Text
Gazania Dhien Jilan Ayunasya,
doa dari nama ini adalah supaya menjadi anak yg kuat - dalam tauhid, iman, Islam, fisik, dan mental. Kuat dalam segala hal, agar kelak mampu memakmurkan umat dengan totalitas pengabdian kepada agama-Nya.
dan benar saja sejak umur 3 pekan, Gaza sudah menapaki jalan itu, dia sudah menjalankan amanah sesuai dengan namanya, dia menjadi support system terbaik umma nya ketika umma nya harus pergi mengajar (berbagi ilmu dan pengalaman) untuk kakak-kakak nya yg kelak akan satu barisan dengannya dalam :
1. membebaskan al-aqsa
2. mengibarkan bendera kemenangan islam
3. menjadi bagian dari kejayaan umat ini
Kelak, Gazania. semakin kamu besar dan memasuki tahapan yg lebih jauh dalam hidupmu, kamu akan semakin berperan dalam hiruk pikuk perjuangan islam
Terima kasih sudah rela ditenteng ke mana-mana, menemani umma dalam proses perjuangan ini. Waktu antara kamu dan umma mungkin sering terbagi, tapi kamu engga pernah mengeluh. Kamu terbiasa dalam kesibukan dakwah sejak dini, insyaaAllah kamu akan tumbuh siap dengan peran besarmu.
Semoga Allah selalu melembutkan hatimu, menenangkan jiwamu, memberkahimu dalam setiap langkah, memudahkan jalanmu, dan menjagamu dalam lindungan-Nya.
Allahumma baarik, anakku...
Kita akan semakin sibuk nanti, tapi insyaaAllah... kamu pasti bisa.
Jawa Tengah, 30 April 2025, 13.45.
0 notes
Text
Jika banyak target-target yang belum tercapai, coba perbaiki lagi kualitas shalat yang mulai terbengkalai. Jika manajemen waktu masih berantakan, coba perbanyak lagi interaksi dengan Al Qur'an.
Bisa jadi target-target itu tertunda karena shalat yang sering ditunda-tunda atau khusyu' yang tak lagi ada. Dan bisa jadi pula, keberkahan waktu menjadi hilang sebab interaksi dengan Al-Qur'annya semakin jarang.
Yuk, perbaiki lagi kualitas shalatnya. Yuk, perbanyak lagi membaca Al-Qur'annya.
Kita usahakan menjadi hamba Allah yang bersegera ketika diseru. Kita usahakan menjadi hamba Allah yang dekat dengan Al Qur'an itu.
Semangat ya! Allah itu senang sekali dengan hamba-hamba-Nya yang terus berusaha memperbaiki diri.
Ukhtukum fillah,
@rizqan-kareema
264 notes
·
View notes
Text
Wanita dan Rumah
Wajar, jika salah satu keinginan terbesar wanita adalah memiliki istananya sendiri, yang dia adalah ratu yg berkuasa di dalamnya. Itu sudah fitrahnya bagi wanita, yang bahkan juga telah disebutkan di dalam hadits sebagai isyarat.
"Jika laki-laki (suami) adalah pemimpin bagi keluarganya, maka wanita (istri) adalah pemimpin bagi rumah (suami)-nya." Kira-kira begitu.
Wanita bagi rumah itu ibarat nafas. Wajar jika rumah ditinggal lama oleh wanita --entah itu ibu, istri, anak perempuan, khadimah, dsb-- keadaan rumah akan mati, kacau balau, tidak terurus dan tidak terawat dengan baik. Entah itu bangunannya, lingkungannya, atau pun orang-orang di dalamnya.
Sebegitu pentingnya lah peran wanita di rumah. Sehingga wajar Allah dan Rasul mengisyaratkan tempat terbaik bagi wanita itu adalah di rumahnya. Bukan melarang wanita untuk di keluar, tapi memang karena fitrahnya wanita itu adalah pada rumahnya.
Begitulah indahnya islam yang meninggikan derajat seorang wanita yang ibarat ratu yang berkuasa di istananya. Pengabdiannya terhadap istana dan apa-apa yang ada di dalamnya memberikan imbalan pahala yang paling besar sebagai ibadah yang paling mulia. Melayani suaminya, menjaga rumah suaminya, merawat dan mendidik anak-anaknya, dan hal-hal lainnya yang ia lakukan pada dan dari rumahnya.
Begitu pun juga rumah bagi wanita juga diibaratkan nafasnya. Wanita (Istri) adalah pemimpin di rumah (suami) nya.
Sudah menjadi suatu fitrah dan kebutuhan bagi setiap wanita untuk berkesempatan memiliki kekuasaan atas rumah, menjadi ratu bagi istana yang ia tempati. Bisa mengatur tempat tinggal sendiri sesuka hati dan sesuai selera menjadi suatu kepuasan tersendiri yang membuatnya merasa lebih hidup.
Akan tetapi, seorang ratu tidak akan merasa lega ketika ada orang lain yang berusaha mengklaim kekuasaan atas istananya. Mustahil satu istana bisa memiliki dua ratu atau lebih di dalamnya. Maka, kekacauan dan ketidakharmonisan yang akan muncul nantinya.
Mungkin bisa saja ada salah satu yang mengalah atau keduanya mampu berkompromi. Tapi, percayalah, di isi hati terdalam wanita akan tetap ada kejanggalan dan ketidaktenangan di dalamnya. Rasanya ada yang tercekat di rongga dada dan suatu ketidakpuasan. Itu hal yang wajar bagi wanita.
Wanita punya rasa cemburu, ingin berkuasa atas sesuatu, dan bahkan bukan mustahil untuk merasa bersaing atau tersaingi dengan wanita lainnya. Entah itu mungkin istri lain suaminya atau mungkin dengan ibu mertua sendiri.
Semoga para laki-laki, suami atau pun calon suami mampu memahami hal ini.
62 notes
·
View notes
Text
CATATAN SEKOLAH QURAN IBU HAMIL (SEQUMILO) BATCH 3
**
Pendidikan Janin dalam Kandungan Sesuai Al-Qur’an dan As-Sunnah - Series I (Bidan Iiv Hayyu)
Sabtu, 13 Maret 2021 (15.30 - 17.00 WIB)
**
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani agar kamu bersyukur..”
-QS An Nahl: 78-
Ayat tersebut merupakan salah satu modal dasar dalam pendidikan prenatal. Menegaskan konsep fungsi sam’ (indera pendengaran), abshar (indera penglihatan), dan af’idah (hati).
Lebih jauh, dalam surat al Mu’minun ayat 14 Allah menjelaskan bahwa masa kehamilan terdiri dari beberapa tahapan, yaitu: tahap nuthfah, ‘alaqah, dan mudghah. Kondisi-kondisi yang dialami oleh ibu hamil perlu dipahami oleh pasangan suami-istri dan perlu dihadapi dengan ketakwaan kepada Allah.
Beberapa keistimewaan proses pendidikan fase kandungan diantaranya:
Otak janin masih mampu menampung banyak informasi
Mendidik janin lebih mudah, tidak ada penolakan, ibunya paling berpengaruh
Ketika fase janin adalah fase emas yang paling emas
*Hubungan biologis pun masuk dalam proses pendidikan.
Anak dalam kandungan sudah dapat dididik dengan alasan:
Periode dalam kandungan pasti bermula dari adanya kehidupan (al-hayat).
Setelah berbentuk segumpal daging (mudghah) Allah SWT meniupkan ruh kepadanya. Ruh inilah yang menjadi titik mula dan sekaligus awal mula bergeraknya motor kehidupan psikis manusia.
Aspek penting bagi janin yaitu aspek agama yang sudah dibawa anak sejak lahir (fitrah). Sesuatu yang sudah siap untuk dikembangkan dalam kehidupan nyata.
Mendidik anak dalam kandungan bukan berarti mendidik anak agar pandai terhadap apa yang diajarkan oleh orang tuanya, melainkan sekadar memberikan stimulus yang diproses secara edukatif dalam kandungan melalui ibunya.
Dr. Baihaqi menjelaskan bahwa hakikat metode mendidik anak dalam kandungan adalah dengan cara sederhana, yaitu dengan memberikan stimulasi atau sensasi.
Rene Van de Car (Prenatal Enrichment Unit di Hua Chiew General Hospital Bangkok) menyebutkan bahwa:
“Janin yang diberi stimulasi, maka lebih cepat mahir dalam membaca, menirukan suara, menyebut kata per kata, tersenyum spontan, tanggap terhadap musik dan mampu mengembangkan pola sosial yang lebih baik saat dewasa.”
Sehingga dapat disimpulkan bahwa janin yang sering dilakukan stimulus maka kapasitas kognitif, emosi, dan sosialnya akan jauh lebih baik daripada yang belum pernah dilakukan stimulus. Ketika hamil, perlu mem-breakdown materi-materi apa saja yang akan diajarkan kepada anak sesuai dengan visi misi pernikahan yang ingin dicapai, kelak anak akan dididik sebagai apa.
Beberapa contoh materi pendidikan janin diantaranya: tauhid, syahadat, asmaul husna, bacaan dan gerakan sholat, nama-nama nabi, sholawat nabi, huruf hijaiyyah, angka, dll. Disesuaikan dengan tujuan pengasuhan keluarga ingin ‘membentuk’ anak yang seperti apa di masa depan.
Otak janin yang sering dilakukan stimulasi lekukan pada otaknya akan semakin rumit, sehingga janin akan semakin jenius.
METODE PENDIDIKAN JANIN
Metode Doa
Dilakukan sepanjang proses kehamilan, terutama di usia <4 bulan. Doa telah ditegaskan dalam sebuah Hadist sebagai senjata bagi orang-orang yang beriman (ad-du’a shilaahul mu’minin). Para nabi dan orang-orang saleh terdahulu banyak melakukan metode doa, seperti Nabi Ibrahim. (QS. Ash- Shaffaat: 100, QS. al-Furqaan: 74), keluarga Imran ( QS.Ali Imran: 38), Nabi Zakariya ( QS. al-Anbiyaa’: 89, QS. Maryam: 5).
Metode Ibadah
Melakukan metode-metode ibadah ini bagi anak dalam kandungannya, selain melatih kebiasaan aplikasi kegiatan ibadah, juga akan menguatkan mental, spiritual, dan keimanan anak setelah nanti lahir, tumbuh, dan berkembang menjadi dewasa.
Metode Membaca dan Menghafal
Anak dalam kandungan pada usia 20 minggu (5 bulan) sudah bisa menyerap informasi melalui pengalaman stimulasi atau sensasi yang diberikan ibunya.
Jika Ibu hendak menghafal suatu bidang ilmu, hendaklah ia mengulang-ulang bacaannya hingga hafal betul.
Metode Dzikir
Ketenangan ibu akan memengaruhi tempramen anak. Dzikir secara umum berarti waspada dan ingat bahwa berstatus sebagai hamba Allah di mana setiap kegiatannya tiada lain adalah pengabdian diri kepada Allah semata dalam keseluruhan waktunya. Seorang ibu yang mengandung hendaknya selalu memasukkan kegiatan dzikir ini dalam agenda program pendidikan anak dalam kandungannya, sebagai upaya penjagaan dari tipu daya syaitan.
Metode Dialog/Komunikasi
Sampaikan dengan suara yang minimal bisa didengarkan oleh sang ibu. Indera yang paling bisa direspon adalah pendengar. Selama masa kehamilan, ibu perlu lebih banyak bicara, terutama dengan kalimat-kalimat positif. Dengan metode dialog diharapkan seluruh unsur anggota keluarga dapat dilibatkan untuk melakukan interaksi secara dialogis dengan anak dalam kandungan. Dalam usia 20 minggu sebaikanya intenskan komunikasi dengan ayah.
TEKNIK PENDIDIKAN JANIN
Teknik Audio. Memperdengarkan semua materi yang ingin disampaikan mulai usia 18 minggu. Bisa ditargetkan misalnya anak khatam mendengarkan al Quran minimal satu kali selama masa kehamilan.
Teknik Perabaan. Untuk mengajarkan huruf hijaiyah, huruf maupun angka, mulai usia 12 minggu, maksimal di usia 30 minggu. Usia di atas 30 minggu agar bisa fokus pada persiapan persalinan. Atas kuasa Allah, ketika ibu hamil mengajarkan dengan teknik perabaan maka pesan yang disampaikan saat perabaan akan disampikan melalui gelombang dalam perut melewati cairan ketuban dan sampailah kepada otak sebagai pesan yang diterima janin.
Pendidikan janin dalam kandungan dapat dimulai saat usia kandungan memasuki 18 minggu (untuk audio) karena saat itu indera pendengaran sudah berfungsi maksimal.
Waktu Mengajarkan Janin
Ibu dalam keadaan rileks
Ibu setelah selesai makan
Ibu lakukan tarik nafas panjang 3 kali sebelum mengajarkan
Ibu lalu lakukan baca bismillah
Ibu dalam lingkungan yang nyaman (kondusif)
Dapat dilakukan 3 kali sehari (lakukan dalam waktu yang tetap/rutin; bisa pagi, siang, dan menjelang tidur) dengan durasi kurang lebih 15 menit.
Mengajarkan Huruf Hijaiyyah
Pembukaan/pengantar (kenalkan siapa yang akan mengajarkan hari ini). Contoh: “Assalamu’alaykum Dek, ini Bunda, hari ini kita belajar huruf hijaiyah alif ya..”
Usapkan (agar tersampaikan secara maksumal) bentuk huruf sambil kita mengucapkan huruf tersebut. Contoh: “Ini huruf alif, Dek.”
Ulangi beberapa kali
Satu huruf 3 hari
Jika sudah lebih dari 1 huruf, maka lakukan murojaah setelah materi utama
Tambahkan audio lagu-lagu terkait huruf hijaiyah
Contoh Teknik Komunikasi Ibu Hamil dengan Bayi
Lakukan aktivitas ini ketika bunda dalam kondisi dan suasana terbaik
Siapkan mushaf dan duduklah sembari memegang perut, serta mulailah komunikasi dengan sang janin
Permulaan komunikasi: “Assalamu’alaykum sayangnya bunda, sehat terus yaa, Nak, di dalam perut bunda. Hari ini bunda ingin belajar bareng dengan adek tentang kitab al-Quran. Bunda akan membacakan tilawah al-Quran beserta artinya. Semoga dengan ini Allah meridhoi adek jadi anak yang shalih/shalihah, serta Allah mudahkan proses persalinan dengan lancar dan normal. Aamiin. Baik, kita mulai ya sayang..”
Proses: ketika membacakan al Quran. fokuslah dengan apa yang dibaca dengan tangan mengelus-elus bagian perut. Bacakan dengan suara yang orang lain bisa mendengarkannya.
Akhiri: setelah selesai, sampaikan kepada sang janin apakah target membaca al Quran hari ini sudah selesai atau belum. Jika sudah selesai, berikan apresiasi kepada sang janin dengan teknik sentuhan yang lebih sering dan kata-kata motivasi kepadanya. Jangan lupa berdoa kepada Allah, semoga proses ini diridhoi olehNya.
Mengajarkan Hafalan
Buat jadwal susunan surat tiap pekan
Baca atau setelkan surat pekan tersebut secara rutin (3 kali sehari), awali dengan menceritakan tentang nama surat, jumlah ayat, isi, dll.
Tilawah langsung oleh sang ibu lebih baik. Ketika dengan murottal maka pesan yang masuk adalah gelombang elektromagnetik.
Cara memfokuskan suara: ibu hamil bisa dengan menggunakan kertas yang keras atau funandoskop.
Surat pertama al-Fatihah selama satu pekan
Kuncinya adalah istimror (rutin)
Mengajarkan Sholat
Ajak sholat 5 kali sehari
Jelaskan tentang sholat, sambil praktikkan gerakannya
Buat jadwal hafalan bacaan sholat (iftitah, doa ruku’, doa sujud, doa i’tidal, doa antara dua sujud, doa tahhiyat)
Ulang bacaan tersebut selama sepekan
Setiap akan sholat, katakan kepada anak, “Nak, kita mau sholat subuh, di pagi hari..”
Contoh Pengajaran Kepada Janin
3 menit pertama hafalan surat
3 menit kedua huruf hijaiyyah (huruf hidup, fathah, dhomah, kasroh)
3 menit selanjutnya bacaan sholat (bisa diganti dengan materi asmaul husna, shalawat, cerita nabi, dll)
5 menit murojaah dan bermain
Ketika Sudah Lahir Dilakukan dengan Visualisasi
Mulai flashcard hijaiyyah (merah, kuning, biru) pada usia 2 bulan (mata anak pada usia ini sudah mulai fokus), warna kontras pada usia 4 bulan
Metode Glenn Doman dengan huruf hijaiyyah terlebih dahulu baru latin. Pada teori ini anak diajarkan bahasa, menayangkan 5 kartu dalam 1 minggu)
Buat jadwal murojaah murottal. Dilakukan pada saat bangun dan menjelang tidur karena pada waktu ini otak ada pada gelombang teta.
Manfaat Mendidik Anak dalam Kandungan
Banyak manfaat yang bisa diperoleh dari pendidikan pralahir yang diberikan kepada bayi, diantaranya bayi yang mendapat stimulasi sebelum lahir biasanya lebih penuh perhatian, terutama terhadap orang tua mereka dan lebih termotivasi untuk belajar. Hal ini karena selama berbulan-bulan sebelum bayi dilahirkan, bayi belajar mengenali pola-pola suara tertentu sebagai sesuatu yang berhubungan dengan perilakunya. Selain lebih memperhatikan, bayi yang mendapat stimulus sebelum lahir akan lebih cerdas dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat stimulus saat dalam kandungan (Ramayulis, 2008, 34)
_
Siti Nur Rosifah
**SEQUMILO adalah program pendidikan bagi ibu yang sedang hamil atau program hamil serta muslimah untuk bekal mempersiapkan kehamilan dan fase lainnya.
“Barang siapa menelusuri jalan untuk mencari ilmu, padanya Allah mudahkan jalan menuju surga”.
(HR Muslim)
17 notes
·
View notes
Text
Menjadi Golongan Yang Sedikit
Kondisi real umat saat ini kita tentu tau. Peradaban mana yang sedang menguasai dunia, bangsa yang menjadi adidaya, dan mendominasi gaya hidup hampir seluruh manusia.
Ah mereka baru saja lahir padahal dibandingkan umat islam yang sudah 1400 abad lamanya, beratus abad memimpin dunia. Tapi begitu cepatnya mereka menggerakkan perubahan dan mengganti hampir seluruh sistem yg ada, mengalihkan kita umat islam agar berpaham isme isme yg mereka gaungkan. Perang ideologi pun juga tak dapat dipungkiri, kita umat islam adalah target mereka agar kita mengikuti musuh2 Allâh.
"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu." (QS Al-Baqarah [2]: 120).
Lalu apa yang mesti kita sadari di tengah-tengah kondisi umat yang justru berbalik dari zaman keemasannya ? Sampai-sampai ada muslim yang tak ada bedanya dg yang non muslim, sampai2 umat muslim tak peduli dengan saudaranya sendiri, syariatNya dipermainkan, ulama dan ustadzanya jadi permainan para elite dan penguasa, ataupun banyak yg diperalat untuk mengadu domba sesama muslim demi kepentingan (astagfirullah).
Kita perlu mengingat nasihat yang mengingatkan kita bahwa umat ini bangkit dan dapat menguasai dunia karena berpegang teguh dengan petunjuk Allâh.
Pada masa Khalifah Umar bin Khattab RA, ada seorang pemuda yang sering berdoa berulang-ulang sambil thawaf di depan Ka'bah seraya meminta “Ya Allah, masukkanlah aku dalam golongan hamba-Mu yang sedikit".
Maksudnya apa? Karena orang2 yang sedikit itu mereka selalu berhubungan dg hal2 yang kebaikan dan hamba2 pilihan Allah.
Surat An-Nahl ayat 78 ditegaskan, "Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur". Namun, kenyataannya banyak manusia yang tidak bersyukur, tidak taat, ingkar pada-Nya, seperti dijelaskan dalam beberapa ayat
"Katakanlah: Dia-lah yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati". (tetapi) Amat sedikit kamu bersyukur. (Al-Mulk:23)
"Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur" (Q.S. Saba': 13).
Amat sedikit lah Kamu bersyukur" (Al-A'raf: 10)
"dan tidak beriman bersama Nuh itu kecuali sedikit" (Q.S. Hud: 10)
Maka jangan heran, islam juga akan kembali dalam keadaan asing, dan amat sedikit hamba2 Nya yg benar2 taat dan mensyukuri Nikmat Tuhannya, mereka istimewa karena merekalah hamba2 yg dicintai Allah. Allâh menyebut mereka diantara hamba2 yg lain. Tugas skita hanya beramar ma'ryf nahi mungkar semampu kita, hasilnya hanya keputusan Allah yg menentukan.
#latepost3 #kelasmenulis
Semangat H-39 Ramadhan 💕💕
Selasa 22 Feb 2022 || ٢١ رجب ١٤٤٣
7 notes
·
View notes
Text









Today I will not talk about stopping the war or the number of children killed, but I want to show you a strong side of the Palestinian people. The owner of the right and the land does not run away or fear. I respect the Palestinians very much. Despite the suffering, wars and killing, they still smile and teach everyone how to coexist, regardless of the circumstances. Don't stop supporting them!
اليوم لن أتحدث عن وقف الحرب أو عدد قتل الأطفال، ولكن أريدك ان تري جانب قوي من الشعب الفلسطيني، فصاحب الحق والأرض لا يهرب أو يخاف!
أنا احترم الفلسطينيين كثيراً رغم المعاناة، الحروب والقتل مازالوا يبتسمون ويعلمون الجميع كيفية التعايش مهما كان الوضع. لا توقف دعمك لهم!
Don't stop talking about Palestine! #SavePalestinianChildren #GazaUnderattack
731 notes
·
View notes
Text
Tazkiyatun Nafs : Finding (Real) Happiness with Quran
Sabtu lalu ikutan rangkaian kelas online dengan tema Balancing Your Life. Kelasnya gratis, dalam rangka persembahan 1 tahun @frasa-in. Kelas pertama bahas tentang Tazkiyatun Nafs bersama Ustadz Dr. Atabik Luthfi, M.A.
Bahagia, satu kata yang dicari maknanya oleh banyak orang. Dikejar dengan berbagai cara, diupayakan dengan bermacam bentuk. Kebahagiaan sejati dengan Alquran yang diperoleh melalui Tazkiyatun Nafs adalah bahasan yang disampaikan pemateri pada kelas pagi itu.
Sebelum mengejar kata bahagia yang pertama perlu kita lakukan adalah menetapkan goals.
Kita dituntun oleh Allah untuk menetapkan matlamat/goals apa yang sesungguhnya kita inginkan dalam kehidupan dunia ini. Sejatinya cerminan kebahagiaan akhirat kita adalah apa yang jadi kebahagiaan dunia kita. Misalnya di dunia seseorang bahagia karena tetap teguh dalam ketaatan dan mengajak pada kebaikan, maka hal yang membuatnya bahagia di dunia itu kelak akan membawanya mendapatkan kebahagiaan akhirat. Kalau kebahagiaan dunia kita salah, kelak di akhirat tidak akan kita temukan kebahagiaan. Jadi kejar bahagianya bukan cuma untuk di dunia saja tapi juga untuk kehidupan abadi di akhirat nanti. Sebaik-baik pedoman meraih kebahagiaan adalah Alquran yang menuntun untuk meraih goals/matlamat tertinggi, kebahagiaan paripurna, yang berasal dari kebahagiaan di dunia.
Bahagia yang kita kejar di dunia ini adalah deep happiness, not shallow happines.
Bahagia yang mendalam bukan bahagia yang dangkal. Bahagia dengan alquran adalah bahagia yang mendalam, tidak berkurang meskipun tergerus waktu. Berbeda dengan harta yang seiring waktu bisa berkurang. Semakin kita mendalami quran, semakin kita akan mendapatkan kebahagiaan. Perkuat interaksi bersama quran dengan tilawah dan taddabur, maka insya Allah kita akan mendapatkan deep happiness.
Bahagia yang kita damba adalah deep happiness, not pseudo happiness.
Bahagia yang real, hakiki, dan sejati bukan bahagia yang semu. Kita yakin ada kebahagiaan yang hakiki dengan karunia dan rahmat Allah, seperti firman-Nya kepada Rasulullah dalam QS. Yunus : 58 “Katakanlah (Muhammad), “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.”
Alquran adalah karunia Allah dan sebagai nikmat terbesar. Kalau kita belum bahagia dengan Alquran yang salah bukan Alquran tapi hati kita. Rahmat yang bisa memperkuat adalah iman, cinta Allah, dan surga. Inilah bentuk kebahagiaan yang dalam, yang sulit untuk diungkapkan karna dalamnya bahagia yang dirasa.
Tazkiyah berarti penyucian atau pembersihan, nafs berarti jiwa atau diri manusia. Namun karena potensi kebahagiaan ada didalam hati, maka para ulama memahami Tazkiyatun Nafs lebih kepada hati. Tazkiyatun nafs berarti menyucikan jiwa dari 3 hal yaitu noda syirik, kemaksiatan dan dosa serta penyakit hati. Alquran sebagai penawar dan obat dari penyakit di dalam dada. “Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur'an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman”. QS Yunus : 57.
Bagaimana Alquran bisa menjadi penawar? Dengan membaca, memahami artinya, dan mengamalkan. Lalu minta pertolongan pada Allah untuk dibimbing dalam memahami Alquran dan diberikan ketetapan hati supaya setiap interaksi kita dengan Alquran dapat memberikan ketenangan.
Kenapa Tazkiyatun Nafs?
Tazkiyatun nafs adalah salah satu tugas Rasulullah. Kata ulama-ulama tafsir, tujuan Al-Quran adalah menyucikan mereka yang membacanya. Sahabat-sahabat nabi disucikan oleh Rasulullah SAW dengan membaca ayat-ayat Al-Quran. Ayat tentang ini terdapat dalam QS. Al-Jumu’ah : 2 dan QS. Al-Baqarah : 151.
Tazkiyatun nafs adalah sebab Al-Falah (keberuntungan/kebahagiaan). Disahkan oleh Allah setelah bersumpah 11 kali berturut-turut dalam Surah Asy-Syams ayat 7-10 : “Demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)nya. maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya.sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu),dan sungguh rugi orang yang mengotorinya.”
Tazkiyatun nafs adalah ibarat membersihkan dan mengisi bejana. Jika bejana kotor, meskipun diisi dengan air jernih, air akan menjadi kotor. Dan meskipun penuh minuman lezat, tidak ada yang mau minum karena tempatnya kotor. Demikian sebaliknya, jika bersih akan nampak ketika diisi air jernih. Bahkan bisa diisi dengan jenis minuman yang baik: teh, jus, kopi, dan sebagainya jadi lebih nikmat. HR Bukhari dan Muslim : “Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati.
4 poin praktek tazkiyatun nafs :
Memperbanyak dzikir kepada Allah SWT dimanapun, kapanpun, dan dalam kondisi bagaimanapun (QS. Al Baqarah : 191, QS An-Nisa : 103). Dzikir merupakan praktek Tazkiyatun Nafs yang dilakukan para sahabat. Imam Nawawi mengatakan dzikir paling utama adalah membaca Alquran (BerAlquran dalam berbagai aktifitasnya) tidak hanya dibaca tapi kita tadaburi, maknai serta ambil hikmah dan pelajarannya. QS. Ar-Ra’du : 28 “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tenteram.”
Bersabar bersama orang-orang shalih, karena akhlak dan perilaku seseorang dilihat dari perilaku kawannya. Bersabar ketika terus menerus diajak dan diingatkan untuk selalu berbuat kebaikan karena bertahan berada dalam lingkaran dan aktivitas kebaikan yang membawa kebermanfaatan lebih sulit dibanding bertahan melakukan kesia-siaan yang sebenarnya hanya membawa kebahagiaan sesaat. QS. Al Kahfi : 28 “Dan bersabarlah engkau (Muhammad) bersama orang yang menyeru Tuhannya pada pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia; dan janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti keinginannya dan keadaannya sudah melewati batas.”
Bersungguh-sungguh (mujahadah) menghidupkan hati dengan berbagai amal shalih. Hati akan hidup saat kita banyak melakukan amal shalih dan akan mati saat jauh dari amal shalih. Allah membagi-bagi amal shalih antara hamba-hambanya seperti membagi rizki yaitu berbeda-beda. Amal shalih utama adalah berAlquran, setelah berAlquran silakan beribadah sesuai profesi (dokter, guru, dll). QS. Al-Ankabut : 69 “Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh (mujahadah) untuk (mencari keridhoan) Kami, maka Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.” Kebahagiaan itu saat mampu melaksanakan semua amal shalih atau cabang-cabang iman. Iman cabangnya 70 lebih kata Rasul. Kesungguhan seseorang melakukan Tazkiyatun Nafs dengan memperbanyak amal shalih dan memperbaiki kualitasnya. Amal shalih ini syarat hatinya akan dijaga oleh Allah, dan Allah siapkan setiap amal ada pintu-pintunya. HR Ahmad : "Setiap amal kebaikan ada pintunya di antara pinti-pintu surga. Mereka akan dipanggil ke sebuah pintu surga dengan nama amalnya.”
Memohon pertolongan kepada pemilik dan penggenggam hati manusia. HR Muslim: “Ya Allah limpahkanlah ketakwaan pada jiwaku. Dan sucikanlah (jiwa) sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik dzat yang menyucikan jiwa. Engkaulah yang menjaganya serta melindunginya.”
Kebahagiaan hidup dengan tazkiyatun nafs, balasan bagi orang yang menyucikan diri adalah syurga ‘adn yang sangat istimewa. Dijelaskan dalam QS. Thaha : 76 ”(yaitu) surga-surga ‘Adn, yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah balasan bagi orang yang menyucikan diri.”
Bagaimana kita mau bahagia kalau jauh dari sumbernya, Alquran?
Salah satu cara mendekatkan diri kepada Allah adalah mendekat pada kalam-kalamnya, pada Alquran. Nikmat berAlquran bisa dirasakan oleh mereka yang imannya tinggi. Maka sudah jadi kewajiban kita untuk selalu berusaha meningkatkan derajat keimanan. Kita tidak hanya sekadar beribadah rutinitas tapi kita ingin menggapai nilai, kita ingin merasakan kebahagiaan dan kelezatan/kenikmatan beriman dan beralquran.
“Letak kebahagiaan manusia ialah pada semangatnya untuk meraih perkara yang bermanfaat bagi dirinya, baik untuk kehidupan dunia maupun akhirat.” Ibnul Qayyim.
Bahagia yang sesungguhnya adalah deep happiness, kebahagiaan yang sejati dirasakan di dalam hati, yang sulit dungkapkan dalam kata. Semua kebahagiaan yang kita rasakan kelak akan Allah tanyakan pada kita di akhirat. Kalau sebab bahagia itu karena kebaikan maka Allah kekalkan, sebaliknya kalau karena kemaksiatan tidak akan Allah kekalkan kebahagiaan itu.
kajian lengkap bisa disimak, di sini.
12 notes
·
View notes
Text
Meskipun di tahun ketiga pernikahan ini saya merasa sudah cukup mampu menghadapi konflik dengan lebih selow, dalam artian, nggak meledak2, nggak bales ngegas ketika suami ngegas, dan lebih bisa mengontrol air mata...
Tapi sekarang, setelah tahu dan "mempraktekkan" jurus agar suami tergila2 pada kita di postingan ini, biidznillaah, rasanya jauuuh lebih nyaman.
Dari sisi diri sendiri, ngerasa sadar untuk memposisikan diri sebagai orang yang dipimpin. Dan kesadaran seperti ini ternyata sangat2 menenangkan. Jadi ketika konflik memuncak, nggak ada kepikiran buat "memenangkan" perdebatan ataupun tertanam mindset sebagai korban. Tapi fokus pada menghargai lawan bicara, alias suami, sebagai pemimpin kita.
Namun jangan salah, menghormati suami di saat konflik sedang panas2nya bukan berarti merendahkan diri. Justru saat itu sebenarnya saya sadar betul bahwa saya sedang jadi "aktor kunci" meskipun terkesan kalah.
Dan dari pihak suami, MasyaAllah, kerasa banget dia menyesal (kalau dia kelepasan marah/emosi) dan respek secara bersamaan. Mungkin iya di satu sisi dia menyesal, tapi kayaknya (klaim sepihak wkwk) dia juga terharu sama sikap saya yang adem.
Buat temen2, khususnya perempuan, baik yang belum atau sudah menikah... Ilmu ini penting banget banget. Selain punya senjata terampuh yaitu doa untuk kebaikan rumah tangga kita, kita juga perlu belajar tentang bagaimana bersikap terhadap suami. Tahu posisi. Tahu kewajiban dan hak kita sendiri maupun sang suami.
59 notes
·
View notes
Text
You're marrying a human. It's a person.
Tujuan berumah tangga adalah mencari rasa ketenangan dan rasa damai.
Seorang teman yang sudah menikah pernah berkata:
Semua kriteria yang kamu bangun susah payah, yang kamu buat sedemikian rupa akan runtuh saat kamu bertemu dengan seseorang yang membawa rasa nyaman dan kedamaian. Tidak mudah untuk menemukan seseorang yang bisa menjadi teman berceritamu seumur hidup. Tempat paling nyaman kamu menuangkan segalanya, yang ada dalam pikiranmu.
Kemarin juga lagi baca buku, mau mengutip sedikit disini:
Seshalih apa pun, kita menikahi manusia, bergantunglah hanya pada Allah.
Kita ini menikahi manusia, bukan malaikat yang selalu taat dan terus menerus bertasbih kepada Allah. Tentu saja masalah-masalah rumah tangga itu bisa terjadi, jika tak menjaga keimanan.
-sebuah catatan perjalanan untuk bertemu mas-mas di masa depan.
Sabtu, 29 April 2023| 09.33
204 notes
·
View notes
Text
5 KEWAJIBAN ORANGTUA KEPADA ANAK
✅ Memberi nama yang baik
“Semua nama yang baik adalah milikmu, pilihlah nama yang baik.” (HR. Abu Dawud)
“Barangsiapa memberikan nama kepada anaknya yang baik, maka ia akan mendapat pahala seperti pahala orang yang selalu memperbaharui (shalat) sunnah.” (HR. Tirmidzi)
✅ Memberi air susu ibu
Memberi anak Air Susu Ibu (ASI) adalah salah satu kewajiban orangtua pada anak. Allah berfirman,
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan.” (Surat Al-Baqarah Ayat 233)
✅ Memberi pendidikan yang baik (agama)
Diriwayatkan oleh Al Baihaqi dari kakek Ayub Bin Musa Al Quraisy dari Nabi Shalallaahu’alaihi wa sallam bersabda, Tiada satu pemberian yang lebih utama yang diberikan ayah kepada anaknya selain pengajaran yang baik.”
✅ Memberi nafkah dan makanan halal
Memberi nafkah hanya dengan harta yang baik dan dari mata pencaharian yang halal adalah kewajiban seorang bapak. Rasulullah Shalallaahu’alaihi wa sallam pernah mengajarkan sejumlah anak untuk berpesan kepada orangtuanya di kala keluar mencari nafkah, "Selamat jalan ayah! Jangan sekali-kali engkau membawa pulang kecuali yang halal dan thayyib saja. Kami mampu bersabar dari kelaparan, tetapi tidak mampu menahan azab Allah Subhanahu wa ta'ala." (H.R Thabraani dalam Al-Ausaath)
✅ Menikahkan anak dengan pasangan yang baik
Bila anak telah memasuki usia siap nikah, maka nikahkanlah. Jangan biarkan mereka terus tersesat dalam belantara kemaksiatan. Do'akan dan dorong mereka untuk hidup berkeluarga, tak perlu menunggu memasuki usia senja.
5 notes
·
View notes
Text
TAHAPAN MENDIDIK ANAK SECARA ISLAMI
FASE 1 ( 0-7 th)
di fase pertama ini kita harus menjadikan anak kita sebagai raja, jadi kita harus melayani dia, mau nyarikan susu, makanan, mainan, apapun itu, kita harus menganggapnya sebagai raja.
FASE 2 ( 7-14 th)
Fase yang kedua adalah anak di usia 7 sampai 14 tahun. Saat usia seperti ini, anak sudah harus diperlakukan seperti tawanan. “Kita sudah harus tegas kepada anak, dalam fase ini kita harus benar benar menjaganya, jadi anak harus taat kepada komandannya yaitu ayahnya, dan diusia ini kita harus sudah mengajarkan akidah, akhlak, dan memerintahkan anak shalat..
FASE 3 ( 14-21 th)
fase ini kita udah tidak bisa marahin anak, karena kalau kita marahin dia akan lawan, kita pukul anak menangkis, jadi kita harus mendidiknya dengan dialog dan bermusywarah dengannya, sebagaimana kita menggangapnya sebagai seorang sahabat atau kawan”.
2 notes
·
View notes
Text
Melatih Kedisiplinan pada si Kecil
1-2 tahun : Ajarkan si kecil untuk meletakan pakaian kotor ketempatnya dan biasakan si kecil untuk merapikan mainannya sendiri setelah selesai bermain.
2-3 tahun : Si keccil sudah bisa diajarkan untuk membereskan bantal dan gulingnya setelah si kecil bangun tidur.
4-5 tahun : Biasakan si kecil untuk melakukan pekerjaan rumah yang lebih rumit seperti menyiram tanaman atau menggantungkan pakaian.
6-10 tahun : Semakin si kecil dewasa, maka ia sudah biasa membantu pekerjaan rumah seperti menyapu lantai atau menyiapkan bekal sendiri.
2 notes
·
View notes
Text
“Ga boleh kayak gitu, sayang. Itu kan dosa. Memangnya ga takut sama Allah?” ucap seorang suami kepada sang istri yang sangat ia cintai.
Di beberapa kesempatan lain, sang istri yang kembali mengingatkan suaminya.
“Sayang, beberapa hari ini kita berantem terus ya. Itu pasti karena dosa-dosa kita. Mungkin karena beberapa hari ini sholatnya telat. Besok kita sama-sama perbaiki lagi ya….”
Obrolan seperti ini hanya akan tercipta dalam keluarga yang sama-sama mengenal Allah. Yang sama-sama visinya adalah surga. Yang sama-sama berjuang dalam ketaatan. Yang sama-sama bercita-cita ingin berkumpul di Jannah.
Aduhai betapa indah dan bahagia rumah tangga yang di dalamnya terlisankan selalu nama-nama Allah. Saling mengingatkan dalam kebaikan. Saling menjaga dalam keistiqomahan.
Di dalamnya terlantunkan selalu ayat-ayat Allah. Suami membaca Al-Quran dengan merdunya. Sang istri pun sibuk murojaah hapalan qur’annya. Bagaimana mungkin sakinah tidak hadir di dalam rumah mereka, jika keduanya senantiasa mengagungkan ayat-ayat Allah?!
Inilah surga sebelum surga. Kenikmatan yang dirasakan di dunia adalah sepersekian kecil dari kenikmatan-kenikmatan surga yang telah Allah turunkan dalam rumah tangga orang-orang yang beriman.
_____
Semoga Allah jadikan rumah tangga kita seperti surga ya. Surga sebelum surga yang sesungguhnya. Aamiin ❤️
126 notes
·
View notes
Text
Hal-hal yang perlu ditinggal.
Hal-hal berat dalam dirimu adalah ketika sesuatu yang bukan ranahmu, namun kamu memikirkannya begitu dalam sampai-sampai merasa sesak dadamu. Padahal, manusia itu terbatas kemampuannya, ilmunya, Dan juga upayanya. Jika hari ini ada hal yang ingin kamu lakukan dengan upayamu. Maka lakukanlah sebisa yang kamu mampu. Urusan berhasil atau tidaknya, Maka cukupkan saja.
Jangan terlalu memikirkannya. Sebab segala upaya dan hasil Allaah yang akan menentukan. kamu hanya untuk diminta berupaya, berdoa, Dan berpasrah. Tidak ada satupun yang sia-sia di sisiNya, semuanya bernilai. Maka bila saat ini langkahmu kembali goyah dan lunglai. Mari kembali fokus pada jalanmu saja dengan banyak meminta pertolongan Allaah. Hanya kepada Allaah saja. Bukan kepada makhluk yang didalam hatimu Masih ada harapan ia akan menolongmu. Hentikanlah semua pengharapan kepada selainNya. Sebab berkali-kali kamu hanya akan menemukan kecewa, kecewa , dan kecewa saja.
Harusnya kamupun paham, bahwa yang membuatmu kecewa adalah ekspektasi yang kau bangun sendiri dan harapanmu yang kepada selainNya. Mari kembali ya hati yang baik. aku paham sekali berapa lelahnya yang sedang kamu rasakan. Sungguh, tidak ada yang bisa mengobati rasa sakit dan lelahnya batinmu kecuali Allaah Ta'ala.
Ramadhan ini mungkin sangat berat untukmu. Ramadhan terberat yang pernah kau lalui. Namun percayalah wahai jiwa yang bertauhid kepada Allaah. Janji Allaah pasti akan datang untuk mereka yang meminta pertolonganNya dengan sabar dan sholat. Pertolongan Allaah pasti akan datang untukmu sekalipun mungkin pandanganmu belum melihat akan hal itu. Sebagaimana Nabi Musa alaihisalam ditolong Allaah ketika terdesak oleh fir'aun dan bala tentaranya. Sebagaimana Rasulullaah Shallallahu 'alaihi wasallam yang bersembunyi Dari kejaran kaum quraisy bersama Abu Bakar ash shiddiq di sebuah gua. Allaah selamatkan mereka, ketika hati mereka hanya berharap penuh kepada Allah. Allaah selamatkan mereka ketika mereka yakin bahwa Allah tidak akan meninggalkannya tanpa pertolongan.
Semoga Allaah tolong kepada siapapun yang saat ini sedang memohon pertolongan Allaah disaat genting, terdesak atau bahkan ketika sedang lapang. Allaah Maha Mendengar pinta dan Allaah ada lebih dari apapun.
Bersemilah Ramadhan 1444 H
135 notes
·
View notes
Text

Dear sisters,
“Dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” QS. Al-Hasyr: 9.
Aqidah adalah ikatan paling kokoh dan paling mahal, sedangkan ukhuwah adalah saudara keimanan. Kekuatan yang pertama adalah persatuan. Tanpa cinta kasih, tidak akan ada persatuan. Cinta kasih yang paling lemah adalah lapang dada dan puncaknya adalah itsr (mengutamakan orang lain daripada diri sendiri).
Seorang yang beriman seharusnya beranggapan bahwa saudara-saudara seimannya lebih berhak terhadap dirinya daripada dirinya sendiri. Karena bila ia tidak bersama mereka, maka ia tidak dapat bersama selain mereka. Sementara mereka, bila tidak bersamanya, maka mereka akan bersama yang lain. Makna ini yang harus kita azzamkan dalam hati. Bukan justru berpikir sebaliknya, berpikir bahwa ketika kita tidak bersama saudara kita, maka kita bisa dengan yang lain, serta merasa kalau saudara kita kehilangan kita maka mereka tidak akan bisa menemukan yang seperti kita lagi, seolah-olah mereka yang membutuhkan kita.
Naudzubillah, ini adalah pemikiran yang salah. Pemikiran ini adalah awal mula masuknya kesombongan dalam hati. “Sesungguhnya serigala akan memangsa kambing yang terpisah dari rombongannya.”
Ukhuwah adalah karunia yang murni datangnya dari Allah dan hanya akan Allah berikan kepada hamba-hamba-Nya yang ikhlas, bersih, dan bertaqwa.
“Dialah yang memperkuat mu dengan pertolongan-Nya dan dengan orang-orang mukmin, dan yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha perkasa lagi Maha Bijaksana.” QS. Al-Anfal:62-63.
Ukhuwah adalah kekuatan iman yang menumbuhkan kecintaan, kasih sayang, penghormatan, perasaan simpati, emosi yang tulus, dan saling percaya antar orang-orang yang sudah terpaut hati dan ruhnya dalam aqidah tauhid. Kemudian, perasaan itu yang akan menumbuhkan sikap saling menolong, saling menanggung, saling mengokohkan, mengutamakan orang lain (itsar), mengasihi, memaafkan, dan toleransi.
Semua itu merupakan konsekuensi logis dari keimanan, sebab tiaa ukhuwah tanpa keimanan dan tiada keimanan yang sempurna tanpa ukhuwah. Tiada yang dapat merasakan lezatnya keimanan kecuali orang yang telah meneguk manisnya ukhuwah islamiyah.
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tiga hal siapa yang memilikinya maka akan merasakan lezatnya keimanan. Ketiga hal yang dimaksud adalah mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi cinta kepada seseorang kecuali karena Allah, benci kembali kepada kekufuran setelah Allah selamatkan darinya, sebagaimana ia benci dilemparkan kembali ke dalam (api) neraka.” (Fathul Bari: 1/7. Nomor Hadits: 16).
Jadi, sudah seberapa terpaut hati dan ruh kita dengan saudara-saudara kita dalam ikatan aqidah? :)
Frasa: Perempuan, Ilmu, dan Rasa
24 notes
·
View notes
Text

Dear sisters,
Setelah Perang Uhud, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sangat sedih melihat jasad Hamzah dengan dada terkoyak, dan 70 sahabat beliau lainnya yang ikut syahid.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun kemudian memanjatkan do’a, “Ya Allah, laknatlah Abu Sufyan! Ya Allah, laknatlah Al Harits bin Hisyam! Ya Allah, laknatlah Sahl bin Umar! Ya Allah, laknatlah Shafwan bin Umayyah!” HR, Ahmad, Bukhari, At-Tirmidzi, An-Nasa’i.
Nama-nama yang disebut Rasulullah adalah para pemuka quraisy ketika itu. Namun Allah subhanahu wa ta’ala langsung menegur Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
“Itu bukan menjadi urusanmu (Muhammad) apakah Allah menerima taubat mereka, atau mengazab mereka, karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zalim.” QS. Ali Imran: 128.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun tersadar, menghukum seseorang adalah hak prerogatif Allah subhanahu wa ta’ala. Sejak itu Rasulullah tidak pernah lagi melaknat seseorang.
Beliau pun bersabda: “Seorang muslim bukanlah orang yang banyak mencela, bukan orang yang banyak melaknat, bukan pula orang yang keji (buruk akhlaknya), dan bukan orang yang jorok omongannya.” HR. Tirmidzi, Ahmad, dll.
Saat ini muncul kembali istilah self love, yang diartikan sebagai kecintaan pada diri sendiri, harus bisa menggapai kebahagiaan dan keuntungan bagi dirinya. Konsep self love dijadikan sebagai kebutuhan dasar manusia.
Self love bisa dimaknai dari dua sisi, negatif dan positif. Bila self love tidak dibaluti dengan keimanan, maka sifat egoisme yang akan mendominasi, seperti yang marak sekarang terjadi. Alih-alih dengan alasan melindungi diri jangan sampai tersakiti, maka lebih baik menyakiti lebih dulu, meluapkan emosi ketika marah dengan sumpah serapah, dan mampu membalas rasa sakit itu melebihi yang dia dapatkan dari orang lain, berinteraksi layaknya kompetisi, harus ada yang menang atau kalah.
Namun bila iman yang terdepan, maka self love menjadi cara untuk memahami diri dengan selalu intropeksi. Mampu memahami kelemahan dan kelebihan yang dimiliki. Jika tersakiti, bukan kemudian mencari cara bagaimana membalasnya. Tapi menyayangi diri untuk belajar lapang dada dan memaafkan.
Jangan biarkan setan mempermainkan hati yang terus menumbuhkan aura negatif dalam diri. Tapi sebaliknya, terus belajar membangun sifat-sifat kebaikan sehingga itu menjadi kebiasaan, bukan keterpaksaan berpura-pura menjadi baik.
Bagi kita, kejadian yang menimpa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan kaum muslimin dalam perang uhud sangat wajar bila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam marah dan sangat sedih. Tapi Allah hendak membersihkan hati Rasul-Nya dengan melarang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat. Karena sekali kita memulai, maka selanjutnya akan merasa makin terbiasa dan memaklumi kemarahan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Siapa yang melaknat seorang mukmin maka ia seperti membunuhnya.” HR. Bukhari.
Beliau juga bersabda, “Orang yang banyak melaknat tidak akan diberi syafaat dan syahadatnya tidak akan diterima pada hari kiamat.” HR. Muslim.
Mengutuk, mengumpat, menyumpah, baik dalam hati ataupun diungkapkan, adalah sarana kebencian dan menyingkirkan ia sendiri dari rahmat Allah subhanahu wa ta’ala. Maka perkataan sumpah serapah tidak sepatutnya keluar dari lisan seorang muslim.
Kadang masalah yang muncul hanya karena salah paham, prasangka yang tidak terklarifikasi, teracuhkan oleh orang-orang terdekat, perbedaan memaknai situasi sehingga candaan dianggap ledekan dan seterusnya.
Maka, mulailah belajar mengelola rasa. Memahami rasa apa yang sebenarnya dibutuhkan jiwa. Makin matang dan dewasa kita, kemampuan mengelola emosi dan kata akan semakin baik. Tak heran bila sastrawan biasanya adalah orang yang lembut hatinya, karena kata-kata yang tersusun baik menunjukkan kematangannya berfikir sebelum berbuat.
Belajarlah melatih diri dengan ribuan kalimat-kalimat positif, ketimbang sebaliknya. Sehingga kita tidak punya kosa kata lagi untuk memaki.
Frasa: Perempuan, Ilmu, dan Rasa
58 notes
·
View notes