#kisah

[ulvafdillah]

Menikahlah dengan ia yang tidak hanya mampu mendengar cerita-ceritamu, namun juga mampu memberi respon positif atas apa yang kamu kisahkan.

Menikahlah dengan ia yang tidak hanya mampu menemani dirimu, namun juga paham dan mampu terkait apa yang kamu butuhkan saat itu.

Menikahlah dengan ia yang telah selesai dengan dirinya, dengan kesenangannya. Sehingga tanpa kamu minta pun, ia sudah paham dan tahu bahwa kamu adalah tanggung jawabnya, prioritasnya.

Menikahlah dengan ia yang mampu melihat keletihan-keletihan dari sudut matamu, yang paham perihal lelahmu meski hanya lewat embusan napas. Sehingga tanpa kau minta, ia menjadi lebih peka untuk mengulurkan bantuan.

Menikahlah dengan ia yang ketika kakinya melangkah memasuki pintu rumah, semua urusan yang ia miliki di luar sana, ia tanggalkan di depan pintu.

Menikahlah dengan ia yang banyak bercerita. Dengan dia yang lebih senang bercengkrama denganmu dibanding dengan rekan sejawatnya, dibanding dengan ponsel miliknya.

Karena seumur hidup itu sangat panjang, begitu lama. Maka kau perlu dibersamai dengan seseorang yang paham dan mengerti caranya membangun kehangatan rumah tangga.

Sepanjang usia itu terlalu jauh. Maka kamu perlu menemukan pasangan yang tidak hanya hangat di luar rumah, saat orang-orang melihat dengan mata kepala mereka, namun juga hangat di dalam rumah. Ketika kamu dan dia hanya berdua.

Sebab berbuat baik di depan khalayak ramai adalah mudah. Namun tetap keukeh dengan sikap yang sama adalah kesulitan yang tidak semua orang bisa.

Maka menikahlah. Dengan dia yang tidak hanya mampu memelukmu kala kau sedih dan terjatuh. Namun menikahlah dengan dia yang paham dan mampu menenangkan risaumu.

Karena menikah adalah pengorbanan. Maka menikahlah dengan ia yang rela menanggalkan segala senangnya, demi menyenangkanmu.

10.13 p.m || 06 Maret 2024

[avrindah]

Pemutus Tawakal

Pernah dikisahkan kisah Khalid bin Walid -sang panglima yang tidak pernah kalah dalam memimpin perang baik sebelum beriman maupun sesudahnya- saat masa Umar bin Khattab, Khalid bin Walid pernah diberhentikan sebagai panglima.

Alasannya? Inilah menariknya.

Umar bin Khattab tidak mau ummat "menggantungkan" tawakalnya pada Khalid bin Walid. Berpikir bahwa ketika Khalid bin Walid yang menjadi panglima, pasti akan menang. Seolah-olah kemenangan dari Khalid bin Walid, bukan dari Allah.

Dari kisah itu, agaknya diri ini mulai berpikir.

Entahlah -ini bisa dibenarkan atau tidak- aku menghabiskan 100% tabunganku untuk keperluan yang sebenarnya bisa ditunda (membantu biaya adik kuliah) meski tidak banyak -karena tabunganku cuma segitu- tapi aku habiskan semuanya bulan ini.

Alasannya? Inilah -entahlah ini bisa dibenarkan atau tidak-

Sejak memiliki tabungan, aku merasa tawakalku berbeda. Berpikir bahwa setiap masalah bisa diselesaikan dengan uang. Seolah melupakan hakikat solusi adalah dari Allah. Kemudahan dari Allah.

Aku masih menabung -untuk hal-hal yang akan memakai uang tabunganku nantinya- semoga dengan ini aku bisa menggantungkan semua urusan pada Allah.

[sastrasa]

Kamu boleh sedih. Boleh marah. Boleh punya trauma. Ingat satu hal, apa yang ada di luarmu enggak bisa diubah, dan hanya kamu yang bisa merubah pilihanmu untuk sedih, marah, trauma menjadi pilihan lainnya. Kamu bisa memilih bahagia, atau pilihan apa pun itu. Bebas, silakan ambil pilihanmu sendiri. Nikmatilah. - Sastrasa

[ceritadear]

Kuharap nanti akan kau temukan ia yang pandai berselancar di atas badai-badai isi kepalamu. Paham arus ombak dan arah mata hatinya yang akan selalu tertuju ke bahteramu.

Kuharap nanti akan kau temukan ia yang tau sisi tergelap hutan hujanmu, letak hewan buas berbahaya yang sering melahap kepercayaan dirimu, letak bunga-bunga langka yang cantik dan tidak bisa dilihat kecuali oleh ia yang tahu persis dimana kau menyembunyikannya.

Kuharap nanti lembutmu tidak lagi takut-takut untuk memperlihatkan diri, sebab telah kau temukan ia yang gagah dalam mengambil peran. Melindungimu, memeluk erat ringkihmu.

Kuharap nanti kau tidak perlu berlelah untuk menyembunyikan rintik di ujung matamu, sebab telah kau temukan ia yang paham bahasa matamu, mana rintik sendu, mana rintik haru.

Kuharap nanti akan kau temukan penulis sajak-sajak ini, meskipun entah nanti ia telah usang dan layu, melebur dengan waktu.

-@ceritadear

[duniapetualangkata]

Kau ceritakan tentang langit dan bulan keliatan retak dari bumi seperti piring pecah yang dipeluk malam.

Mereka bercerita tentang rindu, tapi telingamu sudah penuh omong kosong cinta.

Dunia ini terlalu banyak bicara, sedangkan sunyi adalah bahasa terakhir yang kau dan aku masih sulit untuk pahami.

[gramabiru]

malam tak bertanya

tapi aku tetap menjawabnya

dengan langkah—

pelan, seadanya

menyusuri jalan yang tak diajak bicara

oleh siapa-siapa

lampu jalan redup,

seperti ingatan yang malas menyala

dan aku berjalan,

menggenggam sunyi

seperti kertas kosong yang terlalu jujur

di ujung lorong

aku sujud

bukan karena tahu

tapi justru karena tidak tahu

dan di sela hening

ada kata

yang tidak dibunyikan mulut

tapi terasa

di dada

bukan mantra, bukan bait

hanya pengakuan diam

yang terasa lebih benar

daripada semua suara

Sungaiguntung, 15/04/2025

[tentangs-blog]

Kita tau apa yang menjadi tujuan, apa alasan yang menjadikan kita memilih suatu hal, tapi tak jarang rasa takut juga kekhawatiran itu datang, maka ada kalanya kita juga butuh dikuatkan, butuh dorongan untuk tetap melanjutkan perjalanan..

Terimakasih orang orang baik❤️

[aksaragadissenja]

Untuk telah pergi begitu saja setelah mengetuk pintu dan dipersilakan masuk, maka kini kukutuk kau menjadi pria lapuk yang di dalam hatinya hanya namaku lah yang bisa merasuk

[diksifaa]

Disambut Ramadhan

Rasanya, bukan rotasi bumi saja yang semakin cepat dan kurang terasa 24 jam setiap harinya, namun revolusi bumi juga terasa begitu kilat, perasaan baru kemarin deh syawal kok udah ramadhan lagi 🥱 wkwk. Sadarlah faa, dunia sudah setua ini dan kamu hilang dari kesadaran, ayo lah come on, kata otakku kepada jiwaku.

Beberapa hal membuat kita yang kelihatannya sibuk dengan dunia ini terlupa, hingga kaget dengan hadirnya, Ramadhan. Meski begitu, kesempatan dan cinta dalam dirinya selalu bisa dirasakan oleh kita, tanpa pilih kasih, tanpa asbab dan sudut pandang. Kita, orang-orang terpilih bertemu kembali dengannya. Kita, siapa saja yang menyambut hadirnya dengan rentetan persiapan dan tumpukan wishlist. Dan kita, yang terkejut karena mendadak sudah ramadhan lagi saja.

Selamat Datang di Bulan Ramadhan, Syifa ☺️

Begitu kira-kira gambaran penyambutan kali ini. Bukan jiwaku yang menyambut dengan persiapan meriah dan penuh suka cita sebagaimana layaknya hukum newton 1 (aku diam ditempat alias gaya yang bekerja sama dengan 0), lantas siapa yang bergerak lebih dulu ? ya, dialah yang menyambutku dengan rekahan senyumnya dan juga tangan terbukanya yang siap menjadi tumpuan ragaku didalamnya, memelukku erat, dan kami menjadi satu menyelami rindu, rindu akan segala momentum yang membuat ramadhan ku selalu syahdu. Rasanya begitu pilu, karena aku tak benar-benar menggebu. Tapi rindu tetaplah rindu.

Rindu selalu membawa kita pada jawaban, apakah dipertemukan atau bertahan dengan doa. Namun ramadhan kali ini sudah didepan mata, aku telah bertemu dengan yang dirindu, begitupun rindu telah berpihak untuk bertemu.

Maka saatnya bernostalgia, merajut kisah kembali kebaikan yang telah berlalu bahkan dengan usaha dan energi yang lebih baik, dan meninggalkan semua yang tidak baik di cerita lalu. Sebelum apa ? Sebelum kita kembali harus merindu dengan doa agar dipertemukan kembali pada Ramadhan berikutnya.

Jadi, walau ga excited menyambutnya, tapi kita bisa excited beribadah selama ia berada disini kan ya ? Semoga saja segala hajat wishlist dan target ramadhan tercapai, Selamat menunaikan ibadah puasa dan puisi guis piw piw piw

~Faa

[ulvafdillah]

Pilihanmu memang tidak selalu baik di mata orang lain. Tapi setidaknya kamu tahu bahwa pilihan itu mampu menenangkanmu.

07.41 p.m || 23 April 2025

[85kilometer]

Mata yang Serakah

Gelombang laut itu tampak indah. Anginnya menghempaskan air laut. Bukan, ia menggulungnya, lalu karang bebatuan mengurainya. Aku rasa engkau masih di sini. Kita menjejaki pasir, seakan menapak tiap masa yang datang dengan mantap meski meninggalkan bekas tiap langkah. Terkadang kerang mengambil pandangan kita. Lalu, kita berhenti, menikmatinya sejenak. Terkadang kerikil tak ragu mencium telapak kaki kita. Lalu, kita berhenti, mengusirnya dari jalan.

Sayang, sinar rembulan terhalang oleh daun kelapa. Tak hanya itu, awan juga menyertainya, mengisap cerah menjadi lemah. Langit menyatu bersama laut, tak ada yang memisahkan kita selain maut. Sesekali burung seenaknya menyusuri angkasa di depan mata serakah. Seperti neraka yang tanpa belas kasihan, mata ini begitu serakah melumatmu saja. Tak ada “sudah” baginya, bahkan maut ditantang olehnya. Oleh karena hati mengiyakan mata yang serakah, yang terus berteriak air mata. Kini, mata hanya menyisakan pantulan malam yang kita impikan. Mulut menyertai dengan terbuka, sisa lontaran kebencian semalam yang terlambat mengucap maaf.

[sastrasa]

Aku ingin mencintaimu semudah bernafas. Tapi kenapa sekarang rasanya sesak sekali?

- Sastrasa

[ceritadear]

Cantikku, Rabbmu tidak mungkin menciptakanmu hanya untuk menjadi sia-sia. Bahkan pada hal-hal yang kita anggap buruk sekalipun, ia akan selalu punya manfaatnya. Menjadi sebuah pelajaran misalnya.

Maka, bila rasa tidak berharga itu terbesit dalam diri, peluk eratlah ia. Dia hanyalah seorang anak kecil yang dulu mungkin sempat diabaikan oleh orang-orang di sekitarnya.

Cantikku, tidak perlu memaksakan diri menjadi lebih hanya untuk membuktikan pada mereka. Sebab, hanya mata yang memandang dengan hati yang jernih lah yang bisa melihat sisi indah itu.

Kita tidak bisa menyenangkan semua orang, Sayang.

Oleh karena itu, tetaplah menjadi periang dan menyebarkan wangi bagi sekitar, supaya bila saja suatu hari nanti kita tidak lagi di bumi, semoga nama kita akan selalu harum mewangi.

Lapang-lapang ya, Shalihahku🎀.

[duniapetualangkata]

Yang tinggal tetap pada ingatannya masing-masing.

Ketika dua orang berusaha untuk saling melupakan.

Yang tinggal tetap pada rasanya masing-masing.

Ketika cinta mampus dikalahkan perbedaan.

Yang tinggal hanya kenangan masing-masing.

Ketika kau dan aku menjadi asing

[gramabiru]

—tentang Februari ku yang tak bersuara

ini masih dengan cinta mu, juga harapan itu, dan aku kalah.

"Sepasang Bayang yang Tak Bersentuhan"

Di dunia yang tidak memberi kita kesempatan, aku tetap mencintaimu dalam diam yang tak kau dengar. Aku menatapmu dari kejauhan, bukan untuk berharap, hanya untuk memastikan kau masih ada.

Aku menuliskan namamu di udara, berharap angin membawanya padamu. Aku berbisik dalam gelap, berharap malam mendekap pesan yang tak pernah bisa kusampaikan. Aku tahu, kita adalah dua garis yang berjalan sejajar, terlalu dekat untuk diabaikan, tapi terlalu jauh untuk bertemu.

Dan ketika akhirnya aku mengatakannya—bukan untuk memiliki, tapi untuk melepaskan—aku melihat matamu basah. Aku tahu kau juga merasakan, aku tahu kita berada dalam perasaan yang sama, tapi takdir sudah lebih dulu menggambar garisnya.

Sekarang aku berjalan sendiri, tapi aku masih membawa jejakmu dalam langkahku. Aku masih mengingat caramu tertawa, caramu berbicara, caramu menjadi bagian dari hariku tanpa pernah benar-benar menjadi milikku.

Aku tidak tahu apakah suatu hari aku akan mencintai yang lain, atau apakah aku akan terus menghidupi cinta ini sendirian. Yang kutahu, aku akan tetap mencintaimu—tanpa perlu menyentuh, tanpa perlu memanggil, tanpa perlu berharap.

Aku hanya ingin kau tahu, jika suatu hari kau melihat langit yang begitu luas, ingatlah aku ada di bawahnya, masih mencintaimu dalam sunyi yang tak berkesudahan.

duduk denganmu dengan teh setelah mengantarkan kurma, entahlah aku tak berhenti mencintaimu hingga kini, maafkan keegoisan ku juga kebodohan ku.

kampung kabe, 02/02/20 begitulah kira-kira

*maafkanlah, aku masih mencintaimu hingga detik ini

@gramabiru / fenelove

[ceritasangputri]

Teruntuk kamu orang asing.

Yang suatu saat akan menjadi bagian dari hidupku. Tak hanya duniaku, tapi juga akhiratku.

Tak banyak yang ku pinta. Siapapun kau yang menjadi takdirku.Semoga engkau adalah imam terbaik yang Allah pilihkan untukku.

Imam yang akan selalu membimbingku dalam kebaikan dan menjadi tempat sandaran. Imam yang akan kuhormati serta kubanggakan.

Hanya keimanan dan ketaqwaan yang membuatku nyaman dan kupercayakan segalanya padamu.

Aku tak pernah tau bagaimana tentang kamu. Namun aku percaya bahwa jodoh adalah cerminan diri.

Aku yang juga orang asing ini pun sedang berusaha untuk memantaskan diri, agar kelak aku pantas untuk mendampingi.

Di manapun engkau berada, semoga keberkahan Allah selalu menaungi di setiap rencana dan peristiwa. Hingga akhirnya nanti kita di pertemukan pada moment bahagia.

@ceritasangputri