Tumgik
#randomthingshappen
athaisatha · 4 years
Text
Bersama orang yang sholeh adalah pilihan paling tepat
Hal-hal yang membuat nyaman kadang tidak bisa digeneralisir. Setiap orang punya jenis nyamannya, dari yang paling umum sampai yang tidak masuk akal sekalipun.
Baginya yang akhir-akhir ini kesulitan khusyu dalam sholat, sesekali dia juga merasa ada waktu-waktu dimana dia bisa kembali mendapat nikmat itu, merasa nyaman dengan setiap bacaan dan gerakan dalam sholatnya. Berjamaah.. yang sudah sangat sulit sekali dilakukan karena pembatasan.
Berdiri di belakangmu, mendengarkan bacaan sholatmu dan mengaamiininya, diiringi suara derasnya hujan di luar sana semakin membuat syahdu hatinya. Usai salam rakaat terakhir, memandangi punggungmu adalah ritual kesukaannya kemudian dia mendapatkan segurat senyuman saat kamu menengok ke arahnya setelah sholat sungguh menyejukan hatinya. Masya Allah, kelak bukan hanya senyuman itu, akan tiba saatnya nanti setiap selesai berjamaah dengannya kamu berbalik dan mengecup keningnya usai dia mencium tanganmu. Definisi surga dunia adalah bersama orang-orang yang sholeh.
Sebenarnya dia enggan mengaku bahwa dia sangat mengagumimu, meskipun rasanya itu hal yang wajar dan menjadi kekuatan hati kenapa sampai detik ini dia mampu bertahan membersamaimu. Sudah sepatutnya pasangan itu saling mengagumi untuk memupuk rasa cintanya. Jika dia selalu berkata alasan dia mencintaimu adalah kamu, bukan berarti sosokmu begitu sempurna tapi dia yang berusaha melihat lebih banyak sisi baikmu daripada sibuk mempersoalkan sisi sebaliknya.
Dia juga ingin berkata sepertimu, dia bisa saja memilih yang lebih tampan, yang lebih mapan, yang lebih romantis, yang lebih pengalah, yang lebih penurut, yang lebih berusaha memberi apapun tanpa tapi, yang lebih memanjakannya, yang lebih gercep, yang lebih bucin, yang lebih segalanya darimu dan yang lebih lainnya. Tapi dia sadar tidak perlu mengutarakan itu, karena sejauh apapun dia mencari semuanya tidak akan ada pada satu raga.
Meskipun kamu bukan penurut setidaknya kamu bukan penuntut, meskipun kamu masih saja sulit mengalah tapi kamu tidak pernah menyalahkan, meskipun kamu tidak begitu romantis seperti yang dia inginkan tapi humoris membuatmu cukup manis, meskipun kamu yang ternyata lebih manja tapi dia kadang memang suka memanjakan tanpa diminta, meskipun kadang kamu sering membuatnya menunggu lama tapi dia bisa tahan dan mencoba menerima, meskipun kamu tidak mau jadi bucin dan segala iya-iya saja tapi kamu lebih bisa mengarahkan, meskipun kamu egois tapi tidak pernah abai ketika dia menangis, meskipun kamu kadang tidak peka tapi mau belajar lebih mengenal, kemudian banyak meskipun lainnya yang ada padamu.
Apakah dia menyukai semuanya karena dia begitu mengagumi kamu?
Tentu saja, tidak!
Banyak protes yang dia utarakan selama ini, karena begitu banyak sikap yang tidak biasa dia dapatkan kemudian dia dihadapkan dengan kamu yang begitu, dan protes adalah sebuah bentuk kompromi. Kalian berusaha saling menyesuaikan, kamu berusaha lebih pengertian, dia berusaha lebih sabar.
Bersama seseorang bukan berarti karena yang ada padanya adalah hal-hal yang kita sukai saja. Namun lebih dari itu, menerima dan memperbaiki kekurangannya adalah bentuk dari saling pengertian dan membaikan. Iya, kita tidak akan pernah bisa mengubah seseorang meskipun itu orang yang kita cintai. Tapi karena kita mencintai seseorang dan ingin bertahan bersamanya, maka diri sendirilah yang kemudian mendorong untuk berubah dan menyesuaikan dengan yang pasangan kita sukai semata-mata karena demi membahagiakan.
Dari semua yang masih dia kesampingkan itu hanya satu yang tidak bisa diganti dengan sikap apapun. Kamu insya Allah adalah orang yang sholeh.
Meskipun satu hal itu justru memberatkan untuknya, enam tahun yang lalu dia berkaca bahwa dia tidak cukup shaleha untuk mengharapkan seseorang yang sholeh bersamanya. Kemudian perjalanan panjang dimulai, tahun itu menjadi titik balik dirinya. Dia belajar memantaskan diri untuk modal utama dirinya, dia belajar ilmu berumah tangga karena ternyata menikah itu butuh ilmu tidak asal menikah dulu, dia belajar ilmu parenting meskipun masih jauh pula tahapan itu. Dia berusaha menyiapkan dirinya, meskipun hari ini dia merasa belum menjadi shaleha yang pantas tapi Allah telah mempertemukannya denganmu. Ada teman berjuang rasanya lebih ringan, Allah ingin memudahkannya. Alhamdulillah..
Bisa dikatakan mengagumimu bukan karena semata-mata karena dia mencintaimu. Tapi dia mencintai setiap detail yang Allah biarkan dia tahu ada padamu.
Dia mencintai kebiasaan beribadahmu yang jika dimana pun selalu mengajak di awal waktu. Dia mencintai merdu tilawahmu, hal ini tidak pernah sampai detail dia harapkan yang penting bisa mengaji tapi Allah Maha Baik memberi bonus yang satu ini. Dia mencintai caramu mencintai keluargamu, detail keluarga yang tidak dia dapatkan di keluarganya sendiri. Dia mencintai tutur katamu yang tidak pernah meninggi padanya seburuk apapun suasana hatimu. Dia mencintai marahmu, sesuatu yang baginya begitu takut tidak pernah ada pada seseorang yang dia inginkan tapi ternyata ada padamu. Dia mencintai segala kejutanmu, padahal selama ini dia yang begitu suka memberikan kejutan pada orang lain dan kini dia tahu rasanya perasaan bahagia itu. Dia mencintai caramu mengabulkan permintaannya, meskipun itu untuk hal yang remeh. Dia mencintai sabarmu, berhubung dia kekanakannya luar biasa dan orangnya moody kalau tidak sabar pasti cepat bubar. Dia mencintai jenakamu, meskipun kadang tidak lucu. Dia mencintai ketidak romantisanmu, saking jarangnya bahkan hanya sedikit hal manis saja dia klaim sebagai prestasi romantismu. Dia mencintai sentuhanmu, salah satu hal yang menyamankannya bagi orang kinestetik bahwa sentuhan lebih bermakna dari kata-kata menenangkan (meskipun kata-kata baik pun penting ada baginya). Dia mencintai manjamu, selalu membuat gemas dan rindu.
Dia mencintai caramu mencintainya, banyak lagi hal yang mungkin terlewatkan dalam ingatan selain hal-hal di atas yang merupakan sebentuk cinta dari kamu.
Mau sebanyak apapun itu, mau hanya mengulang hal-hal yang dia kagumi itu selamanya, dia harap semua kenyamanan itu datangnya hanya dari kamu. Dia berharap untuk berhenti di kata cukup. Karena dia percaya Allah memberikan pasangan itu yang sepadan, yang sholeh/shaleha-nya sekufu, maka jika dia meminta yang lebih lagi dari kamu seperti yang dia bilang dia bisa saja, belum tentu dia mampu membersamainya.
Tidak perlu sempurna (karena tidak ada) tapi saling melengkapi, tidak perlu cocok (karena tidak ada juga) tapi saling menyesuaikan, saling memahami, saling menjadi dan memperbaiki. Mau belajar sama-sama lebih baik daripada memiliki perbedaan yang begitu jauh dan terlalu lelah berlari untuk menyetarakan, terlalu lelah mendaki untuk dapat sama tinggi dengan yang menunggu di puncak. Allah tahu dia tidak akan mampu, ya, lebih itu tidak selalu baik, baginya cukup itu sudah yang terbaik.
Cukup dengan memilihmu yang sholeh, dia percaya akan selalu ada kebaikan bersamamu. Mau setinggi segunung kekurangan yang kamu punya, insya Allah kebaikan kamu seluas samudera. Kamu saja cukup, bahkan untuknya lebih dari cukup. Allah Maha Baik, mengabulkan yang lebih detail dari doa-doanya yang dia rasa sudah detail. Tentu saja Allah lebih detail, tidak ada yang luput dari-Nya, Allah memberi lebih dan membuatnya selalu merasa cukup.
Yakin saja dan ingat hadist ini, Pilihlah lelaki yang baik agamanya jika cinta ia akan memuliakanmu dan jika marah ia tidak akan menghinakanmu. (Imam Hasan Al Basri)
Karena yang baik agamanya pasti paham cara berakhlak mulia dan bersabar terhadap istrinya, cara menjaga istrinya dengan kasih sayang yang bersumber dari ridho Allah dan bisa lebih mendekatkan mereka kepada-Nya, juga selalu mempunyai ilmu yang bersumber dari nilai-nilai agama.
Kelak, akan ada satu waktu dimana bentuk syukur tertingginya adalah mencintaimu karena Allah dan memuliakan peranmu. Sama-sama ya, agar kelak berjodoh lagi di surga-Nya. Aamiin ya Allah ya mujibudu'a..
32 notes · View notes
dadrule-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
dadrule No.4 Random things will happen. #kids #dad #stayathomedad #random #things #randomthingshappen #stuff #rules #dadrule #dads #SAHD Visit our blog at dadrule.com @dadrule
0 notes
athaisatha · 4 years
Text
Inikah namanya bucin?
Tumblr media
Kayaknya dia kualat deh. Kayaknya..
Sebelumnya dia tuh gak paham sama konsep bucin, posesif, over protective, dan sejenisnya dalam kisah asmara.
Buat dia semua hal itu bersifat negatif, mengekang, dan 'naon sih meni riweuh' yg memperuwet sebuah hubungan dan bikin gak nyaman. Pokoknya gak banget weh lah!
Kemudian, setelah seorang kamu yg qadarullah Allah hadirkan di kehidupannya sebagai sosok yg lembut, sabar, penyayang, ngemong, dan menyamankan.. untuk dia yg pada dasarnya kebanyakan cuek, gak mau ribet dan bodo amatan, semua hal yg tadi di atas disebutkan tuh lambat laun (sepertinya) terjadi padanya. Entah mungkin ini disebut demikian atau bukan, cuman mendadak kepikiran aja dan mencoba menyangkut pautkannya. Kalaupun gak nyangkut ya udah lah ya..
Sebelumnya dia gak suka banget kebanyakan tuker kabar karena ngasih tahu terlalu detail juga buat apa sih, yg penting 'ada kabar' aja dalam sehari lagi ngerjain apa, sibuknya kenapa, gak yg ilang seharian juga tahu-tahu baru nongol abis pulang kerja. Kalau sebelum tidurnya mau teleponan kan juga enak bisa ngobrolin kegiatan seharian yg emang pas aja waktunya buat sharing season. Tapi sama kamu, semua itu jadi penting buat dia. Bukan yg harus detail juga cuman kali ini dia baru sadar aja "oh ya ternyata ngabarin tuh sepenting itu, kasih tahu keadaan kita sama orang yg care sama kita tuh seharus itu" dan gak bisa terlalu sebodo amat sedikasihnya kabar aja. Gak bisa loh secuek itu lagi, gak ngerti kenapa bisa seberubah ini dan bahkan suka protes kalau tiba-tiba lupa dikasih kabar.
Sebelumnya dia juga bukan tipikal yg suka kepo sama kebiasaan sehari-hari. Perihal udah makan atau belum, lagi ngapain, atau lagi dimana, nanyain hal-hal kayak gitu tuh terlalu lebay aja menurutnya. Toh pikirnya kalau laper ya pasti makan, kalau lagi senggang ya paling nanti chat, kalau lagi pergi kemana-mana mau ngasih tahu ya pamit dan kasih kabar. Pokoknya dia tuh orangnya super positive thinking deh udah, biar gak ribet juga gitu hidupnya. Tapi mendadak sama kamu itu semua tuh penting dan harus banget dia tahu. Kalau nggak, khawatirnya bisa kumat dan jadi uring-uringan sendiri. Apalagi udah mah gak ngabarin eh pas dicariin, diteleponin malah susah. Ah udah deh seketika galau~
Apakah ini yg dinamakan bucin?
Atau emang dulu dianya cupu aja gak tahu apa-apa?
Kalau iya.. kenapa rasanya.. ternyata menyenangkan? Hahaha
Maksudnya segala pandangan negatif yg dulu pernah ada di benaknya itu perlahan pudar.
Ya mau tahu kabar kan karena peduli.
Ya kepo kan karena perhatian.
Ya nyariin kan karena butuh kamu ada.
Seketika seneng kalau dilarang-larang padahal dia anaknya semau gue, masya Allah perhatiannya kamu.. *padahal dulu nganggapnya over protective.
Seketika sumringah kalau dikabarin tanpa diminta, masya Allah pengertiannya kamu.. *padahal dulu rasanya kayak diposesifin.
Seketika kangen terus tiap hari padahal komunikasi rutin, lebih kangen kalau sehabis ketemu padahal baru beberapa menit pisah, kangennya menjadi-jadi kalau lebih dari seminggu gak bisa ketemuan.. *padahal dulu bilangnya yg begini tuh bucin, katanya ketemu mah gak usah sering-sering nanti bosen.
Ya Allah.. dia kualat kali ya hahaha iya gak sih?
Tapi ya itu kenapa rasanya perasaan ini menyenangkan? Gak ada keterpaksaan atau berat hati, padahal begitu banyak pengorbanan yg ada di dalamnya. Menyisihkan waktu, menurunkan ego, mikir buat bikin seneng, dan gimana caranya bisa saling menyamankan dengan segala keterbatasan yg mereka punya satu sama lain.
Emang gak gampang, bahkan prosesnya pun gak simple, cuman ya happy.. masya Allah tabarakallah :)
Sampai-sampai kalau teleponan pun lamaaaaa banget ini tuh gak ngerti ngomongin apaan aja padahal seharian juga udah chat mulu.
Allah kok baik banget ya, dia padahal cuma minta yg penting sholeh tapi Allah kasih kamu yg soleh plus semua hal detail yg dia pengen ada di pasangannya. Padahal kan katanya kalau berdoa gak usah terlalu muluk juga nanti susah dapetnya, makanya dia ganti permintaannya cuman ketika dia memperingkas doanya pengen sama yg penting sholeh aja dulu eh Allah ngasih bonusnya gak kira-kira. Ya Karim Ya Mujiib.. Alhamdulillah ala kulli hal :)
Besok-besok kalau berdoa mendingan detail aja, sujud yg lama, duduk setelah solat lama-lama, gak perlu takut gak dikabulin. Karena kalaupun gak terkabul, yg dikasihnya justru lebih baik dari yg diminta.
3 notes · View notes
athaisatha · 5 years
Text
Tumblr media
Mengenal seseorang itu memang bukan hanya perihal waktu, entah itu sebentar ataupun dalam jangka waktu yang lama. Adakalanya meskipun baru bertemu seolah sudah mengenal seseorang begitu lama, dan sebaliknya saat merasa sudah bersama begitu lama kadang terlintas perasaan belum benar-benar mengenal orang tersebut.
.
Ya, aku juga belum sepenuhnya memahami dirinya. Satu waktu aku pernah merasa dia adalah seseorang yang paling aku kenal dengan menghafal semua sifatnya, nyaman akan keberadaannya. Tapi di lain hari aku menemukan dia yang tidak aku kenal sama sekali dan baru aku temui. Semua itu terjadi karena melibatkan perasaan.
.
Bisa saja tidak perlu memikirkan seseorang terlalu jauh, tidak harus mengenal seseorang terlalu dalam, tapi untukku saling memahami itu sangat penting. Sementara jalan yang harus ditempuh adalah dengan mengenal seseorang tanpa tapi. Tentu saja bukan hanya mengetahui apa yang dia suka, namun tidak mengabaikan juga apa yang tidak disukainya.
.
Dua belas jam dengan seseorang yang baru dikenal. Hari itu menjadi pertemuan terlama dan obrolan terpanjang yang tidak habis-habis meski langit sudah berganti gelap. Kelak, akankah ada yang lebih lama lagi?
Aku tidak tahu apakah dia akan bosan terus-menerus bertukar cerita denganku nantinya. Mungkin akan banyak lagi hal-hal tidak mengenakan dalam sekian waktu yang kami habiskan bersama. Tapi bukankah perjalanan waktu memang begitu?
.
Cr : We Heart It
20 notes · View notes
athaisatha · 5 years
Text
Tumblr media
Pada suatu waktu, ada yang menawarkanku sebuah kebersamaan. Aku merenung, entah sudah berapa musim terlewati dari terakhir kalinya ada yang datang dengan penawaran yang sama. Sejenak perasaanku berkecambuk, bahkan mungkin bergelut memikirkan segala macam kemungkinan yang bisa terjadi setelah ini.
Memberikan kepercayaan bukan hal mudah. Berhubung dunia ini sudah tidak tanggung-tanggung membagi pelajaran perkara kehilangan, perpisahan, dan kekecewaan yang lebih pedih dibandingkan pertama kali aku jatuh cinta. Mungkin aku dirasa sudah siap menerima itu, tapi rasanya tetap sakit. Sungguh baik-baik aku jaga sebentuk hati yang rapuh itu, bahkan sepertinya begitu erat aku mendekap kesendirian selama ini. Aku terlalu takut, sampai akhirnya seseorang berusaha mengetuk lebih keras dan terdengar sampai relung sanubari.
Ada cinta dari tatapannya, setiap tutur katanya, seluruh sikapnya, dan sentuhannya. Dia menggenggam tanganku sekali, namun mampu menggenggam hatiku seutuhnya. Dia seolah berjanji bahwa aku dapat selalu berpegangan padanya. Dia membawakan aku cinta, inikah kesempatanku untuk menyambutnya? Dan boleh percaya bahwa bersamanya aku tidak akan jatuh lagi.
Cr : We Heart It
22 notes · View notes
athaisatha · 4 years
Text
Memeluk Sendiri
Tidak ada ritual khusus untuk menggugurkan rindu
Aku hanya menanti temu untuk itu
Namun rinduku sungguh keterlaluan
Karena tidak mau berhenti meski pertemuan sudah dijalankan
Masih ada pisah untuk menanti temu di lain hari
Tapi rindu itu sialnya tidak mau pergi
Kini aku hanya dapat memeluk diri sendiri
Merasakan aroma tubuhmu yang tertinggal
Membuat kerinduan semakin menyeruak
Menagih temu lagi
Aku rindu dan selalu begitu
Setiap hari bahkan setiap waktu
5 notes · View notes
athaisatha · 5 years
Text
Ready?
Tiba-tiba terlintas beberapa pertimbangan di kepala, pada waktu seperti apa kita memutuskan “Ya, aku mau nikah!”
Random memang, tapi bahasannya masih nikah-nikah aja, ya udah sih yang kepikirannya ya itu sekarang hahaha besok-besok kalau aku kepikiran soal punya anak aku sharing juga sekalian.
Jadi gini...
Emang ada benarnya kalimat yang berbunyi, “Menikahlah ketika siap, bukan karena ingin, bukan karena harus.” nyambungnya itu emang ke persoalan hati yang ikhlas, karena ketika kita siap ya berarti apapun yang ada di depan setelah menikah bakal kita hadapi dengan penuh tanggung jawab. Bukan berarti kalau nemu masalah gak ngeluh, bukan, tapi meskipun ngeluh ya setidaknya nyari solusinya tuh lebih bener lah caranya, lebih cooling down, bukan malah putus asa dengan masalah yang ada. Karena kebahagiaan itu sepaket sama ujian, buat apa? Ya buat naik level.
Ujian itu dari Allah juga kok, saat kita dapet itu padahal sebelumnya yang kebayang tentang nikah adalah yang happy-happy-nya aja terus kita mager buat diuji berarti mungkin sebetulnya kita belum siap. Makanya banyak yang nikah muda, banyak juga yang cerai kan. Naudzubillahimindzalik...
Aku, sebagai orang yang belum diberikan kesempatan menikah sama Allah jadi punya banyak pandangan dan pertimbangan menyikapi fenomena pernikahan now a day
 Ada perasaan ngebet pengen nikah? Tentu.
Ada perasaan takut? Ya, ada juga.
Ada perasaan ragu? Sering, tapi kadang-kadang hahaha.
Lama-lama jadi paham kenapa kita harus ber-husnudzan sama Allah, bukan berarti orang lain yang duluan nikah dibanding kita itu lebih baik, kalau bandinginnya sama orang lain mah gak akan ada abisnya sih. Tapi bandingkan tuh sama diri sendiri, mungkin Allah punya rencana lebih baik buat kita kenapa belum dikasih kesempatan menikah, bukan berarti telat loh karena Allah Maha Mengatur dan tahu waktu terbaik buat hamba-hamba-Nya.
Kerandoman siang ini tentang hal-hal yang berhubungan dengan diri sendiri sebagai bahan renungan...
Pahamilah kalau kita udah nikah bakalan ada yang pengen selalu tahu kabar kita, bukan karena kangen-kangen banget sih—tapi kangen juga iya—justru disinilah pentingnya komunikasi. Bukan juga yang selalu chat atau telepon dari waktu ke waktu apalagi sampai ganggu jam kerja, tapi kabar itu bisa diberikan dalam jangka waktu tertentu biar pasangan tenang. Ada waktu-waktu khusus yang bisa dibiasain buat ngasih kabar kalau kita sibuk sama kerjaan, hal ini juga bisa jadi waktu rehat sejenak dari kerjaan yang menumpuk. Selalu ada kekhawatiran ketika jauh dari orang yang disayang, bukan berarti protektif cuman ya begitulah... ngerti kan? Apalagi perempuan, suka lebih sensitif kalau soal perasaan. Dalam hal ini sesibuk apapun kita, kalau udah menikah tolong ya inget buat ngabarin pasangannya meskipun cuma chat “Udah makan siang apa belum?” itu tuh hal kecil tapi penting tapi sering diabaikan. Sepertinya kayak hal biasa tapi bukankah memupuk cinta itu harus setiap saat, gak selalu harus pakai pupuk tapi pakai air lebih penting. Waktu masih sendiri, mau kita sesibuk apapun ya bodo amat kan ya gak akan ada yang nyariin juga hahaha—kasian amat sih—yang penting endingnya pulang ke rumah atau kalau lembur baru ngabarin orang rumah. But, it’s different when you was marriage. Kalau masih suka bodo amat, jangan-jangan lupa juga udah punya pasangan yang nunggu di rumah ya? Ya ampun... yakin siap nikah?
Selain itu, apa kita udah bisa mengalah pada kehendak sendiri demi kebahagiaan pasangan kita? Contohnya hobi-hobi kita yang kita seneng banget, udah rela dikurangi intensitasnya demi memprioritaskan keluarga kecil kita nanti? Waktu nongkrong sama teman-teman dikurangi biar kita bisa lebih cepet ketemu dan barengan sama keluarga, siap? Udah ridho belum? Aku sih masih berpikir positif bahwa kalau udah nikah tuh gak akan terkekang banget kok, asalkan ketemu pasangannya yang tepat. Aku emang tipikal orang yang gak mau diatur tapi bersedia diatur kalau emang udah kodratnya jadi istri dan insya Allah bisa bedain berdasarkan prioritasnya, ya masa iya mau semau gue terus kan ya. Tapi aku percaya kalau menemukan pasangan yang tepat, perasaan “diatur” itu gak akan pernah ada, ya karena akunya ridho nurut sama pasangan jadi gak ada keterpaksaan. Sangkut pautnya yang aku omongin di atas dengan diatur itu adalah perubahan yang terjadi setelah menikah yaitu perihal prioritas. Kalau kita masih selalu memprioritaskan diri kita sendiri, aku rasa itu artinya kita belum beneran siap berumah tangga. Kenapa? Rumah tangga itu kan isinya berdua ditambah anak-anak nantinya, kalau masih mau berpikir soal kesenangan diri sendiri tanpa lihat bagaimana pasangan dan anak-anak ya buat apa lah berumah tangga dulu, toh porsi egoisnya masih segitu loh, main aja dulu. Tapi bukan berarti gak boleh memprioritaskan kesenangan sendiri, boleh, cuman porsinya jauh lebih sedikit. Karena tentu aja kita juga butuh me time kan, butuh sesuatu yang menyenangkan diri sendiri entah itu sendirian atau sama temen-temen. Bedanya, kalau udah nikah yang kayak gitu tuh diobrolin dulu sama pasangan jangan tiba-tiba random pergi-pergi sendiri. Belajar menghargai satu sama lain, keputusan apapun harus diomongin bareng dan disepakati bersama biar sama-sama happy. Pernikahan kan juga bukan perihal hak dan kewajiban aja, tapi juga toleransi, pengertian, dan saling membahagiakan.
Idealnya, kita tetep bisa melakukan hobi-hobi yang kita sukai, kita juga masih tetep bisa nongkrong sama teman-teman. Tapi, sesuai kesepakatan dengan pasangan kita, setelah memprioritaskan keluarga kita, pokoknya urusan kesenangan kita tuh terakhir setelah semua itu. Bagi sebagian orang ini bakalan terasa sulit, apalagi yang setiap mau harus selalu diturutin, salah banget kalau membangun rumah tangga, bikin kerajaan aja kalau gitu... kamu jadi rajanya.
Rumah tangga itu katanya ibadah seumur hidup, yap aku setuju. Ini nih yang lagi aku luruskan sampai sekarang, niat, semoga ketika nanti aku memutuskan untuk menikah ya niat aku ibadah. Kalau niatnya biar bahagia gak akan tercapai, toh ya paketannya menikah itu kan gak cuma bahagianya aja. Saat udah punya peran-peran baru dalam rumah tangga, aku jadi apa, tugasku apa, dan kamu juga bagaimana, dasarnya itu ya harus karena ibadah dan ridho. Suami jadi imam ya jadilah selayaknya imam, banyak baca buku, ikut kajian, akhlak imam yang baik dalam Islam itu tuh yang gimana sih? Merujuk ke Rasulullah SAW udah paling bener, meskipun gak akan bisa sekeren beliau tapi ya namanya juga usaha. Ngasih nafkah, nafkah yang baik itu yang bagaimana, gak cuma ngasih dalam bentuk rupiah dan materi, memberikan rasa tentram juga nafkah loh ya ternyata. Buat istri juga sama, gimana sih istri yang baik tuh? Ridhonya udah bukan di orang tua lagi, tapi udah di suami. Banyak belajar juga ilmunya biar gak cuma ngurus rumah kayak pembantu... guys perempuan tuh menikah bukan cuma buat melayani suami kayak gituan doang kok, jauh lebih mulia dari itu yakali cuma buat ngurusin rumah. No! Banyak keberkahan lain kalau udah jadi istri, mari banyak belajar biar gak jenuh dan gak merasa cuma jadi bibi di rumah wkwkwk. Kalau istrinya kerja boleh? Boleh, asal suaminya ridho. Bukan diandalkan buat sama-sama nyari nafkahnya karena bukan gitu tapi ya cuma buat kegiatan aja kali ya hehehe apalagi buat perempuan-perempuan yang super aktif semasa singlelillah, I feel you guys! Kalau istrinya gak boleh kerja, ya udah... tapi suami juga harus siap dirungsingin setiap saat wkwkwk ketawa jahat. Pasalnya, istri yang gak bekerja itu gak banyak kegiatan kan, otomatis nunggu suaminya cepet-cepet pulang kan. Nah kembali ke paragraf sebelumnya, para suami udah ridho langsung pulang ke rumah tanpa nongkrong ngopi-ngopi dulu sama rekan kerjanya? Bukannya membatasi, atau ujung-ujungnya bikin suami jadi takut istri, atau bohong dan sembunyi-sembunyi kalau mau ngumpul sama temen-temennya—plis guys kalau mental kalian masih kayak gini mau jadi apa rumah tangganya—tapi inget kan kalau udah nikah tuh ‘lebih besar’ prioritas utamanya udah bukan diri sendiri lagi?
Saat kita menemukan pasangan yang tepat, semua itu gak masalah kok bisa dibicarakan, bisa disepakati bersama. Makanya penting banget ngomongin hal-hal remeh temeh gini sama calon pasangan kamu meskipun apa yang kita rencanakan belum mencakup bahkan 1% nya dari kehidupan pernikahan kita nanti, semoga lebih langgeng dan lebih panjang umur sampai maut memisahkan, aamiin...
Akan ada yang bersedia dengan ikhlas mengesampingkan prioritasnya sendiri demi kita tanpa kita minta sekalipun, karena dia mengerti ibadahnya yang sekarang itu gak cuma tergantung dirinya sendiri. Akan ada juga yang bersedia ikut nongkrong sama temen-temen kita, biar hidup berumah tangga tetep seimbang dengan hidup bersosialisasi. Akan ada yang mengerti dengan hobi-hobi kita bahkan nemenin dan memfasilitasi, biar masing-masing hati tetep happy dan merasa dibahagiakan dengan berjuta pengertian. Tenang aja, tenang... Allah akan memasangkan kita dengan orang yang tepat, terbaik sesuai pilihan-Nya. Insya Allah, Aamiin Ya Mujibud Du’a...
Sebetulnya banyak keresahan saat menentukan akan menikah, selain keputusan “Ya, aku mau nikah!” hal itu diiringi juga dengan pertanyaan “Nikahnya sama siapa?” semoga niat dan jodoh kita berbanding lurus ya. Jadi gak akan ada tuh kerikil-kerikil yang mengganjal, kan nanti ada yang nyapuin kerikilnya hehehe.
Oke mari perbaiki niat dan doanya.
“Ya Allah, aku niat menikah karena ingin taat dan beribadah kepada-Mu, menyempurnakan setengah agamaku dengan seseorang pilihan-Mu. Ya, aku tidak meminta spesifik ingin menikah dengan siapa tapi aku berharap dengan seseorang terbaik yang Engkau pilihkan untukku. Karena aku yakin, jika dengan pilihan-Mu maka aku akan menjadi hamba yang beruntung. Tidak akan ada kekecewaan karena Engkau yang Maha Tahu pendamping hidup yang pantas dan sekufu denganku. Aamiin ya robbalalamiin...”
Menikah itu konsepnya selalu memberi, “give and give”... tapi menikah itu juga “saling”, kalau cuma sebelah pihak ya sakinah mawadah warahmah-nya gak dapet dong? Kalau mau dikaji panjaaaaaang banget emang ilmu menikah tuh, tapi kalau ketemu sama pasangan yang sama-sama mau belajar bareng meskipun sekarang belum menguasai semua ilmunya juga gak apa-apa, kan bisa sambil belajar bareng justru lebih enak kan ya.
Btw, kerandoman aku siang ini sebetulnya buat berkaca diri aku sendiri. Buat kalian yang gak sengaja baca tulisan yang malesin banget gak sih panjang gini hahaha semoga bisa diambil yang baik-baiknya aja. Buat yg baca dan udah menikah, boleh dong sharing juga yaaa da baik hehehe. Intinya, siapin diri sendiri dulu, pantaskan diri sendiri dulu, mantapkan niat dulu, insya Allah jalannya sih dari Allah nanti... atau sebentar lagi aamiin. Selamat hari jumat, semoga jodoh segera bertamu hehehe :D
50 notes · View notes
athaisatha · 4 years
Text
Kursi Kiri
Kamu mengambil tangannya dari pangkuan, menggenggam dan memainkan jemarinya. Sambil masih mengendalikan kemudi sesekali kamu menciumi punggung tangannya dengan lembut.
Dia memandang ke arahmu yang terus fokus melihat jalanan sambil tersenyum dan mengelus pipimu menggunakan tangannya. Pemandangan yang lucu dan membahagiakan.
Rasanya moment romantis tidak harus selalu dipersiapkan dan direncanakan, hanya dengan hal-hal kecil yang manis namun selalu ada setiap waktu, rasanya sudah cukup membuat hatinya berbunga-bunga.
Seperti mimpi memandangi wajahmu yang hanya tersinari sedikit cahaya dalam pekatnya malam, berada di kursi kiri bersebelahan denganmu dan merasa sebahagia ini. Dia tidak pernah memimpikan sebelumnya, tapi ini terjadi.
Sungguh Allah begitu sempurna menuliskan kisah cintanya, dengan segala lika-liku, bersama masa lalu atau denganmu hari ini, dia bersyukur. Akhirnya sampai pada waktu ditemukanmu. Terima kasih karena memilihnya dan gigih meyakinkannya.
Sejak saat itu dia tidak pernah berhenti menyayangimu.
2 notes · View notes
athaisatha · 5 years
Text
Tumblr media
I’m proud the person is you
Who take a lot of care to me
Who did anything even the little thing I like
Who say some positive words every second
Who share more story day by day
Who make me smile, laugh, and feel precious
I don't want to ask anyone else
I just want you in my whole life
That’s enough
Because your presence fulfills me
Thank you for choosing me, loving me, looking after me
I love you
Just because the person is you
.
.
Picture source : Instagram tria.galeri
*one of the sweetest thing that make me love you more and more
15 notes · View notes
athaisatha · 5 years
Text
Aku tuh (gak) pengen pacaran!
Wait, aku bisa jelasin.
Jadi gini... emang iya sejak dahulu kala ketika aku berpikir ingin menikah, aku udah gak mau pacaran lagi. Iya itu yg dalam kurungnya dibaca loh ya. Tapi sebetulnya aku juga pengen banget pacaran... setelah halal, nah kalo ini yg dalam kurungnya gak perlu dibaca tapi tambahin embel-embel yg aku bold barusan.
Hal yg aku sadari, pas PDKT dan awal-awal pacaran itu emang selalu so sweet kan ya, yg indah-indaaah mulu gitu kerasanya. Seiring berjalannya waktu baru deh cobaan-cobaan datang menguji dua insan. Ada yg bertahan, ada juga yg milih udahan. Tergantung sepelik apa cobaannya, tergantung mereka yg menjalani apakah bisa melewatinya atau udah bubar jalan aja sebagai pilihan terbaik.
Menurutku agak sia-sia juga sih bertahan dengan orang yg belum tentu sama kita, ingat konsep jagain jodoh orang? Nah gitu. Jadi mereka tuh belum tentu barengan di masa depan, tapi udah cape-cape berantem, cape-cape berkorban, cape-cape ngalah, cape-cape ini itu pokoknya. Padahal semua sikap baik yg selama itu dilakukan gak bernilai pahala, bahkan jadinya dosa. Iya sih kalau lihat yg seneng-senengnya di awal itu mah rasanya nikmat banget gitu ya, happy, bahagia serasa dunia milik berdua yg lain ngontrak, tapi coba pikir lagi itu juga kan ujian. Bisa gak kita jaga hati sampai halal tiba? *eaaa~
Menjemput jodoh yg baik tentunya harus dengan cara yg baik. Kata Allah kan “Perempuan yg baik untuk lelaki yg baik dan sebaliknya”. Ya aku juga sama, pernah tergelincir dan rasanya kalau inget lagi sekarang duh rugi banget, buang-buang waktu banget. Niatnya menemukan jodoh, malah bertindak bodoh. Bodoh karena kenapa sih pake konsep pacaran segala? Kayak abege aja... dan akhirnya Allah cemburu, mungkin marah sama aku. “Hei hamba-Ku katanya mau nikah kok cara menjemputnya gak yg bikin Aku ridho? Jadi gimana Aku mau mengabulkan permintaanmu sekarang? Toh jalan yg kamu ambil aja melenceng dari syariat-Ku, pending lagi ya...” Mungkin kurang lebih begitu kata Allah.
Di situ hilanglah nilai berkahnya. Astaghfirullahaladziim... emang kan ya hawa nafsu itu datengnya dari bisikan setan. Bukan nyari kambing hitam nyalah-nyalahin setan, tapi ya setan emang disettingnya begitu menurut Al-Quran untuk menyesatkan anak-anak Adam. Cuman bukan salah setan seutuhnya juga, berarti iman kita kurang kuat tentu saja. Nah belajar lagi deh tuh, hijrah lagi, istiqomah lagi di jalan Allah. Berat emang mulai dari nol, tapi percaya aja nikmat yg didapatkan nantinya pasti lebih besar, lebih nikmat dari makan nasi liwet pas lagi lapar-laparnya.
Makanya setelah pernah masuk ke kubangan yg cukup dalam dan bikin luka-luka, aku mencoba bangkit lagi. Bersih-bersih hati lagi, bebenah diri lagi, ah ternyata aku nih masih jauuuhh banget kali ya buat diketemuin sama jodohku kata Allah. Makanya aku diuji, tapi Allah Maha Baik. Gak ada hamba-Nya yg terus-terusan diuji kan, ya aku harap sih ujian soal jodoh ini akan segera berakhir dan ganti ujiannya ke level yg lain biar aku jadi hamba Allah yg lebih upgrade. Aamiin...
Ketika aku dihadapkan pada posisi yg sama, aku gak mau dong terjerumus lagi pada kesalahan yg sama. Berusaha gak mau lagi ngelakuin hal yg gak disukai Allah, minimal meskipun belum bener banget juga aku tuh pengen menjaga jarak aman dengan gak pacaran.
Karena itu jalan yg aku pilih, meskipun mungkin sometime kangen juga moment-moment pacaran yg lucu dan romantis bareng pasangan. Nah jangan lagi ada pikiran kayak gitu sekarang, no! Maksudnya no jangan sekarang, nanti aja hehehe.
Gantinya, hal-hal itu jadi penyemangat biar taarufan-nya berproses, berprogres, dengan cara yg disukai Allah biar Allah ridho, biar Allah seneng dan memudahkan jalan menuju niat baik untuk menikah biar bisa segera pacaran halal. Menjaga diri, menjaga hawa nafsu, menjaga batasan-batasan agar proses perkenalan itu dalam hal yg wajar adalah sebuah upaya juga kok. Kalaupun rasanya ya... sedikit hambar atau kok kayak temenan aja ngobrol-ngobrol doang taaruf tuh ya, tapi bukannya emang itu ya yg Allah suka? Emang gitu jalan yg Allah fasilitasi untuk saling mengenal sebelum akhirnya memutuskan menikah? Jadi ya gak usah takut ngerasa gak berprogres karena gak sampe “ngapa-ngapain” justru dengan kita gak ngapa-ngapain itu dan mengharap ridho Allah udah cukup menunjukkan keseriusan niat kita sama Allah. Wallahualam bishawab... berharapnya sama Allah kan? Insya Allah, Allah paham maksud hati kita.
Coba deh bayangin, kalau kita mau menunda segala “romansa” pacaran itu untuk pacaran setelah halal nanti pasti rasanya jadi lebih nikmat. Ya gimana nggak, dihitung amal baik cuy, berkah, berpahala lagi masya Allah. Gak kepengen?
Manggil sayang berpahala, bercandaan bareng sambil gombal-gombalan berpahala, pelukan nduselan berpahala, bobo bareng juga ibadah. Masya Allah, fabiayyi aalaa irabbikuma tukadzibaan? Masa sih kita mau menggadaikan kenikmatan super duper itu “nanti” karena buru-buru pengen test drive sekarang? Sabar cuy, proses dulu yg penting. Ikhtiar, jalanin step by step nya, inget deadline juga jangan terlalu santai. Ada waktunya kok nanti sama “yg udah pasti”. Jangan lupa banyak-banyak berdoa.
Jadi kenapa aku bilang hal-hal ini bisa jadi penyemangat? Ya iya kalau pacaran hal-hal yg berpahala itu kan jatohnya dosa, lah kalau nanti jadinya berkah. Beneran gak tergerak hatinya untuk lebih semangat menuju halal? Hehehe. Asal kita bisa sabar sekarang, kita akan menuai bahagia kemudian. Aamiin ya Allah...
Itu sih motivasi terbesar aku, pengen Allah ridho. Kalau dibilang jaim sebetulnya aku ekspresif banget anaknya, kalau suka ya bilang aja suka, kalau manja bawaanya pengen nduselan peluk-peluk, kalau caper nyender-nyender nyari posisi ternyaman, kalau usil ya mendadak jadi menggemaskan gitu, kalau ngungkapin sesuatu bisa tiba-tiba kreatif bikin apa gitu buat nyenengin pasangan, ngelakuin hal-hal random bareng, dan lain-lain yg kalau disebutin sekarang jatohnya aku berkhayal banget hahaha. I’ll do anything for people I love, for sure! But, aku tahan semua hal menyenangkan itu agar nanti aku lebih excited menjalaninya pas udah halal *cieee dan lagi bisa nabung pahala banyak-banyak biar ke surga barengan lagi hahaha.
Sekian kerandoman isi kepala aku malem ini. Semoga sedikit menginspirasi para single fisabilillah, semangat yaa! Selamat mendekat menuju jodohnya, sabar insya Allah sebentar lagi ketemu, langkah kamu (di jalan Allah) udah tepat kok :)
11 notes · View notes
athaisatha · 5 years
Text
Cara
Dia belajar sesuatu, banyak sebetulnya. Dari cerita orang lain atau hal yg pernah terjadi padanya di waktu lalu. Tentang sebuah cara, jalannya proses, yg mana ketika lebih dari satu orang punya tujuan/maksud yg sama tapi cara yg digunakan dan proses yg dijalaninya tidak selalu sama, bahkan cenderung pasti berbeda.
Jika kita hanya memandang untuk menuju sebuah maksud itu hanya dengan satu jalan yg kita yakini, maka kita akan cepet berekspektasi bahwa orang lain tidak peka atau orang lain tidak mengerti caranya. Sehingga kita kadang melakukan upaya-upaya untuk mengarahkan pada cara tersebut, padahal kita sama-sama tahu maksud yg dituju tapi caranya saja yg berbeda.
Salah satu cara untuk menghindari kegelisahan itu adalah mengamati. Kalau kita biasa bertindak cepat dan mengambil keputusan segercep mungkin untuk melakukan sebuah hal, lain lagi dengan orang lain. Berikan dia waktu selama yg dia butuhkan, amati, sabar, dan pahami. Jika kamu hanya memikirkan agar cara yg dilakukannya sesuai dengan kehendakmu dan tidak mencoba mempelajari cara yg digunakannya, maka mindset kamu akan terprogram bahwa dia selalu menjadi pihak yg tidak mengerti dan lama-lama kamu akan terbiasa untuk kecewa.
Padahal kalau saja kamu mau cukup bertoleransi bahwa pola pikir, perasaan, dan kreatifitas setiap orang itu unik dengan caranya sendiri, bisa saja kamu menerima kejutan-kejutan dari sebuah cara diluar perkiraan kamu. Ingat, bahwa setiap orang punya caranya masing-masing untuk mengungkapkan sesuatu dengan maksud yg sama.
Ada yg minta maaf cukup dengan memberi cokelat, yg lain meminta maaf dengan memberi seikat bunga.
Ada yg berusaha memberi kesenangan dengan membuatkan bekal setiap hari, yg lain memberi kesenangan dengan cukup rajin menelepon setiap pagi.
Ada yg mengungkapkan perasaan sayang dengan kata-kata dan senyuman, yg lain mengungkapkannya cukup dengan pelukan.
Sederhana kan, tapi pikiran manusianya saja yg rumit. Gak apa-apa, itulah fungsinya akal.
Setiap cara adalah bahasa. Maksudnya sama, tapi kadang pelafalannya berbeda. Sama dengan sebuah sikap, kebiasan, perlakuan, semua tidak terdapat rata di semua manusia. Kalau kamu menemukan cara yg berbeda dari dia, tunggu, lihatlah, kamu akan tahu barangkali maksudnya sama dengan maksudmu.
Jangan sekali-kali ingin menerapkan ekpektasimu padanya, alangkah baiknya biar dia melakukan dengan caranya sendiri. Itu akan lebih menyenangkanmu karena menemukan hal-hal baru, kamu akan takjub dengan keberagaman akal yg Allah berikan pada pikiran setiap orang.
Seperti itulah tuntunan, membiarkan masing-masing menjadi dirinya sendiri dan memberi getaran pada hati kita untuk meniru kebaikannya dengan suka rela kemudian menjadi kebiasaan. Indah kan?
Bukan seperti tuntutan, yg mana jika tidak sesuai dengan cara kita maka mendikte dilakukan untuk memberi pelajaran dan menyamakan persepsi sesuai kehendak kita.
Rasanya pasti akan berbeda, kenyamanannya juga. Jika menuntun itu ibaratnya prosesnya panjang, lama tapi konsistensinya langgeng, sedangkan menuntut itu prosesnya cepat, instan bisa dilakukan saat itu juga tapi cenderung membebani.
Andai saja kita bisa bersabar dan mau terus belajar, konsep “give and give” ini akan berlangsung menyenangkan. Karena kebahagiaan yg hakiki itu adalah bahagia saat melihat orang lain bahagia kan, jadi untuk apa kita pamrih dan mengharapkan balasan yg sama? Bukankah kita sudah bahagia dengan membahagiakan orang lain, perasaan yg lebih luar biasa sudah kita dapatkan. Sebuah renungan untuk diri sendiri, saling memahami, dan minimalkan penyakit hati.
Semoga Allah meridhoi para hati yg pengertian, semoga Allah melapangkan para hati yg sabar menanti, semoga Allah mencintai para hati yg selalu berbaik sangka. Wallahualam bishawab...
5 notes · View notes
athaisatha · 5 years
Text
Tumblr media
#25 : Penting
Maaf, sepertinya aku tidak dapat menjabarkan tentang diriku sendiri. Aku percaya setiap orang yg mengenalku—yg hanya tahu atau yg benar-benar tahu—mereka mempunyai versi tersendiri atas pandangannya terhadapku.
.
Aku hanya berharap kepada siapapun yg mengenalku, semoga aku memiliki nilai baik di matanya. Namun jika ada tentangku yg kurang berkenan di hatinya, semoga hanya kesalahpahaman dan khilafku sebagai manusia, yg sengaja maupun tidak sengaja.
.
Untukku, pandangan mereka tentang siapa aku dapat merupakan hal yg penting dan tidak penting sekali pun. Pertama, tergantung siapa yg berbicara tentangku. Aku bersyukur memiliki teman-teman terdekat yg tidak selalu membenarkan semua sikapku, tidak jarang mereka juga mengingatkan kesalahanku namun tentu saja dengan cara yg baik. Ini termasuk kategori penting, kenapa? Karena mereka yg hanya menyalahkanku tapi tidak benar-benar mengenalku, mereka tidak memperbaikiku tapi merendahkanku. Sepertinya hal ini berlaku untuk khalayak kebanyakan juga. Tapi aku tetap berterimakasih, setidaknya itu mengurangi sedikit dosaku.
.
Kedua, aku tentu juga mengenal diriku sendiri tapi aku tidak terlalu mempercayai diriku. Kadang kala ketika menghadap cermin dan memandang sosokku sendiri maka yg berusaha kulihat adalah hal-hal yg baik saja. Entah aku orangnya terlalu positif atau kelewat narsis. Aku akan mengabaikan hal negatif pada diriku dengan catatan aku akan memperbaikinya besok sehingga aku tidak perlu melihatnya lagi. Tapi namanya manusia, hal negatif pada diriku juga banyak sekali. Aku kadang lupa dari mana aku harus mulai memperbaiki diriku.
.
Untuk mereka yg aku percaya, aku berusaha mendengar tentang aku dari mereka. Aku menjadi pendengar yg baik jika dinasihati bahkan aku sangat berterimakasih. Untuk mereka yg hanya sok tahu, aku lebih baik mengabaikannya saja.
.
Sekali lagi aku ingat nasihat dari seorang teman; Gak penting gimana kita di mata manusia, mau baik mau jelek pasti diomongin. Yg paling penting adalah gimana kita di hadapan Allah, kalau kita berusaha baik demi mengharap ridho Allah pasti kita akan dicintai. —RSS
.
Cr : We Heart It
12 notes · View notes
athaisatha · 5 years
Text
Tumblr media
#29 : Jarak
Cita-cita itu emang harus setinggi langit, tapi ya apa gunanya punya cita-cita besar tapi malas mewujudkannya. Kita tahu untuk sebuah hal yg kita inginkan banget tuh harus ada pengorbanannya. Itu harga yg patut dibayar biar kita bisa memiliki yg kita inginkan.
.
Bukan maksa, tapi ya kalau punya ingin pasti wajib diusahakan. Karena kita punya sesuatu itu tidak asal ‘cling’ langsung punya, tapi ada proses dalam menggapainya.
.
Cuman kenapa sih rasanya susah banget buat menggapai yg kita inginkan sementara melihat orang lain kayaknya gampang-gampang aja? Hei guys, kamu gak tahu aja kalau mereka juga melewati proses panjang dan progres naik turun dalam mencapai impiannya itu. Sementara kamu yg katanya bilang orang lain mah gampang dapetnya, masih aja diam di tempat sambil melihat mereka semakin sukses. Ketika orang lain udah menggapai mimpinya, kamu malah masih tidur dan bermimpi. Ya iya lah ketinggalan~
.
So wake up and doing something!
Tidak mudah memang, ya iya karena gak action sama sekali. Kalau action ya pasti kerasa susahnya. Tapi gak apa-apa itu berarti kita usaha kan. Yuk, tepis jarak jauh antara mimpi dan pencapaian kita. Dekati sedikit demi sedikit meski cuma sejengkal dalam waktu yg cukup lama, tapi tambah dekat kan? Dari pada hanya diam dan jaraknya tetap sama jauhnya.
6 notes · View notes
athaisatha · 5 years
Text
Tumblr media
#27 : Istri Budi
Harap tenang, Budi dan ibunya sedang terpaku menatap dua ekor kucing di jalan. “Bagaimana jika Budi seromantis itu dengan istrinya?” bathin ibunya.
Beliau menatap kedua hewan itu dengan sumringah namun tatapannya juga nanar, sampai lamunannya terhenti ketika pundaknya ditepuk Budi.
“Bu, ayo,” kata Budi.
Ibunya mengerjapkan mata dan mengangguk mengiyakan ajakan Budi namun masih menengok kedua kucing itu. Budi khawatir melihat ibunya. Sambil berjalan merangkul pundaknya, Budi meratap dalam hati, “Andai saja istriku ada di sini bersama kami, mungkin ibu tidak akan segalau ini.” Sejak istrinya pergi menghilang terbang ditelan awan, ibunya seperti orang linglung selepas menyaksikan fenomena ajaib itu. Budi berharap istrinya tidak pernah diambil langit, Budi berharap istrinya segera tiba di bumi lagi.
6 notes · View notes
athaisatha · 5 years
Text
Malaikat Kecil
Memang, Allah itu memberi cobaan untuk hamba-Nya yang pasti sanggup melewatinya. Aku mau cerita tentang salah satu sahabatku, dia baru saja mendapatkan cobaan yang aku pikir kayaknya itu cobaan paling besar dalam hidupnya sejauh ini. Kenapa aku bisa bilang begitu? Aku cukup dekat dengannya sehingga menyebut kami ini adalah sahabat, kami berteman dan bersahabat sejak sekolah menengah pertama. Aku akan bercerita tentang cobaan berat pertama dia ketika memasuki masa remaja menuju dewasa, masa SMA.
Ketika anak-anak seumurannya sedang begitu bahagia menikmati masa puber, main sama teman dan punya pacar, haha-hihi sepulang sekolah sambil nongkrong, dia tidak. Pada fase itu kedua orang tuanya bercerai dan dia harus membantu ibunya mengurus kedua adiknya yang juga masih sekolah. Ketika remaja seusianya bisa membeli segala dan meminta uang jajan kepada orang tuanya, dia berusaha menabung untuk mencukupi kebutuhan adik-adiknya. Yang aku ingat saat itu dia dan adik-adiknya ikut bersama ibunya, entah bagaimana skenario Tuhan setahuku ibunya seorang ibu rumah tangga namun mereka masih saja ada rezeki untuk sekolah dan hidup sehari-hari. Sahabatku tidak sampai putus sekolah, tidak perlu sekolah sambil kerja dan akhirnya dia lulus sekolah namun tidak melanjutkan kuliah seperti kami sahabat-sahabatnya.
Dia pindah ke kota lain, menuju tempat ayahnya berada. Ibunya menikah lagi dan tinggal dengan suami barunya, adik-adiknya masih ikut ibunya sementara dia pergi ke kota tempat ayahnya berada untuk bekerja. Dia punya kehidupan yang baru di sana, tanpa meninggalkan kehidupan di kota ini dimana kami dulu dipertemukan, dia masih suka bolak balik untuk menjenguk ibu dan adik-adiknya. Dia dapat menyesuaikan diri dan mengumpulkan pundi-pundi rupiah dikala kami masih minta uang jajan pada orang tua dan dibiayai segala keperluan perkuliahan. Dia kuat dengan tempaan lewat keluarganya itu, keluarga yang seharusnya utuh dan selalu menyambut hangat kepulangannya kini malah terpisah-pisah. Tapi dia, sepengetahuanku jikalau pun mengeluh namun tidak pernah berputus asa.
Kemudian dia menikah dengan lelaki di kota tempat dia bekerja dan sampai hari ini mereka menetap di sana, mempunyai bisnis, rumah, serta kehidupan di sana. Dia memiliki suami yang sangat menyayanginya dan keluarganya juga baik, perekonomiannya pun kian membaik dengan bisnis yang dirintis oleh suaminya kini dia juga turut andil di dalamnya. Rezekinya kian lancar dan dia tidak pernah lupa pada ibu dan adik-adiknya, bahkan kepada kami yang sejatinya tidak ada hubungan darah mengaku sebagai sahabat-sahabatnya. Tidak semulus perjalanan pernikahan pada umumnya, dia memiliki kehidupan yang lebih baik namun sulit mempunyai keturunan. Setahun, dua tahun, penantian ingin memiliki keturunan itu pun kian hari kian membuncah. Tiga tahun, empat tahun, segala upaya pun dia lakukan untuk membuktikan bahwa dirinya bisa menjadi wanita seutuhnya dan melahirkan seorang anak. Aku percaya ini bukan terlambat tapi memang waktu yang seharusnya dan tepat, sejak dia mulai upaya memeriksakan keadaannya untuk mempunyai keturunan, suaminya masih sulit diajak berkompromi untuk ikut memeriksakan keadaannya dikarenakan sibuk dengan urusan bisnis. Bukan bersuudzon, tapi sejauh ini keadaan dia baik, subur, dan berkesempatan untuk memiliki anak, sudah saatnya pasangannya pun diperiksakan juga bukan? Akhirnya setelah sekian tahun menunggu, suaminya pun berkenan untuk bersama-sama melakukan program kehamilan dan bersedia untuk ikut diperiksakan. Ada sedikit terapi yang ternyata harus dilakukan suaminya pada program kehamilan untuknya ini.
Qodarullah, pada tahun ketujuh sahabatku akhirnya hamil. Betapa kami ikut berbahagia untuknya dan menyambut bumil baru tahun ini. Allah Maha Baik dan memberikan sesuatu di waktu yang tepat. Bulan demi bulan mengandung, dia menjaga dengan begitu baik janin yang ada di dalam rahimnya, pergi ke dokter tepat waktu dan menjadi ibu hamil yang bahagia. Segala persiapan untuk si buah hati pun dipersiapkan dengan telaten oleh si calon ibu itu. Senang sekali melihatnya. Apalagi ketika akhirnya dia mengabarkan bahwa anaknya itu kelak berjenis kelamin perempuan. Nuansa serba merah muda menyeruak di penjuru rumahnya, kamar untuk si kecil dengan box bayi lucu pun sudah siap untuk ditinggali ketika nanti bayi itu lahir ke dunia.
Semakin dekat waktu melahirkan, memasuki usia ke delapan bulan kandungannya dia mendapatkan cobaan lagi. Dia datang ke dokter sebelum waktunya kontrol, karena dia merasa ada yang aneh dengan kandungannya. Maha Dahsyat Allah dengan segala rencana-Nya, ternyata saat diperiksakan malam itu bayi dalam kandungannya sudah meninggal. Innalillahi wa innailaihi rajiun… kandungannya sudah kering karena menurut dokter ketuban dia sudah pecah dari seminggu yang lalu, kemudian si bayi keracunan air ketuban tersebut ketika mencoba bertahan dalam ‘rumah’ yang selama ini dia yang tinggali kian lama kian mengering. Placentanya sebagian sudah hancur dan bayi kecil itu sudah tidak bisa bertahan hidup sejak tiga hari yang lalu. Hal yang disesalinya adalah dia tidak mengetahui ketubannya sudah pecah, karena sama sekali tidak merembes keluar dan tidak ada pertanda sudah pecah ketuban. Malam itu juga dilakukanlah upaya persalinan mengeluarkan bayi kecil itu secara normal dibantu induksi. Dokter menyarankan untuk tidak melakukan section caesar agar sahabatku dapat segera hamil kembali.
Bayi kecil itu keluar sudah tidak bernyawa. Saking kuatnya, yang begitu aku salut dari sahabatku, dia tetap ingin melihat jenazah putri kecilnya padahal pihak keluarga takut dia menjadi down sehingga tadinya memutuskan untuk langsung mengurus jenazahnya saja. Dia melihat putri kecilnya yang sudah tidak bernafas, mendekap di sampingnya, tubuh bayi itu sudah membiru namun cantik, tubuhnya panjang, katanya mirip sekali papahnya. Jika dia tumbuh menjadi seorang anak pastilah cantik, namun Allah lebih menginginkan anak itu menjadi tabungan akhirat kedua orang tuanya.
Saat kami menjenguknya, dia menceritakan semua kisah itu dengan tegar. Tidak ada air mata, dia tetap tersenyum dan menguatkan hatinya agar kami tahu detail cerita kepergian malaikat kecil nan cantik itu. Barulah saat kami mengunjungi makamnya, air mata tumpah di sana.
“Dedek kenapa bobonya di sini? Padahal mamah udah siapin box yang nyaman buat dedek, tapi Allah lebih sayang sama dedek,” begitu katanya sambil mengusap nisan kecil dan tanah kuburannya.
Wahai sahabatku, kamu adalah wanita terkuat yang pernah aku kenal. Semoga setelah ini hikmah yang dirasakan lebih indah ya. Semoga selalu tegar dan sabar, aku doakan sebentar lagi kamu kembali diberikan kabar bahagia oleh Allah, diberikan lagi kepercayaan untuk memiliki keturunan. Aamiin… Peluk erat dari sahabatmu :*
Untuk keponakan cantik tante yang sudah menjadi malaikat, semoga kamu berada dalam dekapan-Nya dan menjadi penolong kedua orang tuamu kelak agar dimudahkan jalannya masuk surga ya Nak. Aamiin… Tante sayang kamu meskipun kita belum sempat jumpa di dunia :*
14 notes · View notes
athaisatha · 5 years
Text
Tumblr media
#28 : Koma
Aku mengenalnya hampir selama dia terbaring di sini, sayang dia belum sempat mengenalku. Hari itu adalah hari dimana kami akan saling bertemu, tapi naas dia mengalami kecelakaan dalam perjalanan dan di tempat lain aku sedang menunggu.
.
Aku baru sempat mengucapkan “Hallo” saat dia sudah memejamkan mata. Sampai hari ini dia belum membalas sapaanku, matanya masih tertutup, dia belum mau bangun.
“Nak, kamu cari perempuan lain saja. Mungkin belum jodoh sama anak bapak,” kata ayahnya yg waktu itu membuatkan janji untuk kami bertemu.
Aku menggeleng, “Saya mau berkenalan dulu sama anak bapak, saya masih bisa nunggu kok,” jawabku.
.
Padahal saat aku berkata itu sudah lebih dari 3 bulan dia tidak sadarkan diri, hanya saja aku masih terus menemuinya setiap hari. Meski keadaannya belum berubah setiap aku datang kemari. Entah kenapa aku ingin ada di sampingnya ketika dia pertama kali membuka mata nanti.
.
Selama dia koma, aku mengenalnya dari keluarganya, dari sahabat terdekatnya, dari rekan kerjanya. Aku memiliki banyak informasi tentang dia sehingga cukup tahu meski bukan dari dirinya. Aku senang melakukan itu, karena aku memang begitu ingin mengenalnya meski dulu belum sempat bertemu. Padahal aku bisa saja mencari perempuan lain yg bisa segera aku pacari.
.
“Mas, serius mau nunggu dia bangun?” tanya sahabatnya yg banyak cerita tentang dia kepadaku.
“Iya.”
“Gak mau cari cewek lain aja? Kita kan gak tahu dia kapan bangunnya.”
“Aku juga gak tahu kalau sama cewek lain bakalan gimana.”
Ketika sore itu aku dan sahabatnya berbincang sambil menungguinya, tepat 4 bulan kurang 1 hari akhirnya dia membuka mata secara perlahan. Sahabatnya berlari keluar kamar untuk memanggil dokter. Sementara dia mengerjapkan mata dan melihat sekelilingnya, kemudian dia melihat ke arahku yg sedang menatapnya.
.
“Hallo!” sapaku.
“Ka...mu...siap...a?” tanyanya dengan suara lemah.
“Aku lelaki yg mau dikenalin sama kamu 4 bulan yg lalu, senang akhirnya hari ini bisa benar-benar berkenalan.”
Dia masih kebingungan, mencoba mengingat-ingat kejadian terakhir sebelum dia terbaring koma.
.
Cr : We Heart It
4 notes · View notes