Video
I who was lost and lonely, believing love was only a bitter tragic joke... 🌙 Cr pic: @maegamimami
0 notes
Photo

Dibalik model yang cantik, ada tukang yang benerin baju dan rambutnya. 😝
0 notes
Photo

Current mood. ⛅🌻 #Chicoisnotathome #Chicoisrelaxingatsalon #ChicoisAboss @Regrann_App from @pastel.ette
0 notes
Photo

Sometimes i do this in the middle of the night. 📖🔦 #notagoodidea #janganditiru
0 notes
Link
0 notes
Link
I discovered my Patronus is a Tiger on J.K Rowling’s Pottermore. Super cool.
Find out yours now: https://my.pottermore.com/patronus
0 notes
Photo

Untuk bisa sampai, harus terus berjalan. 😊 (at Chef Harlequin Cafe&playground at House of Dapper&lola)
0 notes
Text
Just One Day : Untuk Selamanya dan Satu Hari

Waktu sekilas ngeliat buku ini di toko buku, sesaat gue berhenti. Yang bikin gue tertarik bukan dari judul atau sang pengarang, tapi karena ilustrasi covernya (Baru tahu belakangan kalau pengarangnya adalah orang yang bikin If I Stay, one of the movie that I enjoy to watch).
Kenapa? Karena ilustrasi buku ini diterbitkan berpasangan, yang satu berjudul Just One Day dengan gambar seorang perempuan, dan yang satunya berjudul Just One Year dengan gambar seorang laki-laki. Kalau ditaruh sebelahan, mereka saling bertatapan.
Walau ada rasa skeptis buku ini pasti cuma berkisah tentang pertemuan wanita dan laki-laki di Perancis lalu menjalin cinta, tapi covernya justru seolah menyajikan cerita yang berbeda. Yang ada di dalam benak gue kala itu adalah sang wanita menampilkan ekspresi sendu. Seolah ujung kisah mereka berakhir tidak bahagia.
Meski ada rasa kepingin beli, gue sadar diri kalau masih banyak buku yang belum dibaca di rumah. Jadi dengan sedikit berat hati, gue pun memutuskan untuk berlalu meninggalkan keduanya.
Belakangan gue tahu kalo sepupu gue, Denissa, beli dua buku ini! Karena dia juga punya segudang buku yang belum dibaca, dan sepertinya ga akan baca keduanya dalam waktu dekat, gue pun memutuskan untuk pinjem dan baca duluan.
Buku pertama adalah Just One Day. Di buku ini si pengarang menceritakan tentang Allyson Healey, perempuan asal Amerika yang baru lulus SMA. Bersama teman masa kecilnya, Melanie, mereka berlibur ke beberapa negara di Eropa. Ketika singgah di Inggris, Allyson bertemu Willem, seorang laki-laki yang sedang merencanakan kepulangannya ke Belanda, lewat drama Shakespeare. Tapi rencananya itu batal, karena dia memilih mengajak Allyson berkelana di Paris selama satu hari. Allyson kemudian menyadari bahwa terkadang tersesat itu bukanlah sesuatu yang buruk.
Sayangnya, mereka harus berpisah dengan cara yang buruk. Bagai sebuah mimpi, Allyson dibangunkan dengan paksa dan harus kembali pada kehidupannya. Tapi, kemudian dia sadar kalau setelah pertemuannya dengan Willem, kehidupannya berubah total. Dia ga bisa kembali menjadi Allyson yang dulu lagi. Dia pun bertekad buat ketemu lagi sama Willem dan menyelesaikan cerita di antara mereka.
Walau lumayan tebal, buku ini cukup menyenangkan. Menurut gue alur di tengah-tengah cerita sedikit lambat dan bikin bosen. Tapi pas mendekati akhir, gue merasa ditarik dalam petualangan Allyson mencari ‘noda’nya. Tegang, penuh harap, dan sering putus asa karena dipojokkan ke jalan buntu berulang kali. Cerita yang kelihatannya klise jadi berwarna karena kegigihan Allyson. Ada beberapa typo, tapi ga terlalu mengganggu.
Buku ini membuat gue berpikir kalau setiap orang pasti pernah berada di posisi Allyson. Ada masa-masa di mana kita berandai-andai kalau dulu mengambil keputusan lain, mungkin apa yang kita jalani sekarang akan berbeda. Entah lebih baik, atau mungkin malah lebih buruk.
Namun, gue salut dengan apa yang Allyson lakukan. Dia cukup berani, atau mungkin bodoh, untuk mencari tahu sampai akhir cerita dalam hidupnya. Ga semua orang, gue termasuk dalam kategori ini, bisa melakukan hal yang sama. Mereka terlalu takut untuk mengetahui sampai akhir dan memilih pergi saja.
So, I would give this book 3,5 outta 5. :)
-S-
0 notes
Photo

One of my favourite from Affandi's. Beautiful, deep, and raw.. 👩🏻 (at Museum Affandi)
0 notes
Photo

"Keterbatasan materi serta bahan saat itu tidak menghalangi Affandi berkarya, meskipun harus menyambung kertas." Affandi, the big inspiration. ���� (at Museum Affandi)
0 notes
Photo

Coconut Choco ✖️ Green Tea 💚💛 . . . . . #food #foodporn #instafood #foodie #gelato #coconut #chocolate #greentea #green #vacation #yogyakarta #indonesia #photogrid #vsco #throwback #happy (at Il Tempo Del Gelato)
#coconut#foodie#photogrid#foodporn#food#indonesia#vacation#yogyakarta#chocolate#instafood#gelato#green#throwback#greentea#vsco#happy
2 notes
·
View notes