Tumgik
#sd bianka
turtlejen · 1 year
Text
Tumblr media
Westley, Effie, Natsu, Matcha, Lillia, Kumi, Finley in front
23 notes · View notes
fictionframe · 7 years
Text
The AB Tale - Prolog
B side
 Namanya Aldi. He was my highschol sweetheart. Waktu kuliah semester satu, aku denger beberapa gossip dia pernah hampir nembak aku, Cuma katanya aku keburu sibuk sendiri, jadi dia mengurungkannya. I mean, dia punya 2.5 tahun buat bener-bener nembak aku, kalau dia mau. Tapi toh nyatanya enggak. Dan lagipula, kenapa kalo urusan kayak gini, selalu pihak perempuan yang jadi subjek? Kenapa orang nggak merasa bahwa mungkin we’re not meant to be, atau he was being chicken out for 2 years ++ as the main problem? Kenapa harus tentang aku yang sibuk belajar UN yang dianggap bikin kita, non-couple pertama yang dinobatkan jadi the prom queen and prom king, nggak jadian. I mean, hello?
But anyways, it’s been 6 years since that day. Selesai S1 aku melanjutkan S2 di Melbourne selama 1 tahun dan dia sibuk membangun startupnya. Dia membuat sebuah jaringan dimana ketika seseorang mendaftarkan diri, ia harus mengisi sejumlah informasi kesehatan, dan jaringan tersebut akan memberikan notifikasi kapan orang tersebut harus check up ke lab untuk pemeriksaan dini, dengan melihat faktor risiko dan data awal. Startup tersebut juga bekerjasama dengan berbagai lab di berbagai kota besar untuk memberitahukan lab terdekat, rincian harga, bahkan promo-promo khusus. Memulai dengan 4 kota besar, aplikasi ini telah bekerjasama dengan lab-lab di 15 kota besar di Indonesia. Darimana aku tau? Dia yang selama ini memberiku kabar dan….. nggak, becanda. Kami nggak bertukar kabar sama sekali sejak kuliah, kecuali ketika reunion. Lalu darimana aku tau? Tentu dari linkedin miliknya. Ha ha. We didn’t really get in touch with each other.
Lalu,kenapa aku masih membahasnya?
Because in my syllabus, his name means my very first experience of the unexplained feelings, like the feeling when you were happy seeing someone you care the most found someone who made him happy, but your breath seemed heavy at the same time. Or when I was happy seeing him holding his tears because his hottest ex-girlfriend dumped him in front of the crowd for a merely a band vocalist; he was the guitarist, and a captain of basketball team. I couldn’t find the right word to describe those kind of feelings.
Aku masih sering membuka account facebooknya, melihat kalau-kalau dia pindah tempat kerja, punya pacar baru, liburan, dan lain sebagainya. Kadang, aku masih mengecek linkedinnya untuk sekedar tahu bagaimana ia berproses bersama startup companynya. Aku dengar dia juga membangun guest house di Bali untuk para traveler. He’s 26, he can do whatever he wants.. can’t he?
Aku seneng liat dia berkembang, seneng banget. dan kadang minder, mana mungkin orang macem dia melihat aku. Lulusan psikologi, sekarang baru merintis usaha bareng sama temen-temen kampusku jaman S1 untuk bikin pelatihan untuk perusahaan-perusahaan. Selain itu, aku mengisi sesi-sesi di beberapa TK dan SD swasta di seuah yayasan, selain menjadi psikolog tetapnya yang kduapatkan setelah temanku yang baru saja melahirkan resign. Kerjaanku masih serabutan… sedangkan dia rasanya udah bisa bikin istananya sendiri.
Aku kemudian melanjutkan rutinitas ku dipagi hari sambil berkaca. Kaget sendiri aku melihat kerutan di ujung mataku, padahal rasanya aku sudah tidur cukup.
Satu lagi masalah perempuan: aging. It feels like as we can’t get our eggs fertilized, the aging effect will be escalated. Aku tambahkan lagi concealer di area tersebut, ku tutup bedak; I’m ready to go.
 A Side
 Namanya Bianka. Dia sahabat gue jaman SMA. gue curhat susah seneng, ke dia semuanya, dia tau semua track record gue. Dia tau gue ngapain aja sama mantan-mantan gue, kecuali hal-hal yang pribadi. At least, dia tau siapa first kiss gue, dan siapa yang nampar gue di mall karena gue ketiduran pas nonton. Gue selalu negerasa dia special, dia beda. Cuma gue nggak pernah merasa harus memiliki dia sebagai pacar, karena sebagai temenpun dia selalu ada buat gue, sampe dia sibuk berat buat persiapan UN. Saat itu gue baru sadar, bahwa gue butuh dia banget. gue inget ketika dia lagi sibuk-sibuknya, gue bahkan nungguin dia di ruang tamu sampe isya, dan waktu gue mau balik, gue liat dia pulang pake ojek dan mukanya udah capek banget. gue baru mau cerita bahwa pacar gue saat itu mutusin gue,karena katanya nggak disetujuin orang tuanya. Tapi ngeliat mukanya yang capek banget, gue nggak tega menghentikan dia saat itu hanya untuk ndengerin cerita gue. Waktu pulang, rasanya sesek, rasanya gue pengen bisa cerita ke dia dan dengerin masukannya yang, harus gue akuin, kadang suka gue abaikan.
Ketika kuliah, gue pengen reconnect sama dia, tapi dia masih susah diraih. Dia diterima di fakultas impiannya, sedangkan gue kelempar kesekian dan masuk MIPA. At first, gue benci sebenci-bencinya, rasanya gue jadi alien di tempat itu. Sampai suatu ketika kakak kelas gue ngajakin ikut kompetisi business model yang akhirnya berhasil menyibukkan gue di awal-awal kuliah dan bikin gue lupa sama semuanya, termasuk dia. Setelah gue berhasil ikut berbagai lomba, cewek-cewek mulai banyak yang deketin gue lagi, tapi gue masih lebih tertarik untuk ikut berbagai lomba. Hal itu juga yang bikin gue males menjalin hubungan serius sama cewek manapun, dan pada akhirnya bikin gue kenal sama sobat-sobat gue yang sekarang, untuk kemudian bikin startup di bidang kesehatan.
Selama ini gue ngelakuin semuanya sendiri, gue merasa harus bekerja keras untuk bikin usaha gue dan temen-temen ini berhasil dan stabil. Gue lupa kapan terakhir gue liburan, sama keluarga maupun sama temen-temen. Ada kali 2 lebaran gue nggak balik kampung halaman karena gue merasa harus backingin kerjaan ketika temen-temen gue pulang kampong. Lagian mereka udah pada menikah, ada yang udah punya anak. Jadi ya, gue ngerti mereka punya prioritas lain.
Dan ketika gue berumur 26 tahun, ketika gue mulai merasa aman sama usaha-usaha gue, ketika gue bisa dapet pendapatan pasif dari investasi saham dan guest house gue di Bali, gue mulai mikirin hal-hal dasar tentang hidup gue. Pernah ada dalam sehari gue sedih abis sholat ashar. Gue dapet investor terbesar dalam 4 tahun gue jalanin startup ini, tapi gue sedih karena gue nggak tau mau cerita sama siapa. Papa udah ngga ada, mama lagi trip pengajiannya ke bandung, yang ketika gue telfon cuma bilang kalo mama nggak bisa ngangkat telfon. Gue akhirnya ’cuma’ bisa cerita ke Yang Maha Memiliki ini. gue sujud syukur setelah sholat ashar, kemudian gue nggak sadar kalo gue nangis, entah karena seneng atau sedih. Ya, mungkin air mata itu menggantikan gejolak emosi gue saat itu yang entah apa. Tapi itu adalah salah satu momen tersedih gue selama seperempat abad lebih dikit ini.
Dan nggak tau kenapa saat kayak gini, yang gue inget malah Bianka.
Apakabar ya dia?
0 notes
turtlejen · 2 years
Text
Tumblr media Tumblr media
just some cuties
7 notes · View notes