Tumgik
#rakyatbanturakyat
togetherinsolitude · 4 years
Photo
Tumblr media
Mendukung solidaritas internasional untuk penanganan #COVID-19. ㅤㅤ Selama ini, polarisasi politik dan ekonomi global hingga batas-batas imajiner yang kita sebut negara telah berhasil memisah-misahkan masyarakat dunia. Kita hidup dalam "petak" masing-masing dengan enggan melongok pada kehidupan di "petak" yang lainnya. ㅤㅤ Akan tetapi, keadaan akhir-akhir ini yang sama-sama membahayakan hidup semua orang mulai membuat kita sadar bahwa semuanya saling terkoneksi, bahwa spesies kita sungguh merupakan makhluk sosial. Maka mengingkari kebutuhan kita akan orang lain sama artinya dengan mengingkari eksistensi kita sebagai manusia. ㅤㅤ Oleh karenanya, dalam menghadapi #COVID-19 yang persebarannya tak mengenal batas antarbangsa ini perlu disikapi dengan suatu solidaritas yang juga tak mengenal sekat apa pun. ㅤㅤ Untuk itu, kami sungguh mendukung terbentuknya suatu kooperasi yang dibangun bukan atas dasar filantropi belaka, melainkan kepekaan atas penderitaan yang sama. Suatu kerja bersama yang dibangun dengan menempatkan kemanusiaan sebagai prioritasnya dan tentu saja bebas dari kepentingan politik praktis. ㅤㅤ Kami mendorong munculnya inisiatif bermodalkan solidaritas transnasional. Di mana semua individu atau kolektif mana pun dapat berpartisipasi dalam prosesnya. Di mana setiap orang dapat mengambil perannya masing-masing. Sebab kita tahu, tak ada satu pun yang akan selamat sebelum kita semua selamat.
3 notes · View notes
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Solidaritas Pangan Jogja mengucapkan terima kasih banyak kepada Paguyuban Petani Lahan Pantai (PPLP), Kulon Progo, yang telah mengirimkan donasi berupa sayuran setiap minggu untuk 11 dapur kami. Di tengah upaya untuk mempertahankan ruang hidup termasuk lahan pertaniannya dari ancaman tambang pasir, para petani PPLP tetap membantu sesama rakyat yang dalam kesusahan. Ini menunjukkan bahwa solidaritas tumbuh subur di tengah perjuangan mempertahankan hidup.
Kredit foto: Benny Widyo, Vivi, Daus
1 note · View note
michelleyuditha · 4 years
Text
"Solidaritas Pangan Jogja" Bergerak dari Keresahan yang Sama
Hari itu tanggal 24 Maret 2020. Aku membaca postingan IG kawanku Raihan Ibrahim Annas (@raihanannas), tentang Pak Warno tukang becak, Babe penjual kopi keliling, tukang pijat keliling, dan para pekerja informal lain yang saat ini kesulitan mendapat penghasilan dalam situasi pandemi covid yang membuat Kota Jogja ikut menjadi sepi. Beredar video yang menunjukkan Kota Jogja mulai sepi tapi tidak menceritakan sisi di balik itu, ada tukang becak yang yang sudah tiga hari tidak dapat penumpang sama sekali, dan belum makan dari hari sebelumnya. Banyak dari mereka yang bahkan menjadi tunawisma di Jogja ini.
Sebelumnya, Raihan dan kawan-kawan Social Movement Institute (SMI) ini menggalang donasi berupa handsanitizer dan sabun cuci tangan untuk para pekerja informal. Ternyata kondisi di lapangan, mereka sudah kesulitan makan bagaimana bisa memikirkan yang lain-lain itu. Lalu terciptalah ide untuk membuat dapur umum darurat covid. Tanggal 25 Maret 2020 pagi, aku masih kepikiran postingan Raihan dan aku mengirim pesan Whatsapp ke Raihan "Konsep dapur umumnya mau seperti apa? apa yang bisa kubantu?" tanyaku. Raihan menyampaikan idenya "Sementara ini dalam bayanganku ada tempat yang dijadikan dapur umum, tukang masaknya nggak usah banyak, tapi dibatasi. Trus nanti proses distribusinya langsung dibagiin satu-satu ke pedagang dan pekerja informal mbak. Kita langsung nemuin mereka aja. Antisipasi supaya nggak ngumpulin orang rame di satu tempat, biar nggak menularkan covid 19. Baru itu mbak, ini aku proses ngajakin beberapa kelompok dulu". Baik, aku coba untuk bantu sharing ide ini ke kawan-kawan yang lain.
Pagi itu aku membuat postingan di media sosial tentang ajakan solidaritas untuk mewujudkan dapur umum ini, aku butuh tangan-tangan tak terlihat yang ingin berdonasi membantu para pekerja informal supaya tetap "nyambung urip" karena mereka juga belum mendapat bantuan dari pemerintah. Selain kawan-kawan yang donasi berupa uang dan sembako, ada yang DM aku yaitu Fajar Bagaskara Mahardika. Bagas ini pengelola homestay di Prawirotaman yang akan senang sekali jika tempatnya bisa digunakan untuk lokasi dapur umum, dia menawarkan siap menjadi relawan tapi saat ini hanya ada beras, aku sangat terharu (ini cikal bakal Dapur Prawirotaman, hehe). Sementara Raihan masih mengumpulkan kawan-kawan untuk membuat grup Whatsapp. Sore itu juga, terbentuk grup Whatsapp yang awalnya berisi belum genap 10 orang.
Di grup Whatsapp aku mengenal nama Ibu Ita dan anaknya, Syafiatudina. Mereka sudah memulai gerakan membagikan nasi kepada pekerja-pekerja informal di sekitar Kota Jogja dengan pesan nasi bungkus ke tetangga dan handai taulan yang punya usaha kuliner. Nasi biasanya seharga 7.500-10.000 per bungkus, setiap hari mereka terima 100 bungkus. Dibagikan ke tukang becak di sepanjang jalan Ahmad Dahlan dan Panembahan Senopati (depan taman pintar), buruh gendong di Pasar Beringharjo, dan pekerja informal lain di sekitar alun-alun. Distribusinya dibantu selama ini oleh teman-teman SMI, pemuda di kampung Ngadiwinatan, dan tukang becak langganan. Uang datang dari donasi yang digalang oleh Ibu Ita. Aku salut dengan mereka yang begitu memikirkan kondisi orang-orang sekitar, khususnya pekerja informal.
Malam itu, poster Solidaritas Pangan Jogja akhirnya selesai dibuat dan pertama kali ada 3 lokasi yang jadi dapur umum yaitu dapur Gamping, Sayegan, dan Prawirotaman. Donasi pertama yang aku kumpulkan hari itu Rp 2.550.063,- dan ada sembako yang langsung akan dikirim ke salah satu dapur. Sejak malam itu, aku mengajak siapapun yang ingin bersolidaritas maupun menjadi relawan di dapur umum untuk bergabung. Dalam waktu sehari gerakan Solidaritas Pangan Jogja ini sudah menyebar kemana-mana, melalui media sosial dan broadcast Whatsapp. Betapa kekuatan solidaritas ini begitu cepat terwujud dan hashtag #RakyatBantuRakyat mulai membanjiri media sosial. Semakin banyak yang ikut bergabung di dalamnya. Alhamdulillah.
Esok paginya tanggal 27 Maret 2020, Dapur Prawirotaman langsung beroperasi dan membagikan 47 bungkus makanan. Dapur Gamping mendapat donasi 100 buah nasi kotak dari Hamba Allah. Sejak hari itu setiap hari ada laporan pengeluaran masing-masing dapur, laporan donasi, dan kawan-kawan saling mengingatkan SOP agar semua anggota tim distribusi dilengkapi masker dan sarung tangan. Sebelum berangkat minum vitamin C, cuci tangan itu wajib, dan tetap jaga jarak aman. Lokasi dapur umum semakin hari semakin bertambah, ada Dapur Kampung Pemulung di Wonocatur, Dapur Lansia di Piyungan, Dapur PRT di Balirejo, Posko Ngadiwinatan, Dapur Kotagede, Dapur Utara Nitikusala, Dapur Bongsuwung, dan Dapur Sembungan. Total sampai sekarang ada 11 dapur umum yang setiap hari mendistribusikan makanan kepada para pekerja informal dan warga sekitar. Tidak hanya makanan untuk orang dewasa, tetapi juga susu untuk bayi dan balita.
Aku sendiri masuk dalam grup Dapur Prawirotaman, meskipun tidak bisa selalu ada di dapur karena masih bekerja dan sempat sakit. Tapi aku salut dengan rasa solidaritas kawan-kawan di dapur ini, ada kawanku "recorder berkumis" guru musik salah satu SLB di Jogja yang setiap hari datang menjadi relawan. Mas Adi, chef andalan kita semua yang kalo buat kering tempe rasanya bisa mirip buatan nenekku. Desca kawan baikku yang juga ikut terjun di dapur, selalu mengingatkan untuk menjaga kebersihan dapur, APD, dan physical distancing. Vivi dan Anes yang kemudian membuat dapur di Sembungan. Bagas yang selalu standby dan siap belanja kebutuhan dapur, Ibu Arum, Fery, Kiky, Winih, Dhandy, dan juga kawan-kawan relawan tim distribusi. Kawan-kawan yang sejak keberadaan dapur selalu meluangkan waktunya, sama halnya seperti kawan-kawan di dapur umum lokasi lain yang tidak bisa kusebut satu persatu. Kalau ditanya "sampai kapan gerakan dapur umum Solidaritas Pangan Jogja ini?" mungkin akan terus ada selama masa pandemi ini dan sampai seluruh donasi tersalurkan kepada yang membutuhkan.
Solidaritas Pangan Jogja membuatku bertemu dengan orang-orang baik, di sini aku merasakan energi positif yang membuatku optimis. Berbagai profesi turut menjadi relawan dan bersolidaritas di dalamnya mulai dari aktivis, mahasiswa, freelancer, kawan-kawan NGO, pegawai negeri, pegawai swasta, petani, bahkan pekerja informal yang terdampak itu sendiri turut membantu apa yang bisa mereka berikan untuk solidaritas #RakyatBantuRakyat ini. Di masa sulit ini ada hikmah yang dapat kita petik, bahwa ajaran agama untuk tolong menolong dalam berbuat kebaikan itu adalah sebuah hal sangat bisa kita wujudkan bersama-sama. Kita punya keresahan yang sama dan kita wujudkan dalam gerakan bersama. Setidaknya, kita tidak diam. Terimakasih Solidaritas Pangan Jogja dan semua yang membuatku berproses di dalamnya. Tetap jaga kesehatan ya kawan-kawan. Semangat baik!
1 note · View note
errybalinew · 3 years
Photo
Tumblr media
(Late post) Hanya karena KemurahanMu , Ya Allah🎗️🎀🇲🇨 langkah hari hariku semakin dipenuhi pelajaran pelajaran luarbiasa. Terimakasih untuk seluruh Donatur Jummah Berkah . 24 .09.21 220Kotak Nasi telah terbagikan untuk 3area Nusadua Benoa Jimbaran Terimakasih terus bersama berjalan dengan Erry Dan @letshelpbenoa serta Ibu Ibu relawan di area bagi.🎀🎗️🌼🙏 Semoga jadi Berkah buat semuanya Harapan Pandemi ini segera berlalu. Dan bisa BANGKIT BERSAMA untuk PULIH BALI , 🎗️🎀🇲🇨 . . #jummahberkah #letswalkwithus #bersamakitabisa #rakyatbanturakyat #letshelpbenoa #errydibali🌼 #errybali #berbagitanpabatas #janganlupasedekah #balipulih #benoabali #kutabali #indonesiabisa (at Benoa, Bali, Indonesia) https://www.instagram.com/p/CUU5UojBwHX/?utm_medium=tumblr
0 notes
stryprks · 3 years
Photo
Tumblr media
Buat teman-teman yang berdomisili di Palembang, sudah sembuh dari Covid-19, dan bersedia menjadi bagian dari relawan pendonor plasma darah konvalesen, silahkan mengirimkan data dirinya di sini: bit.ly/jejaringdonor #JejaringSolidaritasPalembang #wargabantuwarga #rakyatbanturakyat https://www.instagram.com/p/CR0-JlOgvet/?utm_medium=tumblr
0 notes
asteks · 3 years
Text
2021: masih parkir di trotoar?
Parkir di trotoar dan sibuk main gawai: jadi ini hasil uang pajak rakyat Sudah lama ga seluncuran di IG dan kebetulan beberapa hari lalu liat postingan menarik dari akun IG @pemkotbogor mengenai Larangan Parkir di Trotoar. https://www.instagram.com/p/CQ8uR7_BkRF/?utm_medium=copy_link Isinya menarik sebab “hasil investigasi” yang dilakukan menunjukkan pelanggaran yang dilakukan oleh warga yang…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
theyonaqorn · 3 years
Photo
Tumblr media
(This message has been forwarded many times thru WhatsApp)⁣ ⁣ If you are or you see any family in need, please contact the persons in charge below via WhatsApp as soon as possible. ⁣ ⁣ We will arrange a dispatcher to deliver the materials to the relevant location(s) as soon as possible. We only need the beneficiary’s:⁣ ⁣ 1. Name⁣ 2. Telephone number⁣ 3. Address⁣ ⁣ Each beneficiary family will get:⁣ ⁣ 📍5KG rice-1 pack⁣ 📍1kg sugar-1 pack⁣ 📍 1kg oil-1 pack⁣ 📍 Rice noodles(mihun)-1 pack⁣ 📍1kg flour -1 package⁣ 📍Quick-cooking noodles-2 bundles⁣ 📍Biscuits-1 pack⁣ 📍Milk-1 tin⁣ 📍30 eggs-1 tray⁣ ⁣ If necessary, please contact our person in charge immediately:⁣ 📱 wasap.my/+60143997998⁣ 📱 wasap.my/+60165099963⁣ 📱 wasap.my/+60146868796⁣ ⁣ If you don’t need it, please take 2 seconds to forward / repost, thank you ❤️❤️❤️⁣ ⁣ #miriSOS⁣ #whiteflagaide #kitajagakita⁣ #rakyatBANTUrakyat #covid19 #whiteflagmovement (at Miri, Sarawak) https://www.instagram.com/p/CQyUyQepQMF/?utm_medium=tumblr
0 notes
towingmotor · 4 years
Photo
Tumblr media
016-3778183 / 017-4387101 / 014-7352051 #bersama #rakyatbanturakyat #towingbike #speedmaster #victory #indian #panorama #assist #aamalaysia #4bikers #foryou #rempitmalaya #syurgaku #masak #rideyourbike #yourshotphotographer #easyrider #nakedbike #cruisemalaysia (at Janda Baik, Bentong) https://www.instagram.com/p/CLvPDQUpT_3/?igshid=14wanv4tjmwxt
0 notes
speed70-bali · 4 years
Photo
Tumblr media
Tetap semangat, solidaritas pangan denpasar.. saling peduli, bergotong-royong dan saling membantu. Kita semua pasti bisa melalui kesulitan ini bersama... #solidaritaspangandenpasar #dirumahaja #rakyatbanturakyat (di Denpasar, Bali, Indonesia) https://www.instagram.com/p/B_Kfe7_pzCI/?igshid=1bi8z5b2qp2ce
0 notes
mknace · 5 years
Photo
Tumblr media
Shah Alam, 22.03.2020 Assalamualaikum & Salam Sejahtera *TABUNG BANTUAN FRONTLINERS COVID-19 SINAR HARIAN* *Rakyat bantu Rakyat* ************************** Salur Sumbangan ke: *MBB: 5142 7125 4025 (SINAR KARANGKRAF SDN BHD)* Kemaskini 22.3.2020, 2.30pm: RM85,909.20 ************************** Turut merasai perit getir para petugas barisan hadapan negara yang sedang berjuang sehabis daya mereka untuk menangani COVID-19 yang meningkat setiap hari, bersama kita satukan hati untuk rakyat bantu rakyat. Benarlah, berat kita rasakan saat ini, mereka yang merisikokan diri menanggungnya lebih lagi. Ketika kita berada dalam suasana selamat di rumah bersama keluarga, mereka perlu meninggalkan keluarga dalam waktu yang lama, berhadapan dengan ancaman wabak dalam keadaan perlindungan yang tidak mencukupi dan suasana mendesak. *Tabung COVID Sinar* ini adalah tanda bahawa kita bersama-sama menghadapi saat getir ini. Sumbangan yang kita berikan tiada satu sen pun bagi kos pengurusan dan ianya adalah *sepenuhnya* untuk para pejuang yang sedang bertungkus lumus ini, memudahkan mereka untuk membantu kita dan merangkumi peralatan yang berkurang serta kebajikan para petugas ini. Tabung ini akan kami buka sehingga keadaan terkawal. Pecahan sumbangan yang telah diberikan melalui petugas (sukarelawan) untuk membuat pembelian setakat ini ialah: ▪21 Mac 2020 : RM 9,000 ▪22 Mac 2020: RM 50, 000 Keperluan mendesak yang menjadi prioriti ialah: ▪Sanitizer ▪Masks ▪Personal Protective Equipment (PPE) ▪Tents ▪Washing Machine (agak kritikal untuk frontliners cuci uniform sebelum pulang) Saya merayu agar kita terus menyumbang. Moga sumbangan ini mengurangkan beban dijiwa dan menambahbaik suasana yang ada. Sedikit atau banyak, ia amat bererti. Dari rakyat untuk rakyat. Terima kasih. ******* Hussamuddin Hj Yaacub Sinar Harian #sinaruntukfrontlinerscovid #rakyatbanturakyat #kitalahmalaysia https://www.instagram.com/p/B-CA7tBJ2kY/?igshid=1cdig12fla24o
0 notes
togetherinsolitude · 4 years
Text
Mereka yang Tak Bisa di Rumah Aja, Mereka yang Tak Punya Rumah
Tumblr media
Ketika saya bertanya kepada orang-orang yang saya temui, baik secara langsung atau pun via daring, tidak ada satu pun dari mereka yang tidak geram dengan wabah yang menggegerkan dunia dalam beberapa bulan terakhir ini. Tidak hanya kesehatan fisik, dampak dari Covid-19 ini juga menyentuh sektor perekonomian di berbagai kalangan profesi. Terlebih dampak ini sangat terasa di kalangan masyarakat kelas bawah, mulai dari para pemilik usaha mikro, buruh, hingga tukang becak, tukang rosok, juga pemulung.
Sebagai seorang mahasiswa di salah satu universitas di Jogja, saya juga merasakan langsung dampak dari wabah ini. Saya dan teman-teman mahasiswa tidak bisa berkuliah seperti biasanya karena semua mata perkuliahan dilaksanakan via daring. Di tanah perantauan ini saya mengalami dilema, antara pulang dengan membawa rasa khawatir dan takut mengangkut virus atau tetap berdiam di Jogja dengan kondisi bekal hidup yang kian menipis. Dengan berbagai pertimbangan, saya akhirnya memutuskan untuk tetap tinggal di Jogja dan bergabung dengan gerakan-gerakan sosial melawan Covid-19. Kami biasa menyebut gerakan-gerkan sosial seperti ini dengan sebutan gerakan #rakyatbanturakyat.
Setelah kurang lebih 18 hari tergabung dalam gerakan “Relawan UMKM Cegah Corona” bersama teman-teman saya; Obed Kresna, Ilham, Galih, Fikri, dan lain-lainnya yang bertugas membagi-bagikan hand sanitizer, sabun, dan juga disinfektan, saya juga bergabung dalam gerakan Solidaritas Pangan Jogja atau SPJ. Gerakan SPJ ini berperan semampunya dalam membantu ketahanan pangan kelas paling rentan seperti para tukang becak, penjual putu, dan para pemulung, yang mau tidak mau mereka terpaksa harus mengabaikan imbauan untuk #dirumahaja demi bisa mendapatkan sesuap nasi.
Dari dekat, saya benar-benar mendengar keluhan sekaligus semangat mereka dalam bertahan hidup. Bagaimana bisa para tukang becak yang tidak dapat tarikan selama tiga minggu, tetapi tetap pandai tersenyum dan mangkal demi menunggu orang-orang yang membagikan nasi bungkus kepada mereka? Bagaimana bisa para penjual jajanan kecilan di pinggir jalan tetap bisa tersenyum menjajakan jajanannya, meskipun jalanan dipenuhi dengan kesepian? Bagaimana bisa para pemulung mendapatkan hasil pungutan plastik, kardus, dan botol jika banyak toko yang tutup? Bagaimana bisa mereka bisa tetap #dirumahaja sementara tak jarang dari mereka yang tak punya rumah? Bisa disimpulkan bahwa di tengah masa-masa yang sulit ini mereka adalah kelompok yang sangat rentan terhadap virus ini.
Pada satu malam, saya dan teman saya, Josardi, berjalan-jalan mengelilingi ruas-ruas jalan di sekitaran UGM, UNY, Gejayan, dan UIN. Bukan tanpa maksud, kami keluar dari kamar indekos hanya untuk memetakan lokasi di mana teman-teman pemulung dan para tukang becak itu bermalam dan bertahan hidup. Gunanya untuk membaca dan menitik lokasi-lokasi mereka agar ketika siang harinya saat kami dan teman-teman SPJ berbagi nasi bisa langsung bertemu mereka. Tidak hanya satu dua, kami banyak menemui mereka di pinggir jalan, terlihat kelelahan. Ada juga ibu-ibu yang mendorong gerobak penuh rongsok dan di atas gunung rongsoknya ada seorang anak kecil yang tersenyum lucu dan menggemaskan.
Setelah berkeliling satu jam, kami memutuskan untuk menghampiri tiga lelaki hebat dengan dua sepeda dan satu gerobak sampahnya. Mereka bernama Pak Opal, Mas Joko, dan Mas Rohim. Di trotoar bawah lampu jalan yang kuning itu kami berbagi cerita. Saya mendengar tentang penghasilan mereka yang berada di kisaran 30-40 ribu di hari-hari biasa. Dan pada masa-masa pandemi yang sulit ini, mereka hanya bisa mendapatkan maksimal 20 ribu per hari, itu pun sudah sangat mentok, dalam bahasa Jawanya ngoyo. 
Sampah kardus yang dihargai Rp1.500/kg, sampah botol plastik yang dihargai Rp1.200/kg, dan sampah plastik campur yang dihargai Rp800/kg, bagi saya sudah sangat tidak cukup untuk menghidupi pangan mereka. Harga barang rongsokan yang merosot 60% ini benar-benar membuat mereka kian mengalami masa-masa sulit ini. Itu pun kalau para pembeli rongsoknya buka, karena akhir-akhir ini hampir semua tutup.
Di tengah obrolan kami yang penuh dengan cerita menyedihkan dan juga canda tawa yang seringkali terselip, mata saya terpanah dengan tulisan yang ada di dua sisi gerobak mas Joko. Gerobak itu bertuliskan “Berkah Dalem” dan “Mazmur 23 Kekal” yang merupakan salah satu nama surat dalam kitab suci Injil. Ketika saya bertanya tentang siapa yang menulis, mas Joko menjawab dengan agak malu-malu, “Saya sendiri, Mas, yang nulis. Pakai tangan itu kuasnya, pakai sisa-sisa cat”. Sambil menghabiskan makan yang mereka dapatkan dari relawan gerakan lain malam itu, dia juga mempersilakan saya untuk memfoto gerobaknya setelah tahu kalau saya terkagum dengan tulisan itu.
“Gak papa, mas?” tanyaku. Dia jawab, “Wo ya gakpapa, Mas. Silakan difoto. Di sisi yang sana juga ada, tulisannya sama.” Akhirnya saya foto dua sisi tersebut. Malam itu saya benar-benar terpukul dan merasa sering kurang bersyukur. Dengan segenap kebahagiaannya dia mempersilakan saya mengambil gambar tanpa ada rasa malu, karena beberapa dari kita terkadang malu ketika pekerjaan kita tak seberuntung orang-orang kaya. 
Saya jadi teringat Pramoedya pernah berkata, “Setiap orang yang bekerja adalah mulia”. Dengan segala kepandaian bersyukurnya, saya benar-benr terkagum dengan cara dia berpedoman dan bersyukur terhadap keyakinannya dengan mencantumkan nama kitab Mazmur beserta bab 23-nya. Sungguh ini sangat berat bagi orang lain yang tak setangguh mereka.
Ketika diajak bicara tentang Covid-19, mereka juga paham tentang konsekuensi mereka dengan tetap bekerja. Mereka juga menjaga kebersihan tubuh mereka semampu mereka. Nampak juga botol hand sanitizer yang kemarin mereka terima dari gerakan saya, Obed, Fikri, Ilham, Dholi dan teman-teman lainnya di relawan UMKM Cegah Corona. Setelah itu, Josardi bertanya tentang riwayat sakit mereka dengan tujuan memudahkan pendataan agar teman-teman SPJ bisa menyuplai vitamin dan kebutuhan kesehatan mendasar bagi mereka. Lagi-lagi membuat kami terkagum, mereka menjawab, “Wah malah nggak pernah sakit, Mas. Lha wong hati kita selalu bahagia, hahaha” susul tawa bahagia mereka. 
Malam itu mereka benar-benar mendidik kami. Kami mendapat pelajaran baru bahwa salah satu kunci dari tubuh yang sehat adalah hati yang selalu bahagia, hati yang selalu bersih dan penuh rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa. Kami tak tau harus membicarakan apa lagi malam itu.
Situasi malam itu membuat saya semakin miris dan malu karena hidup di tengah lingkungan yang terkadang dari kita masih menganggap bahwa mereka hanya sebatas gelandangan tanpa rumah. Bahkan secara lebih kejam terkadang kita menganggap mereka hanyalah sebatas gelandangan yang sering mengotori pemandangan kota. Ketika kemanusiaan lebih rendah nilainya ketimbang pemandangan kota, hati saya bertanya, “Apakah ini layak untuk mereka? Apakah kita masih layak menyebut diri kita manusia?” 
Dan ketika saya berpikir lebih tentang dasar-dasar sebuah negara, apakah pantas kita menggunakan diksi “dipelihara” untuk mereka? Sebagaimana kita ketahui bersama, hukum positif kita berbicara, “Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.” Ah sudahlah, saya tidak bisa berharap lebih banyak tentang sebuah diksi. Saya hanya bisa berharap semoga mereka benar-benar mendapatkan pertanggungjawaban dari negara. Dalam kesempatan kali ini saya hanya ingin mengajak kita untuk merenungkan bahwa mereka adalah manusia bermartabat, bukan hewan peliharaan. Jawabannya bagaimana, mari kita renungkan bersama-sama.
Akhirnya, setelah kurang lebih satu jam kami berbagi cerita di trotoar dekat Fakultas Teknik UNY, kami pun pamit bergegas pulang. Begitu juga dengan mereka, Mereka mengayuh sepeda dan mendorong gerobaknya untuk pulang. Bukan menuju rumah tentunya, melainkan menuju trotoar samping Selokan Mataram di sekitaran MM UGM, tempat mereka—dengan penuh rasa syukur—melelapkan tubuh lelah mereka.
Teruntuk Pak Opal, Mas Joko, dan Mas Rohim, terima kasih banyak sudah mendidik kami. Salam hangat dan sehat selalu dari dua muridmu, Lutfi dan Josardi.
Yogyakarta. 04 April 2020.
7 notes · View notes
sikaffie · 4 years
Video
#Repost @selsaf • • • • • • #TerimakasihOrangBaik, berkat dukungan dan kerja keras kalian, Dapur Rakyat Bulungan telah membagikan 7.174 porsi selama 26 hari beroperasi. Panjang umur segala hal baik ✨ @untukrakyat_ @ospin.dru @covid19.response @derbestoutdoor @join_kopi #DapurUntukRakyat #RakyatBantuRakyat https://www.instagram.com/p/CBnR8cRAJqN/?igshid=1lfit22zjqxt5
0 notes
stryprks · 3 years
Photo
Tumblr media
Jejaring Solidaritas Palembang adalah koneksi lokal yang dibentuk kawan-kawan sebagai aksi-cepat-tanggap dari dinamika yang mulai terjadi. Setengahnya sedang dipersiapkan dengan baik. Tapi satu bagiannya : Membentuk Database Swadaya sudah mulai dilakukan. Persis seperti yang pernah kita lakukan bersama tahun lalu, tapi tentu dengan penyesuaian terbaru. Sangat berharap kontribusi dari setiap kawan atas ini. Silahkan kunjungi: jejaringsolidaritaspalembang.com untuk informasi mendetail. Akan terus diupdate melalalui kanal kawan-kawan yang terlibat. #wargabantuwarga #rakyatbanturakyat #jejaringsolidaritaspalembang https://www.instagram.com/p/CRp8K8KANXc/?utm_medium=tumblr
0 notes
speed70-bali · 4 years
Video
instagram
Semangat solidaritas itu masih trus melekat, berbagi kebahagian bersama, #RakyatbantuRakyat #solidaritaspangandenpasar #solidaritas #cucitangan #berbagii (di Denpasar, Bali, Indonesia) https://www.instagram.com/p/B_SW_9xprsG/?igshid=o7rhtq3pmszk
0 notes
errybalinew · 3 years
Video
#Repost @letshelpbenoa ... #Repost @demianakgenerasi_dpp 22 September 2021 400 Box Paket Nasi kami masih di sini untuk bali pulih kembali... *SALAM SEHAT* Terimakasih Seluruh Donatur dan team relawan @letshelpbenoa 🎀🇮🇩🙏 870 Nasi Kotak telah terbagikan dalam 5 kali pembagian untuk Keluarga di BENOA dan KUTA Yang sangat terdampak PANDEMI secara ekonomi. Terimakasih untuk memberikan semangat melalui kegiatan berbagi ini. Terimakasih 🙏🎀🇮🇩 @amerikabersatu @demianakgenerasi_dpp @ahi_yuen @crossjodi &team #tm86 @demianakgenerasi_dpp @chelseaislan @noviaardhana.official @ceskafrans Bpk @jokowi Bpk @sandiuno Bpk @basukibtp . . #letshelpbenoa #errydibali🌼 #amerikabersatu #demianakgenerasi #balibenoa #kutabali #kamuhebat #berbagiituindah #indonesiaku #indonesiabisa #indonesiakuat #balibangkit #pariwisatabali #rakyatbanturakyat #gotongroyong (at Benoa, Bali, Indonesia) https://www.instagram.com/p/CUJe_9slEL2/?utm_medium=tumblr
0 notes