we spent only one day in Salatiga, we stayed at the Dancing Mountain by Budi Pradono. the range of books, the full kitchen and the barbeque.. the semi outdoor glass wall bathroom and the skylight in each bedroom. the non-straight wall facade and the non-railing stairs. amazing! the only down side is... depending on the season (i guess), there will be bugs especially at night.
from the host in the Dancing Mountain, we are told that there's this upcyler called Sapu Upcyling. they made more durable products using used tires, one of which: outdoor wall.
next, we stopped by at some Ary Indra's works: local mosques
small scale, yet, the play of planes can generate such devout ambience.
I recently came back from visiting Nepal. We spent a few days in Kathmandu, trekked the Annapurna Circuit from Chame to Jomsom, and then spent some time in Pokhara.
Mom and I arrived two days early in Kathmandu, then the rest of our group arrived and we left for Chame and the start of our trek. We found very different foods in the mountains vs the Kathmandu Valley, but still enjoyed it all thoroughly.
The first day in Kathmandu, Mom and I were on our own and we wanted to experience the city and see more than just the tourist areas in Thamel.
We asked a receptionist at our hotel about his favorite nearby restaurant and the dishes he liked to order there. He was so excited to tell us!
He gave us directions to Jheegu Bhwoychhen, a Newari restaurant, and told us to try the sapu mhicha. We were still getting used to the language at that time and asked him to write everything down for us so we wouldn’t forget (or equally likely, butcher it enough that no one would know what we were saying).
Sanepo4d - Bagi para peminat togel pasti tidak asing dengan yang namanya buku mimpi atau disebut juga erek-erek. Banyak para pemain togel yang menggunakan buku mimpi untuk menganalisa mimpinya untuk mendapatkan nomor yang akan dibeli untuk bermain togel.
Buku Mimpi Bergambar 2D sangat bermanfaat bagi para penggemar togel untuk menafsirkan arti dari mimpi dan menuangkannya dalam bentuk angka. Apabila mimpi ditafsirkan dengan tepat dan benar maka mereka akan mendapatkan kemenangan yang besar di salah satu situs Agen Togel Online. Selain Buku Mimpi Bergambar 3D, anda juga bisa melihat Buku Mimpi Bergambar 4D. Oleh karena itu buku mimpi ini kami persembahkan untuk mempermudah para togel mania menafsirkan mimpi mereka.
‘Pede’ Sapu Bersih Empat Emas AG 2018, Okto : Satu Emas Ya Rp 1 Miliar
by NYSN Media
Jakarta- Cabang Olahraga (Cabor) Balap Sepeda Asian Games 2018 mempertandingkan empat disiplin, yakni track, road race, mountain bike (MTB)-downhill (DH), dan BMX. Saat ini pemusatan latihan nasional (Pelatnas) Balap Sepeda terus berjalan ditempat berbeda, yaitu Yogyakarta dan Solo (Jawa Tengah). Raja Sapta Oktohari, Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI), mengatakan cabor […]
Lihat Sumber ‘Pede’ Sapu Bersih Empat Emas AG 2018, Okto : Satu Emas Ya Rp 1 Miliar di NYSN Media.
from WordPress http://nysnmedia.com/pede-sapu-bersih-empat-emas-ag-2018-okto-satu-emas-ya-rp-1-miliar/
#Vist to a #Beautiful #Paradise #Meemure #Srilanka
Meemure is a fascinating remote village in Sri Lanka located near the border between Kandy District and Mathale District in the Knuckles Mountain Range. The only way to reach Meemure is the ‘Hunnasgiriya’ where located 50km far from Kandy. From Hunnasgiriya to Meemure there are 33km and the routs is tricky but pleasant. Though the route to Meemure is difficult that 6 feet narrow road runs through knuckles East slope.
The unwritten history of the village goes back to 5000 years Lakegala that situated close to this village was belonged to king Ravana who ruled the country before 5000 years according to most of opinions. Lakegala is the place where King Ravana lifted the Dhadu Monara or Dhandu Monara.
Meemure is a land with 700 acres with rich biodiversity composition of animals and plants, some of which are unique to Sri Lanka. The network of streams in Knuckles, Ravana Ela and Heen Ganga is nourished in Meemure. Meemure has plenty of waterfalls. Among them "Nawarathne falls heights about 200m is special – The route to Nawarathne falls is full of “Mee” sapu and kumbuk trees with Puswela. And those trees with canopies emphasize the aesthetic value of rivers of Meemure
Meemure having very peacefull eco-friendly lifestyle, houses using clay and ‘Illuk’. Villages mark their land boundary, using quirts walls. This wall building technology cannot be seen in any village in Sri Lanka.
WhatsApp saat ini dikenal sebagai salah satu aplikasi instan messaging yang paling banyak digunakan di dunia. Pendiri WhatsApp yaitu Jan Koum bersama dengan Brian Acton. Namun tahukah anda di balik kesuksesan WhatsApp terselip sebuah kisah inspiratif yang penuh perjuangan dari salah satu pendirinya yaitu Jan Koum. Jan Koum dilahirkan 24 Februari 1976 di Fastiv bagian Kiev, Ukraina. Ayah Jan Koum bekerja sebagai manager konstruksi dan ibunya hanyalah seorang ibu rumah tangga. Jan Koum berasal dari keluarga keturunan Yahudi. Daerah tempat tinggal Jan Koum sangat memprihatinkan sebab segala fasilitas sangat terbatas seperti listrik. Bahkan untuk mandi pun mereka harus mengantri di tempat mandi umum. Tinggal di negara yang politiknya sering bergejolak bukanlah hal yang mudah bagi Jan Koum terlebih lagi mereka merupakan warga keturunan Yahudi sehingga mereka sering berhati-hati. Karena semakin tingginya gejolak politik dan meningkatnya gerakan anti Yahudi di Ukraina, maka untuk menghindari hal tersebut, keluarga Jan Koum memutuskan untuk pindah ke Amerika Serikat pada 1990. Mereka pindah ketika Jan Koum berusia 16 tahun dan tinggal di Mountain View, Amerika Serikat. Menjadi Tukang Sapu Ia tinggal di sana bersama dengan ibu dan neneknya, ayahnya masih di Ukraina, dan akan menyusul mereka. Namun sayangnya, ayah Jan Koum meninggal pada 1997 ketika masih di Ukraina. Koum dan ayahnya jarang berkomunikasi melalui telepon sebab mereka menghindari penyadapan oleh pemerintah Ukraina. Jan Koum bersama ibunya kemudian berjuang keras untuk bertahan hidup di Amerika. Ibu Jan Koum kemudian mencoba bekerja sebagai pengasuh anak dan Koum membantu ibunya dengan menjadi penyapu toko untuk memenuhi kebutuhan mereka. Meskipun begitu mereka masih sangat kekurangan. Saking miskinnya kehidupan Jan Koum ketika itu, ia makan dengan mengandalkan jatah makanan gratis dari pemerintah untuk para tunawisma atau gelandangan. Ia juga terkadang tidur di tempat umum hanya beralaskan tanah dan beratapkan langit. Segala macam pekerjaan ia coba lakoni ketika ia baru pertama kali pindah ke Amerika hanya untuk menyambung hidupnya saja. Pahitnya hidup ia sudah rasakan ketika itu. Saat Jan Koum pindah ke Amerika Serikat, ia sudah mahir dalam berbahasa Inggris sehingga ia kemudian mudah untuk masuk sekolah di Amerika. Di sekolahnya ia dikenal sebagai anak yang nakal sebab ia sangat susah untuk menyesuaikan diri dan sering terlibat perkelahian, meskipun begitu ia merupakan murid yang cerdas dan amat menyukai pemrograman komputer yang ia pelajari secara otodidak dari buku-buku bekas. Ia belajar mengenai jaringan komputer secara otodidak dan bahkan bergabung dengan grup hacker yang dikenal dengan nama w00w00 ketika di sekolah. Lulus dari sekolah, ia kemudian melanjutkan pendidikannya dengan masuk di San Jose University. Untuk memenuhi kebutuhan hidup dan biaya kuliahnya, Jan Koum kemudian bekerja sebagai penguji sistem keamanan komputer di Ernst & Young. Bekerja Di Yahoo Pada 1997, ia bertemu dengan Brian Acton, seorang pegawai Yahoo yang kemudian menjadi teman dekatnya. Berbekal pengetahuan mengenai komputer yang lumayan dipelajari secara otodidak, Jan Koum kemudian mencoba melamar pekerjaan di Yahoo atas saran dari Brian Acton dan ia kemudian diterima. Namun pada tahun 2000, cobaan hidup dialami Jan Koum ketika ibunya meninggal akibat penyakit kanker yang dideritanya. Di tinggal kedua orang tuanya, Jan Koum kemudian tinggal bersama neneknya. Bersama dengan Brian Acton, Jan Koum menyaksikan jatuh bangun Yahoo. Ia bekerja di sana sebagai programmer dan menangani proyek periklanan di Yahoo. Ketika bekerja di Yahoo, Jan Koum juga saat itu kuliah. Namun ia memutuskan untuk Drop Out atau berhenti dari kampusnya dan fokus untuk bekerja setelah sempat dimarahi oleh CEO Yahoo ketika itu yaitu David Filo. Tujuh tahun bekerja di Yahoo kemudian membuat Jan Koum bersama Brian Acton memutuskan mundur pada 2007 dari Yahoo. Setelah itu mereka kemudian menghabiskan waktunya dengan berlibur dan berwisata di daerah Amerika Selatan selama setahun. Terciptanya Aplikasi WhatsApp Setelah itu, Jan Koum bersama Brian Acton kemudian mencoba untuk melamar pekerjaan di Facebook namun mereka berdua ditolak. Kemudian pada 2009, saat itu Iphone sedang mengalami ketenaran dan Jan Koum pun membelinya, Ia kemudian tertarik pada kumpulan kontak di Iphone dan juga pada app store, ia melihat potensi besar dari aplikasi app store di Iphone yang kemudian memberinya sebuah ide yaitu menciptakan aplikasi yang dapat menampilkan status pada kontak telepon di Iphone. Ide itulah yang kemudian mendorong terciptanya aplikasi WhatsApp. Jan Koum memiliki teman yang bernama Alex Fishman dan kemudian ia menceritakan ide tersebut kepadanya. Mendengar ide tersebut, Alex Fishman kemudian memperkenalkan Jan Koum dengan Igor Solomennikov seorang developer aplikasi Iphone. Dari perkenalannya dengan Igor, Jan Koum kemudian berhasil mewujudkan idenya tersebut dan kemudian menciptakan aplikasi yang kemudian ia namakan dengan WhatsApp. Dari situ ia kemudian mendirikan perusahaan WhatsApp Inc yang berbasis di California pada Februari 2009. Jan Koum banyak menghabiskan waktunya dengan mengembangkan aplikasi ciptaannya tersebut meskipun aplikasi WhatsApp buatannya masih sering mengalami crash dan bisa dikatakan belum sempurna dan masih dalam versi awal. Saat diluncurkan pun, aplikasinya hanya di download sekitar 250 orang saja, dan kebanyakan dari teman-teman Jan Koum sendiri. Perkembangan WhatsApp yang lambat membuat Jan Koum hampir menyerah. Dari situ timbul niat Jan Koum untuk menghentikan pengembangan aplikasi tersebut dan berniat untuk bekerja apa saja. Ketika hampir menyerah, teman baiknya, Brian Acton kemudian menyuruhnya untuk terus mengembangkan aplikasi WhatsApp buatan Jan Koum dan memberi waktu beberapa bulan melihat potensi besar aplikasi tersebut. Disertai dengan rasa ragu-ragu Jan Koum terus mengembangkan aplikasi ciptaannya. Apple kemudian datang dengan bantuan push notifications pada tahun 2009, hal ini kemudian memberi jalan bagi Jan Koum untuk memodifikasi aplikasi buatannya sehingga ketika pengguna WhatsApp mengubah status di aplikasinya otomatis akan mengabarkannya di jaringan. Perkembangan Pesat WhatsApp Versi awal WhatsApp hanyalah sebagai update status di kontak telepon di Iphone. Kemudian Jan Koum merilis WhatsApp v2.0 yang dilengkapi dengan fitur pesan instan yang kemudian berhasil menaikkan jumlah pengguna aplikasi tersebut menjadi 250 ribu pengguna. Saingan aplikasi WhatsApp ketika itu hanyalah Blackberry Messengger (BBM) saja, namun melihat terbatasnya penggunaan BBM hanya di ponsel Blackberry saja maka Jan Koum terus mengembangkan aplikasinya. Brian Acton kemudian membantu Jan Koum dengan mencari investor untuk mendanai pengembangan aplikasi WhatsApp. Hasilnya dana yang terkumpul sejumlah 250 ribu dollar yang berasal dari mantan karyawan Yahoo. Dan secara resmi Acton kemudian bergabung dengan Jan Koum mengembangkan aplikasi WhatsApp. WhatsApp kemudian terus dikembangkan oleh Jan Koum dengan berhasil meluncurkan fitur pengiriman foto pada 2009 di Iphone selain itu ia juga merilis WhatsApp untuk device lain seperti Android dan Blackberry. Kemudian WhatsApp diubah menjadi aplikasi berbayar pada tahun 2010 dan mereka berhasil memperoleh pendapatan sebesar 5000 dolar pada bulan pertama. Hal ini kemudian membuat investor lain banyak berdatangan untuk menanamkan modalnya di WhatsApp seperti Sequoia Capital yang menyuntikkan dana sebesar 8 juta dollar. Memasuki tahun 2011, WhatsApp buatan Jan Koum berhasil masuk dalam 20 besar aplikasi populer di App Store dan sekali lagi Sequoia Capital kembali menyuntikkan dana sebesar 50 juta dolar ke WhatsApp dan membuat nilai WhatsApp melambung menjadi 1,5 miliar dolar. Hal ini kemudian membuat perusahaan Facebook merayu Jan Koum untuk menjual WhatsApp, Namun ditolak oleh Jan Koum. Terus berkembang kemudian pada tahun 2013, WhatsApp berhasil memiliki pengguna aktif sekitar 200 juta. WhatsApp Dibeli oleh Facebook dan Jan Koum Menjadi Orang Kaya Baru Google dan Facebook kemudian berebut untuk mengakusisi WhatsApp yang berkembang pesat. Hingga kemudian pada 2013, Jan Koum bersama Brian Acton setuju untuk menjual WhatsApp ke Facebook dengan nilai 19 miliar dolar. Menjadikan keduanya sebagai orang kaya baru berkat perjuangan mereka mengembangkan aplikasi WhatsApp. Jan Koum sendiri setelah aplikasinya berhasil dibeli oleh Facebook, kekayaannya melonjak drastis sebesar 6,8 miliar dolar atau sekitar 80 triliun rupiah, dan di tahun 2015 lalu kekayaannya naik sebesar 7,9 miliar dolar atau sekitar 109 triliun rupiah menurut majalah Forbes. (Biografiku.com/d) http://dlvr.it/N3hYCT