tunasmelangit
tunasmelangit
Tunas Melangit
299 posts
Tumbuh, menuju Tuhanku
Don't wanna be here? Send us removal request.
tunasmelangit · 20 days ago
Text
Susur Kota
Tumblr media
Saat pertama kali pindah dan jalan-jalan ke kota ini, penasaran kenapa banyak bangunan dengan tipe atap limasan tersebar di beberapa tempat dengan luas pekarangannya bervariasi.
Jumlahnya terlalu banyak untuk kota yg luasnya hanya ±18KM².
Berkat jalan-jalan hari ini, tanyaku terjawab namun menumbuhkan makin banyak tanya dan rasa penasaran akan kisah apa yang disimpan dalam tiap sudut saksi bisu di kota ini. Tidak hanya yg indah-indah, bagian kelamnya pasti ada.
Semoga selanjutnya bisa menjajal rute mlaku lain berteman kisah-kisah terdahulu yg tak ada di buku sejarah sekolah.
Magelang, 28 Juni 2025
0 notes
tunasmelangit · 2 years ago
Text
Memaafkan atau tidak memaafkan rasa sakitnya masih sama. Melepaskan atau membiarkannya digenggam, goresnya masih sama dalamnya. Sekalipun sudah membalaskan sedikit dendam!
Hidup berjalan, bertambah tahun, diri kita berkembang terus ke depan, tapi luka itu masih membayang persis di belakanh kita. Tiap kali menoleh ia ada disana, menyapa dengan senyum menyungging yang mencurigakan. Seakan tahu akibat yang diperbuatnya akan seburuk apa imbasnya, sejauh mana bekasnya.
Bukankah ada hari dimana kasian kepada diri sendiri saat kilas balik melihat potret diri sebelum menyadari jika sudah disakiti? Seperti melihat si dungu yang pekak sekali dengan peringatan tanda bahaya, tahu-tahu dia sudah lebur berhamburan diterabas kendaraan yang melintas. Menyedihkan yaa? Ingin rasanya putar balik agar bisa mendorong atau menarik agar selamat. Tapi apa daya hidup bukanlah kemudi setir yang bisa kita banting putar balik atau hentikan sejenak.
1 note · View note
tunasmelangit · 2 years ago
Text
Hei, baru-baru ini aku bertemu dengan seseorang yang benar-benar pas dengan cekungan puzzle milikku. Nada bicaranya, caranya menjelaskan sesuatu tanpa membuatku terlihat bodoh, dan kemampuan bersosialnya sungguh memukau! *blushing
Tapi meskipun dicoba pasangkan, puzzle milikku tidak utuh meski cocok.
Kenapa? Yaa karna memang tidak diproduksi untuk saling melengkapi. Tapi selepasnya aku bersyukur (alhamdulillah!!) tetap baik-baik saja, tidak lantas patah, bersedih, curhat sana-sini. yaa lagian untuk apa? menghabiskan energi aja. masih banyak kerjaan yg harus ku usaikan, nyetrika misal, aihh tugas paling menjengkelkan tapi penting sedunia.
Tapi dengan bertemu sosok sepertinya aku justru menjadi optimis. Bahwa apa yang aku mau dan baik bagiku itu memang sungguh ada. Janji Allah itu benar, tidak pernah ingkar. Masalahnya, kenapa hati masih meragu pada ketetapan Allah padahal lidah sudah beratus kali berikrar soal ketauhidan?
Bukankan iman tidak berhenti pada lisan tapi diaminkan oleh hati juga? *abis ini nyimak kajian Ustadz Adi Hidayat aja yah ntar salah-salah lagi kalo aku yg lanjut jelasin.
3 notes · View notes
tunasmelangit · 2 years ago
Text
Tumblr media
—journal❀
Kata-kata berhamburan di dalam kepala, mereka berseloroh, tumpang tindih, saling sikut, mana mau sabar dikit, buru-buru mau mencuat mengambil bagian dalam rentetan kalimat yg cukuplah membuat puas raja ambisi yang ingin tulisanku adalah masterpiece yang sempurna tiada tara digdaya. Tapi yg terjadi, mataku justru memandang jauh keluar dan menatap buram atap rumah milik orang-orang yang belum ada kesampatan untuk disapa.
Tulisan di kepala sudah tertata benar wuaahh aku dibuatnya bangga. Tapi sekembalinya fokus kualihkan pandangan pada kertas binder salah ukuran yg dibelikan teman, justru yg tertulis disana hanya satu paragraf basa-basi, yg bahkan sama sekali tidak meringkas kehidupanku barang satu detik saja. Hei, kemana terbangnya tulisan 'parpipurna sempurna digdaya' di kepalaku tadi?
Tumblr media
Kurasa otakku tidak sedungu itu untuk mentranslasi (well gimana cara nulis yg bener?) apa-apa di dalam kepala ke bentuk tulisan.
Lalu ku tutup buku binder dengan pasrah, hari ini gagal.
Besok lagi aku lupa, begitu lagi dengan besoknya. Hingga pengalaman-pengalaman sederhana yang berharga saban hari menguap, hanya sejenak mengisi ruang dalam ingatan, sisanya terbakar akibat pancaran radiasi amarah oleh hal-hal yang kedengarannya sepele semacam diacuhkan dalam obrolan atau tak diikutsertakan dalam kumpulan.
Tumblr media
Siapa yang menyangka kalau emosi amarah efek radiasinya bisa menghamburkan berkeping-keping kebahagiaan yamg didapat sedari fajar pagi.
Semudah itu yaa? Padahal dalam memori yang berhambur dan menguap itu ada kenangan yang dalam hati ku berdoa tidak segera di lupakan.
Maka aku berusaha keras. Untuk disiplin pada diri sendiri. Meyakini penuh sungguh. Biarpun sedikit, ada waktu yng harus rutin aku sambangi untuk menitipkan kenangan-kenangan baik dalam bentuk tulisan. Meskipun tidak yakin akan ku baca lagi. Untuk emosi yang meledak dan memaparkan radiasi tentu saja sudah ku siapkan lembaran tersendiri.
Agar terhindar dari hari-hari bergulat dengan perut panas oleh asam lambung yang terstimulasi oleh pikiran tak mengenakkan dan enegi negatif dari tersangka tak bertanggungjawab.
Tumblr media
Eh ternyata menulis itu salah satu olahraga sederhana yang sebetulnya tapi sebetulnya amat kompleks, dan bisa kita lakukan untuk merenggangkan hati yang kelu dan terkilir, agar ia berfungsi penuh menelaah emosi yang masuk dan mengorek hikmah dari tumpukan petunjuk yang tersebar dalam hari yang tidak pernah bisa ditebak kemana arahnya.
___________
#journal #journaling #menulis
0 notes
tunasmelangit · 2 years ago
Text
Tumblr media
Pernahkah kau bertanya pada dirimu sendiri;
Apa yang mengubah dirimu, hingga menjadi diri yang seperti hari ini?
Diri yang lebih memilih belajar berbesar hati mengambil sisi baik dari setiap peristiwa hidup daripada mengutukinya,
Diri yang lebih menikmati kesunyian daripada melebur dalam keramaian,
Diri yang teman dekatnya dapat dihitung dengan jari dan tidak lagi mengejar eksistensi,
Diri yang hatinya terus berusaha dilapangkan dan didewasakan untuk memahami bahwa kehidupan adalah tempat berjuang, berlelah-lelah juga kesementaraan,
Diri yang paham bahwa kapasitas sebagai hamba begitu terbatas dan segala ujian yang terjadi tentu atas izin serta perhitungan Allah yang Maha teliti.
Semakin kau menyelami dirimu sendiri untuk mencari alasan dan jawaban atas segala perubahan yang terjadi...kau akan menemukan bahwa segala kepingan-kepingan peristiwa duka yang berserakan, nyerinya kegagalan yang pernah membentur diri, harapan-harapan yang patah dan banyak kesedihan yang pernah singgah...itulah yang mengubahmu menjadi dirimu yang seperti hari ini.
Sosok dewasa yang dibentuk oleh banyak kegetiran hidup. Pada suatu masa, kau mengaduh sebab banyak ujian yang silih berganti menghampiri. Sembari bertanya, mungkinkah perhitungan takdir salah memberimu beban? Dimanakah sisi keadilan Tuhan?
Namun kini, tatkala segala kegetiran itu satu persatu terhalau oleh kuatmu dan pertolongan dari-Nya, kau dapati bahwa kehendak-Nya selalu manis meski dibalut banyak kepahitan.
Tumblr media
Jadi, apakah kau sudah mensyukuri segala ujian yang pernah hadir dengan penuh ketulusan duhai diri?
Udara dingin, 15 Juni 2023 20.08 wita
305 notes · View notes
tunasmelangit · 2 years ago
Text
Empat tahun yang hebat sekali
Siapa yg menyangka orang yg pengen masuk Sastra, nyasar ke Biologi, eh setelah lulus ngajar di SD. Ajaib bukan? Begitulah indahnya skenario Allah.
Setahun pertama bukan main naik turunnya perjuangan mengelola sabar dan kepantasan.
'Kok kepantasan?'
Ya gimana yaa...anak kicik ni juga jadi tempat konsultasi orangtua mengenai tumbuh kembang anaknya di sekolah, padahal nikah dan punya anak aja belum.
Beruntungnya sekolah alam— tempatku mengajar pertama kali— memberi fasilitasi belajar tidak hanya buat anak-anak, tapi guru pun juga. Menyoal psikologi anak, seni mendidik, fitrah perkembangannya anak, dan banyak lainnya. Alhamdulillah banget! Seiring waktu bertambahlah guru yang yang Allah datangkan, sebagai tempat ku belajar menjadi guru yang lebih baik.
Bener ya...Allah ngga akan kasih ujian tanpa kapasitas dan petunjuk, tinggal kitanya meminta Rahmat dan terus bergerak, atau diem aja. Lantas selepas pindah dari sekolah alam ada rasa sesak karna harus jauh dari guru-guru kehidupan ku. Penuh tantangan sekali kondisinya saat harus mencari guru sendiri, ditambah harus bergulat dengan kepadatan rutinitas baru :"
Aduh skip dulu soal itu. Aku ingin kalian tahu bahwa jadi guru SD semenyenangkan itu!
Apa episode paling seru di kelas kecil?
Melihat anak tersenyum tulus, saling berebut salim saat baru sampai, memeluk-meluk, memanggil nama kita dari jauh... Mereka masih menganggap Guru sebagai sosok orangtua, tempat bergantung dan menjadi sosok teladan penuh. Bahkan kalau dinasehati orangtua atau diajarin di rumah suka bilang, 'kata bu Guru gini... ', lebih percaya sama gurunya😅
Ada kalanya mereka berantem apalagi yg laki-laki, kalau yg perempuan masalahnya soal geng pertemanan. Nah ini, tantangan hukum rimba di sekolah, salah satu brothering atau persaudaraan di sekolah, mereka akan berusaha untuk eksis dengan caranya, butuh seni untuk mengarahkan yg satu ini supaya tidak terjadi bullying antar teman.
Yang bikin gemes lainnya adalah ada juga tuh ngga bisa ngerjain malah nangis dan jangan harap tenang di jam istirahat karna dapet bakal laporan kalau ada yang ngejek lah nangis lah hahaha
Betapa masih polosnya dan ingin tahu mereka tinggi. Maka perlu berhati-hati memilih kata dan berusaha sesederhana mungkin supaya mereka mengerti.
Berdasarkan pengalaman, beberapa kali anak-anak memakai kalimat yg sering ku ucap. Misal ketika semua sibuk cerita sendiri padahal aku mau jelasin materi, aku bakal tanya, "apakah sudah selesai ceritanya?" Atau "Apakah boleh bergantian bicara?"
Nah tau apa yang terjadi setelah sekian bulan mereka terbiasa mendenger itu? Pasti ada anak yang nyeletuk, 'boleh gantian bicaranya?'
'udah selesai belom ceritanya, bu Guru mau jelasin!'
Ya Allah speechless pas denger pertama kali. Betapa mudahnya anak kelas kecil meniru tata bahasa yang dipakai orang dewasa di sekitar yaa..
Semakin tinggi kelas biasanya anak-anak mulai punya cara bersosialisasi berbeda, mungkin banyak yg menganggap jadi cuek. Tapi sebenarnya karna mereka sudah banyak dapat referensi yang membuat kepribadiannya bertumbuh dan biasanya orang dewasa tidak sadar atau belum siap dengan itu.
Kalau sudah nemu kliknya, pasti bisa juga kok diajak diskusi, mengambil keputusan, merencanakan kegiatan kelas, bahkan sudah mulai suka curhat soal teman dan lawan jenis. Seneng banget kalau ada anak yang udah nyaman dan nyamperin, trus cerita buanyakkk banget.
' Buk mba itu kok cantik yaa pakai baju apa aja?'
'Bukk masa pas pelajaran tadi di kelasku blablabla'
'Bukk tau ngga mas yang itu? Aaaa*salting brutal*'
Nah bayangkan betapa sepinya saat kita ngalamin pandemi! sekolah menjadi sebatas bangunan tanpa mereka. Sehari tak bertemu, seribu tahun merindu. Huahh bersyukur bgt 2023 suasana kembali normal. Jam pelajaran tidak lagi terpotong, tidak ada lagi pembagian sesi, protokol kesehatan yang panjang, dan pelajaran daring yang sungguh sangat tidak berkesan.
Tapi...tidak selalu bahagianya aja, menjadi guru ada kalanya energi terkuras habis dan terhentak ke titik terlemah. Ada hari dimana sampai ke rumah langsung terisak, merebahkan tubuh hingga larut, malam yang terasa makin panjang karna pikiran tidak mengenakkan memenuhi kepala, pernah juga berat sekali melangkahkan kaki untuk berangkat sekolah.
Perkara anak-anak memang kadang semenantang itu untuk diselesaikan, tapi yang lebih berat adalah menangani variabel X, di luar konteks proses mengajar anak-anak. Iyaa, ternyata tugas Huru ngga berhenti soal mendidik di kelas, lebih dari itu, bahkan bisa jadi 24 jam hidup didedikasikan sebagai guru.
Dari situ aku jadi merenung, pantas yaa banyak ustadz dan ulama dalam mukodimahnya selalu mengingatkan untuk mendoakan guru-guru disamping mendoakan diri sendiri dan orangtua. Karna peran guru tidak sebatas mendidik keilmuan dan karakter di ruang kelas, tapi guru mengabdikan hidupnya untuk menjadi teladan di luar sekolah, bahkan di sosial media sekalipun.
Semisal bertemu di pasar, murid akan tetap menganggapnya sebagai guru, bukan orang asing sembarang lewat, dan pasti murid secara refleks memperhatikan tindak tanduk gurunya.
Di sosial media dilihatlah apa yang di posting gurunya.
Tidak mudah yaaa?, benakku. Tanggungjawab pun ngga berhenti kepada kepala sekolah dan wali murid, tapi juga sampai akhirat, di hadapan Allah...
Maka disitulah alasan mengapa adab kepada guru lebih dahulu daripada berilmu, disitulah letak keberkahannya belajar. Karna dengan adab yg baik, akan cukup membantu hati Guru untuk lebih tulus dan ikhlas dalam mendidik.
MasyaAllah..
Terima kasih banyak kepada guru-guru kehidupanku, termasuk Bapak Ibuku yang menjadu guru pertamaku telah mendidik Ella yang ternyata mendapat amanah pula menjadi Guru.
Semoga Allah menaikkan derajat Guru-guru ku di Syurga... Aamiin...
Walaupun di luaran banyak yang bilang tidak ingin anaknya atau saudaranya menjadi Guru mengingat kebijakan di Indonesia yang masih simpang siur untuk kesejahteraan dan kualitas Guru yang lebih baik... tapi bukankah begitu menggiurkannya kesempatan beramal jariyah lewat ilmu bermanfaat yang dibagikan?
Walaupun dalam prosesnya ada kepayahan dan perjuangan, aku selalu percaya Allah selalu punya cara-cara Maha Indah, yang mungkin membuat kita terlambat sadar bahwa semua jalan yang ditunjuki-Nya adalah penempaan menjadikan kita hamba yang terus bergerak untuk menjadi lebih baik, meskipun tidak selalu landai dan nyaman jalan yang dilalui.
Intinya: jadi Guru SD itu memang capek tapi seneng, alhamdulillah atas segala sempat dan kenangan menjadi seorang guru SD :)))
1 note · View note
tunasmelangit · 2 years ago
Text
Momen-momen perpisahan anak-anak sekolah
Udah 2 kali pisahan sama murid, sebagai guru pemula, nyesek bgt tpi seneng liat mereka bertumbuh
Pas ketemu lagi, caraku melihat mereka masih sama, murid menggemaskan.. Namun sejatinya mereka sudah bertumbuh dan tidak lagi sama, beberapa sudah lupa dgn bagaimana dulu belajar bersama denganku...
Begitulah realitanya. Intinya...
nak, gurumu masih menyayangimu dgn cara yang sama seperti dahulu✨🌱
0 notes
tunasmelangit · 2 years ago
Text
Tumblr media
Barangkali, salah satu hal berharga yang seseorang berikan kepada kita adalah waktu mereka...
Sehingga semakin dewasa aku semakin mengerti bahwa waktu dan tenaga adalah dua hal yang seiring bertambahnya usia kita, ia menjadi sesuatu yang semakin berharga dan juga semakin terbatas.
Oleh karenanya, aku berusaha untuk belajar memilah dengan baik kepada apa, dan kepada siapa saja dua hal tersebut aku gunakan, habiskan, dan juga korbankan.
Aku tak perlu menemui semua orang.
Aku tak perlu mengetahui kabar semua orang. Apa yang terjadi di hidup mereka, bagaimana keadaan mereka sekarang, dan aku juga tidak perlu tetap berusaha mempertahankan sebuah hubungan yang tidak membawaku ke mana-mana. Melepas beberapa orang dan juga kawan yang tidak berdampak apa-apa pada perkembangan hidupku ke depan ternyata sungguh melegakan dan membuatku tidak perlu repot menghabiskan waktu dan tenagaku yang semakin terbatas ini pada orang-orang yang tidak worth it.
Dan ternyata itu nggak papa. Karena semakin ke sini aku semakin belajar bahwa aku tidak perlu memedulikan semua orang, karena sebenarnya..., tak semua dari mereka pun benar-benar peduli padaku.
Melalui itu pula, aku juga perlahan belajar untuk lebih menghargai orang-orang yang telah bersedia mengorbankan waktu dan juga tenaga mereka untukku. Orang-orang yang bersedia berlelah-lelah untukku, orang-orang yang bersedia untuk kurepotkan akan urusan dan keperluanku, orang-orang yang bersedia meminjamkan telinga untuk semua keluh dan tangisku, orang-orang yang bersedia menjadi tempat aku berbagi akan banyak hal. Karena tidak semua orang bersedia akan hal itu.
Dewasa ini juga aku belajar bahwa menjadikan ketenangan batinku sebagai prioritas kebahagiaanku bukanlah sebagai sebuah bentuk keegoisan. Aku sayang orang yang aku sayang, tetapi itu bukan berarti menyayangi mereka berarti harus menyakiti diriku sendiri. Semua orang akan pergi, jika aku tak belajar untuk menjadikan diriku sendiri sebagai sebaik-baik teman untukku, lalu siapa lagi yang akan tetap tinggal bersamaku?
Aku belajar untuk lebih mengenali apa yang baik dan buruk untuk ketenangan hati dan kebahagiaanku ke depan, sehingga bisa lebih mudah memilih langkah apa yang aku jalani.
Ya Allah, aku mungkin belum berada pada keadaan di mana mimpi-mimpiku telah terwujud, tetapi setelah apa yang kulewati selama ini, aku bangga karena telah mampu mengambil banyak pelajaran dan juga memetik hikmah, yang berguna sebagai petunjuk langkah apa yang harus kupilih.
Dalam haru yang terus bertambah 27 April 2023
223 notes · View notes
tunasmelangit · 2 years ago
Text
Tumblr media
Mas...
Aku ingin berdiri di sampingmu sebagai seseorang yang layak.
Sebagai seseorang yang telah mampu mandiri, bahkan sebelum adanya kau di sini berdiri menemani.
'Kan kuatkan terlebih dahulu pundak dan pijakan kaki ini, sebelum memilih hal yang akan lebih berat lagi tuk dilewati.
Akan kucintai engkau dengan penuh, namun sebelum itu beri aku waktu yang lebih lama untuk belajar mencintai diriku terlebih dahulu. Akan kuterima segala cacat dan kurangmu, namun sebelum itu beri aku kesempatan untuk menerima kurangku terlebih dahulu.
Aku ingin menunggumu dengan sabar, dengan upaya yang bisa kucoba. Dengan segala doa yang bisa kurapal.
Aku ingin menunggumu dengan percaya. Dengan harap yang terus kujaga dengan segala mimpi yang terus kupapah.
Aku ingin menunggumu dengan harap. Dengan perjuanganku untuk berubah, dengan segala usahaku untuk berbenah.
Kelak, jika waktu itu tiba. Aku akan mensyukurimu dengan begitu banyak kebaikan. Dengan segala kebahagiaan dan kesedihan kita yang kusembunyikan dari banyak mata, kuharap bersamamu kebahagiaan dan kesedihan yang kita rasakan akan lebih nyata, bukan sekedar apa yang kita tampilkan di dunia maya.
Mas, aku mengabadikan tentangmu dalam banyak tulisan. Aku juga menceritakan tentangmu dalam banyak doa-doa panjang. Aku harap kamu tidak akan pernah membaca tentang ini, bukan karena tidak pantas. Tetapi karena aku teralu malu untuk mengakui, bahwa sebelum kauhadir pun, kau sudah sangat kucintai.
618 notes · View notes
tunasmelangit · 2 years ago
Text
Kepalaku kaya meledak rasanya mikir murid-murid yang ini. A, B, C udah dilakukan. Tapi rasanya belum cukup puas, sebelum ngajar bahkan sampai overthinking ngga ketulungan. Pernah suatu ketikka berucap ingin berhenti, nyerah. Pernah pula sampai menangis, pertahanan dada ngga sanggup lagi membendung air mata. Tapi apapun yang terjadi. Aku tetap datang pekan berikutan, karna hari itu memang terkhusus jadwal untuk mengajar mereka.
Apalagi ya... Ekspektasi ku ketinggian. Harusnya EMANG NGGA TARUH EKSPEKTASI APAPUN. aku ngga kecewa. Cuma, rasanya terlalu menaruh perhatian terlalu besar. Seharusny secukupnya, biasa saja.
0 notes
tunasmelangit · 2 years ago
Text
Kenapa?
Tumblr media
Jawaban atas pertanyaan yang pernah membuatku amat kesal di masa lalu mulai memiliki puzzle jawabnya. Jawaban singkat yang seenganya cukup membantunya ledakan dalam kepala, cukup redam, meski tiba-tiba muncul kembali benih tanya yang baru.
Kenapa aku harus pindah sekolah? Kenapa aku ngga lolos seleksi sekolah dinas? Kenapa aku justru berhasil masuk jurusan Biologi di percobaan pertama padahal jurusan favoritku sudah dua kali kucoba? Kenapa aku yg ngga aktif saat SMA bisa ikut banyak kegiatan saat kuliah? Kenapa aku bisa memilih untuk ikut learning camp SBM daripada wisuda SMA? Kenapa aku tiba-tiba bisa di hire sekolah alam? Kenapa aku harus ketemu kamu? Kenapa kita bisa berjarak? Kenapa aku pindah kota lagi? Kenapa aku bisa ketemu kalian?
Kemana semua dari pertanyaannya kenapa (mengapa) kita bermuara?
Pertanyaan yang dibarengi rasa khawatir, takut, gelisah, penolakan, dan segala 'entahlah' kebingungan. Pertanyaan itulah bukti keimanan kita diuji.
Sampai pada titik pasrah menjalani skenario Yang Maha Agung mendikte hidup kita berjalan.
Aku amat yakin. Suatu saat puzzle jawaban itu akan terkumpul sempurna. Bahkan hingga pertanyaan, kenapa dahulu di alam ruh diri ini memilih dan begitu yakin untuk lahir di dunia bahkan setelah ditanya 77 kali.
1 note · View note
tunasmelangit · 2 years ago
Text
Just followed the track, send the application by riset on the google maps randomly, became a little brave cub on almost six hours unexpectedly adventure, got surprised they hired me besides I havnt any preparation, tried always look happier even I just through storm made from my tears night before... then I realized some scars hasnt heal enough
but it wasnt my point. The big problem here is...maybe I ever set aside Omnipotent there after uncoditional loving me, never letting me live lonely, stay there watching me
but it wasnt my point. The big problem here is...maybe I ever set aside Omnipotent there after uncoditional loving me, never letting me live lonely, stay there watching me
So, Why the memories continues to bind me and excitedly invites me to celebrate the wound even I always yell at them and say its really too much?
Poor me. Still waiting for her confession and apology!
0 notes
tunasmelangit · 2 years ago
Text
Just followed the track, send the application by riset on the google maps randomly, became a little brave cub on almost six hours unexpectedly adventure, got surprised they hired me besides I havnt any preparation, tried always look happier even I just through storm made from my tears night before... then I realized some scars hasnt heal enough
but it wasnt my point. The big problem here is...maybe I ever set aside Omnipotent there after uncoditional loving me, never letting me live lonely, stay there watching me
but it wasnt my point. The big problem here is...maybe I ever set aside Omnipotent there after uncoditional loving me, never letting me live lonely, stay there watching me
So, Why the memories continues to bind me and excitedly invites me to celebrate the wound even I always yell at them and say its really too much?
Poor me. Still waiting for her confession and apology!
0 notes
tunasmelangit · 2 years ago
Text
#Puisi-puisiyangkutulisuntukmu,tapitakpernahkautahu
Puisi-puisi yang Ku Tulis untukmu, Tapi Tak Pernah Kau Tahu #bagian3
Bertemu denganmu, mengenal, dan kemudian mengagumimu adalah episode yang aku syukuri saat ini. Dari yang lalu aku telah belajar, bagaimana meletakkan kagum dan hati dengan baik.
Maka sekarang, bukan berarti pengecut jika aku memilih untuk disini memperhatikan dari jauh, menahan semuanya, dan mendoakan diam-diam. Karna bila aku datang sekarang dan mengabarkanmu, hanya akan menambah masalah runyam padamu bukan?
Kita sama-sama belum usai dengan target masing-masing.
Kita sama-sama belum siap menanam benih untuk mekar.
Jadi, lebih baik begini saja, aku sudah senang melihat punggungmu dari jauh.
Aku masih belajar, begitu pun kamu. Masalah bersatu, itu urusan yang Maha Tahu.
Kalau aku sudah siap, bolehkah datang lebih dulu? Sebagaimana bunda Khodijah pada Rasul.
_________________
#poem #puisi #sastra
0 notes
tunasmelangit · 2 years ago
Text
Begitulah hidup. Tidak selamanya menyenangkan. Nikmati saja. Suatu saat kau akan mensyukuri kesulitan-kesulitan itu. Sebab dengan itulah kau akhirnya bisa belajar. Belajar lebih kuat. Belajar lebih tangguh. Belajar lebih sabar.
165 notes · View notes
tunasmelangit · 2 years ago
Text
Tumblr media
Menemukan seseorang yang menjadi penghujung dari segala tanya, pasti penuh tanjakan, lika-liku dan jatuh-bangun.
Sebab akan ada beberapa pertemuan dengan orang yang salah pada waktu yang tak tepat di persimpangan takdir, akan ada pula ekspektasi yang menguji relung perasaan, menumbuh-layukan harapan, yang sarat dengan pelajaran yang mendewasakan.
Menemukan seseorang yang menjadi muara atas segala doa-doa, memerlukan kesabaran yang panjang juga keberserahan. Namun, seringnya kita terlalu jumawa akan rahasia takdir. Hanya karena hadir perasaan menginginkan "seseorang", kita pikir rasa "ingin" itu adalah tanda dari-Nya bahwa "seseorang" itu adalah yang terbaik. Kita lupa betapa lemah dan betapa mudah biasnya perasaan kita karena godaan-godaan yang menggoyahkan keimanan.
Pada kenyataannya, yang terbaik seringnya tak pernah kita duga sosoknya, yang mungkin selama ini selalu berdiri dihadapan kita tetapi luput kita perhatikan sosoknya, yang mungkin selama ini semesta telah banyak memberikan isyarat namun kita tidak pernah peka.
Pada kenyataannya, yang terbaik seringnya adalah sosok asing nan meneduhkan yang meminta kita secara baik-baik dan beradab pada kedua orang tua dengan penuh keberanian. Yang niatnya penuh kejujuran dan kesan kehadirannya ke dalam hidup kita begitu sederhana namun sarat makna.
Sungguh, pada kenyataannya, waktu dan seseorang yang tepat adalah yang tak pernah kita tahu "kapan" dan "siapa". Penanda bahwa pengetahuan kita begitu terbatas tentang takdir. Maka sudah semestinya kita senantiasa meminta petunjuk dan pertolongan-Nya untuk mencari tahu jawabannya.
Kelak, ketika rahasia-Nya telah terbuka, akan ada banyak butiran-butiran hikmah yang terhampar untuk menjawab segala tanda tanya yang selama ini selalu bergemuruh di dada.
Kelak, ketika rahasia-Nya telah terbaca, segala sebab-akibat dalam hidup yang telah terjadi di masa lalu akan melegakan hati seperti hujan gerimis yang basah oleh haru dan syukur...bahwa segala penundaan, penolakan dan kekecewaan yang pernah terasakan mengandung pelajaran terbaik yang tak tergantikan.
Bahwa selama ini, mencari dan menemukan itu tentang "saling". Saling melalui titian-titan doa tak kasat mata yang kita langitkan. Saling dibentur-hancurkan untuk dibentuk menjadi lebih baik oleh-Nya sebelum saling menggenapkan. Kita diperbarui sebelum saling mengisi. Kita disembuhkan sebelum saling menumbuhkan kebaikan bersama-sama. Kita saling didewasakan oleh hidup dan perjalanannya——agar ketika kapal ini berlayar mengarungi samudra rumah tangga; kita tidak goyah, tidak menyerah dan atas seizin-Nya kita akan saling selamat di dunia dan akhirat. Aamiin ya Rabb
Usai hujan reda di tanah Rantau, 14 Maret 2023 12.40 wita
501 notes · View notes
tunasmelangit · 2 years ago
Text
Pertemuan dan Sahabatnya Bernama Perpisahan
Tumblr media Tumblr media
Semester kemarin aku berpikir utk secukupnya, tidak lah perlu terlalu jauh mengenal mereka. Toh, seperti yg sudah-sudah setelah cukup nyaman dan dekat, ada garis takdir baru yg menyambutku, mencetak keterpisahan baru, dan lagi...luka kemarin saja belum sembuh benar.
Tapi nyatanya, pintu di ruang hati justru terbuka lebar. Mempersilahkan mereka masuk, Menyambut dengan utuh, kemudian dengan bangga menceritakan bagaimana kami belajar bersama kepada orang-orang.
Padahal sudah teguh aku berkata, 'cukup mengenal secukupnya', tapi sehari berpaling, seribu hari merindu. Dengan hari-hari yg naik turun— porsinya bisa senang, bersemangat, pernah juga lelah, kecewa, dan pernah juga merasa banyak cela pada diri—
sama sekali tidak menghentikan ku untuk datang, membawa bahan baru untuk kami rayakan bersama.
Aku tidak tahu apakah bisa mengkategorikan pertemuan ini sebagai bahagia. Tapi yang aku tahu pasti, aku bersyukur dan beruntung telah Allah pertemukan dgn mereka. Aku merasa bangga dengan seberapapun perkembangan belajar mereka, ingin rasanya memperkenalkan mereka pada dunia, 'inilah murid-murid di kelasku!'
Tapi apakah aku cukup membanggakan bahkan sekedar mereka sebut sebagai guru? Entah. Lagipula itu tidak penting. Lebih penting lagi, mereka bisa mengambil nilai baik dari apa yang disampai di kelas, tetap istiqomah dalam kebaikan, dan tidak lelah dengan proses belajar yang panjang.
Hei, apa kata orang-orang? Hidup adalah kumpulan pertemuan dan perpisahan? Aduhai... Pertemuan, berpisah, pertemuan baru kembali... Aku sudah kenyang dengan semua itu.
0 notes