Tumgik
twraha-blog · 6 years
Text
Ketika ujian silih bergantian menyapa, Allah tunjukan bahwa hanya Dia-lah tempat bergantung dan meminta pertolongan dan kita tak punya kuasa apa-apa.
4 notes · View notes
twraha-blog · 6 years
Text
Memaknai Arti Kehilangan
Sebagai manusia biasa, kehilangan seringkali terasa menyesakkan dada
Padahal sejatinya tidak ada sesuatupun di dunia ini yang mutlak menjadi milik kita
Kehilangan dalam bahasa kita sejatinya adalah kembalinya segala sesuatu pada sang pemilikNya yang hakiki
Saat Allah ambil satu per satu yang menurut kita milik kita, rasa sedih itu hadir menyeruak ke dalam batin
Mulailah timbul rasa seakan-akan Allah berlaku tidak adil
Kenapa milik saya yang harus diambil
Ditambah lagi ketika sesuatu itu adalah hal yang paling bernilai untuk kita
Tapi bukankah semua itu hanya titipan
Titipan yang Allah amanahkan untuk kita jaga sebaik-baiknya
Dan titipan ini memiliki batasan waktu
Sayangnya kita seringkali terlena terhadap peran kita ini
Saking menghayati amanah ini sampai-sampai kita lupa dan merasa memilikinya
Saat kita paham porsi kita, mengikhlaskan akan terasa lebih mudah
Tidak ada rasa takut, tidak ada kecewa, tidak ada kemarahan
Yang ada hanya rasa syukur atas setiap keadaan
Syukur saat dilebihkan dan bahkan saat kekurangan
Bahan muhasabah diri tentang kealpaan dan penghambaan pada zat selain Allah
Kehilangan mengajarkan makna "Alhamdulillah 'ala kulli haal"
Bahwa setiap keadaan adalah ketetapan terbaik dariNya
30 September 2018
1 note · View note
twraha-blog · 6 years
Text
Setidaknya aku tahu masih ada yang mencintai dan menyayangiku dengan ikhlas di dunia ini. Kedua orang tua.
18 september 2018 / 8 Muharram 1440H
1 note · View note
twraha-blog · 6 years
Text
Tumblr media
Kalo dipikir lucu memang skenario yang Allah takdirkan dalam hidup saya. Dulu tempat ini jadi kampus impian saya sejak SMA, sampai-sampai saya bernadzar untuk bisa kuliah S1 disini. Tapi qadarullah, Allah tempatkan saya di UPI. Alhamdulillah itu takdir terbaik yang Allah tetapkan untuk saya kala itu. Berselang kurang lebih 1.5 tahun kemudian akhirnya Allah izinkan saya untuk berkuliah disini selama 1.5 tahun saya berkesempatan menimba ilmu di tempat ini. Mungkin pengabulan Allah atas doa saya belum cukup sampai akhirnya 4 tahun kemudian. Alhamdulillah Allah kembali berikan lagi saya kesempatan menuntut ilmu kembali disini. Kalo ditotal lama studi yang saya tempuh disini sama dengan total waktu yang diperlukan untuk menempuh studi S1 impian saya disini.
Ingatan ini membuat saya kembali menguatkan keyakinan saya bahwa Allah maha mendengar doa dan lebih tahu yang terbaik untuk kita. Maka saya harus kembali ingat untuk jangan pernah berputus asa dalam berdoa sekalipun Allah masih belum ijabah doa kita. Sekalipun rasa lelah menyeruak dalam diri saya tetap harus yakin pada Allah. Karena Allah tau kapan waktu terbaik untuk pengabulannya.
Kali ini saya mulai merasa kesempatan yang Allah berikan untuk studi disini sudah cukup. Semoga Allah segera titipkan saya amanah baru selanjutnya untuk merealisasikan impian-impian saya lainnya. Aamiin Ya Rabbal A'lamiin.
Cijerah, Cimahi
28 Agustus 2018
0 notes
twraha-blog · 6 years
Text
Aku masih saja rapuh dan terjatuh berkali-kali.
Mungkin ini sebabnya aku belum juga lulus dari ujian ini.
Jujur kali ini aku rasa ingin menyerah.
Aku bahkan tidak tau apa aku pantas untuk berharap kembali.
Bahkan untuk pasrah dengan keputusan Allah pun aku merasa tak pantas.
Sesak rasanya saat seluruh perasaan tidak bisa keluar bahkan dengan air mata.
Aku sebenarnya tidak ingin mengeluh.
Karena katanya keluhan tidak akan menyelesaikan masalah
Tapi malah hanya membuat masalah menjadi kian besar.
Kalau begitu biarkan kali ini saja aku menangis dan merasa lega.
-- Cijerah, Cimahi
10 Dzulhijah 1439H / 22 Agustus 2018
0 notes
twraha-blog · 6 years
Text
Aku masih saja kalah dengan waktu luang.
0 notes
twraha-blog · 6 years
Text
Sebuah Pesan
Hari ini dapat sebuah pesan dari Bapak, beliau bilang "Wi, kamu gak akan bisa selamanya hidup sendiri. Suatu saat kamu akan perlu teman hidup. Ya walaupun misal gak punya keturunan pun minimal punya teman hidup. Bapak liat kamu akan perlu seseorang yang bisa bantu kamu, mengurus rumah tangga dan anak-anak kamu kelak. Semoga kamu dapat suami yang baik. Mungkin sekarang kamu sedang ingin membereskan sekolah dulu. Tidak apa apa. Ya bereskan dulu saja." Singkat, Padat, dan Dalam.
Aku tau benar apa yang bergejolak di hati bapak dan ibuk melihat kenyataan bahwa anak gadisnya masih melajang hingga usia kepala 3. Aku cuma bisa bilang semoga Allah ijabah do'a Bapak. Jujur hari ini aku sedang merasa aku gak pantas untuk dapat cinta dari seseorang bahkan bermimpi muluk-muluk mengharapkan seseorang yang punya kriteria ini itu pun rasanya apalah aku ini. Aku merasa banyak yang perlu aku dibenahi dalam diri ini. Tapi entah bagaimana, diri ini benar-benar bebal mungkin ya. Padahal aku tau do'a orang tua mana yang tidak Allah kabulkan. Hal yang paling mungkin menjadi alasannya ya karena aku, anaknya yang masih banyak dosa. Hingga inilah yang menjadi hijab terkabulkannya do'a orang tua atas diriku. Susah sekali mengendalikan diri ini. Semoga Allah masih mau bimbing, memaafkan, dan melimpahkan rahmatNya kepadaku. Aamiin.
13 Agustus 2018 / 01 Dzulhijah 1439 H
0 notes
twraha-blog · 6 years
Text
Bentuk Lain Rezeki
Siang tadi saat melintasi jalan pasopati arah dago dari gedung sate, ada kejadian yang cukup membuat sekujur tubuh gemetar dan lemas. Saat saya dan seorang teman berboncengan dengan laju kendaraan yang tidak terlaalu kencang juga tidak terlalu lambat, tiba-tiba dari arah kiri melaju sebuah mobil dengan kecepatan cukup tinggi. Mobil tersebut tanpa kendali menghantam beton pembatas jalan hingga beton bergeser dengan cepat ke tengah jalan di depan kami tepat saat kami melintas. Alhamdulillah Allah masih memberikan keselamatan beda sepersekian detik kalau saja saya tidak cukup sadar untuk menekan rem dan sedikit membelokan stang motor sehingga kami bisa menghindarinya mungkin pembatas beton itu sudah menghantam motor kami dan kami bisa jatuh. Skenario terburuk saat jatuh ada kendaraan lain yg melintas. Naudzubillah tsumma naudzubillah. Alhamdulillah Allah masih memberikan ketenangan dalam melajukan motor tepat saat kejadian walaupun beberapa detik setelahnya badan rasanya lemas dan gemetar. Sekali lagi teman saya bilang "Tiwi mah ga keliatan panik tuh, soalnya masih bisa ketawa-ketawa." Bukan. Bukan tidak panik tapi mungkin hanya itu yang bisa saya ekspresikan. Dalam suasana apapun. Bisa jadi itu cara saya menenangkan diri sendiri di tengah kepanikan tanpa saya sadari. Dengan senyum atau tertawa.
Hari ini sadar benar, Allah beri kami rejeki melalui jalan keselamatan. Alhamdulillah 'ala kulli haal.
Cijerah, Cimahi
11 Agustus 2018
0 notes
twraha-blog · 6 years
Text
"...Aku akan berdo'a kepada Tuhanku, mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdo'a kepada Tuhanku."
Q.S. Maryam : 48
0 notes
twraha-blog · 6 years
Text
Mungkin Allah mau kamu lebih bersabar. Waktu Allah pasti terbaik.
11 Juli 2018
0 notes
twraha-blog · 6 years
Text
Cukup berkeyakinan penuh pada Allah bahwa sebentar lagi dia yang menjadi jawaban atas do'amu akan segera Allah hadirkan untuk menjadi bagian hidupmu, maka tersenyumlah 😊
Cijerah, Cimahi
01 Juli 2018
0 notes
twraha-blog · 6 years
Text
"Allah memegang nyawa seseorang pada saat kematiannya dan nyawa orang yang belum mati ketika ia tidur. Allah menahan nyawa orang yang telah ditetapkan kematiannya dan melepaskan nyawa lain sampai waktu yang ditentukan. Sungguh pada peristiwa itu terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi kaum yang berpikir." (Q.S. Az-Zumar : 42)
Sekali lagi kematian mengingatkan kita kembali, sesungguhnya dunia hanya persinggahan dan sejatinya kita akan kembali pada pemilik diri ini Rabb Azza wa jalla.
Cijerah, Cimahi
30 Juni 2018
0 notes
twraha-blog · 6 years
Text
"Ketika wajah ini lelah memikirkan problem dunia, maka berwudhulah! Ketika tangan ini lelah menggapai cita-cita, maka bertakbirlah! Ketika pundak ini tak kuasa memikul amanah maka bersujudlah!"
Lupa sumbernya
0 notes
twraha-blog · 6 years
Text
"Kamu hanya perlu menemukan seseorang yang menjadikanmu bagian dari rencana-rencana di masa depannya."
Cijerah, cimahi
21 Juni 2018/ 7 Syawal 1439H
0 notes
twraha-blog · 6 years
Text
Ziarah sebagai Pengingat Mati
Hari kedua momen lebaran kali ini, Alhamdulillah bisa silaturahim dengan keluarga nenek dari pihak ibu dan ziarah ke makan nenek. Saat acara diawali dengan tausiah dari salah satu kakak sepupu ibu. Isi tausiahnya seputar silaturahmi, meneruskan amalan untuk orang tua yg sudah meninggal serta mendoakannya, termasuk juga diingatkan kembali tentang kematian. Bahwa satu yang perlu kita harapkan di dunia ini yaitu kematian yang husnul khotimah. Beberapa waktu belakangan entah kenapa perasaan saya begitu haru, berkali-kali seakan diingatkan tentang kehidupan setelah ini, tentang kematian yang tidak mengenal usia, tentang nikmat sehat yang seringkali kita lalaikan, tentang bekal yang akan dibawa nanti, tentang dosa yang mungkin belum tertaubati.
Sudah beberapa tahun terakhir ini, saya tidak pernah berziarah ke makan nenek dan kemarin saat ada di hadapan makan beliau tiba-tiba pikiran saya seakan terbawa ke momen saat beliau meninggal, teringat jelas bagaimana perasaan yang saya rasakan kala itu, tak terasa air mata menggelayut di ujung mata ini. Sedihnya rasa kehilangan orang yang kita sayangi. Tapi betapa kitapun diingatkan bahwa kita pun akan segera menyusul, cepat atau lambat hanya tinggal menunggu waktu. Teringat bahwa kematian berada amat sangat dekat. Bukan perkara tua atau muda, sakit atau sehat, ini hanya perkara batas jatah hidup yang Allah berikan sesuai ketetapannya. Seringkali terbersit dalam benak ini sudah siapkan bekal apa untuk kembali nanti? Sudah cukupkah amal yang diperbuat selama di dunia untuk bekal nanti? Membayangkan nanti hanya kita sendiri yang akan berada di dalam kubur, ditanya oleh malaikat tentang amal apa yang telah diperbuat selama di dunia. Apakah akan diberikan kelapangan ataukah kesempitan, diberikan cahaya ataukah kegelapan, diistirahatkan ataukan diberikan balasan. Wallahu'alam bishshawab semoga kita kembali dalam keadaan yang baik dan husnul khotimah. Aamiin Allahumma Aamiin.
Kala di hadapan makan beliau saya hanya bisa memanjatkan do'a semoga do'a ini bisa jadi penolong yang memberikan cahaya dan kelapangan di alam kubur sana. Karena ya memang yang akan jadi penolong nanti hanyalah amal saleh dan do'a dari orang-orang yang kita tinggalkan. Walaupun sebetulnya tidak ada jaminan bahwa amal perbuatan kita akan menjadikan kita masuk ke surganya Allah melainkan karena rahmat dari Allah. Maka jangan pernah berhenti berdoa memohon karunianya. Agar kita dimasukan ke dalam surgaNya Allah. Sehingga apabila sudah maksimal dalam beramal jangan jadi jumawa merasa diri paling berhak atas surganya Allah dan yang merasa diri kurang beramal atau penuh dosa jangan berputus asa. Mohonlah rahmat dan ampunan dari Allah. Tapi bukan brarti kita jadi berpasrah diri tidak melakukan amal kebaikan karena merasa percuma. Karena sesungguhnya tidak ada yang sia-sia. Karena Allah paling tau apa yang ada di dalam hati kita. Wallahu'alam bishshawab.
2 syawal 1439H
2 notes · View notes
twraha-blog · 6 years
Text
Momen Lebaran 1439 H
Hal-hal mengharukan dari momen lebaran kali ini pertama, sedih karena bakalan berpisah dengan bulan ramadhan, dimana pada bulan ini penuh dengan rahmah dan maghfirah dari Allah. Belum lagi setiap waktu di bulan ramadhan merupakan waktu yang mustajab untuk berdo'a, dengan ganjaran pahala yang berkali-kali lipat dibanding dengan bulan lainnya rasanya setiap waktu berharga untuk beribadah walaupun di bulan ini rasanya amat sangat belum maksimal karena harus berbagi dengan penelitian yang udah dikejar deadline. Sehingga target-target ibadah banyak yang meleset. Sedih karena momen kedekatan sama Allah kok kayak bakalan jadi berjarak gitu ya sama Allah karena ramadhan berakhir. Tapi semoga enggak. Aamiin.
Kedua selama bulan ramadhan kali ini ga tau kenapa ngerasa melow banget, bentar-bentar nangis. Rasanya kayak hati lebih sensitif bikin pengen ngadu terus sama Allah. Tapi Alhamdulillah setiap coba shalat, dzikir dan membaca Al-quran walopun ya sambil mewek-mewek tapi pada akhirnya Alhamdulillah rasanya kayak semua beban itu perlahan sirna. Bener memang ya "hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang." Bahkan saat solat ied entah kenapa perasaan melow ga karuan padahal bulan-bulan ramadhan sebelumnya belum pernah ngerasa yang seperti ini. Alhamdulillah semoga ini jadi pertanda bahwa at least Allah masih menyentuh hati aku.
Ketiga ini yang paling super duper bikin haru yaitu momen saat sungkem sama orang tua. Paling ga tahan yang namanya lama-lama minta maaf sama mereka. Kenapa? Karena ya sadar diri banget banyak dosa sama mereka dan masih nyusahin mereka aja sampe detik ini. Masih ngerasa jadi beban buat mereka. Terlebih ya di usia yang udah kepala tiga gini, harapan mereka untuk bisa ngeliat aku menikah masih belum juga terwujud. Tapi ya mungkin ini ujiannya aku dan keluarga, supaya lebih sabar, ikhlas dan tawakal sama apapun ketetapan Allah. Aku berpikir kenapa kali ini lebih kerasa sedihnya tentang masalah aku yang belum nikah padahal sebelumnya rasanya woles aja toh orang tua juga udah lebih ngerti dan ga nuntut juga. Cuma entah kenapa karena kali ini aku udah punya niat yg lebih kuat ketimbang dulu yang baru sekedar pengen nikah dan kemudian sempet ada beberapa orang yang singgah tapi mungkin memang belum jodoh, ditambah udah ikhtiar do'a ibaratnya abis-abisan tapi rasa-rasanya kayak belum diijabah atau mungkin aku ga sadar do'a aku diijabah dalam bentuk lain. Wallahu'alam bishshawab. Jadi lebih ada perasaan kayak hopeless. Tapi kan ga boleh ya?! Harusnya sebagai muslim kita ga boleh putus asa dari rahmat Allah. Harus tetep yakin bahwa Allah kuasa bahkan saat kita menganggap hal itu ga mungkin.
Keempat, perasaan dimana momen lebaran makin terasa sepi, ketika orang-orang udah pada sibuk dengan keluarga barunya dan beberapa sesepuh udah meninggalkan kita lebih dulu sehingga momen ngumpul rame dan lengkap kayak dulu tuh udah langka banget. Terlebih perasaan ini tuh berasa karena aku posisinya belum nikah sedangkan rata-rata sodara sepupu udah pada berkeluarga dan sibuk sama keluarga masing-masing (read : berkunjung ke mertua, ngurusin anak), ditambah nenek kakek dari pihak ibu dan bapak udah ga ada sehingga berasa kayak udah ga ada perekat yang mempersatukan kita untuk ngumpul karena kewajiban untuk mengunjungi jadi ga ada, dan dengan kondisi aku yang cuma 3 bersaudara, adik yang satu udah ga akan pernah lebaran bareng kita karena udah nikah dan perjanjiannya setiap lebaran pasti di Palembang. Jadinya tambah-tambah aja sepinya. Kadang kalo ngikutin ego pengen deh skip momen lebaran 🤐
Kelima, saat berkunjung ke rumah uwa, kebetulan ada emak (nenek dari samping banget alias neneknya sepupu?!) tinggal disana sekarang, jadi sekalian jenguk ke kamar beliau karena kebetulan kondisi beliau sudah lemah secara fisik. Maksud lemah disini sudah kesulitan untuk menopang tubuhnya untuk sekedar duduk dengan baik. Tapi Alhamdulillah secara ingatan beliau masih cukup baik dan dalam keadaan sehat. Ada keharuan yang menyeruak saat emak mendo'akan kami, do'anya cukup panjang tapi intinya beliau mendoakan kami diberikan umur yang panjang serta berkah, diberikan kemudahan rezeki yang berkah dan bisa bermanfaat buat banyak orang, serta dijadikan keluarga yang sakinah mawadah warrahmah. Katanya beliau tidak punya apa-apa selain do'a untuk anak-anaknya tapi masyaa Allah memang yang do'a orang tua itu paling makbul. Dari semua anak dan cucunya kesemuanya ibaratnya sudah jadi "orang". Beliau bercerita bahwa dulu saat mendidik anak-anaknya sekalipun anaknya bandel beliau tidak pernah mengucapkan sepatah katapun ucapan buruk, karena beliau meyakini bahwa setiap perkataan orang tua adalah do'a. Contohnya saat ada anaknya yang bandel, beliau cukup berkata "sok soleh bageur teuraskeun" artinya "silakan soleh baik terusin" dengan cukup berkata itu anak-anaknya langsung diam dan ga bertingkah lagi. Ahh aku selalu suka setiap momen dimana aku dido'akan dan diberikan petuah-petuah yang bisa jadi bekal untuk kehidupan aku ke depannya terlebih sama orang-orang soleh/ah yang masyaa Allah pasti do'a mereka itu tidak berhijab alias tidak tertolak. Gimana ga harus ya kalo ada orang soleh/ah mau do'ain kita dengan tulus. Masyaa Allah bahagia.
Dan penutupnya adalah ketika berkunjung ke rumah nini (adik nenek dari pihak ibu), saat bertemu beliau entah kenapa aku bisa merasakan kalo nini sangat ngerasa ga tega atau iba sama aku karena ya beliau yang selalu menguatkan saat momen aku dirunghal (dilangkahi adik untuk menikah). Sampai detik tadi bertemu pun yang beliau ucapkan "sok neng, mugi enggal nyusulnya da ku nini osok dido'akeun." ("Neng, semoga cepet nyusul ya sama nenek selalu dido'ain"). Dan itu ga sekali setiap kali salam saat datang dan pulangpun ucapan beliau sama sambil memeluk erat. Entahlah kalo diperlakukan gini tuh suka mendadak sedih tapi Alhamdulillah sih artinya masih dipeduliin sama banyak orang dan terpenting dibantu do'a.
Bagaimanapun Alhamdulillah karena aku rasa semua momen ini berharga banget dan pasti bakalan aku kangenin suatu saat nanti. Cukup bersyukur untuk hari ini dan kemarin selanjutnya bismillah untuk esok hari. In syaa Allah ya lebaran taun depan udah tambah personil baru suami, anak dan mertua. Aamiin Yaa Rabbal A'lamiin
0 notes
twraha-blog · 6 years
Text
Tidak ada yang dapat mengubah takdir kecuali do'a dan tidak ada yang dapat memperpanjang umur kecuali amal shaleh.
Ust. Aam Amiruddin
0 notes