Tumgik
unfinishedphrase · 4 years
Text
“Karena berharap pada manusia, bagaikan memintal rasa kecewa.”
261 notes · View notes
unfinishedphrase · 4 years
Text
Tumblr media
0 notes
unfinishedphrase · 4 years
Text
Tumblr media
1 note · View note
unfinishedphrase · 5 years
Text
Jalan-Jalan ke Dufan
Jangan Lupa Ajak Teman!
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Musim ujian telah tiba. Rentetan ujian yang ditempuh para siswa kelas 12 membuat adik-adik kelasnya 'belajar di rumah' selama hampir satu bulan. Maka sudah sepatutnya berterima kasih kepada mereka. Selamat tinggal penjara dunia!
Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengisi liburan, salah satunya pergi ke taman hiburan. Takut pengeluaran malah tak terkendali? Tenang, kebetulan pada bulan ini ada promo Girl's Month dari Dufan sebagai perayaan hari Perempuan Internasional. Tiket masuk ke Dufan yang awalnya 200.000 rupiah menjadi 120.000 rupiah. Informasi ini menjadi buah bibir di antara kami hingga tercetus, "ke Dufan, yuk!"
Kami sepakat untuk pergi ke Dufan pada Senin menggunakan salah satu kendaraan umum, yaitu Transjakarta. Ada dua alasan utama yang membuat kami memilih Transjakarta. Pertama, tarifnya hanya 3.500 rupiah! Ke mana pun tujuan akhirnya, tarif tidak berubah. Kedua, rute yang ditempuh tidak rumit. Dari titik temu, kami cukup menaiki Transjakarta jurusan Kota atau Harmoni kemudian turun di Halte Harmoni untuk ganti Transjakarta jurusan Ancol.
Seninnya kami berkumpul di sekolah seperti rencana. Selain tempatnya yang tak lagi asing, kebetulan lokasi sekolah kami strategis dan dilewati oleh berbagai transportasi massal. Perlu waktu yang lama di sini karena harus menunggu beberapa orang yang datang lebih siang. Setelah semuanya lengkap, Petualangan resmi dimulai pukul 8.00.
Jembatan warna-warni menyambut setiap pengunjung yang turun di halte Ancol. Di ujung jembatan terdapat loket untuk membeli tiket masuk ke Ancol seharga 25.000 rupiah. Dari sini ke kawasan Dufan tidak terlalu jauh, cukup berjalan sekitar 200m.
Kukira Dufan tidak akan ramai, mengingat Senin merupakan hari kerja dan tidak ada antrian yang berarti ketika di loket Dufan. Namun, ternyata salah. Justru sedari tadi orang-orang mengantri di dalam, mengikuti proses pembukaan yang dipandu oleh salah seorang karyawan yang bertugas. Untungnya ketika kami datang, sebentar lagi Dufan akan buka. Jadi hanya mengikuti prosesi pembukaan di akhirnya.
Setiap pengunjung wajib melewati bagian pemeriksaan tas. Bekal merupakan salah satu barang bawaan yang patut dihindari karena yang diperbolehkan hanya makanan ringan dan minuman. Banyak pengunjung yang diperbolehkan membawa kamera (DSLR, handycam, dan semacamnya). Kalau ingin cepat di bagian ini, lebih baik menggunakan tas kecil saja.
Wahana yang pertama kali kami naiki adalah Kora-Kora. Lumayan sebagai penyegaran untuk wahana-wahana ekstrem selanjutnya, hehe. Kami berhasil menaiki berbagai wahana di Dufan dalam kurun waktu 7 jam, beberapa di antaranya adalah Tornado, Ice Age, dan Kicir-Kicir. Tak lupa pula istirahat sejenak untuk salat dan makan siang karena penting agar energi tidak terkuras habis. Jangan sampai jatuh sakit sehingga merepotkan banyak orang.
Perlu diperhatikan bahwa cuaca sangat mempengaruhi aktivitas di luar ruangan. Maka dari itu, sebaiknya memakai pakaian yang nyaman, tidak menyerap panas, dan tipis (tidak buat gerah). Jangan lupa membawa payung atau jas hujan bila perkiraan cuaca di hari itu akan terjadi hujan. Jika dirasa barang-barang tersebut memberatkan, maka pintar-pintar saja mencari tempat berteduh ketika langit mulai gelap.
Kami meninggalkan Dufan pada jam 16.55 setelah menaiki komidi putar. Sedikit sedih karena masih ingin bermain, tapi Transjakarta akan semakin ramai kalau tidak bergegas. Karena kami sudah mulai lelah, kami mengambil jalan pintas untuk pulang: naik kendaraan umum online menuju halte Kota. Jadi tidak perlu singgah di Halte Harmoni.
Akhirnya sampailah pada perpisahan. Masing-masing dari kami turun di halte yang berbeda dan kembali ke rumah. Ada juga yang mampir ke masjid terlebih dahulu untuk menunaikan salat maghrib. Aku memilih salat di mushola dekat halte Blok M sebelum melanjutkan perjalanan kembali. Perkiraan waktu yang dihabiskan dari Halte Kota ke rumah sekitar 3 jam.
.
Kami senang sekali. Petualangan ini menjadi kebanggan tersendiri karena menunjukkan bahwa kami adalah perempuan-perempuan mandiri yang mampu menjaga diri sendiri.
7 notes · View notes
unfinishedphrase · 5 years
Text
Jenuh
10.29
Seperti biasa, aku datang lebih awal dari janji. Sedikit menyenangkan bisa berjalan-jalan di mal yang masih sepi. Namun, tentu saja menunggu merupakan hal yang tidak pernah menyenangkan.
Aku berlalu lalang seperti orang bodoh, menyusuri toko-toko yang masih tutup, pergi kamar kecil setiap melihat tanda toilet kemudian tidak melakukan apa-apa, sampai akhirnya terdampar di food court.
Membeli suatu makanan atau minuman adalah sebuah ide cemerlang agar bisa duduk di food court dengan tenang tanpa perlu takut terusir oleh satpam karena secara tidak langsung aku adalah pelanggan dari salah satu toko di sana.
Pilihanku jatuh kepada sebuah minuman milk tea seharga dua puluh lima ribu tanpa tambahan topping apa pun. Harapanku untuk menikmati minum itu sirna setelah satu tenggak.
Rasanya seperti balon. Sial.
Aku benci untuk kesekian kalinya memandangi layar telepon genggam, melihat persentase baterai yang kian menurun karena tidak ada yang dapat dilakukan selain membuka aplikasi permainan yang membosankan dan sosial media.
Entah sampai kapan akan terus seperti ini. Satu-satunya harapan terakhirku adalah kedatanganmu segera.
1 note · View note
unfinishedphrase · 6 years
Text
Don't communicate by feeling,
You're either gonna fly or free fall.
1 note · View note