Tumgik
unimiff 3 days
Text
Tumblr media
Tentang Pindah
Melihat hujan dari balik jendela sore ini, aku jadi terpantik untuk menuliskan hal yang sebenarnya sudah lama ingin kutuliskan. Hanya saja, karena keterbatasan tenaga akhir-akhir ini, akhirnya tertunda terus. Cie, sok sibuk ye kaan. Haha. Jadi, ini adalah pemandangan hujan dari jendela kontrakanku yang terbaru. Baru sekitar 2 pekan tinggal di sini. Kesannya, alhamdulillah.
Jika ditarik ke belakang, entah sudah berapa kali hidup nomaden, berpindah-pindah dari satu atap ke atap lainnya, yang dimulai sejak SMA. Oke, mari kita coba hitung.
1. Dari rumah ke asrama SMANAC - Maninjau
2. Dari asrama SMANAC ke kontrakan teman di Padang waktu bimbel SBMPTN
3. Dari kontrakan teman di Padang ke kosan senior sebentar di Depok
4. Dari kosan senior di Pondok Cina ke asrama UI. Asrama UI masuknya Jagakarsa. Jadi anak Jaksel pada masanya wkwk
5. Dari asrama UI ke kosan Kober, Depok
6. Dari kosan Kober ke kontrakan di Kukusan Teknik
7. Dari kontrakan Kukusan ke Asrama IQF
8. Dari asrama IQF ke kosan di Pondok Cina
9. Selanjutnya, pindah teritori dari kosan Pondok Cina, Depok, ke asrama sekaligus kantor Akademi Teras Quran, Bekasi
10. Dari kantor ke gedung asrama Panaitan, Bekasi
11. Pulkam for good, dari Bekasi ke kontrakan Parak Gadang, Padang
12. Dari Padang, pulkam ke Ujung Gading
13. Dari Ujung Gading, balik lagi ke kontrakan Parak Gadang, Padang
14. Dari Padang, ke rumah kakak di Simpang Empat
15. Dari rumah kakak, ke kontrakan pertama di Simpang Empat
16. Dari kontrakan pertama ke kontrakan kedua, Simpang Empat
Subhanallah, ternyata sudah 16 kali aku mengalami pindah-pindah tempat sejak SMA. Yang paling menguras energi rasanya tiap pindah kalau secara fisik adalah packing & unpacking, menata kembali setiap barang yang ada. Momen pindah juga membuatku sadar bahwa kok aku tu masih belum bisa ya, hidup minimalis banget. Kok tiap pindah rasanya masih aja banyak barang. Padahal udah mencoba mindful shopping, membeli barang sesuai kebutuhan. Biasanya, sih, yang banyak buku-buku wkwk. Yasudahlah, nggak papa. Sedangkan secara emosional, tiap tempat berbeda-beda. Tiap momen perpindahan punya ceritanya sendiri. Yang paling menguras air mata tentu saja saat pindah, perpisahan dari asrama Qur'an. Baik itu yang di Depok maupun yang di Bekasi. Meskipun penyebab dan level rasa sedihnya beda, ada sensasi yang sama. Berpisah dengan orang-orang saleh, guru-guru dan teman-teman yang salihah, dengan lingkungan yang kondusif dalam kebaikan, itu rasanya another level of tears. Maka, kalau kamu punya tempat seperti itu, pertahankan ya, koneksinya. Kalau bisa, mari kita ciptakan juga lingkungan seperti itu.
Beberapa kali pindah juga membuatku jadi merasa punya rumah-rumah yang lain, selain rumah sendiri di kampung. Selain itu, aku juga jadi berefleksi bahwa tiap asrama, kosan dan kontrakan yang pernah kutempati telah menempaku dalam setiap fase kehidupan. Mulai dari anak remaja kinyis-kinyis yang taunya main dan belajar aja, hingga jadi manusia dewasa yang harus memikirkan nabung buat biaya kontrakan. Tinggal jauh dari rumah sendiri juga membuat kita harus berpandai-pandai. Tidak hanya jadi book smart, tetapi juga street smart. Tak kalah pentingnya, aku juga menemukan beberapa tipe landlords alias pemilik rumah, tetangga, dan teman seatap. Mereka punya keunikannya masing-masing. Ada landlord yang B aja, ada yang baik banget, masyaAllah. Ada tetangga yang membuat kita harus memperluas sabar, ada yang membuat kita memperdalam syukur. Pun dengan teman seatap. Ada yang menjadi pengingat dalam kebaikan, ada yang tingkahnya cukup dijadikan pelajaran. Omong-omong tentang pelajaran, aku juga mengambil pelajaran bahwa jika suatu saat nanti Allah karuniakan kita menjadi landlord, misalnya, jadilah landlord yang baik. Demikian pula jika jadi tetangga. Jangan menjadi tetangga yang ngeselin, misalnya dengan jedag-jedug sampai pagi. Pun ketika menjadi teman seatap, ada banyak hal yang harus dikompromikan dan ditoleransi. Tentang toleransi, aku juga belajar untuk membuat batasan atau boundaries. Ada hal yang bisa ditoleransi, ada yang tidak. Jika sudah sampai ke batas hal-hal yang tidak bisa kita toleransi, ya sudah, tidak usah dipertahankan. Bisa pindah saja, daripada memperkeruh suasana. Demikian juga dengan aspek hidup yang lain, belajarlah untuk menentukan kriteria, yang mana yang bisa ditoleransi, yang mana yang tidak. Apalagi, perkara ini kan belum permanen. Makanya, sebelum memutuskan untuk tinggal permanen di suatu tempat, jangan lupa minta pertolongan Allah dan riset. Kaidahnya, al-jaar qabla daar. Memilih tetangga atau lingkungan terlebih dahulu sebelum memilih bangunan rumahnya. Rasanya, kaidah ini dalam sekali maknanya.
Hal penting lain yang kupelajari dari hidup nomaden ini adalah tentang melepaskan keterikatan, baik itu dengan tempat, orang-orang, suasana, maupun makhluk lainnya. Kita hidup di dunia ini untuk sementara. Kita hanya sedang dalam perjalanan menuju negeri yang abadi, akhirat. Jangan terlalu nyaman, hingga saatnya dipanggil, kita belum siap. Don't be too attached to the creation. Instead, please be attached to the Creator. Berpindah-pindah itu memang menghabiskan banyak energi. Aku membayangkan, kaum muhajirin yang dahulu hijrah, meninggalkan semua yang mereka miliki di Makkah, demi mengikuti yang memang seharusnya lebih dicinta. Pasti rasanya berat. Namun, karena keimanan yang kokoh dan mereka tidak memiliki kemelekatan yang berlebihan dengan makhluk, perintah berhijrah itu bisa mereka jalankan. Dengan penuh harapan, dengan penuh penghambaan.
Terakhir, berpindah-pindah itu emang capek, sih. Dalam hati aku sempat berkata, semoga di sini aman dan nyaman. Semoga ini udah kepindahan terakhir, sebelum nantinya pindah ke rumah sendiri, sekalian bersama yang memimpin rumahnya, uhuk. Aamiin, nggak sih?
Simpang Empat, 9 Mei 2024
Kala hujan sore hari
0 notes
unimiff 3 days
Text
Tentang Syawal dan Refleksinya
Di penghujung Syawal, melihat kembali ke belakang. Syawal kali ini rasanya Syawal dengan segala jenis emosi dan perwujudannya ada. Mulai dari nangis terharu, nangis sedih, senyum, ketawa-ketiwi, harap-harap cemas, bahagia, kecewa, bangga. Beragam spektrum warna. Ada yang datang dan pergi, ada yang patut dirayakan, ada yang cukup dijadikan pelajaran. Hingga akhirnya, kembali ke Al-Baqarah 216. Ya, boleh jadi kamu menyukai sesuatu, dan sebaliknya~ Kembali ke kesadaran diri bahwa Allahlah yang Maha Mengetahui, sedangkan diri ini tidak mengetahui apa-apa. Jadi, atur aja ya Allah, dan tolong jadikan hati ini netral, tidak berlebihan, tidak ekstrem kiri ataupun kanan dalam perasaannya.
Dan aku menemukan bahwa Syawal adalah bulan yang baik untuk perayaan kebahagiaan, ataupun untuk perayaan kesedihan, karena kita sudah ditempa saat Ramadan. Ditempa untuk bersabar saat berpuasa dan bersyukur saat berbuka. Maka apa pun yang terjadi nanti, ingatlah jangkarnya. Bahwa dengan hati yang terlatih, setidaknya semuanya akan bisa dihadapi dengan lebih baik. Maka, di Zulkaidah dan selanjutnya, ingatlah untuk selalu kembali ke jangkar Ramadan. Mintalah pertolongan-Nya untuk menjadikan hatimu terlatih.
20240508
Simpang Empat
0 notes
unimiff 4 days
Text
Mari
Mari upayakan terus agar mampu melihat segala hal yang baik meski kita merasa keadaan kita sedang tidak baik-baik saja. Mengapa? Sebab tak mungkin berakhir buruk bagi siapapun yang bertawakkal kepada Allah. Mustahil berakhir tak baik untuk siapapun yang memercayakan segalanya kepada Allah. Mustahil berakhir hancur ketika kita terus bersabar dan memperbaiki diri karena Allah.
@terusberanjak
123 notes View notes
unimiff 7 days
Text
Tumblr media
Bunga dan Gulma
Mari meromantisasi pekerjaan domestik yang ternyata bisa juga jadi terapi dan ajang berefleksi: mencabut rumput.
#NasihatSangGuru suatu hari, di dunia ini, kadang orang susah membedakan yang mana bunga, yang mana gulma. Kita menanam bunga, gulma akan tetap tumbuh. Kita menanam gulma, hampir pasti bunga takkan ikut menyembul. Maka, selamat merawat bunga-bunga dalam diri kita, menjaganya dari gulma-gulma yang pasti akan muncul. Hanya saja, terserah kita, mau fokus memekarkan bunga atau misuh-misuh pada gulma, tanpa melakukan apa-apa.
20240505
3 notes View notes
unimiff 9 days
Text
Tentang April 2024
Banyak yang terjadi selama April 2024. Banyak yang pantas untuk dikenang, dirayakan dan dijadikan pembelajaran. Ramadan sebagai pengobat hati yang gersang diikuti dengan Syawal sebagai perayaan dan ujian keistikamahan. April juga tentang pertemuan, perkumpulan dan perkenalan. Juga tentang perpisahan dan ucapan selamat tinggal. Juga tentang perpindahan dan harapan. Juga tentang kabar yang dinantikan dan harap-harap cemas yang dirasakan. Juga tentang padatnya pekerjaan, turunnya berat badan, olahraga dan makan yang kembali diusahakan. Ah, April kali ini penuh cerita. Cerita-cerita yang mungkin jika saatnya nanti tiba, akan diceritakan dengan lebih detail dengan tiap rinciannya, jika masih utuh dalam memori yang terbatas ini. Sekarang, mari kita syukuri semuanya. Mari menatap ke depan, Mei yang penuh harapan. Terutama harapan agar Allah yang Maha Membolak-balikkan Hati menetapkan hati ini pada agama dan ketaatan pada-Nya, apa pun yang terjadi. Entah itu sesuai harapan, ataupun sesuai dengan ketetapan-Nya, yang tentunya jauh lebih baik daripada hal terbaik yang pernah kita pikirkan. Have faith.
Simpang Empat, 3 Mei 2024
Jumat sore kala hujan, teriring doa dan harapan
3 notes View notes
unimiff 15 days
Text
TERBURU-BURU
"Jangan buru-buru, semuanya harus dipikirkan matang-matang." Nasihat seseorang.
Bukankah memang benar begitu seharusnya? Bahkan Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam pun pernah menyampaikan bahwa terburu-buru itu berasal dari setan, sedangkan berhati-hati itu berasal dari Allah.
Terkadang, rasa penasaranmu membuatmu sibuk menebak-nebak akhir cerita, lupa menikmati setiap lembaran kisah yang ada. Jangan terburu-buru, nanti kamu melewatkan pesan moralnya. Jangan terburu-buru, karena justru indahnya membaca buku cerita itu ada pada menikmati setiap konfliknya, klimaks, antiklimaks hingga resolusinya. Sabar, ya.
Simpang Empat, Jumat 26 April 2024 jelang tengah malam
0 notes
unimiff 17 days
Text
Menunggu
Aku pikir, aku sudah lumayan terbiasa dan terlatih dengan menunggu. Aku pun pernah menuliskan bahwa seni dalam menunggu itu adalah soal bagaimana kita mengisi waktu. Namun, ternyata saat menunggu kabar yang dinanti, tetap ada rasa waswas yang menyusup ke dalam hati. Lemah sekali hamba, memang, ya Allah. Tanpa pertolongan-Mu, apalah jadinya diri ini. Terombang-ambing tanpa kendali.
Maka ya Allah, Engkaulah yang Maha Membolak-balikkan hati. Engkaulah yang menggenggam hati semua hamba, semua manusia. Tidak ada yang sulit bagi-Mu dalam mengendalikannya. Aku mohon, tetapkanlah hatiku pada agama dan ketaatan kepada-Mu.
Jika hasil yang kutunggu sesuai dengan harapanku, maka penuhilah aku dengan rasa syukur yang membuncah. Pun jika hasilnya belum sesuai dengan harapanku, jangan biarkan hatiku patah. Isilah ia dengan rasa sabar yang berlimpah, keberanian untuk kembali menghadapi apa yang perlu dihadapi, dan rasa syukur serta percaya bahwa setiap takdir-Mu pasti yang terbaik. Mampukan aku untuk selalu berhusnuzan dan memetik hikmah dari segala peristiwa. Bimbinglah hatiku, ya Allah, karena bahkan hatiku sendiri pun tidak berada dalam kuasaku, melainkan berada dalam genggaman-Mu.
Aku mohon, jadikanlah gemuruh dalam masa menunggu ini nanti menjadi sebuah cerita indah dan penuh pelajaran untuk banyak orang, termasuk untuk diriku di masa depan. Maka sekali lagi, bimbinglah hatiku.
Simpang Empat, Kamis, 25 April 2024 kala hujan turun
4 notes View notes
unimiff 22 days
Text
Sabar, jangan terburu-buru menagih doa, ya.
Jika sudah waktunya, hujan pun akan turun. Jika sudah masanya, bunga pun akan mekar dan wangi.
Begitulah takdir Tuhan, doa-doa kita di masa lampau akhirnya dikabulkan begitu sudah waktunya.
Bukankah ada banyak hal yang diberikan sebelum kita siap menerimanya, hingga akhirnya berantakan dan hanya menjadi pelajaran.
Sengaja dikabulkan dengan cepat hanya untuk pelajaran. Sabar, jangan terburu-buru menagih doa, ya.
@jndmmsyhd
503 notes View notes
unimiff 23 days
Text
Menata Hati
Salah satu pelajaran berharga dari Ramadan adalah belajar menata hati. Jika mendapat nikmat, syukuri, tapi jangan euforia berlebihan. Jika mendapat musibah, boleh bersedih, tapi jangan berlarut-larut. Karena sejatinya, perasaan yang berlebihan terkadang dapat membuat kita lalai dan bahkan lupa dalam mengingat-Nya.
Maka ya Allah, mohon tetapkan rasa content, rasa tenang, cukup dan tenteram dalam hati-hati kami. Atas segala takdir-Mu, karena semuanya pasti yang terbaik. Hanya saja, terkadang kami sok tahu. Padahal, Engkaulah yang Maha Tahu.
Kamis malam, Simpang Empat 20240418
Dalam upaya menjemput takdir terbaik
4 notes View notes
unimiff 25 days
Text
Nikmat Bernama Teman
Tumblr media
Kenapa ini mengandung bawang. Rasanya jadi salah satu teman terlama seatap atau tetanggaan mulai dari asrama, kosan, kontrakan, mulai dari zaman (bukan) putih abu-abu, melainkan PDU putih biru, hingga awal dunia kerja. Juga teman next level karena jadi satu-satunya yang saat pertahanan terakhir di rantau runtuh, memberanikan diri bilang
"Nan, aku boleh pinjam uang dulu nggak? Nanti~"
Padahal, kalau ditanya ortu, jawabannya selalu
"Masih ada, kok."
Oh, tentu saja hidup bersama saat remaja & mendewasa selama itu ada dramanya. Drama yang akhirnya kita ketawain bareng.
"Dulu kita childish banget, ya. Masa masalah sepele gitu aja berantem."
Lagi-lagi, dunia emang tempatnya perpisahan. Kalau di dunia aja seru untuk bernostalgia setelah hilang hard feelingnya, apalagi kalau nanti setelah di dunia, kita juga bisa reuni di surga. Tempat di mana udah nggak ada lagi rasa sedih, marah, cemburu, kecewa dan segala macam sakit hati, nggak ada ghill.
Be patient, till we get there, my dear friend and other friends~
Nggak ada ghill juga akan bikin kita lebih berlapang hati, karena temannya teman juga adalah teman, dan setiap teman punya porsi dan cerita yang spesial dalam menemani proses bertumbuh. Bukan berarti karena dia sedang tidak ada secara kasatmata, maka dia tidak nyata.
3 notes View notes
unimiff 28 days
Text
Tumblr media
2 notes View notes
unimiff 28 days
Note
Ada kisah indah yang lain. Coba kita belajar melihat dengan sudut pandang yang lain~
Mbak apik, kenapa ya kisah cintanya org2 itu keren2, ketemu jodoh ya yg dicintai yang sevisi misi bgt. Kenapa kisahku tak seindah itu? Kenapa kalau ditemukan juga dg org yg tak mudah untuk aku sukai.
Ada sisi kisah indah yang lain, kalau kita mau sejenak mengganti sudut pandang.
Kisah indah bersama ibu, kisah indah bersama ayah. Kisah indah meniti karir. Kisah indah menjalin persahabatan. Kisah indah menuntut ilmu.
Yang paling kuimpikan : kisah indah nanti, ketika ajal menjemput馃ズ馃げ馃徎
Setiap orang ada porsi kisah indah-nya masing-masing dan tidak melulu pada bab cinta atau jodoh. Bisa jadi milikmu bertebaran tapi tidak terlihat saking sibuknya mencari-cari yang belum jadi milik kita. Yang kita punya jadi kabur, jadi terlupa mensyukurinya.
Kisah tersebut terasa indah setelah berhasil melewatinya. Atau mungkin, masih belum terlewati?
Sabar, sesuatu yang pasti untukmu pasti datang. Jika tidak untukmu, Allah gantikan sesuatu lain yang lebih indah, kalau kamu mau memetik hikmahnya..
106 notes View notes
unimiff 1 month
Text
Catatan Penghujung Ramadan 1445
Tumblr media
0 notes
unimiff 1 month
Text
Kita usahakan dulu, ya?
Dari ramadan kita belajar:
Kita kuat loh puasa. Kita bisa loh salat malam. Perbanyak sedekah juga keuangan aman-aman aja kan? Semoga setelah ini Allah mampukan kita menyambut dan mengakhiri bulan demi bulan sebagaimana ketaatan kita seperti saat Ramadan.
鈥攎eski mungkin lebih sulit, tapi kita usahakan dulu, ya? :))
22 notes View notes
unimiff 1 month
Text
Penghujung Ramadan 1445 H: Iktikaf
"Kak, mau nyobain iktikaf di sini nggak? Sekalii aja, gitu."
"Ayo. Di mana?"
Ramadan di Jabodetabek memang terasa sangat semarak. Terutama 10 malam terakhir. Ramai sekali masjid yang memfasilitasi penyelenggaraan iktikaf. Sementara, di sini, syiarnya belum semasif itu. Palingan di kota Padang atau Bukittinggi, yang sudah banyak pilihan. Eh tapi, ternyata, bukan tidak ada. Di Pasaman Barat alhamdulillah sekarang juga sudah ada beberapa masjid yang membuka penyelenggaraan iktikaf. Hanya saja, harus pilah-pilih lagi yang accessible, aman, nyaman dan akhwat friendly.
Dengan segala pertimbangan, akhirnya jadilah di iktikaf di Masjid Agung Pasaman Barat. Alhamdulillah, Jumat terakhir kerja dan Sabtu pagi baru pulang ke rumah. Jadi, Jumat malamnya bisa ngerasain iktikaf dulu. Masjid Agung Pasaman Barat emang tempat paling representatif buat 2 anak rantau yang akhirnya pulang, kembali ke Pasbar. Aku dan Kak D punya cerita yang bersinggungan, banyak kemiripan, rantaunya sempat sama cuma beda fakultas, tapi baru dipertemukan saat sudah pulang, ditakdirkan jadi abdi daerah dan sama-sama ikut Career Class! Kalau refleksi ulang, caranya Allah buat ngasih pelajaran tuh emang luar biasa. Dan di masjid ini, diingatkan lagi bahwa sooner or later, one way or another, emang bakalan pulang, kok.
Terima kasiiih sudah mau ikut, Kak. Tepatnya sudah mau menemani aku yang ada aja maunya. Meskipun semalam saja, cukup mengobati rasa rindu akan saat-saat seperti ini. Ramadan kali ini cukup berat kalau secara energi fisik, tapi rasanya sungguh mengecas ulang energi jiwa.
Sekarang, saatnya kita pulang ke tempat yang lain lagi. Mari mengetuk pintu surga yang paling tengah, selagi doa mereka terus menembus langit, selagi mereka masih ada, menanti di rumah kita: orang tua.
Next time, semoga kita bisa iktikaf Ramadan di Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan Masjidil Aqsa bersama orang-orang terkasih, yaa.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
20240406
0 notes
unimiff 1 month
Text
Jangan Dulu Patah
Jangan Dulu Patah, judul buku yang kau baca bertahun-tahun yang lalu. Juga gantungan kunci yang menemani selama ini. Maka, jangan dulu patah. Berbahagialah untuk hal-hal yang memang pantas untuk ikut dirayakan. Bukankah ini adalah bentuk jawaban dari Allah? Ingat Al-Baqarah 216. Allah Maha Mengetahui, sedangkan kamu tidak tahu apa-apa. Penghujung Ramadan ini, Dia memberikan jawaban terbaik. Dan jawaban terbaik itu, memang kadang tidak sesuai dengan keinginanmu. Kamu belum berhenti percaya akan blessings in disguise, kan? Maka, jangan dulu patah. Seperti kata Teh Juan, ayo teruslah mengakar, tumbuh, lalu mekar.
Simpang Empat, 3 April 2024
3 notes View notes
unimiff 1 month
Text
Bayangkan dan langitkan di malam-malam terbaik ini. Karena ia lebih sakral daripada sekadar tuntutan dan pertanyaan manusia-manusia kepo saat lebaran. Karena tujuannya, seharusnya bermuara surga bersama.
bayangkan
bayangkan sebuah pernikahan
yang masing-masingnya tidak perlu khawatir yang lainnya tidak setia. karena kuat agamanya, kokoh komitmennya.
bayangkan sebuah pernikahan
yang jarak separuh bumi pun tidak akan membuat jauh apalagi terpisah. karena rindunya diwujudkan dalam bentuk menjaga. karena hatinya sudah selalu bisa ditata.
bayangkan sebuah pernikahan
yang keduanya tidak perlu khawatir akan hari yang belum datang. karena kesadaran bahwa semuanya adalah titipan. karena keyakinan bahwa rezeki selalu tepat takaran. karena keimanan bahwa bersama kesulitan ada kemudahan.
bayangkan sebuah pernikahan
yang pasangannya tidak perlu khawatir menjadi tua, diuji kesehatannya, menjadi lupa, atau tidak lagi elok rupa. karena cintanya jauh lebih dalam dari yang terlihat, jauh lebih besar dari yang memikat.
bayangkan sebuah pernikahan
yang orang-orangnya hanya khawatir akan perpisahan. khawatir bilamana kehidupan yang selanjutnya tidak mempertemukan mereka. khawatir bilamana bekal mereka belum cukup. sehingga mereka pun berupaya bersama, mencukupkan semua perbekalan.
pernikahan itu bisa saja adalah pernikahan kita.
977 notes View notes