Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Well, pada akhirnya, kita hanyalah sepotong cerita yang lucunya—tidak ada kesepakatan untuk mengakhiri, tapi mengerti tak ada yang perlu dilanjutkan.
138 notes
·
View notes
Text
Pada akhirnya aku akan tetap sendirian. Bagaimanapun aku berusaha.. aku memilih untuk merelakan semuanya.
Aku harus menerima dengan lapang bahwa.. tokoh tersebut hanya akan menjadi tokoh dalam ceritaku bukan dunia nyataku.
Aku harus menerima dengan lapang bahwa.. sudah saatnya mengikhlaskan semua dengan senyuman yang paling indah, dan melupakan setiap episodenya.
Dan aku harus menerima, bahwa takdir yang telah di tuliskan Tuhan, harus aku jalani meski harus mati berkali-kali.
Akupun sudah tidak ingin berharap banyak akan masa depan, bahkan aku sekarang takut untuk bermimpi Indah soal masa depan. Yang aku lakukan hanya menjalani hidup yang semestinya.
Namun dalam sujudku, aku selalu berdoa untuk kebahagiaannya.
Meski dalam tangisku, dialah yang menjadi penyebabnya.. aku akan tetap menahan air mataku ketika didepannya. Bukan sok kuat, namun rasanya terlalu lelah menangisi sesuatu yang tidak pasti.
13 notes
·
View notes
Text

Aku mencintaimu, mas. Namun sungguh aku lebih takut terhadap Rabbku.
Rasanya sangat menyesakkan. Tapi aku ingin belajar mencintaimu tanpa melewati batasanku terhadap Rabbku.
Aku ingin menjumpaimu dengan cara yang indah, mas. Dengan cara yang diridhoi-Nya dan direstui oleh semesta.
Cinta yang belum halal hanya akan menyesatkan kita, terlebih hati yang mudah goyah. Cinta yang harusnya suci dan indah apakah layak kita dapatkan dengan cara yang tak pantas?
Mari kita cukupkan semuanya, Mas. Datanglah jika kamu telah siap. Pintu rumahku akan selalu terbuka selama aku belum menjadi hak milik lelaki lain. Aku akan merawat kembali rindu itu dengan penuh ketenangan meski nyatanya tidak akan semudah itu. Selebihnya biarkan takdir yang bekerja. Sampai jumpa kembali di skenario Allah berikutnya.
7 notes
·
View notes
Text
Atas keluputanku membahagiakannya di bumi ini, kutitip kekasih dalam naungan paling tenang, menyenangkan, di sisi-Mu.

Kuhantar ia dengan air mata serta kesusahpedihan hati. Mudah-mudahan yang menantinya ialah cinta-Mu saja—tidak kurang. Tidaklah ia berkepayahan.
—Yasmin Nabilah | Hari-hari Setelahnya
19 notes
·
View notes
Text
Sebuah kejujuran.
Jika boleh aku mengatakan semua, aku akan katakan. Tapi memang aku ini selalu memendam semua sendiri. Tapi, izinkan aku menulisnya kali ini.
Mungkin kamu bertanya kenapa aku separah ini ketika mood ku berantakan.
Jawaban ku adalah, apakah kamu ingat siapa yang membuat aku all out dengan seseorang dan membuatku tidak bisa kontrol emosi ku sendiri?
Mungkin kamu bertanya mengapa aku selalu merasa sendiri meskipun kamu selalu merasa tidak meninggalkanku sedikitpun?
Jawabanku adalah, apakah kamu ingat siapa yang membuatku mengambil keputusan untuk memilih orang lain?
Dan mungkin kamu bertanya mengapa aku se-DRAMA ini ketika berharapan denganmu?
Jawabku adalah, apakah kamu ingat siapa yang aku jadikan tumpuan ketika aku senang, sedih dan marah?
Apa kamu ingat siapa?
Ya, ironinya orang yang membuat aku seperti ini adalah kamu.
Kamu yang berlagak sayang padahal kamu orang pertama yang menyakitiku dengan parahnya.
Kamu yang berlagak paling tahu tentang aku padahal kamu yang paling tidak tahu apapun tentang aku.
Kamu yang berlagak ingin selalu melihatku bahagia padahal kamu orang yang melukaiku hingga trauma.
Aku menyadari ini, pertemuanku dengan mu adalah kesalahan terbesar. Aku, jadi terpaksa menjalani hidup dengan jalan yang salah. Aku menanggung semua resiko antara hidup dan mati untuk kedua kali. Dan kamu belagak peduli padahal kamu hanya ingin semua selesai dan kamu aman lagi.. dan lagi..
9 notes
·
View notes
Text
4 notes
·
View notes
Text
Sebuah Kejujuran II
Aku benci ketika kamu selalu berusaha membuatku bahagia.
Aku benci kamu dan dia mencari cara bagaimana aku tidak mengingat hal-hal buruk yang telah terjadi.
Aku benci ketika aku selalu dianggap lemah, hingga selalu diberi rasa belas kasihan.
Dan aku benci kamu tidak pernah sadar bahwa penyebab aku kehilangan semua bahagiaku adalah kamu.
6 notes
·
View notes
Text
Di jalan berdebu ini
kutelan riya’ seperti pahit habbatussauda,
kutebas sum’ah di kiri-kanan,
kubelah nafsu dengan suluh taubat.
Kutembus gemuruh sepanjang jalan
Langit Madinah bersaksi
atas hati-hati yang bersujud
atas tangan-tangan yang tak menadah dunia
Aku mencarimu, Qolbun Salim
barangkali kau bersembunyi di sepertiga malam
atau bersedekap di hati Bilal
saat ia lantunkan adzan yang gemetar
Atau kau menjelma air zamzam,
bening, tanpa prasangka,
mengalir di dada para muttaqin?
Aku mencarimu di dada para fuqara’,
yang tidurnya ringan, jiwanya lapang,
yang tenggelam dalam sujud panjang
bukan karena lapar,
tetapi takut tak diterima
Akan kuseduh air matamu, Qolbun Salim
sebelum kupeluk bayangan hisab yang menggigil
sebelum kucuci sisa istidraj
di telaga syafa'at
Sebab apa arti hidup
jika hati masih berlumur wahn?
Apa arti sujud
jika cinta hanya separuh reda?
Maka tuntun aku, ya Rabb,
menjadi hati yang lapang,
setenang Ibrahim saat api menyala,
sejernih Yusuf dalam sumur hina
hingga kutemui-Mu dengan dada seluas langit
tanpa berat sebutir debu dunia
20 notes
·
View notes
Text
suatu hari di jalan aku temukan aroma yang begitu kukenali.
wangi yang hilang.
aku menoleh gusar, sedang badanku tetiba membeku tak bisa lanjutkan langkah, tanpa membuat ekspresi menyedihkan hasil dari rasa perih singkat yang mengalun dalam hati dan sekujur tubuh.
ini seperti, semua tentang dirimu kini adalah rasa sakit dan nostalgia.
— Arief Aumar | hurt and nostalgic
80 notes
·
View notes
Text
Dilarani renjana
Kadang kau akan terluka oleh apa yang paling kau inginkan, entah dalam menggapai mimpi atau hal-hal yang kau cintai. Sebab tidak semua jalan yang kau tapaki akan berujung seperti yang kau harapkan. Ada luka dalam meraih, ada perih dalam kehilangan, tetapi bukankah itu harga dari mencintai sesuatu dengan sepenuh hati?
Akan ada hari di mana kau merasa letih, meragukan langkahmu dan mempertanyakan mimpi-mimpi yang kau lukiskan dahulu. Namun, tetaplah memilih untuk berjalan, sebab lebih baik tersakiti oleh renjana daripada hidup tanpanya. Karena tanpa renjana, langkahmu akan kehilangan arah, mungkin kau akan tetap hidup tapi tanpa api yang menggerakkan jiwa.
29 notes
·
View notes
Text
melepaskan itu sulit, tapi berada dalam hubungan dimana kamu harus menjelaskan setiap hari bagaimana kamu ingin dicintai, itu sangat menguras energi.
Dulu, itu aku. Kini sudah tidak lagi.
206 notes
·
View notes
Text
Pelukmu adalah hangat yang tak bisa diterjemahkan dengan kata²..
Jika pergiku adalah dingin yang paling gigil untukmu, maka jangan maafkan aku..
9 notes
·
View notes
Text
Menemani itu berjalan bersama durasi. Ada yang tetap tinggal, ada yang sejenak ada kemudian kita tangisi.
6 notes
·
View notes
Text
Sepasang sepi tertawa dengan luka yang terus mengalirkan air mata.
"Hei, sedih tak perlu kau abadikan dengan merasa telah disakiti olehnya, kemarin bahagia ingin bertamu, ia mengetuk pintu rumahmu, hanya saja kau yang tak mendengar, dan akhirnya ia pergi lagi."
11 notes
·
View notes
Text
Menemukan Ketulusan Melalui Ketabahan dan Mandiri
Di persimpangan jalan cinta, kita dihadapkan pada pilihan: menyerah atau bertahan. Saat memilih bertahan, kita dihadapkan pada kenyataan bahwa cinta sejati membutuhkan ketabahan. Ketabahan ini bukan berarti pasrah, melainkan tegar dalam menghadapi rintangan dan ujian.
Ketabahan ini mengantar kita pada gerbang ketulusan. Di gerbang ini, kita belajar untuk mencintai dengan tulus tanpa pamrih. Ego yang selama ini membelenggu mulai luruh, digantikan oleh rasa ingin memberi dan membahagiakan.
Cinta yang tulus ini mendorong kita untuk menjadi pribadi yang mandiri. Kita tidak lagi bergantung pada pasangan untuk kebahagiaan, tetapi mampu menemukan kebahagiaan dalam diri sendiri. Mandiri ini bukan berarti egois, melainkan kemandirian yang saling menguatkan dan melengkapi.
Di jalan cinta sejati, kita belajar untuk mencintai dengan tulus, tegar, dan mandiri. Ketiga hal ini saling berkaitan dan mengantarkan kita pada kebahagiaan yang hakiki.
11 notes
·
View notes
Text
“Kau tahu kenapa Laut berwarna biru cerah? Sebab kutumpahkan segala resah yang membelenggu jiwa.”

Membiru hatiku, melepas rindu yang mencekik malam, menahan kecewa dan luka yang menggerogoti tawa, mengubur harapan atas diri yang tak pantas dimiliki, semua kulempar ke dasar lautan. Rumah dari segala air mata dan kecewa yang tak pernah berani memberitahukan keadaannya pada dunia.
117 notes
·
View notes