youshouldopenthis
198 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
Link
Selamat menikmati yg sebenarnya tidak terlalu nikmat.
2 notes
·
View notes
Audio
(Fenny J. Inggriani)
0 notes
Audio
(Fenny J. Inggriani)
0 notes
Audio
(Fenny J. Inggriani)
0 notes
Text
solusi = ikhtiar & doa maksimal + menyerah total
masalah datang bertubi-tubi. satu, dua, tiga, empat… sebelas, dua belas, tiga belas…
semakin kita berjuang keras & berdoa tanpa henti untuk selesaikan masalah, rasanya kok yang terjadi malah semakin kusut dan rumit?
sampai pada suatu titik, kita hanya bisa menyerah total kepada Allah. diam, mundur perlahan, dan mengakui bahwa kita lemah.
lalu Allah selesaikan semuanya. tiba-tiba.
satu demi satu semua terurai. menghilang.
–
ternyata Allah hanya ingin kita berdoa lebih banyak, beristighfar lebih banyak, bertaubat, berserah diri total, dan mendekat pada-Nya tanpa jarak.
istighfar-istighfar kita menghapus dosa, doa-doa kita menundukkan hati, masalah-masalah yang datang semakin mengokohkan kita.
dan tersadar, semua kepahitan yang datang dan sudah tertelan, ternyata untuk kebaikan diri kita sendiri. kebaikan di dunia, kebaikan di akhirat.
“segala puji bagi Allah, Rabb (pencipta, pemelihara, penguasa, pemilik, pemberi nikmat, pengatur) semesta alam”
Depok, 18 Juli 2019 - 06.11am
2K notes
·
View notes
Photo

Mengisi sisa-sisa.
1 note
·
View note
Text
Happy. Sleepy. Hungry.

#doodle#doodlings#drawing#doodlies#art#doodleaday#doodleart#i spent way too much time on this#doodling#what a cutie#doodle artwork#doodleoftheday#lovelife
1 note
·
View note
Text


Hari ini foto random aja. Thx keladi hias punya nenek.
3 notes
·
View notes
Text
30-12-17

4 notes
·
View notes
Text
Tentang Jodoh
Pernah kebayang gak, bahwa siapa jodohmu, apa pekerjaannya, dan bagaimana kebiasaannya, akan sangat mempengaruhi cerita dalam hidupmu kelak?
7 hari seminggu, 24 jam sehari. Bangun tidurnya, mandinya, sarapannya, bekerjanya, pulangnya, istirahatnya, pekerjaan malamnya, bacaannya, tontonannya, hiburannya, tempat nongkrongnya, dan olahraganya. Semuanya akan menjadi cerita dalam hidupmu.
Apakah dia seorang penulis, wartawan, arsitek, staff ahli anggota dewan, pegawai kantor pajak, tukang nasi goreng pinggir jalan, atau PNS kelurahan, kalian akan saling menyumbang cerita.
Kebiasaannya akan mengisi hari-harimu. Keteledorannya, kesiagaannya, kelucuannya, bahkan kebodohannya akan menjadi urusanmu. Yang barangkali bisa kamu tertawai, omeli, atau tak kamu pedulikan.
Saat kamu memutuskan untuk memiliki dan dimiliki seseorang, ada akibat atau konsekuensi yang harus kamu hadapi. Jika pekerjaannya begini, maka hidupmu akan begitu. Jika kebiasaannya seperti ini, maka hari-harimu akan seperti itu. Sudahkah kamu yakinkan dirimu? Ataukah terbersit secuil keraguan, jangan-jangan bukan dia?
Memang, kadang selektif menjadi dilematis. Terlebih usia tampaknya sulit diajak kompromi. Di saat seperti ini, kita perlu menilik kembali. Siapa yang kita cari, seseorang yang sempurna, ataukah yang mampu sama-sama?
Pada akhirnya, pencarianmu akan bermuara bukan kepada kesempurnaan melainkan penerimaan. Karena tak akan ada orang yang sempurna untuk dipilih, namun selalu ada orang yang layak untuk diterima.
Jika sudah ada penerimaan, maka sisanya adalah keberanian.
— Taufik Aulia
4K notes
·
View notes
Text
Khawatirmu Tentang Masa Depan
@edgarhamas
Jujur saja, sebenarnya apa hal yang lebih membuatmu khawatir dibanding ketakutanmu pada masa depan?
Itulah yang membuat manusia yang kamu lihat —dan barangkali kita sendiri— belajar mati-matian demi ijazah, katanya agar di ‘hari depan’ diterima di universitas ternama. Sibuk kuliah dan ingin cepat lulus, demi ‘masa depan’ yang cerah di perusahaan besar. Kerja lembur bagai kuda dengan misi menciptakan ‘masa depan’ karir yang gemilang.
Kekhawatiran kita akan masa depan itu seperti kita berlari mengejar bayang-bayang kita sendiri. Tak pernah berakhir, dan selalu membuat hati gelisah. Menghidupkan hari ini demi esok hari. Sebuah cara hidup paling menyiksa yang pernah ada. Dibayang-bayangi esok akan jadi apa dan akan makan apa. Cara pandang seperti itulah yang melahirkan hamba dunia.
Untungnya, kita punya iman. Dengan iman, kita seperti punya obor yang menuntun kita menyusuri hari-hari ke depan yang gelap temaram. Iman membuat kita tahu bahwa selalu ada jalan bagi mereka yang yakin bahwa segala sesuatu —rizki, cinta dan pencapaian hidup— ada di tangan Allah. Maka mereka tenang, namun tak juga berpaku tangan. Mereka tenteram, tapi justru berkarya makin melesat!
Perkara rezeki dan karunia di esok hari, Allah bilang padamu dengan terang, “Kamilah yang membagi-bagi penghidupan mereka dalam kehidupan dunia” (Az Zukhruf 32) Semua sudah ada jatahnya, sudah ada pembagian seadil-adilnya.
Allah tak pinta kita untuk sibuk menghabiskan waktu demi karir. Justru Allah ingin karir kita hidup untuk menyelamatkan waktu kita yang sempit ini; menghidupkannya menjadi ibadah yang bernilai berat di timbangan akhirat.
Bahkan sejatinya, kerja kita, belajar kita, kegiatan kita, koneksi yang kita bangun, relasi yang kita kumpulkan; hakikatnya bukan untuk mencari penghidupan, tapi untuk bersyukur pada Allah. Unik kan? Kerja bukan demi rezeki, tapi sebagai tanda syukur.
Tapi memang begitulah aslinya. Dan itulah yang Allah ajarkan pada Nabi Daud dan keluarganya, “Bekerjalah wahai keluarga Dawud untuk bersyukur kepada Allah. Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur.” (Saba’ 13)
Dan kamu pasti tahu, keluarga Nabi Daud justru menjadi keluarga paling kaya sepanjang sejarah manusia. Ia menjadi raja dan anaknya menjadi raja. Bukan sembarang raja.
Yang kamu khawatirkan tentang masa depanmu, sudah Allah cover.
Bersyukurlah dengan menjalani hidup yang bermanfaat bagi dakwah dan umat, itulah cara kita mencover waktu menjadi bulir-bulir pahala yang berat di timbangan amal.
3K notes
·
View notes
Text
Dulu, saat masih punya waktu luang berlebih.

1 note
·
View note
Note
gambarnya bagus" kak request gambar bunga anggrek dong kak hehe
Tapi gak sebagus gambarmu mas :'
3 notes
·
View notes