toosweettobeme-blog

[toosweettobeme-blog]

hari ini sama seperti hari hari sebelumnya.

memastikan kamu baik baik saja, dari kejauhan.

katamu, aku akan menemukan orang lain.

katamu, aku berhak untuk bahagia.

katamu, kamu bukanlah sesuatu yang ku perlu.

tapi mengapa tanpa hadirmu, aku tidak menemukan semuanya itu.

aku lelah dengan semua kesibukan.

aku lelah dengan semua pertanyaan.

aku lelah, dengan kesendirianku tanpamu.

jika kita kembali memutar waktu, haruskah aku tetap memilih untuk mengambil jalan bersamamu?

kamu memang tidak baik buatku.

aku juga tidak baik buatmu.

ternyata kita hanya dua anak manusia yang masih perlu mengenal diri sendiri.

kita samasama tidak paham kalau memaksakan kehendak adalah sebuah kesalahan.

bunga seroja yang dulu dipuja-puja, sekarang hanyalah bunga busuk yang terlalu lama berendam di dalam air matanya.

bunga seroja kini tidak lagi paham bahwa dirinya semenarik itu, karena seseorang yang memahami kecantikannya sudah pergi melihat bunga lainnya.

mungkin bunga seroja hanya tidak bisa bertahan ditengah distorsi dunia buatanmu. semenarik apapun dunia itu, dia memang tidak sepantasnya berada disana. bunga seroja hanya pantas ada dikubangan penuh lumpur dan bau. tanpa perlu dilihat orang lain.

bunga seroja kini memilih untuk kembali memandang bunga mawar yang cantik dan dikagumi banyak orang.

dia akan tetap hidup di tempat asalnya, tanpa perlu diperhatikan orang lain. lagian hidup ataupun mati, tidak ada yang memperdulikannya.

bunga seroja yang pernah mengalami jatuh cinta dan disakiti, kini memilih untuk tetap sendiri.

[toosweettobeme-blog]

senang sekali melihat dirimu tersenyum seperti dahulu kala. senang sekali melihat dirimu antusias untuk bercerita dengan teman temanmu.

senang sekali jika.. kedua hal tersebut kamu lakukan untuk diriku.

[toosweettobeme-blog]

“Apakah salah jika aku menginginkan kita bisa bertemu sekali lagi? Bukan untuk menuntaskan rindu, melainkan untuk mengetahui siapa kita setelah sekian lama tidak bersama.”

— (via mbeeer)

[toosweettobeme-blog]

Pesan Terakhir Sebelum Kita Berakhir

Aku tak apa bila kau lebih memilih pergi Untuk terakhirkali sebelum kau pergi mari kita mengenang kebersamaan kita selama ini Karena esok bisa dipastikan aku akan mengenangnya sendiri Tanpa ada kau disampingku lagi

Aku tak apa bila kau lebih memilih pergi Namun hari ini sebelum kita benar-benar berakhir Mari kita habiskan waktu berdua saja hingga hari menjelang pagi Aku memiliki pesan terakhir sebelum kita berakhir

Kemarilah Duduklah bersisian denganku Bersandarlah dibahuku atau tidurlah dipangkuanku Ceritakan padaku perihal segala gundah yang begitu mengganjal dihatimu Karena mulai esok bisa dipastikan aku tak memiliki kesempatan lagi untuk kau jadikan tempat berbagi

Jadi sayang bila disuatu waktu nanti harimu kelabu Kau hanya perlu mengingat satu Dalam keadaan seburuk apapun Tuhan selalu ada bersamamu

Kemarilah Tataplah mataku lekat-lekat dari jarak yang dekat Ingatlah, perempuan dianugrahi Tuhan naluri ke(ibu)an sejak Ia dilahirkan Serupa denganmu yang sejak lahir dianugrahi Tuhan naluri seorang Ayah Kasih sayangnya terhadapmu takkan mampu melampaui kasihsayang seorang Ibu

Namun percayalah, Terhitung sejak hari pertama kau disayangi olehnya, Entah beberapakali atau seringkali Ia pasti pernah membakar dirinya sendiri demi memberi sinarnya untukmu Mengabaikan bahagianya demi bahagiamu Serupa yang dilakukan oleh seorang Ibu

Jadi sayang, bila seorang itu sudah kau temukan Jangan kembali mengulang kesalahan yang hari ini kau lakukan Karena yang sudah kau lepaskan akan hilang Yang hilang akan sulit untuk ditemukan

Kemarilah Gegamlah tanganku erat-erat Kau pernah dengar ada yang berkata bahwa yang baik hanya datang sekali Jadi sayang, bila pada faktanya kau menemukan yang baik untuk keduakalinya Jangan kembali mengulang kesalahan yang hari ini kau lakukan Karena pada yang tak pandai menjaga hati; Yang baik tak datang berkali-kali

Kemarilah, Kau akan pergi Setelah ini mungkin takkan ada temu lagi Aku ingin mendekapmu erat Memberimu dekap paling hangat Aku harus segera tersadar bahwa tanpa aku; kau akan tetap menjadi lelaki hebat

Pergilah Pergilah kerumah baru yang ingin kau singgahi Jagalah hati agar jangan sampai kau ingin kembali suatu hari nanti

Karena, Bilapun yang hilang dizinkan Tuhan untuk kembali ditemukan Bilapun yang ditinggalkan hatinya digerakkan oleh Tuhan untuk bersedia memberi lagi kesempatan Ingatlah, Pasti ada yang berbeda dari biasanya

Bila biasanya kau tak sungguh-sungguh mencintai Mungkin dikesempatan kedua nanti kau akan merasakan bagaimana rasanya cinta mati

[toosweettobeme-blog]

merelakan seseorang yang kamu sayang itu menyakitkan. jadi teringat dulu sewaktu mama bilang “mainannya buat adik aja yah, nanti mama beliin mainan baru buat kamu” rasanya sedih, padahal kita tahu akan ada mainan yang lebih baik lagi di masa mendatang. tak perlu malu jika sedihnya lama usai. tak perlu terburu buru untuk merelakannya. tak perlu menghiraukan kata kata orang lain yang mengatakan untuk segera mencari yang baru. karena tentunya, kita ingin agar hal yang baru itu jadi milik kita seutuhnya.

[toosweettobeme-blog]

hati rasanya sudah sangat kebal dengan perih yang sudah berulang kali kamu torehkan. tapi mengapa, merelakanmu pergi malah jadi hal yang paling aku benci saat ini.

[toosweettobeme-blog]

Begini,

hatiku sudah tak lagi cantik. Beberapa kali ia jatuh di tangan yang salah. Mereka tak menjaganya dengan baik. Ada beberapa goresan di sana sini. Warnanya juga tak lagi merah segar. Ada banyak sisi yang tampak biru lebam. Ada yang pernah memegangnya dengan ceroboh. Diam saja walaupun hatiku terantuk dengan keras, hingga memarnya mustahil hilang tanpa bekas. Ia juga beberapa kali patah. Ada yang dengan sengaja membantingnya hingga terbelah jadi dua. Yang ini membuatku hampir kehabisan darah. Tunggu dulu, itu bukan yang paling parah. Karena ada yang dengan wajah dingin, menginjaknya hingga hancur tak berbentuk. Aku tak lagi merasakan air asin yang meleleh hingga sudut bibir saat memunguti pecahannya. Aku memang berhasil menyatukan potongan-potongannya kembali. Jangan tanya berapa lamanya. Aku dengan sengaja tak menghitung hari, aku tak ingin gila. Bentuknya tak lagi sempurna, tapi sudah tak kutemukan lagi sisa pecahannya. Mungkin tak terlihat karena terlalu kecil, atau bisa saja masih tersangkut di sepatunya. Aku tak tahu.

Aku tak memaksamu untuk paham. Dengan kondisi seberantakan ini, aku tak sepeka dulu dalam menangkap rasa. Aku tak bisa secepat dulu mengartikan emosi. Ini cinta, atau hanya kagum semata. Ini rindu, atau sekedar ingin bercumbu. Aku kesulitan membedakan. Kondisinya tak memungkinkan untuk jatuh cinta secepat itu. Sebelum memutuskan untuk tinggal, pikirkan baik-baik.

[toosweettobeme-blog]

saat ini yang bisa aku lakukan hanyalah memikirkan bagaimana harimu, apa kamu senang hari ini, bagaimana kerjaannya hari ini. hanya ini yang bisa aku lakukan, tidak seperti dulu saat aku bisa mendengar kamu bercerita tentang bagaimana kesalnya kamu karena lupa absen, bagaimana lelahnya harimu karena banyak deadline, tentang manisnya mcflurry. aku rindu.

[toosweettobeme-blog]

“i’m not forcing you to stay, but here’s a little game we can play. i can always hold your hand when it’s cold, the only rule we need is that i will do it till we’re old. and i know you haven’t heal, but we still got time till the world’s catastrophe. and how as much as i hate coffees, i’ll accompany you while drinking my tea. i’m not asking you to let me in to your haunted home, but there’s so much you can see, so please don’t close the door. here’s a tiny sily game we can play, i won’t be here for a moment, i’m in it for life.”

—

[toosweettobeme-blog]

“Akan ada hari di mana aku tidak mencintaimu lagi. Tidak takut bertemu senyum yang seperti itu lagi. Tidak masalah jika namamu hilir mudik di telingaku lagi.Akan ada hari di mana aku tersadar, bahwa mencintaimu adalah kesalahan yang cukup kulakukan sekali saja.”

— (via mbeeer)

[toosweettobeme-blog]

kegagalanku dalam mengertimu, apa itu yang membuat kamu semakin jauh? katamu, aku tidak akan pernah bisa paham. aku, hanya peduli sama apa yang kelihatan. aku, yang sampai kapanpun tidak akan bisa mengertimu. atau sebenarnya, hanya aku yang selalu salah dimatamu?

[toosweettobeme-blog]

“Mencintai bukan perkara kebal, jauh dari kata mudah dan asal”

[toosweettobeme-blog]

Aku ingat tak perlu banyak alasan untuk bisa bertemu kapanpun kita ada waktu. Namun sekarang, untuk bertahan saja rasa-rasanya kau tidak seminat itu.

(via mbeeer)

[toosweettobeme-blog]

Menjalani hidup tidak semudah melangkahkan kaki. Melangkahkan kaki kemanapun kau suka, sekalipun hati dan pikiranmu tidak sejalan dengannya, sekalipun kau tak tahu kemana arah dan tujuan dari langkahmu. Namun, ketika menjalani hidup, sama seperti melangkahkan kaki, kau harus memperhatikan sekitarmu, melihat sekitarmu agar tidak jatuh dan tersandung, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak kau inginkan. 

[toosweettobeme-blog]

Dormant conversations with friends scare me. A lot.

[toosweettobeme-blog]

salahkah aku ketika aku kerap mengatakan bahwa aku baik baik saja padamu, padahal aku sangat tidak baik baik saja?

[toosweettobeme-blog]

akhirnya kini aku tahu, mengapa aku jatuh hati ke dia, bukan kepadamu. sekalipun kamu yang paling mengerti dan tahu tentangku.