#aku menyukai mereka hehehe :>
Explore tagged Tumblr posts
Text
The family I've wanted for years :D
#tf dead end#transformers cyberverse#cyberverse#tf cyberverse#cyberverse deadend#deadceptor#tf perceptor#cyberverse perceptor#aku menyukai mereka hehehe :>
8 notes
·
View notes
Text
Teruntuk si Cantik
Maaf ya, aku gak sebaik itu. Aku punya banyak kekurangan, baik yang kamu sudah ketahui atau yang belum. Aku cuman mau bilang kalo aku masih suka. Aku tidak mengharapkan balasan, dan jangan berbohong pada ku. Jujur saja, bahkan jika itu menyakitkan, itu lebih baik.
Kamu tau? Aku pernah bermimpi tentang kamu beberapa kali tapi aku lupa memberi tahu kamu hehehe. Aku juga sebenarnya sering sekali memikirkan kondisi kamu. Entah kamu sadar atau nggak, aku sering memperhatikan sebagian postingan Twitter kamu. Setiap aku melihatnya ada banyak sekali emosi yang muncul.
Jujur saja, kesal rasanya jika ada yang disembunyikan. Ingin sekali aku membantu. Tapi sepertinya aku merasa jika kamu memilih untuk menyembunyikan itu dari aku. Itu terserah kamu, hak kamu... Aku gak ada hak menyuruh atau meminta hal ini. Jika selagi itu yang kamu ingikan. Gak papa, Sungguh.
Setelah kejadian buruk itu, aku merasa kamu mulai menjauh. Mungkin takut karena sudah pernah ku kecewakan. Ini hanya pemikiran ku, walaupun aku tidak tahu yang sebenarnya, jawabannya ada di kamu. Sering kali aku berpikir untuk menjauh darimu, sering kali aku mencoba menghilangkan perasaan ini, walaupun aku tidak ingin, dan membenci itu. Ini aku lakukan untuk membuatmu tidak terganggu atau dirugikan dan menyelamatkan diriku dari kejadian yang tidak aku harapkan.
Aku terkadang tidak menyukai sifat baik manusia yang seperti mencoba membohongiku. Entah apa yang membuatnya berpikir begitu. Itu membuatku kesal dan sedih di saat bersamaan. mungkin karena aku mulai sedikir bisa berempati?. Disisi lain aku juga paham, mereka pasti punya alasan dibalik semua itu.
Perasaan itu masih ada sampai saat ini, jadi jangan khawatir. Aku bukan orang yang peka terhadap perasaan/emosional, tapi aku berusaha. Aku membaca buku novel, mempelajari kepribadian, psikologi orang, walaupun itu cetek bangst sih. Berharap bisa memahami hal yang sangat abstrak itu. Aku berusaha memahami lewat media lain, agar aku bisa lebih peka terhadap emosional. Ternyata sulit bagiku, aku jarang sekali memakai perasaan sejak dulu.
Banyak maaf dan terima kasih yang ingin aku sampaikan kepadamu. Banyak hal yang aku pelajari walaupun kita tidak selama dan tidak dekat (jarak). Tapi momennya membuatku belajar soal emosi, diri sendiri, kerja keras, dll. Ini sebenarnya hal baru. Aku belum pernah mendapatkan ini dari siapapaun, bahkan itu adalah orang tua ku, mereka tidak membuatku paham sepenuhnya. Gak tau kenapa begini sih.
Itu aja yang mau aku sampaikan. Intinya jangan dibawa ribet/pusing, aku cuman mau menyampaikan ini. Aku bisa jamin aku tetap sama seperti di malam perjalanan itu, tentu dengan pengecualian yang tergantung pada kamu.
2 notes
·
View notes
Text
Hari itu Darijas jalan di kota Warsawa, sebuah kota di Negara Polandia.

Dia bilang dia lg make jumswet (terusan), tp menurutku dia pakai jenis Jersy. Lokasi penginapannya tidak jauh dari tempat ia jalan itu. Ia mengunjungi benteng yang dibangun dari bata.



Ceritanya bahwa kota Warsawa sempat hancur akibat dibom oleh Nazi Jerman, akibat pemberontakan Polandia di akhir 1944. Dan mereka Kembali membangun kota itu, kini kota itu didominasi oleh bangunan kontemporer. Adapun kastil-kastil yang didatanginya adalah sisa Pembangunan kembali setelah perang dunia ke 2 itu.
Ia bercerita bahwa benteng itu adalah Sebagian yang tersisa setelah pengeboman yang ditujukan sebagai perlindungan kota. Dikota itu juga dilalui oleh Sungai Vistula yang tidak begitu kelihatan karena dia menunjukkan Sungai pada malam hari
Dia menemukan spot yang bagus saat berjalan sendiri.



Sebuah foto lampu yang terbuat dari botol minuman yang disusun. Dia menyukai tempat itu dan memutuskan untuk berhenti minum di sana. Mereka memiliki alcohol dengan brand local yang terbuat dari chery. Menurutnya minuman itu enak sehingga dia membungkusnya untuk dijadikan oleh-oleh. Harga satu botol 500ml ternyata lumayan mahal sekitar 600 ribuan rupiah (dia konfersi jadi sekitar 40 euro-Lithuania make euro, Polandia gunain mata uang zloty)
Aku bertanya mengapa harus ada gambar Perempuan di botol minum itu padahal ngak ada kaitannya alcohol dan Perempuan.

Eh… dia nambahin, boobsnya gede pula digambarkan. Sehingga kami ketawa. Hedeh fikirku, cowok itu selalu notice yang begituan. Hehehe
Dia di bar hingga pukul 12.00 wib,

teman-temannya udah pada pulang duluan. Kami bervideo callan sambil dia pulang ke penginapan. Karena aku nanyain apakah jalan itu aman waktu dia ngelewati tangga yang ngak ada lampu. Katanya Eropa sangat aman. Memang setelah itu hanya terlihat beberapa turis dan dua orang polisi. Dia bilang hanya jalan kaki ke penginapan sekitar setengah jam. Dia juga memperlihatkan Sungai Vistula dan taman kota yang tentunya ngak kelihatan di malam hari. Kemudian kami mengakhiri video call setelah batrenya sisa sedikit.

Have a goodnight Darijas
0 notes
Text

@ ofGimmeLove: 𝙼𝙸𝚂𝚂𝙸𝙾𝙽 𝟷.
Q: Aku mau nanya dan bertanya tanya ia, gimana caranya biar tdk denial ketika naksir seseorang yang menurtmu cocok buat diri sendiri?
A:
@ cyujinan: Haloo unniee! Kalo aku biasanya pasti ngelakuin pendekatan dulu sih ke dia, entah di dm atau tl. Terus aku liat juga nanti feedbacknya gimana dan dia bisa bikin nyaman atau engga, gitu sihh.
@ hanbinsque: hehehe, hallo kkak. kalau dari aku sendiri sih biar aku tidak denial saat naksir seseorang itu adalah dengan menerima perasaan itu apa adanya, memahami alasan keraguan, dan fokus pada peluang daripada kemungkinan buruk. Tetap jujur pada diri sendiri, percaya diri, dan beri kesempatan pada hubungan untuk berkembang secara alami.
@ RROCSE: Untuk menghindari denial saat mulai menyukai seseorang, langkah pertama adalah jujur pada diri sendiri. Akui perasaan itu tanpa merasa harus memberi label atau tekanan. Pahami bahwa menyukai seseorang adalah hal alami, sebuah pengalaman manusiawi yang indah. Daripada menghindar, aku coba apa yang membuatku merasa seperti itu—apakah kebaikan mereka, caranya membuatku nyaman, atau hal kecil lainnya? Terima perasaan itu sebagai bagian dari diriku, tanpa takut terlihat lemah, karena mengakui perasaan adalah bentuk keberanian terbesar.
@ lilandyi: Emm apa ya.. mungkin aku coba tanya mmh pphnya dia suka eskrim matcha ap eggk, kalopun gk suka mh trabas aja lah yang penting ngobrol sama mmh pphnya aj dlu. Baru deh langsung mencintai dya dengan sepenuh raga en jiwaku.. Tapi c kuncinya gk drytext ak udah pokoknya sikattt ★o☆
@ soobiv: Kalau lagi denial biasanya coba kurangin interaksi buat ngeliat juga apakah dia naksir kita juga dan perasaan kita me dia itu riyal or fake. Kalau bener dan dia naksir balik langsung gas tapi kalau ternyata dia ngga naksir yaudah gbye ajalah 😭
@ jowohyun: aku pasti merenung dulu… Bengong sambil mikirin aku beneran suka sama dia apa nggak…
@ midnhyung: cara agar gua gk denial adalah dengerin lagu jusiluisi tampar sambil nampar-namparin diri sendiri, CANDA plak. cara gua biar gk denial pas suka sama orang ya gua mastiin sendiri sih misal kayak kalo dia bales pas bales chat gua slowrep sama fastrep itu reaksi gua sama apa beda kalo sama berarti ya gk ada perasaan tapi kalo beda alias pas fastrep seneng bgt pas slowrep galau gtu ya sudah dipastikan gua naksir brutal dan udah gk bisa denial lagi, anw ini cara gua pribadi ya karna tiap orang pasti punya cara yang beda-beda. oiya satu lagi based on pengalaman gua juga kadang diingetin orang sekitar misal temen/fams gtu.
@ wocngravee: Halo, Karina. Kalo saya gak bakal menapik soal denial ya, biasanya biar lebih yakin saya ajak ybs ngobrol. Ini konteksnya kalo bisa ngobrol ya, kalo gak bisa ya saya cari cara lain. Kayak dari perlakuan saya ke dia atau lainnya.
@ ieeteno: Wkwkwk iya rana, biasanya gua bener bener mastiin dulu, ngobrol setiap hari mau yakinin diri ini emang gua naksir atau cuman penasaran aja. Kalau elu gimana?
@ Jeemin_IZNA: HI KAKAKK aku aku.. aku nggak pernah merasa denial kalo lagi di posisi itu sih kak, aku lebih pilih buat nerima perasaanku kalo aku naksir aku gak akan ngelak soalnya yaa.. kalo ngelak justru semakin bingung gasii kakakk :[
@ Niyzuo: hamlo unnie! aduh.. apa yaaa biar aku egk denial pas naksir seseorang itu pastinya aku bakalan tenangin diri dan kontrol perasaan aku terhadapnya. selain biar aku gak denial, aku juga bisa menahan suatu perasaan biar gak terlalu jatuh terlalu dalam… takutnya aku doang yang jatuh cinta tapi dia cuma sekedar “penasaran” 🥺
@ mrnjeong: Kalo dari aku sendiri, mungkin I let myself to feel what I feel and not refuse it. Ketika aku udah merasa kalo they lit a little spark in me, turutin aja yang hatiku mau. Take a chance, daripada berusaha buang perasaan tersebut padahal kamu memang mau!
@ Jongseyng: Kalau jatuh cinta tapi takut denial, pertama-tama, terima aja perasaannya ngga sih? Just let it be. Jangan ditahan-tahan, karena takut nggak di-accept atau takut ditolak? Coba jujur sama diri sendiri, jangan nge-suppress perasaan. Kalau udah siap, ngomong aja sama orangnya (confess), jangan kelamaan nunggu. Intinya, terima kenyataan dan jangan takut sama kemungkinan buruk. Kalau masih bingung, ambil waktu buat refleksi. Jangan buru-buru, yang penting nyaman!
@ leejahyunow: Cara menghindari denial from falling in love with someone we love adalah dengan lebih legowo dan mencoba untuk naksir orang yang kita sayang dengan lebih tulus tanpa ada ekspektasi berlebihan ke mereka.
@ Taesafn: Akan gue jawa walaupun gue korea, cara gue menghindari denial adalah dengan merenung tujuh hari tujuh malam sambil menaiki gunung everest mengembala kambing sebanyak 101 buah kemudian gue sadar semua itu cuma imajinasi karena yang sebenernya gue lakukan biar ga denial adalah dengan terus ngobrol sama dia sampai ke tahap kalo gue ga akan bisa ngelak lagi
0 notes
Text
About My Hobby.
Aku mempunyai banyak hobi, seperti menari, bermain bulu tangkis, mendengarkan musik, dan lainnya. Tetapi untuk saat ini, aku ingin membahas artis dan musik favoritku!
Hmm, artis favoritku untuk saat ini adalah Taylor Swift, ia mempunyai lagu lagu yang sangat bagus dan keren!, aku juga merasa sangat senang saat mendengar lagunya, she has a good vibes, i like her so much.
Hampir setiap hari aku mendengar dan menyanyikan lagu dari Taylor Swift, aku sangat suka dengan semua lagunya. Dari semua album yang ia punya, aku mempunyai satu album favoritenya, yaitu Fearless. Aku merasa sangat senang saat mendengar lagu fearless, karena lagunya mempunyai nada yang asik, makanya lagu itu membuatku merasa senang hehehe. Bukan hanya itu, banyakjuga lagu lainnya yang bisa membuatku happy, seperti cruel summer, lover, sparks fly,dan lainnya. Ada juga lagu yang mungkin sedikit relate dengan kisahku? ahahaha, makanya aku menjadikan ini sebagai hobi, karena aku sangat suka mendengarkan lagu, terkadang juga aku terikut menyanyikan lagunya secara tidak sadar ahahaha.
Selain mendengar lagu dari Taylor Swift, aku juga menyukai lagu lain seperti lagu dari Bruno Mars yaitu Locked Out Of Heaven, dan Talking To The Moon. Bisa dibilang bahwa mereka artis favoritku dan juga lagu mereka termasuk lagu lagu yang selaluuu aku dengarkan setiap hari. Hmm sebenarnya, aku menyukai lagu apapun itu, tetapi aku gabisa enjoy ke semua lagu hehehe.
Segitu aja yang bisa aku sampaikan tentang hobiku yang sangat suka mendengarkan lagu!, terima kasih sudah membaca!
1 note
·
View note
Text
MANUSIA KUCING
Suatu hari ada anak perempuan yang bernama Karissa. Ia sedang berjalan-jalan santai di sekitar taman. Karissa sudah tidak memiliki orang tua lagi, Ia hanya tinggal bersama paman dan bibinya.
Setelah itu Karissa bertemu dengan seekor kucing yang berwarna abu-abu dan kucing itu juga memakai kalung. Karissa sangat ingin kucing itu, tetapi Karissa tahu bahwa kucing itu sudah ada pemilik nya, karena terdapat kalung di leher kucing tersebut.
Setelah itu Karissa ingin membawa kucing itu pulang. Karissa menyapa kucing itu "Hai kucing, Apa Kabar? Apakah kamu ingin tinggal bersama ku? Aku akan selalu menjaga mu" Kata Karissa. "Meow meow" Lalu kucing itu menjawabnya.
Karissa merasa kalau kucing itu setuju dengannya. Lalu Karissa membawa kucing itu pulang.
Keesokan harinya.... Karissa mengajak kucing itu berjalan- jalan. " Kucing, kau sangat lucu sekali " Kata Karissa. "Meow meow " Lalu kucing itu menjawab dengan mimik menggemaskan.
Oh iya aku akan kasih nama buat kamu, tapi siapa yaa? Hmm.... Ah kan di kalung kamu ada huruf "R" bagaimana kalau nama kamu Ruby, Apakah kamu menyukai nama itu? Karissa menanyakan kepada kucing itu. " Meow meow " Kucing itu menjawab. Lalu mereka berdua lanjut jalan lagi.
Sesampainya dirumah..
" Paman tolong buka pintu nya " Karissa sambil mengetuk pintu nya.
" Akhirnya kamu pulang juga, dari mana saja kamu? Dan siapa kucing itu?.
" Aku habis jalan - jalan aja kok paman, ini kucing aku bertemu di taman, lucu kan paman kucing nya hehehe.
" Yaudah ayo masuk dan bersiaplah untuk makan"
" Baik paman, Oh iya paman aku boleh kan merawat kucing ini? " Karissa bertanya kepada paman nya.
" Emang kucing ini tidak ada pemilik nya? " Paman menjawab nya.
" Tadi aku sudah menunggu lama takut ada pemilik yang mencari Ruby. Setelah lama sekali aku menunggu tetapi tetap tidak ada yang mencarinya, lalu aku memutuskan membawanya untuk pulang , tetapi kucing ini terus mengikuti aku. Jadi boleh kan paman aku merawat nya?" Karissa membujuk paman nya supaya mengizinkan nya merawat Ruby.
iya sudah boleh merawat kucing ini, tetapi kamu harus janji merawatnya dengan sungguh
– sungguh ”
“ Baik terima kasih paman yuk masuk Ruby ”. Sambil memperiksa
“ Yahh , kok cuman ini makanannya , Ruby kan gak suka makanan ini ” kata Karissa
“ Coba dulu kasih makanan ini siapa tau dia suka ” kata bibi
“ Baiklah bi , Ruby ini buat kamu.” Sambil melihat Ruby
Selesai makan …
“ Ruby ayo kita tidur , ini kandang buat kamu ya sambil meletakan Ruby dikandang.
“ Meow meow ” Ruby melompat ke kasur Karissa.
“ Loh kenapa kamu disini, kamu harus tidur dikandang itu sudah aku siapkann” sambil
melihat Ruby.
“ Meow meow. Lalu Ruby kembali naik keatas kasur ”
“ Oke baiklah kalau begitu, kamu aku izinkan tidur dikasur ku ”
Sambil merenung Karissa berpikir, kenapa setiap aku berbicara dengan Ruby aku selalumerasa dia juga berbicara kepadaku. Tadi ketika selesai makan Ruby menghilang lalu aku
mendengar suara orang bergumam ( La la la la ) dari arah dapur. Ketika aku ingin melihat
ada apa di dapur, ada Ruby yang berjalan keluar dari dapur dan anehnya semua piring kotor
sudah bersih padahal piring kotor paman dan bibi aku yang membawa nya ke dapur lalu
aku tinggal sebentar mengambil minum di meja dan paman dan bibi masih ada disana.
“ HUH HERAN ” teriak Karissa.
Keesokan hari ….
“ Ruby kamu dimana ” sambil mengusap mata nya.
Karissa mendengar suara air dari kamar mandi, seperti ada yang sedang mandi.
Setelah itu Karissa membuka pintu toiletnya.
“AAAAAAA kamu siapa? Mengapa kamu ada di kamar ku ” Karissa berteriak
“ Tenang tenang kamu jangan panik ini aku Ruby, ini memang tidak masuk akan tapi ini
kenyataan bahwa aku adalah Ruby kucing mu ”
“ Aku bingung , kamu itu manusia atau kucing sih ” sambil menatap Ruby
“ Ini tidak mungkin. Apakah aku sedang bermimpi ” Karissa mencubit pipinya dan terasa
sakit berarti aku tidak sedang bermimpi tapi bagaimana mungkin huhhhhh Karissa
menghela nafas.
“ aku ini bisa berubah menjadi kucing kembali ” Karissa kaget
“ Bagaimana bisa. Apakah kamu kena kutukan? ”
“ Nanti akan ku jelaskan. Saat ini aku ingin menikmati menjadi hewan peliharaan, disayang,di manja dan tolong bersikap lah seperti biasa bahwa aku ini kucing mu”.
2 minggu kemudian
“ Bibi aku pergi ke luar dulu ya ”
“ iya , tapi pulang nya jangan malam ya ”
“ Iya bibi ”
Sore hari nya…
“ Ruby ayo kita pulang ”
“ Ruby.. sambil memeluk Ruby.”
“ Halo Karissa , terima kasih sudah merawat ku dengan sangat baik dan membantuku
menjadi manusia lagi ”sambil
“ Jadi kamu ini manusia kucing? ”
Eh iya Karissa
‘Bagaimana kamu bisa jadi kucing? Karissa bertanya kepada Ruby.
‘Dulu aku tinggal bersama ibuku lalu ada peperangan di desa. Lalu ibuku meninggalkan
aku sendirian di rumah dan meninggalkan surat untuk ku dan boneka kucing dan kalung.
Setelah itu aku memakai kalung itu , keesokan harinya aku berubah menjadi kucing. Setelah
aku ke kota ini aku menemukan orang yang ingin memeliharaku dengan sangat baik dan
membantuku berubah menjadi manusia lagi , tapi sebenarnya nama asliku Coco tetapi kamu
mengubah namaku menjadi Ruby, tapi terserah kamu mau panggil namaku apa yang
penting aku tinggal bersamamu’.
“ Jadi nama asli kamu itu Coco? ” bertanya kepada Ruby.
‘Iya’.
1 tahun kemudian…
‘Seharusnya dari awal aku tinggal dengan mu Karissa’ sambil tertawa dengan Karissa.
Ending...
10 notes
·
View notes
Text
Cerita Singkat Pria Nekat

Senin, 26 desember 2022 pukul 22.40
malam dengan gemerlap bintang,bulan dengan cahaya terang. Temani aku malam ini, menyusun kewajiban sebagai mahasiswa teknologi informasi, terima kasih berkenan memberikan hati untuk membaca sepatah kata dalam untaian cerita yang kualami. aku harap kamu menyukainya. selamat membaca.
Sukabumi, kota indah dengan sejuta kenangan yang tercipta, sebuah kota dimana setiap bahagia tercipta dengan sempurna, setiap senyum terukir dengan indahnya, di satu atap yang sama, sebuah keluarga hidup dengan sederhana. Bukan rumah yang megah, namun menjadi tempat pulang paling betah. Tokoh dalam rumah tetap menjadi alasan berjuang untuk hidup sampai hari ini dan seterusnya.
Tokoh utama yang berisikan seorang wanita yang sangat cantik baik hati, memiliki hati yang sabar tiada batas, dibersamai dengan tokoh laki laki yang gagah dan sangat pekerja keras. Wanita tersebut ialah mama, bernama Ai Rohayati perempuan manis mengalahkan gula dan madu, mama... ia adalah sosok yang mengandungku, melahirkan ku dan membesarkanku sampai aku menjadi pria tangguh seperti saat ini.
Dan laki laki gagahku ialah ayah, yang bernama chairul azwan, laki laki menawan yang menjadi sosok ayah yang tak pernah berkeluh kesah dan tak pernah terlihat rapuh meski akupun tau ia tak setangguh itu.aku menjadi tokoh yang sangat beruntung dalam cerita indah mereka, karena bersamanya aku tak pernah merasakan derasnya hujan, karena mereka selalu memberiku payung sebelum hujan itu datang.
Tapi yang kuceritakan ini bukan tentang payung dan hujan,melainkan ialah tentang ujian dan sebuah perlindungan dan penopang kesedihan.Dalam atap yang sama, aku tak hanya sendirian yang merasakan kebahagiaan dari secercah hadiah yg mereka berikan. Aku bersama dengan adik laki laki kecil yang tak kalah tampan denganku, tapi tetap tidak akan ada yang mengalahkan ketampananku. Adikku bernama mufti, yang sering kupanggil dengan sebutan "utay". Terkadang sedikit menjengkelkan karna ada sedikit perbedaan dalam argumen yang dilontarkan, dan tetap saja yang disalahkan ialah aku,karena pada dasarnya seorang kakaklah yang seharusnya mengalah dalam setiap keadaan bukan? terkadang bumi dan langit memang tak sejalan, sama seperti keadaan dan kenyataan.
Dan lagi lagi kalian harus tau bahwa aku ialah salah satu manusia yang sangat beruntung di bumi ini,karena aku dikelilingi oleh orang orang berharga. Orang-orang yang selalu membersamai suka dan duka, tangis dan tawa, derita dan bahagia. Mereka menemani dalam setiap langkah yang kutuju, memberikan arah untuk hidup yang lebih baik untukku, menjadi pemandu dalam jalur hidup yang berliku.Terlalu banyak menceritakan mereka,sampai aku lupa belum memperkenalkan diriku siapa.

hai semuanya,aku Ahmad Syarifullah Daulay.. nama indah yang diberikan oleh seorang kakek dari mamaku.. yang bernama KH.Manshur, beliau ialah seorang pemuka agama di tempat dimana aku berpijak dilahirkan. Dan 22 januari mendatang, usiaku genap 20 tahun. Aku adalah laki laki kelahiran 2003, yang dibesarkan oleh orang tua yang penuh kasih dan cinta, hobiku berkaitan dengan kata 'perjuangan, pengorbanan' karna hobiku ialah melakukan hampir semua bidang keolahragaan yang menjadi rutinitas harianku, dalam hal lain akupun senang memotret hal atau segala sesuatu yang indah,untuk dijadikan kenangan dalam bentuk nyata, dan aku suka mendengarkan musik untuk mengisi keheningan malam, menemani suasana hati yang kelam. Lagu yang sering kudengar ialah payung teduh- untuk wanita yang sedang dalam pelukanBunda neira - yang patah tumbuh yang hilang bergantiNadin amizah - bertautPaying teduh - masa kecilku. Jika kamu belum pernah mendengarkan lagu tersebut, cobalah dengar sebentar dan rasakan vibes yg sangat mendalam.Oh iya, tentangku? Aku menyukai segala makanan layaknya omnivora, tapi ada satu makanan yang aku tak suka tetapi aku bisa memakannya karena 1 pengecualian, dan itu sebuah rahasia negara hehehe, ya makanan tersebut ialah roti bakar, menurutku perpaduan antara manisnya selai dengan asinnya roti yang dibakar menggunakan mentega, merupakan bukan pasangan yang cocok dalam lidahku. Tak lupa untuk alpukat juice yang menemani hidanganku menjadi minuman favorit dari dahulu.Dalam pendidikan selama hidup yang aku rasakan, ada satu masa dimana aku merasa sangat bahagia, masa saat aku menempuh sekolah dasar.
mengapa? karena aku masih bisa merasakan apa yang tidak dirasakan kebanyakan anak sekarang ini. mulai dari bermain kelereng ke kampung sebelah, bermain layang layangan ke sawah ataupun empang dan bermain bola dengan anak kampung lain.Selepas bermain dan pulang saat adzan magrib dengan rintik hujan yang menemani langkah mungil menuju rumahku.
seusai sampai dirumah, aku disambut dengan suara bahana dari radio antik yang memutar kaset eksotik bergenre klasik, Musik kegemaran ayah, yang selalu didengar setiap petang. Sebuah momen yang mungkin tak bisa terulang tapi akan terus jadi hal indah yang selalu dikenang.
Rangkaian kata dalam blog ku kali ini hanya sekedar cerita singkat hidupku, masih banyak lagi cerita cerita indah, lucu, bahagia, tawa, dan ada sedikit luka dan derita. Tapi jangan berlarut sedih, aku akan kembali nanti dengan cerita cerita indah yang lebih banyak lagi.
Dan untuk dirimu yang telah memberikan waktu berhargamu membaca blog ku ini, sangat berterima kasih untuk segala waktu dan aku menghargai waktumu! aku doakan kamu selalu diikuti dengan kebahagiaan, senyuman, dan kehangatan.Sampai bertemu lagi, kupastikan aku akan menceritakan kembali kisahku dan kuharap kamu menyukai itu.Salam hangat dariku untuk-mu.
oh ya... ini lagu kesukaanku yaa selamat mendengarkan
4 notes
·
View notes
Text
Musim
Kalau kamu menyukai musik klasik, ada satu karya Antonio Vivaldi yang terkenal banget dan sering diputar di banyak tempat. Judulnya Le Quatro Stagioni atau Four Season atau Simfoni Empat Musum. Simfoni ini terdiri dari empat bagian sesuai nama musim. Dari La Primavera (Spring), La Estate (summer), La Autunno (Autumn), kemudian diakhiri dengan La Inverno (Winter).
Selain menyusun komposisi untuk simfoni empat musim ini, Vivaldi juga menulis soneta. Jika diinterpretasikan secara bebas, kurang lebih maknanya akan seperti ini:
Musim semi penuh dengan suara burung. Meskipun kadang-kadang ada suara petir, namun suara burung masih mendominasi. Penduduk berbahagia atas kembalinya suara hewan dan berseminya tumbuhan setelah musim dingin yang begitu dingin dan melelahkan.
Setelah musim semi, kita memasuki musim panas yang begitu panas. Burung-burung kehabisan tenaga untuk bernyanyi. Namun tak berapa lama, muncul awan yang menunjukkan tanda akan datangnya hujan.
Kemudian, kita memasuki musim gugur. Penduduk berbahagia atas hasil panen. Mereka bernyanyi riang sambil meminum anggur.
Lalu kita kembali ke musim dingin. Mengulang siklus. Kita menemukan jalanan licin dan penuh es. Berjalan dengan hati-hati agar tidak jatuh. Kaki kita gemetaran untuk menjaga tubuh agar tetap hangat.
Dulu, di usia 20-an, kita selalu didoktrin untuk hidup selalu produktif setiap waktu. Saat ini, saya menyadari bahwa hidup manusia itu kadang seperti musim. Ada masanya dia bisa menanam banyak, ada masanya dia harus bertahan dengan kesulitan, ada masanya dia memanen lalu kembali lagi ke siklus-siklus sebelumnya.
....
Udah agak lama saya mendengarkan komentar kecil dari banyak orang yang membuat saya tersenyum sendiri. Semisal:
“Kamu ternyata bisa ngomong panjang ya“
“Kamu akhirnya ngangkat kepala dari buku ya“
“Dulu, pas aku ketemu kamu, kamu adalah orang yang kalo masuk ruangan senyap aja. Nggak nyapa siapapun. Langsung fokus ngadep komputer“
Saya ketawa dan flashback ke masa lalu. Trauma masa kecil membuat saya mengalami depresi berulang. Waktu itu, awareness tentang mental health belum semasif sekarang. Akhirnya saya berjuang sendiri. Kerja agak keras buat terapi yang nggak murah. Hidup kayak nggak sempet nafas.
Sewaktu kecil, saya pengen banget jadi jurnalis. Kenapa? Karena saya selalu mengalami kesulitan belajar. Saya kesulitan memahami materi yang disampaikan oleh guru di kelas. Untuk memahami materi tersebut, saya akhirnya harus membaca beberapa buku dan merangkumnya ke dalam catatan sehingga bisa saya baca kalau lagi butuh.
Pekerjaan jurnalis juga semacam itu. Mengumpulkan informasi dari banyak tempat lalu merangkainya dengan baik ke dalam tulisan dan menyebarkan ke banyak orang. Saya belajar keras untuk itu.
Hidup saya berlanjut terus dengan takdir yang berkelok-kelok. Mulai dari kuliah yang bidangnya jauh banget dari tulis menulis, gagal berangkat PhD karena harus berjuang melawan depresi. Lalu depresi parah-parahnya di tahun 2018 - 2020. Di tahun-tahun tersebut, saya nggak bisa mengejar banyak hal karena bisa bertahan aja udah bagus banget. Makanya makin kesini, saya tuh selow banget jalanin hidup. Dijalanin aja. Kalo udah rezeki, pasti ada jalan. Saya belajar untuk nggak greedy. Belajar faham bahwa meskipun kita punya semangat tinggi banget untuk ngejar suatu hal, istirahat itu tetap penting. Soalnya ngerasain di puncak dalam kondisi lelah dan depresi tuh ya sama aja kayak jatuh ke jurang. Mending pelan-pelan tapi istiqomah.
Dalam hidup, nggak ada yang instan. Saya keinget ada temen yang sering banget ngajarin panjat sosial. Nyari kenalan orang-orang penting buat menunjang impian. Tiap orang punya mindset yang beda-beda sih. Cuman kalo saya, saya mikir bahwa hidup itu perkara menanam kebiasaan baik. Nggak melulu perkara produktifitas. Kalau kita masih di fase menyemai, akan capek banget kalau ngomongin hasil. Soalnya masih jauh. Makanya kudu sabar. Panjat sosial kayak gini tuh memudahkan kita sampai di atas. Tapi mentalitas orang yang ke atas tanpa ditempa jelas berbeda dengan orang yang memulai semua dari bawah dengan istiqomah. Karena yang memulai dari bawah tau bagaimana mengatur rem dan gas saat melewati jalan-jalan curam.
Again, hidup itu seperti musim. Nggak semua ada panennya. Tapi bukan berarti kita nggak bisa menemukan kebahagiaan di masa-masa sulit.
Balik lagi soal impian. Tiap ngelihat temen yang menjalankan risetnya dengan baik, saya selalu pengen seperti itu. Tapi karena beberapa tahun ini harus fokus ke yang lain, akhirnya disimpen aja jadi doa. Moga nanti dikasih waktu buat riset dengan baik.
Semester ini, setelah istirahat cukup lama gara-gara depresi, saya mulai pelan-pelan melatih diri dengan riset-riset kecil di lab. Diskusi sama temen dan nyoba belajar materi-materi baru.
Makanya temen saya sampe bilang:
“Kamu biasanya nggak pernah ngasih masukan sepanjang ini“
Saya cuma bisa “hehehe” doang. Rasanya lega aja karena bisa memulai lagi semuanya dari awal. Kenapa dari awal? Karena saya milih mengambil bidang Game untuk Pendidikan. Saya belum punya background ilmu yang dalam untuk itu. Rencananya tahun ini mau bikin portofolio yang cukup buat interview kalau lagi apply PhD.
Hidup itu nggak harus berlomba-lomba. Finish dan startnya orang beda-beda. Tapi kamu bisa belajar ke temen kamu yang sudah berlari lebih jauh. Jangan merasa rendah diri.
Hubungan pertemanan itu seperti cermin. Saling menumbuhkan. Kadang hal baik yang kamu punya itu terpantul ke temenmu dan menumbuhkan sifat baik ke dia. Lalu sifat baiknya dia memantul lagi ke kamu dan kamu jadi belajar kebaikan-kebaikan dia juga.
Saya keinget dua temen baik saya. Sebut saja A dan B.
One day ada orang (sebut saja C) yang bilang ke saya:
“Si A sekarang jadinya rajin belajar ya. Kayaknya dia ketularan kamu“
“Enggak. Si A itu emang dari dulu semangat. Cuman mungkin dulu dia belum nemuin apa yang dia suka aja“
Dulu saya pernah marah pas ada orang ngeremehin si A dan bilang si A nggak bisa apa-apa. Nggak ada orang yang bodoh. Yang ada tuh orang yang belum nemu interest. Kalo kita nggak bisa ngebantu dia buat nemuin apa yang dia suka, jangan ngatain.
Pernah suatu hari, si C bilang lagi:
“Si A tuh nggak bisa ngoding. Nggak ngerti hal yang kayak ginian”
Saya yang kesel banget sampe nanya:
“Kamu tau Game Theory nggak? Kamu tau gimana caranya bikin plot dalam tulisan nggak? Kamu tau gimana caranya bikin controller game nggak?“
Terus si C diem.
“Paling kamu taunya juga cuma ngoding. Ribet amat ngomentarin orang“
Kalo inget itu, saya ketawa lagi. Bisa-bisanya saya sekesel itu. Tapi emang ngeselin banget. Saya paling nggak suka lihat orang yang ngeremehin orang lain. Soalnya kalo yang diremehin tau, dia bisa down beneran.
Temen saya si A itu rajin banget kerjanya. Saya kadang sampe sungkan kalau mau minta tolong. Soalnya tanpa diminta, dia selalu inisiatif duluan. Orang nggak ngelihat itu. Yang dilihat ya cuman:
“Si A kalo diajakin ngobrol soal programming nggak nyambung”
Yaiya nggak nyambung. Bukan lulusan informatika juga. Gimana sih.
Kalo si A sifatnya kayak gitu, si B itu sifatnya outspoken banget. Orang suka sebel ke dia karena kelihatan seenaknya aja kalo ngomong. One day, si D ngomong ke saya:
“Si B temenan sama kamu jadinya kalem ya“
“Enggak. Si B mah dari dulu aslinya enak. Dia cuman ngeselin kalo ketemu orang yang ngeselin aja”
Pas banyak orang ngomong kalo si B itu ngeselin karena bersikap seenaknya, saya mengenali si B sebagai sosok yang paling tidak judgemental. Sewaktu saya depresi, dia yang selalu ngasih semangat dan bilang:
“Semua pasti berlalu”
Si B juga paling asyik kalo ditanya:
“Aku enaknya masak apa ya?”
Kalo saya lagi clueless.
Mungkin memang ada momen dimana si B ini terasa menyebalkan untuk orang lain. Tapi ketika kami ngobrol lebih jauh tentang ini, saya memahami bahwa setiap orang tuh pasti pernah mengalami titik terbawah dalam hidup. Kalo lagi di titik itu, nggak semua orang bisa tetep waras dan bersikap menyenangkan.
Orang yang nggak deket sama kita cuman punya vocabulary:
“Orang ini nyenengin“
“Orang ini ngeselin“
Si B dulu berada di posisi terbawah ketika semua orang bilang dia menyebalkan. Makanya pas saya agak chaos gara-gara depresi, banyak orang yang bilang sembari bercanda:
“Dea sekarang berubah ya?“
“Iya. Lagi nyari jatidiri kayaknya. Puber lagi kayaknya“
Sementara si B nggak bilang gitu ke saya. Dia bilang:
“Kamu butuh waktu buat beradaptasi sama rasa sedih. Nanti juga terbiasa“
Dari sini, saya belajar untuk nggak terlalu mengambil hati penilaian orang terhadap orang lain. Karena kita juga nggak tau sedalam apa perspektif mereka dalam mengamati orang lain.
Di dunia ini, kita bisa ketemu sama banyak orang dan kita nggak pernah tau dia sedang dalam musim apa. Bisa aja kita lagi di musim tanam dan harus ngeluarin banyak tenaga sementara musim panen masih jauh. Lalu temen kita yang kita temui udah ada di musim panen. Kalau penilaian kita cuma sekilas aja, kita bakal capek. Tapi kalau kita bisa memandang semua dengan lebih jernih, kita bisa saling belajar.
71 notes
·
View notes
Text
Ngayal #1
drrrrt... drrrrt... TENG TENENG TENG TENG.. drrrt drrrt... TENG TENENG TENG TENG..
Bunyi alarm yang memekakkan telinga, membangunkanku dari mimpi yang sangat indah. Namun sayang, aku sudah lupa akan mimpi indahku itu. Jadi, aku tak akan menceritakan mimpiku kepadamu.
Kakiku segera melangkah untuk bangun, dan mempersiapkan diri untuk keluar tenda. Yup, hari ini aku bersama teman-temanku sedang berada di salah satu camping ground yang tidak terlalu jauh dari pusat kota. namun percayalah, udara di simi saaangaaaat segar, dan dingin!
Keluar tenda, dan gelap masih menyambutku. Merasa agak tidak nyaman untuk berjalan ke tempat wudhu. Namun Alhamdulillah, terlihat sekitar tiga orang berdiri di sana untuk bergantian mengambil air wudhu.
Selesai melakukan ibadah, masih gelap. Aku segera menyiapkan alat masak untuk membuat teh. aku sangat suka perpaduan teh lavender dan mint, yang diberi sedikit madu. Sangat nikmat!. Kalau kau tanya, kemana teman-temanku, mereka masih beradu dengan mimpinya. teman ku yang wanita sedang haid, dan ia sudah berpesan bahwa akan bangun siang. hehehe.
Sambil menyeruput teh herbal yang kubuat, langit pun perlahan menampakkan cahayanya tepat di hadapanku. Sungguh momen terindah yang tidak akan aku lupakan. Sendiri, ditemani sejuk, segelas teh herbal, dan sang fajar yang perlahan menyambutku dengan senyum. Tak lama, deru ramai orang berbicara mulai terdengar. Iya, mereka adalah para pengunjung yang juga sedang camping.
Kututup mataku, dan menikmati semua perasaan ini. “Alhamdulillah yaa Allah. terima kasih banyak atas segala nikmat yang engkau anugerahkan kepada hamba”.Ucapku di dalam hati. merasakan kenikmatan yang tiada duanya. Sampai-sampai aku tak sadar waktu sudah menunjukkan pukul 8. “hey dil” terdengar ada yang menyapaku. Ternyata, kawanku, Novan. “Hey van! mau teh? kubuatkan yah”. Novan menatapku dengan ngeri “Hmmm.. kayaknya aku kopi aja deh dil.. kamu suka aneh aja sih bunga diminum” ungkapnya. Aku hanya tertawa seraya menyiapkan air panas untuk membuat kopi. Kami menikmati seduhan masing-masing. Aku menikmati teh herbalku, dan dia menikmati kopinya. Sungguh toleransi. Hahaha
Selang beberapa waktu aku ngobrol ngalor ngidul dengan Novan, perlahan teman-teman ku keluar dari tenda, dan menghampiri kami. Ada Dul, Ezar, Rasyad, dan Frida. Frida adalah bestie-ku sejak kami duduk di bangku SMP. kami sarapan roti lapis yang super lezat dengan didampingi kopi masing masing. sedikit sekali yang berminat dengan teh herbal kesayanganku.
Beres sarapan dan merapikan alat masak, aku berniat untuk melakukan yoga. salah satu goalsku yang harus tercapai karena udara di sini yang sangaaat enak. Pengalaman pertama untukku melakukan yoga di outdoor.
Mulai dari gerakan pemanasan, sampai tiba di cobra pose. Masih dengan mata tertutup, dan menikmati cahaya matahari ditambah udara sejuk, terdengar suara yang menginterupsiku. “Hay”. Kaget bukan main, dan yang ada dihadapanku adalah seorang laki laki bertubuh proporsional, dengan senyuman manis di wajahnya. Eh masih sempat sempatnya aku memperhatikan senyumnya. aku sedikit takut, karena posisiku yoga, cukup jauh dari kawan-kawanku. Ditengah jantungku yang berdegup kencang, aku masih berusaha untuk tetap bersikap ramah. “Hay”. Seperti mampu membaca pikiranku, ia berusaha untuk menenangkanku “hey hey.. aku nggak ada maksud jahat kok. hanya ingin ngobrol aja.. kebetulan aku memang sedang solo camping”. Sejenak aku terkagum, sampai akhirnya aku berusaha untuk tidak terlalu kaku. “oh ya.. silahkan duduk” ucapku sambil memberi instruksi untuk duduk di hadapanku. “Jarang sekali aku melihat camper melakukan yoga, dan kau sangat keren”. aku malu sekali. apakah dia memperhatikanku sejak awal? “hmm.. nggak laahh.. hehe.. aku masih belajar, dan itupun aku berlatih hanya berbekal dari youtube saja. Oh iya, kamu suka yoga juga?”. diluar dugaan ia tertawa ringan. Oh Tuhan manis sekali. Eh ada apa dengan pikiranku? “Aku sebenarnya pekerja proyek yang sedang cuti. Aku juga hobby sekali fotografi. Tetapi, olahraga ku bukan yoga” aku hanya menganggukkan kepala sambil bergumam. Ia melanjutkan ceritanya “aku sangat tertarik dan mungkin terlalu terdengar menjijikan. tetapi, aku sangat menyukai pose yoga mu dengan latar suasana yang sangat indah”. ungkapnya terus terang. aku kikuk dan membelalakan mataku. “Kalau kau bersedia, aku ingin memotretmu dengan pose yang menurutmu nyaman”. sebelum aku menjawab, terdengar namaku dipanggil oleh Frida. “Dila? nama yang bagus. kalau boleh, aku ingin berteman denganmu, dan menyimpan kontakmu sebelum kau kembali dengan teman-temanmu” tanpa pikir panjang, aku segera memberikan nomer ku untuknya. Sambil tersenyum puas, Ia mengucapkan terima kasih, membantuku merapihkan yoga mat-ku, dan mengantarku untuk bergabung kembali bersama kawan-kawanku.
“Ngeteh dulu yuk, aku punya signature loh.. hehe mau coba?” Aku menyesali diriku yang cukup cepat akrab dengan seseorang yang bahkan belum ku tahu namanya. “Boleh, kebetulan aku juga sangat suka teh”. “Baiklah tuan muda” balasku seraya tertawa bersamanya. “Sebelum aku lupa untuk bertanya, aku sangat ingin menanyakan, siapa namamu?” tanyaku sambil tak kuasa menahan tawa. “hmmm.. aroma teh mu sangat enak. srlllp. Hmm.. nikmat sekali” aku terperangah.. ada yang suka dengan teh ku juga akhirnya. aku hanya diam sambil memperlihatkan garis bibirku yang melengkung membentuk senyum. Sambil mengecap bibirnya dan tersenyum juga, ia terlihat puas. Ia menatapku seraya berkata “Rangga. Namaku, Rangga”. Rangga? apakah dia... akupun membelalakan mataku kaget.
5 notes
·
View notes
Text
Cerpen: Shaf Belakang
Kumandang azan bergema setiap jumat. Memanggil jutaan umat islam untuk menanggalkan segala aktivitas keduniaannya, semata menghadap kehadiratNya. Maka seperti biasa, aku selalu bergegas, bahkan sebelum takbir telantunkan dari suara sang bilal, aku telah berada di shaf terdepan bersama teman-temanku. “Lumayan, dapat unta,” ujar temanku terkekeh saat kita bersama-sama duduk di shaf depan. Kita pun terkekeh, hehehe...
Sementara aku duduk, kupastikan hp ku sudah dalam mode silent. Kuambil salah satu mushaf di rak di samping mimbar khatib. “Ah, ini dia...” rupanya mushaf langgananku sedang berada di tempatnya. Entah mengapa, aku menyukai mushaf biru dari negeri para nabi ini. Aku menciumnya, aromanya sepertinya memang mushaf ini masih baru. Pun juga cetakan hurufnya. Tertulis tahun 2019. Ah pantas, masih belum ada setahun.
Aku melirik jam tanganku, masih sekitar 30 menit sebelum azan, aku rasa cukup untuk menyeleseikan Al-Kahfi. Ya, padatnya aktivitas minggu itu membuatku masih belum sempat menamatkan surat ini, hingga kamis malam aku hanya mampu menamatkan yasin dan tahlil, itu pun juga dengan mata sudah terkantuk-kantuk.
Aku pun memulai tilawah, sambil sesekali memejam mata, berhenti, menghayati kisah pemuda kahfi di dalamnya. Masih tentang shaf terdepan, tiba-tiba pikiranku teringat akan sabdaNya berabad silam...
"Jika tiba hari Jum'at, maka para “Malaikat berdiri di pintu-pintu masjid, lalu mereka mencatat orang yang datang lebih awal sebagai yang awal. Perumpamaan orang yang datang paling awal untuk melaksanakan shalat Jum'at adalah seperti orang yang berkurban unta, kemudian yang berikutnya seperti orang yang berkurban sapi, dan yang berikutnya seperti orang yang berkurban kambing, yang berikutnya lagi seperti orang yang berkurban ayam, kemudian yang berikutnya seperti orang yang berkurban telur. Maka apabila imam sudah muncul dan duduk di atas mimbar, mereka menutup buku catatan mereka dan duduk mendengarkan dzikir (khutbah)." (HR. Ahmad dalam Musnadnya no. 10164)
“Le, ayo ke masjid, sudah mau iqamat.....” Teriakan ayah membuyarkan lamunanku di tengah khutbah yang ternyata sudah selesai. Aku pun bergegas merapikan surban di pundakku, memastikan wangi-wangian sudah tercium di bajuku. Pandemi ini mengubah kebiasaanku. Terlebih kali ini aku di rumah, membersama orang tua yang jelas mereka lebih rentan terkena..
Kotaku sudah menjadi zona merah. Memang masih belum begitu parah, hingga ulama setempat tetap menyelanggarakan shalat jum’at. Namun entah mengapa, masjid di dekat rumahku sedikit acuh terhadap anjuran untuk menjaga jarak. Bahkan karpet pun tak mereka gulung, masyarakatnya masih jarang memaiak masker.
Hingga aku pun bersepakat dengan ayah, bahwa khutbah kami dengarkan dari rumah, untungnya speaker masjid selalu dikeraskan. Kami baru berangkat menjelang iqamat, sembari mengamini doa khatib dalam langkah-langkah cepat kami ke berjalan ke masjid.
Kami mengambil shaf belakang, yang terluar, yang terpisah, yang di situ jarang bahkan ada jamaah. Keadaan darurat. Aku bahkan menyemprot lantai dengan disinfektan yang aku bawa sendiri dari rumah. Mau bagaimana lagi. Kepulangan ini barangkali adalah hikmah, agar aku memastikan orang-orang yang aku cintai di rumah baik-baik saja. Khatib pun tak berlama-lama dalam menyampaikan khutbah. Bacaan shalat diperpendek, demikian pula dzikir. Namun selepas i’tidal kedua, imam membaca doa...
Allahummadfa' annal ghala'a wal waba'a wal fakhsya'a .....
Air mataku menetes perlahan. Aku rindu. Rindu shaf terdepan. Rindu di mana ibadah jamaah bisa dengan nyaman dan aman dilakukan. Rindu berkumpul dengan teman-teman.
Malang, 13 April 2020
101 notes
·
View notes
Text
Kunci C
Dyarrr hari ini aku mendapatkan undangan pernikahan dari grup chat SMA, undangannya dalam bentuk website gituu. cukup menarik, jujur aku baru pertama kali lihat undangan model begini. ku klik tautannya dan muncul halaman dengan iringan lagu pernikahan yang begitulah.
kemudian melihat-lihat foto mereka berdua. agak lama. aku memang lebih tertarik melihat foto mempelai dari pada tanggal atau nama dengan siapa temanku itu menikah. Karena ya sudah pasti aku tidak akan hadir hahaha. jahat memang. tidak ada alasan yang spesifik, hanya saja aku tidak menyukai pesta dan kebisingannya.
kuteruskan scroll kebawah, ternyata ada lebih banyak lagi foto. cantik juga calon istrinya batinku. Benar-benar wajah baru, aku belum pernah melihat jadi pasti bukan teman sma.
terus ku scroll ke bawah karena aku penasaran apa lagi isi selanjutnya. nama pengantin, waktu dan tempat acara sudah terlewati, oh jauh juga. sepertinya mbaknya ini dari kota hehehe. eh ada akun instagramnya stalking ah, eh tapi nanti saja lah aku lebih penasaran ada apa selanjutnya.
terus kebawah ada kolom komentar, wah keren juga ada komentarnya kaya blog ya xixixi. tentu saja aku tidak menuliskan komentar dan terus melihat kebawah. wah ternyata banyak juga yang komentar beberapa aku tau namanya ada juga yang asing.
etttt waittt aku lihat dua kata yang masih sangat ku ingat lengkap dengan wajah si pemiliknya.
best friend??? ha sejak kapan mereka berteman baik. ah memang aku tidak tau apa-apa tentang dia. isi komentarnya? ya cukup terlihat sangat dekat.
dulu, aku akrab dengan saat-saat aku harus menarik nafas dalam dan menahan sebentar setiap kali melihat atau berhadapan dengannya.
tapi sekarang.
sekarang aku hanya melihat nama, mengapa juga jantungku seperti mendadak terhenti, menahan nafas dan tersenyum. gembira dia masih hidup. lega, aku yakin hidupnya sangat baik. Ada rasa ingin kembali, mengulang masa dulu.
suatu hari nanti mungkin undangan pernikahannya akan sampai juga kepadaku. aku baik-baik saja. meskipun tidak ada temu yang artinya mustahil mengulang bahagia itu lagi. tidak apa-apa. aku sudah cukup bahagia dengan diriku. waktu terus berjalan, hal biasa jika semakin berjarak dan menghempas kata temu sekalipun ketidak sengajaan
terkadang kenangan hadir bagaikan sepoi angin yang meniupkan udara segar dari lubang kecil ke dalam ruangan panas dan pengap. datangnya tiba-tiba tapi nyamannya sangat menggoda.
akan tetapi yang harus dilakukan adalah membuka jendela atau pintu atau menghidupkan penyejuk ruangan, bukan memperbesar lubang kecil karena memperbesar lubang kecil justru merusak dan membuat masalah.
hidup adalah sekarang dan kemarin adalah kematian yang mustahil hidup kembali.
4 notes
·
View notes
Text

Ini tentang hidup jauh dari orang tua
Waktu itu. Enam tahun silam ketika pertama kali melangkahkan kaki keluar dari tanah kelahiran. Mengemban amanah untuk belajar di daerah orang. Aku mengawali pendidikan SMA di Kota Palembang. Kota yang kata orang cukup keras kehidupanya. Dulu ada banyak hal yang aku takutkan. Aku takut jauh dari orang keluarga, takut tidak punya teman, takut tidak bisa menyesuaikan diri dan ketakutan yang paling utama adalah ketika tiba-tiba mendapat kabar dari desa tentang berita duka.
Tidak dengan ibuku,pun juga ayahku. Mereka mendukungku dengan penuh. Bahkan harapan yang mereka berikan padaku. Selama tiga tahun disana aku tak melihat ketakutan yang begitu dirasakan kedua orang tuaku. Jika hanya sekadar ketakutan-ketakutan kecil seperti takut aku kecopetan di pasar karena Palembang begitu texas hehehe dan takut aku sakit ketika disana. Yaa mungkin cuma itu yang aku ketahui.
Tapi entah kenapa ketika sudah mulai pindah kota untuk melanjutkan kuliah rasanya kedua orang tuaku begitu kelihatan ada hal yang begitu mereka takutkan tentangku. Lebih tepatnya ketakutan tentang keselamatanku.
Aku sekarang kuliah di Kota Bengkulu. Tak ada yang perlu ditakutkan menurutku. Seperti biasa aku bisa menyesuaikan diri dan hidup dengan baik di kota ini. Aku juga menyukai kota nya yang masih segar dan pantai-pantai yang mengelilingi pesisir kota ini.
Tapi sepertinya aku tahu alasan mereka begitu mengkhawatirkanku. Ibu terutama, Beliau memberikan begitu banyak nasihat sebelum aku pergi ke kota ini. Berbagai wejangan dan arahan yang ibu sampaikan kepadaku. Satu yang menurutku paling sering ibu katakan " Yuk kalo tidur jilbab nya itu deketin sama tempat tidur, Terus senter juga. Jaga-jaga kalo nanti ada gempa atau tsunami". Dari situ aku paham. Kalau mereka sebenarnya takut kalau aku tinggal di Kota Bengkulu. Katanya Bengkulu itu rawan gempa, rawan banjir juga.
Di rumah sebelum berangkat ke Kota Bengkulu, Aku menghela nafas setelah itu berbicara kepada ibu dan ayah. " Doain ayuk ya, semoga Allah melindungi kita semua. Niat ayuk kesana baik ingin menuntut ilmu". Lalu mencium kedua tangan mereka.
Alhamdulillah beberapa tahun terlewati di Kota ini. Alhamdulillah Allah memberikan perlindungan kepada hambanya.
Di sela-sela percakapan telepon ibu pernah bilang " Kalau tinggal di daerah pegunungan kita takut bencana longsor,banjir bandang. Tinggal di dekat Gunung Dempo kita takut gunung meletus. Tinggal di dekat laut kita takut tsunami dan gempa. Pun tinggal di daerah luas dan lapang sekalipun kita takut angin puting beliung, petir dan badai. Kita akan terus dibayang-bayangi ketakutan dan lupa bahwa ada Allah yang maha melindungi".
Alhamdulillah. Sampai sekarang jika terjadi gempa ibu tak pernah absen menelpon dan menanyakan keadaanku. Tidak ada yang bisa ku ucapkan selain " doain ayuk ya mak".
#untuk mereka yang dirumah ,aku baik-baik saja🤗
@ayulinka
2 notes
·
View notes
Text
-DAY 7: Favourite Movies-

Sebenarnya aku bukan orang yang senang menjelajahi sendiri film-film yang ada di seluruh belahan bumi. Aku itu tipe orang yang baru nonton film kalau ada yang ngajakin nobar di kelas—nonton rame-rame waktu jamkos gitu lho wkwk—atau kalau film itu ditayangkan di TV, atau kalau ada film nangkring di PC kakakku atau teman terdekatku. Jujur, sampai segede ini aku belum pernah yang namanya nonton film di bioskop. Hampir sih, tapi batal gara-gara jadwalnya nggak sesuai T_T
Oh iya, setelah kupikir-pikir banyak juga film yang kusuka. Beberapa diantaranya nggak kutampilkan di atas. Kalau ada yang mau bertanya kenapa aku suka film ini, atau pertanyaan seputar film itu, atau apapun deh, silakan tinggalkan komentar di postingan ini yaaa.
Harry Potter and The Order of The Phoenix—film kelima dari Harry Potter Series. Aku paling suka kerja tim mereka di film ini daripada Harry Potter Series lainnya.
Kuch-Kuch Hota Hai—pertama nonton ini sih lupa kapan, pokoknya masih bocah banget. Masih balita kayaknya wkwk. Dan kemungkinan ini film pertama yang aku tonton yang sampai sekarang aku masih suka.
Ketika Cinta Bertasbih 1&2—pertama tahu film ini gara-gara iseng buka-buka folder di komputer kakak. Terus nemu deh. Eh malah suka dan ketagihan. Bahkan aku sampai hapal dialognya gara-gara keseringan nonton hehehe.
May Who—bisa dibilang ini film Thailand pertama yang aku tonton. Pertama kali nonton waktu ada pemutaran film tengah malam di salah satu stasiun TV dan kebetulan aku terbangun. Kocak abis filmnyaa wkwkwk.
Teacher's Diary—film Thailand kedua yang aku to tonton. Mengharukan banget perjuangan dua orang guru yang harus mengajar di salah satu dusun apung.
Spy Kids—ada yang pernah nonton ini juga? Film ini mengisahkan sepasang kakak beradik—Carmen dan June Cortez—yang ternyata berasal dari keluarga mata-mata. Aku lupa film ini dibuat berapa serial, sepertinya 4 atau 5 serial. Namun dari semua serial itu, aku sangat menyukai Spy Kids 1 dan 2, karena kedua tokoh utama masih bocah dan masih imut-imut.
Disney Movies—hampir semua film Disney yang pernah kutonton masuk ke dalam listku. Terutama Disney Pixar sih, tapi di luar Pixar aku juga masih suka. Film-film Disney yang menjadi favoritku itu Up, Cars, Coco, Inside Out, Ratatouille, The Incredibles, Finding Nemo, Finding Dory, dan A Bug's Life. Lalu, yang murni dari Disney juga ada banyaaak, seperti Big Hero 6, Disney Princesses, Tinker Bell series, Lion King, dan masih banyak lagi.
Doraemon Adventure movies—nah yang ini listnya juga nggak kalah banyak hehehe. Sepertinya hampir semua film petualangan Doraemon kuembat. Tapi yang paling membekas sih sewaktu mereka berpetualang ke planet/negeri (?) hijau, ke negeri matahari, dan Dorabian Nights.
Adakah dari list film kesukaanku yang juga kesukaan kalian? Yuk sharing di kolom komentar ^^
-H-
Freeday, 18 September 2020
18.09 WIB
6 notes
·
View notes
Text

-16/04/20-
Jeon Jeongguk meluruh di balik pintu kamar yang dingin dan sepi pagi di hari yang gelap ini, dipandangilah langit-langit kamar bernuansa putih dengan perpaduan wallpaper coklat susu yang menyatu.
Jeongguk merasa ada sesuatu yang salah dari dirinya, seperti perasaan kosong dan kehilangan (?)
Entahlah, Jeongguk juga tidak begitu mengerti dengan apa yang Ia rasakan.
Aku lelah tak bersandar tiada lagi kuterka kabarmu
-16/04/20-
Lagu yang mengalun dari ruang penyiaran kampus pagi ini membuat perasaan lelaki berusia 22 tahun itu semakin berantakan.
Perasaannya saja dari pagi tadi sudah tidak karuan, Jeongguk memutuskan untuk membolos kelas hari ini dan pergi menenangkan diri ke suatu tempat
"Jeonggukie? Aku sudah siapkan makan malam, mari mak—"
"Aku sudah makan dengan Yurika di luar tadi. Kau makan saja sendiri, Aku mau membersihkan tubuh lalu langsung tidur." Jeongguk memotong ucapan Taehyung.
Taehyung tersenyum. "Aku sudah makan Kok Ggukie. Mau ku siapi air hangat?" Senyuman manis milik Taehyung selalu saja membuat hati Jeongguk menghangat diam-diam. Jeongguk menyukain suara Taehyung, Ia menyukai senyuman, dan tatapan kasih sayang yang Taehyung berikan kepadanya.
"Hmm, terimakasih." Ucap Jeongguk sedikit dingin, ya. Sifatnya memang seperti itu, jauh sebelum Taehyung dan Jeongguk memutuskan untuk bertunangan dan hidup bersama dalam satu apartemen.
Taehyung kelewat paham, dan Ia berusaha untuk menyesuaikan diri dengan sifat Jeongguk, menyesuaikan diri.
-24/01/21-
"Yak, Jeon. Lo bawa flashdisknya?" Eunwoo yang entah sejak kapan sudah berdiri di hadapannya berhasil mengeluarkan Jeongguk dari lamunannya.
Jeongguk nampak terkejut, tetapi segera Ia menganggukkan kepalanya. Tangannya merogoh dalam tas hitamnya, kemudian tangan besar itu keluar dari dalam tas dengan sebuah flashdisk berwarna abu-abu digenggamannya.
Eunwoo meletakkan laptopnya di atas meja Jeongguk, kemudian Ia menarik kursi di samping Jeongguk--mendekatkannya kepada lelaki itu.
Mereka akan presentasi setelah ini, jadi Eunwoo mencoba untuk mengecek kembali materi untuk presentasi.
"Gguk? Ini yang mana? Banyak banget sih file lo?"
Jeongguk mengangkat sebelah alisnya bingung. Jeongguk buka tipe orang yang suka menaruh banyak file di dalam flashdisk nya selain tugas kuliah. Seharusnya hanya ada satu file di dalam flashdisk itu, yaitu file tugas kuliah.
Jeongguk mengambil alih laptop Eunwoo, meneliti tiap isi file dalam flashdisk tersebut. Sadar akan sesuatu, Ia buru-buru mengecek sebuah dokumen power point yang berada di paling bawah file-file tersebut, kemudian lelaki Jeon itu menghembuskan napas lega.
Ia hanya salah memasukkan file presentasinya ke dalam flashdisk lain, bukan salah membawa flashdisk.
"Ni woo, maaf. Gue salah masukin ke flashdisk. Harusnya bukan yang ini." Jelas Jeongguk, Eunwoo menganggukkan kepalanya santai.
***
Selepas jam kuliahnya berakhir, Jeongguk putuskan untuk kembali ke apartemennya.
Setelah meletakkan tas nya di atas meja belajar, Jeongguk merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk sembari memejamkan matanya.
Hari itu kau bertanya akankah selamanya bersama?
"Gguk, makasih seharian ini sudah mau menemaniku menikmati minggu yang menyenangkan, ya? Wah, Aku tidak menyangka kalau Kau suka dengan petrichor? Hahaha, hujan tadi Aku tidak kedinginan lho meskipun kita meneduhnya di ruko pinggir jalan. Kau tahu apa alasannya?"
Taehyung dengan begitu bersemangat menggoyang-goyangkan lengan atletis Jeongguk yang tengah sibuk berkutat dengan tugas kuliahnya.
"Hm, kenapa?" Tanya Jeongguk singkat.
"Soalnya ada Kau, makasih ya, sudah mau menghangatkan Aku dengan pelukanmu. Pelukanmu seperti rumah, Gguk. Aku menyukainya." Jawab Taehyung di akhiri senyuman kotak.
Jeongguk hanya menoleh sekilas tanpa ekspresi, kemudian menganggukkan kepala ringan dan kembali fokus pada tugas kuliahnya.
"Umm, Ggukie.. Kira-kira, kita bakalan bareng terus gak? Aku atau Kau duluan yang akan di jemput Tuhan? tapi, Ggukie. Kalau Tuhan bilang kamu yang harus pergi duluan, Aku mau meminta agar bisa menggantikanmu." Ucap Taehyung sembari duduk di sofa kamar apartemen mereka—di samping meja belajar Jeongguk.
"Kau bicara apa? Tidak usah macam-macam. Mending Kau belajar, bukankah sebentar lagi akan ada ujian kelulusan SMA?" Lagi. Jeongguk berucap dingin tanpa menoleh lawan bicaranya—terfokus pada tugas kuliahnya.
Taehyung menyengir. "Aku akan belajar! Agar bisa lulus menjadi yang terbaik, dan kuliah di kampus yang sama dengan calon suamiku! Heheh." Jawab Taehyung begitu ceria.
Dua jam yang lalu mereka habis berjalan-jalan menikmati minggu sore, walaupun dengan sedikit paksaan Taehyung, akhirnya Jeongguk mau untuk meninggalkan buku-bukunya sebentar dan memberikan waktunya untuk Taehyung.
Taehyung belajar di atas kasurnya, buku-buku tebal itu hanya terbuka, tetapi dirinya fokus pada ponselnya—membaca komik, yang setelahnya Jeongguk temukan Taehyung tertidur pulas satu jam kemudian.
Jeongguk bangkit dari tidurnya, Kebetulan Ia ingat dengan flashdisk yang tadi Ia gunakan untuk presentasi di kampus. Ya, flashdisk itu milik Taehyung.
Selama ini, Jeongguk tidak pernah menyentuh barang Taehyung tanpa izin. Begitu pula sebaliknya, tetapi kali ini Jeongguk tidak izin untuk membuka seluruh file di dalam flashdisk Taehyung, yang sedikit banyak membuat Ia tertawa, gemas, lalu kemudian sesak di waktu yang bersamaan.
Anime Tae
Tugas Sekolah
Film
PPT
Naskah Drama Eskul
Foto Kecil Taetae
Seokjin Hyung Kesayangan
Ggukie; Love n Pain
Jeongguk terlihat begitu penasaran dengan beberapa file di dalam flashdisk tersebut, salah satunya file yang terdapat namanya di dalam judulnya.
Jeongguk membukanya ragu-ragu. Ternyata ada banyak sekali foto dirinya, beberapa di antaranya adalah foto dirinya berdua bersama Taehyung.
Jeongguk akui, Ia memang jarang sekali berfoto dengan lelaki manis yang merupakan tunangannya tersebut.
Jeongguk terus menggeser foto-foto tersebut sampai di akhir Ia menemukan sebuah Video dengan tumbnail gelap.
"JEONGGUK, LO DI ATAS? TURUN, GUE BAWA MAKANAN BANYAK NIH SAMA YOONGI HYUNG!" baru saja Jeongguk akan melihat video di dalam flashdisk itu, suara kencang Jimin menghentikan kegiatannya, Jimin—temannya datang bersama kekasihnya—Yoongi.
"Ya! Sebentar, Gue turun Jim!" Ucap Jeongguk tak kalah kencang agar terdengar sampai lantai bawah.
Hujan slalu bercerita, Tentang kala kudekap detakmu
Jeongguk baru saja pulang dari kampus pukul 7 malam, Ia membuka pintu apartemennya dan melihat kegelapan di dalam apartemennya. Biasanya Taehyung sudah duduk di kursi meja makan dengan beberapa makanan sederhana. Hal yang Jeongguk lihat sekarang adalah hal yang baru pertama Ia lihat.
Ia naik ke lantai atas, membuka pintu kamarnya yang masih gelap gulita. Dinyalakan lampur kamar tersebut, mata Jeongguk melebar kaget ketika melihat sesosok manusia lengkap dengan seragam sekolahnya tergeletak di bawah kasur—di lantai yang dingin.
Jeongguk buru-buru menghampirinya. Itu Taehyung, tunangannya. Jeongguk memeluk lelaki berusia 18 tahun itu lembut.
Terlihat sebuah luka sobek di sudut bibir Taehyung, dan sebuah luka memar di dahinya.
Jeongguk memindahkan Taehyung ke atas ranjang, entah apa yang terjadi tadi di sekolah, Jeongguk akan tanyakan nanti.
***
Hujan turun di sertai petir yang lumayan besar membuat Jeongguk tersadar dari tidurnya, Taehyung di sampingnya sedang memeluknya erat sembari gemetar. Anak itu sangat takut dengan petir.
Jeongguk raih tubuh mungil Taehyung, mendekapnya erat—menenggelamkan tubuh mungil itu di dalam tubuh atletis Jeongguk.
"Ggukie, Aku takut." Cicit Taehyung pelan.
Jeongguk hanya menciumi kening Taehyung, menyalurkan rasa aman secara tidak langsung kepada kekasihnya.
"Taehyung-ah, Kau bertengkar di sekolah?" Tanya Jeongguk dengan nada khasnya—ya sedikit dingin.
Taehyung terdiam, Ia memejamkan matanya sejenak. "Ggukie tidak ingat apa yang terjadi tadi pagi?" Tanya Taehyung.
Jeongguk menggelengkan kepalanya ragu, Taehyung kemudian tersenyum.
"Aku gak apa-apa, Aku baik-baik saja. Ggukie, tolong peluk Aku sampai hujan berhenti ya?" Ucap Taehyung dengan senyuman manisnya yang justru menyesakkan bagi Jeongguk.
Dengarkanlah, Aku rindu
-27/02/21-
Jeongguk duduk di sebuah kain tikar panjang dan fokus pada buki tebal yang berada di tangannya.
Di sampingnya ada Jimin, dan Hoseok yang sedang bermain game bersama di ponsel mereka.
Di sebrang sana—tak jauh dari digelarnya kain tikar, Yoongi dan Seokjin sedang fokus memanggang daging barbeque, di meja berisi beberapa minumam dingin, dan camilan—Namjoon menata piring, dan beberapa perangkat makam lainnya.
Sudah lama Jeongguk ingin tanyakan hal ini kepada orang-orang terdekatnya, terutama kepada Seokjin.
Tentang Taehyung, yang tak kunjung kembali dari Daegu. Tentang tunangannya yang tak lagi memberi kabar sejak 20 April tahun lalu.
Maka, setelah acara piknik sederhana selesai—Jeongguk coba bertanya kepada Seokjin sembari membantu lelaki itu merapihkan piring-piring kotor.
"Hyung, Kapan Taehyung pulang?" Pertanyaan Jeongguk membuat Seokjin berhenti melakukan aktivitasnya, kemudian Ia berbalik menatap Jeongguk dengan senyuman tipis.
"Gguk, nanti kalau sudah waktunya." Jawab Seokjin lembut, tetapi tersirat sebuah nada aneh yang tak bisa Jeongguk tangkap jelas maksudnya. Apa Taehyungnya sakit di Daegu?
"Aku rindu Ia, Hyung. Ia berhenti mengirimiku kabar pada 20 April tahun lalu, Ia tak lagi terlihat di pandanganku mulai tanggal 20 April tahun lalu. Apa kuliahnya terlalu mengasikkan sampai Ia lupa kalau dirinya punya Aku di Seoul?" Jeongguk berbicara sambil menundukkan kepalanya.
Sejujurnya, selain merasakan perasaan kosong dan aneh sejak sehari Taehyung hilang tanpa kabar, lambat laun Jeongguk juga merasakan ada suatu perasaan lain. Ia rindu, Ia begitu merindukan bocah kecil yang di jodohkan padanya sejak anak itu masih berusia 17 tahun.
Seokjin tidak meresponnya lagi, Ia kembali mencuci piring-piring kotor di atas westafel dengan tatapan yang sangat sulit diartikan.
Tak bersuara, tak berbalas. Memanggilmu
-04/03/21-
"Jangan lupa makan Jeongguk." Suara Namjoon—kakak kandungnya, menghancurkan lamunan Jeongguk.
Namjoon duduk di sisi sofa kosong di sampingnya, kemudian dengan telaten menyuapi Jeongguk yang merupakan adik kandung kesayangannya sejak kecil.
"Gguk, Jangan seperti ini. Kau tahu? Kau begitu jelek diam seperti ini terus. Ini sudah hari ketiga Kau seperti ini." Ucap Namjoon pada adiknya.
"Aku merindukan Dia, Hyung."
Namjoon sebenarnya begitu marah, melihat adik yang sejak dahulu Ia jaga dan Ia sayangi menjadi seperti ini.
"Aku rindu Dia, tetapi setiap ku mengirimi Ia pesan tak ada satupun yang di balas. Aku berteriak kalau Aku merindukan dirinya, tapi tak ada suara yang hadir setelah suaraku, Hyung."
Namjoon, Muak. Ia tak lagi sanggup menyembunyikan kebenarannya. Maka dari itu, Ia letakkan piring berisi nasi itu di atas meja. Namjoon pegang bahu Sang Adik—sedikit mencengkramnya.
"Taehyung sudah pergi, Gguk. Setelah mengalami malam kelam denganmu dua hari sebelum Ia benar-benar memutuskan pergi." Jelas Namjoon dengan mata berkaca.
Jeongguk menatap Namjoon bingung, seolah Ia meminta penjelasan lebih.
-Tbc.
1 note
·
View note
Text
[TRANS-INDO] 201126 Wawancara IU bersama Majalah GQ Korea Edisi Desember 2020
IU "Sekarang marilah kita beralih ke chapter (bab/ babak) selanjutnya"
Lee Ji Eun yang tersembunyi disetiap jejak yang ditinggalkan oleh IU. Penulis (Jieun-ie), IU.




Q. Sudah 10 tahun sejak wawancara pertamamu dengan GQ (GQ Korea edisi Agustus 2010). Ketika kamu mempromosikan lagu "Boo" dan "Nagging". IU: Wah. Sudah 10 tahun lamanya?
Q. Saat itu pertanyaan wawancara yang dilontarkan pertama kali adalah, "bukankan saat ini sedang libur sekolah? Apa rencanamu....?" IU: Hahahahaha.
Q. Sekarang kamu tidak lagi ada libur sekolah. IU: Ya, benar. Namun, pemotretan (GQ Korea edisi Agustus 2010) saat itu memberikan kesan mendalam bagiku. Mereka memiliki konsep ketika aku sedang mengikat rambut dan satu lagi sedang memakan semangka. Saat itu aku tidak berpengalaman dalam sesi pemotretan, karena itulah aku sangat gugup.
Q. Baru-baru ini kamu melakukan sebuah (penampilan) spesial di <Yoo Hee Yeol's Sketchbook> untuk merayakan ulang tahun debut yang ke-12. Sepertinya menjadi sebuah kenangan yang sangat spesial bagimu. IU: Ada banyak diantara para staf <Sketchbook> yang telah menontonku sejak aku masih SMA, karena itu aku tidak tahu bagaimana perasaan mereka tentang (penampilan spesial) itu, tapi bagiku terasa emosional, secara tidak terduga. Alasannya adalah karena dalam acara (<Yoo Hee Yeol's Sketchbook>) tersebut, para rookie (yang baru debut) selalu muncul dibagian akhir. Saat aku memulainya aku juga (mendapat urutan tampil) terakhir namun sekarang aku dapat memiliki sebuah penampilan spesial yang seluruhnya dipersembahkan untukku.
Q. Mulai dari title song album reguler ke-2 (<Last Fantasy>), "You & I", hingga lagu yang belum dirilis, seolah 12 tahun terakhirmu dirangkum ke dalam 17 lagu yang kamu bawakan dalam 1,5 jam penampilan spesial tersebut. IU: Direktur Musik Kang Seung Won, seorang penulis lagu yang membuat "서른 즈음에 (Around Thirty)" (dibawakan oleh Kim Kwang Seok) dan seorang senior di industri musik yang sangat kuhormati, telah menjadi direktur musik acara <Sketchbook> sejak awal (disiarkan). Hari itu aku berpapasan dengannya dan dia berkata, "Kamu telah banyak bertumbuh" dan aku menjawabnya, "어휴 (suara helaan nafas), kamu benar". Kok berani-beraninya melakukan penampilan solo (tunggal) spesial di <Sketchbook>... Itulah yang membuatku merasa takjub. Sepanjang hari.
Q. Secara pribadi, aku merasa terkesan ketika kamu membawakan lagu berjudul "Knees" (2015). IU: Sebelumnya aku pernah berkata bahwa aku ingin agar "Knees" menjadi sebuah lagu yang dikenang sebagai lagu yang mewakili diriku.
Q. Kamu juga berkata, "("Knees") adalah lagu yang paling 'diriku' ". Tetapi subtitel pengantar lagu tersebut tertulis demikian. "Merupakan sebuah lagu tentang malam dimana kamu merasa sedih karena tiba-tiba tersadar jika kamu telah menjadi seorang dewasa yang waspada dan tidak bisa tidur setelah merasakan sesuatu, sekecil apapun itu". IU: Oh, apakah kata-kata tersebut aku yang menulisnya? Rasa-rasanya aku yang menulisnya... Sepertinya begitu. Benar, kurasa begitu (IU yang menulisnya). Hahaha.
Q. Apakah kamu merasa kamu menjadi lebih waspada? IU: Alasan kenapa seseorang tidak bisa tidur adalah dia tidak bisa tidur karena dia sedang waspada, begitulah penjelasan sederhana pihak Rumah Sakit tentang mekanisme insomnia. Mereka berkata bahwa aku tidak bisa tidur karena aku waspada.
Q. Apakah kamu sering sulit tidur? IU: Akhir-akhir ini aku dapat tidur dengan nyenyak 1 kali dalam 3 malam. Kemarin adalah malam dimana aku dapat tidur dengan nyenyak. Sulit, terlebih saat pergantian musim. Aku dapat tidur dengan nyenyak saat musim panas tapi insomniaku memburuk saat musim gugur datang meskipun aku sering berolah raga untuk membuat diriku merasa capek/ letih maupun keluar untuk berjemur sinar matahari.
Q. Apa yang membuatmu waspada? IU: Entahlah. Aku tidak mengetahuinya, hanya saja... mungkin waspada terhadap tidur. (Karena ketika tidur, seseorang) menjadi tidak berdaya (tidak memiliki pertahanan diri).
Q. Sejak kapan (insomnia itu muncul)? IU: Dimulai ketika aku berusia 20 tahun, tapi kurasa hanya karena saat itu aku mulai sangat disibukkan dengan pekerjaan sehingga pola tidurku menjadi kacau. Aku harus selalu siap siaga. Ketika aku terjaga/ terbangun dari tidur, aku harus langsung bersiap-siap untuk bekerja. Selain itu, jika aku tidur terlalu nyenyak maka akan akan ada lebih banyak waktu yang dibutuhkan agar aku dapat benar-benar terjaga. Kurasa karena itulah aku menjadi waspada terhadap tidur. Tapi sekarang aku mencoba untuk menjalani hari-hari dengan lebih teratur, kecuali ketika aku sedang akting atau mengerjakan album. Baru-baru ini aku mencoba untuk bangun sekitar jam 09.00-10.00 pagi karena aku terbiasa bangun sangat terlambat, yaitu sekitar jam 14.00 siang. Aku menghabiskan hariku untuk melakukan hal ini dan itu, kemudian mencoba tidur pada pukul 00.00 dini hari.
Q. Jika (insomnia) dimulai sejak kamu berumur 20 tahun, berarti dibutuhkan waktu 3 tahun hingga kamu berbicara tentang hal itu dalam musikmu ("Knees" dirilis ketika IU berusia 23 tahun). IU: Di masa sekarang (membicarakan tentang insomnia) bukanlah sebuah hal besar, yah siapa sih yang tidak mengalami insomnia di masyarakat modern ini? Tapi saat itu terdapat kesan dimana para selebritas tidak seharusnya dengan bebas/ mudah membicarakan hal-hal seperti ini.


Q. Karena bisa menjadi suatu kekurangan/ kelemahan. IU: Membicarakan insomnia bukanlah seperti suatu hal yang besar, tetapi pada saat itu bisa jadi karena aku memiliki citra yang sangat ceria, imut dan sehat. Aku memiliki citra yang seperti itu jadi jika aku membicarakan (insomnia), seolah aku mengatakan, "Hei, aku bukanlah anak yang selalu ceria, yang hidup tanpa beban seperti yang kamu kira.”
Q. Dimanakah kamu menemukan kekuatan untuk membuat pengakuan secara jujur? IU: Ketika menulis musik, tidak ada pilihan lain selain menanamkan pengakuan (dalam tulisan), jadi mau tidak mau perlahan-lahan muncul. Karena itulah aku suka "Knees". Karena (lagu itu) merupakan pengakuanku yang paling jujur.
Q. Karena kita sedang membicarakannya, album yang memuat "Knees", <CHAT-SHIRE> adalah sebuah album dimana kamu benar-benar mulai menulis lirik, membuat lagu dan memproduseri (musik). IU: Sepertinya ada banyak kalimat dalam lagu-lagu yang kubuat dan kutulis liriknya yang keluar layaknya tulisan dalam buku harian. Juga banyak kali aku menerima lagu dari orang lain dan saat proses penambahan lirik aku menulis lirik menggunakan imajinasiku. Contohnya "Blueming" dan juga "Above The Time". Sekarang separuh-separuh. Jika aku hanya menuliskan tentang diriku sendiri maka subyeknya akan terbatas. Karena itulah ada cukup banyak lirik (yang IU tulis) dengan menciptakan karakter baru dan memerankannya.
Q. Sampai tanggal wawancara ini dilakukan, IU telah memiliki kredit penulisan lirik sebanyak 54 lagu. IU: Ooo, banyak (yang IU tulis).
Q. Diantara 54 lagu ini, apakah ada sebuah lagu yang muncul pertama kali di benakmu? IU: Lagu-lagu yang membuatku merasa puaslah yang muncul pertama kali. Tentu saja "Knees" (2015) atau "Heart" (2015), selain itu aku juga sangat menyukai lirik "BBIBBI" (2018). Ada juga lagu "Full Stop" (2017). Senior Son Sung Jae memberiku lagu itu, aku menulis liriknya, dan aku 'saangaat' menyukai lagu tersebut. Lagu ini merupakan lagu yang sangat tenang dan puncaknya tidak kentara, jadi bukan jenis-jenis yang akan menjadi lagu hit (terkenal), tapi juga merupakan lagu yang membuatku berharap agar suatu saat nanti (orang-orang) dapat menemukan ulang dan lagu ini kembali mendapatkan momennya dalam cahaya yang baru.
Q. Mengapa kamu sangat menyukai lagu itu? IU: Aku teringat menulis lagu tersebut dengan rasa sakit yang sangat besar. Ketika aku menulis liriknya, tentu saja aku memiliki pengalaman pacaran dan putus hubungan, karena itulah aku mencoba dengan keras untuk memasukkan kata-kata yang sangat jelas/ kentara ke dalam lagu tersebut.
Q. Tunggu sebentar, berikan aku waktu untuk melihat liriknya. Hm... kamu benar-benar terluka karena cinta. IU: Hehehe.
Q. Jadi ("Full Stop") ini adalah (lagu) tentang terlambat mengucapkan perpisahan yang terakhir. IU: Benar. Menunda dan menunda, kemudian tiba-tiba menyadari bahwa hari ini adalah hari perpisahanku. Hari ini adalah hari dimana aku harus menerima/ melupakan semuanya. Seperti itu.
Q. Apa yang terjadi, apakah kamu mampu menerima/ melupakan semuanya? IU: Agaknya aku adalah tipe orang yang seperti itu.
Q. Keputusan mungkin datang terlambat namun sepertinya baik-baik saja setelah akhirnya dibuat. IU: Karena itulah terkadang aku mendengar orang-orang yang sangat akrab denganku berkata bahwa aku adalah seorang yang tidak memiliki cinta/ kasih sayang. Tapi sungguh, aku memiliki banyak kasih sayang, ya kan? Dan jika aku disuruh untuk menjelaskan lebih lanjut, kan ada orang-orang yang dekat denganku. Orang-orang yang telah melihat semua wujud diriku dan sungguh-sungguh mengenal hampir semua tentangku. Orang-orang seperti inilah yang berkata bahwa aku adalah orang yang ketika harus menerima/ melupakan sesuatu, entah tujuan/ sasaran maupun orang, aku akan 'saangaat' menderita hingga hari itu, kemudian tiba-tiba keesokan harinya aku dapat muncul seraya berkata, 'Sekarang aku baik-baik saja'. Mereka bertanya bagaimana aku bisa baik-baik saja hanya dalam kurun waktu 1 hari, dan setelah sering mendengar (perkataan mereka) kurasa aku pun setuju dengan mereka sekarang. Bagiku, batasan itu tidak memudar secara alami. Terkadang (batasan itu) tiba-tiba terputus begitu saja. Karena itulah ada banyak kenangan yang tidak dapat kuingat.
Q. Orang seperti apakah yang biasanya mengenal lubuk hati IU yang terdalam? IU: Pastinya orang-orang yang telah mengenalku sejak lama, diantaranya adalah Yoo Inna. Juga, para komposer yang bekerja denganku telah melihatku sejak aku masih duduk di bangku SMP. Aku juga sering mendengar (hal-hal seperti itu) dari keluargaku.
Q. Ini adalah catatan yang kubuat ketika aku membaca 54 kisah (lagu) yang telah IU tulis. "Hal yang melucuti sisi ini dan itu IU sepertinya adalah cinta". Benar berapa persenkah (catatan itu)? IU: Kurasa kamu sepenuhnya benar.
Q. Sepenuhnya benar? IU: Sekali lagi, aku memiliki banyak cinta. Hahahahaha. Karena aku memiliki banyak cinta, bukan hanya cinta yang muncul ketika sedang berpacaran, akupun sangat mencintai diriku. Saat ini aku memasuki usia akhir 20-an karena itulah aku dapat membedakannya. Bahwa cinta diri sendiri (self-love) dan harga diri (self-esteem) adalah dua hal yang berbeda. Saat aku muda, hal itu sangat membingungkan. Aku menganggap diriku begitu berharga/ berarti dan aku sangat menyukai diriku, tetapi kenapa aku masih merasa kalau aku belum cukup baik? Kenapa? Aku telah banyak memikirkan tentang hal ini dan akhirnya menyadari bahwa ternyata cinta diri sendiri dan harga diri adalah dua hal yang berbeda. Aku memiliki rasa cinta yang begitu dalam terhadap diriku sendiri. Namun aku juga merasa bahwa aku memiliki banyak kekurangan. Aku mencintai diriku sendiri, tidak peduli aku memiliki kekurangan atau tidak.




Q. Dari sekuian banyak cinta yang dapat melucuti IU, sepertinya IU lebih mengutamakan cinta diri sendiri. IU: Kurasa aku paling cinta kepada diriku sendiri, itu benar. Ya kan diri sendiri adalah orang yang paling penting. (Diri sendiri) adalah orang yang paling menghargai standar diri sendiri. Karena aku adalah seorang yang seperti itu. Standar diriku sendiri sangatlah penting bagiku.
Q. Kalau begitu standar apakah yang kamu pilih untuk peran Somin dalam film <DREAM> yang saat ini kamu kerjakan? Kudengar kamu berkata bahwa akan menyenangkan jika memiliki 1 teman seperti ini disekitarmu. Teman seperti apakah yang dimaksud dengan 'teman seperti ini'? IU: Somin adalah seorang dengan pikiran yang sederhana. Ketika pertama kali membaca naskah, sutradara Lee Byung Hun berkata bahwa karakter-karakter (dalam film <DREAM>) memiliki berbagai macam kisah, daripada mencoba untuk membuat (karakter tersebut) menjadi terlihat tiga dimensi, akan lebih baik jika memerankannya dengan lepas/ bebas sesuai dengan setiap situasi karena mereka adalah karakter yang seperti itu. Kurasa diantara mereka (karakter lain dalam <DREAM>), akulah (Somin) yang memiliki kisah paling sederhana. Meskipun sederhana, (Somin) merasakan kekhawatiran yang sama seperti yang dirasakan oleh semua orang. Selain itu dia juga merupakan peran yang mampu memberikan semangat dan memikat banyak orang. Dia adalah karakter yang riang. Aku suka dia karena dia riang.
Q. Jadi (Somin) adalah karakter yang riang. IU: Di sisi lain, ini juga merupakan tipe akting yang paling sulit bagiku? Tipe karakter yang santai dalam menjalani hidup (seolah tidak memiliki kekhawatiran). Namun aku juga merasa bahwa mencoba memerankan karakter yang santai sebenarnya bagus setelah dalam drama-drama sebelumnya aku memerankan karakter yang memiliki banyak kisah yang rumit seperti Jian dalam <My Mister> dilanjutkan dengan Manwol dalam <Hotel Del Luna>. (<DREAM>) adalah film komersial pertamaku dan debutku dalam film (berdurasi) panjang, juga membuatku berpikir tentang bagaimana karakter (Somin) bisa saja tidak cocok denganku atau bagaimana nilai & harapan yang mereka berikan padaku dalam film ini terlampau besar. Tergantung pada para pendengar, aku tidak tahu bagaimana mereka akan menerimanya; karena aku belum pernah mencoba (bermain) dalam film berdurasi panjang, aku sempat memiliki keraguan, "Mengapa, mengapa kamu mempercayakan peran yang sebesar ini padaku?" Sepertinya saat itu aku memikirkannya dengan cara agak konservatif/ kolot. Somin penuh dengan rasa kemanusiaan, hidup dengan giat, tipe yang rasa-rasanya dijumpai oleh semua orang setidaknya 1 kali dalam hidup mereka, dan aku berpikir ya mungkin sudah waktunya aku mencoba melakukan ini (memerankan karakter seperti Somin). Alasan sederhana lainnya adalah aku berpikir, "Karena ini adalah film komedi, akan ada banyak hal yang dapat ditertawakan, bukan?”.
Q. Dan dalam film tersebut, apakah ada banyak hal yang dapat ditertawakan? IU: Ya. Aku sering tertawa ketika syuting. Biasanya aku bukanlah tipe orang yang sangat bersemangat atau sangat bahagia atau sangat sedih. Tapi anehnya ketika sedang bekerja, emosi menguasaiku. Aku merasakan luapan, pikiranku berputar dengan cepat, jantungku berdebar dengan cepat, ada kalanya aku merasakan kekalahan, pencapaian, kebahagiaan, penyesalan. Aku hanya merasakan hal-hal seperti ini ketika sedang bekerja, dan ketika bekerja saja. Dalam keseharianku biasanya aku hanya merasa lesu dan kosong. Kamu melihat sisi diriku yang seperti itu dalam <Hyori's Bed & Breakfast> jadi aku sangat terkejut ketika menonton acara tersebut. Aku tidak percaya (diriku yang seperti itu) disiarkan di TV.
Q. Karena itukah kamu terkejut? Bukannya karena 'Aku tidak percaya ada sisi diriku yang seperti itu'? *pewawancara menanyakan apakah benar alasan IU terkejut adalah karena <Hyori's Bed & Breakfast> yang menyiarkan itu di TV, seolah IU telah menyadari bahwa dia mengetahui sisi dirinya yang lesu dan kosong sebelum acara <Hyori's Bed & Breakfast> disiarkan. IU: Tentu saja 'sisi diriku yang lesu yang diketahui hanya oleh aku dan diriku disiarkan di TV' (yang membuat IU terkejut). Padahal itu adalah sisi diriku yang tidak pernah kutunjukkan kepada orang lain selama 10 tahun.
Q. Kamu tidak akan merasa lesu jika kamu memiliki sesuatu dalam dirimu yang mendesak supaya bekerja dengan giat sampai akhir, hingga memenuhi kepuasan atau standar yang kamu buat sendiri. IU: Kurasa kekuatan itu adalah sifat bawaan dari lahir.
Q. Kamu sekarang sedang dalam proses pengerjaan album baru, bukan? IU: Aku berencana untuk merilisnya tahun depan tapi konsepnya sudah ditetapkan. (Konsepnya adalah) 인사 (memiliki arti '인사 [halo]'/ '인사 [selamat tinggal]'/ '감사 인사 [ucapan terima kasih]'). Karena (album ini) merupakan album terakhirku di usia 20an (karena di tahun 2021 IU akan berusia 29 tahun, usia Korea).
Catatan penerjemah: “인사” mengandung banyak makna, antara lain: 인사 (halo) kepada Uaena, kepada usia 30 인사 (selamat tinggal) kepada usia 20-an 감사 인사 (ucapan terima kasih) kepada mereka yang telah melihat/ mengikuti perjalanan karir IU sampai akhir
Q. Jadi begitu. Tahun depan kamu akan berusia 29 tahun (usia Korea). IU: Karena aku debut di usia 16 tahun (usia Korea), orang-orang telah melihat/ mengikuti separuh masa remajaku, namun kali ini mereka telah 완독 (membaca buku hingga lembar terakhir) keseluruhan usia 20an-ku. Ini adalah sebuah album yang ingin kubuat untuk memberikan ucapan halo/ selamat tinggal kepada mereka yang telah melihat/ mengikuti usia 20an-ku, dan memberikan ucapan terima kasih kepada mereka yang menonton/ mengikutiku sampai akhir. Aku ingin mengucapkan salam tersebut dengan 화려한 (penuh warna, spektakuler, megah, mewah, semarak). Dengan penuh warna/ spektakuler/ megah/ mewah/ semarak, bukan dengan rasa sedih.
Q. Apakah kamu mengkhawatirkan akhir usia 20an-mu? IU: Aku sedikit merasa terbeban untuk menyelesaikannya dengan baik. Dalam wawancara, aku jarang sekali mengatakan, "Aku terbeban akan hal ini", tapi sejujurnya karena ini adalah akhir usia 20an-ku aku sedikit merasa terbeban. Juga, aku ingin menyambut usia 30an-ku dengan permulaan yang baru (perasaan segar). Aku memutuskan untuk membuat sedikit perubahan di usia 30an.
Q. Bagaimana caranya? IU: Sedikit. Aku ingin 'sediikiit' merubah. Entah itu dalam hal bermusik atau dalam hal lain. Lebih tepatnya aku ingin mencoba untuk lebih natural (apa adanya) dan santai. Selain itu ini juga merupakan ucapan salam halo. "Sekarang marilah kita beralih ke chapter (bab/ babak) selanjutnya".
Korea-Indonesia : All About IU Korea-Inggris : IUteamstarcandy, 4seasonswithIU, penguin_030 Inggris-Indonesia : All About IU
2 notes
·
View notes
Text
Selamat menggenap 2 tahun, sayang!
2 tahun bersama gadis dan ayah si gadis kecilku :) iya, kan shalihah-ku sama bundanya selama 9 bulan 10 hari d rahim, 13 bulan nya di dunia hehe.
Kata orang, kita berbeda banget. Suami itu feeling ekstrovert, saya thinking introvert. Lah, beda kan? Iya dong, lahir di keluarga yang beda,tradisi yg beda dan prinsip receh yang beda. Aku sejak awal memutuskan berkata "ya" dengan suami memang sudah memikirkan kelemahan kelebihan yang aslinya aku rasakan dari komunikasi sekilas di kampus 😁 bukan cuma di CV dan taaruf yang menurutku banyak polesannya hayoo ngakuu. Karena suamiku tuh terkenal semasa di kampus, gosipnya banyak. Aku sampai tahu dari A sampai Z. Entah kenapa gitu ada aja. Pas dikonfirm setelah kita seatap, nyatanya ga semua benar. Ya Allah, kasihan suamiku 😪 resiko ya pak. Puk2. Manusia ga semua baik ko huhu
Tapi dengan adanya perbedaan itu, lantas menghasilkan aku melakukan istikhoroh berulang kali, bertanya pada teman2nya hingga akad tiba agar semakin mantap dan yakin bahwa aku tak hanya "jatuh cinta" semata. Aku pikir, sah2 aja kalau laki2 tertarik pada fisik dulu. Tapi suami bilang, aku ga bisa memungkiri kalo aku tertarik sama fisik kamu, tapi aku juga ingin paket lain berupa akhlak dan kecerdasannya. Oh, gitu kali ya. Jadi, fisik tu emang bukan segala2 ternyata bagi pria.
Aku juga heran, suka mikir apa ada ya, yg mau sama orang aneh kayak aku. Temen perempuanku di kampus yg jalan pikirnya nyambung denganku terbilang dikit. Makanya sampai sekarang, aku ga punya temen curhat banyak kecuali sama kakak2 perempuanku. They're enough for me. Sampai perkara soal menikah dengan suami pun aku meminta pendapat mereka meski beberapa orang kuminta juga tapi hanya tambahan aja hehe. Ya, keluargaku menyukai keluarga suamiku. Dan mereka berpatokan bahwa keluarga suami adalah orang baik2 yang insyaAllah mendidik anaknya dengan sama baiknya. Katanya, mereka tenang kalau anak perempuannya dititipin pada keluarga yg insyaAllah baik 🤧 huhu dan mereka emang baik bener..
Aku memang ga cari orang dengan tampang ustadz atau dengan postingan islami dan kata2 bijak di medsos nya setiap hari. Aku tahu suamiku bukan tipe kayak gitu. Yang jelas ia berada di barisan kebaikan yang sama, punya prinsip dan pemikiran yang sama tentang hidup yang kita jalani dan nyambung kalo ngobrol hehehe. Selebihnya bebas. Eh iya soal sekufu aku rasa sah2 aja memandang kufu di luar agama. Aku misalnya pengen yang suku sunda biar mudah bergaul dengan keluarganya dan meminimalisir konflik. Tapi balik lagi sih ke pribadinya sendiri, kuat ga nanti kalo konflik utamanya malah jangan2 karena soal kufu kayak begini 🙂.
Soal ilmu agama, aku rasa pendidikan formalnya lebih kuat dibanding aku yg lulusan pesantren aja bukan. Hehe. Setidaknya suami dibesarkan di lingkungan baik insyaAllah, pernah mengenyam pendidikan formal islam pula meski kata suami cuma gitu aja 😄. Kakak ku menjadi orang yg kuminta pendapat pun membaca sekilas raut wajah suami di foto yang aku tunjukan. InsyaAllah dia cocok de sama karakter kamu. Yap. Dan memang hasilnya, karakternya mengimbangiku selama dua tahun ini. Kami belajar banyak hal dari satu sama lain 🙂 insyaAllah sampai nanti di syurgaNya.. aamiin..
I love you 3000 kesayangan2ku! Uhibbukum fillah! Bagiku, suami dan anak adalah penyemangat hari2ku :) Kalau lagi kesal, inget2 gimana kebaikan suami kita setiap hari yah.. kalau lagi ngeluh capek ngurus anak, inget2 di luar sana ada yang belasan tahun belum dikaruniai keturunan.. yuk ah banyakin bersyukurnya

13 notes
·
View notes