arimdarara-blog
arimdarara-blog
Untitled
15 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
arimdarara-blog · 6 years ago
Text
Tumblr media
Dan, inilah pertanyaannya.
Jadi, "Apa yang paling Aku Ingat tentang masa kecil?"
Mmmm, masa kecil ya?
Sebenarnya aku ini pelupa.
Tapi, yang pasti aku ingat adalah masa kecilku tak begitu bahagia. Tak seperti kebanyakan kisah-kisah indah anak kecil lainnya.
Mungkin kalo sekarang aku termasuk sebagai salah satu korban bullying? Banyak komentar tentang penampilan dan fisikku yang sampai hari ini masih kuingat, bahkan mempengaruhi kepercayaan diriku hingga saat ini, benar sekali. Hingga saat ini.
Entahlah, semuanya masih saja terasa hingga sekarang, seperti baru saja kemarin kata-kata mereka terucap. Masalah kepercayaan diriku gara-gara satu kalimat yang saat kecil aku anggap sangat jahat.
Contohnya saja kata, "jelek ih, pake baju kayak gitu, gak pantes." atau "ko bajunya itu mulu? Gak punya baju lagi ya? "
Atau gara-gara, fisikku. Aku masih tak mau menyebutkan komentar fisik apa yang membuat aku setidakpercaya diri ini. Karena aku masih benar-benar takut dengan komentar jahat itu.
Mungkin untuk sebagian orang kalimat itu biasa saja, tapi tidak untuk diriku pribadi. Ya, karena kalimat itu mempengaruhi aku hingga sekarang.
Kalimat-kalimat hinaan atau komentar buruk mereka yang kadang mereka anggap lelucon, sangat menyakiti aku, membekas hingga sekarang.
Karena mungkin engga setiap hal yang sebagian orang anggap lelucon bakalan dianggap sama oleh orang lain.
Jadi aku berpikir, hidup akan lebih tentram kalo orang-orang tidak terlalu banyak berkomentar buruk terhadap orang lainnya. Yang seenaknya nge-judge, padahal mereka engga tau apa aja yang udah orang lain laluin.
Dan mereka engga pernah sadar, kalo kata-kata mereka bisa nyakitin orang lain bahkan sampe menimbulkan trauma yang ngga bisa lepas gitu aja.
Dan yang lebih menyebalkan adalah pelaku yang seolah-olah jadi korban di situasi/kekacauan yang mereka buat sendiri.
Sebenarnya masih ada satu hal yang ngga bisa aku lupain tentang masa kecilku. Tapi belum bisa aku buka suara karena masih takut:(
Jadi, mungkin cuman ini jawaban yang terpikir oleh diriku, ehehe.
Untuk kak @rubahlicik dan kak @sendingfailed ini jawaban saya.
#jounalofanswer
Maaf kalo terlalu berputar-putar.
Cheerss,
_Sunshine
7 notes · View notes
arimdarara-blog · 6 years ago
Text
Tumblr media
@badutcerdas — 27 Otktober 2019
twitter : @badutcerdas
instagram : @wdhanindra
154 notes · View notes
arimdarara-blog · 6 years ago
Text
31 uwuuwwwww
Journal of Answer
Keidean sama @sendingfailed buat bikin kumpulan jawaban pertanyaan dari buku "Book of question" nya Lala Bohang
Pengennya sih ketemu langsung trus jadi cem truth or dare gitu, tapi kayaknya bakal jadi wacana doang kalo nunggu ketemu.
Jadi dibikin ditumblr aja ya.
Cara berpartisipasinya gampang, tinggal tulis komen atau reblog postingan ini dengan tanggal lahir kalian.
Nanti pertanyaan dari Book of question bakal dikirim via PM sama @sendingfailed
Setelah dapet pertanyaan, kalian bisa bikin postingan dengan jawaban dari pertanyaan yang didapet dengan pake hashtag #journalofanswers dan mention aink ato @sendingfailed
Kumpulan dari jawaban kalian (kalo ada yang ikutan) nanti dipilih yang paling menarik (just in case saking banyak yang ikut ampe harus dipilih, optimis ajalah) direkap dan dibikin semacam journal yang dikasih ilustrasi biar cakep.
Ikutan yak biar rame!
*trus aink bikin ginian ga koordinasi dulu sama yang punya ide @sendingfailed
Wkwkwk
127 notes · View notes
arimdarara-blog · 6 years ago
Text
Hujan
Kukira tak ada habisnya membicarakan hujan. Seperti membicarakan kamu, hujan yang turun pun selalu hadirkan kamu di setiap tetesannya.
Menyenangkan pun menyakitkan. Itulah hujan.
Aku suka hujan, tapi disisi lain aku pun membencinya karena selalu mengingatkanmu, selalu.
1 note · View note
arimdarara-blog · 6 years ago
Text
Kadang kamu hanya tau aku marah tanpa alasan. Sebenarnya ini hanya kerinduan yang tak terealisasikan.
Sunshine
0 notes
arimdarara-blog · 6 years ago
Text
Sementara aku, menantimu disini dengan angan dan sedikit keraguan.
Sunshine
0 notes
arimdarara-blog · 6 years ago
Text
Kesehatan mentalmu lebih penting
Sore tadi saya berbincang dengan sahabat bapak. Saya memanggilnya om. Satu hal yang saya suka setiap berbincang denganya, saya selalu dapat pemahaman yang berbeda dari kebanyakan orang.
Tadi dia bercerita soal pekerjaan istrinya sebagai seorang penjahit. Karena jahitannya terkenal rapi, banyak dari istri-istri pejabat yang menjahit di tempatnya.
Dari mulai menjahit kemudian dia akrab, mulai berteman, mulai diundang ke acara-acara penting, mulai sering diajak makan-makan di restoran mahal.
Sepulang dari acara bersama istri-istri pejabat, dia selalu semangat bercerita. Dari mulai cerita soal pakaian branded, tas puluhan juta, tempat makan mewah, hingga harga makanan yang tak terkira.
"Enak ya pah jadi istri pejabat, mau makan apa aja ada, mau makan di mana aja bisa. Tadi dia juga cerita tasnya aja harganya sampai seharga motor baru. Kapan ya bisa kaya gitu?". Ucap istrinya.
Om saya bilang "yaudah mulai sekarang kamu engga usah jahit lagi pakaiannya. Besok kalau dia mau ngajak keluar bilang lagi sibuk."
Istrinya tambah bingung, cuma bercerita kok malah diminta berhenti. Padahal uang jahitannya mahal. Sudah begitu dia punya pengalaman baru di acara-cara penting, dia juga bisa kenal lebih banyak orang.
Kapan lagi ada peluang, bisa lebih terkenal lagi. Pikirnya. "Kenapa?" Sambil kebingungan istrinya bertanya.
"Kesehatan mentalmu lebih penting dari pengalamanmu, lebih penting dari besarnya uang yang kamu dapat. Semakin kamu sering mengikuti mereka, kamu akan semakin sering membanding-bandingkan pendapatan keluargamu". Om saya menegaskan.
Di kehidupan sehari-hari, kita sering merasa keren karena kita lebih banyak kenal orang hebat. Kenal mereka yang hidupnya di atas kita. Hingga kita mulai akrab dengan kebiasaan-kebiasaanya.
Pekerjaan suaminya, tempat makan pavoritnya, tujuan liburannya, kendaraannya, rumah mewahnya, juga perhiasan yang melekat di tubuhnya. Hal yang secara tidak sadar membuat kita juga merasa menginginkannya.
Ketika kehidupan kita biasa-biasa saja, kita seringkali iri melihat kehidupan orang lain yang diberi kemudahan untuk mendapatkan segalanya.
Padahal kehidupan kita sebelumnya sudah baik-baik saja, kita sudah terbiasa menjalani kehidupan yang sewajarnya. Tetapi karena kita mulai lebih banyak mengenal lebih jauh kehidupan orang lain, kita jadi merasa sesuatu kita jalani masih banyak sekali kekurangannya.
Kita jadi lupa mensyukuri setiap hal baik yang sudah ada pada kehidupan kita. Hidup yang tidak berlebih-lebihan. Hidup yang sesuai dengan kemampuan kita sendiri. Hidup yang membuat kita lebih tenang menjalaninya.
Kita mengukur kesuksesan kita hanya dari materi, dari sesuatu yang bisa kita perlihatkan nominal dan nilainya kepada orang lain. Padahal semestinya bukan itu, ukuran kesuksesan hanya diri kita sendiri yang bisa menilainya.
Hanya diri kita sendiri yang paling tahu, apakah sesuatu yang kita jalani membawa ketenangan dan kebahagiaan dalam diri kita sendiri. Sesuatu yang ketika mencapainya, kita tidak lagi memikirkan dan membanding-bandingkannya dengan standar hidup orang lain.
—ibnufir
419 notes · View notes
arimdarara-blog · 6 years ago
Text
I Really Envy
Aku iri, padanya yang tak tergoda pada dunia. Padanya yang taat pada Rabbnya. Padanya yang tak menghiraukan penilaian manusia.
Aku iri, sungguh aku iri pada ia yang bersungguh dalam hijrahnya. Padanya yang istiqamah dalam perjalanannya. Meskipun jatuh, ia tetap berusaha bangun dengan api hijrahnya.
Aku iri, padanya yang bacaan Qur’annya begitu indah. Pada ia yang bibirnya terhias dengan dzikirnya. Pada hatinya yang tak mudah goyah karena cintanya pada manusia. Pada langkahnya yang begitu ringan untuk mendatangi kajian.
Aku iri, sungguh aku iri. Padanya yang mengamalkan Al-Qur’an dan sunnahnya. Yang air matanya jatuh hanya karena Allah semata.
Yang cintanya utuh untuk Allah dan Rasul-Nya. Serta rindu yang benar, yaitu rindu pada Rasul-Nya.
Begrudge, 02 February 2018
63 notes · View notes
arimdarara-blog · 6 years ago
Text
“Menjadi Bagian Penebar Kebaikan Yang Komitmen: Mau?”
Dear All teman-teman tumblr. Kita ini komunitas wacana. Komunitas aksara. Komunitas yang berada dalam jajaran kata-kata. Sebagian dari kita akan muncul dan tenggelam. Dulu ada seorang yang begitu dikagumi; pengikutnya melimpah. Tiap postingannya membanjir apresiasi. Tapi kini ia ditelan bumi. Entah kemana. Bersama euforia dan kata-kata yang dulu ia bangun susah-payah. Kini hanyut tergerus arus zaman.
Maksudku, kita bisa bergerak dari wacana ke kata kerja. Kerja, apalagi untuk kebaikan manusia, akan selalu menyisakan dampak. Soal cinta pun demikian. Bahwa cinta itu tidak bermakna ketika dia tidak menjadi kata kerja.
Bagi saya, ada yang tidak akan pernah surut: kebaikan berjamaah. Hal-hal kecil yang dibangun bersama. Yang manfaatnya terasa meski penebar kebaikan telah tiada. Siapa nyana, gegara kita memberikan satu buah buku cerita tentang The Little Prince, ada anak yang terobsesi dan kemudian ia suka membaca. Ia semangat belajar dan terus-terusan membaca. Berapa besar saham yang telah kita taruh gegara sebuah buku? Kita mengubah aksara menjadi kegemaran untuk membaca.Lagi-lagi kata kerja.
Apalagi itu dilakukan berjamaah. Dengan Rp 50K/orang/bulan, jika ada 100 orang, sudah menjadi Rp. 5 juta. Dengan Rp. 5 juta, kita bisa melakukan banyak hal. Buku, alat kebersihan, perbaikan sekolah, hingga bale ngaji. Kita bisa bangun itu semua. Sungguh hitungan sederhana dari sebuah kebaikan. Saya selalu berpikir tidak ribet soal proposal, bla bla, ini itu. Soal “kontribusi bagi bangsa”? Terlalu holistik dan elitis. Kita hanya butuh orang-orang yang komitmen melakukan hal yang kontinyu. Susah lho menemukan orang seperti ini. Kita bisa menanyakan ke dalam diri: apakah kita adalah orang itu? Yang susah sekali komitmen untuk berbagi.
Entah, saya selalu optimis bahwa masih banyak orang-orang yang pikirannya ke depan tapi tetap sederhana. Mereka mau bekerja bersama-sama. Adakah di antara kalian yang siap dan komitmen bersama-sama menjadi penebar kebaikan?
Jika ada, silakan reblog dan tulis komitmenmu. Sertakan argumenmu kenapa memang kita perlu bergandengan tangan dalam menebar kebaikan. Saya akan menjadikan ini thread khusus dan kita saling reply. Bismillah.
(via herricahyadi)
Alhamdulillah banyak yang mau ikut. Saya list di sini ya, semoga ini awal dari gerakan bareng kita yg muncul dari lingkaran per-tumblr-an. Semoga persahabatan kita akan dimulai dari sini. 
UPDATE PER 21 Oktober 2019
1) @lamansuci  2) @anakbawangtumbler 3) @arhtant 4) @viantikap 5) @earlymorningcaffeine 6) @chuyakasim 7) @aidilfitrah13 8) @kilasjejak 9) @penaalmujahidah 10) @megahardianty 11) @coretanamatirr 12) @fadhilahnfhd  13) @thalabulilmi 14) @lailafsya  15) @tiqatiqo 16) @shr-ins  17) @ronsky1 18) @nurislamiah 19) @lilishd 20) @cahyaann 21) @niehtselaf 22) @narasisetiyadewi 23) @mazasad 24) @titiknuri 25) @novitarsari  26) @mutiiadia 27) @melihahahaha   28) @abregedew  29) @nailastafa 30) @indahpagi  31) @hallorayi 32) @yangpernahkaucintai  33) @ldhiaramadhaani 34) @belajardarihidup 35) @aieutari 36) @muufid 37) @hatiyangbaru 38) @muslim-urbanist 39) @ayisafarillah 40) @tekashirinkato 41) @papermine  42) @nannyyang  43) @taheerfahdeli 44) @anisarahmaaa 45) @arum-18 46) @arumarfanita 47) @asqinajah 48) @amigdalastory 49) @danispratama 50) @tikaluthfis 51) @senja-beraksara 52) @surya-uya 53) @mengejasendu 54) @hanifaizzati  55) @cchintyaasmaraae
Jika ada di antara kalian yang mau mengajak, silakan. Makin banyak makin bagus insyaAllah. Mention namanya dan minta kesediaan untuk gabung. 
Yang belum tersebut namanya silakan reply dan berikan statement kesediaan. Akan saya update terus (saya paling semangat kalau untuk berlomba dalam kebaikan soalnya, takut ga kesampaian kalau ga segera dieksekusi). Buat yang belum siap komitmen, bisa bilang ke saya segera. Karena sekalinya kita beranjak, tak ada jalan pulang.
Langkah berikutnya mari kita buat grup WA untuk update dan rencana kerja. Kita teman-teman baik, saya yakin kita semua akan membuat nyaman niat baik ini. Roll on!
Terima kasih sekali atas antusias kalian. Saya apresiasi. Saya sadar, kita ini artis bukan, seleb bukan, infuencer juga bukan. Hanya sekumpulan orang-orang biasa yang berupaya bareng untuk memunculkan solusi sederhana. Mengumpulkan orang-orang yang tak silau akan jumlah, tapi komitmen akan amanah itu susah. Kita akui bahwa kita ini hanya remah-remah zaman. Sejarah juga mungkin tidak akan mencatat. Tapi bodo amat dengan itu semua. Karena kompetisi dalam kebaikan itu tidak mengharuskan kita memiliki banyak harta atau pengikut manusia.
Kita butuh 100 orang untuk running.
Catatan kecil:
1) Komunitas ini, komunitas filantropi. Kita akan berkomitmen untuk menggalang dana rutin. Bentuk komitmen kita adalah pendanaan. Jadi yakinkan diri kalian untuk kokoh dalam bersedekah tiap bulan. Belum ditentukan berapa besar, tapi tidak akan lebih besar dari biaya internet + nonton XXI. Sesuai kesepakatan nanti di grup.
2) Komunitas ini, komunitas kekeluargaan. Meski domisili jauh-jauh, tapi akan memprioritaskan koneksi antar member dengan seksama. Saya memilih komunitas yang kecil tapi efektif berdaya.
3) Pastikan diri kita masing-masing telah memahami arti komitmen dan konsep filantropi ini. Karena, sekalinya kita berjanji, di situ ada harapan anak-anak yang membutuhkan.
TUMBLR is doing its magic!
1K notes · View notes
arimdarara-blog · 6 years ago
Text
“Kita adalah seorang hamba Allah. Hamba yang tidak mampu apabila tidak dimampukan. Hamba yang tidak kuat apabila tidak dikuatkan. Kita sejatinya hanya lah seonggok daging berbalut kulit yang kemana-mana membawa kotoran. Tak pantas berbangga, tak layak dipuja. Cukuplah Allah saja.”
— febrianti almeera
191 notes · View notes
arimdarara-blog · 6 years ago
Text
"Entah apa yang harus aku ungkapkan. Perasaan bahagia atau duka lara. Tapi yang pasti, waktu tak bisa kuputar kembali. Hari-hari yang kujalani tak bisa terulang kembali"
-Sunshine
2 notes · View notes
arimdarara-blog · 6 years ago
Text
Dengar didengar
______________________________
Bahwa setiap orang ingin diakui keberadaannya; diperhatikan, dan didengarkan dengan segenap jiwa. Bukan sekadar dijadikan pengisi buku telepon atau bagian dari daftar teman yang sama sekali nggak pernah saling bicara.
Terkadang memang membosankan mendengarkan keluhan orang lain, seolah kita ngerasain cape yang sama seperti cape yang ia rasa. Padahal, mungkin itulah tujuan sebenernya dari sebuah hubungan "pertemanan" kan?
Saling mengorbankan kenyamanan masing-masing untuk meredakan ketidaknyamanan satu sama lain. Karena jika kita pikirin, kita pun nggak akan terus baik-baik aja. Akan selalu ada waktu untuk kita bertemu dengan setumpuk ragu, akan selalu ada sendu yang datang seperti hantu. Kita mungkin berpikir bahwa, kita bisa melalui hal itu sendirian, kita bisa luapkan semua keresahan itu lewat tulisan, gambar, atau bahkan cukup kita pendam saja sendirian. Tapi, gabisa gitu terus-terusan. Perlahan kita bakal ngerasa cape sendiri, dan malah ngerusak mental kita sendiri seiring dengan berjalannya waktu dan ngerasa sendirian sepanjang itu.
Aku yakin setiap orang memiliki kesepian yang sama dan keraguan yang serupa. Jadi, apa salahnya membuat orang lain ngerasa lebih baik. Kadang, orang cuma butuh orang lain untuk mendengarkan aja kok. Nggak butuh saran, nggak butuh opini, nggak butuh apapun selain kehadiran dan raga yang secara utuh hadir untuk mendengarkan. Bahkan mungkin beberapa orang ada yang nggak peduli apakah temannya mendengarkan atau tidak, selama temannya ada di situ pun itu sudah cukup.
Bahwa bener kata orang, hadiah paling berharga yang bisa kita berikan pada seseorang adalah waktu. Karena waktu nggak pernah bisa kita dapatkan lagi. Waktu adalah nyawa kita dalam bentuk sebuah angka.
376 notes · View notes
arimdarara-blog · 6 years ago
Text
"Tidak usah berjanji, bila pada akhirnya kamu hanya menorehkan luka di hati"
_Sunshine
0 notes
arimdarara-blog · 6 years ago
Text
"Aku jatuh cinta, pada senyum itu. Senyum yang membuat aku terikat hanya padamu"
-Sunshine
0 notes
arimdarara-blog · 6 years ago
Text
2 ALASAN DIBALIK ITU
Ada 2 alasan kenapa Allah tidak memberikan apa yang kita inginkan.
Satu, karena Allah tahu, itu tidak baik bagi kita. Atau dua, karena Allah tahu, kita masih punya kekurangan sehingga belum layak mendapatkannya.
Maka, jangan merasa Allah tidak adil, karena selalu ada alasan, atas setiap kejadian yang menimpa kita.
#Choqiisyraqi
510 notes · View notes