yvanilley
yvanilley
Yasmine.
10 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
yvanilley · 1 day ago
Text
Family Background
Aditya Wijaya  — CEO of Nusantara Group.
Tumblr media
Dian Ayuningtyas.
Tumblr media
Mattheo Aryasatya Wijaya — CEO of other three subsidiaries under Nusantara Group, her closest ally.
Tumblr media
Mikael Alaric Wijaya — Died under work accident (2024).
Tumblr media
0 notes
yvanilley · 15 days ago
Text
Tumblr media
Sore terakhir Yasmine di Surabaya tiba tanpa suara, hanya angin pelan yang mengusap pepohonan di halaman rumah keluarga Wijaya. Di teras belakang yang diterangi lampu kuning redup, ia duduk bersebelahan dengan Mami, berbagi teh hangat yang tinggal setengah dan keheningan yang tak terasa canggung. Sesekali mereka saling menatap, tersenyum kecil, seolah ingin memperlambat waktu yang berjalan terlalu cepat. Mami akhirnya membuka suara—lembut, nyaris seperti bisikan. “Mami tahu kalian semua sudah besar, punya hidup sendiri. Tapi malam-malam seperti ini, Mami masih suka nunggu suara pintu dibuka.”
Yasmine diam, menyimak. Mami melanjutkan, bercerita tentang hari-hari yang terasa panjang saat rumah terlalu tenang. Pekerjaan masih jadi pelarian, tapi tak lagi seramai dulu. “Kalau nggak kerja, kadang malah bingung mau ngapain,” katanya sambil tertawa kecil, tapi matanya berkaca. Ia berbicara tentang Mattheo yang jarang pulang karena tanggung jawabnya, tentang Yasmine yang semakin mandiri dan jauh. Dan tanpa harus dijelaskan panjang, Yasmine tahu: di balik semua kekuatan yang selama ini ia lihat, ada kesepian yang Mami simpan rapat. Ada ruang yang tetap kosong sejak kepergian adik bungsu mereka—ruang yang tak bisa digantikan siapa pun. “Kadang Mami masih suka nyimpen jajanan favorit dia, terus sadar... nggak ada yang bakal makan.”
Di antara jeda-jeda hening, Mami menatap Yasmine penuh sayang. Ia tak minta banyak, hanya berharap anak-anaknya saling jaga, saling kuat. “Kalian nggak harus sempurna… cukup jadi orang baik, dan jangan lupa pulang,” katanya pelan. Yasmine hanya bisa menggenggam tangan Mami erat, tak mampu menyembunyikan rasa haru yang memenuhi dadanya. Malam itu, tanpa tangis atau pelukan berlebihan, ada janji yang terucap diam-diam—bahwa jarak tak akan pernah benar-benar memisahkan mereka, selama ada hati yang saling mengingat. Rumah ini akan selalu menunggu, dalam diam, dalam setia.
0 notes
yvanilley · 1 month ago
Text
Grace Under Ruin Bagi Yasmine, ayahnya adalah simbol perjuangan—seseorang yang membuktikan bahwa kemiskinan bisa dikalahkan dengan tekad dan kerja keras. Sejak kecil, ia tumbuh dengan rasa hormat yang nyaris sakral terhadap figur Aditya Wijaya, dan itu yang membuatnya bekerja keras tanpa keluhan, membentuk dirinya menjadi pribadi yang tangguh, cerdas, dan berwibawa sesuai dengan gambaran dirinya yang diinginkan sang Ayah. Namun hidup tak pernah serapi dokumen perusahaan; semua berubah saat ia menemukan kenyataan yang tak bisa lagi ia abaikan. Ayah yang ia puja diam-diam memiliki kehidupan lain di balik nama baik keluarga. Dan lebih dari itu, Yasmine perlahan mengurai satu demi satu benang luka lama, kematian adik bungsunya yang dulu dianggap kecelakaan ternyata berakar pada tekanan tak manusiawi dari sang ayah—sebuah fakta yang menghantamnya jauh lebih keras daripada skandal perselingkuhan. Namun, Yasmine bukan tipe yang memilih menghancurkan segalanya demi kebenaran. Ia mencintai ibunya terlalu dalam, dan menghormati warisan ayahnya terlalu besar. Maka ia memilih jalan paling sunyi, memikul kebenaran itu sendiri, tanpa drama, tanpa konfrontasi.
Di balik semua pencapaian dan keteguhan wajah yang ia tunjukkan di ruang rapat, Yasmine adalah perempuan yang rapuh dalam senyap. Ada malam-malam ketika tubuhnya gemetar bukan karena dingin, tetapi karena beban yang tak sanggup ia uraikan, bahkan kepada dirinya sendiri. Ia pernah menangis diam-diam di lantai kamar mandi, menghapus air mata dengan handuk tangan karena tak ingin terlihat lemah, bahkan oleh pantulan cermin. Namun yang membuatnya berbeda bukan karena ia tak pernah hancur, tapi karena ia selalu berhasil menyusun ulang kepingannya dengan kepala dingin dan hati yang masih bisa mencintai. Ia tidak menjadi keras, hanya karena kenyataan menggores dalam. Ia tetap menyapa seluruh manusia yang ia temui dengan senyum lembut, tetap memeluk ibunya setiap pagi, tetap mendengarkan keluh kesah bawahannya tanpa menghakimi. Dunia mungkin tak tahu betapa lelahnya ia menahan semua luka agar tidak menumpahkan kepahitan, tapi Yasmine tahu, di tengah segala keretakan, kekacauan, kesulitan sekalipun ia masih memegang satu hal yang paling penting—akal sehat, kelembutan, dan kemampuan mencintai, bahkan saat dirinya sendiri mulai merasa kosong. Karena dalam diamnya, ia percaya, rasa cinta adalah satu-satunya kekuatan yang membuat manusia tetap utuh, meski dunia di sekitarnya perlahan runtuh.
Tumblr media
0 notes
yvanilley · 1 month ago
Text
Tumblr media
Him, always about him.
Kalau ada satu hal yang aku harap bisa kudekap selamanya... mungkin ini. Detik ini. Saat dia ada bersamaku dan dunia terasa jauh lebih pelan dari biasanya.
Kalau ada yang bilang cinta pertama jarang jadi yang terakhir, aku dulu percaya. Karena bertahun-tahun aku hidup dengan rasa yang tidak pernah berani kuberi nama. Cinta itu tumbuh, tapi hanya dalam diam. Dan diam, kadang menyakitkan.
Tapi hari ini dia, Brandon dengan senyuman yang masih sama. Dengan suara yang dulu cuma bisa aku dengar kadang samar bersama tawa teman sekelas lainnya. Sekarang dia bicara langsung ke arahku. Memanggil nama dan menatapku dengan netra-nya yang lembut.
Kalau ada yang tahu betapa lama aku menunggu ini, mungkin hanya aku. Betapa sering aku pura-pura lupa, padahal diam-diam berharap. Betapa aku belajar untuk melepaskan, tapi tak pernah benar-benar bisa.
Dan sekarang, semua rasa itu kembali. Tapi kali ini tanpa jarak. Tanpa “andai” yang menghantui. Karena untuk pertama kalinya, aku bisa melihatnya tanpa harus menahan diri. Aku bisa mencintainya, tanpa rasa takut.
Brandon bukan hanya cinta yang pernah ada. Dia adalah doa yang sempat hilang, tapi ternyata tidak pernah benar-benar pergi. Dia adalah jawaban yang datang tepat saat aku mulai berhenti bertanya.
Kalau ada satu hal yang bisa aku bisikkan ke Sang Pencipta—“Terima kasih Tuhan, sudah mempertemukan kami kembali.”
“𝘛𝘢𝘱𝘪 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘣𝘦𝘯𝘦𝘳.. 𝘛𝘶𝘩𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘴𝘢𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘬𝘪𝘵𝘢, 𝘮𝘢𝘬𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘬𝘦𝘵𝘦𝘮𝘶 𝘭𝘢𝘨𝘪.” — Brandon.
Tumblr media
0 notes
yvanilley · 1 month ago
Text
Tumblr media
Him.
Brandon Elias Liem
Aku ingat ketika hari itu aku pertama kali melihatmu—bukan karena kamu melakukan sesuatu yang mencolok, justru sebaliknya. Kamu duduk dengan tenang, sunyi, seperti ingin jadi bagian dari latar, tapi ada sesuatu dalam caramu diam yang membuatku ingin mendekat.
Brandon, dari yang aku amati, bukan tipe yang langsung akrab. Suaranya pelan, sering terdengar ragu, seperti sedang memilih setiap kata dengan hati-hati. Tapi sekali kamu bicara, orang akan tahu—kamu tidak pernah setengah-setengah. Tidak dalam berpikir. Tidak dalam merasa.
Kita tidak langsung dekat. Aku yang terlalu cepat bosan dengan obrolan ringan, dan kamu yang terlalu serius untuk basa-basi. Tapi ternyata itu cocok—karena kamu mengajakku berpikir, dan aku mengajarkanmu tertawa tanpa alasan.
Brandon bukan bintang kelas, tapi dia membaca dunia lebih dalam dari kebanyakan orang yang duduk di barisan depan. Dia tidak pernah mengaku tahu segalanya, tapi justru itu yang membuatku percaya: kalau aku bicara, dia akan mendengar. Bukan hanya mendengar, tapi menyimpan.
Lucunya, banyak orang mengira aku yang jadi tempat banyak orang bersandar. Tapi dengan Brandon, aku yang bisa berhenti berpura-pura kuat. Dia tidak pernah menyuruhku tenang—dia mendengar seluruh keluh kesah, menyalurkan kehangatan, dan itu selalu cukup untuk membuatku merasa lebih baik.
Tumblr media
Dan tanpa kusadari, dari semua hal yang kupelajari saat remaja—tentang persahabatan, keberanian, kehilangan—Brandon lah yang pertama kali mengajariku cinta. Bukan cinta yang gaduh dan penuh janji. Tapi cinta yang tenang, seperti cara dia menatap langit sore sambil bercerita tentang mimpi-mimpinya. Cinta yang membuatku mengerti bahwa rasa bisa tumbuh, bahkan tanpa pernah diucapkan.
Dia tidak pernah tahu, tentu saja. Atau mungkin tahu, tapi sama sepertiku: memilih menyimpannya di antara jeda dan tawa yang kita bagi di sela pelajaran. Lalu waktu membawanya pergi, dan aku tidak menahannya. Karena sejak awal, aku tahu: Brandon bukan untuk dikurung. Dia harus pergi agar tahu siapa dirinya, dan aku tidak ingin menjadi alasan dia mengecilkan langkahnya.
Tapi kalau suatu saat dia kembali, aku ingin dia tahu satu hal:
“Kamu adalah cinta pertamaku. Yang belum sempat kumiliki, tapi selamanya akan aku ingat—dengan cara paling jujur dan paling lembut. Kalau ada kesempatan dilain waktu, ku serahkan kepada Sang Pencipta untuk membawaku bertemu kembali denganmu.”
Tumblr media
0 notes
yvanilley · 1 month ago
Text
Tumblr media
About
Nama Lengkap: Yasmine Anindya Wijaya
Tempat, Tanggal Lahir: Jakarta, 10 Oktober 1999
Golongan Darah: O
Tinggi Badan: 160 cm
Berat Badan: 49 kg
MBTI: ENFJ-A
Yasmine Anindya Wijaya adalah seorang profesional muda yang saat ini menjabat sebagai CEO di beberapa anak perusahaan utama di bawah naungan Nusantara Group—sebuah konglomerasi ternama yang telah lama berkiprah di dunia industri Indonesia. Sebagai bagian dari generasi penerus keluarga pemilik, Yasmine tak hanya memimpin operasional di lini bisnis strategis, tetapi juga berperan sebagai pemegang saham aktif di Nusantara Group, menunjukkan keterlibatannya secara langsung dalam arah dan kebijakan perusahaan induk. Ia dikenal dengan gaya kepemimpinan yang visioner, progresif, dan berani mengambil langkah transformasional untuk membawa warisan bisnis keluarganya ke masa depan.
Ia meraih gelar sarjana dari Universitas Katolik Atma Jaya Indonesia, lalu melanjutkan studi magister (S2) di National University of Singapore (NUS). Untuk mendukung kiprahnya di bidang keuangan dan tata kelola perusahaan, Yasmine juga mengantongi sertifikasi profesional CPA (Certified Public Accountant) dan CFE (Certified Fraud Examiner).
Dengan kombinasi antara latar belakang akademis yang unggul dan pengalaman di dunia bisnis, Yasmine menjadi sosok inspiratif yang menunjukkan bahwa kepemimpinan modern bisa dijalankan dengan integritas, kecerdasan, dan visi yang jelas.
0 notes
yvanilley · 1 month ago
Text
Tumblr media Tumblr media
0 notes
yvanilley · 1 month ago
Text
Tumblr media
1 note · View note
yvanilley · 1 month ago
Text
Tumblr media
Terlahir dari keluarga kaya raya bukanlah kebetulan bagi Yasmine. Ayahnya, Aditya Wijaya, adalah sosok pekerja keras yang mengorbankan masa mudanya demi keluar dari jerat kehidupan sulit di masa lalu. Berkat ketekunan dan kegigihannya, ia berhasil merintis bisnis di bidang properti dan real estate yang dikenal sebagai Wijaya Real Propertindo.
Tak berhenti di sana, Aditya memperluas usahanya dengan membangun gedung-gedung komersial, pusat perbelanjaan, dan kawasan hunian strategis. Kesuksesan ini turut dibangun bersama sang istri, Dian Ayuningtyas, yang ia temui dalam perjalanan bisnis ke Surabaya. Bersama, mereka mendirikan Nusantara Group sebagai bentuk kontribusi nyata bagi bangsa, ketika kehidupan mereka telah mapan dan stabil.
Namun, Yasmine tidak ingin hanya dikenal sebagai pewaris. Ia memilih untuk menempuh jalan penuh kerja keras agar dapat berdiri di atas kakinya sendiri. Meski lahir dalam keluarga berada, Yasmine bertekad membuktikan bahwa dirinya mampu melanjutkan dan bahkan melampaui pencapaian sang ayah, bukan karena nama besar keluarganya, tetapi karena kemampuannya sendiri.
Menjelang masa pensiunnya, Aditya Wijaya perlahan mulai menyerahkan tanggung jawab besar itu kepada Yasmine. Sejak kecil, Yasmine tumbuh melihat bagaimana ayahnya membangun segalanya dari nol—dengan kerja keras, pengorbanan, dan prinsip yang tak pernah goyah. Kini, dengan ketulusan hati dan rasa hormat, ia siap melanjutkan perjuangan itu—bukan hanya sebagai penerus, tapi sebagai anak yang ingin membuktikan bahwa ia layak meneruskan mimpi sang ayah dan menjadikannya lebih besar.
Di sisinya, berdiri Mattheo Wijaya, sang kakak, yang selama ini dikenal sebagai sosok yang tenang, cermat, dan penuh kendali. Ia lebih dulu terjun ke dunia profesional, menempa dirinya dalam sunyi, jauh dari sorotan. Mattheo bukan tipe yang bicara banyak, tapi setiap tindakannya meninggalkan kesan. Sebagai putra sulung, ia menjadi jangkar dalam keluarga—sosok yang menjaga, mengarahkan, dan kini, mendampingi sang adik dalam fase transisi terbesar hidup mereka. Bagi Mattheo, ini bukan sekadar melanjutkan warisan—ini tentang menjaga nama baik ayah mereka, dan memastikan bahwa setiap langkah yang diambil Yasmine, adalah langkah yang disiapkan dengan penuh keyakinan dan pertimbangan.
—————
Yasmine Anindya Wijaya, terlahir pada 5 Maret tahun 1999 silam, adalah satu-satunya anak dalam keluarga pebisnis yang reputasinya tak perlu diragukan lagi. Sejak kecil, ia terbiasa berada di balik meja makan besar, mendengar percakapan serius soal ekspansi usaha dan angka penjualan. Ia paham betul perannya—mewarisi, meneruskan, dan menjaga. Di mata orang tuanya, Yasmine adalah anak yang sempurna: cantik, penurut, rapi, dan selalu tahu cara membawa diri di depan siapa pun.
Tapi di balik tutur katanya yang lembut dan sikapnya yang nyaris tanpa cela, Yasmine menyimpan dunia yang tak pernah benar-benar bisa ia bagi. Dunia tempat ia menari balet hingga kakinya memar, tempat warna-warna cat menyatu di kanvas tanpa aturan. Ia masih rutin mengikuti kelas tari di studio kecil yang disewanya diam-diam. Ia pernah ikut pameran seni di kota tetangga tanpa sepengetahuan siapa pun di keluarganya. Di depan orang tua, ia bicara soal strategi bisnis; tapi di balik layar, ia membaca berbagai buku sambil menikmati karya lukis.
Yasmine tidak memberontak secara terang-terangan. Ia terlalu cerdas untuk itu. Ia memilih cara yang lebih halus—menjalankan kewajiban sebagai penerus dengan wajah patuh, sambil tetap memperjuangkan kebebasan kecil untuk hidup sebagai dirinya sendiri. Bagi Yasmine, hidup bukan soal memilih satu sisi saja. Ia ingin membuktikan, seorang perempuan bisa berpijak pada dua dunia sekaligus—dengan langkah yang anggun dan kepala tegak.
Di balik citra manis dan tutur kata sopannya, Yasmine menyimpan kebiasaan-kebiasaan yang tak akan pernah ia ceritakan di rumah. Ia sangat familiar pada alkohol; kadang ia menenggak segelas wine sendirian di kamar sambil memutar musik keras lewat headphone, seolah berusaha melarikan diri dari tanggung jawab dan perannya yang terus mengekang. Ia pernah diam-diam menyelinap keluar tengah malam hanya untuk merasakan jalanan kota yang lengang, menyetir tanpa arah sambil menikmati rasa lega dalam kesepian. Pernah sekali, ia merokok di balkon ruang kerjanya—tak untuk gaya, tapi untuk merasakan bahwa ada hal-hal dalam hidup yang bisa ia pilih sendiri, di luar kendali siapa pun. Dunia tahu Yasmine Anindya Wijaya sebagai perempuan sopan pewaris dinasti, tapi hanya ia yang tahu betapa liar dan bebas jiwanya saat tak seorang pun melihat.
0 notes
yvanilley · 1 month ago
Text
Tumblr media
1 note · View note