#sampai bertemu kembali
Explore tagged Tumblr posts
kidungkidung · 1 month ago
Text
Bukankah hal yang wajar, jika memilih apa yang dianggap kita benar kita harus miliki.
Namun kenyataannya, menerima menjadi kewajaran yang harus selalu kita akui,
_kidungkidung
3 notes · View notes
zam-jb · 8 months ago
Text
Adik Tiriku jadi istri
Bookmark and ShareCerita berikut ini merupakan kisah nyata sahabatku yang beberapa waktu lalu melangsungkan pernikahan dengan adik tirinya. Cerita ini dibuat agar sahabatku tersebut dapat melepaskan beban yang selama ini dia pikul bersama dengan istrinya. Cerita ini dibuat berdasarkan apa yang aku dengar langsung dari sahabatku. Nama tokoh dalam cerita ini bukanlah nama yang sesungguhnya (telah disamarkan).
******************************************************* *********************************
Namaku Joe. Aku adalah seorang pria dengan tinggi 188 Cm dan berat 80 Kg. Aku memiliki tubuh yang padat berisi dan wajah yang lumayan tampan sehingga membuat banyak gadis tertarik padaku.
Cerita ini berawla ketika Ayah ku memutuskan untuk menikah lagi setelah 5 tahun menduda karena ibu kandungku meninggal dalam kecelakaan mobil. Ayahku adalah seorang pengusaha sukses di kota pahlawan Surabaya ini. Sebenarnya cukup mudah bagi ayahku mencari pengganti ibuku. Tetapi karena cintanya yang besar pada ibu, maka baru 5 tahun kemudian ayah mau menikah lagi.
Aku yang merasa kasihan pada ayahku menyetujui keputusannya untuk menikah lagi dengan seorang janda beranak satu. Wanita tersebut bernama Desy dan anaknya Julia. Ketika aku bertemu dengan calon ibu tiriku, aku sangat menyukainya karena telah lama aku mendambakan sosok seorang ibu yang aku temukan dalam sosok seorang Desi. Dan aku juga sudah lama menginginkan seorang adik. Apalagi melihat calon adik iparku yang ceria dan menggemaskan. Betapa bahagiannya kehidupan nanti.
Setelah ayah menikah hidupku memang bahagia bersama ibu dan tiriku. Aku yang pada waktu itu baru kelas 2 SMP senang sekali bermain bersama adik tiriku Julia yang pada waktu masih duduk di kelas 4 SD.
Tetapi kebahagiaan itu berubah ketika akhirnya ayah dan ibu tiriku bercerai 4 tahun kemudian yang disebabkan ayahku yang berselingkuh dengan sekretaris di kantornya. Aku benar-benar tidak rela harus kehilangan seorang ibu kembali. Aku selalu menyalahkan ayah sehingga ibu pergi membawa Julia adik tiriku.
Namun kini kami berada di tempat yang berbeda aku di Surabaya sedangkan ibu tiriku di Malang. Setiap akhir bulan aku pergi mejenguk ibu tiriku. Dan ibu tiriku sangat senang dengan kedatanganku. Dia masih mau menerimaku di rumahnya.
Aku masih belum bisa memaafkan ayahku yang berselingkuh. Hal ini membuat aku menjadi pria yang Bengal di luar rumah tetapi sopan di dalam rumah. Bahkan ketika aku lulus SMA dan akan masuk perguruan tinggi di Bandung aku secara sembunyi-sembunyi menyewa sebuah vila dan mengajak teman-temanku pesta Miras dan Sex. Seks memang bukan hal baru di perairan. Sex pertamaku adalah dengan guru BP SMA-ku sebagai “Uang Suap” karena dia mengetahui sifat bengalku. Aku sih tidak menyesal melakukan hal tersebut dengan guruku. Selain guru BP-ku cantik, juga karena aku ingin merasakan yang namanya sering disebut orang sebagai sorga dunia. Bahkan selama aku sekolah di SMA itu aku menjadi “teman tidur” guru BP-ku.
Memasuki masa kuliah, tingkah lakuku semakin tidak terkendali. Sex dan miras sudah menjadi bagian kehidupan. Apalagi aku tinggal sendiri disebuah rumah kontrakan yang diberikan ayahku. Dalam satu semester aku memiliki 2 sampai 3 orang pacar resmi dan 4 sampai 5 orang “teman tidur”. Dan setiap malam selalu ada wanita yang menemani aku di kontrakan untuk melayani nafsu sex-ku.
Pacar resmiku pun sudah aku nikmati tubuhnya. Dan setiap semester aku berganti-ganti pasangan yang sudah pasti aku nikmati tubuh mereka di atas kasur. Aku melakukan hal ini karena aku mencari seorang wanita yang memang tulus mencintai aku. Sedangkan selama ini mereka bilang cinta padaku padahal mereka hanya menginginkan uangku karena memang selama kuliah bisa dibilang uangku tidak terbatas. ini membuat teman-teman menjuluki aku sebagai Don Juan anak tehnik.
Setelah lulus kuliah saya diterima bekerja di suatu perusahaan kontraktor terkenal di Surabaya. Walau aku kembali ke Surabaya aku tidak mau tinggal bersama ayah. Saya memutuskan untuk membeli apartemen. Dengan uang sisa kuliahku dan sedikit bantuan dana dari ayahku. Bukan rasa kecewa terhadap ayah yang menyebabkan aku tidak mau tinggal dengan dia tetapi aku ingin mandiri. Aku telah memaafkan ayahku dan ayah pun menyetujui keinginanku untuk mandiri.
Sejak bekerja aku tidak lagi mengonsumsi miras secara berlebihan seperti waktu kuliah, tetapi petualangan sex-ku terus berlanjut. Sudah banyak wanita yang menjadi korbanku. Terutama mereka yang sering clubbing di diskotik-diskotik besar. Kenikmatan demi kenikmatan yang aku rasakan tetapi semua itu semu karena aku tidask mendapatkan cinta didalamnya.
******************************************************* *********************************
Suatu hari sekitar jam 2 siang, telepon apartemenku berdering. Dan ketika kuangkat ternyata ibu tiriku yang menelepon. Oh, bagaimana aku bisa lupa dengan ibu tiriku ini, selam ini aku jarang dan bahkan tidak pernah lagi menelepon beliau. Padahal beliau adalah orang yang bisa menjadi tempat aku curhat.
Ibu tiriku menelepon untuk meminta ijin agar anaknya Julia bisa tinggal di rumahku, karena Julia diterima di jurusan kedokteran di PTN yang terkenal di Surabaya. Aku merasa bahagia karena bisa bertemu dengan adik tiriku yang lucu dan menggemaskan. Aku langsung menerima permintaan ibu dengan senang hati karena aku jadi ada teman di apartemen selain itu juga aprtemenku (Orang barat bilang sih penthouse) yang memiliki tiga kamar tidak terasa kosong. Apartemenku memiliki 1 kamar utama, 1 kamar tamu dan 1 kamar berukuran kecil yang menjadi tempat tidurku.
Satu minggu kemudian bel apartemenku berbunyi. Aku tau itu pasti Julia, Karena ibu bilang bahwa Julia akan datang satu minggu lagi, Aku membayangkan Julia yang lucu dan menggemaskan yang menjadi teman bermain waktu kecil.
Aku buka pintu dan terkejut. Dihadapanku berdiri seorang wanita cantik bertubuh lanngsing, putih mulus, dengan payudara yang agak menyembul (padahal baju yang dipakai sudah agak longgar), dengan rambut pendek yang memperlihatkan lehernya yang indah. Benar-benar menggugah birahi setiap pria.
“Hai mas Joe. Apa kabar?” sapanya tidak menghilangkan sikap kekanak-kanakannya.
“Julia.. Kamu Julia?” Tanya ku heran.
Dia hanyu menganggukan kepala. “Wah….. terakhir lihat kamu masih kecil dan suka nangis. Sekarang sudah jadi bidadari” pujiku kepadanya
“Ah… Mas Joe bisa aja”
Aku persilahkan dia masuk ke apartemen, dia terkagum-kagum akan suasana aprtemenku yang memang mewah menunjukan bahwa pemilik apartemen adalah seorang pria jantan.
“Wah….. Apartemennya bagus banget”
“Ah… gubuk seperti ini kok dibilang bagus” jawabku merendah dengan menyebut apartemenku sebagai gubuk.
Kemudian aku tunjukan kamarnya yang berada di kamar utama. Dia sedikit malu ketika mengetahui bahwa kamar yang akan ditempatinya lebih besar dari kamarku. Dia minta tukar kamar tetapi aku menolak. Kemudian Julia berjalan kearah kamar mandi yang memang jadi satu dengan kamar utama tersebut. Cukup lama Julia di dalam kamar mandi itu dan setelah keluar dia tersenyum sambil menyembunyikan sesuatu dibelakang punggungnya,
“Hehehe……. Ternyata mas Joe nakal juga ya” kata Julia tiba-tiba
“Apa maksudmu?”
“Udah deh nggak usah pura-pura nggak ngerti”
“Aku benar-benar nggak ngerti”
“Kalau begitu ini punya siapa ?” jawab Julia sambil mengeluarkan benda yang dia sembunyikan di balik punggungnya.
Bagai tersambar petir 100 kali aku melihat benda yang dibawa Julia. Sebuah celana dalam dan BH hitam berenda. “Mampus aku. Aku kok bisa lupa balikin benda itu ke Cindy” kataku dalam hati. Cindy adalah salah satu staff personalia di kantorku. Dia yang biasa disebut orang hypersex. Kalau bercinta dengan dia nggan bisa Cuma 2 kali orgasme. Harus minimal 5 kali orgasme.
“Eeengg…..Eengg…. Itu punya teman aku. Lupa belum aku kembalikan. Soalnya 2 hari yang lalu ada meeting dadakan disini sampai malam. Jadi dia numpang tidur disini” Jawabku berbohong.
“Numpang tidur atau numpang ditiduri. Nggak usah bohong deh. Julia maklum kok. Mas Joe-kan udah dewasa emang sudah waktunya kok ngelakuin hal-hal begitu” Jawab Julia.
Dan hari itu kami habiskan dengan ngobrol melmpiaskan rasa kangen kami berdua. Saat itu aku baru mengenal Julia yang baru yang berbeda dengan Julia yang dulu. Julia yang sekarang tidak jauh berbeda dari aku. Dia juga adalah seorang petualang sex. Dia sering hunting cowok di club-club atau vila dekat kota malang. Dia menceritakan bahwa keprawanannya direnggut oleh pacarnya waktu SMP. Tapi lama kelamaan dia jadi ketagihan ngesex.
“Emang mama tau kelakuanmu?” tanyaku heran
“Ya ennggak lah. Bisa dibunuh aku kalau mama tau”
“Terus kamu nggak takut hamil?”
“Halooo. Jaman sekarang gitu loh. Masa takut hamil. Aku sering minum pil anti hamil” jawabnya
Sejak saat itu kami berdua hidup dengan bebas dan hanya ada satu aturan bahwa Julia tidak boleh mengganggu privasi –ku dan begitu juga sebaliknya. Kami sering membawa pasangan kami ke apartemen untuk memuaskan nafsu kami. Bahkan belum satu bulan Julia kuliah dia sudah bisa gaet kakak kelasnya ke atas ranjang. Emang hebat adik tiriku ini.
Tetapi lama-kelamaan ada perasaan lain dihatiku. Perasaan sayang dan takut kehilangan dia. Aku mengakui kalau aku telah jatuh cinta kepadanya. Setiap kali cowoknya datang dan bercumbu dengan dia, ada perasaan cemburu dihatiku.
************************************************** ********************************
Sekitar satu setengah tahun kemudian, ketika itu hujan telah sering mengguyur kota Surabaya, Julia pulang dari kampus dengan raut wajah yang aneh. Julia yang biasanya ceria sekarang terlihat sedih. Julia langsung masuk kedalam kamar. Sebagai kakak aku ingin tau apa yang terjadi pada adik tiriku ini langsung mengetuk pintu kamar Julia. Setelah sekian lama mengetuk pintu dan tidak ada respon, aku akhirnya memaksakan diri masuk kedalam kamar.
Aku melihat Julia yang sedang duduk termenung dengan kedua kakinya dilipat sehingga siku kakinya menempel pada dagunya dan beberapa butir air mata jatuh menelusuri pipinya. Aku mendekati Julia dan memeluknya dengan penuh kasih sayang serta bertanya apa yang terjadi pada dirinya.
Julia menceritakan kepadaku semua maslahnya yang ternyata bahwa dia baru saja diputusin sama cowoknya. Dia sedih karena ini pertama kalinya dia diputusin sama cowok. Biasanya dialah yang memutuskan hubungan dengan cowok-cowoknya.
Sebagai seorang kakak aku mencoba untuk menghiburnya. Tetapi bukannya rasa terima kasih yang aku dpat malah dia semakin marah kepadaku.
“Mas Joe sih gampang ngomong seperti itu. Mas Joe kan nggak ngerasain apa yang Julia rasakan” Bentak Julia
“Siapa bilang aku nggak bisa ngerasain kesusahanmu. Kamu tau nggak kenapa hampir seminggu ini mas nggak bawa cewek mas ke sini? Mas udah nggak punya cewek lagi. Cewek mas semuanya juga ninggalin mas. Mereka enak setelah mendapatkan sedikit harta dari mas, langsung ditinggal kawin sama laki lain” Jawabku nggak mau kalah.
Sejenak kami berdua terdiam merenungkan apa yang terjadi pada hidup kami. Yah, mungkin ini adalah karma bagi kami yang sering seenaknya sendiri ganti-ganti pasangan tanpa memikirkan perasaan pasangan kami. Tetapi tidak lama kemudian kami saling pandang dan tertawa bersamaan.
“Kok bisa ya kita bisa senasib seperti ini?” Tanya Julia
“Iya, ya. Mungkin kita emang udah jodoh. Senang sama-sama, susah juga sama-sama. Eh, gimana kalau kita cari makan aja diluar. Dari pada kita disini bete mikirin pacar kita yang kurang ajar”
“Wah boleh juga tuh. Tapi mas Joe yang traktir ya”
“Oke”
Akhirnya kami keluar apartemen untuk mencari makanan disekitar jalan MayJend yang memang banyak terdapat penjual makanan yang murah tapi enak. Setelah makan kami kembali ke apartemen dengan sebuah wine yang telah kami beli sebelumnya di restortan tempat kami makan.
Sesampainya di apartemen aku langsung membuka wine dan duduk di ruang tengah bersama Julia. Kami minum Wine itu sambil melihat acara Discovery Channel yang menayangkan beberapa macam binatang di Afrika dan mengobrol. Tak terasa bahwa kami telah menghabiskan 1 botol wine berdua. Arah pembicaraan kami pun semakin kacau. Setiap pembicaraanku yang mengarah ke masalah sex selalu ditanggapinya. Perasaan hangat menjalar di sekujur tubuh kami. Sentuhan-sentuhan kulit kami terasa sensitive sekali. Setiap dia menepuk pundakku dikala aku membuat suatu joke, menjadi terasa membangkitkan nafsu birahiku. Kami duduk semakin rapat hingga aku dapat memeluk tubuhnya. Dan entah siapa yang mulai kami telah ada dalam suatu percumbuan yang panas. Julia mencium bibirku dengan lindahnya dia masukan ke dalam mulutku. Aku yang mendapat serangan seperti itu segera merespon ciumannya sambil tanganku mulai bergerilya di sekwilda (Sekitar wilayah dada)-nya.
“Julia kita pindah ke kamar yuk” ajakku sambil mengulurkan tangan untuk membantu Julia bangkit.
Julia hanya mengangguk sambil mengulurkan tangan sebagai pertanda dia menyetujui ajakanku.
Sesampainya di dalam kamar, aku membaringkan tubuh Julia di tempat tidur. Aku mulai mencium bibir tipisnya dengan lembut. Tangan ku tidak tinggal diam. Tanganku mulai meremas payudaranya yang masih tertutup T-shirt ketatnya. “Mmmhhhh……” desah Julia didalam mulutku. Aku mulai melepas T-shirt ketatnya berserta BH-nya. Payudara Julia aku remas lembut. Kulitnya yang halus dan payudaranya yang 36 B semakin membakar birahiku. Aku semakin tidak kuat menahan nafsuku lagi. Akhirnya aku buka seluruh pakaiannya dan melepas pakaianku sendiri.
Sesaat aku tertegun melihat tubuh Julia yang telanjang didepanku. Ini pertama kalinya aku melihat tubuh Julia dalam kondisi telanjang total. Terhampar dihadapanku Tubuh Julia yang putih-mulus dan seksi yang dihiasi oleh payudara 36 B dengan puting yang mungil. Sedangkan kemaluan Julia yang gundul tampak menonjol dibagian bawah perutnya.
“Tubuhmu benar-benar indah Julia” pujiku kepada Julia.
Aku memulai kembali remasanku pada payudaranya sambil menciumi bibirnya, yang kemudian berpindah ke telinganya kemudian merambat turun ke lehernya dan tengkuknya. Tanganku di payudaranya pun tidak hanya meremas tetapi juga memilin –milin putting Julia. Aku mulai mencium payudara Julia, mengulum, menjilat putting Julia. Julai mengeliat dan langsung memeluk tubuhku. Gairahku semakin meningkat ketika melihat Julai tampak menikmati saat payudaranya aku permainkan. Tangan Julia tidak tinggal diam. Tanganya mengelus dan mengocok penisku dengan lembut.
“Aaahhh…. Enak banget Julia, terusin sayang” erangku merasakan kenikmatan.
Perlahan aku mulai menurunkan posisi badanku hingga kini menghadap tepat di depan vagina gundulnya. Aku hanya meneguk ludah menyaksikan vagina Julia yang sangat merangsang. Ini adalah vagina terindah yang pernah kulihat” gumamku dalam hati. Tanganku mulai mengelus-elus bibir vaginanya. Julia semakin melebarkan kakinya sehingga vaginanya semakin terbuka lebar. Tanpa menunggu lama lagi akupun mulai memainkan dan menjilat vaginannya terutama dibagian daging menonjol di dalam vaginannya.
“Ah… Ooooohhhh…. Enak mas, Uuuhhh…..jilat terus mas” Julia mendesah semakin kuat, goyangan badannya semakin terasa.
“Ooooohhh…. Mas…. Aku pingin penismu, mmmhhh….. Please….”
Mendengar permintaanya tersebut aku membaringkan tubuhku disebelah Julia sementara Julia langsung menindih tubuhku dengan posisi 69. Julia mengocok penisku yang semakin lama semakin tegang. “Ooohhh….. Sayang enak banget” lenguh-ku merasakan kenikmatan yang tiada taranya. Tidak lama kemudian aku merasakan penisku terasa hangat. Ternyata Julia sudah mengulum penisku ke dalam mulutnya. Julia mengulum penisku dengan ritme yang pelan tetapi terasa sekali pergesekan penisku dengan dinding-dinding mulutnya.
Aku yang tidak mau kalah mulai menjilati vagina Julia dengan sedikit bantuan dari tanganku yang mencoba mengocok vaginanya. “Uuuhhh… mas … enak mas…. Terus jilati klitorisku mas” erang Julia begitu melepas penisku dari mulutnya.
Kurang lebih 10 menit kemudian, “Uuuhhh…. Mas…. Sedikit lagi mas…. Aku mau keluar….”
“Tahan….. sayang, aku ……juga mau…… keluar…….” Balasku. Jilatan serta kocokanku didalam vaginanya semakin lama semakin cepat, begitupun kuluman Julia pada penisku. Dan tidak lama kemudian aku merasakan tubuh Julia menegang dan vaginannya yang mengalirkan cairan yang begitu banyak. Aku langsung meminum cairan orgasme Julia. Begitu terasa hangat dan nikmat. Ini adalah pertama kalinya aku meminum cairan orgasme wanita. Sebelumnya aku tidak pernah mau meminum cairan tersebut. Entah kenapa aku ingin merasakan cairan orgasme Julia.
Julia masih mengulum penisku. Bahkan gerakannya makin tidak teratur. “Oooohhhh sayang… aku…. Keluar….. Aaahhhh……” Croooottt…. Croootttt….. Croooottttt….. Menyemburlas seluruh spermaku kedalam mulut Julia yang langsung di telannya sampai habis. Bahkan dia tidak langsung melepas penisku. Ditunggunya penisku sampai mengecil.
“Wooww…… kamu benar-benar hebat sayang. Aku belumpernah ngalami orgasme seperti ini”
Julia hanya tersenyum hambar ke arahku.
“Ada apa sih sayang ? “ tanyaku heran kepada Julia. Aku memluk tubuh telanjangnya dari belakang.
“Mas. Kita seharusnya nggak ngelakuin ini”
“Kenapa sayang ?”
“Mas Joe kan kakakku. Apa jadinya kalau orang tau apa yang sudah kita perbuat. Apalagi kalau mama dan papa tau”
“Kamu nggak usah khawatir. Nggak akan ada yang tau kalau kita nggak beri tau mereka. Memang aku adalah kakakmu, tetapi kita nggak ada hubungan darah. Aku adalah kakakmu hanya karena status bukan hubungan darah. Dan sebenarnya aku sudah jatuh cinta sama kamu waktu kamu datang ke sini. Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku tidak bisa memelukmu, menciummu dan mendekapmu dengan mesra. Karena kau adikku. Aku hanya bisa memendam, dan melampiaskan kepada teman-teman wanitaku. Bahkan ketika kau bersetubuh dengan pacarmu, ada perasaan cemburu dalam diriku” Kataku menjelaskan secara jujur kepada Julia.
Julia terlihat sedikit terkejut akan pengakuanku. “Mas Joe cinta sama aku ?”
“Sangat”
Dia terdiam sejenak, kemudian dia berkata “Kenapa mas Joe ngak bilang dari dulu. Aku sebenarnya juga cinta sama mas Joe sejak dari kecil. Aku mengagumi sifat mas Joe yang begitu sayang sama aku. Aku jadi begini juga karena aku nggak mungkin bisa jadi pacar mas Joe. Karena aku takut kalau aku ungkapkan mas Joe menolak aku karena aku adik mas Joe, terus sikap mas Joe berubah padaku”
Aku yang mendengar hal itu gantian terkejut. Rasanya nggak percaya kalau sebenarnya Julia sudah mencintaiku sejak kami masih kecil.
“Ya sudah. Kalau begitu nggak ada masalahkan. Biar kita simpan hubungan kita ini dari orang lain. Sekarang ayo kita lanjutkan acara kita. Hehehe….”
“Iiihhh…. Udah nggak tahan ya mas”
“Mana ada laki-laki yang tahan lihat bidadari telanjang seperti kamu”
Kembali aku menindih tubuh indah Julia. Aku cium kembali kedua buah payudara Julia sambil sesekali menyentil putingnya dengan lidahku. Setelah puas bermain dikedua payudaranya aku menurunkan posisiku ke bawah Julia sehingga berada kembali di depan vaginanya. Akupun mulai menjilati dan menciumi vagina dengan buasnya, kujilati semua permukaan vagina Julia dengan liarnya. Julia pun hanya bisa pasrah dan menikmati seranganku, kakinya semakin dibuka dengan lebar. Kuarahkan lidahku ke klitoris Julia, kumainkan dan kuputar – putar ujung lidahku dengan cepat pada klitoris Julia, Julia mendesah dan menggoyangkan pinggulnya, kedua kakinya kini bergantung di bahuku. Desahan Julia semakin kuat dan sering, kumainkan lidahku, kujilat pula lubang vaginanya, lalu kembali ke klitorisnya. Jarikupun tak ketinggalan ikut beraksi, kutusukkan jari tengahku ke lubang vagina Julia, dan Julia makin merasa nikmat dengan permainan lidahku dan juga sodokan jariku pada lubang vaginanya, tangannya pun meremas – remas dan menjambak rambutku. Sesekali tangan Julia memainkan payudaranya, menghisap putingnya. Cukup lama aku menggarap vagina Julia dengan lidah dan jariku. “Ooouuuhhhh….. mas….. masukin penismu dong” pinta Julia yang sudah tidak tahan segera memulai pertarungan ranjang pertamanya bersama denganku.
Tanpa menunggu waktu lagi segera aku posisikan penisku ke depan gerbang surga milik Julia. “Mas Joe, pelan-pelan ya. Soalnya aku belum pernah kemasukan benda besar seperti punya mas Joe”
“Tentu sayang. Mas akan pelan-pelan kok”
Aku menempelkan kepala penisku di bibir vagina Julia dan sedikit-demi sedikit aku mulai memasukan penisku ke dalam vagina Julia. Entah penisku yang besar atau vagina Julia yang kecil, terasa sekali gesekan dinding kemaluan Julia ke penisku sehingga aku merasakan kenikmatan surga dunia. Perlahan kepala penisku menerobos ke dalam lubang vagina nikmat milik Julia.Tubuh Julia agak bergetar saat penisku menerobos masuk. Kembali Julia melebarkan kakinya dan menaikkan pantatnya perlahan, hingga batang penisku masuk seluruhnya ke dalam lubang vagina Julia. “Aaahhhh…..” bersamaan kami mengerang ketuika penisku menghantam dinding rahim Julia. Saat penisku berada di dalam vagina Julia, rasanya sangat nyaman, hangat dan berdeyut – denyut dengan nikmatnya. Aku belum pernah merasakan kenikmatan seperti ini dengan pacar-pacarku terdahulu.
Akupun mulai menggerakkan pantatku naik dan turun. peniskupun mulai memompa dengan nikmatnya di dalam vagina Julia. Sungguh teramat sangat nikmat. Kulakukan dengan perlahan – lahan, tidak tergesa – gesa, sekali – kali bibirku mencium bibir tiptis Julia dengan lembut dan penuh gairah. Kulihat payudara Julia yang besar itu bergoyang – goyang seiring pompaan penisku di dalam vaginanya. Sungguh enak dilihat, satu tangankupun mulai meremas – remas dan memainkan putingnya, sekali – kali kuhisap dan kujilati. Cukup lama juga aku memompa penisku, Julia mulai mendesah – desah, dan menggoyang – goyangkan pinggulnya…
“Aaahhh…. Aaaahhhh…. Terus mas. Enak banget penismu mas. Uuuhh…. Uuuhhh….Ini penis ternikmat yang pernah Julia rasakan. Aaaahhhh…..”
“Vaginamu juga nikmat Julia….. sempit dan enak”
Sekitar sepuluh menit kemudian,”Oouuhhhh….. Mas…. Julia mau keluar nih. Aaahh.. Aaahh…. Aaaahhhh…….” Erang panjang Julia menyambut orgasmenya kembali. Kurasakan Vagina Julia menyemburkan cairan hangat ke penisku, Julia nampak lemas dengan ekspresi penuh kepuasan di wajahnya.
“Mas Joe hebat juga ya aku sudah dua kali keluar tapi mas Joe baru sekali”
“Kamu juga hebat kok. Vaginamu begitu sempit. Pokonya nikmat banget bersetubuh sama kamu”
Aku kembali memeluk tubuh telanjang Julia yang telah penuh dengan keringat pertempuran kami dan membelai rambutnya dengan penuh kasih sayang.
“Mas, jangan tinggalin Julia ya. Julia nggak tau bakalan seperti apa Julia tanpa mas Joe”
“Iya sayang, Aku nggak akan meninggalkanmu. Mas cinta banget sama Julia. Apalagi vaginamu begitu nikmat. Sayang sekali kalau ditinggal. Hehehe….”
“Penis mas Joe juga enak. Besar dan panjang. Aku sepertinya juga akan ketagihan bersetunuh sama mas Joe”
“Kalau begitu tunggu apa lagi” Jawabku langsung kembali mencium bibirnya kembali. Setiap memulai percumbuan aku selalu memulainya denga ciuman-ciuman. Sebab kebanyakan wanita akan gampang terlena jika diberi banyak ciuman.
Ciumanku menuju kearah telinga kanan Julia. Disana aku kulum daun telinga Julia sambil sesekali aku masukan lidahku ke dalam lubang telinganya. Julia bereaksi dengan menggeliatkan tubuhnya dan mendesah-desah. Kembali menurunkan tubuhku untuk mengerjai vaginannya. Terus terang aku benar-benar terangsang dengan vaginanya yang gundul. Selama ini tidak satupun dari pacar-pacarku yang mau mencukur bulu kemaluannya. Aku kembali menciumi vaginanya dengan sangat rakus.
Aku permainkan vaginanya dengan lidah dan jari-jariku. Aku terus kocok lubang vaginannya dengan jari-jariku sementara klitorisnya menjadi mainan lidahku.
“Aaahhh… Aaahhh… Mas…. Nikamat….. Terus mas. Mainin Klitorisku….Uuuhhhh….. Kocok yang cepat mas…. Ahhhhh…..”
Aku seakan mendapat dorongan semangat semakin mempercepat kocokan tanganku pada lubang vaginanya dan jilatanku pada klitorisnya pun semakin liar. Bahkan terkadang klitorisnya aku kulum dan hisap sekuat-kuatnya. Ini menyebabkan tubuh Julia menggeliat tidak beraturan,
“Ooooouuuhhh….. mas…. Aku….. kelll…luaaarrr…. Aaaaahhhh……..” Jerit Julia membahana di dalam kamar. Aku merasakan kembali semprotan cairan orgasme Julia. Tubuh Julia melemas dan tampak nafasnya seperti mau putus. Aku membiarkan Julia menikmati orgasmenya kembali.
Setelah kurang lebih 10 menit mengatur nafas , aku menyuruh Julia untuk menungging. Julia tau kalau aku ingin bersetubuh dengan gaya anjing (Doggy Style). DIa menuruti keinginanku karena dia ingin aku juga merasakan kenikmatan seperti apa yang dia rasakan.
Aku menciumi telinga kiri Julia yang belum sempat mendapat jamahan selama persetubuhan kami kemudian merambat ke bagian leher belakang Julia. “Aaahhh…. Mas. Kamu romantis banget. Aku belum pernah diperlakukan seromantis ini oleh cowok manapun”. Ciumanku turun melalui punggungnya semakin lama semakin trurn hingga wajahku berada di depan dua buah pantat montoknya. Pantanya begitu bulat dan montok sehingga membuatku benar-benar gemas. Aku cium pantatnya dengan sedikit sedotan dan gigitan sehingga meninggalkan bercak merah pada pantatnya.
Setelah puas menikmati pantat montok Julia. Aku memposisikan tubuhku dibelakang Julia untuk memulai pertarunagn kami selanjutnya. perlahan aku maju, mula – mula tanganku mulai memegang kedua paha Julia, lalu tanganku mulai melebarkan paha Julia, kuarahkan penisku secara perlahan, perlahan tapi pasti kepala penisku mulai memasuki vagina Julia. Julia mulai mendesah, akupun mulai menekankan pantatku ke depan, kini peniskupun mulai masuk, Julia mulai mendesah, akhirnya peniskupun masuk seluruhnya ke dalam vagina Julia, segera saja aku mulai memompanya, dengan gerakan maju mundur yang berirama, sementara tanganku bergantian meremas – remas payudara Julia yang bergoyang menggemaskan, kurasakan penisku berdenyut nikmat, vagina Julia memang nikmat, penisku terasa dijepit kuat, karena lubang yang sempit, setiap kali penisku maju mundur terasa seperti diremas dan dipijat dengan kuat…ah akupun mulai mempercepat goyanganku….Julia juga menimpali dengan ikut menggoyangkan pantatnya yang besar dan seksi itu, kenikmatan yang kami rasakan sungguh luar biasa. Setelah berapa lama, sambil tetap dengan posisi penisku di dalam vaginanya, tanpa mencabutnya, aku mulai menarik Julia. Aku segera memeluk Julia dari belakang dan perlahan duduk sambil menarik Julia ke pangkuanku. Kini Julia mulai bergerak memainkan pantatnya, penisku terasa nikmat sekali, tanganku mulai meremas – remas payudara Julia. Plook…plookk….plook….semakin nyaring terdengar suara penisku yang sedang memompa dalam vagina Julia yang sudah basah tersebut. “Ooohh… Ooohhh… Terus mas… Setubuhi aku… Aku milik mas Joe…. Uuuuhhh….” Rintihan Julia semakin membakar semangatku. akupun segera memainkan penisku dengan ganas, sambil berciuman denga Julia dari belakang. mulut Julia mulai mendesah dengan cepat, pantatnya ikut bergoyang mengimbangi setiap sodokan penisku….Tangan Juliapun meraih tanganku, mengarahkannya agar aku memainkan puting payudaranya, sementara tangan Julia yang satu lagi mulai memainkan klitorisnya.
Kurang lebih 10 menit kemudian, Julia orgasme kembali. Tubuhnya langsung lemas merasakan kelelahan yang teramat sangat. Aku pun menindih tubuhnya dari belakang. Setelah Mengatur nafas kembali aku merebahkan tubuhku disebelah kiri Julia.
“Mas Joe kok kuat sih. Pantesan cewek-ceweknya banyak yang ketagihan” puji Julia.
“Ah, nggak juga. Soalnya tubuhmu indah dan nikmat banget, jadinya sayang kalau buru-buru keluar. Aku masih ingin terus menggeluti tubuhmu sayang”
“Kalau begitu sekarang biar aku yang puasin mas Joe” jawab Julia sambil merebahkan dirinya diatasku. Sekarang giliran Julia yang ambil kendali. Diciumnya bibirku dengan penuh nafsu dan gairah yang tak pernah padam. Ciuman turun ke dadaku dan semakin turun hingga penisku berada di depan matanya. “Ini dia benda yang bikin aku ketagihan” kata Julia.
Julia mulai memainkan penisku dengan tangannya yang halus, enak benar rasanya, jempol tangannya mengurut – ngurut kepala penisku dengan lembut. Aku hanya bisa merem melek saja merasakannya. Lalu Julia mulai mendekatkan mulutnya ke arah penisku. Kurasakan rasa nikmat yang luar biasa ketika lidahnya mulai memainkan kepala penisku. Seluruh tubuhku rasanya lemas tak berdaya. Lalu perlahan tapi pasti penisku mulai masuk ke dalam mulut Julia. Nikmat rasanya saat Julia mengulum, menghisap penisku, juga saat lidahnya menjilati kepala dan batang penisku. Rasanya tidak bisa kupercaya, penisku bisa masuk ke dalam mulut Julia yang mungil dan sensual itu, lembut sekali rasanya elusan bibirnya menyentuh penisku. Tangan Julia juga mengelus – ngelus bijiku, enaaak banget rasanya. Sesekali mulut dan lidah Julia mengulum dan menjilati bijiku. Service Julia yang enak ini benar – benar membuatku kelojotan dan hanya bisa merem melek merasakan kenikmatan dan sensasi yang luar biasa ini. Sambil mengulum penisku, sesekali Julia menatapku. Sungguh luar biasa sensasi yang dirasakan saat kita melakukan kontak mata saat sedang diberikan oral seks.
Aku mengambil posisi dudu agar aku dapat melihat lebih jelas penisku yang keluar-masuk mulut mungil Julia. Ahh… pemandangan yang benar-benar indah. Tanganku memegang kepala Julia untuk membantunya mengatur ritme kulumannya.
“Sekarang waktunya pertunjukan utama. Hehehe” Kata Julia sambil tangannya memegang penisku, ke dalam surga kenikmatan. kakinya dibuka lebar – lebar, perlahan sambil duduk diarahkannya lubang vaginanya ke arah penisku yang sudah berdiri tegang itu…Jleb…ah nikmatnya. Juliapun segera menggoyangkan pantatnya, naik turun, tangankupun mulai meremas – remas dan memainkan payudaranya. Kuciumi dan kujilati leher dan bibir Julia, Julia mengelinjang kegelian. Gerakan Julia semakin cepat, memompa penisku dengan kuat, tangankupun tak ketinggalan menggosok – gosok dan memainkan bagian atas vaginanya. Julia menyandarkan kepalanya ke arahku. Desahan nafas kami makin cepat dan bunyi penisku yang sedang menggarap vagina Julia terdengar jelas…Plookk…Plookk…semakin menambah nafsu kami.
“Aahh… Aahh… Mas… Enak…. Ba…nget. Oya….. Setubuih aku….. Ooohhh…. Mas Joe…… Jantan….. Mas Joe …. Perkasa…… Aku ketagihan bersetubuh sama mas…… Aaahhh……” Erang Julia merasakan kenikmatan yang tiada duanya
“Oooohhh….. Mas….. Julia….. Cinta….. Mas Joe….. Ooohhh…. Terus mas”
Tidak berapa lama tubuh Julia mengejang, nampaknya Julia mengalami orgasme lagi, akupun juga merasakan peniskupun sudah berdenyut semakin kuat, segera saja aku ikut menggoyangkan pantatku dengan cepat, mata Julia kulihat merem melek keenakkan.
“Julia…. Mas…. Mau….. keluar……”
“Yeeesss….. aklhirnya…… keluarin aja mas….. Aku ingin spermamu….. Aaahhhh”
“Julia……. aku…. nggak…. tahan…. Lagi….. Aaaaaahhhhh…….”Croot…Croottt…Croooottt…… cairan sperma menyembur dengan kuat ke vagina Julia, kuremas payudara dengan kuat…Aahhh sungguh nikmat yang tiada duanya. Aku dan Julia terdiam sesaat, bibir kami berciuman dengan mesra….
“Mas Joe. Aku benar-benar ketagihan nih. Mas Joe harus tanggung jawab”
“Iya sayang mas Joe akan tanggung jawab. Tapi kita istirahat dulu ya. Nanti lanjut lagi” kata ku berusaha menyabarkan Julia yang sudah naik lagi nafsunya. Ketika aku melihat jam yang ada di kamar aku cukup terkejut karena sudah menunjukan jam 10 malam itu berarti sudah lebih dari 3 jam kami bersetubuh. Wow kuat juga Julia. BIasanya cewek-ku cuka mampu satu jam setelah itu sudah kelenger.
Aku terlelap dalam mimpi yang indah sampai aku merasakan ada yang geli dibagian penisku. Ketika aku membuka mata tampak Julia sedang menjilati batang penisku. Mendapat reaksi seperti itu nafsuku kembali memuncak. Dan malam itu kami melakukankembali pertarungan birahi sampai aku keluar 3 kali dan entah berapa kali Julia orgasme. Kami benar-benar kelelahan sampai aku terlambat untuk berangkat kerja pada pagi harinya. Akhirnya kami memutuskan untuk melakukan pertempuran birahi selama seminggu penuh. Aku pun menyetujuinya dan aku langsung menghubungi kantor untuk meminta ijin cuti selama seminggu
Selama seminggu penuh tersebut kami terus melakukan hubungan sex dimanapun dan kapanpun kami mau. Bahkan kami tidak pernah memakai pakaian, maksimal hanya CD yang kami pakai sebagai penutup tubuh kami. Dan dress code ini berlanjut sampai setelah acara seminggu penuh birahi itu berakhir. Jadi jika aku pulang kerja maka aku harus melepaskan semua pakaian dan hanya menyisakan sebuah CD. Hanya jika da kerabat atau orang tua atau bahkan teman-teman kami, kami baru berpakaian lengkap dan sopan.
Kehidupan yang kami jalani penuh dengan gairah. Setiap saat, setiap waktu kami selalu melakukan hubungan sex. Entah aku atau Julia yang meminta terlebih dahulu. Pernah suatu ketiak Julia sedang berada di dapur untuk mencuci sayuran yang akan dimasak untuk makan malam dengan tubuh telanjang dan hanya ditutupi apron pada bagian depannya. Aku yang melihat kondisi Julia yang seperti itu mwmbuat gairahku memuncak. Aku memeluk tubuhnya dari belakang dan mencium leher indahnya. Tanganku meluncur ke dalam apron dan menuju ke payudranya yang besar. Aku remas payudar besar itu dengan penuh gairah. “Aaahhh…. Sabar mas. Nanti nggak matang-matang lo makanannya” kata Julia mengingatkan. Tapi aku yang telah bernafsu tidak menghiraukan. Bahkan aku lepas CD ku dan menarik pantat Julia kebalakang sehingga pantat Julia menungging kebelakang sementara tangannya berpegang pada tempat cucian. Aku memasukan penisku ke vagina Julia dari belakang. Aku memompa penisku maju mundur, keluar-masuk vaginanya. Sekitar 10 menit kemudian kami mencapai puncak orgasme bersama-sama. Aku menyemprotkan spermaku ke dalam vaginanya. Selama berhubungan aku selalu meyemprotkan spermaku ke vaginanya karena baik aku maupun Julia sangat suka merasakan spermaku yang menyemprot ke dalam vaginanya. Dan untuk mencegah terjadinya kehamilan Aku menyarankan kepada Julia untuk memekai Spiral dan tetap meminum pil anti hamil.
Hubungan kami dengan kedua orang tua kami masih terjalin sangat baik. Ayahku dan ibu tiriku sangat senang melihat keakraban kami. Yang semakin hari semakin akrab. Padahal mereka tidak tau apa yang menyebabakan keakraban diantara kami. Apalagi kalau bukan sex. Hubungan kami dengan para tetangga aparteman juga masih terjalin sangat baik. Mereka masih menganggap kami adik-kakak yang harmonis. Mereka tidak tau bahwa setiap hari di apartemen sebelahnya selalu terjadi pertempuran birahi antara kakak beradik.
Aku masih tinggal di apartement walaupun aku telah membeli rumah dengan tabunganku sendiri karena rumah itu akan aku gunakan untuk nanti kehidupanku setelah menikah dengan Julia.
Setelahg Julia lulus akhirnya aku memantapkan hati untuk melamarnya menjadi istriku. Aku tau pasti orangtua kami tidak merestui, tapi kami tetap menikah dengan hanya mengundang beberapa saksi. Tetapi seminggu kemudian saat acara resepsi kami dikejutkan dengan hadirnya kedua orang tua kami. Mereka akhirnya merestui hubungan kami. Kami sangat terharu ketika mendengar bahwa kami telah direstui. Sekarang aku tinggal dirumah kecil yang telah aku beli sebelumnya bersama dengan istriku yang juga adalah adik tiriku.
************************************************** ********************************
Demikianlah cerita dari sahabatku yang belum lama ini menikah dengan adik tirinya. Jika ada kata atau kalimat yang kurang berkenan atau jika susunan kata ada yang salah aku mohon maaf sebesar-besarnya. Krutik dan Saran dari para pembaca selalu aku tunggu. Terima kasih
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
431 notes · View notes
nonaabuabu · 2 months ago
Text
08.30 — 06/05/2025
Hi! Sudah lama ya? Maaf sudah tak sering menyapa, aku sedang sibuk. Biasa, sibuk menata hidup yang sebenarnya begini-begini saja.
Tapi hari ini aku akan beri kabar. Tidak ada yang baru, tenang saja, aku masih jatuh cinta kepada orang yang sama, lelaki dengan tawa paling menular yang kutemui di penghujung tahun 2023, setelah banyak upaya merelakan, melepaskan, melupakan atau apapun kamu ingin menyebut selesai.
Kabar lainnya, aku pulang ke rumah, lagi. Barangkali yang ini akan lebih panjang, setidaknya sampai kesehatan Ayah membaik. Jika kupikir-pikir, di rantau sana cukup sebagai tempahan untuk hidup yang keras, sekarang biarlah aku memeluk apa yang Tuhan berikan sejak awal, toh aku juga sudah belajar, hidup di mana saja, selalu punya titik bertahannya. Di sini, di rumah tempat aku pernah selalu ingin pergi, setidaknya aku punya kehangatan keluarga, itu cukup.
Oh, kamu pasti penasaran apa pekerjaanku sekarang, tidak ada. Aku sepenuhnya membantu keluarga. Aku sudah pernah cerita kan kalau sekarang aku satu-satunya perempuan di rumah, jadi aku mengambil alih tugas domestik yang selama ini Ayah kerjakan seorang diri padahal Ayah juga tulang punggung keluarga. Juga karena kesehatan Ayah menurun, aku ikut membantu bertani, meski keseringan hanya berpartisipasi untuk panen. Aku selalu suka panen, kecuali panen karet.
Tenang, aku bukan lagi perempuan yang merasa inferior karena tidak punya pekerjaan. Aku sedang menyusunnya, percayalah. Aku sudah mendaftarkan diri untuk pelatihan menjadi editor, aku rasa aku ingin mencoba freelance sebagai editor. Setidaknya itu juga membantu kepenulisanku. Tapi jika kamu punya kabar tentang pekerjaan remote lainnya, aku dengan senang hati menerima informasi itu.
Buku baruku sedang kukerjakan. Aku mengerjakan banyak naskah dengan sembarang, sepertinya akan aku susun satu-satu mana yang akan kuselesaikan lebih dulu. Sepertinya buku puisi dan novelku yang terbaru, kedua ini akan aku buat saling berkaitan. Hmm, kalau kamu ingin membaca, aku mengunggah karya novel dan cerpenku di kwikku. Usernamenya, yhharahap. Sedang tulisan lainnya berceceran di banyak tempat, mungkin kamu bisa mengikuti akun instagramku nonaabuabu.id untuk informasi lengkapnya.
Buku digitalku masih bisa kamu pesan di clicky.id/nonaabuabu. Aku menjualnya di sana, mungkin kau akan suka. Aku menulis banyak hal yang tidak aku bagi di sini. Seperti kisah cintaku yang berkali-kali gagal total, tentu banyak hal kusamarkan. Kamu tahu penulis tidak pernah lepas inspirasinya dari dirinya sendiri. Jadi jika kamu ingin mendukungku, kamu bisa dengan membelinya ya.
Belakangan aku juga mulai rajin menyimak isu lingkungan, sepertinya aku akan kembali menggunakan ilmuku sebagai lulusan kelautan untuk menulis. Agar aku juga turut berhenti merasa, pendidikanku sebatas di masa lalu, aku tidak membawa hasilnya ke masa sekarang.
Di kampung aku juga akan buka kelas mengaji, tentu saja sukarela. Saat ramadan kemarin, aku gemes dengan bacaan anak-anak desa yang tajwidnya entah di mana, dan akan aku mulai dari tajwid dan fiqih. Sebenarnya aku merasa untuk masa sekarang lebih penting mengajarkan aqidah akhlak, tapi aku tak percaya diri soal itu. Kamu tahu aku punya perjalanan panjang untuk bertauhid.
Aku juga punya rencana untuk membuka lahan, meski ke kebun saja badanku sudah remuk duluan. Kebunku jauh, dan harus naik turun bukit. Meniti di antara ilalang, ladang yang lereng dan menghindari gerombolan kera serta ular. Seminggu di sini aku sudah bertemu ular tiga kali. Tapi aku tetap butuh uang lebih, aku harus tetap membeli buku dan aku tetap ingin mengunjungi banyak tempat.
Menikah, jujur saja bagian ini aku bingung. Awal tahun aku sempat berencana membuka diri dan berkenalan dengan laki-laki yang diperkenalkan sanak saudara atau teman. Hanya saja semakin ke sini aku semakin gamang untuk mengiyakan. Aku tetap merasa takut berkompromi soal menikah dengan lelaki yang tidak kucintai. Kamu tahu kan, aku sudah melewati ke-keras kepala-an untuk akhirnya sampai pada titik aku mau menikah.
Apalagi sekarang dengan kondisi Ayah, kondisi finansialku yang tak stabil (meski perempuan tetap saja aku butuh punya modal kan, zaman sudah berubah), kondisi Abang yang tak jadi menikah, sepertinya aku akan menunda, mungkin setahun dua tahun lagi untuk mulai membuka diri. Meski aku sudah cukup ragu bahwa aku masih punya energi untuk itu di masa depan.
Belajar dari banyak perempuan, saat usia mereka melewati tiga puluh tahun, mereka sudah tak lagi banyak memikirkan pernikahanan, sebagaimana mereka memikirkannya di usia 20-an mereka. Entahlah, aku hanya tahu selain memaksimalkan peranku sebagai anak saat ini, mewujudkan mimpiku jadi novelis, aku harus menyelesaikan perasaanku padanya, sebelum akhirnya aku menerima orang baru, yang barangkali akan kucintai nanti setelah akad.
Sekarang aku sudah terlalu banyak bercerita, sepertinya kabar ini cukup. Barangkali aku akan kembali kapan aku ingin bercerita, atau sepertinya aku ingin menuliskan insight-insight hidup yang kudapatkan.
Terimakasih sudah membaca, aku senang kita terhubung, karena rasanya tanpa teman sebaya (setala) sangat tidak mengenakkan, jadi laman maya ini kujadikan sebagai subtitusi, tempat bercerita dan mencari teman.
Sampai bertemu di cerita selanjutnya.
103 notes · View notes
fake-protagonist · 11 months ago
Text
Tumblr media
Untuk setiap apa yang gagal, mungkin Tuhan sedang mengajar kita untuk lebih berserah tanpa memaksa keadaan, dan kita? hanya perlu menjalani hidup seperti biasa. Mengikut arus yang sudah Tuhan takdirkan, kerana kadang melawan arus hanya akan buat kita tenggelam dalam kedukaan yang kita cipta sendiri.
And if there’s something I would tell to my younger self? jangan terlalu lama dan terlalu larut dalam kedukaan. Hiduplah seperti biasa, dan teruslah memperbaiki diri hingga nanti bila kau kembali pada Tuhan, kau akan bertemu denganNya, dalam versi terbaik dirimu, sebagai hambaNya.
Hidup ni kalau sentiasa nak puaskan hati orang, sampai ke sudah kau takkan jumpa jalan bahagia. Bersederhana lah, agar hidup kau tenang tanpa perlu berlebihan dalam segala hal.
280 notes · View notes
steven-wijaya · 1 year ago
Text
KENIKMATAN BERSAMA MAMA TIRIKU (Part-1)
Semenjak aku tinggal diMalang hampir dua tahun lamanya, tiba-tiba aku dikejutkan oleh kedatangan seorang wanita dia adalah Mama tiriku yang sudah aku anggap sebagai Mamaku sendiri.  sejak Mama tiriku bercerai dengan Papa Mama sudah jarang datang ke Malang untuk melihatku lagi.
“Saya kira Mama sudah Lupa sama Andre”, tanyaku saat Mamaku datang mengunjungi di Malang.
“Maaf sayang Mama sibuk”.
“Sibu kapa sibuk paling Mama sudah dapat pacar baru ya?, dan sudah lupa sama Andre”. Dengan Nada sedikit kesal.
“Ih kenapa sih anak Mama, kok nuduh Mama punya pacar lagi”, kata Mama sambil tersenyum sambil membelai rambutku.
“Pokonya aku ngak mau kalo mama dapat papa baru lagi”.
“Ngak sayang, Mama masih sayang Andre sebagai anak mama, jangan main curiga dulu dong sayang”, Mama terus membelai rambutku dan membuat amarahku jadi meredam.
Kemudian Mama mencium pipiku dan akhirnya kami berpelukan.
Oh iya sebelum aku melanjutkan cerita ini aku ingin mengatakan bahwa Mamahku ini bukan Mama kandung tapi Mama tiriku yang sudah merawat aku dari kecil hingga dewasa dan Mama kandungku yang asli sudah meninggal. Jadi sekarang ini aku sudah dianggap sebagai anaknya sendiri.
Singkat cerita setelah makan malam berdua dirumah, lalu kami bedua ngobrol-ngobrol diruang keluar sambill menyaksikan acara TV. Sambil melepas kangen yang sudah jarang bertemu Mamahku memijat-mijat tubuhku dengan posisi aku dibawah lantai sedangkan mamaku diatas kursi sofa.
“Gimana Andre pijatan Mama enak kan?”.
“Enak mah, udah kangen pijatan seperti ini, habisnya mama sudah lama ngak kesini”, kataku.
“Ya maaf Andre mama dijakarta kerjaan banyak sekali sayang”.
“Kerjaan melulu waktu buat Andre ngak ada”. Protesku.
“Yau dah sekarang Mama kan ada disini”, sambil memijat-mijat bagian ubun-ubun kelapalku.
“Andre ngomong-ngomong pacarmu sekarang siapa”, tanya mama saat memijat kepalaku.
“Belum ada Ma, tapi baru lagi pendekatan sama teman kantor” sahutku.
“Tuh kan, kamu ngelarang mama cari pacar, tapi kamu sendiri mau pacaran”, dengan nada kesal Mama berbicara.
“Pokonya Mama ngak mau Andre pacarana dulu, mendingan focus dulu dengan kerjaan biar dapat karir yang cemerlang, tapi kalau Andre tetap mau pacaran berarti Andre sudah tidak sayang mama lagi”. Ocehanya yang terus memijat kepalaku.
“Enggak kok Ma, aku masih sayang Mama”.
Selesai memijat tubuhku kemudian aku Kembali duduk berdua dikursi sofa sambil berhadapan dengan mamahku. Sambil terus ngobrol sana kesini bedua hingga larut malam tiba-tiba aku berkata.
“Ma, apa dijakarta mama ngak kesepian sejak pisah sama papa”.
“Ya kesepian sih Andre, makanya Mama main kesini biar bisa ketemu sama anak mama yang mama sayang”.
Karena aku duduk menghadap mama dengan jarak sangat dekat, tanpa kusadari kedua mataku tertuju kebagian kedua tonjolan putting susunya yang menjeplak dipermukaan kain satin dasternya karena malam itu mama ku hanya memakai baju tidur satin model daster yang sangat seksi berwarna merah muda.
“Mah, ngapai sih Mama pake baju tidur seperti itu?”.
“Lho emang kenapa sih Andre dengan baju tidur mama ini, emangnya kamu ngak suka ya”, tanya mamahku sambil memandagku.
“Tuh kelihatan”, sambil kutunjuk putting susunya yang terliaht menonjol menjeplak dibalik kain satin baju tidurnya.
“Huuuussss, Adreeee”, teriak kaget.
“Lah salah siapa sampai kelihatan seperti itu, entar jangan-jangan ngak pakai celana dalam juga”, proteseku.
“Lah kan mama kalau dirumah pakai seperti ini jarang pakai bra dan cd hanya pakai baju tidur saja, lagian disini ngak ada orang lain Cuma ada mama dan kamu Andre”.
“Tapi Ma?”.
“Memangnya Andre ngak suka ya kalau Mama pakai seperti ini?”.
“Ya suka benget dong Ma, apalagi baju tidur mama sangat seksi dan bikin Andre jadi bergairah”, senyumku.
“Huuussss, kamu ini sudah berani-berani merayu mama”.
“Aku ini sudah dewasa Ma, bukan anak kecil lagi. Apalagi melihat benda yang seksi seperti ini mana ada yang mau nolak pasti akan tertarik”.
“Mah, boleh aku peluk Mama” sambil tersenyum.
“Dengan senang hati Andre”. Kupeluk tubuh mamahku sambil kubisikan ditelinganya.
“Mah…boleh kupegan buah dada mama, Andre pingin banget Maaa…”.
“Kamu pingin ya Andre”.
“Ya ma….habisan mama pakai baju tidur seperti ini bikin adik yang dibawah jadi bangun Ma”.
Setelah mama ku menigizinkan kemudian kupeluk dan kuremas kedua buah dadanya tanpa membuka kain satin baju tidurnya yang menghalagi kedua buah dadanya.
“Uuuhhhh Ma…., sungguh terasa licinnya kain satin dasternya punya Mama”, kubisikan lagi ditelinganta saat kuremas-remas buah dadanya.
Setelah beberapa kali kuremas-remas buah dadanya kemudian kujilat dan kusedot putting susunya yang terlihat semaikn menonjol itu tanpa membuka baju tidurnya yang menghalangi putingnya itu.
“Ounghhhhh….angggghhhhhh…Andreee”, desahan kecil yang mulai terdengar dari suara mama saat kusedot-sedot putting susunya.
“Enak Ma….”, saat desahanya semakin kian mengeras.
Kemudian Mama mengarahkan tangan kananku dan meletakan disebelah buah dadanya yang tidak aku sedot.
“Andreeee….sedot….yang kuat sayannnggggg….unghhhh….ounghhhh….anghhhh dan Remas buah dada mama…..sayang”, desahan mama semakin kian keras dan tubuhnya mulai meliuk-liuk, kedua tangannya mulai medekap kepalaku sangat kuat hingga wajahku tenggelam kedalam buah dadanya.
“Ounghhhh…Andreee….bawa mama kedalam kamar sekarang”, katanya.
Tanpa berpikir Panjang lagi kubopong tubuh mama dan kuangkat ketempat tidur dengan sangat hati-hati dan kurebahkan denga posisi terlentang diatas ranjang dengan nafasnya sudah mulai terburu-buru. Kemudian aku naik keatas tubuhnya dan kutindih. Tampak kedua matanya mulai menetapku.
“Kanapa Mah?”, kataku.
“Andre udah lama mama tidak pernah disentuh oleh laki-laki selama mama bercerai dengan papahmu”, sambil berkata seperti itu, kedua tangan mama mulai melepas celana pendek dan celana dalamku.
Batang penisku yang sudah terlihat tegang itu langsung diremas-remas dan dikocok-kocok dengan kain satin dasternya oleh Mamahku.
“Ouungggghhhh…Maaa….enak….banget….”,mendengar aku mengerang kenikmatan Mama justru semakin keras mengocok penisku dengan kain satin yang licin itu.
Tak lama mengocok-ngocok penisku dengan gengaman tanganya yang dilapisi kain satin dasternya itu, membuat cairan bening langsung keluar dari lubang penisku membasai kain satin dasternya. Kemudian aku segera turun dari tubuhnya dan turun mengarah kebagian selangkanya. Melihat Mama yang sudah tidak memakai celana dalam dan terlihat sudah tidak ada lagi bulu-bulu kemaluanya yang tumbuh disekitar vaginanya yang dicukur habis membuat detak jantungku semakin berdebar kencang terpacu melihat pemandangan indah milik mamaku yang ada didepanku.
Tanpa di instruksi lagi aku langsung menjilat belahan vaginanya dengan ujung lidahku, tercium bau khas yang keluar dari belahan vaginanya dan membuatku tambah terangsang. Ketika lidahku mulai kumainkan dengan menjilat seputar belahan bibir vaginanya yang sudah mulai basah dan terasa asin itu terkena cairan vaginanya, Mama semakin kian mendesah semakin kuat.
“Andreee….Unggghh”, dengan nafas yang sudah memburu dan menahan dikepalaku dua tangan Mama yang terus menekan kepalaku.
Tanpa memita izin lagi, segera saja jari-jari tanganku membuka bibir vaginanya dan memainkan bibir vaginanya serta daging kecil yang sudah menyembul dari sela-sela vaginanya kusedot-sedot dengan bibirku.
“Unggghhh….anghhhh….Andree….kok kamu sangat pengalaman…sayang….dari mana….kamu…tau”, sambil mendesah kenikmatan mama mengatakan itu.
“Udah yang penting Mama menikamti saja”, jawab singkat dan jelas.
Aku semakin bersemangat dan terus kujilat dan kumasukan hidungku kedalam vaginanya serta kumainkan dilubang vaginanya. Terasa semakin kian nikmat desahan Mamahku menjadi erangan yang keras mengisi ruangan kamar, untungnya dirumah hanya ada kita berdua jadi mau sekeras suaranya tidak ada yang mendengarnya. Kedua tangan Mamahku semakin menekan kepalaku dan pantanya mulai digoyang-goyangkan naik turun sehingga wajahku sudah terasa basah semua terkena cairan kenikmatan yang keluar dari lubang vaginanya.
Aku terus berusaha memainkan lidahku tetapi tidak beberpa lama kemudian bisa kurasakan goyangan tubuh Mama semakin cepat dan terdengar nafasnya semakin cepat seperti seorang pelari. Tubuhnya tampak mengejang-ngejang seperti terkena tegangan 220 volt dan dibarengi oleh desahan yang sangat Panjang.
“Andree….sayaaannngggg…terusssh….jilat dan sedot semakin keras….sayanggg….anghhhh”. sambil kepalaku semakin ditekan lebih dalam lagi oleh kedua tangan Mama.
Lalu Mama terkapar lemas melepas kedua tanganya dari kepalaku dengan suara nafas yang sedikit ngos-ngosan. Aku yakin Mama baru saja mencapai titik orgasme yang sudah lama tidak dirasakan Lagi semenjak bercerai dengan papahku.
Melihat Mamahku terkapar dengan nafas yang ngos-ngosan aku segera naik dan tidur miring saling berhadapan disamping mama yang terlentang.
“Andre, kamu nakal sekali kecil-kecil udah sangat berpengalaman seperti orang dewasa”,kata Mamahku.
“Ma, Andre bukan anak kecil lagi tadi kan Andre sudah katakana, oh ya Ma boleh ngak penis Andre masuk kedalam punya Mama”, sambil ku usap-usap mama yang masih berkeringat.
“Boleh Andre, tapi kalau bisa jangan dimasukan belum saatnya ya sayang”, sambil menecup bibirku membuat aku sedikit kecewa.
“Tapi ngak enak Ma, kalau ngak dimasuki”, kataku protes.
“Kan digesek-geseki diluar saja udah enak kok Dreee, sini sayang naik ketubuh Mama”. Sambil meraih tubuhku untuk naik keatas tubuh mama yang terlentang ditempat tidur.
Begitu aku mulai naik keatas tubunya, Kedua pahanya dilebarkan sedikit dengan posisi batang penisku yang masih tegang itu pas tepat berada diatas belahan vagina Mama. Kemudian Mamahku memegang penisku untuk digesek-gesekan dibelahan bibir vaginanya dari atas kebawah secara pelahan-lahan. Dengan posisi seperti itu kesempatan aku untuk menjilat bagian leher mama.
Akupun beusaha besabar sedikti dan menunggu agar gairah dan nafsunya mamahku mulai naik Kembali karena sentuhan penisku yang kugesek-gesekan divaginanya. Kuperhatikan wajah mama mulai memejamkan kedua matanya mungkin dia sudah mulai menikamti setiap gesekan penisku divaginanya. Ketika mama menghentikan Gerakan tanganya dan melepaskan pegangan tanganya dipenisku.
“Andre, gimana enak ngak digesekan disitu”, katanya sambil memandangku.
“Lebih enak dimasukan Ma, gimana boleh kan Ma”, jawabaku sambil kudekatkan ditelinganya sambil kujilat.
Belum sempat berkata lagi Mamahku berusaha merenggagkan kedua kakainya pelan-pelan tanpa mengatakan kalimat lagi tapi mamahku masih menutup kedua matanya, karena aku masih terus menjilat telinga dan lehernya dengan kedua tangan mama masih memeluk punggungku lalu kutekan pantatku sedikit dan respon mamahku ikut menggeser pantatnya sedikit saat penisku sudah menepel dibelahan vaginanya agar lebih pas tepat ditengah-tengah lubang vaginanya, pelan-pelan kutekan sedikti penisku tepat pas tengah bibir vaginanya dan Blesss masuklah penisku sedikit demi sedikit kedalam lubang vaginanya yang sudah basah itu”.
“Unghhhhh….Andreee….kenapa dimasukan sayanggg….kamu jahat sayang” ucapan mamahku saat penisku mulai masuk kedalam vaginanya.
“Mahhh….enak gini dimasukan jadi Andre bisa menikmati dan mama juga”.
“Tapi Andreee….”, tanpa kujawab lagi pertanyaan itu langsung kugenjot penisku keluar masuk vaginanya.
Aku rasakan penisku seperti dihisap-hisap kuat didalam vagina mama dan tanpa kusadari langsung keluar dari mulutku “onghhh….Maaaa…unghhh….enak…ma….”. saking enaknya aku sudah tidak memperthatikan wajah mamahku lalu kugerkan terus tanpa henti naik turun penisku kedalam vagina mama untuk mersakan setiap gesekan keluar masuk penisku didinding vaginanya.
Tampak mamah mulai mengimbangi Gerakan yang berada diiatas tubuhnya dengan Gerakan berputar-putar pantatnya “Andreee…ounghhhh…enaaak…sayang…terusss….Dreee….terusss”, kudengar setiap desahan dan kata-kata yang sedikit terbata-bata dan dengan cepat kubungkam mulutnya dengan mulutku dan kedua tanganku kupegang diwajah mamahku. Sedangakn kedua tangan mama posisi di bagian pantatku dan terus menekan pantatku. Apabila pantatku lagi posisi naik goyangan dan Gerakan aku dan mama semakin cepat dan sampai terdengar bunyi ceplak…cplokk gesekan penisku keluar masuk vagina mama yang semakin becek.
Dengan Gerakan naik turun pantatku serta bunyi gesekan keluar masuk penisku didalam vaginanya, suara desahan mama kian makin kuat untungnya mulutnya masih kubungkan dengan mulutku sambil kumain-mainkan lidahku dimulutnya dan mama membalas menyedot lidahku.
Begitu mulutku terlepas oleh mulut mamahku, “Andree…..terussss…” kulumat lagi mulutnya dan aku masih terus menggejot tanpa henti dengan Gerakan semakin cepat hingga terdengar bunyi ceplak…ceplokk…cepak…cplok antara gesekan penisku dengan vagina mama yang sudah mulai becek membasahi kain sperai tempat tidur diaman kita masih terus untuk mencari titik orgasme.
Kedua kaki mamahku mulai menyilangkan dibagian pantatku dan Gerakan pantat mama juga ikut berputar semakin cepat mengikuti gerakanku dan tiba-tiba mama melaskan lumatan dibibirku dan langsung berkata.
“Andree…sayanggg…mama…mau hampir…Dreeee….terus tekan sayangg”, moment seperti ini tidak kusia-siakan, apalagi kebetulan aku juga sudah tidak tahan lagi menahan laju cairan spermaku yang akan keluar.
Kutekan dalam-dalam penisku sampai kedasar rahimnya dan kurasakan cengkreman kedua kakinya yang menyilang dipantatku dan juga kedua tanganya dipundaku semakin kuat sekali dan keperthatikan tubuhnya mengenjang – ngejang dan kurasakan penisku yang berada didalam vagina  seperti ada denyutan-denyutan yang mencengkram penisku saat mama orgasme.
“Ounghhh….anghhh…anghhh….Andreeee…..sayanggggg….ini enak banget sayang punyamu enak banget sayang…unghhhh”, dengan nafasnnya ngos-ngosan.
Tak lama mama orgesme beberapa hitungan detik akupun memuncratkan cairan spermaku didalam vagina mama “Maaa….aku jugaaa….mauuu….keluarrr……anghhh….ahhhhh”, belum sempat menjawab perkataanku cairan spemaku keluar Crottt….crott…crottt.
Kuperhatikan mama hanya diam sambil menikmati sisa-sisa orgasme yang kedua kalinya sambil mengantur nafasnya dan begitupun aku juga sebaliknya masih menikmati sisa-sisa orgsme sampai menghabikan sisa cairan speraku yang ada didalam tubuhku. Kami beruda diam sejenak saling berpandangan dengan posisi aku masih diatas tubuh Mama dengan penis masih tertancap didalam vaginanya dan sesekali mencium bibirnya.
“Makasih ya ma, sudah bikin puas Andre malam ini sama mamahku tersayang”. Kataku sambil mengecup bibirnya.
“Iya Andreee yang mama sayangi, mama juga makasih sudah dua kali bikin mama puas malam ini udah lama mama tidak merasakan seperti ini sayang”. Dan mama juga mengecup bibirku.
Malam itu kami tertidur pulas berdua diatas tempat tidur saling berpelukan antara anak dan mama tanpa pergi kekamar mandi karena kami sama-sama capek. Dengan posisi miring saling berpelukan didalam selimut dan mama meminta penisku jangan dilepas dari dalam vaginanya akhirnya penisku lama-lama terlepas juga dari dalam vaginanya karena sudah Kembali mengecil.
Bersambung ke Part 2
466 notes · View notes
andromedanisa · 3 days ago
Text
Assalamu'alaikum kak,
izin bertanya untuk sekedar sharing ya.. :)
apa yang dilakukan kakak saat menunggu jodoh? jika jawabannya memperbaiki diri, perbaikan apakah yang kakak lakukan untuk meyakinkan Allah agar jodoh disegerakan? :) terimakasih kak..
hai dear @imladeeo , apa kabarnya? semoga selalu dalam lindungan Allaah dimanapun engkau berada ya..:"))
apa yang dilakukan saat menunggu jodoh? satu hal yang pasti adalah penjagaan diri. meminta agar Allaah senantiasa menjaga diri ini. sebab melihat pergaulan dalam masa sendiri itu sungguh tidaklah mudah.
kedua adalah menyibukkan diri dengan menjaga dan memperbaiki hubungan dengan kedua orangtua. setahun sebelum menikah, aku bener-bener tidak tau dan nggak nyangka kalau tahun depannya akan menikah. karena emang nggak punya crush, nggak punya calon, nggak ada orang yang mau dikenalin juga.
setahun sebelum menikah aku benar-benar memperbaiki komunikasi ku dengan Bapak dan Ibu dirumah. menjadi anak yang lebih banyak menyediakan telinga atas nasihat yang diberikan. terutama dengan Bapak. setahun sebelum menikah benar-benar waktu dimana aku deket banget dengan Bapak. Bapak lebih banyak bicara dari tahun-tahun sebelumnya. dan setahun itu aku merasa Bapak lebih luwes dan lebih banyak cerita ke anak perempuannya ini.
ketiga, lebih banyak ikhlas aja. setahun sebelum menikah aku belajar tentang bentuk penyerahan diri. belajar untuk lebih lapang, lebih ikhlas atas sesuatu hal. dan ini yang membuat aku merasa tenang. saat itu aku sudah dititik dimana kalau emang takdirnya menikah ya akan bertemu dengan jodohnya. kalaupun takdirnya lain, ya dijalani aja sampai bertemu dengan takdir yang lain.
anehnya setelah aku belajar untuk lebih lapang, aku lebih banyak berdiam diri dirumah. padahal sebelumnya tidak demikian. sibuk kuliah, sibuk kerja, sibuk kegiatan yang aku sendiri kalau ingat capek juga ya ternyata :D
aku belajar untuk ikhlas dan menyerah kepada Allaah ketika aku mendengarkan kajiannya ustadz Nuzul hafidzhahullaah ta'ala yang saat itu membahas tentang cerita seorang sahabat Rasulullah shalallahu alaihi wassalam yaitu Ka'ab bin malik radhiyallahu. itu nampar diriku sekali betapa saat semuanya berpaling, pada akhirnya hanya Allaah yang tetap kekal delan tinggal.
dan terakhir adalah tidak lepas dari berdoa. yang akhirnya aku sadari adalah barangkali aku menikah di usiaku saat itu salah satunya adalah kriteria ku yang cukup banyak. setiap kali berdoa aku selalu menempatkan diriku dalam kondisi "ya Allaah, aku ini orangnya begini, maka aku butuh orang yang seperti ini. dst" aku selalu menceritakan perihal kurang dan lebihku, sebab aku percaya doaku tidak akan kembali dalam kesia-siaan.
lalu hasilnya bagaimana? Allaah kabulkan seperti yang aku minta. dan saat pengabulan doa itu tiba, seperti doaku "ya Allaah, jadikan aku bersyukur menjadi pasangannya, dan semoga dia juga bersyukur menjadikanku pasangannya"
dan aku sangat bersyukur ketika Allaah menggerakkan hatinya untuk memilihku. semoga diapun sama bersyukurnya sepertiku.
lalu terkahir, eh ada lagi hehe.
mendoakan kebaikan untuk siapapun yang sedang kita temui, siapapun tanpa tapi. ini aku terapin setahun sebelum menikah dan ini berlanjut hingga sekarang. sebagaimana aku menginginkan kebaikan untuk diriku, maka akupun sebisa mungkin mendoakan kebaikan kepada siapapun yang aku temui. rasanya hangat dan menyenangkan sekali. sekalipun dulu aku belum menikah, kalau ada temen yang sama-sama sedang menunggu jodohnya saat itu, aku juga berdoa untuknya agar Allaah memudahkannya untuk bertemu dengan jodohnya.
pada intinya, doa nomer satu. minta sama Allaah menjadi upaya nomer satu yang nggak bisa digeser dengan banyaknya upaya yang lain. semoga hal kecil ini bisa sedikit menjawab dan ada kebaikan yang tertinggal ya kak.
aku berharap, semoga di masa penjagaan diri kakak, kakak bertemu dengan seseorang yang juga menjaga dirinya dengan baik. Allaah mudahkan segala sesuatunya. sehat dan bahagia selalu, yaaa...:))
sudut ruang || 11.34
30 notes · View notes
yapink90 · 7 months ago
Text
Sosok Tetanggaku
Bab 9
Rencana Caca.
Mumpung hari ini aku enggak jualan yang berarti enggak punya kesibukan.
Aku berinsiatif untuk bersih bersih rumah.
Menyapu lantai hingga mengepelnnya.
Tak lupa juga membersihkan meja dapur dan rak tempat biasa aku menyimpan mie instans.
Ternyata rak kosong. Tak ada satu bungkus mie pun disana.
Tapi aku menemukan sebuah benda yang rasa rasanya pernah aku lihat sebelumnya.
Betul. Ini kepunyaan Caca, secarik jarik batik yang pernah ia pakai sebagai pelapis penutup buah dadanya.
Ada benggolan pada ujung jarik tersebut. Namun aku tak berani untuk gegabah membuka barang orang lain.
Maka aku pun menaruhnya kembali.
Setelah merasa keramik di teras sudah kering dari bekas air pel.
Maka aku pun duduk disana tanpa perlu alas lagi.
Caca, mendekat dengan membawa sebuah kantung kresek.
Dan ia pun duduk berhadapan denganku.
Dari dalam kantung kresek, ia mengeluarkan bungkusan yang menurut dari aromanya pastilah gado gado.
" Yuk barengan. Gue kira elu, enggak ada, jadi gue beli satu..?" Katanya sambil membuka bungkusan yang ternyata memang gado gado.
" Wah, kalau barengan sih, entar elu kurang kenyang dong. Beli lagi aja deh sekalian pake lontong, gue belum sarapan..!" Kataku sembari memberinya uang.
" Ya deh. Tapi jangan elu, makan dulu ya..!"
" Sipp..!" Aku membungkus kembali gado gado yang sudah terbuka.
Tak lama kemudian Caca, sudah kembali dengan membawa kantung kresek lebih besar. Ternyata ia membeli lontong plus kerupuk sebagai teman dari gado gado.
Memang Caca, termasuk cewek yang cuek. Ia tanpa risih makan di teras bersamaku. Dan beberapa tetangga sesama penghuni kontrakan, ada yang ber dehem, dan ada juga yang mencibir.
Kami memang harus tidak ambil pusing dengan sikap mereka. Mereka hanya iri karena mereka tidak bisa seakrab kami sesama tetangga.
Pertama kenal cewek ini, aku suka. Setelah tahu kalau dia punya kepribadian ganda, aku perlahan menjauh. Apalagi ketika sosok Adhila, yang tiba tiba hadir dan memberikan peringatan agar aku hati hati dengan Caca.
Aku mulai bimbang. Aku merasa kedua tetanggaku ini memiliki kesamaan. Sama sama menyimpan misteri.
Waktu pun berjalan. Aku merasa nyaman bersama Adhila, namun cewek itu ternyata tidak jelas. Ia sulit untuk aku temui. Kalaupun bertemu itupun cukup membuat tanda tanya di kepalaku.
Ya. Kami sering bersama, menikmati suasana malam, namun setelah pagi harinya teras rumahnya masih tetap berlumut dan penuh debu.
Selesai menikmati gado gado, aku mengambil benda milik Caca, yang ketinggalan.
" Ca, nih punya luh, ketinggalan..!" Kataku memberikan benda itu.
" Oh. Itu sih bukan ketinggalan. Emang sengaja gue tinggal supaya elu, percaya kalau gue bisa ngeliat mahluk gaib. Nah setelah benda itu ada disini, apa elu, pernah lihat mahluk gaib di tempat elu ini..?"
" Enggak. Gue enggak lihat mahluk yang seperti waktu itu lu bilang.. Tapi, kalau dikontrakan sebelah emang ada yang aneh.."
Caca, menatapku lekat.
" Apa yang elu, dengar..?"
Aku pun menceritakan apa yang aku lihat semalam. Dari mendengar suara teriakan dan ancaman, sampai menyaksikan sendiri perbuatan mesum yang di lakukan oleh bos pemilik kontrakan hingga pembantaian atas dua wanita hingga tewas dengan menggenaskan.
" Oh,,, Jadi Pak Juned, yang ada dibalik semua ini..! Pantas saja arwah Adhila, tetap berada disini padahal gue sendiri enggak tauk kenapa Adhila, menjadi arwah.. Sadis juga tuh si tua bangka Juned..!"
Caca, menggeleng gelengkan kepalanya. Ia sepertinya tidak percaya jika lelaki yang sudah bau tanah itu ternyata masih memiliki nafsu besar akan wanita.
" Tapi, gue rasa itu hanya halusinasi gue aja sih. Padahal kita enggak tahu akan kebenarannya..!"
" Bukan, Malik... Elu, bukan sedang halu. Itu benda milik gue sengaja membawa alam bawah sadar luh, pada peristiwa yang sebenarnya terjadi. Dan ini bisa kita buktikan..!"
" Kita.. Maksud luh..?"
" Nanti gue pikirin..!"
Malamnya Caca, kembali menemuiku. Ia bercerita banyak mengenai calon suaminya yang teman ayahnya itu.
" Dia itu orangnya royal loh. Kemaren anak gue, dibeliin mainan yang harganya mahal banget. Padahal kalau dia mau ngasih mainan enggak yang harus mahal gitu, ya.. Yang namanya mainan cepat rusak jadi barang enggak ada harganya..!" Caca, membuka percakapan.
" Ya, yang namanya lagi nunjukin perhatian sama calon istri, apapun ia lakukan.. Mahal menurut elu, tapi enggak buat dia. Yang penting hati ibunya udah luluh, pengorbanan sebesar apapun pasti dia ikhlas..!"
" Elu, bisa aja.. Gue, enggak tauk hati gue, luluh atau enggak yang penting gue, jalanin dulu aja deh..!" Jawabnya nyantai.
Lama kami terdiam. Sepertinya Caca, tengah merasakan sesuatu.
Ia berjalan menuju dapur.
" Malik, sini..!" Serunya pelan.
Aku menghampirinya, melihat ia menempelkan benda miliknya pada bagian bawah meja dapur yang berpintu. Dan aku ingat kalau meja dapur sebelah sana memang tepat menempel di tempat yang sama seperti ini.
" Nah, tepat di balik meja dapur ini gue melihat jasad Adhila, dan ibunya.. Mereka di taruh dalam posisi duduk saling berhadapan.. Kejam. Betul betul kejam.. Biar si tua bangka itu cepat menerima pembalasannya...!" Caca, berkata seolah pada dirinya sendiri.
" Malik,,, Elu, temenin gue, ya. Elu, sekarang kan udah enggak takut lagi ngeliat mahluk halus.. Jangan jauh jauh dari gue...!"
" Iya, iya.. Aneh.. Elu, yang punya kelebihan malah ketakutan sendiri..!"
Akhirnya aku pun ikut berjongkok di bawah meja dapur.
Caca, mulai mencoba untuk berinteraksi dengan Adhila, dan si mbok.
" Adhila.. Karena Malik lah, akhirnya dia tahu dan dapat melihat semua yang menimpa kamu dan ibumu.. Gue, sama Malik, mau berusaha untuk mengungkap kebusukan pak Juned, yang udah tega menghabisi nyawa kalian berdua.. Seandainya ini bisa terungkap.. Apa yang harus kami lakukan..? Jenazah kalian akan kami kuburkan dimana..?" Pertanyaan Caca, di sambut suara isakan tangis dari Adhila..
" Caca.. Aku berterimakasih sama kamu.. Kamu terlihat jutek namun ternyata hati kamu baik.. Dan kamu Malik, maafkan aku yang sudah berusaha membujuk kamu agar tidak lagi dekat dengan Caca. Karena aku memang menyukai kamu.. Tapi aku sadar semua itu tidak mungkin terjadi.. Dunia kita berbeda, dan aku pergi untuk melupakan kamu...Seandainya kalian bisa mengeluarkan jasad kami berdua... Tolong antarkan kami ke keluarga kami, agar kami bisa dimakamkan secara layak di tanah kelahiran kami.."
Isak tangis Adhila, semakin menjadi.
Caca, berusaha terus membujuknya agar arwah, gadis itu tetap tenang menunggu waktu yang akan segera tiba.
Bersambung.
86 notes · View notes
komunitaspuanberaksara · 1 month ago
Text
Tumblr media Tumblr media
Halo Sobat Puan!
Alhamdulillah, senang banget kita sudah memasuki 4 tahun perjalanan. Kali ini untuk memperingatinya, Komunitas Puan Beraksara membuka kembali pendaftaran anggota baru.
Buat sobat yang tertarik langsung bisa menghubungi narahubung yang tertera di flyer ya. Bisa juga langsung DM untuk pendaftarannya.
Sampai bertemu di Komunitas Puan Beraksara, Puaners.
29 notes · View notes
kurniawangunadi · 1 year ago
Text
Hidup yang Sangat Tidak Terduga
Beberapa tahun terakhir, saat memasuki fase berumah tangga dan menjadi orang tua. Prioritas hidup bergeser, menjadi memahami kenapa di luar sana banyak yang bilang kalau makin dewasa atau setelah berkeluarga/jadi orang tua, circlenya semakin menyempit. Karena memang butuh fokus yang besar. Sampai mungkin tidak sempat untuk nongkrong seperti waktu-waktu muda kemarin.
Dan sebab begitu fokusnya kita sama hidup sendiri, sampai-sampai kita tidak memerhatikan apa yang terjadi di kehidupan sekitar kita, termasuk orang-orang yang pernah kita kenal di waktu sebelumnya. Kita hanya mendengar sedikit kabar tentang kapan dia menikah atau dia lagi kerja di mana, selebihnya kita tidak tahu. Tidak sempat mencari tahu, dan memang tidak ada keperluan untuk mengetahui.
Sampai waktu berlalu begitu saja, lima tahun terlewati, hingga sepuluh tahun berlalu. Saat anak-anak mulai memiliki dunianya yang bisa ia rancang sendiri. Kehidupan kita mulai terasa stabil. Kita mulai memerhatikan kehidupan di sekitar, berusaha mencari tahu kabar dari kawan-kawan lama.
Mereka sekarang tinggal dimana, sedang apa, siapa pasangannya, dan banyak hal lainnya. Berusaha kembali menyambung komunikasi dan silaturahmi. Memang, ternyata ada fasenya lagi untuk begitu.
Tapi di lain sisi, kita mungkin akan mendapati kabar yang tak pernah kita sangka. Mungkin ada yang telah meninggal lebih dulu, ada yang pernikahannya berakhir perceraian, ada yang tidak seorang pun tahu kabarnya, ada yang masih berjuang dengan dirinya sendiri, dan lain-lain. Setidakterduga itu kehidupan berlalu selama sepuluh tahun terakhir.
Terakhir kali sebelum fokus sama dunia sendiri, dulu sempat bertemu terakhir kalinya di meja-meja kafe membicarakan tentang masa dengan dengan optimis, terakhir mendengar kabarnya adalah kebahagiaan bersama orang yang akan jadi pasangannya, naik gunung bersama, diskusi di serambi-serambi masjid tentang impian, dan banyak sekali momen yang kuingat dengan baik, sebelum akhirnya memasuki fase baru yang menuntut prioritas dan fokus yang baru saat itu.
Tidak pernah diduga sama sekali. Kehidupan yang berputar di sekitar kita ternyata sebergejolak itu, hidup kita mungkin juga bergejolak, hanya saja tidak pernah menyangka bahwa di orang lain, gejolaknya adalah hal yang tak pernah kita pikirkan akan terjadi pada mereka.
Siapapun kamu yang membaca tulisan ini. Saat ini, hidup kita yang tak saling mengenal ini sedang berjalan di orbitnya masing-masing. Mungkin orbit kita tidak pernah beririsan, tapi aku selalu mendoakan, kita sama-sama berdoa semoga hidup yang sedang dijalani ini diberikan sakinah, diberikan keberkahan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Aamiin
163 notes · View notes
bersuara · 1 month ago
Text
Hari ini kembali me time dengan cara berjalan kaki. Sebenarnya tujuan utamanya ialah membeli kipas angin karena kipas angin di kosanku tiba-tiba rusak sedari tiga hari yang lalu.
Sebelum membeli kipas angin, aku mengambil uang terlebih dahulu ke ATM (akhirnya aku mengambil uang tunai setelah satu Minggu bertahan menjadi manusia cashless haha).
Sesampainya aku di toko untuk membeli kipas angin, ternyata kipas angin dengan model yang aku cari ngga ada. Cuma ada model kipas angin seperti kipas angin yang aku punya di kosan. Berdasarkan pengalamanku sebelumnya, kipas angin model ini ngga bisa bertahan lama, jadi aku pikir lebih baik membeli di Shoope saja, karena ada banyak pilihan model kipas angin yang bisa aku pilih dan bisa aku lihat reviewnya dari pembeli.
Akhirnya, aku pulang kembali ke kosan, namun melalui jalan yang berbeda dari sebelumnya. Sambil berjalan, aku bertemu penjual es teh dan membelinya.
Sembari berjalan, aku memikirkan juga akan makan siang apa. Akhirnya aku memutuskan makan siang hari ini adalah makan makanan warteg yang pernah sekali aku beli dan rasanya cukup enak dengan pilihan menu yang bervariasi.
Perjalananku sebentar lagi sampai di warteg, tetapi perhatianku malah tertuju ke penjual ketoprak. Tanpa berpikir ulang, aku melipir memesan satu piring ketoprak. Lucu sekali, karena sebelumnya tidak pernah terpikir olehku untuk membeli ketoprak.
Tumblr media
Satu porsi ketoprak ini harganya 14 ribu. Cukup murah karena selama ini aku seringnya beli ketoprak di dekat kosan, harganya 18 ribu. Dan aku ngga kecewa perihal rasanya, karena enakkkkk pollll. Biasanya kalau makan ketoprak, aku ngga sanggup menghabiskannya dikarenakan kurang suka dengan bumbu kacangnya.
Setelah ketoprak habis, aku melanjutkan perjalanan me time ku. Meskipun seperti anak hilang karena jalan sendirian, kegiatan berjalan kaki adalah salah satu caraku dalam mengendalikan perasaan yang tidak karuan.
Tumblr media
- 17 Mei 2025 #17haridari30
24 notes · View notes
shenshine · 4 months ago
Text
Gerhana yang Tak Pernah Usai
Kamu adalah matahari, dan aku bulan yang jatuh cinta kepadamu—dari jauh, dalam diam, tanpa pernah benar-benar bertemu.
Kita berbagi langit yang sama, bergerak dalam poros yang serupa, dan ditakdirkan untuk terus mengitari satu sama lain. Tapi di antara kita, selalu ada jarak. Selalu ada ruang kosong yang tak bisa diisi, semesta yang menolak kita untuk bersatu.
Mereka berkata bulan itu murung, berubah-ubah bentuknya. Kadang penuh, kadang hilang separuh, kadang nyaris lenyap. Tapi mereka tak pernah tahu bahwa itu bukan karena aku ingin, melainkan karena aku kelelahan menjadi sesuatu yang tak pernah bisa memiliki. Mereka tidak tahu, bahwa setiap kali aku menyusut, itu adalah caraku merelakanmu sedikit demi sedikit—meski aku tahu aku akan kembali bulat, kembali berharap, kembali menunggu sesuatu yang tak pernah bisa terjadi.
Namun semesta kadang kasihan. Ia memberiku satu-dua kesempatan untuk mendekatimu. Gerhana, mereka menyebutnya. Waktu-waktu langka di mana aku bisa bersandar sejenak di hadapanmu, membiarkan cahayamu menyelimuti tubuhku, berpura-pura bahwa kita adalah satu.
Tapi kebahagiaan itu singkat.
Secepat ia datang, secepat itu pula ia berlalu.
Karena kita tidak pernah benar-benar ditakdirkan untuk bersama.
Dan pada hari-hari di mana aku tak bisa melihatmu sama sekali, di mana bahkan cahaya pantulmu tak sampai padaku, aku hanya bisa menangis. Bukan air mata biasa, tapi darah. Menyisakan cahaya merah yang menggantung di langit—dan orang-orang menyebutnya gerhana bulan. Mereka tak pernah tahu bahwa itu adalah tangisku, kepedihanku, caraku mengingat bahwa aku selalu jatuh cinta kepada sesuatu yang tak bisa kuraih.
Dan kamu, matahariku, tetap bersinar di tempatmu, menerangi yang lain, menghangatkan yang lain.
Tapi tidak aku. Tidak pernah aku.
020325, Semarang
25 notes · View notes
kidungkidung · 1 month ago
Text
tentang buku cerita yang dulu sempat kita tulis prolognya, bolehkah aku hanya sekedar membaca? karna hanya itu karya cinta yang sanggup kita ukir;
_kidungkidung
1 note · View note
mutiarafirdaus · 1 year ago
Text
Ikhtiar Perempuan Menemukan Pendamping Hidup (1)
Aku pernah menemani seseorang yang berkali-kali proses taaruf. Berkali-kali Allah belum kehendaki juga proses itu terjadi. Sampai suatu hari dia minta untuk bertemu di masjid. Berdua saja. Ia ingin ada ruang untuk menangis sesenggukan.
Di tempat dimana tak ada orang yang ia kenali harus melihatnya memakai topeng tangguh. Di tempat dimana ia merasa tenang, tapi tetap butuh seorang teman. Menangis bukan karena menggugat takdir Rabb Semesta Alam. Tapi menangis kelelahan menanggung harapan dari orang-orang sekitar. Lelah sekali ia. Kami berpelukan.
Ingatkan tentang, bahwa sejatinya jika belum Allah kehendaki bukan karena Allah tak mau beri, tapi Allah selamatkan kita dari rencana takdir yang kita pikir indah dijalani. Allah ingin kita maksimal dan meraih Surga lewat peluang yang saat ini Allah bentangkan.
Baik itu jalan studi, berbakti, berkhidmat untuk umat, merawat luka diri sendiri, ataupun peluang lainnya yang aroma Surga tercium disana.
Aku juga pernah menemani sepasang anak manusia yang berproses taaruf. Sudah sampai tahap pengenalan orangtua. Sudah sampai pembahasan mahar dan lainnya. Tetiba kandas prosesnya. Terguncanglah mereka berdua.
Butuh waktu untuk kembali menata. Butuh orang-orang baru untuk kembali menemani dan senantiasa memberikan penguatan, bahwa proses pernikahan tetap akan selalu layak untuk diperjuangkan. Dan mereka mau.
Memulai kembali dengan lebih hati-hati prosesnya. Dengan sikap yang lebih dewasa. Dengan harapan yang lebih ditata. Dengan niat yang lebih dikuatkan untuk selalu Lillahi Ta'ala. Dengan keyakinan bahwa Allah pasti siapkan jalan keluar bagi orang-orang yang mau berusaha.
Lantas sejauh mana sebetulnya perempuan boleh berikhtiar untuk menemukan pendamping hidupnya? Sampai batas mana kita mengangkat tangan kelelahan dan ingin memilih berhenti saja memikirkannya?
105 notes · View notes
milaalkhansah · 4 months ago
Text
kok orang-orang hidupnya seru banget, ya?
Jujur, udah jarang banget liatin story media sosial orang lain. Tapi kadang masih liatin story orang-orang yang memang lumayan akrab, dan itu pun masih kuseleksi lagi. Mana orang-orang yang storynya cukup berfaedah untuk kubuka, atau setidaknya gak sampai menimbulkan hasad.
Terus tadi melihat story seorang teman sekomunitas. Isinya dia lagi bareng ama teman-temannya yang lain yang emang lumayan kukenal juga. Terus tiba-tiba aja terbesit pemikiran, "kok orang-orang punya energi sebanyak itu ya untuk selalu bersosialisasi dan terus berkegiatan dengan orang lain?" Meanwhile me, yang ngumpulin niat buat mengikuti sebuah acara aja butuh effort. Sekalinya pulang acara yang berlangsung hanya berapa jam aja, pengennya langsung berhibenasi. Itu pun gak rutin aku lakukan. Palingan seminggu sekali, atau bahkan hanya berapa bulan sekali.
Melihat itu, aku jadi mikir, gimana aku mau dapat temen ya, kalau energi sosialku emang secupu itu? Karena jangankan buat ketemu dan ngobrol dengan orang lain, chattingan aja aku udah males banget. Kadang masih suka sih komen-komen asbun lucu gitu di postingan orang lain. Tapi habis tu udah. Sekalinya yang bersangkutan respon, aku malah jadi silent treatment lagi. Gak berminat buat ngobrol lebih lanjut dan lebih banyak. Capek.
Jujur aku lumayan iri dengan orang-orang yang punya energi sosial yang besar. Yang tentunya ikut didukung dengan waktu dan juga dana yang memadai untuk bisa bertemu dengan orang lain secara rutin. Sedangkan aku sendiri butuh berpikir berulang kali jika pengen ke suatu tempat atau acara. Karena pasti ngeluarin uang yang lumayan bagiku jika dipakai untuk hal lain. Bawa uang 100 ribu balik rumah masih ada sisanya aja udah sebuah pencapaian. Aku seperhitungan itu soal duit.
Saat ini aku udah gak punya pertemanan yang begitu intens dengan siapa pun. Sama sahabatku sendiri yang udah nikah aja, ketemu dan bisa ngobrol sebulan sekali aja udah syukur banget. Ketika ngobrol pun, aku merasa udah gak seterbuka dulu. Entah karena merasa ada banyak hal yang lebih baik kusimpan aja, atau mungkin aku merasa gak seantusias dulu buat cerita.
Aku selalu mengeluh kesepian, iri melihat orang-orang yang punya banyak teman, pengen ada teman ngobrol atau yang bisa berbagi cerita, tapi jujur aku semales dan se-enggak-ada tenaga itu buat berusaha lagi.
Aku dulu pernah berusaha dan pernah seterbuka itu untuk menyambut orang-orang yang menawarkan pertemanan. Tapi dari mereka pula aku belajar bahwa memang aku lebih baiknya sendiri aja.
aku masih tetap menjadi seseorang yang friendly dan cukup welcome kepada siapa pun, tapi selalu ada sekat yang aku bangun sehingga membuat orang-orang yang punya intensi untuk menjadi lebih dekat memilih kabur duluan karena melihatku yang se-tak-terjangkau-itu.
Hari-hariku berapa tahun terakhir ini hanya diisi dengan kerja, pulang, tidur, and repeat. Libur aku habiskan hanya dengan beberes kos, nulis, atau hanya tidur—guna merecharge energiku untuk kembali berhadapan dengan rutinitas yang memuakkan. Aku udah gak ingat kapan terakhir kali aku begitu menikmati pertemuan dengan seseorang.
Salah satu caraku untuk menghibur diri di saat aku udah gak punya hubungan sosial yang menyenangkan hanyalah dengan baca buku. Literally baca buku doang. Aku udah lama gak suka doom scrolling. Aku udah uninstalled tiktok, jarang banget buka Instagram, nonton YouTube pun kadang-kadang aja. But reading books is the only way for me to escape from everything. Dari buku aku belajar merasakan banyak perasaan yang gak bisa aku miliki di kondisiku saat ini. Dari buku juga aku bisa melihat dunia walau gak pernah ke mana-mana. Saking gak punya pelarian lain selain baca buku, sehari aku sampe bisa menyelesaikan dua buku, dengan jumlah halaman 200/300 lembar.
Tapi anehnya, meskipun aku cukup banyak baca buku, aku seperti kehilangan kosa kata saat berbicara dengan orang lain. Aku kerap merasa kebingungan atau tak tahu mau ngomong apa saat berhadapan dengan orang lain. Apa yang ada di pikiranku rasanya gak bisa kusampaikan dengan jelas. Aku benar-benar kehilangan kemampuan komunikasiku selama ini. Aku kembali pada kebiasaanku yang dulu yang suka gagap. Aku jadi manusia bisu karena mulutku kebanyakan dipakai hanya untuk mengunyah saja.
Kemalasan untuk bersosialisasi ini sepertinya berakar dari rasa tidak percaya diri seseorang bisa menerimaku dengan baik. Ketakutan akan penolakan, kekecewaan dan juga ditinggalkan menjadi penahan paling beratku untuk berteman.
Karena rasanya, bila aku tak punya koneksi yang terlalu dalam dengan seseorang, aku tak perlu takut untuk disakiti apalagi menyakiti. Ini berdasarkan pengalamanku yang sudah-sudah. Rasanya, risiko yang harus kuhadapi saat aku memilih untuk sendirian lebih mampu untuk kujalani daripada menghadapi risiko saat mengizinkan seseorang untuk terlalu dekat denganku.
Namun, di lain sisi aku juga pengen membuktikan, kalau keadaannya tidak akan selalu seperti apa yang aku takutkan. Aku juga pengen percaya, kalau aku tak perlu menjalani hidup yang kian membosankan ini sendirian.
22 notes · View notes
shuksstuff-blog · 11 months ago
Text
Entahlah, tapi apa yang aku mahu dan suka adalah isteriku bersetubuh dengan jantan lain dan aku menatap dan mendengar erangan nafsu mereka belayar. Itulah perasan yang terbenam dijiwa ku, selepas setahun bernikah. Aku adalah seorang intelek dan pemegang ijazah. Aku pernah belajar tentang saikologi, memang manusia ada satu perasan iaitu bawah sedar, dan perasaan bawah sedar aku yang aku pendam sedang membuak, iaitu aku mahu isteriku berzina dengan orang lain.
Demi merealisasikan impian berbau so ku, aku mula mendekati isteriku agar dia rela untuk berseks dengan jantan lain. Aku mendekatinya dengan cara berbual semasa berada di atas kamar tidur.
Terlupa pula aku nama isteriku Normaliza, orangnya biasa sahaja, tapi yang paling ku suka adalah alat sulit celah kangkangnya. Dia pandai megemut. Nak kata cantik sangat isteriku tu nanti bongkak pulak.
Sambung kembali, aku pun mulakan rancangan aku semasa kami berbual, dari topik semasa sampai bab seks dan cerita mat salleh yang bersifat terbuka. Begini perbuallan ku.
“Yang.. selama dengan abang puas tak?”
Isteri ku membalas, “ada kalanya.”
“Kenapa yang tak cakap masa yang tak puas, dan apa yang buat kalau yang tak puas?”
Dia terdiam seketika dan menjawab, “masukkan jari-jemarilah.”
“Iye ke? Kalau abang cadangkan cara lain?”
“Bagaimana?” kata isteriku.
“Apa kata ayang seks dengan orang lain.”
“Abang gila ke? Dosa tau!” dia jawab.
Tersentak jantung aku. Lantas aku kata, “alah nanti kita taubatlah. Abang tak marah dan tak kisah kalau ayang seks dengan orang lain. Ayang puas, abang puas.”
Dia terus menarik muka dan tidur tanpa bersuara lagi. Aku tak putus asa. Dialog yang sama akan terjadi bila ada kesempatan dan semasa di dalam bilik. Aku hangatkan lagi setiap malam dengan menonton cerita lucah yang buas, anal, hard core, threesome dan berbagai. Bukan dia tak pernah tengok sama dengan aku, cuma kami tengok yang biasalah, tapi demi menaikkan gairahnya aku beli cerita lucah yang lebih fantastik. Bila dia menarik tangan aku untuk seks, aku menolak, aku buangkan je air ku dalam tandas.
Selepas 2 minggu begitu, dia bertanya dengan aku, “kalau abang suka saya dizina dengan jantan lain, siapa orangnya?”
Aku terkejut dan tahu rancangan ku berhasil, tapi masalahnya aku tiada calon lagi. Tapi yang penting hatinya aku cairkan dulu.
“Macam tulah ayang, kita muda, anak pun takde lagi, abang nak tengok ayang pompuan kampung jadi seksi liar dalam gengaman abang sebagai isteri.”
Dia bersetuju. Dalam mencari calon, aku layari mewe Aku gunakan nickname perempuan agar senang dapat perhatian. Akhirnya aku berjaya mendapatkan dua lelaki student UiTM untuk meratah isteriku bersama.
Satu namanya Izul dan lagi kawannya Azam. Azam dicari oleh Izul sebab aku yang suruh dia cari satu kawan yang sekepala. Selepas merancang, aku jemput mereka ke rumah masa hujung minggu dalam pukul 9.00 malam. Isteriku di rumah aku seruh bersiap pakai yang seksi-seksi.
Semasa bertemu dengan Izul dan Azam mereka terkejut sebab aku ni lelaki. Mereka pun nampak sopan, yang aku geram memang hensem dari aku. Aku jemput ke dalam kereta dan berbual hal yang sebenarnya, sebab aku tahu lelaki kalau dapat cipap mana nak tolak.
Setengah jam kemudian kami sampai ke rumah. Isteri ku menyambut dengan senyuman. Wah bukan main lagi bini aku lawa, dia pakai baju kelawar putih, jelas pakaian dalamnya tampak berwarna merah yang aku belikan bulan lepas. Aku kenalkan mereka pada isteri ku. Aku tak salah memilih mereka sopan dan bersalam cium tangan dengan bini aku, kontrol konon.
Kami duduk diruang tamu, isteriku ke dapur dan menghidangkan air sirap untuk mereka. Aku duduk seseorang manakala isteriku diapit Izul dan Azam. Kembang kuncup hidung mereka manikmati aroma istiriku.
Selepas bersembang dalam 10 minit, aku mulakan dengan berkata, “apa lagi kita ada projek kan!”
Isteriku, Izul dan Azam tersenyum. Isteriku memulakan dengan meramas batang mereka. Aku sengaja pilih budak mentah agar senang dengar cakap kami. Adegan bermula, Izul dan Azam meramas buah dada kesanyangan ku selama ini. Isteriku mula sedap.
Mereka bogel di depan ku. Aku londehkan seluar dan keluarkan batang ku. Ternyata batang Izul dan Azam lebih besar. Aku bersuara, aku suruh meraka jilat ketiak isteriku yang berbulu sebab aku suka buat begitu. Mereka tak membantah, mengerang isteriku kegelian bila mereka menjilat ketiak isteriku. Aku mula melancap.
Selepas itu, Izul bangun dan membesarkan kangkangan isteriku, dia menjilat penuh nafsu. Azam pula khayal dengan ketiak dan payudara isteriku. Kemuidian isteriku mula mengulum batang Azam.
Izul pula meletakkan batangnya ke cipap bini aku, lantas dijoloknya deras. Asakkan demi asakan berlaku di cipap bini aku. Bini aku hanya berkata, “sedap bang, sedap.” sambil mengulum batang Azam.
Kemudian isteriku ditongengkan. Juburnya dijilat Azam dan Izul pula menservis batangnya. Setelah licin dengan air liur, Azam menjolok jubur isteriku yang selama ni aku hormati lubang itu.
Izul baring dibawah bini aku dan menjolok pula cipap bini aku. Ternyata isteriku tidak membantah kecuali mengerang enak dan badannya lembut diarah macam kapas. Aku teruskan usaha melancap aku.
Kini isteriku jadi perempuan jalang kerana aku, tapi aku sukakannya. Izul meramas tetek biniku sambil batangnya terus menjolak kemenangan. Azam leka dan ganas menjolok lubang najis bini.
Aku bingkas bangun dan mencelah untuk menjilat ketiak isteriku. Ternayata sedap aromanya dan masin lemak, akibat peluh yang mengalir. Ape yang aku dengar kata isteriku, “sedap abang, terima kasih sayang, sayang puas.”
Izul mengerang rupanya dia dah tertembak ke dalam, dan diikuti Azam yang sempat mencabut batangnya dan memancutkan ke dalam mulut isteriku sambil aku memegang kepala bini aku. Mereka tertelentang.
Tak lama kemudian aku sampai dan ku pancutkan benih ku ke atas ketiak bini kau yang berbulu. Dia senyum dan penuh kepuasan. Setelah berehat aku ajak mereka masuk ke dalam bilik tidur sebab dah jam 11.30 malam.
Kami naik ke atas berempat dengan berbogel sambil Izul medokong isteriku. Oleh kerana katil sempit, aku tidur di bawah katil dan ku biarkan mereka bertiga di atas katil. Aku letih dan mula tertidur. Entah mereka di atas katil aku rasa mahu isteri dibantai lagi, tapi aku tak kisah sebab rancangan aku berjaya dan aku puas sekali.
Esoknya aku terjaga, isteriku tiada di atas katil, hanya Izul dan Azam lena terbogel mungkin letih. Aku mandi dan turun ku lihat isteriku sedang sibuk membuat sarapan.
Sejam kemudian Izul dan Azam turun, rupanya mereka dah mandi dan bertuala sahaja. Aku keluar dan buka bonet kereta, ambil pakaikan mereka. Kami sarapan bersama. Mereka nak anggap aku dan bini aku mak dan ayah angkat mereka. Kami setuju.
Selepas sarapan pada hari Ahad, sehari semalam kami bertiga melanyak isteriku. Kami dah macam sekeluarga. Yang malangnya benih Izul tempoh hari berhasil. Aku terpakasa ambil keputusan biarkan anak itu lahir kerana aku tak mahu isteriku gugur dan risikonya
53 notes · View notes
menyapamentari · 1 year ago
Text
Akhir - akhir ini aku mulai kehilangan lagi keinginan untuk muncul di sosial media. Aku kembali menikmati hari - hariku dirumah, menikmati sabtu mingguku dengan keluarga kecilku tanpa menunjukkan apapun di sosial mediaku. Menikmati setiap hal - hal yang ku terima dengan setulus hatiku.
Bercerita apapun kepada suamiku, menunggu waktu dimana beliau akan sampai di rumah. Mendengarkan cerita tentang apa - apa yang sedang beliau perjuangkan, hingga sesekali menemani beliau bertemu relasi - relasinya. Atau menemani beliau berbelanja kebutuhan pribadi untuk menunjang pekerjaannya, sedangkan aku "ah, aku belum merasa perlu menambah apapun, entah itu tas atau sepatu atau pernak pernik lucu". Ternyata, menemani satu sama lain tanpa harus kedua - duanya berbelanja juga termasuk dalam kebahagiaan berumah tangga bersama ia yang kita sayangi dan hargai.
Hari - hariku penuh, dan ku habiskan dengan beliau. Meski mungkin, aku hanya memiliki beliau dan beliau dibutuhkan banyak orang diluar sana.
Pada akhirnya inilah bagian dari mimpi - mimpiku, ternyata menghabiskan waktu bersama orang yang kita sayangi adalah bagian dari apa - apa yang dulu pernah kita langitkan dalam doa - doa.
Alhamdulillaahilladzi bini'matihi tattimush shalihat.
74 notes · View notes