yugomugi-blog
11 posts
Optimistic Socially, Pessimistic Personally.
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Kepribadian dalam Psikologi
Kepribadian merupakan ciri dari watak seorang individu yang konsisten, yang memberikan kepadanya suatu identitas sebagai individu yang khusus, yang dimaksudkan adalah bahwa orang tersebut mempunyai beberapa ciri watak yang diperlihatkan secara lahir, konsisten dan konskuen dalam tingkah lakunya sehingga tampak bahwa individu tersebut memiliki identitas khusus yang berada dari individu – individu. ( Koetjaraningrat, 1985:102).
Kepribadian manusia dipengaruhi oleh faktor turunan dan faktor lingkungan. Faktor turunan merupakan faktor dari dalam manusia yang seringkali dikaitkan dengan bentukan dari Tuhan atau turunan. Faktor lingkungan banyak berbicara soal hal-hal yang terjadi di luar saat orang itu hidup, bagaimana orang-orang di dekat kita, kondisi kita, tuntutan kita akan membentuk kepribadian kita. Dan faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian antara lain:
1. Faktor Biologis Faktor biologis merupakan faktor yang berhubungan dengan keadaan jasmani, atau seringkali pula disebut faktor fisiologis seperti keadaan genetik, pencernaan, pernafasaan, peredaran darah, kelenjar-kelenjar, saraf, tinggi badan, berat badan, dan sebagainya.
2. Faktor Sosial Faktor sosial yang dimaksud di sini adalah masyarakat ; yakni manusia-manusia lain disekitar individu yang bersangkutan. Termasuk juga kedalam faktor sosial adalah tradisi-tradisi, adat istiadat, peraturan-peraturan, bahasa, dan sebagainya yang berlaku dimasyarakat itu.
3. Faktor Kebudayaan Perkembangan dan pembentukan kepribadian pada diri masing-masing orang tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan masyarakat di mana seseorang itu dibesarkan.
Untuk memudahkan manusia dalam menentukan kepribadian, para ahli psikologi banyak melakukan penggolongan kepribadian. Hal ini digunakan agar kepribadian manusia yang beragam dapat digolongkan menjadi suatu kepribadian yang dapat dimodelkan. Penggolongan ini tidak sepenuhnya benar karena manusia memiliki kepribadian yang unik satu sama lain. Oleh sebab itu penggolongan kepribadian manusia merupakan penelitian yang terus dipelajari dan berubah-ubah sampai saat ini.
Teori Galen berpendapat bahwa terdapat perbedaan kepribadian berdasarkan proporsi banyaknya cairan tubuh, Galen membaginya menjadi:
Sanguinis atau yang biasa digambarkan dengan istilah populer berbicara soal kepribadian yang senang diperhatikan. Tipe ini senang diperhatikan sehingga orang dengan tipe ini suka untuk tampil di dalam kelompok dan menjadi pusat perhatian. Biasanya sanguinis merupakan pribadi yang cerewet dan senang untuk bercerita.
Phlegmatis atau yang biasa digambarkan dengan istilah cinta damai berbicara soal kepribadian yang senang damai. Karena suka dengan kondisi yang damai, tipe ini biasanya suka dengan kondisi netral, mudah mengikuti pendapat seseorang. Kepribadian ini biasanya tidak terlalu menjadi pusat perhatian dalam kelompok, namun jika ada konflik dalam suatu kelompok, phlegmatis akan berperan penting untuk menciptakan kedamaian dalam kelompok tersebut.
Koleris atau yang biasa digambarkan dengan istilah si kuat berbicara soal kepribadian yang senang memimpin atau mengatur. Karena senang memimpin ataupun mengatur, kepribadian ini sering terlihat sebagai pemimpin dalam kelompoknya. Sifat yang bossy pada Koleris membuat kepribadian ini biasanya menjadi salah satu penentu keputusan dalam sebuah kelompok meskipun kepribadian ini bukan merupakan pemimpin secara posisi dalam kelompok.
Melankolis atau yang biasa digambarkan dengan istilah sempurna berbicara soal kepribadian yang perfeksionis. Karena berusaha mencapai kondisi yang sempurna, Melankolis merupakan tipe yang senang berpikir. Melankolis akan berpikir dan mencermati segala sesuatu agar kondisi yang dicapai adalah kondisi yang perfect. Dalam kelompok, melankolis merupakan tipe yang mengeluarkan pendapat dengan berbagai pertimbangan yang membuat kelompok dapat menentukan keputusan dengan tepat.
William Moulton Marston merupakan orang yang mengemukakan teori DISC (Dominance, Influence, Steadiness dan Compliance). Ia membedakan kepribadian orang dalam empat jenis, yaitu: Dominance, memiliki sifat yang dominan. Orang dengan tipe ini memiliki sifat yang tegas, susah untuk merubah pendapat. Orang dengan tipe ini memiliki ketakutan terbesar yaitu takut dimanfaatkan orang lain.
Influence, memiliki sifat yang bersifat mempengaruhi. Karena sifatnya yang senang mempengaruhi, orang dengan tipe ini memiliki sifat yang persuasif, senang mempengaruhi orang lain. Orang dengan tipe ini memiliki ketakutan terbesar yaitu penolakan.
Steadiness, memiliki sifat yang stabil. Karena sifatnya yang stabil, orang dengan tipe ini memiliki sifat yang tenang, merupakan pendengar yang baik dan tidak suka dengan perubahan. Orang dengan tipe ini memiliki ketakutan terbesar yaitu kehilangan rasa aman.
Compliance, memiliki sifat yang cermat. Karena sifatnya yang cermat, orang dengan tipe ini memiliki sifat yang analitis, berhati-hati serta standard kerja yang tinggi. Orang dengan tipe ini memiliki ketakutan terbesar yaitu kritik.
Teori Galen dan Teori DISC memiliki prinsip yang hampir sama dalam menentukan kepribadian. Dalam kedua teori ini, setiap orang memiliki satu atau dua kepribadian yang dianggap merupakan kepribadiannya.
0 notes
Text
MOTIVASI DAN EMOSI
Motif dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang mendorong untuk berbuat sesuatu. Motif memberi tujuan dan arah kepada perilaku manusia. Motif tidak dapat diamati secara langsung tetapi motif dapat diketahui atau terinferensi dari perilaku yaitu apa yang dikatakan dan apa yang diperbuat seseorang.
Hal-hal yang dapat mempengaruhi motif seseorang disebut motivasi. Motivasi merupakan faktor-faktor yang mengarahkan dan memberi energi pada perilaku individu atau organisme yang mendorong perilaku kearah tercapainya suatu tujuan. Contohnya, ketika mendengar teman kita cemas mengenai ujian psikologi akan menjadi isyarat eksternal yang menstimulasi motifnya untuk sukses.
Sumber-Sumber yang mempengaruhi Motivasi yaitu:
Intrinsik. Sumber motivasi instrinsik adalah suatu perilaku dikategorikan didasari motivasi bila perilaku tersebut berhubungan dengan fungsi perilaku tersebut. Contoh: kita makan karena merasa lapar.
Ektrinsik. Sumber motivasi ekstrinsik adalah bila dari perilaku tersebut tidak berhubungan langsung dengan perilaku tadi. Contoh: kita makan karena menghargai tawaran teman, meskipun kenyataannya kita sedang tidak lapar.
Motivasi mempunyai beberapa fungsi, diantaranya:
a. Sebagai dorongan atau kekuatan oleh individu untuk melakukan sesuatu
b. Sebagai suatu respon yang dipelajari.
c. Sebagai energi
d. Sebagai perantara pada organisme atau manusia untuk manusia itu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Terdapat beberapa teori mengenai motif dimana teori ini memberi penjelasan tentang seberapa jauh peran dan stimulus internal dan eksternal. Teori-teori tersebut yaitu:
Teori insting (instict theory) = naluri. Seseorang tidak memilih tujuan dan perbuatan tetapi dikuasai oleh kekuatan-kekuatan bawaan yang menentukan tujuan dan perbuatan yang akan dilakukan.
Teori dorongan (drive theory). Teori ini bertitik tolak pada pandangan bahwa organisme itu mempunyai dorongan-dorongan yang berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan organisme yang mendorong organisme berperilaku. Bila organisme mempunyai kebutuhan dan ingin memenuhi kebutuhannya maka akan terjadi ketegangan dalam diri organisme itu. Bila organisme berperilaku dan dapat memenuhi kebutuhannya maka kan terjadi pengurangan dari doronag tersebut.
Teori kognitif. Seseorang harus memilih perilaku mana yang mesti dilakukan yang akan membawa manfaat sebesar-besarnya bagi dirinya. Kemampuan memilih berarti factor berpikir berperan dalam menentukannya pilihannya. Kemampuan berpikir seseorang dapat melihat apa yang diharapkan pada waktu sekarang dan melihat ke depan apa yang akan terjadi dalam seseorang bertindak.
Emosi adalah perasaan-perasaan yang pada umumnya terdiri dari unsur kognitif dan fisiologis dalam diri individu yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau bertingkahlaku. Emosi juga merupakan suatu reaksi penilaian antara positif dan negative yang komplek dari system saraf seseorang karena diawali dari rangsangan baik dari luar (benda, manusia, situasi dan cuaca) ataupun dari dalam diri (tekanan darah, kadar gula, lapar, ngantuk, dll).
Kesenangan, kegembiraan, kesedihan, cinta, benci, marah, takut, kecemasan (ansietas), putus asa merupakan beberapa macam emosi baik yang positif maupun yang negative. Setiap individu secara aktif mencari perasaan emosional yang positif dan berusaha menolak perasaan yang negative. Emosi terjadi pada saat sesuatu yang tidak diharapkan atau mendapat suatu rintangan di dalam mencapai suatu tujuan.
Emosi mempunyai banyak sisi negatif apabila kita tidak dapat mengendalikannya, Namun emosi juga mempunyai fungsi yang baik untuk kehidupan kita, diantarannya adalah: a. Sebagai pembangkit energy, tanapa emosi tidak sdar atau sama dengan orang yang mati karena hidup artinya merasai, mengalami, bereaksi dan bertindak.
b. Sebagai pembawa informasi yaitu keadaan diri sendiri dapat diketahui melalui emosi, contoh ketika bahagia berati mendapat sesuatu yang disenangi dan begitu pula sebaliknya.
c. Sebagai komunikasi contohnya seorang pembicara yang menyertakaan seluruh emosinya dalam berpidato dirasa lebih hidup, lebih dinamis dan dianggap lebih menyakinkan.
Terdapat dua teori tentang terjadinya emosi, yaitu nativistik atau bawaan dan empiric atau hasil belajar. Teori emosi nativistik menurut Rene Descartes (1596), yaitu manusia sejak lahir memiliki enam emosi dasar, yaitu: cinta, kegembiraan, keinginan, benci, sedih dan kagum. Salah satu dasar yang melandasi teori nativistik adalah ekspresi emosi pada dasarnya sama dengan hewan dan manusia, anak kecil maupun orang dewasa. Teori emosi empiris menggutamakan hubungan jiwa yang berpusat diotak, dengan rangsangan dari luar melalui jaringan syaraf tubuh pada manusia. Yaitu dari indra ke pusat, dan diolah dipusat dan kembali ke tepi ( motorik/kelenjar-kelenjar) dalam bentuk reaksi tubuh.
Kita mungkin tidak menyadari dorongan, motif atau motivasi kita dalam suatu saat. Namun demikian adalah nyata bahwa hal-hal tersebut mempengaruhi emosi kita. Mengapa emosi cinta muncul pada lawan jenis yang menarik? Tidak lain karena kita memiliki dorongan seksual terhadap lawan jenis. Kadang kita kurang menyadari hal itu. Adapun yang kita sadari hanyalah kita rindu ingin bertemu.
Emosi merupakan motivator utama manusia dalam menjalani hidup. Manusia selalu berupaya memaksimalkan emosi-emosi yang menyenangkan dan meminimalkan emosi-emosi yang tidak menyenangkan. Hampir semua kegiatan yang dilakukan manusia dalam rangka itu. Meskipun tentu saja tidak selalu berhasil. Namun pasti, itulah yang dilakukan semua orang. Orang bekerja adalah dalam rangka mendapatkan emosi yang lebih menyenangkan. Orang berharap lebih bahagia jika berhasil melakukannya.
0 notes
Text
KORELASI MOTIVASI DAN EMOSI DENGAN PRESTASI BELAJAR
Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan antusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya.
Motivasi berfungsi menimbulkan, mendasari dan mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan, sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya. Seorang yang besar motivasinya akan giat berusaha, tampak gigih, tidak mau menyerah dan giat membaca buku-buku untuk meningkatkan prestasinya. Sebaliknya mereka yang motivasinya lemah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatianya tidak tertuju pada pelajaran, suka menggangu kelas dan sering meninggalkan pelajaran. Akibatnya mereka banyak mengalami kesulitan belajar.
Dalam proses belajar mengajar, motivasi merupakan salah satu faktor yang diduga besar pengaruhnya terhadap hasil belajar. Siswa yang motivasinya tinggi diduga akan memperoleh hasil belajar yang baik. Pentingnya motivasi belajar siswa terbentuk antara lain agar terjadi perubahan belajar ke arah yang lebih positif. Seseorang yang termotivasi dengan baik dalam belajar dapat melakukan kegiatan lebih banyak dan lebih cepat, dibandingkan dengan orang lain yang kurang termotivasi dalam belajar. Prestasi yang diraih akan lebih baik apabila mempunyai motivasi yang tinggi.
Dalam belajar tidak hanya menyangkut segi motivasi tetapi juga menyangkut segi kesehatan mental dan emosi. Hubungan kesehatan mental dan emosi dengan belajar adalah timbal balik. Kesehatan mental dan ketenangan emosi akan menimbulkan hasil belajar yang baik demikian juga belajar yang selalu sukses akan membawa harga diri seseorang. Bila harga diri tumbuh akan merupakan faktor adanya kesehatan mental. Individu di dalam hidupnya selalu mempunyai kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan, seperti: memperoleh penghargaan, dapat kepercayaan, rasa aman, rasa kemesraan, dan lain-lain. Apabila kebutuhan itu tidak terpenuhi akan membawa masalah-masalah emosional dan akan menimbulkan kesulitan belajar.
Kesehatan mental yang menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar erat kaitannya dengan religiusitas. Terdapat hubungan antara kesehatan mental dan agama. Hubungan antara kejiwaan dan agama dalam kaitannya dengan hubungan antara agama sebagai keyakinan dan kesehatan jiwa terletak pada sikap penyerahan diri seseorang terhadap suatu kekuasaan Yang Maha Tinggi. Sikap pasrah yang serupa itu diduga akan memberi sikap optimis pada diri seseorang sehingga muncul perasaan positif seperti rasa bahagia, rasa senang, puas, sukses, merasa dicintai atau rasa aman (Jalaluddin, 2002).
0 notes
Text
Logika Silogisme dan Fallacia
Menurut Sudarsono (2008), berpikir atau bernalar merupakan bentuk kegiatan akal/ratio manusia, dengan mana pengetahuan yang kita terima melalui panca indera diolah dan ditujukan untuk mencapai suatu kebenaran. Di dalam aktivitas berpikir itulah ditunjukkan dalam logika wawasan berpikir yang tepat atau ketepatan pemikiran/kebenaran berpikir yang sesuai dengan penggarisan logika yang disebut berpikir logis.
Cara berfikir secara logis sendiri terbagi dua, yaitu : induktif dan deduktif. Induktif merupakan suatu cara berfikir dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual. Sedangkan deduktif adalah suatu cara berfikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif ini menggunakan pola berpikir yang disebut silogisme.
Silogisme adalah proses berpikir yang bertolak dari satu atau lebih premis, yakni pernyataan-pernyataan yang mendahului kemudian ditarik suatu kesimpulan menurut prinsip-prinisip logis, perlawanan dan pendasaran yang mencukupi. Silogisme merupakan jenis deduksi yang banyak digunakan jika seseorang menyusun suatu argumentasi. Atau secara singkat, Silogisme merupakan suatu simpulan dimana dari dua putusan (premis-premis) disimpulkan suatu putusan yang baru. Contohnya: - Semua anak kelas XI suka pelajaran Fisika (Mayor) - Aan Pengkor anak kelas XI (Minor) - Jadi, Aan Pengkor suka pelajaran Fisika (Simpulan) Namun, dalam Silogisme terdapat pula hal yang merupakan kesalahan dalam logika, bukan fakta tapi kesalahan atas kesimpulan karena penalaran tidak sehat. Hal tersebut disebut dengan "FALLACIA".
Pada suatu argumentasi perlu berhati-hati dalam menggunakan penalaran pada silogisme. Karena jika tidak, maka bisa memunculkan kesalahan ketika menarik kesimpulan. Merumuskan suatu premis harus cermat supaya tidak terjadi kesalahan dalam penarikan kesimpulan. Contohnya seperti: -Rudi Koreng diterima sebagai mahasiswa UGM. -Rudi Koreng remaja yang taat beribadah. -Remaja yang taat beribadah diterima sebagai mahasiswa UGM. (?) (semua premis termasuk premis khusus sehingga tidak bisa ditarik kesimpulan)
Dalam premis khusus, A tidak menjadi predikat. C tidak dihubungkan dengan A, melainkan dengan B. Jadi, baik premis umum maupun premis khusus dihubungkan dengan B. Silogisme yang demikian menghasilkan kesimpulan yang tidak dipercaya atau diragukan. Contoh: -Semua anggota OSIS SMA Suka-Suka adalah siswa yang pandai. -Siti Parises adalah siswa yang pandai. -Siti Parises adalah anggota OSIS SMA Suka-Suka. (?)
Nah jika kita melihat pada media di Indonesia, saat sering terjadinya kecelakaan pesawat terbang, tidak jarang bahkan banyak sekali bermunculan Analogi palsu, yaitu suatu bentuk perbandingan yang mencoba membuat suatu idea terlihat benar dengan cara membandingkannya dengan idea lain yang sesungguhnya tidak mempunyai hubungan dengan idea yang pertama tadi. Contohnya : Saya heran mengapa orang takut bepergian dengan naik pesawat terbang karena sering terjadi kecelakaan yang tidak sedikit meminta korban. Bila demikian sebaiknya orang jangan tidur di tempat tidur karena hampir semua orang menemui ajalnya di tempat tidur.
Dari beberapa contoh diatas, dapat kita lihat bahwa kesalahan tersebut biasa terjadi karena Kesesatan Diksi, yang mana bahasa yang kita gunakan tidak cukup menjelaskan apa yang kita pikirkan. Kalimat-kalimat menjadi rancu dan menyesatkan. Ini bisa memperlemah argumentasi. Akibatnya, kita mudah dipatahkan, bahkan dianggap keliru oleh orang lain.
�
0 notes
Text
Memori Dalam Psikologi
Pernahkah kalian berpikir tentang bagaimana diri kita dapat mengingat beberapa kejadian yang pernah dialami sewaktu dulu? Padahal beberapa kejadian tersebut kita alami sewaktu masih kecil dan mengapa hingga saat ini kita dapat mengingatnya? Hal tersebut dapat terjadi karena manusia memiliki Memori. Memori adalah keberadaan tentang pengalaman masa lampau yang hidup kembali, catatan yang berisi penjelasan, alat yang dapat menyimpan dan merekam informasi. Ilmu psikologi mendefenisikan memori sebagai sebuah proses pengkodean, penyimpanan dan pemanggilan kembali informasi oleh manusia dan organisme lainnya. Pengkodean berkaitan dengan persepsi awal dan pengenalan. Terdapat 3 unsur dalam perbuatan ingatan yaitu : menerima kesan-kesan, menyimpan dan mereproduksikan. Dengan adanya kemampuan untuk mengingat pada manusia ini berarti ada suatu indikasi bahwa manusia mampu untuk menyimpan dan menimbulkan kembali dari sesuatu yang pernah dialami. Memori sendiri memiliki tiga sistem memori yang berbeda, yaitu memori sensorik, memori jangka pendek (Short-Term Memory), memori jangka panjang (Long-Term Memory). Memori Sensoris berkaitan dengan penyimpanan informasi sementara yang dibawa oleh pancaindera kita. Proses memori sensoris dapat dikatakan sebagai proses penyimpanan melalui jalur syaraf-syaraf sensoris yang berlangsung dalam jangka waktu yang sangat pendek, misalnya pada saat mata kita melihat sesuatu, atau telinga kita mendengar sesuatu, informasi dari indera-indera itu akan diubah dalam bentuk impuls-impuls neutral dan dihantarkan ke bagian-bagian tertentu dari otak. Memori Jangka Pendek (Short Term Memory) atau working memory adalah suatu proses penyimpanan memori sementara, artinya informasi yang disimpan hanya dipertahankan selama memori tersebut masih dibutuhkan. Mula-mula akan berlangsung proses encoding seperti memori sensoris tetapi informasi yang telah diterima oleh otak kemudian terjadi suatu proses yang mengatur laju dan mengalirnya informasi. Memori Jangka Panjang (Long Term Memory) merupakan suatu proses penyimpanan informasi yang relatif permanen. Memori jangka panjang inilah yang membuat kita dapat mengingat kejadian yang pernah kita alami sewaktu dulu dan hingga saat ini ingatan tersebut masih dapat melekat dipikiran kita. Namun dibalik memori yang saat ini kita bahas saat ini, terdapat pula suatu gejala dimana informasi yang telah disimpan tidak dapat diketemukan kembali untuk digunakan baik di sengaja maupun tidak dan gejala tersebut sering kita sebut dengan "LUPA". Disamping itu, terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi atau membuat kita lupa, yaitu : 1. aktivitas yang terlalu padat 2. kejenuhan 3. umur yang sudah tua 4. menonton film porno 5. sering menunda-nunda sesuatu 6. otak yang sudah lelah Oleh sebab itu, kita seharusnya menghindari hal-hal apa saja yang dapat membuat kita lupa sehingga kita dapat menjaga segala ingatan tentang suatu peristiwa. Karena hanya dengan memorilah (khususnya Long Term Memory) kita dapat mengenang suatu peristiwa di hidup kita.
0 notes
Text
Komunikasi itu berbahaya (persektif lain dari komunikasi)
Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari komunikator ke komunikan. Dalam berkomunikasi, pesan yang disampaikan tidaklah selalu positif, layaknya permukaan bulan yang terdapat sisi gelapnya, pesanpun ada pula yang berisikan hal negatif. Komunikasi negatif adalah komunikasi yang bersifat menyudutkan, otoriter dan mengedepankan pendekatan kekuatan/kekerasan, bersifat instruksi, dsb.
Ada sebuah istilah dalam komunikasi negatif tentang Kecerdasan emosional yang disebut Killer Statement. Apa itu killer statement? Gampangnya, killer statement itu adalah segala bentuk pernyataan kita yang kita keluarkan, sadar maupun tidak, tetapi melukai dan mampu merusak mental maupun semangat orang lain. Killer statement ini tanpa sadar kita dengar setiap hari atau barangkali tanpa sadar kita keluarkan dengan maksud bercanda, memotivasi, tapi sebenarnya justru malah merusak. Nah, kalimat-kalimat perusak jiwa yang menghasilkan perasaan yang negatif pada diri seseorang itulah yang seringkali kita sebut killer statement yang merupakan bagian dari komunikasi negatif.
Killer statement ini menunjukkan bahwa komunikasi bisa membunuh potensi, kemampuan maupun reputasi baik seseorang.
Dalam video yang akan saya buat nanti, saya akan menjelaskan proses terjadinya komunikasi negatif dan dampak yang terjadi kepada seseorang yang terkena hal tersebut.
0 notes
Text
Indomie dan Korelasinya Dengan Teori Belajar.

Anda dan seluruh rakyat Indonesia pastinya sudah tidak asing lagi kan dengan logo di atas? Biasanya yang terlintas di pikiran masing-masing orang ketika mengingat/melihat logo tersebut adalah "Jadi laper nih ", "ini menu favorite bagi anak kos-kosan", dan lainnya. Tidak heran jika setiap orang di Indonesia tau akan kelezatan "INDOMIE" tersebut. Karena Indomie merupakan makanan instant asli Indonesia.
Apakah pernah terpikirkan oleh anda, bagaimana sejarahnya makanan instan yang lezat asli Indonesia tersebut?
Ketika mie instan pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat Indonesia di tahun 1969, banyak yang meragukan bahwa mie instan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pangan pokok. Akan tetapi, karena mie instan sendiri harganya terjangkau, mudah disajikan dan awet, Indomie berkembang pesat seiring dengan diterimanya mie instan di Indonesia.
Indomie merupakan salah satu merek produk mie asli buatan Indonesia yang berasal dari kata Indo (Indonesia) dan Mie (mie instan). Indomie diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Produk paling sukses dari perusahaan milik Sudono Salim (Liem Sioe Liong) ini mulai diluncurkan ke pasar sejak tahun 1970, dan produk Indomie yang pertama kali diperkenalkan adalah Indomie Kuah Rasa Kaldu Ayam saja yang saat itu sesuai dengan selera lidah masyarakat Indonesia.
Kemudian tahun 1982, penjualan produk Indomie mengalami peningkatan yang sangat signifikan dengan diluncurkannya varian Indomie Kuah Rasa Kari Ayam. Puncaknya pada tahun 1983, produk Indomie kembali semakin digemari oleh masyarakat Indonesia dengan diluncurkannya varian Indomie goreng.
Harga Indomie yang ekonomis dan cita rasanya yang telah disesuaikan dengan selera Indonesia membuat produk mi instan ini sangat digemari oleh masyarakat. Selain dipasarkan di Indonesia, Indomie juga dipasarkan secara cukup luas di manca negara, antara lain di Amerika Serikat, Australia, berbagai negara Asia dan Afrika serta negara-negara Eropa, dan itu menjadikan Indomie sebagai salah satu dari segelintir produk asli Indonesia yang mampu menembus pasar internasional. Di Indonesia sendiri, sebutan "Indomie" sudah umum dijadikan istilah generik yang merujuk kepada mi instan.
Selain inovasi terhadap rasa dan kemasan, Indomie juga terus menggali ide untuk pemasaran. Salah satunya dengan memperkenalkan slogan-slogan baru agar Indomie lebih dekat pada masyarakat. Diantara slogan yang pernah digunakan Indomie adalah Indomie Seleraku, slogan ini menjadi yang paling identik dengan Indomie karena telah digunakan sejak 1982 hingga sekarang. Selain sebagai slogan, Indomie Seleraku ternyata juga dijadikan lagu resmi oleh Indomie. Lagu ini diciptakan oleh A. Riyanto pada tahun 1980an. Disamping itu komitmen yang senantiasa dipegang teguh oleh Indomie dalam mewujudkan konsep 3A (Acceptable, Availiability dan Affordability) mendukung kesuksesan Indomie.
Terdapat korelasi antara tulisan diatas dengan teori belajar, tepatnya teori classical conditioning. Pada teori ini ada efek anchor, yaitu bila satu indera bereaksi maka indera yang lain ikut juga terpicu, dan pengaitan ini bisa terjadi dari belajar yang dilakukan secara berulang (repetisi). Seperti yang kita tahu, bila kita mendengar kata indomie atau melihat iklan indomie (rangsangan) maka hal yang langsung terpikirkan yaitu "lapar" sambil membayangkan saat kita memakan indomie tersebut (respon). Hal tersebut karena salah satu indera kita melakukan hal yang berulang terus menerus sehingga tanpa adanya stimulus berupa bentuk fisik dari produk indomie tersebut pun, ketika kita mendengar/melihat kata-kata "Indomie, seleraku.." maka tanpa sengaja diri kita merespon yaitu berupa timbulnya rasa lapar dan membayangkan produk indomie tersebut.
Terimakasih, semoga tulisan saya selalu bermanfaat untuk orang lain.
0 notes
Text
#9 Dream.
Langit terlihat berbeda adanya hari ini, tampak nyata namun sedikit berbayang, makhluk disekitaran tampak lebih lesu, terkadang saat melompat bisa saja kita terlalu jauh, lingkungannya terkadang indah namun kadang juga suram bahkan mengerikan. Tiba-tiba pandangan menjadi hitam, suara-suara samar terdengar dan saat membuka mata lagi, tampak langit-langit di kamar tidur kita seperti biasanya namun ketika kita mengingat apa yang sebelumnya terjadi bukannya malah teringat tapi malah memudar ingatan tentang kejadian yang baru saja dialami tersebut. Pernah merasakannya? Ya, bisa disebut itu adalah mimpi.
Dari perspektif psikoanalisis, menurut Sigmund Freud, mimpi adalah penghubung antara kondisi sadar dan tidak sadar. Mimpi bisa dikatakan sebagai kunci ketidaksadaran kita, mimpi melambangkan hasrat ketidaksadaran kita. Mimpi merupakan penggambaran dari hal-hal yang tidak bisa dilakukan di kehidupan sebenarnya dan mimpi juga bisa menjelaskan pemecahan masalah. (http://www.kompasiana.com/trizarul/definisi-mimpi_551ac44081331139489de12f)
Ada dua teori terkenal yang mencoba menjelaskan tentang mimpi yaitu teori kognitif mimpi dan teori aktivasi-sintesis.
Teori kognitif mimpi (cognitive theory of dreaming )
Menurut teori ini bermimpi melibatkan pengolahan informasi,ingatan dan pemecahan masalah.dalam teori kognitif mimpi,terdapat sdikit atau tidak ada pencarian untuk kandungan tersembunyi dan simbolik dari mimpi seperti yang dicari freud (Foulkes,1993,1999)
Teori aktivasi-sintesis (activation-synthesis theory)
Menurut teori ini mimpi terjadi ketika Korteks serebrum mensintesiskan sinyal-sinyal saraf yang dihasilkan oleh aktivitas di bagian otak yang ebih rendah.menurut sudut pandang ini,mimpi merefleksikan usaha otak untuk memahami aktivitas saraf yang terjadi saat tidur (Hobson,1999) menurut teori aktivasi-sintesis pengalaman sadar dikendalika rangsangan yang dihasilkan secara internal yang tidak memiliki konsekuensi yang jelas. (http://www.kompasiana.com/isnaininur/bunga-tidur-dalam-alam-kognitif_57248465d9937362077399b3)
Mimpi melibatkan pengalaman-pengalaman dan emosi yang sama dengan kita jumpai sehari-hari, misalnya: bahagia, marah, takut, sedih, dan cemas. Kita bermimpi mengenai hal-hal yang kita ketahui (yang pada umumnya di tampilkan dalam mimpi dengan sangat jelas) dan kita juga bermimpi mengenai hal-hal yang tidak kita ketahui (dalam mimpi-mimpi semacam itu kita menambahkan atau mengubah detail-detail tertentu).
Mimpi juga berkaitan dengan informasi yang kita terima setiap harinya, dari mulai berita, iklan, gossip bahkan obrolan kaleng sekalipun dapan mempengaruhi mimpi, tergantu seberapa banyak intensitas informasi yang kita peroleh. Ketika terlalu banyak informasi yang didapat dan malah membuat kita menjadi stress hal tersebut bisa saja terbawa hingga dalam mimpi kita. Maka dari karena itulah otak kita disetting dengan adanya memori jangka panjang dan memori jangka pendek, ketika menurut kita ada sebuah informasi yang memang tidak perlu untuk diingat maka lebih baik lupakan saja agar terhindar dari overload information yang berujung pada kualitas mimpi kita.
John Lennon - #9 Dream
0 notes
Text
Persepsi, Sensasi dan Memori Jangka Panjang dalam Produk Indomie
Indomie adalah merek produk mi instandari Indonesia. Di Indonesia, Indomie diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Produk dari perusahaan milik Sudono Salim ini mulai dibuat pertama kali pada tanggal 9 September 1970 dan dipasarkan ke konsumen sejak tahun 1972, dahulu diproduksi oleh PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd., dan pertama kali hadir dengan rasa Ayam dan Udang. Selain dipasarkan di Indonesia, Indomie juga dipasarkan secara cukup luas di manca negara, antara lain diAmerika Serikat, Australia, berbagai negara Asia dan Afrika serta negara-negara Eropa; hal ini menjadikan Indomie sebagai salah satu produkIndonesia yang mampu menembus pasar internasional. Di Indonesia sendiri, sebutan "Indomie" sudah umum dijadikan istilah generik yang merujuk kepada mi instan. (wikipedia) Jika ditinjau dari sisi persepsi dan sensasi masyarakat mengenai produk indomie, maka masyarakat memandang indomie dari harga yang ekonomis dan juga cita rasanya yang telah disesuaikan dengan selera Indonesia jadi tidak heran bila produk mi instan ini sangat digemari oleh masyarakat. Kepraktisan dalam penyajiannya dan mudahnya pendistribusian membuat Indomie menjadi andalan warga Indonesia saat terjadi tragedi bencana alam untuk mengatasi masalah keterbatasan dan kelangkaan bahan pangan di lokasi dengan segera. Memori jangka panjang (LTM), memiliki kapasitas yang tidak terbatas dan dapat menahan informasi dalam jangka waktu yang lebih lama, namun sering kali memerlukan usaha yang keras agar dapat memasukan informasi ke memori ini. (www.kompasiana.com) Produsen Indomiepun tidak luput dalam mendoktrin masyarakat indonesia tentang produknya melalui iklan yang selalu tayang di televisi, billboard, dan media lainnya sehingga masyarakat indonesia selalu mengingat produk indomie tersebut, terbukti dari tahun 70an hingga saat produk indomie tetap eksis meskipun kini telah banyak pesaing lainnya yang mengeluarkan produk mie instan.
0 notes
Text
Sensasi, Persepsi dan Ilusi.
Pernahkah kita terpikir bahwa kita merasakan apa yang terjadi pada lingkungan sekitar kita melalui indera kita? Seperti melihat suatu benda melalui mata kita, mencium aroma wangi atau yang tidak sedap melalui hidung, mendengarkan suara-suara di sekitar kita dengan telinga, mencicipi rasa asin, asam, manis, pahit dan pedas dari suatu makanan menggunakan lidah, dan merasakan tekstur dari suatu benda yang disentuh oleh kulit kita. Hal tersebut bisa disebut dengan sensasi. Maka bisa kita simpulkan bahwa sensasi adalah stimulan dari dunia luar yang dibawa masuk oleh sistem syaraf. Sensasi pada dasarnya merupakan tahap awal dalam penerimaan informasi. Hampir semua “hal” di dunia ini dibawa masuk oleh indra melalui sensasi. Bentuk, tekstur, dan rasa yang kita terima merupakan sensasi. Sedangkan, pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan merupakan Persepsi. Persepsi ialah memberikan makna pada stimulasi inderawi (sensory stimuli). Karena itu proses persepsi tidak dapat lepas dari proses penginderaan, dan proses penginderaan merupakan proses pendahulu sebelum proses persepsi. Menurut beberapa pendapat, persepsi lebih berhubungan dengan kognitif, sedangkan sensasi lebih berkonotasi pada sebuah hubungan dengan perasaan (terapi bukan dengan emosi). Contoh dari sensasi dan persepsi ialah, Ketika kita pergi ke suatu tempat, misalnya pegunungan, maka sensasi yang kita rasakan yaitu seperti melihat pegunungan, melihat danau, merasakan hawa dingin, menghirup udara segar dan mendengar kicauan burung. Semua sensasi tersebut berdasarkan alat indera kita. Adapun persepsi yang kita dapat adalah ketika kita melihat pemandangan yang indah disana, kita merasa tenang dan fresh. Keindahan alam dan pesonanya mampu merangsang otak untuk berfikir lebih jernih. Selain itu saya juga seperti mendapat semangat dan ide-ide baru. Selanjutnya, kita akan membahas Ilusi. Ilusi adalah suatu persepsi panca indera yang disebabkan adanya rangsangan panca indera yang ditafsirkan secara salah. Dengan kata lain, ilusi adalah interpretasi yang salah dari suatu rangsangan pada panca indera. Sebagai contoh, seorang penderita dengan perasaan yang bersalah, dapat menginterpretasikan suara gemerisik daun-daun sebagai suara yang mendekatinya. Ilusi sering terjadi pada saat terjadinya ketakutan yang luar biasa pada penderita atau karena intoksikasi, baik yang disebabkan oleh racun, infeksi, maupun pemakaian narkotika dan zat adiktif. Ilusi terjadi dalam bermacam-macam bentuk, yaitu ilusi visual (penglihatan), akustik (pendengaran), olfaktorik (pembauan), gustatorik (pengecapan), dan ilusi taktil (perabaan). Di sisi lain hukum-hukum persepsi itu, terkadang justru bisa menimbulkan kesalahan persepsi, yang di sebut ilusi. Gejala ilusi adalah gejala normal. Setiap orang mengalaminya. Selain ilusi visual ada juga ilusi dari indra yang lain, misalnya ilusi auditif (pendengaran) terjadi ketika kita mendengarkan rekaman stereo dengan menggunakan sepasang head set. Ilusi kinestetik (gerak otot) biasa dialami oleh orang yang telah di amputasi pada salah satu anggota tubuhnya. Orang ini masih bisa merasakan gatal, atau bahkan sakit pada kakinya, padahal kakinya itu sudah tdak ada. Gejala ini dinamakan phantom limb (anggota tubuh fantasi). Masalahnya adalah karena gejala itu normal dan terjadi pada setiap manusia, maka ketika ilusi itu meningkat maka menjadi ilusi sosial maka timbullah berbagai persoalan. Ilusi sosial adalah ilusi yang terjadi pada persepsi sosial. Yang termasuk ilusi sosial adalah prasangka, stereotip, rasialisme, fanatisme dan sebagainya. (dikutip dari buku Pengantar Psikologi Umum , Sarlito W. Sarwono). Bila kita melihat adanya persaingan antar individu secara berlebihan dalam suatu lingkungan, misalnya persaingan antar karyawan dalam suatu tempat kerja maka hal tersebut merupakan contoh dari Prasangka. Prasangka merupakan sikap yang negatif terhadap sesuatu hal atau seseorang tanpa ada alasan yang mendasar. Berbeda dengan prasangka yang lebih bersifat afektif, Stereotip lebih bersifat kognitif dan berdasarkan intusi dari seseorang tentang penilaian terhadap orang lain hanya berdasarkan persepsi dari kelompok di mana orang tersebut dapat dikategorikan. Misalnya, stereotip dari orang padang adalah pelit padahal tidak semua orang padang pelit seperti yang kita pikirka sebelumnya. Menurut KBBI, Rasialisme merupakan paham bahwa ras diri sendiri adalah ras yg paling unggul, seperti yang kita tahu, kasus perang sampit antara suku dayak dan madura merupakan salah satu sejarah kelam Indonesia yang menjadi salah satu contoh rasialisme yang pernah ada di Indonesia. Kemudian ada salah satu ilusi sosial yang disebut fanatisme, Fanatisme adalah sebuah pandangan atau pendapat yang ekstrem mengenai suatu pemikiran ataupun objek tertentu. Seringkali lebih dikaitkan terhadap suatu konsep kepercayaan atau dogma atau paradigma. (https://jimmyronald.wordpress.com/2015/08/28/fanatisme-psikologi/) Seorang fanatik adalah orang yang sedemikian yakin bahwa dia sedang mempercayai dan melakukan kebenaran, dia tidak perduli dengan pendapat orang lain, dia tidak dapat diyakinkan sebaliknya. Lebih jauh lagi, mereka tidak hanya yakin bahwa mereka adalah benar. Melainkan mereka yakin bahwa mereka tidak mungkin bersalah, dan tidak akan pernah bersalah mengenai konsep politik atau ideologi atau bahkan dalam seluruh sistem kepercayaan yang mereka miliki. Sudah mulai terbayangkah anda mengenai contoh dari fanatisme? Menurut saya, salah satu contoh fanatisme yang kini sedang hangat berkembang di Indonesia yaitu Kasus Penistaan Agama oleh Ahok, dimana ada dua kubu fanatik yang masing-masing kubunya merasa 100% mereka benar dan tanpa punya salah. Kubu Ahok merasa kasus tersebut bukanlah hal yang sepatutnya diperdebatkan karena mereka merasa hal tersebut hanya murni kesalahan dan Ahok pun telah meminta maaf. Sedangkan dikubu pembenci Ahok, mereka merasa benar karena Ahok telah menistakan agamanya, mereka menuntut supaya Ahok dipenjarakan tanpa memikirkan bahwa merekapun banyak melakukan aksi-aksi yang melanggar dari ajaran agamanya. Masing-masing kubu meyakini mereka benar dan masing- masing kubu merasa mereka tidak melakukan kesalahan sama sekali.
0 notes
Text
Kognitif Sebagai Pengubah Persepsi Seseorang.
Berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. Walaupun tidak bisa dipisahkan dari aktivitas kerja otak, pikiran manusia lebih dari sekedar kerja organ tubuh yang disebut otak. Kegiatan berpikir juga melibatkan seluruh pribadi manusia dan juga melibatkan perasaan dan kehendak manusia. Dalam kelas Psikologi Umum 2 (3 Maret 2017), Mas Seta Wicaksana selaku dosen pengajar, secara tidak langsung menejelaskan pada kita bagaimana proses berpikir tersebut terjadi. Mas Seta merupakan dosen psikologi yang lebih condong pada aliran psikologi kognitif. Beliau banyak melontarkan cerita yang kemudian menjadi alat untuk mempengaruhi pemikiran seseorang. Terbukti dengan menyisipkan beberapa fakta maka cerita yang beliau buat sudah bisa mempengaruhi pemikiran dari beberapa mahasiswa. Beliau menceritakan bahwa komitmen merupakan kata serapan dari Bahasa Inggris yang tidak memiliki arti dalam Bahasa Indonesia. Dan menurutnya jika kata komitmen tidak memiliki arti dalam Indonesia berarti unsur lainnya seperti kebudayaan dari kata tersebut tidak akan tampak pada diri Rakyat Indonesia. Selain itu beliau juga membahas tentang sejarah penjajahan Belanda yang menurut beliau sebenarnya Indonesia tidaklah dijajah oleh Belanda, melainkan oleh Bangsa Indonesia sendiri. Untuk menganalisis dua kasus diatas, saya menggunakan Teori Kognitif dari Bruner. Jeromi Brunner dalam teorinya menyatakan bahwa belajar akan lebih berhasil jika proses pengajaran diarahkan kepada konsep-konsep dan struktur-struktur yang terbuat dalam pokok bahasan yang diajarkan, disamping hubungan yang terkait antara konsep-konsep dan struktur-struktur. Brunner mengungkapkan bahwa dalam proses belajar sebaiknya diberi kesempatan untuk memanipulasi benda- benda (alat peraga). Melalui alat peraga yang ditelitinya itu audiens akan melihat langsung bagaimana keteraturan dan pola struktur yang terdapat dalam benda yang sedang diperhatikannya itu. Keteraturan tersebut kemudian oleh audiens dihubungkan dengan keteraturan intuitif yang telah melekat pada dirinya. Menurut Brunner, belajar melibatkan tiga proses yang berlangsung hampir bersamaan yakni:
1. Memperoleh informasi baru, dapat merupakan penghaluasan dari informasi sebelumnya yang dimiliki seseorang.
2. Transformasi informasi , menyangkut cara kita memperlakukan pengetahuan, apakah dengan cara ekstrapolasi atau dengan mengubah kebentuk lain.
3. Menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan, dilakukan dengan menilai apakah cara kita memperlakukan pengetahuan tersebut cocok atau sesuai dengan produk yang ada.
Korelasi antara teori kognitif dari Bruner dengan dua kasus diatas adalah adanya proses pertukaran informasi yang diberikan oleh dosen pengajar terhadap mahasiswanya. Mahasiswa memperoleh informasi baru dari dosen, kemudian informasi tersebut diekstrapolasi dan terakhir mahasiswa memiliki persepsi tersendiri tentang relevansi dan ketepatan informasi yang diberikan oleh dosen. Mas Seta Wicaksana juga menggunakan pendekatan deduksi, dimana beliau akan memberitahu lawan bicaranya tentang apa yang beliau inginkan dari mereka, secara langsung mengarahkan, meminta, atau memaksa sebelum memberikan penjelasan kepada lawan bicaranya. Terbukti, saat Mas Seta Wicaksana memberikan informasi berupa cerita tentang sejarah penjajahan Belanda terhadap Indonesia, ada sebagian yang mempercayai 100% informasi tersebut dan ada juga yang membantah karena kenyataanya Indonesia memang dijajah Belanda namun bukan 350 tahun, melainkan 4 tahun (dihitung dari disahkannya UUD 1945 pada tanggal 18 Agustus 1945 sampai tanggal 27 Desember 1949). Saran dari kasus ini, seharusnya kita sebagai mahasiswa haruslah lebih kritis terhadap suatu informasi yang masuk dan jangan langsung menelan informasi tersebut secara mentah-mentah karena belum tentu informasi tersebut akurat 100% kebenarannya. Dalam kasus ini, kita ambil saja proses pembelajarannya yaitu kita menjadi tahu bahwa sebuah informasi/cerita dapat mengubah persepsi dari orang lain, tentunya dengan keahlian si penyampai informasi dalam mempersuasi lawan bicaranya.
2 notes
·
View notes