Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Mesin Waktu Itu Bernama Memori
Saya sering pulang ke masa lalu, tapi tak ingin berlama-lama disana. Saya pulang dengan mesin waktu bernama memori. Mesin waktu ini kecepatannya tak terhingga. Sepersekian detik bisa bawa saya segera berpindah tempat. Hebatnya lagi, hati suka bergetar waktu sampai pada memori yang bikin deg-deg-an kala itu.
Sungguh saya suka terkagum-kagum sendiri. Tapi juga kadang suka merasa konyol, kalau ternyata mesin waktu ini membawa saya ke satu kejadian memalukan. Uniknya lagi mesin waktu ini suka membawa saya pulang tiba-tiba. Saya sangat suka mesin waktu ini. Ajaib!
Satu kali, mesin waktu ini membawa saya ke momen waktu kecil dulu. Entah kenapa, mesin waktu ini muncul saat saya duduk diatas sepeda motor, menuju pulang. Mesin waktu itu membawa saya, tepatnya di tahun 1995, waktu itu masih duduk di bangku kelas 3 SD. Dan saya tinggal di sebuah pulau kecil, karena orangtua dipindahtugaskan, ke Pulau Nias.
Sebagai anak baru, saya jadi incaran kejahilan anak laki-laki. Saya yang punya sindrom mimisan kalau kejedut, jadi korban teman-teman yang waktu itu sedang lasak-lasaknya di jam istirahat. Sebenarnya kejadian itu tidak sengaja, tapi mimisan parah ga bisa menghentikan ibu guru marah pada sekelompok anak-anak yang lasak.
Kebiasaan disekolah, untuk mengadili anak-anak itu pelaku dan korban ikut diberdirikan di depan kelas. Terus, ibu guru ceramah panjang lebar. Saya gak ingat ibu guru bilang apa saja. Yang saya ingat, saya menangis sesegukan waktu itu, memori itu jelas sekali. Padahal mimisannya sudah berhenti. Padahal teman-teman sudah diadili.
Saya jadi konyol sendiri, kenapa harus menangis, padahal saya tidak salah. Mungkin malu, jadi perhatian teman sekelas. Mungkin juga terharu atas nasehat ibu guru. Tapi gak cuma sekali saya nangis di sekolah. Tiap ada teman jahil saya nangis, tiap ada yang ganggu saya nangis lagi. Berasa kok cengeng sekali. Saya paling ingat betul memori ini. Kenapa selemah itu waktu itu. Ah, makin diingat makin kesel. Makin konyol, apalagi waktu teringat air mata saya tergenang di atas meja, waktu saya merunduk nangis hampir setengah jam. Konyol kali kan? Sialnya memori ini gak bisa dihentikan, mengalir saja. Juga gak bisa menghentikan itu jadi kenangan di memori teman-teman sekolah dulu. Itu memori terpanjang yang saya ingat. Ada banyak lagi memori konyol dan bodoh yang pernah saya ingat, bahkan berulang-ulang munculnya. Heran.
Ah. Begitulah mesin waktu ini berjalan. Sampai sekarang masih misteri kenapa dia tiba-tiba suka muncul. Bahkan, belakangan makin sering. Banyak sekali. Padahal ada memori yang tak ingin diingat, malah muncul. Ada memori terbaik yang dikenang, mesin waktunya tak berfungsi. Tapi saya senang bisa punya mesin waktu ini. Apalagi kalau sedang melamun bodoh. Atau sedang gundah gulana. Mesin waktu bisa seketika membuat tertawa.
*tulisan ini sedikit dikembangkan, dari topik lama* *masih ingin dikembangkan sih* *masih banyak lagi* *tapi sudah injurytime*
0 notes
Text
Obat Hati
Kamu mungkin akrab dengan judul di atas. Iya, judul lagu religi populer di bawakan Aa Gym. Mungkin dulu bagi sebagian orang, termasuk aku, lagu ini sekedar lewat di telinga. Dalam lagu, ada lima perkara yang bisa menyembuhkan kita dari penyakit hati. Salah satu penyakitnya mungkin patah hati. Sama seperti yang pernah aku alami.
Tapi malam ini, aku tak mau membahas perkara apa yang sebabkan hati ini patah, sebagian orang pernahla merasakannya. Aku bahkan berkali-kali. Dan obat hati yang benar-benar berefek sakti, adalah berkumpul dengan orang-orang baru. (Kalau dalam lagunya sih berkumpul dengan orang soleh).
Dan satu hal paling penting dalam tahap penyembuhan penyakit hati, adalah lupa sejenak pada sakit itu. Teman baru itu membuka wawasan. Atau membuka satu kesempatan. Dalam proses penyembuhan penyakit hati, kamu butuh rasa senang. Rasa senang dan nyaman ditimbulkan oleh hormon endorfin. Hormon ini bisa diperoleh dengan cara tertawa, tersenyum, olahraga, dan bersosialisasi, mengobrol tentang banyak hal, berlaku konyol atau doyan foto-foto.
Ada sensasi berbeda, tiap kali bertemu dengan orang baru. Salah satunya adalah mendalami karakter orang-orang ini. Menemukan cara mereka menatap, cara mereka bicara, aksennya- terutama teman dari daerah, hobi yang mungkin sama, atau kebiasaan apa yang mereka langsung ungkapkan saat mengajakmu bicara.
Bertemu orang baru, sama seperti kamu juga menjadi orang baru bagi orang lain. Mengenalkan diri, apa pekerjaanmu, kesukaanmu, buku yang kamu senangi, hobimu. Semuanya kamu ceritakan kembali, bahkan hal yang sudah lama sekali tidak kamu lakukan bisa kamu bahas lagi dengan orang baru. Ini jadi salah satu cara menggali diri. Pada mimpi-mimpi yang sempat terhenti, mungkin gara-gara sakit hati.
Tidak sedikit juga, teman baru yang kamu temui langsung curhat, waktu kalian mengobrol. Dan ketika mendengar ceritanya lebih menyakitkan dari penyakit hatimu. Kamu jadi bisa mengambil hikmah, kemudian bersyukur. Masalahmu tak lebih rumit dari masalah orang lain. Saya langsung teringat kata seorang sahabat, bersyukur membuat separuh masalahmu selesai, dan tinggal separuh lagi.
“Siapa cinta pertama mu?”, tanya temanku satu waktu. “Teman-teman baru yang pernah kutemui, termasuk kamu”, jawabku.
0 notes
Quote
Aku memilih meninggalkan ketimbang ditinggalkan. Mereka yang tahu, sedihnya sih sama saja.
winscratches (1Oktober2013)
2 notes
·
View notes
Photo

Sabtu sore, di desa Kaki Gunung Sorik Marapi, Madina, Sumut, Indonesia. Bersama pak Tanjung yang ramah, diteras rumahnya. Saturday afternoon, at Sorik Marapi village, Madina, NorthSumatera.
2 notes
·
View notes
Photo

Dengan latar rumah penduduk, yang masih mempertahankan rumah tradiaional beratap ijuk. Atap ijuk konon mampu bertahan lebih lama dari pada atap seng atau genteng, terhadap terpaan belerang yang dihasilkan Gunung Sorik Marapi yang masi aktif.
1 note
·
View note
Photo

amazing my world. bersyukurlah, dengan bersyukur separuh masalahmu selesai. ini topik paling mencerahkan seharian ini.
1 note
·
View note
Photo

Kalau kau tertawa, matamu mengecil. Bagaimana mungkin aku menghentikan gelak tawa mu itu. Otakmu sedang memikirkan hal-hal yang menyenangkan. Aku tau, tapi berhentilah. Tak ada harapan. Sulit sekali jika cinta harus bertepuk sebelah tangan, sedang kau tak mau terus berangan-angan. Sama aku juga.
Apa tak cukup bahagia, dengan kau melihat daun-daun di tiup angin? Apa kau tak cukup senang, menghirup udara sore bercampur aroma bedak bayi?
2 notes
·
View notes
Text
nasi goreng (part 2)
Halo, personel Nasi Goreng.
Sekarang sudah hampir 4 tahun sejak nasi goreng (part 1, 31 Juli 2010) dulu. Dulu kali, sewaktu kita berjanji bersama mengarungi deru debu kota. Janji yang tak terukir, juga yang tak tersebut dalam lisan kita.
Telah banyak yang berlaku, berlangsung. sahabat-sahabat terbaik, tulisan berjudul nasi goreng ini untuk kamu semua. Aku masih saja jatuh cinta pada tiap-tiap pertemuan kita.
Kemarin, jalan kita menemukan arahnya masing-masing. Aku kehabisan kata-kata dan sulit menuliskan kalian lagi, terlebih karena apa yang kita pilih.
Tapi setelah beberapa waktu kemarin, bertemu lagi, meski tak sesering dulu, aku jadi ingat judul nasi goreng, dan bersemangat menuliskannya, lagi. Menuliskan wajah sahabat-sahabat setelah 4 tahun kita. Iya, tak banyak berubah.
Lebih banyak berubah karena kita sudah lepas dari bangku kuliah. Masing-masing kita mengejar matahari yang kita tuju. Masing-masing kita meraba dunia. Bekerja dan menikah, sebagian teman telah melewatinya.
Kemarin, 12 April, di Sabtu malam juga. hari yang sama saat aku menuliskan nasi goreng part 1. Aku menelusur malam dengan ingatan bersama kalian. Menelusur jalan basah yang pernah kita lalui dengan berkendara sepeda motor. sekedar berkeliling, menikmati udara sehabis hujan. Juga menelusur malam yang kita habiskan bersama gorengan dan teh manis hangat. Menu sederhana favorit kita.
Aku menyusuri perbincangan kita tentang apapun, menyusuri lagu-lagu yang biasa kita dengarkan. Mengingat kembali obrolan renyah kita, soal buku, soal kampus, soal belajar mengaji, dan persoalan lain yang terkadang sepele. Tapi mampu membuat kita tertawa sepanjang hari.
Sekarang, meski sudah hampir sama sekali tak punya waktu bersama, aku sering sekali merasakan kalian hadir. Apalagi ketika mendengar lagu-lagu yang pernah dulu kita dengar. Membaca sebuah topik yang dulu pernah kita bahas. Mengingat kajian ilmu yang dulu kita diskusikan. Dan becandaan yang kadang membuatku tertawa tiba-tiba seperti orang gila. Kalian memang masih selalu menjadi cinta pertama buatku.
Dimanapun kalian semua berada sekarang, aku berdoa, selalu berdoa kita semua diberikan yang terbaik, atas apapun yang kita pilih dan jalani. Semoga kita bisa reuni lengkaaaap ya. Cherss.
1 note
·
View note
Text
"Topik"
Aku baru saja selesai mengisi couching class jurnalistik singkat di SMK IT Marinah Alhidayah, Medan-Denai. Kelas ini aku buka khusus dan sederhana. Tujuannya untuk mendukung adik-adik reporter magang di surat kabar ku. Aku engga grogi sih, karena aku tahu aku berhadapan dengan siapa. Engga seperti kemarin, cerita dua baris aja bikin aku ngos-ngosan di depan belasan orang. Cuma memperkenalkan siapa diriku. Fiuuuh. Di kelas ini, aku menerangkan singkat saja, membahas tentang tugas yang harus mereka kerjakan. Pola gaya tulis yang singkat, cara mengirim foto dan teks. Juga memilih tema atau topik utama yang ingin mereka tulis, ini yang terpenting. Soal memilih tema, aku punya pengalaman erat soal ini. Tugas ku di surat kabar kan harus memilih tema-tema yang pas. Kebetulan tema pertama kali yang harus aku kerjakan tentang kesehatan. Topik ini mengharuskanku terus mencari topik yang belum pernah dibahas. Jadilah aku banyak bertemu dengan orang kesehatan, ahli gizi, dokter dan rumah sakit. Aku juga jadi harus rajin membaca topik-topik seputar kesehatan, aku yang rajin ke toko buku bekas, memilih mencari majalah bekas seputar kesehatan. Banyak topik menarik yang bisa aku ulas kembali. Tinggal aku tanyakan ke dokter saja, untuk menguatkan pernyataan-pernyataan yang akan aku tulis. Waktu itu gak begitu kesulitan, internet juga mulai lancar jaya. Yang paling keren, aku bisa mengangkat sejumlah nama dokter ke surat kabar tempat ku bekerja. Mulai dari psikolog, dokter gigi, dokter tht, dokter mata, kandungan, psikiater, ahli gizi, dokter saraf, dikter tulang, dokter kecantikan...ahhh menarik lah. So, soal topik yang aku jelaskan ke dua adik reporter tamu Miftah dan Laras, mereka gak harus memikirkan topik di luar sekolah mereka, luar ruang lingkup mereka. Aku sarankan bagaimana mereka bisa menuliskan satu tentang ilmu pelajaran, yang sudah dipelajari dan bagaimana penerapannya sehari-hari. Apalagi mereka anak SMK IT, teknologi mana sih yang ga diterapin dikeseharian kita saat ini. Ini seperti menulis artikel ilmiah. Aku sudah lupa, pernah atau tidak menulis artikel seperti ini. Aku selalu tertarik dengan artikel ilmiah, kesannya menarik, dan gak kaku seperti gaya menulis tugas makalah di bangku kuliah. Gak cuma buat Miftah dan Laras, aku juga mau belajar lagi apapun topik yang menarik disekitar ku. Ini upayaku untuk terus belajar menulis. ~~~ Kamis, 09April2015
0 notes
Link
Ruang kerjanya sederhana, banyak poster-poster musisi besar dipajang. Beberapa piagam penghargaan juga terlihat dipajang rapi dengan bingkai. Obrolan pagi itu Ia mulai dengan cerita masa kejayaan dimana musik rock sangat asik dan ngetren. Ada grup band Duo Kribo yang jadi kiblatnya bermusik.
0 notes
Link
Saya sudah kenal lama dengan pria ini. Saya biasa memanggilnya Pak Tua. Pria ramah ini adalah tetangga saya. Melaluinya saya banyak mengenal buku-buku terjemahan. Juga mengenal sekolah bagus di Medan. Bahkan dulu, hingga larut malam saat punya PR yang banyak, saya lari kerumahnya. Waktu itu belajar fisika, saya belajar dengan Istrinya, yang juga seorang guru fisika. Oiya, sempat beberapa kali saya belajar bermain gitar dengannya. Sulit memintanya untuk bisa diwawancarai. Tapi pagi itu saya berkesempatan belajar lewat perjalanan kami menuju kantornya. Tidak hanya soal profesi, tapi juga banyak hal lain seperti belajar bahasa Inggris lewat mendengar radio.
0 notes
Link
Siang itu saya berjanji bertemu dengan seorang anak muda berbakat, Widopo Hanly namanya. Lewat pesan singkat kami berjanji bertemu di salah satu gedung perkuliahan di Politeknik Negeri Medan. Saya mendengar kabar, ia baru saja pulang dari Afrika Selatan, mengikuti seminar internasional One Young World 2013. Tak sulit menemui Wido, sapaan akrabnya. Tepat berada di tengah-tengah gedung perkuliahan, ia sedang duduk santai sambil berdiskusi dengan teman-temannya.
0 notes
Link
0 notes
Link
Memiliki ketertarikan berpetualang dengan sepeda motor merupakan hal yang tak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Muhammad Zuhairi. Baginya hobi ini sudah menjadi bagian dari jiwanya, yang muncul dan mendarah daging. Bahkan tak jarang, hobinya ini menambah keuntungan di bisnis yang ia jalani, juga menambah ikatan persaudaraan oleh sesama bikers yang pernah ia temui. Presiden Yamaha Exclusive Club ini menuturkan kepada MedanBisnis bagaimana kenikmatan yang ia rasakan menjadi seorang bikers.
0 notes
Link
Akademi berbagi merupakan gerakan sosial (social movement), yang bermula di Jakarta, dan digerakkan oleh seorang pegiat sosial, Ainun Chonsum. Akademi berbagi adalah gerakan sosial yang banyak pergerakannya didukung oleh social media yang sedang banyak digemari kaum muda sekarang, salah satunya social media Twitter. Berbagi ilmu dan pengetahuan tentang sebuah topik menjadi agenda rutin yang dilakukan gerakan sosial ini.
0 notes
Link
Kerap bersinggungan dengan permasalahan dunia psikologi, lantas tak membuat Irna Minauli aman tanpa terpaan masalah dalam kehidupan pribadi dan keluarganya. Justru, permasalahan yang datang dari dalam dirinya memberikan pengalaman yang kaya sebagai seorang psikolog. Dunia psikologi menjadi begitu menarik baginya. Bahkan, hingga sekarang tak pupus niat Irna untuk terus mendalami pengetahuannya. Sosok wanita lemah lembut ini pun dikenal sebagai pribadi yang aktif dalam beragam aktivitas.
0 notes
Link
Banyak orang Indonesia mendengarkan musik dari Barat, membeli pakaian dari Barat menjadi keresahan Sandra Niessen. Seorang antropolog asal Kanada, peneliti kain ulos Batak. Ia mengakui bahwa pengaruh Barat memang terasa di Indonesia. Kondisi ekonomi memang menjadi kendalanya. Dan ini juga merupakan masalah di banyak negara. Saya resah, kalau anak-anak di masa depan akan begitu jauh dari budaya asli mereka. Bisa kehilangan identitas, mereka tidak akan kuat jika tidak memiliki identitas.
0 notes