The Compulsif Obsession Positif: (T)raveler, (E)xtraordinary, (D)esigner, (D)evelop, (Y)oung Experience Order of Indonesia
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text

Setelah akumulasi Delapan Ribu Delapan Ratus langkah, sepertinya tidak apa kalau diselingi dengan sarapan pagi bubur legendaris di Jalan Pelana. Ada beberapa pilihan seperti lontong kari, nasi kuning dan buah nangka. Tapi bubur jadi pilihan utama di jalan yang sepertinya tidak lebih dari seratus meter.
Bubur ini enak.. rasanya itu.. Ah sudah lah. Coba saja sendiri kalau mau menvalidasi seberapa enak bubur nya.
0 notes
Text
Mengusahakan Sekolah
Dulu waktu kecil saat sekolah entah waktu berjalan begitu saja, banyak hal yang dilewati tanpa tau apa yang terjadi dibalik prosesnya. Sekolah serasa begitu saja tanpa tau tanpa disadari dibalik itu ada orang tua yang memaksakan melakukan sesuatu untuk menjadikan anaknya bisa sekolah. Dibalik itu ada orang tua yang berdoa agar anaknya bisa masuk sekolah sesuai yang mereka inginkan. Ada orang tua yang mengusahakan anaknya hari demi hari bisa bangun lebih pagi agar anak nya bisa masuk sekolah pagi itu. Diantar sekolah, pakai angkot, naik motor, dititip tetangga. Semuanya adalah ada usaha dan doa orang tua dibaliknya. Orang tua rasa rasanya mengusahakan anaknya bisa setiap bulan membayar SPP tepat waktu entah bagaimana caranya, bisa pinjam tetangga, pinjam bank atau membuka tabungan lainnya. Rasanya berat sekali orang tua untuk bisa membujuk anaknya menunda pembayaran SPP atau pembayaran studi tour ke Yogyakarta. Orangtua ingin anaknya ikut, tapi tentu tidak semudah itu. Anak kadang perlu menyadari bahwa orang tua tidak sebegitunya bisa mengabulkan. Akhirnya tidak berangkat ke Yogyakarta, tapi cukup studi tour susulan ke Cibaduyut. Yap mungkin itu bisa saja terjadi.
Akhirnya, anak itu yang dulu merasakan ada dukungan orang tua dibalik sekolah nya selama puluhan tahun, sekarang memikirkan hal yang sama dimana ia memikirkan dan merasakan apa yang dulu orang tua nya rasakan.
Sampai sekarang semakin sadar bahwa orang tua akan mengusahakan agar anak bisa sekolah dan anak tidak perlu tau apa yang terjadi. Menjadikan sekolah sebagai investasi yang kelak akan bermanfaat bagi dirinya dan keluarga nya.
(C) Cirebon - Teddy Budiyansyah
Reviewed by Ajeng Sekar
0 notes
Text

Kerja itu Pasti.
Karena nikmat sehat perlu disyukuri.
Males itu rugi.
Karena rizki perlu disambut & dicari.
- Jl Sudarsono, Cirebon
0 notes
Text
Resume :Working Mom Vs SAHM oleh "Apanamanya?"
Kami kembali berkomunikasi melalui panggilan video. Memang belum semua bisa hadir, sebagian masih menyempatkan walau dalam perjalanan dari kantor seusai menyelesaikan laporan tiga bulanan. Satu yang lain hadir dan tidak kembali dengan dalih akan ke minimarket. Ada yang menyempatkan walau dalam masa proses meniduri anak kebanggaannya, salah satunya mengisi percakapan sambil berhadapan dengan perapian karena udara sangat dingin diluar, disudut lain ikut serta percakapan dengan mesin pendingin ruangan dan kipas terus bekerja karena udara sangat panas diluar. Unik bukan? Sebagian bisa hadir seadaanya sekenanya karena memang dalam waktu yang cukup luang. Yang lain tidak ada tanpa alasan, tapi itu tidak jadi soal.
Efek Pandemi ini memang begitu terasa, kami menjadi terbiasa untuk bertatap daring. Dengan perjanjian ataupun tidak. Masih menggunakan aplikasi baru bernama Diskord yang diperkenalkan oleh salah satu kawan. Bisa menggunakan telefon genggam sedangkan sebagian menggunakan komputer jinjing, bisa dilihat dari tampilan apakah lanskap atau potret.
Salah satu rekan mempunyai ide mengobrol dengan materi. Asik sih jika iya ada satu hal yang bisa dibicarakan. Mungkin, tidak berlebihan kami namai dengan lolokakaryaan. Atau loka karya bohongan. Dengan ide judul yang datang dari salah satu anggota, maka tercetuslah ide untuk membicarakan hal, Ibu pekerja versus Ibu rumah tangga. Judul keren nya Working Mom Vs Stay at Home Mom
Dalam lokakarya bohongan ini sepertinya semua punya peran, semua memberikan pandangan dan masukan juga saran untuk satu sama lain. Tentunya agar seolah acara bisa berjalan dengan baik ada satu moderator yang memandu acara biar agak menarik layaknya Najwa Shihab atau Jimmy Falon atau seperti Ellen DeGeneres.
Resume dari percakapan dari kali ini antara lain.. (nama sengaja disamarkan dengan inisial biar tidak terjadi hil hil yang mustahal..)
Mel, seorang ibu rumah tangga tulen, sengaja ditempatkan diawal, biar bisa memberikan kesan pro dan kontra. Kami percaya bahwa ia paling senior dan paling banyak pengalaman, namun ia merendah dengan berucap bahwa dirinya masih belajar. Pembelajaran sebagai ibu rumah tangga sepertinya tidak pernah ada habisnya. Ia berekspektasi akan satu hal, misal terhadap anaknya dengan bagaimana caranya ia mengajarkan sesuatu, namun kadang hasil tidak selalu sesuai dengan kenyatan. Maka dari itu, pesannya, baik untuk tidak terlalu memberikan ekspektasi terlalu banyak. Seperlunya saja. Waktu sendiri sangat penting baginya, bisa dengan memasak di dapur. Itu cukup untuk melepaskan stress yang ada. Peran suami, Cip, cukup sentral, dan sekaligus bisa memberikan pengertian baginya untuk berada dijalurnya dan menikmati segala tantangan dalam kehidupan. Semua sudah jalannya. Keduanya ditambah dua anaknya berada di kota yang cukup jauh, yang membuat mereka semakin mandiri. Banyak ilmu mengasuh anak sebagai referensi, tapi keduanya percaya bahwa menjalani apa yang ada di depan mata menjadi ilmu megasuh yang terbaik. Ada hal yang diucapkannya dalam forum ini, ia merasa ada satu ketakutan kehilangan jati dirinya setelah jalan hidupnya menjadi ibu rumah tangga penuh. Menjadi istri dari suami dan menjadi Ibu dari kedua anaknya. Hal ini cukup menohok atau menusuk miring dalam KBBI
Lad, seorang ibu pekerja sekaligus pekerja keras di kota yang keras, yap ibu kota. Pulang pergi dari kota penyangga ke kota utama menjadi konsumsi sehari hari. Sempat cuti beberapa bulan saat melahirkan anak pertamanya dan akhirnya selesai lalu kembali ke dunia nyata menjadi seorang yang bergerak di sektor penjualan. Menurutnya, dengan bekerja dan berada di luar rumah menjadinya seorang yang waras. Bisa berjalan di pusat perbelanjaan, sekedar mencuci mata dengan melihat produk yang dipajang dipertokoan, menjadi cara untuk melepaskan stress. Baginya menjadi seorang ibu pekerja bukan merupakan keputusan final. Masih ada kesempatan kedepannya untuk berubah. Sementara buah hati di rumah tetap menjadi prioritas, karena ada ibu mertua dan adik, menjadi hal yang tidak begitu was was karena ada kepercayaan antara anggota keluarga.
Ind, ibu pekerja yang paling baru memiliki buah hati. Topik ini hadir dari keresahan nya. Sesuatu hal yang wajar dan itupun disambut dan juga menjadi keresahan sebagian orang. Masih dalam masa cuti melahirkan beberapa bulan, ada satu keuntungan karena dalam pekerjaan sangat didukung oleh lingkungan keluarga yang membantu mengurus anak dan juga dalam hal pekerjaan ada satu sosok atasan yang sangat suportif. Keduanya patut untuk disyukuri. Walaupun ke depan entah akan seperti apa. Yang lain banyak sekali memberikan masukan kepadanya.
Mut1, Seorang ibu dengan dua anak, peneliti muda, dan merasa dirinya ibu rumah tangga waktu hampir penuh. Penjelasan yang cukup panjang dengan aksen sunda yang kental karena banyak 'teh' nya. Menurutnya segala sesuatu sangat perlu disyukuri, karena memang sudah jalan nya. Pernah ada masanya dalam hal mencari pengasuh jadi satu hal yang begitu menantang, Empat kali silih berganti pengasuh dan pada akhirnya, sekarang ia merasa sangat bersyukur memiliki pengasuh anaknya yang cocok. Ibu Ika namanya. Satu hal jadi pelajaran, mendapatkan pengasuh yang sesuai ekspektasi menjadi rejeki yang tidak bisa dinilai dengan materi menurutnya. Lain dengan hal itu, menurutnya aktualisasi diri menjadi satu hal yang penting, pergumulan dalam diri dalam hal mencari gairah hidup (passion) menjadi satu hal yang cukup penting, secara ia cukup ekstrovert, apapun ia bisa lakukan selama menurutnya menjadi diri yang nyata. Ia yakin dengan menjadi ibu pekerja tidak mengurangi hubungan antara ibu dan anak. Maka dari itu, ikatan keduanya harus terus dibentuk sampai kapanpun. Memang stress itu akan selalu ada baik menjadi ibu pekerja atau ibu rumah tangga, baginya, dengan mencuci piring, beres beres rumah, menjadi salah satu pelepas stress yang efektif. Suaminya, Adh1 juga ada di forum ini. Bercerita di ruang terpisah didepan hangat nya api, berujar selama istri bekerja dan mendapat hal dimengerti dan juga terdapat nilai yang diraih, menurutnya tidak masalah. Ia juga yakin, tidak selamanya keadaan akan seperti ini, sebelum itu terjadi, kita semua harus mempersiapkannya. Iya juga sih brig..
Mut2 -berbeda dengan Mut1-, Seorang ibu muda, didampingi sang suami, Adh2 -berbeda dengan Adh1- di sampingnya, menurutnya, kesabaran menjadi penting dalam berumah tangga. Bagaimana tidak, sebelumnya ia menjadi seorang wanita karir yang bisa bertemu dengan siapa saja, sekarang berubah menjadi ibu rumah tangga. Jalan masih panjang dan ada satu keyakinan bahwa semua akan baik baik saja jika dijalankan bersama. Mungkin lagi lagi, stress menjadi hal yang biasa, tapi hal itu bisa dilepaskan dengan memasak, bertemu dengan teman, menonton drama korea ataupun berselancar di media perdagangan elektonik. Keduanya sepakat bahwa jalan akan menarik kedepannya, sempat berencana akan berbisnis atau memulai sesuatu hal yang baru yang entah belum terfikirkan. Keduanya sepakat bahwa ibu rumah tangga tidak masalah untuk menjadi ibu pekerja, asalkan setelah pulang bekerja tidak mengganggu rumah tangga. Point baik.
Aba, Seorang suami dengan istri ibu rumah tangga. Keduanya mandiri tanpa bantuan pengasuh. Dengan seorang buah hati dalam masa tumbuh, istrinya yakin, menjadi ibu rumah tangga sudah difikirkan matang matang, merelakan titel magister dan lagi lagi gairah menjadi seorang desainer. Menurut kami merelakan hal itu menjadi kebesaran hati yang tak ternilai. Sempat ada satu kegusaran, lingkungan sekitar tidak begitu suportif karena memandang menjadi ibu rumah tangga ini dan itu, tapi menurutnya bahwa pertunjukan kehidupan harus terus berjalan. Daripada menutup mata orang disekitar yang nyinyir, lebih baik menutup telinga sendiri dan menatap kedepan seolah hal itu tidak terjadi. Dengan keyakinan, satu demi satu langkah bisa dilewatkan. Satu hal yang penting dalam berumah tangga, pembagian tugas menjadi perlu dan baik untuk dibicarakan, hal itu tidak tertulis tapi sudah menjadi satu pakem di dalamnya. Ia yakin, sang istri senang memasak dan menjadi pelepas stress baginya, namun mencuci piring tidak, maka suami masuk dan mengambil bagian untuk mengisi kekosongan itu. Hal hal itu kedepannya akan menjadi pembelajaran yang sangat berarti.
Pada akhirnya, kami sepakat bahwa komunikasi menjadi hal pertama dan utama dalam berumah tangga, baik itu untuk ibu pekerja atau ibu rumah tangga. Semua sepakat akan hal itu.
Lalu salah satu memberikan kata mutiara yang diambil dan cukup berhubungan dengan materi ini, 'Apapun yang kita pilih, sebagai ibu pekerja atau ibu rumah tangga, jadilah wanita yang menghebatkan suami disampingnya' - Meyda Sefira
Perbincangan panggilan video lokakarya itu berakhir, tinggal saya dan istri dalam percakapan menuju larut malam. Saya sebut ini menjadi kontemplasi, sebuah renungan fikiran dengan disertai perhatian penuh. Semua yang dibicarakan dalam lokakarya tadi terpanggil kembali dan menjadi berbalik arah ke pribadi saya. Menghujam menusuk ke diri. Kami berbicang cukup dalam. Istri menangis sejadinya. Banyak evaluasi dalam diri saya untuk menjadi pribadi yang baik kedepannya. Yang baik kita lanjutkan yang buruk kita tinggalkan. Yang sia sia akan jadi makna, menjadi suatu pembelajaran suatu saat nanti. Panjang sepertinya jika diceritakan. Kami menutup larut malam itu dengan pelukan dan tidur berdampingan.
Teddy Budiyansyah
07 Agustus 2021
2 notes
·
View notes
Text
Paradoks ISO
Organisasi non pemerintah ISO atau International Organization for Standardization berdiri sejak tahun 1946 di negara Inggris, dengan tujuan men standardisasikan sesuatu di segala bidang,bisa apapun, seperti produksi barang, jasa, pendidikan, teknologi atau apapun. Sampai sekarang dan kedepannya akan terus berkembang. Sudah 23.934 standard di baku dan 165 member dari ISO itu sendiri. Menjadi paradoks ketika ISO terbentuk di negara kapitalis liberalis Inggris.
Kembali menjadi paradoks adalah bahwa negara yang paling sosialis komunis yaitu Korea Utara menjadi negara ke sekian yang menerapkan standardisasi tepatnya di tahun 1997.
Source <https://www.iso.org/about-us.html>
3 notes
·
View notes
Photo

Percakapan beberapa waktu lalu dengan partner kriminal semasa kuliah. Beberapa masih berkutat dengan sinyal yang tidak begitu baik. Sebagian dalam urusan pekerjaan yang dibawa ke rumah dan berusaha mengerjakan pekerjaan ganda. Ada yang sambil meninabobokan anak dan itu sudah menjadi hal yang biasa. Percakapan kami sepertinya tidak membosankan walaupun cerita nya hal yang itu itu saja, lagi lagi seputar masa kuliah.
Waktu berlalu dan yang patah akan tumbuh kemudian yang hilang akan berganti. Seterusnya. Satu yang baru, kami menggunakan aplikasi baru yang perlu untuk kami adaptasi didalamnya.
Kadang dalam masa sekarang, doa yang baik terucap dengan begitu tulusnya, kami saling mendoakan dan kemudian percakapan berkahir dengan rasa kantuk setelah dua atau tiga jam meracau.
2 notes
·
View notes
Photo

Makmur Jaya Coffee Roaster sebagai pengantar makan malam dengan menu sate dan percakapan bantal sebelum tidur yang kemudian diakhiri dengan..
Pertanyaannya, kenapa beberapa kedai kopi menyajikan kopi susu dibuat dari awal menggiling dan didalamnya ada sensasi pencampuran kopi, susu dan es secara langsung dan segar, namun beberapa sudah mencampurnya seolah minuman ini merupakan minuman siap saji yang hanya tinggal menuangkan dan menutup dengan segel plastik seolah pelanggan tidak bisa memesan dengan pilihan yang dapat disesuaikan selera masing masing.
1 note
·
View note
Quote
Here and yonder, high and low, Goldenrod and sunflowers glow.
Robert Kelley Weeks (1840–76)
0 notes
Quote
Terlalu banyak berita buruk. Hanya waktu yang dapat mengobati kesedihan atas berita buruk tersebut.
Ajeng Sekar Pramudita
0 notes
Text
Yaya :(
Dini hari, tepatnya 01.30. mungkin semua orang sedang terlelap. Termasuk saya. Tapi di jauh sana, dengan niatnya ada satu sahabat kami yang memberikan berita bahagia di grup Whatsapp. Berita bahagia anak ketiganya lahir dengan sehat dan selamat. Anak laki laki yang tentunya dinantikan bagi setiap ayah. Berharap akan menjadi penerus keluarga kecilnya kelak. Berita bahagia tentu saja patut untuk disebar, kami pun turut bahagia juga bangga.
Pagi hari kami merespon berita bahagia dengan seperti biasanya tentunya dengan aura positif. Namun sahabat kami tersebut tidak kembali memberitakan lebih lanjut. Di sisi lain ada satu berita duka, istri dari sahabat kami tersebut meninggal dunia. Sontak kami tidak percaya. Apa iya?
Kami cukup dekat di grup kecil Whatsapp beranggotakan 16 orang. Tentu berita tersebut membuat kami kaget. Rasanya tidak percaya dan tidak mungkin. Kenapa bisa dan kenapa?
Tiara Purnama, istri dari Rezka Fradzan. Kami mengenal sosoknya yang sangat baik. Dua tahun angkatan di bawah kami tapi sejak kuliah kami tahu kalau beliau cukup supel untuk bisa masuk ke lingkungan pertemanan kami.
Masih ingat ketika Yaya -panggilan akrab Tiara- seringkali menjadi bahan candaan Rezka didepan kami. Yaya kemudian dengan 'manja' namun tetap sopan berujar "Ahh Kang Rezka.." Apapun itu Yaya tetap santun di depan kami.
Satu mungkin yang tidak banyak orang tahu, Yaya pandai sekali bernyanyi. Saya dan beberapa kawan pernah mengantar Yaya ke audisi perlombaan menyanyi di fakultas sebelah. Belum juara tapi lumayan untuk mengasah mental sekaligus menghabiskan penasaran.
Kami merasa belum banyak memberikan banyak cerita bersama, tapi Yaya akan selalu terkenang.
Doa kami untuk Rezka, Sabar Tabah dan Kuat.
Sempat salah satu rekan, Adhy Cahya memberikan tulisan yang kami anggap sangat mewakilkan berita itu.
Innalillahi wainna illaihi rojiun,
Allahummaghfirla-hu warham-hu wa ‘aafi-hi wa’fu ‘an-hu wa akrim nuzula-hu, wa wassi’ madkhola-hu, waghsil-hu bil maa-i wats tsalji wal barod wa naqqi-hi minal khothoyaa kamaa naqqoitats tsaubal abyadho minad danaas, wa abdil-hu daaron khoirom min daari-hi, wa ahlan khoirom min ahli-hi, wa zawjan khoirom min zawji-hi, wa ad-khilkul jannata, wa a’idz-hu min ‘adzabil qobri wa ‘adzabin naar.
ان لله ما أخذ وله ما أعطى وكل شيء عنده باحل مسمى . فلتصبر ولتحتسب
Saestuna keagungan Allah naon anu anjeun dicandak Sagala anu parantos dipasihkeun Sagala rupi kagungan waktu anu tos ditangtukeun janten sabar kanggo anu dipasihan kabagjaan.
Kami sangat sulit percaya, Ka..
Bahkan sebagian besar dari kita berharap bangun dari mimpi buruk ini
Kami tau kami tidak bisa sepenuhnya merasakan seberat apa beban yang Rezka hadapi
Tapi percayalah, dengan kebersamaan kita sedari masa lalu, kami sangat terguncang
Kami juga sedikitnya merasakan apa yang Rezka rasa
Karena kalian berlima adalah keluarga kami
Maafkan kami yang tidak bisa mendampingi Rezka dan keluarga di sana
Kami tidak tau lagi harus berbuat apa dengan segala emosi ini
Rezka, Maryam, Jihan, Putra ke-3 Rezka yang kuat, tabah, sabar
Kami akan selalu mendoakan Tiara Purnama
Kalian selalu punya KAMI



1 note
·
View note