Duhai hati yang lembut, bila detik ini kamu dalam keadaan sesak sekali, menangis sepanjang hari, hampir menyerah, dan segudang kesedihan lain yang datang menghantuimu, aku berdoa untukmu semoga Allah menjadikan rasa sedih itu dengan kebaikan yang tiada habisnya. Semoga dengan rasa sedih itu bisa membuatmu semakin dekat dengan Allah. Bila tidak mampu menceritakannya kepada manusia karena sedemikian rumitnya, maka Allah adalah tempat yang selalu ada untuk menuangkan segala rasa sesak di dada.
— yuki afsheen
2 notes
·
View notes
Saat Mamakku rahimahallah sedang sakit, Mamak sempat menelpon temannnya yang sesama penyayang kucing—semoga Allah memberikan beliau kebaikan.
Beliau tahu kalau Mamak cepat memikirkan sesuatu. Lalu Mamak diingatkan oleh temannya bahwa apapun yang ada harus disyukuri. Bagaimanapun keadaannya. Banyak orang yang membanding-bandingkan kehidupannya dengan kehidupan orang lain, tapi lagi-lagi ia harus bersyukur. Apa yang sudah didapat harus dijaga. Banyak memikirkan sesuatu yang salah, maka penyakit akan muncul. Mengingat kembali bahwa apa yang sudah kita miliki, ada yang lebih kurang daripada kita. Masyaallah.
"Masalah Ibu sekian, masalah saya juga sekian, kalo Ibu jadi saya pasti nggak kuat. Makanya jangan stres. Jalani saja. Ini adalah takdir yang terbaik. Semua orang nggak ada yang nggak punya masalah. Kalo saya jadi Ibu pasti nggak bakal puas. Maka dari itu semuanya sudah diberi porsinya masing-masing."
Kalo kita bilang kita bisa, bisa sehat, apapun bisa dilakukan.
—Yuki Afsheen
1 note
·
View note
Ujian hidup itu kayak kita lagi lomba. Semakin besar lomba itu, semakin besar hadiahnya. Semakin besar hadiahnya, semakin banyak perjuangan yang harus dilakukan.
Dan janji atas hadiah dari perjuangan dan sabar kita tak pernah bohong.
—Yuki Afsheen
0 notes
Sebenarnya, yang paling sering memarahinya adalah kita.
Sebenarnya, yang paling tidak memahaminya adalah kita.
Sebenarnya, yang paling sering merepotkan adalah kita.
Kita yang paling sering membuatnya sedih.
Mungkin juga, kita sering merasa bahwa beliau tidak mengerti kondisi kita, padahal
kitalah yang tidak benar-benar memahami
kondisinya. Sejak kecil, kita diurusi olehnya,
lebih dari tenaganya. Malangnya, kita tidak menyadari itu pada waktunya. Kumohon, jagalah Ibumu. Sebelum terlambat.
Selagi Ibu masih ada..
Sebelum Ibu hanya bisa terbaring lemah,
tidak bisa berdiri tegak bahkan berjalan.
Karena kebanyakan, seorang anak baru sadar setelah merawat Ibunya,
"Ternyata Ibu dulu merawatku seperti ini."
Kita tidak hebat dalam merawat seorang Ibu,
tapi Ibu yang paling hebat—merawat sejumlah anak mungilnya.
Sekali lagi, kumohon, dengarkan lah Ibu,
temanilah, penuhi kemauannya seperti dulu Ibu memenuhi kemauan kita.
Sebelum tangannya melepaskan kita,
sebelum Ibu pergi meninggalkan kita.
—Yuki Afsheen
10 Juli 2020
0 notes
Salam hangat untuk penghuni tumblr! Aku harap bisa menghangati hari-harimu, ya!
2 notes
·
View notes