Hanya seorang manusia biasa. Yg ingin selalu memperbaiki diri. Jika ada kesalahan pd diri saya, silakan sampaikan saja
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text

Cemas dan stres dalam jangka waktu panjang dapat mempengaruhi tubuh kita. Jika salah satu bermasalah, akan ada dampak yang timbul, karena psikis dan fisik tidak dapat dipisahkan..
Dalam hidup ini ada yang bisa kita atur dan ada yang tidak. Jika ada hasil yang tidak sesuai keinginan kita tetaplah tersenyum, terutama yang berkaitan dengan hal-hal yang tidak bisa kita atur sesuai keinginan dan harapan kita. Jadi, tetaplah tersenyum..
Jaga baik-baik dirimu. Hidup hanya sekali. Jika satu percobaan gagal, buat lagi percobaan yang lain. Terus mencoba sampai berhasil karena kita hanya bisa mengusahakan. Hasil bukan lah ranah kita..
6 notes
·
View notes
Text

"If you live, according to what others think, you will never be rich." ❤️🩹
0 notes
Text
Kedepan terasa berat menghadapinya. Pikiran penuh dengan kekhawatiran mengenai masa depan. Sampai sekarang merasa belum menjadi apa-apa dan belum bisa memberikan banyak hal. Waktu terus berputar dan aku masih berjalan di tempat. Di sini, di sana, di semua tempat, terasa gelap dan sunyi...
#Oh pemuda, masa depan mu ditentukan dari apa yang sudah kamu lakukan hari ini...
1 note
·
View note
Text
Masa depan,
Memang kita semua tidak ada yang tahu apa yang telah disiapkan Tuhan untuk kita kedepannya. Mencoba terus menepis kekhawatiran tentang bagaimana nasibku di masa yang akan datang. Tapi, beberapa kali kembali berdatangan rasa kekhawatiran itu. Memang benar kita sebagai seorang hamba hanya bisa berusaha dan berdoa. Tapi jika seseorang sudah masuk ditingkat tawakal, menerima keputusan Tuhan, yang baik maupun yang buruk, setelah berusaha dan berdoa. Menurut aku, itu sudah masuk ke tingkatan berbeda...
Acap kali saya penasaran pada bagaimana takdir berjalan, bagaimana kehidupan saya di depan sana, siapa saja yang akan hadir, siapa saja yang memilih pergi serta menetap.
Akan tetapi, dari pada sibuk berasumsi, menebak sesuatu yang tidak bisa ditebak, lebih baik saya memikirkan serta memperjuangkan apa yang berada dalam lingkaran saya.
Milky way and sky
99 notes
·
View notes
Text
Teringat pesan sesepuh dulu, "Semakin dewasa pundak semakin berat. Akan banyak tuntutan yang menghujam pikiran. Tapi jangan terlalu risau. Tuhan sebaik-baiknya perancang kehidupan. Jadilah dirimu sendiri dan tetap selalu bersyukur."
Mempersiapkan Diri.
Sebentar lagi lebaran, beberapa hal dari kita ada yang enggan untuk mudik bukan karena tak ingin memperpanjang tali silaturahim. Melainkan enggan sebab ada perasaan khawatir kalau-kalau pulang ke kampung halaman bertemu sanak kerabat akan ada banyak pertanyaan yang mungkin diri kita sendiri juga bertanya perihal kapan.
Bagi beberapa orang bahkan sudah masuk ditahap takut dan sudah mulai parno perihal jawaban apa yang seharusnya musti mereka siapkan untuk menjawab pertanyaan yang mungkin bagi mereka yang bertanya hanya untuk sekadar basa basi semata. Sekali lagi terkadang tidak semua kepedulian itu baik bila sudah masuk ranah bertanya privasi terlalu dalam.
Kapan menikah? Kapan punya momongan? Kapan nambah momongan lagi? Kapan lanjut s2nya? Kapan lulus sekolahnya? Kapan kerjanya? Kapan mulai bisnisnya? Dan sederet pertanyaan kapan, dimana dan mengapa lainnya. Ditambah lagi dengan membandingkan pencapaian orang lain yang selangkah atau bahkan berlangkah-langkah lebih dulu dibandingkan diri kita pada hari ini.
Tenang ya, kalian nggak sendirian. Setiap fase, saya selalu melalui pertanyaan kapan lulus sekolahnya, lalu melalui fase kapan menikah, lalu kapan lanjut sekolah lagi, kenapa kok resign dan terakhir kapan punya momongan. Inget adek kelas kamu aja udah punya dua anaknya. Jangan nunda-nunda punya anak, inget umur yang nggak lagi muda. Kamu kecapean kerja, makanya belum punya anak. Ketika udah resign, pertanyaannya ganti jadi. Kamu kurang aktivitas/kurang bergerak kali yang kebanyakan marger. Dan segala pertanyaan yang terkadang out of the box ~
Sekali lagi, tenang ya. Kamu tidak sendirian. Dibelahan bumi manapun ada yang seperti kita saat ini. Yang Allaah uji dengan kondisi kita seperti kita saat namun ujiannya jauuuh lebih berat. Tenang ya, kita tidak sendirian.
Kita pada hari ini mungkin sedang berupaya semaksimal mungkin untuk menata hati. Tiada pernah lepas berdoa selama Ramadhan ini. Dimana segala doa yang dilangitkan tak akan pernah kembali dengan keadaan sia-sia. Artinya segala doa kebaikan pasti akan dikabulkan Allaah. Hanya saja ini semua butuh waktu. Kitapun pada hari ini selalu meminta kepada Allaah untuk dikuatkan hatinya, dan diberi ketenangan selalu.
Kita tidak bisa menghindari banyak pertanyaan orang lain yang diajukan kepada kita. Namun yang bisa kita lakukan adalah mengendalikan respon diri atas perlakuan orang lain terhadap diri kita.
Doa kita sebelum mudik di penghujung Ramadhan ini, "Semoga Allaah menguatkan dan memberikan kesabaran yang lebih untuk kita. Dan semoga Allaah mengabulkan apa yang menjadi doa kita di bulan Ramadhan ini."
Tak mengapa ya, bila harus menunggu sedikit lebih lama. Tak mengapa ya, bila dalam menunggu banyak air mata yang kita tahan-tahan. Tak mengapa ya, bila Ramadhan ini belum jua terwujud. Sebab Allaah sedang mempersiapkan kita untuk mencari ilmu lebih banyak, membangun sabar yang lebih lama, dan ikhlas menerima setiap ketetapanNya. Karena akan ada masanya sesuatu yang kita tangisi pada hari ini, kelak akan sangat kita syukuri nantinya.
29 Ramadhan 1443 H menuliskan ini dari balik kaca jendela kamar..
146 notes
·
View notes
Text

Terdiam
Seperti tidak punya kuasa untuk bersikap. Hanya bisa menepi di sudut-sudut kegelapan. Ada keinginan untuk bergerak mencoba menyelesaikan masalah yang ada. Tapi, ternyata diri ini merasa belum siap.
Permasalahan mental. Merasa takut, khawatir, perasaan bersalah, dan mempunyai kenangan buruk adalah beberapa contoh gejalanya. Ada yang pernah atau sedang mengalaminya?
1 note
·
View note
Text
Manakah yang benar?
Di saat banyak kubu mengeklaim pemikirannya adalah suatu kebenaran dan memaksa kita untuk mengikuti serta mematuhinya. Kebingungan pun melanda. Ketika di zona 1 kita diperintahkan untuk melakukan A, sedangkan saat berada di zona 2 kita dilarang untuk melakukan A dan diminta melakukan B. Demikian seterusnya. Ingin rasanya menjauh dari semua zona itu. Tapi sayangnya tidak bisa. Sebagai manusia yang sama-sama serba kekurangan dan saling membutuhkan, kita diharuskan memasuki semua zona itu. Jadi bagaimana solusinya?
1 note
·
View note
Text
Kegelapan dan Kesunyian
Rasa sombong mengalahkan segalanya. Membuat hati menjadi resah. Membuat hati menjadi gundah. Rasanya ingin sekali mencoba memperbaiki segalanya. Sungguh, pikiran ini diliputi kebimbingan. Bagaimana penyelesaiannya? Apa yg harus saya pilih? Apa yg harus saya ikuti? Apa yg harus saya lakukan? Sungguh, lagi-lagi diri ini diliputi kebimbingan. Dosa yang telah diperbuat harus ditanggung akibatnya seumur hidup. Begitu malangnya diri ini. Semoga masih ada secercah cahaya dibalik hitamnya kegelapan.
Berharap masalah ini bisa secepatnya selesai. Supaya kesunyian ini segera berakhir dan tidak berakibat buruk kepada keluarga, anak, dan cucu. Tapi, diri ini tidak tahu bagaimana penyelesaiannya. Hanya sanggup berdoa, berdoa, dan berdoa. Tapi, apakah masalah bisa selesai dengan memanjatkan doa saja?
2 notes
·
View notes