Tumgik
teman-baik-baik · 5 months
Text
Bu, Anakmu Gagal..
Bu.. anakmu gagal..
Lagi-lagi dipencundangi kehidupan.. Semua terasa kacau. Karier, asmara..
Ingin kumuntahkan segala keluh kesah, tapi yang terucap cuma, "Bu, ada yang rame di tv..?"
Kau, sepeti biasa, membalas dengan deretan sinetron kesukaanmu, lantas bertanya kabarku dengan antusias..
Seolah-olah, satu-satunya kisah yang bisa mengalahkan sinetron favoritmu hanyalah tentang hidupku, dan aku adalah jagoanmu..
Kau tidak tahu bahwa anakmu belum sempat tidur. patah, dikecewakan dunia..
"Kamu baik-baik aja, Nak..?" tanyamu, menelisik lingkar mataku yang menghitam.. "Bu, kenapa hatiku sakit?" aku balas bertanya.. "Tandanya Tuhan peduli padamu.." "Lalu, kenapa ada rasa sakit..?" "Supaya kita bisa lebih bersyukur saat sehat.."
Ibu selalu saja punya jawabannya..
Kau lanjut bertanya perihal ini-itu. berusaha mengorekku lebih dalam.
Dulu, rasanya malas sekali kalau ditanya-tanya olehmu.. Sekarang, tiap ada apa-apa, selalu menyempatkan cerita padamu.. Aku tahu Ibu tidak mengerti aku ngomong apa.. Tapi, melihatmu antusias, rasanya hangat sekali..
Kemudian, kulihat kau dengan lebih saksama.. Rambutmu yang kian memutih, wajahmu yang kian berhiaskan keriput. Di lelahmu, masih saja kau pikirkan kebahagiaanku..
Kau meminta air hangat..
Kuambilkan..
Akhir-akhir ini kusadari, kau sudah tidak bebas bergerak, kerap terduduk letih di kursi favoritmu..
Kau kemudian bercerita tentang masa mudamu dulu, tentang perjalanan hidup hingga akhirnya aku lahir.. katamu, aku anugerah, yang kian dewasa kian pintar melawanmu..
Tapi masih saja kau sayangi sepenuh hati.. Seakan-akan, berapa pun banyak dosaku, tak pernah sebanyak doamu. Berapa pun banyaknya salahku, tak pernah sebanyak pintu maafmu.
Ah, Ibu..
Setua apapun aku, akan tetap menjadi anak kecil di matamu. Apa-apa yang kuperbuat, pasti ada saja yang Ibu komentari.. Bukan karena aku salah..
Melainkan karena Ibu tidak mau sekadar duduk di bangku penonton, melihat anaknya menjauh,sementara dirinya sendiri merasa tidak berguna..
Dan hari ini, aku yang merasa tidak berguna..
"Bu..., anakmu gagal."
Akhirnya, aku berani mengucapkan itu. Kau mengusap rambutku sembari tersenyum..
"Kan, masih ada lain hari.." "Nanti, coba lagi, ya.." "Sekarang, istirahat dulu.."
Aku ikut tersenyum..
Kau selalu saja bisa menyederhanakan apa-apa yang rumit.
Terima kasih ya, Bu..
0 notes
teman-baik-baik · 2 years
Text
"SIRIUS : Si Bintang Paling Terang"
#Planet : Si Bintang Pengembara
Part 1
Kumandang Adzan Subuh berpadu dengan alarm Handphone membangunkan mereka. Raga yang lelah karena perjalanan jauh membuat mereka begitu pulas dengan tidurnya. Dinda si tuan rumah kemudian menjelaskan agenda yang akan mereka lewati selama sepekan ke depan..
Dinda  : "Selamat pagi bestie-bestie ku.." (Seperti biasanya Dinda selalu enerjik dan ceria)
Berdua : "Pagi Dinda.." (Sahut Dyah dan Tari bersamaan)
Dinda   : "Hayuk kita siap-siap Sholat Subuh, abis itu kalian mandi, sarapan baru deh kita berangkat..hehe
Meja Makan
Tari    : "Din, emangnya hari ini kita mau kemana aja..?"
Dyah  : "Iya Din kemana aja kita hari ini..?"
Dinda : "Hari ini jadwal kita padat dong..wkwk. Rencananya kita bakal jemput Sarah sama Zahra, Nah ketemuannya nanti di sekitar Kota Tua."
Tari     : "Kota Tua..?"
Dinda : "Iya Kota Tua, kenapa emang Tar..??"
Tari    : "Ngga.. Gapapa ko. Yaudah kita lanjut makan aja yuk takut kesiangan nanti..hehe" (Raut muka Tari menunjukkan kepanikan dalam dirinya)
Dyah menatap curiga ke arah Tari. Dalam benaknya saat itu Tari seperti sedang menutupi sesuatu, meskipun akhirnya dia tetap percaya kalau teman baiknya itu tidak merahasiakan apapun.
Santapan Nasi goreng dengan topping telur mata sapi plus beberapa makanan ringan benar-benar memanjakan perut Tari saat itu. Maklum.. Tari anak kos dengan keuangan yang pas-pasan, sarapan seperti  itu jelas terlihat mewah baginya.
Segala yang perlu dibawa rasanya sudah cukup. Kini mereka siap berpergian. Tepat setelah mereka selesai menuruni anak tangga terakhir, seseorang terlihat membuka pintu dan mencoba masuk ke dalam rumah.
Sosok berparas cantik itu adalah Nana, Kakak sepupu Dinda yang memang ditugaskan untuk mengantar mereka berpergian selama Ayah dan Ibunya pergi. Dinda kemudian mengenalkan kakak sepupunya itu dengan panggilan "Banana", supaya lebih praktis katanya. Saat momen perkenalan singkat rampung, mereka pun bergegas menuju tempat tujuan.
Karena hari itu adalah awal pekan, jalan-jalan protokol Jakarta dipenuhi para pejuang nafkah yang berseliweran. Klakson mobil yang saling berbalas dan Suara pengumuman di stasiun "Jakarta Kota" jadi pertanda mereka sudah tiba di Kota Tua.
Bertutur sapa dengan "Bule", menaiki sepeda kontak, selfie di spot-spot unik membuat mereka lupa akan waktu yang terus berjalan. Tersadar sudah banyak waktu dihabiskan, mereka memutuskan untuk rehat sejenak.
Dyah    : "Din.. aku mau ke toilet deh, anterin yuk aku gatau Toilet di sebelah mana soalnya.."
Dinda  : "Yuk.. aku juga mau cuci muka dikit nih, berasa kucel banget.."
Tari      : "Kalian ngawur yaa, terus aku sendirian disini gitu..? Aku tuh sama sekali gatau Jakarta.."
Dinda  : "Gapapa ko tunggu disini aja sebentar doang.. Kita janjian sama Zahra dan Sarahnya disini, gapapa yaa..hehe"
Dyah   : " Jangan kemana-mana yaa kaka Tari.."hehe
Dengan rasa terpaksa dan sedikit menggerutu, Tari pun akhirnya meng-iyakan permintaan kedua temannya itu. Tatapan khawatir nan waspada terus terpasang selama ia menunggu kedua temannya. Waktu singkatpun terasa begitu lama baginya.
Jangkauan mata Tari sesaat berhenti pada sosok yang juga memperhatikannya dari seberang jalan. Berjarak sekitar tiga puluh meter, wanita dengan outfit serba hitam dari kepala hingga kaki itu terlihat amat mencurigakan. Bagaimana tidak, selain pakaian yang serba hitam, wanita itu juga mengenakan jaket hoodie berkupluk, kacamata hitam dan masker hitam menutupi hampir setengah wajahnya.
"Ya ampun ini Dinda sama Dyah kemana sih lama banget, udah hampir lima belas menit.."
Kepanikannya memuncak saat sadar bahwa wanita misterius itu terus menatap ke arahnya. Guna memastikan kalau orang itu tidak menaruh perhatian terhadapnya, Tari memutuskan untuk pindah tempat. Masa bodoh dengan Zahra dan Sarah yang janjian disana, baginya saat ini keselamatannya lebih penting.
Ratusan kaki Tari melangkah, keanehan semakin terkonfirmasi ketika sosok tersebut mengikuti kemanapun arah Tari berlari. "Mati gue, ini beneran ngikutin gua dong. Ya ampun harus lari kemana ini, ngga ada yang gue kenal lagi.." Gumam Tari dalam hati.
Sosok misterius itu terasa makin mendekat, sedikit lagi rasanya Tari berhasil diraihnya. Bingung harus berbuat apa, dalam keadaan yang cukup terancam Tari memutuskan untuk teriak meminta pertolongan.. "TOLONNNGGG".
Teriakan Tari tentu saja menjadi pusat perhatian orang-orang sekitar. Satu persatu mulai berlari menghampiri Tari. Posisi Tari yang terpojok membuat si pelaku berhasil menggapai tas milik Tari. Tari pasrah dia merelakan tasnya raib daripada hal lebih buruk terjadi padanya.
Sosok misterius itu memilih pergi saat sekumpulan orang yang tertarik suara Tari datang, Ia berlari sekencang yang ia mampu. Anehnya, ia tidak membawa barang apapun milik Tari. Ia hanya memasukkan sebuah amplop berisi surat ke dalam tas ransel berukuran mini milik Tari. "Banana" ternyata termasuk sekumpulan orang yang berusaha menolong Tari. "Banana" kemudian mendekap erat Tari. Wajah Tari yang memang sudah putih terlihat semakin memutih karena pucat pasi.
9 notes · View notes
teman-baik-baik · 2 years
Text
"Sirius : Si Bintang Paling Terang"
#Planet : Si Bintang Pengembara
Part 1
Dyah dan Tari celingak-celinguk  memastikan kehadiran dua sahabat kembarnya itu. Ditemani sekumpulan pemotor dan pejalan kaki yang terpaksa berteduh karena hujan turun semakin lebat, mereka sudah belasan menit menunggu.
Lantai yang mereka pijak terasa semakin sempit karena kelompok peneduh semakin bertambah. Cipratan genangan air yang terlewati kendaraan bermotor membuat penantian mereka semakin terasa tidak menyenangkan.
Tari     : "Ini ujannya tambah deras loh Dy, kita ngga pindah aja..??
Dyah   : "Mau pindah kemana Tar, bawaan kita kan banyak dan berat gitu, malah ribet nantinya.. (Dyah sedikit menggerutu)
Waktu menunjukkan pukul lima lebih dua puluh menit. Ya, terlambat dua puluh menit dari waktu yang telah mereka sepakati. Saat mereka berdua sudah sangat risau karena suasana langit semakin gelap, Sebuah mobil "Mazda CX5" berwarna merah donker dengan awalan Plat "B" menyalakan lampu sein untuk melipir dan berhenti tepat di depan mereka.
Dinda  : "Halo Bestie.." (Melambaikan tangannya ke arah luar jendela)
Suara Dinda yang melengking membuat semua mata tertuju menatapnya. Bagaimana tidak..di tengah sendu dan tenangnya hujan, suara Dinda begitu mengagetkan seperti petir yang menyambar.
Dinda yang duduk di kursi depan tanpa ragu keluar dari mobil menyongsong hujan demi menjemput Tari dan Dinda. Tari dan Dyah tentu saja heran, harusnya Sarah dan Zahra datang menjemput mereka, Namun justru Dinda tiba-tiba datang dengan penuh kejutan.
Lima menit sejak kedatangan Dinda, mereka bertiga masih asyik mengobrol dengan tangan penuh koper dan barang-barang persediaan untuk diletakkan ke dalam bagasi mobil. Dari obrolan itu barulah mereka tahu bahwa memang sejak awal Zahra dan Sarah sudah berangkat ke Jakarta sejak kemarin malam untuk menemui Om dan Tantenya.
...
Pukul 20.00
Jalan tol Menuju Jakarta
Suasana mobil begitu tenang dan menyenangkan di balut rintik hujan yang konsisten menemani sepanjang perjalanan. Setelah kurang lebih dua setengah jam mereka berkutat bersama kepadatan lalu lintas, letihnya tubuh mulai membuat mereka mengantuk hingga akhirnya secara bergantian mereka terlelap. Playlist spotify berisi full lagu "Tulus" milik Dinda semakin membuat mereka rela kehilangan sadarnya menuju alam mimpi.
Tari   : "Dyah.."(Berbisik memelankan suara berusaha membangun Dyah)
Dyah : "Emmhh.. kenapa Tar..??
Tari   : "Aku boleh ngomong sesuatu ngga..?? Sebenernya udah dari tadi aku mau ngomong si, cuma aku ngga enak..
Dyah : "Kenapa ngga enak Tar..?? Udah sih ngomong aja.." (Dyah tersentak penasaran membuat matanya terbuka dan segar kembali)
Tari    : "Ini Dy, Aduh gimana yaa.."
Dyah  : "Kalo kamu ngga ngomong, aku malah marah nih Tar"..
Tari    : "Jadi gini Dy, kita kan bakal seminggu di Jakarta yaa, sebenernya ada satu tempat yang pengen banget aku kunjungin selama di sana"..
Dyah  : "Oh iya, tempat apa emang itu Tar..?"
Tari kemudian menutupi mulut dengan kedua tangan sambil mendekatkan bibirnya ke telinga Dyah guna membisikkan beberapa kata. Respon dari  Dyah sudah cukup menunjukkan bahwa tempat yang dibisikkan Tari sepertinya adalah sebuah tempat yang absurd dan diluar ekspektasi.
Deru mesin mobil menjadi pengiring perjalanan yang kurang lebih tinggal belasan kilometer lagi. Tibanya mereka di Jakarta menjadi awal dari rangkaian kejadian yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya.
0 notes
teman-baik-baik · 2 years
Text
"Lalat dan Kupu-Kupu"
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Sulit untuk meyakinkan lalat bahwa bunga lebih harum dari sampah..
Atau mungkin.. lalat sebenarnya tahu kalau Bunga itu lebih harum dari sampah..
Tapi lalat sadar diri, Kalau sejak awal yang ditunggu oleh Bunga adalah Kupu-Kupu. Ketika sudah layu dan busuk, barulah lalat akan menghampiri bunga..
0 notes
teman-baik-baik · 2 years
Text
"My Favourite's Stranger"
Tumblr media
Tadinya.. soal kamu aku tuh kenalnya "paling", sampai akhirnya kini semua berubah jadi "asing"..
Sebenernya kita tuh ngga lost contact, masih sama-sama ngeliat kegiatan masing-masing..
Bedanya.. Dulu kita saling tukeran cerita, sekarang cuma sebatas "Oh dia lagi disini", "Oh sekarang dia kerja disini", "Oh sekarang dia dekat sama si X"..
Akhirnya cuma bisa ngasih semangat dalam hati, karena emang kita udah ngga kaya dulu lagi. Kenal sama kamu itu ngasih saya satu pelajaran yang penting banget.. "Mencintai itu Boleh, yang tidak boleh itu memaksa untuk dicintai"
See you on top, My Favourite's stranger..😇😇
0 notes
teman-baik-baik · 2 years
Text
"My Favourite's Book"
Tumblr media
Jika kamu adalah sebuah buku, rasanya aku sudah jatuh hati padamu sejak halaman pertama. Segala tentangmu, aku selalu ingin menyimpannya di tempat paling istimewa.. Menceritakannya ke semua orang, dan tidak akan mau meminjamkannya..
0 notes
teman-baik-baik · 2 years
Text
"Ideal"= "Khayal"..??
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Pernah kepikiran ngga sih "Apa benar  pasangan ideal menurut kita itu benar-benar ada..??"
Pertanyaan-pertanyaan seperti :
" Kriteria pasangan yang lu mau tuh yang kaya gimana..?"
" Emang selama ini nyari nya yang gimana sih..?"
Sering banget pertanyaan-pertanyaan semacam itu saya jawab ngasal, karena emang pasangan sempurna itu kan cuma ada di Cerita fiksi atau Negeri dongeng. Itu menurut saya dulu, sebelum akhirnya saya ketemu kamu.
Hadirnya sosokmu membuat saya tahu betul gimana rasanya ketemu orang yang bisa bikin diri ini mendadak lemah dan ngebatin, sampe akhirnya terus-terusan ngomong dalam hati..
" Ya Allah yang kaya gini loh orangnya"..
" Yang ini, maunya yang ini ya Allah"..
Orang kaya kamu gini tuh ngga sekedar jadi sosok yang selama ini saya cari-cari. Kamu juga jadi jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang selama ini kita anggap ngga mungkin ada. Intinya kamu adalah sosok yang melengkapi semua kekurangan, paket lengkap deh pokonya.
Tapi toh kamu yang saya anggap terbaik aja akhirnya pergi gitu aja dan jadi orang asing. Iya "ideal" menurut kita kadang bukan yang terbaik buat kita. Ada ratusan bahkan mungkin ribuan orang di luar sana hanya bisa melihat sosok "idealnya" hidup bahagia dengan pendamping pilihannya.
Memendam kecewa ngeliat dia tertawa, meski sayangnya bukan kita yang bikin dia tertawa. Banyak juga yang akhirnya frustasi dan enggan memulai lagi cerita dengan orang baru. Ada juga yang akhirnya pasrah dengan segala keadaan.
Semua pengalaman tadi akhirnya saya jadikan pembelajaran, sampai akhirnya saya berkesimpulan. Pasangan "ideal" itu ada, saya yakin betul adanya. Kita ngga perlu sedikitpun ragu akan hal itu. Tapi kita ngga boleh terbuai dengan kehidupan percintaan ala drama Korea atau cerita-cerita romantis legendaris.
Allah sudah ciptakan pasangan ideal yang sebelum kita lahir bahkan sudah ditentukan, itulah orang yang kelak akan jadi jodoh kita kemudian.
"Terus gimana sama orang yang udah nikah, tapi sebetulnya cintanya bukan sama pasangannya sekarang..??"
Mungkin kita lupa, kalo perasaan itu bukan sesuatu yang statis, dia bisa berubah-ubah. Itulah kenapa dasar pernikahan paling penting itu menurut saya bukan cinta, tapi keyakinan. Yakin kalo sosok yang kita pilih atau dipilihkan Allah swt adalah yang "ideal" buat kita. Karena keyakinan itulah yang akhirnya mengubah sosok yang awalnya bukan siapa-siapa, sosok orang biasa aja, tapi layak kita perlakukan layaknya seorang ratu/raja.
Kepikiran ngga sih ada orang yang tadinya bukan siapa-siapa tapi rela kerja keras banting tulang demi semua kebutuhan kita. Mau masakin dan nyuciin baju kita, ngurusin kalo kita lagi sakit, padahal ngga ada hubungan keluarga. Percaya deh kalo udah nemu yang kaya gitu, beruntunglah kalian karena kalian sudah menemukan sosok "ideal" yang sering kalian galaukan..hehe 
0 notes
teman-baik-baik · 2 years
Text
"SIRIUS : Si Bintang Paling Terang"
#Planet : Si Bintang Pengembara
Part 1
Usut punya usut, hadirnya Dyah di kosan Tari malam itu memang buah pemikiran dari Ka Putri. Tidak lama setelah Dyah pergi meninggalkan Tari sendiri di Kantin Sastra, Dyah mendapat kabar bahwa Orang Tuanya akan menjalani kunjungan kerja ke Den Hag, Belanda sekitar satu bulan lamanya. Ayah Dyah adalah salah satu pejabat tinggi di Kementrian Luar Negeri, perjalanan kerja keluar negeri seperti itu menjadi lumrah baginya.
Dyah sebetulnya berniat menghubungi Tari untuk menjelaskan segala situasi yang terjadi. Namun, kekecewaan karena harus menunda pertemuan dengan kedua orang tuanya itu rasanya lebih menguasai pikiran.
Hingga akhirnya Ka Putri terlebih dahulu menjelaskan keadaan Tari dan terjadilah kejutan barusan.
...
Tari yang masih terkejut mendengar penjelasan Dyah tentang kenapa dirinya batal pergi ke Malang dan justru hadir bersamanya saat itu berusaha meyakinkan diri bahwa semuanya baik-baik saja. Meski di dalam hati sebenarnya ia tidak peduli, karena hadirnya Dyah disana sudah sangat menyenangkan perasaan.
• Tari   : "Bukannya tiketnya udah kamu bayar Dy..?"
• Dyah : "Udah.. tapi kan bisa di refund nanti, gampang itu mah Tar".. Senyum Dyah tipis
• Tari   : "Tapi gapapa kamu ngga pulang Dy, kan disini kamu ngga ngapa-ngapain..?"
• Dyah : "Kalaupun aku pulang ke Malang Tar, di rumah juga aku bakal sendirian. Nah daripada aku gabut disana, mendingan aku nemenin kamu disini dong"..hehe
• Tari   : "Yaudah kalo gitu kamu istirahat dulu gih, kasian kan tadi abis ujan-ujanan".. Tari menawarkan handuk dan menyajikan segelas teh hangat.
• Dyah : "Istirahat..? Ah ngga asik banget sih kamu tuh Tar, kalo ada bestie yang nginap gini kamu tau kan enaknya ngapain.. Yups bener banget kita harus deeptalk, curhat sampe pagi".. Dyah begitu bersemangat untuk bercerita. Meski sedang berusaha mengeringkan rambut lepeknýa, Dyah tak sedikitpun berhenti bicara
• Tari  : "Yaudah iya mau cerita apa si emang kamu Dy..?" Tari menanggapi dengan menyimpulkan senyum buatan di bibirnya.
Tari tahu betul bahwa di dalam hatinya, Dyah sedang mengalami kesedihan yang mendalam. Berbeda dengan Tari yang harus hemat betul mengelola uang pemberian Ayahnya yang pas-pasan, ditambah uang beasiswa seadanya. Dyah memiliki kelebihan finansial yang tidak dimiliki semua orang. Tapi dibalik semua kelebihan pasti ada hal negatif yang tidak tampak, Dyah sangat kekurangan waktu untuk dihabiskan bersama keluarganya. Terlebih dia adalah anak tunggal, Hal itu rasanya semakin membuat kesendiriannya terasa nyata. Beruntung Dyah memiliki Tari yang selalu mampu menjadi penyelamat harinya.
...
Minggu, Pukul dua pagi..
Topik yang awalnya begitu banyak terasa mulai habis. Semangat menggebu-gebu mereka pun menurun. Tubuh yang sudah mulai tergolek di kasur jadi bukti.
• Dyah  : "Tar.. aku baru inget, kemarin waktu aku ketemu sama Dinda, dia ngajakin kita buat liburan selama seminggu di rumahnya".. Berusaha membetulkan posisi bantal yang terasa kurang pas.
• Tari   : "Rumahnya yang di Jakarta itu Dy maksud kamu..?" Menengok ke arah Dyah.
• Dyah : "Iya.. Dinda bilang Papa sama Mamanya lagi ngerayain Anniversary pernikahan gitu di Bali. Jadi dia cuma sama kakaknya aja di rumah"..
• Tari   : "Terus.. kamu mau ikut Dy..?"
• Dyah : "Aku ngikutin keputusan kamu aja deh Tar, kamu kan imamku".. Tawa Dyah terbahak-bahak
• Tari   : "Ih apa sih kamu Dy, ngga lucu tau. Kamu kan udah punya calon imam idaman. Itu tuh si Aa".. Balas Tari dengan senyum dan cubitan lembut kepada Dyah.
Saling usil tentang crush masing-masing begitu mengalir, saat keduanya begitu asik melempar ledekan, Smartphone milik Dyah berbunyi mengirimkan pemberitahuan.
"Ting Tung"..
"Ting Tung".. Jemari Dyah meraih Smartphone berwarna Hijau Toska itu.
Dalam pikirnya, Orang kurang kerjaan mana yang mengirim pesan Whatsapp di tengah malam lengang menuju Minggu. Setelah berkali gagal memasukkan password karena typo dalam penulisan, Dyah akhirnya mengetahui bahwa pesan barusan adalah chat dari si kembar Zahra dan Sarah di grup Whatsapp mereka.
Oh iya, grup tersebut diberi nama "One For All", Selain karena terinspirasi dari sebuah kekuatan di anime kesukaan mereka "My Hero Academia", nama tersebut juga berarti harapan dari mereka berlima untuk bisa saling berbagi tentang apapun baik suka maupun duka. Selalu bersama saat senang dan sedih melanda.
"@Dyahwibuakut , @Prof.Tari kalian mau berangkat bareng kita ke rumah Dinda..?? Kalo mau, kita tunggu besok di depan Bank Mandiri seberang kampus yaa. See you"..😇😇
Kedekatan satu sama lain membuat nama samaran antar mereka terlihat biasa saja. Sarah dan Zahra beruntun mengirimkan pesan yang persis sama. Entah mereka sebenarnya janjian atau tidak, yang jelas pesan itu seketika mengejutkan Tari dan Dyah. Mereka bahkan belum meutuskan untuk ikut atau tidak. Nampaknya chat barusan secara tidak langsung memaksa mereka untuk ikut berpergian.
0 notes
teman-baik-baik · 2 years
Text
"SIRIUS : Si Bintang Paling Terang"
#prolog
Kosan Bu Aminah, Empat hari setelah dialog di Kantin Sastra
Sabtu sekitar pukul 13.00, Ka Putri baru saja sampai di kosan setelah beberapa menit membeli berbagai macam hal. Sebagai seorang kakak, Ka Putri begitu perhatian dengan Tari adiknya. Baginya Tari adalah adik kecil yang selalu butuh arahan dan perhatian.
• Ka Putri : "Tar, ini kakak abis belanja bulanan di Super Indo deket kampus. Bantuin kakak beresin ke lemari yuk Tar".. Ka Putri berusaha memanggil Tari yang sedang terbaring di bagian atas sebuah kasur yang bertingkat.
• Tari        : "Iya kak".. Sahut Tari sambil berjalan menghampiri
• Ka Putri : "Kamu hari ini ngga kemana-mana Tar..?? Ini kan hari Sabtu loh ngga sayang waktunya dipake tiduran di rumah gitu aja".. Ka Putri membujuk Tari.
• Tari        : " Engga ka,  Hari ini mau di kosan aja istirahat".. Jawab Tari tidak bersemangat.
• Ka Putri : "Masih ngga enak sama Dyah yaa kamu..?? Ko mukanya lesu gitu sih Tar..?? Oiya malam ini Kakak sepertinya  bakal ngga pulang, rencananya mau nginep di tempat Bude Yuni, soalnya besok pagi-pagi banget harus udah berangkat ke tempat pemeliharaan kucing-kucing liar gitu. Kalo berangkat dari sini kejauhan, takut ngga keburu"..
• Tari        : "Iya gapapa kak".. Dengan tatapan kosong seolah sedang memikirkan sesuatu.
• Ka Putri : "Gapapa ko tapi mukanya suram gitu sih kamu Tar..?? Yaudah sebagai gantinya, kakak udah siapin sesuatu ko buat kamu. Tunggu aja nanti malem dateng".. Ka Putri tersenyum tipis membuat Tari penasaran.
• Tari        : "Sesuatu..?? Apa tuh ka..??".. Tari mengernyitkan dahi. Dalam benaknya sesuatu itu pastilah satu set kotak Sushi kesukaannya.
• Ka Putri : "Ada deh, tunggu aja nanti malem..hehe. Udah ah kamu lanjutin beresin belanjaannya yaa, Kakak mau siap-siap berangkat dulu, barang yang harus dibawa lumayan banyak soalnya".. Ka Putri bergegas pergi masuk ke kamar.
Tanpa ada penolakan, Tari pun melanjutkan perintah dari Kakaknya tersebut.
...
Jarum jam dinding kamar kosan Tari membentuk sudut 90° terbuka ke kanan, meski hari itu adalah hari Sabtu, aura sepi dan sunyi begitu terasa olehnya yang memang seharian tadi menghabiskan waktu duduk di depan laptop sembari sesekali merebahkan diri di kasur. Gerimis di luar seakan mengamini keinginan Tari untuk bermalas-malasan saja seharian.
Suara lagu Hivi berjudul "Musim Hujan" versi instrumen berdurasi delapan jam menjadi latar pengiring kegalauan Tari saat itu. Tari kemudian sejenak terpikirkan keinginannya untuk pulang kampung ke Malang. Jika semua berjalan sesuai rencana, seharusnya esok pagi dia dan Dyah akan bertolak ke Malang.
Tari berkali-kali terpikirkan untuk mengirim pesan permintaan maaf atau sekedar ucapan hati-hati di jalan untuk Dyah. Namun berkali-kali pula ia merasa bahwa hal tersebut hanya akan membuat Dyah tambah kecewa, terlebih Tari juga tidak berhasil mencarikan teman perjalanan bagi sahabatnya itu.
Setelah berdebat panjang dengan hati nuraninya sendiri, Tari memutuskan untuk meminta maaf dan berusaha mencairkan lagi suasana pertemanannya dengan Dyah yang sudah cukup beku. Apapun respon yang diberikan Dyah, Tari berusaha untuk tidak peduli. Dia hanya tidak ingin hubungan akrab dengan teman lamanya itu berakhir hanya karena sebuah masalah kecil saja.
Tari baru saja selesai merangkai kata-kata panjang di notes Smartphone-nya untuk kemudian diforward ke Whatsapp. Tapi seasaat sebelum tombol "kirim" ia tekan, suara ketukan pintu kamar seketika membuat perhatiannya teralihkan.
Sekitar lima langkah jarak dari kasur ke pintu kamar, membuat Tari sempat berpikir tentang siapa yang malam-malam begini berkunjung ke kamarnya. Dia kemudian  berhusnudzan, mungkin saja itu  hanyalah bibi kosan membawakan paket gofood pesanan Ka Putri yang memang sejak tadi sore diharapkan kedatangannya.
Engsel pintu yang sudah tidak licin membuat suara berdecit terdengar cukup nyaring di situasi sunyi seperti itu, dengan berjuta rasa penasaran, Tari pun memastikan siapa sosok di balik ketukan pintu yang membingungkan itu.
• Tari   : "Iya, sebentar"..
• Dyah : "Assalamualaikum kaka Tari".. cengir Dyah berusaha mengejutkan Tari.
• Tari  : "Dyah..?? Ko..??"
Belum sempat Tari mendapat penjelasan apapun, Dyah sepertinya tak sabar ingin melepas rindu kepada Tari, dengan pakaian yang agak basah karena menerobos gerimis, ia memeluk Tari dengan penuh kehangatan seakan baru kembali bertemu setelah berpisah belasan bulan.
Apakah "sesuatu" yang Ka Putri maksud adalah kehadiran Dyah..?? Tanya Tari dalam benaknya sendiri begitu heran.
0 notes
teman-baik-baik · 2 years
Text
"SIRIUS : Si Bintang Paling Terang"
#prolog
Kansas a.k.a Kantin Sastra
Tepat sepuluh menit setelah dering Whatsapp di Smartphone Tari berbunyi, Dyah datang menghampiri. Sambil membawa sekantong plastik berisi masing-masing dua buah kotak bento dan es teh manis, Dyah menyapa Tari dengan akrab.
Dyah : "Halo kaka Tari"..
Tari   : "Kemana aja sih..? Aku udah nungguin lama tau"..
Dyah : "Maaf, tadi lama karena ngantri beli makanan panjang banget.. Tapi ini ada bento sama es teh buat Tari si bestie kesayangan, karena udah setia nungguin aku lama-lama"..hehe
Tari   : "Ih pinter nyogok yaa anda ini ternyata.Tapi gapapa deh sini aku terima, kebetulan lagi laper". Tari membalas dengan senyum usil.
Dyah : "Nah gitu dong, yaudah yuk kita makan dulu. Itu kerjaannya ditaro dulu bisa kali, masa sih makan aja sampe harus ngalah sama kerjaan" Dyah menutup laptop milik temannya itu kemudian menggesernya menjauh dari jangkauan Tari.
Tari  : "Iya iya nurut deh sama mbak Dyah mah".. Tari dengan sedikit terpaksa membuka bungkus makanan dan minuman yang dibawakan oleh Dyah.
Dinginnya es teh cukup membuat mereka lupa akan teriknya matahari Kota Bandung saat itu. Percakapan mengalir begitu saja hingga tak sadar setengah jam sudah mereka berbincang.
Jeda antar semester biasa dimanfaatkan para mahasiswa untuk kembali pulang ke kampung halaman. Tari dan Dyah pun sama, momen liburan ini jadi pertama kalinya mereka merasakan pulang ke kampung setelah kurang lebih enam bulan merantau.
Tari   : "Dyah, kayanya aku ada kabar kurang baik deh"..
Dyah : "Apa tuh Tar..?" Tanya Dyah heran
Tari   : "Kayanya liburan ini aku ngga bisa nemenin kamu pulkam (Pulang Kampung)".. Nada menyesal mengiringi pernyataan Tari tersebut.
Dyah : "Hah kenapa..?? Terus nanti aku sendirian dong..??" Dyah begitu terkejut mendengar kabar dari sahabatnya itu.
Tari  : "Itu loh Dy.. Ka Putri kan lagi sibuk-sibuknya ngurusin persiapan buat dia mulai penelitian nanti, jadi harus tinggal disini. Maklumlah Ka Putri kan anak FKH (Fakultas Kedokteran Hewan) jadi persiapan penelitiannya butuh waktu lama juga. Nah aku diminta sama Ibu untuk stay disini aja temenin Ka Putri biar ngga kesepian"..
Dyah : "Terus kamu disini nemenin Ka Putri aja selama liburan semester ini..?? Emang ngga bosen..?? Terus nanti aku naik kereta masa sendirian si Tar..?? Kamu tega sama aku..??" Tanya Dyah bertubi-bertubi sambil menggerutu kecewa.
Tari  : "Engga ko, nanti aku bantu cariin temen dari Omda (Organisasi Mahasiswa Daerah) Malang deh biar nanti pas pulang kamu ada barengannya"..
Dyah : "Masa aku bareng sama orang yang belum terlalu kenal buat perjalanan sejauh itu Tar, gausah deh aku sendiri aja gapapa"..
Situasi menjadi kaku setelah Tari mengungkapkan bahwa ia tidak bisa menemani Dyah pulang ke Malang pada liburan kali ini. Tidak lama setelahnya, Dyah pun meninggalkan Tari dengan raut muka sedih bercampur marah dan kecewa.
1 note · View note
teman-baik-baik · 2 years
Text
"SIRIUS : Si Bintang Paling Terang"
#prolog
KANSAS a.k.a Kantin Sastra
"Drrrtt... Drrrtt.. Drrrt.." Suara getar smartphone memecah fokus Tari yang sedang berkutat dengan laptopnya.
Meskipun belum genap enam bulan Tari berkuliah, keahliannya dalam mengelola keuangan membuat dia ditunjuk menjadi Bendahara "J-Club" (Kelompok mahasiswa yang punya minat terhadap sesuatu yang berbau jepang-jepangan). Karena amanahnya itu lah Tari jadi sering menghabiskan waktu "berduaan" dengan laptop ASUS spek jadul miliknya. Meskipun diluar dari kesibukan sebagai Bendahara, Tari juga selalu menggunakan laptop itu untuk menonton anime favoritnya.
Notifikasi berantai barusan ternyata berisi pesan dari grup Whatsapp teman-teman yang selama ini selalu satu frekuensi dengannya. Selain karena tergabung di klub yang sama, banyak hal yang membuat mereka saling merasa cocok satu sama lain. Mulai dari tokoh influencer, playlist spotify, channel Youtube kesukaan dan tentu saja referensi daftar tontonan anime menjadikan mereka begitu dekat layaknya kakak beradik.
Lalu siapa saja kah mereka..??
Mari kita mulai berkenalan dengan kelompok pertemanan ini satu persatu.
Pertama adalah Dyah. Dyah sudah menjadi sahabat Tari sejak bangku SMP, pertemanan mereka sudah berjalan lebih dari lima tahun. Bahkan saat SMA dulu Tari dan Dyah sering dianggap anak kembar karena terlihat selalu bersama dan sekilas memiliki kemiripan. Seperti hubungan pertemanan pada umumnya, mereka berdua pun sudah saling menyimpan aib atau rahasia satu sama lain. Saat ini, Dyah sedang kuliah jurusan Sastra Jepang di kampus yang sama dengan Tari. Kejepang-jepangan Tari sekarang pun pertama kali ditularkan oleh sahabatnya yang satu ini.
Jika Dyah dan Tari hanya sering dianggap kembar karena mirip, yang satu ini memang kembar betulan sejak lahir. Yaa, anggota berikutnya adalah Zahra dan Sarah. Meskipun tidak seperti anak kembar lainnya yang memiliki nama mirip dan hampir sama, Zahra dan Sarah benar-benar sulit dibedakan. Gaya berpakaian, warna kesukaan, hingga selera kuliner mereka pun memiliki kesamaan. Sang kakak Zahra sangat suka mengekspresikan apapun lewat ucapan lisan, itulah kenapa Zahra memilih jurusan Sastra Inggris di perkuliahan. Supaya gampang mengekspresikan apapun yang ia mau. Sedangkan Sarah justru lebih suka merangkai kata melalui tulisan. Sebab itulah Sarah berkuliah di jurusan Sastra Indonesia, karena bisa belajar banyak tentang aturan-aturan penulisan selalu jadi hal yang ia inginkan.
Terakhir adalah Dinda. Dinda adalah manusia yang taat terhadap segala impiannya. Dinda selalu menuliskan apapun yang ia inginkan agar dirinya tidak lupa dengan tujuan dan cita-citanya. Salah satu impian besarnya adalah bisa pergi ke Korea Selatan untuk menemui idolanya Park Ji Min. Mungkin itu yang menjadikannya begitu bersemangat menempuh pendidikan di jurusan Sastra Korea.
Fakultas Sastra dan FMIPA memang terletak bersebelahan, Tari yang merupakan mahasiswa jurusan Matematika lebih sering mampir ke Kantin Sastra untuk menemui teman-teman satu klubnya itu. Tari memang tidak terlalu dekat dengan siapapun di kelasnya. Tidak jarang ia dianggap sombong dan misterius.
0 notes
teman-baik-baik · 2 years
Text
"SIRIUS : Si Bintang Paling Terang"
#prolog
Selesainya waktu ujian Kalkulus sekaligus menjadi tanda berakhirnya semester pertama perkuliahan. Wajah semrawut nan depresi menghias seisi ruang ujian. Dalam keadaan yang serba membingungkan, seorang mahasiswi justru keluar ruang  dengan penuh kegirangan.
Mentari Alfa Carinae, Mahasiswi yang baru saja menyelesaikan satu dari delapan bab panjang perkuliahannya itu lebih familiar dengan sebutan Tari. Tari hanyalah sosok wanita biasa yang tidak eksentrik bahkan cenderung tidak menarik. Tapi siapa sangka, keseharian normalnya ternyata menyimpan kisah yang begitu unik.
0 notes
teman-baik-baik · 2 years
Text
"Jelang 4 Menuju 3"
Tumblr media Tumblr media
Diiringi rasa kagum yang tak berkesudahan, diri ini tak tahu lagi harus bagaimana menjawab segala penasaran..
Jangan-jangan.. sejak awal aku memang tidak pernah kau butuhkan, Kau hanya enggan tuk merasa kesepian..
Lihat..
Tepat setelah lampu-lampu dipadamkan, kau menyala sebagai satu-satunya yang aku rindukan..
Disini..
Di tempat yang paling kamu hindari, aku tak bosan sendiri menunggu sedikit saja kabar dari mu datang menghampiri..
1 note · View note
teman-baik-baik · 2 years
Text
"Semesta Terlalu Pandai Menyembunyikan"
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Aku mengagumimu tidak hanya satu atau dua kali.. Ada begitu banyak hal yang membuatku terkesima dengan potensi yang kau miliki, yang entah kenapa jarang aku temui pada orang lain.. Terdengar klise sepertinya, kamu bertemu seseorang lalu bisa menyukainya dengan begitu mudah.. Setenang itu juga yang kurasakan terhadapmu.. Jika memang kamu orangnya, semoga didekatkan.. Jika bukan, semoga dicukupkan dan kabar tentangmu segera datang menjawab segala rasa penasaran..
If someone/something is destined for you, never in million years it will be for somebody else..😇
0 notes
teman-baik-baik · 2 years
Text
"Pengajar"
Tumblr media
Manusia memiliki peran. Peran berpikir, peran menghadapi, peran mengajar dan belajar, bahkan tidak melakukan apa-apapun termasuk ke kategori peran..
Sedangkan kamu, yang entah sengaja maupun tidak Tuhan datangkan, punya peran besar sekali dalam hidupku.. Tapi aku tidak cukup tahu banyak tentang apa saja peranmu, selain sebagai sosok yang aku kasihi separuh nadi..
Apakah sebenar-benarnya kamu adalah peran guru? Atau mungkin berperan sebagai apa yang tidak seharusnya aku terima? Ya, peran antagonis..
Di dalam senyummu yang begitu pasif belakangan ini, aku sedikit paham, peranmu tidak lebih dari mengajarkanku beranjak dewasa dengan cara kehilangan, mengikhlaskanmu menjadi jodoh seseorang..
1 note · View note
teman-baik-baik · 2 years
Text
Perihal Langit dan Lagu "Hati-Hati di Jalan"..
Tumblr media Tumblr media
Entah udah berapa kali lagu ini saya bahas, Tapi ga pernah bosen karena memang sebegitu deep makna dari tiap liriknya..
Terutama di part "Kukira kita asam dan garam, dan kita bertemu di belanga"..
Asam ada di gunung garam asalnya dari lautan, bertemu di satu wadah yang disebut belanga. Sejauh apapun dua manusia terpisah, jodoh pasti akan menemukan jalannya..
Kerennya lagi album ini identik dengan warna biru yang ternyata representasi dari langit..
Sejauh apapun kita terpisah, cukup ingat bahwa kita akan selalu berada dibawah langit yang sama sambil mungkin sedang menatap ke arah yang sama..
Untuk semua yang sedang dalam perjalanan menuju sebuah tempat nan jauh disana, semoga perjalananmu menyenangkan.. Sayangnya saya bukan siapa-siapa yang berhak tau kabar dan keadaanmu tiap waktu. Saat ini upaya terbaikku hanya berdoa, sambil dalam hati mengucap "Hati-Hati di Jalan"..
Once again, what a masterpiece by Tulus..
0 notes
teman-baik-baik · 2 years
Text
"Tolong Jelaskan Apa Ini.."
Tumblr media Tumblr media
Entah ini perasaan apa..
Yang jelas, bila saat ini aku masih remaja..
Tanpa ragu akan ku sebut ini..
C I N T A..
0 notes