berkualitas dan ramah anak. Dan juga anak cepat bosan, sehingga tidak cukup hanya punya satu atau dua buku saja. Akan lebih baik apabila negara menyediakan fasilitas umum untuk warganya membaca dan meminjam buku bukan hanya untuk orang dewasa tapi juga anak-anak, yang mudah diakses oleh siapapun dimanapun sehingga yang bisa menikmatinya bukan hanya anak-anak orang kaya saja.
Ya, faktor terbesar yang membuatku memutuskan untuk tidak beli buku bayi dahulu adalah masalah “pertanggung jawaban akhiratnya”, apakah ini memang kebutuhan atau termasuk foya-foya. Dan perasaan yang pedih ketika menghabiskan begitu banyak uang untuk membeli barang bayi yang sebetulnya tidak/belum terlalu ia butuhkan sementara saudara-saudara kami yang lain masih banyak yang kelaparan. Tapi apabila negara menyediakan fasilitas ini dengan gratis untuk warganya itu ide yang bagus juga menurutku. Wallahua’lam bish shawab.
2 notes · View notes