achmdrzky-blog
achmdrzky-blog
Achmad Rizky Nurfauzy
3 posts
Hi, stalker!
Don't wanna be here? Send us removal request.
achmdrzky-blog · 9 years ago
Text
PEMBANGUNAN MRT DAN LRT SEBAGAI SOLUSI KEMACETAN DI IBUKOTA
         Jakarta. Ya, kota megapolitan yang merupakan ibukota negara Republik Indonesia ini selalu menjadi magnet daya tarik tersendiri bagi kaum urban yang ingin mengadu nasibnya di tanah ini. Hampir semua sarana dan prasarana tersedia lengkap disini. Mulai dari sarana pendidikan, kesehatan, transportasi umum, dan lain-lain. Dengan membludaknya jumlah penduduk di Jakarta telah menyebabkan berbagai permasalahan yang saat ini belum mampu diselesaikan. Salah satunya adalah kemacetan. Kemacetan memang sudah menjadi masalah yang kian rumit untuk dihadapi terutama di wilayah kota-kota besar seperti halnya di ibukota DKI Jakarta. Pertumbuhan jumlah kendaraan setiap tahunnya tidak diikuti dengan pertumbuhan jalan yang ada di Jakarta. Akibatnya, terjadi kemacetan yang parah di jalan protokol ibukota.
         Berbagai cara dan kebijakan telah dilakukan oleh para gubernur-gubernur DKI Jakarta untuk menangani masalah kemacetan yang kian parah setiap harinya. Seperti halnya pada tahun 2003, pada masa pemerintahan saat itu, Gubernur Sutiyoso mengeluarkan suatu kebijakan yang dinamakan “3 in 1”. Sistem 3 in 1 dilakukan untuk membatasi mobil-mobil pribadi dilarang melintas pada kawasan tertentu. Sistem 3 in 1 ini diberlakukan di kawasan jalan protokol di Jakarta, yakni di Jalan Sisingamangaraja, Jalan Jenderal Sudirman, Jalan MH Thamrin, Jalan Medan Merdeka Barat, dan Jalan Gatot Subroto. Kebijakan ini hanya berlaku pada hari Senin sampai dengan Jumat dan tidak berlaku pada hari Sabtu, Minggu, serta Libur Nasional. Pada mulanya kebijakan 3 in 1 hanya dilakukan pada pagi hari yaitu pada pukul 07.00-10.00 WIB. Akan tetapi, seiring dengan mulai diberlakukannya sistem bus Transjakarta atau yang lebih dikenal Busway pada Desember 2003, maka sistem 3 in 1 ditambah pemberlakuannya pada sore sampai malam hari, pada pukul 16.30-19.00 WIB. Seiring dengan berjalannya waktu, kebijakan 3 in 1 ini dirasa kurang mengatasi solusi kemacetan di ibukota. Pemprov DKI Jakarta mulai saat ini sudah menghapus jalur 3 in 1 di beberapa ruas jalan dan berencana menggantinya dengan sistem ERP (Electronic Road Pricing). Sistem ERP ini dinilai lebih modern dan berhasil dilakukan di negara Singapura. Permasalahan dari diberlakukannya sistem 3 in 1 ini ialah menjamurnya joki di kawasan tersebut. Joki ini bertugas memberikan jasa tumpangan pada kendaraan-kendaraan pribadi yang akan memasuki kawasan 3 in 1 tersebut. Tidak jarang dengan menjamurnya joki 3 in 1 ini, semakin membuka peluang bagi masyarakat yang kurang mampu untuk menjalani profesi ini. Bahkan banyak anak-anak usia sekolah atau balita yang dibawa orang tuanya untuk ikut menjadi joki. Ditangkap dan dibawa oleh petugas Satpol PP sudah menjadi hal yang biasa bagi mereka. Namun nyatanya, mereka tetap mengulangi perbuatannya dan memang sudah menjadi darah daging profesi joki ini.
         Pada awal tahun 2004, Bus Transjakarta mulai beroperasi di ibukota. Tentunya dengan hadirnya busway diharapkan menjadi moda transportasi massal yang aman, nyaman, dan terjangkau bagi warga Jakarta. Dikutip dari laman Wikipedia, Ide pembangunan proyek Bus Rapid Transit di Jakarta muncul sekitar tahun 2001. Kemudian ide ini ditindaklanjuti oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Sutiyoso. Sebuah institut bernama Institute for Transportation & Development Policy (ITDP) menjadi pihak penting yang mengiringi proses perencanaan proyek ini. Konsep awal dibuat oleh PT Pamintori Cipta, sebuah konsultan transportasi yang sudah sering bekerjasama dengan Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Selain pihak swasta, terdapat beberapa pihak lain yang juga mendukung keberhasilan dari proyek ini, di antaranya adalah badan bantuan Amerika (US AID) dan The University of Indonesia’s Center for Transportation Studies (UI-CTS). Awal mula pengoperasiannya ditandai dengan peresmian Koridor I yang melayani rute Blok M – Kota. Sejak awal mula pengoperasiannya, harga tiket Transjakarta disubsidi oleh pemerintah. Dalam rangka sosialisasi dan pengenalan angkutan massal ini kepada masyarakat, pada 2 minggu pertama pengoperasiannya (15-30 Januari 2004) pengguna Transjakarta tidak dikenakan tarif. Mulai 1 Februari 2004, tarif Transjakarta mulai diberlakukan seharga Rp 2000. Pada tahun 2012, Dinas Perhubungan DKI Jakarta memutuskan untuk menaikkan tarif Transjakarta seharga Rp 3500. Seiring dengan berjalannya waktu, PT Transportasi Jakarta selaku pengelola terus melakukan peningkatan mutu dan kualitas bus Transjakarta. Di antaranya yaitu penambahan jalur koridor yang terus bertambah, penambahan armada bus Transjakarta, lowongan bagi supir bus Transjakarta terutama bagi kaum perempuan, penempatan petugas di dalam bus, dan lain-lain. Transportasi penunjang Transjakarta terus diupayakan. Jalur bus pengumpan (feeder busway) juga dioperasikan pada tahun 2011 di tiga wilayah, yaitu SCBD, Puri Kembangan, dan Tanah Abang, namun ditutup pada bulan Desember 2012 karena operator menganggap rute-rute tersebut sepi pengguna dan menimbulkan kerugian. Saat ini, angkutan penunjang Transjakarta terdiri atas bus pengumpan yang beroperasi di dalam kota maupun di daerah perbatasan. Pada tanggal 21 April 2016, bertepatan dengan Hari Kartini, PT. Transportasi Jakarta meluncurkan bus khusus perempuan. Ada dua bus khusus perempuan yang diluncurkan. Bus tersebut berwarna putih-merah muda dan hanya beroperasi di Koridor 1 saja. Sesuai dengan namanya bus tersebut hanya bisa dinaiki oleh pengguna perempuan saja dan bus tersebut dikemudikan oleh pramudi perempuan. Dari berbagai kelebihan salah satu transportasi massal di ibukota ini tentunya terdapat banyak kekurangan dan permasalahan yang ada. Mulai dari terbakarnya bus Transjakarta akibat kornsleting listrik, mogok di tengah jalan, dan kurang sterilnya jalur busway yang mengakibatkan keterlambatan datangnya armada bus di beberapa koridor. Hal ini yang menyebabkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan bus Transjakarta semakin berkurang. Akibatnya, masih banyak warga Jakarta yang masih menggunakan kendaraan pribadi untuk aktivitas sehari-hari. Sejauh ini, bus Transjakarta telah memiliki 12 koridor dan telah mengoperasikan rute ke 5 kota penyangga. Pada awal pengoperasiannya Transjakarta mula-mula melayani Kota Bekasi dan Kota Depok, sedangkan rute ke Kota Tangerang dioperasikan pada tanggal 26 Mei 2016, dan rute ke Kota Tangerang Selatan dioperasikan pada tanggal 6 Juni 2016. Rute ke Kota Bogor masih dalam tahap kajian rute dan akan dioperasikan secara bertahap. Berbeda dengan TransJabodetabek, tarif bus Transjakarta ke kawasan penyangga ini sama seperti tarif Transjakarta pada umumnya, yakni Rp 3.500 dan tidak dikenakan biaya tambahan pada saat berhenti di halte busway maupun pada saat memasuki kawasan penyangga. Mulai tanggal 26 Mei 2016, Transjakarta mulai melayani rute ke Kota Tangerang dengan rute Poris Plawad – Pasar Baru dan Poris Plawad – Bundaran Senayan. Mulai 6 Juni 2016, rute Transjakarta ke Kota Tangerang Selatan telah dioperasikan dengan rute Ciputat – Bundaran HI (Tosari) dan BSD City – Slipi. Mulai 20 Juli 2016, Transjakarta mengoperasikan rute Terminal Depok – BNN sebagai pengganti Transjabodetabek Depok – Grogol yang sudah tidak beroperasi sejak beberapa bulan yang lalu. Penumpang yang akan naik dari kawasan penyangga tidak melalui halte, tetapi menunggu di pinggir jalan yang terdapat papan bergambar bus bertuliskan, "STOP, bus pengumpan Transjakarta". Penumpang hanya diizinkan untuk naik dan turun di titik angkut yang telah ditentukan.
           Moda transportasi massal selanjutnya yaitu Commuter Line atau biasa kita sebut dengan KRL (Kereta Rel Listrik). KRL Commuter Line dioperasikan oleh PT KAI Commuter Jabodetabek, anak perusahaan dari PT Kereta Api Indonesia (PT KAI). KRL telah beroperasi sejak tahun 1976 yang melayani rute komuter wilayah DKI Jakarta, Kota Bogor, Kota Depok, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan bahkan sampai Kabupaten Lebak. KRL Commuter Line menjadi pilihan transportasi massal bagi kaum urban karena dinilai mampu menembus kemacetan yang semakin parah. Tidak jarang setiap tahunnya jumlah penumpang commuter line terus bertambah. Akibatnya banyak permasalahan yang terjadi pada commuter line. Mulai dari gangguan teknis yang mengakibatkan keterlambatan datangnya kereta, kecelakaan antara kereta dengan kendaraan yang menerobos palang pintu perlintasan, pelecehan seksual terhadap kaum perempuan di dalam gerbong kereta, dan masih banyak lagi. Dari sekian banyak permasalahan tersebut, tentunya PT KCJ selaku operator terus melakukan pembenahan terhadap pelayanan dan keamanan bagi kenyamanan para pengguna jasa commuter line. Yang pertama yaitu mengembalikan fungsi stasiun. Pada mulanya, stasiun dianggap tempat yang kurang nyaman padahal disini lah tempat para penumpang akan memulai dan mengakhiri perjalanan mereka. Banyaknya toko di sekitar peron kerap kali mengganggu penumpang. Kemudian, fungsi peron dikembalikan sebagaimana mestinya dengan adanya ruang tunggu yang layak, gate tiket elektronik, mushola dan juga toilet. Yang kedua yaitu tidak adanya lagi pedagang asongan dan pengamen yang berlalu-lalang di dalam gerbong kereta. Pada era KRL terdahulu, para pedagang asongan dan pengamen bebas berlalu-lalang di dalam kereta akibatnya banyak diantara penumpang yang merasa kurang nyaman dengan kehadiran mereka. Yang ketiga yaitu penerapan sistem tiket elektronik. Dengan penerapan sistem tiket elektronik yang semakin modern dapat mempermudah dan mengefisiensi penumpang dibandingkan dengan menggunakan tiket kertas. Tiket elektronik ini berupa kartu harian atau multitrip yang bisa diisi ulang saldo ketika akan melakukan perjalanan. Kartu ini akan ditempelkan di gate tiket elektronik ketika akan masuk ataupun keluar dari stasiun. Yang keempat yaitu adanya petugas yang berjaga di setiap gerbong kereta. Dengan adanya petugas keamanan yang berjaga, tingkat kriminalitas yang terjadi akan berkurang dan selain itu mempermudah memberikan informasi bagi penumpang yang membutuhkan seperti penumpang lansia dan lain-lain. Dan yang terakhir yaitu penambahan frekuensi kedatangan kereta. Seperti diketahui sebelumnya, Commuter Line menjadi sarana transportasi favorit bagi kaum urban. Untuk itu, PT KCJ setiap tahunnya terus menambah jumlah kereta yang diimpor langsung dari Jepang. Kereta dari Jepang memang merupakan kereta bekas yang sudah tidak terpakai akan tetapi masih terawat dengan baik sehingga masih sangat layak beroperasi untuk digunakan kembali. Demi kenyamanan dan keamanan penumpang, di setiap rangkaian kereta commuter line terdapat gerbong khusus wanita bagi penumpang perempuan. Di dalam gerbong kereta terdapat tempat duduk prioritas yang dikhususkan bagi ibu hamil, ibu yang membawa anak, lansia, dan penyandang disabilitas.
           Nah selanjutnya ada transportasi massal yang saat ini sedang dalam tahap proses pembangunan. Proyek ini bernama Mass Rapid Transit dan Light Rail Transit. Apa sih itu Mass Rapid Transit? Mass Rapid Transit atau biasa disingkat MRT adalah sistem transportasi yang dapat mengangkut penumpang dengan jumlah besar dengan cepat. Sistem ini sudah banyak diterapkan di beberapa negara, contohnya seperti Malaysia dan Singapura. Proyek MRT ini tidak jauh berbeda pada sistem KRL sebelumnya. Hanya saja nantinya akan terdapat dua model stasiun, yakni stasiun yang berada di atas jalan raya dan stasiun yang ada di bawah tanah. Proyek ini dikerjakan oleh PT Mass Rapid Transit Jakarta (PT MRT Jakarta) yang menargetkan akan rampung pada tahun 2018 mendatang. Dikutip dari laman resmi MRT Jakarta, Sesungguhnya rencana pembangunan MRT di Jakarta sudah dirintis sejak tahun 1985. Namun saat itu proyek MRT belum dinyatakan sebagai proyek nasional. Pada tahun 2005, Presiden Republik Indonesia menegaskan bahwa proyek MRT Jakarta merupakan proyek nasional. Berangkat dari kejelasan tersebut, maka Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kemudian mulai bergerak dan saling berbagi tanggung jawab. Pencarian dana pinjaman disambut oleh Pemerintah Jepang yang bersedia memberikan dana pinjaman. Pada 28 November 2006, penandatanganan persetujuan pembiayaan Proyek MRT Jakarta dilakukan oleh Gubernur Japan Bank for International Cooperation (JBIC) Kyosuke Shinozawa dan Duta Besar Indonesia untuk Jepang Yusuf Anwar. JBIC pun mendesain dan memberikan rekomendasi studi kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Telah disetujui pula kesepakatan antara JBIC dan Pemerintah Indonesia, untuk menunjuk satu badan menjadi satu pintu pengorganisasian penyelesaian proyek MRT ini. JBIC kemudian melakukan merger dengan Japan International Cooperation Agency (JICA). JICA bertindak sebagai tim penilai dari JBIC selaku pemberi pinjaman. Dalam jadwal yang dibuat JICA dan MRT Jakarta, desain teknis dan pengadaan lahan dilakukan tahun 2008-2009. Tender konstruksi dan tender peralatan elektrik serta mekanik pada tahun 2009-2010. Pekerjaan konstruksi dimulai tahun 2010 sampai tahun 2014. Uji coba operasional dimulai tahun 2014. Namun jadwal tersebut akhirnya mundur. Desain proyek dilakukan mulai 2008 - 2009, tahap konstruksi dilakukan mulai Oktober 2013 dan direncanakan selesai 2018. Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, terdapat 3 jenis badan usaha yang dapat dibentuk oleh Pemerintah Daerah, yaitu Badan Pengelola (BP), Badan Usaha Milik Daerah dalam bentuk Perusahaan Daerah (BUMD/PD) dan Badan Usaha Milik Daerah dalam bentuk Perseroan Terbatas (BUMD/PT). Ditinjau dari perspektif manajemen, baik BP maupun BUMD/PD tidak memiliki fleksibilitas yang cukup untuk alih daya (outsource) maupun bekerjasama dengan sektor swasta, sehingga beresiko terjadinya in-efisiensi karena terbatasnya pendanaan dari Pemerintah Daerah. Sementara BUMD/PT memiliki fungsi yang sama dengan sektor swasta sehingga mampu memanfaatkan sumber daya eksternal secara maksimal. Berdasarkan hal inilah maka kemudian dibentuk PT MRT Jakarta. Tahap pembangunan MRT ini dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama yaitu pembangunan stasiun MRT dari Lebak Bulus sampai Bundaran HI sepanjang 15.7 km dengan 13 stasiun (7 stasiun layang dan 6 stasiun bawah tanah). Sementara tahap kedua yaitu melanjutkan pembangunan stasiun dari Bundaran HI sampai Kota sepanjang 8.1 km ditargetkan akan beroperasi pada tahun 2020. Saat ini penyelesaian pekerjaan konstruksi MRT Jakarta koridor Selatan-Utara Fase 1 (Lebak Bulus - Bundaran HI) secara keseluruhan telah mencapai ± 62,22%. Dengan rincian secara garis besar, untuk pekerjaan proyek pada depo & struktur layang telah menyelesaikan 44,90% dan struktur bawah tanah sebesar 79,70% (data per 31 Desember 2016). Secara umum, pekerjaan konstruksi yang tengah dilakukan saat ini antara lain pekerjaan konstruksi area depo MRT, pekerjaan pembuatan pondasi kolom jalur dan kolom untuk stasiun layang, pekerjaan pembangunan stasiun bawah tanah, pekerjaan CT/VT, serta pekerjaan pembuatan terowongan jalur bawah tanah.
           Selanjutnya yaitu proyek LRT yang tengah dikerjakan juga pembangunannya oleh Pemprov DKI Jakarta. LRT atau Light Rail Transit adalah sebuah sistem MRT dengan kereta api ringan yang akan menghubungkan Jakarta dengan kota-kota penyangga lainnya yaitu Bekasi dan Bogor. Pemprov DKI Jakarta dan PT Adhi Karya bekerja sama dalam proyek pembangunan ini. Pemprov DKI Jakarta akan membangun proyek di dalam kota sementara PT Adhi Karya yang akan menghubungkan proyek LRT ini dengan kota penyangga lainnya. Proyek LRT ini akan menggantikan proyek monorel yang sempat mangkrak sebelumnya. Alasan dibangunnya proyek ini karena lebih mudah teritegrasi dengan moda transportasi lain (MRT dan Commuter Line) daripada monorel yang populasinya sedikit karena teknologinya tertutup. Jalur dan stasiun LRT  akan menggunakan jalur tepi jalan tol yang telah mendapatkan izin prinsip dari Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat nomor TN.13.03- Mn/408 tanggal 19 Mei 2015. Proyek pembangunan ini akan dibagi menjadi dalam tiga tahap. Pembangunan Tahap I akan membangun Bekasi Timur – Cawang – Kuningan – Dukuh Atas, dan Cibubur – Cawang. Sedangkan Tahap II akan membangun jalur Cibubur – Bogor, dan Dukuh Atas – Palmerah – Senayan. Sementara tahap III membangun jalur Palmerah – Grogol.
           Dengan adanya pembangunan MRT dan LRT yang tengah berlangsung dapat memberikan manfaat langsung dan tidak langsung bagi kita semua. Manfaat dibangunnya MRT dan LRT ini diharapkan dapat mengubah pola pikir masyarakat ibukota untuk beralih ke transportasi massal yang aman, nyaman, dan efisien. Sementara manfaat tidak langsungnya yang pertama yaitu menciptakan lapangan kerja yang baru bagi para petugas yang mengoperasikan sistem MRT dan LRT. Dengan adanya proyek pembangunan ini secara tidak langsung dapat mengurangi pengangguran. Manfaat tidak langsung kedua yaitu mengurangi waktu tempuh. Dengan hadirnya MRT dan LRT dapat mengurangi waktu tempuh perjalanan. Jika kita menggunakan kendaraan pribadi untuk rutinitas sehari-hari di Jakarta bukan tidak mungkin akan terjebak kemacetan yang kian parah setiap tahunnya yang bisa memakan waktu berjam-jam di jalanan. Sementara dengan menggunakan MRT dan LRT, waktu tempuh perjalanan hanya mencapai kurang lebih 30 menit. Dengan efisiensi waktu yang singkat ini akan meningkatkan mobilitas masyarakat yang akan berdampak pada peningkatan dan pertumbuhan ekonomi kita. Manfaat tidak langsung ketiga yaitu penurunan polusi dan emisi kendaraan bermotor. Kemacetan yang setiap harinya di ibukota tentunya menimbulkan polusi dan  banyaknya emisi kendaraan bermotor yang terbuang. Dengan menggunakan MRT dan LRT yang berbasis ramah lingkungan, masyarakat turut berpartisipasi dalam mengurangi jumlah kendaraan bermotor di jalan raya dan mengurangi polusi serta emisi kendaraan bermotor. Manfaat tidak langsung yang kelima yaitu keteraturan pada tata kota. Dengan adanya MRT, masyarakat yang bekerja di pusat kota dan selama ini terpaksa bermukim di sekitar pusat kota dapat berpindah ke pinggiran kota (sub-urban), yang pada umumnya lebih nyaman untuk ditinggali karena tingkat kepadatan penduduknya tidak setinggi di pusat kota. Masalah jarak dan waktu yang selama ini menghambat akan teratasi dengan adanya MRT dan LRT.
         Mungkin sampat saat ini kita semua masih merasakan kemacetan dengan adanya proyek pembangunan MRT dan LRT. Akan tetapi, proyek ini akan terasa bermanfaat dan berkelanjutan karena sebagai solusi kemacetan di ibukota dan akan berdampak pada beralihnya masyarakat ibukota dari menggunakan kendaraan pribadi untuk rutinitas sehari-hari ke transportasi massal yang ramah lingkungan, aman, nyaman, dan efisien.
4 notes · View notes
achmdrzky-blog · 9 years ago
Text
Ini diaaa!
Antara Ikhlas atau Menyerah.
Sebenarnya ada perbedaan di mana itu adalah Ikhlas, atau memang enggan berjuang lebih.
Ada juga perbedaan antara berjuang lebih giat, atau tidak tahu diri.
Terkadang kita sering dibingungkan apakah pilihan yang kita ambil ini adalah termasuk ke dalam kategori Ikhlas atau memang ada sesuatu di hati kecil yang merasa enggan berjuang karena beberapa alasan tertentu? 
Saya juga kerap merasakan hal yang sama. Sering sekali bertanya kepada diri sendiri ketika diharuskan memilih antara melepaskan sesuatu karena jalanmu bukan di situ atau berjuang untuk berusaha lebih giat lagi.
Karena di situ selalu terdapat sebuah dilema yang besar.
Hal itu tidak kunjung kamu capai apakah karena memang Tuhan mengatakan Tidak untuk hal itu? Ataukah Tuhan menginginkan kita untuk berjuang lebih keras lagi dalam mencapainya? 
Salah satu contoh kasus paling umum adalah ketika seorang mahasiswa merasakan bahwa dia salah jurusan. Apakah harus dilanjut? Atau pindah ke lain jurusan? Apakah memang harus berjuang lebih keras? Ataukah mengambil jurusan yang benar-benar ia minati?
Karena sesungguhnya tidak ada jawaban konkrit dari Tuhan yang bisa kita capai saat itu juga. Tuhan selalu menyelipkan jawaban melewati orang-orang terdekat kita, melewati tulisan yang tak sengaja kita baca, melewati artikel di suatu majalah, atau bahkan melewati curhatan orang yang mencoba mencari pencerahan dengan cara berbicara dengan kita.
Hingga kemudian akan ada satu titik di mana kita akan kebingungan dan bertanya-tanya apakah perjuangan saya ini sudah cukup atau belum? Sudah cukup yang berarti bahwa Tuhan berkata Tidak. Ataukah belum terlalu berusaha maksimal hingga Tuhan masih berkata Belum?
Di luar dari konteks harus beribadah dengan macam-macam salat, hal ini kerap membingungkan saya sebagai seorang manusia. Kapan waktu yang tepat untuk berhenti karena tahu diri, dan kapan waktu yang tepat untuk berjuang karena memang harus dikejar dengan usaha yang lebih keras.
Mengutip kata-kata maestro, John Lennon:
“Saya tidak bisa melangkah jika saya tidak tahu ke mana arah tujuan saya pergi.”
Dan satu-satunya cara saya rasa adalah berharap Tuhan akan secepatnya mengirimkan orang-orang atau hal-hal yang menjawab rasa penasaran kita tersebut tentang pilihan apa yang harus kita ambil.
Ikhlaskan? Atau memang kita belum berjuang terlalu kuat?
I hope so.
623 notes · View notes
achmdrzky-blog · 9 years ago
Photo
Ini kampret bet emang. :’)
Tumblr media
“I’m yours. But I’m not yours.”
-
Sejenak gue terpaku di depan kalimat barusan. Kalimat yang benar-benar singkat, menggunakan kata yang sama dan hanya dibubuhi dua penambahan kata yang berbeda. Tapi entah kenapa makna keseluruhannya begitu luar biasa.
“Aku milikmu. Tapi aku bukan milikmu.”
Kalimat itu seakan mengacu pada suatu keadaan di mana hubungan sudah memasuki tahap terlanjur. Terlanjur basah, terlanjur cinta, terlanjur lama. Ketika melepas tidak mungkin, tapi bertahan hanya berujung bosan.
Atau juga kalimat itu hinggap pada suatu hubungan di mana pihak yang pertama hanya bisa memeluk raga, sedangkan pihak yang kedua hatinya entah sedang terbang ke mana. 
Orang-orang di sekitarmu tahu dia milikmu. Tapi jauh di dalam alam bawah sadarmu, kau merasa bahwa kau bukan miliknya. Seakan kau tak tahu di balik topengnya itu apakah ia benar-benar mencintaimu atau tidak.
Kau mencium bibirnya, tapi tidak nafsunya.  Kau memeluk raganya, tapi tidak debarnya.  Kau menggenggam tangannya, tapi tidak hangatnya.  Kau memiliki tawanya, tapi tidak senyumnya.
Dan sedihnya, tidak sedikit orang yang sedang berada di dalam fase hubungan seperti ini. Hubungan yang sudah terlanjur.
Yang satu tak ingin melepas karena cinta, yang satu tak ingin melepas karena merasa kasihan. Membiarkan pihak yang satunya terus bertanya-tanya, apakah raga yang kupeluk barusan adalah raga yang mencintaiku sepenuh jiwa?
But sadly, you’re mine and I’m not yours. 
Br 21116
2K notes · View notes