Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
4. Mohamed Gumilar Ar-Rasheed
Mohamed Gumilar Ar-Rasheed, Gumilar panggilannya. Seorang laki-laki yang tegas, tampan dan berkharisma, bekerja di bidang kesehatan sebagai Dokter Spesialis Mataㅡ menikah dengan wanita yang bernama Batari Koesmawati. Keduanya bertemu di sebuah acara pentas drama musikal yang dibintangi oleh Batariㅡ iya, Batari adalah seorang pemain teater yang cukup terkenal di masanya.
Setelah menikah, keduanya memiliki dua anak perempuan yang cantik-cantik bernama Khadijah Mezzaluna dan Sagita Noreen. Keduanya adalah perempuan yang ceria, murah senyum dan baik hati dengan sesamanya. Seakan terbagi, si sulung mendapat sifat keras kepala dari sang ayah dan murah senyum dari sang bunda, sementara Sagita terkenal dengan sifatnya lemah lembut, persis seperti Bunda mereka.
Keluarga kecil itu sangat bahagiaㅡ mereka berempat selalu menyempatkan untuk menghabiskan waktu bersama di akhir pekan. Entah di rumah atau pun memutuskan untuk berpergian keluar.
Tapi semua itu hilang, musnah saat Sang Bunda mulai masuk rumah sakit karena penyakit yang di deritanya, Kanker Rahim pada tahun 2020. Sayangnya, Tuhan lebih sayang Bunda dan mengambilnya.
Khadijah dan Sagita sangat hancur dan tidak berhenti nangis juga tak nafsu makan dan minum untuk beberapa hari.
Hal yang membuat mereka lebih sedih dan akhirnya membenci sang Ayah yang sangat dicintai sebelummya adalah sang Ayah yang sama sekali tidak mengurus Bundanya dari awal masuk rumah sakit sampai meninggal.
Ayah malah asik bermain dengan wanita lain dan tidak memperdulikan Bundanya sama sekali. Terlebih ternyata wanita itu adalah sahabat baik Khadijah, yang juga membuatnya terjerumus dalam hal-hal yang dilarang oleh agama Islam. Sarah.
Sampai akhirnya sang Bunda menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit dengan tubuh yang habis dimakan oleh tumor biadap- hanya ada Khadijah dan Sagita yang menenaminya.
Kini, keduanya keluar rumah dan meninggalkan sang Ayah yang tinggal di Mentengㅡ memutuskan untuk hidup mandiri. Juga hubungan Khadijah dan Sagita yang memburuk karena tuduhan dan rasa bersalah. Sagita membenci Khadijah karena mengenalkan Sarah pada keluarga mereka dan Khadijah yang menyalahkan dirinya atas apa yang terjadi pada Bunda.
Dari 2021, Khadijah terjun ke dunia permodelan dan memutuskan menutupi kehidupan pribadinya dengan menggubah nama menjadi Katarina Murazzani. Sampai di masa sekarang, beberapa pencapaian di dunia model sudah dicapai, restoran sehat telah didirikan untuk mengenang bagaimana hidup bahagianya dulu karena mereka bertigaㅡ Bunda, Sagita, dan dirinya senang memasak.
Sedangkan Sagita lebih memilih fokus pada bagaimana mendapatkan uang, uang dan uang demi sebuah kebahagiaan dengan bekal ilmu pertahanan diri sederhana yang Ia punya dan kemampuannya untuk merias wajah yang saat ini Ia pakai sebagai sumber pendapatan.
0 notes
Text
3. Mohamed Khalid
Mohamed Khalid, seorang pria berwibawa penuh kebajikan, tidak pernah memaksakan keinginannya pada anak-anaknya. Baginya, kebebasan adalah jalan menuju keberkahan, dan impian anak-anaknya adalah doa yang ia harapkan dikabulkan oleh Yang Maha Kuasa.
Khalid, yang memfokuskan diri pada yayasan keluarga besar Ar-Rasheed, menjalankan sekolah ini dengan penuh dedikasi. Ia meyakini bahwa pendidikan yang baik adalah kunci untuk membentuk generasi yang unggul, bukan hanya dalam ilmu pengetahuan, tetapi juga dalam moral dan spiritual. Setiap hari, ia berkeliling di lingkungan sekolah, menyapa dengan hangat para murid dan staf, memberikan nasihat, dan memotivasi mereka untuk meraih yang terbaik.
Di rumah, ia memiliki empat anak yang tumbuh dalam kebebasan untuk mengejar mimpi-mimpi mereka. Anak sulungnya, Adeline Karina Putri, lahir pada tahun 1990, ia memiliki bakat luar biasa dalam dunia desain. Karin menemukan jiwanya dalam menciptakan ruang-ruang yang indah dan harmonis. Kini, ia menjadi seorang desainer interior yang sukses, menata ruang bukan hanya dengan estetika, memberikan kehidupan pada setiap sudut yang ia sentuh.
Liam Devananta, anak bungsu yang lahir pada tahun 2003. Mimpinya adalah menjadi seorang guru TK, mengajarkan hal-hal sederhana namun bermakna kepada anak-anak. Liam percaya bahwa menjadi guru adalah panggilan jiwa, dan ia bertekad untuk menebar cinta dan pengetahuan kepada generasi yang lebih muda.
Setiap anggota keluarga Mohamed Khalid, meski berbeda dalam jalan yang mereka tempuh, memiliki satu kesamaan: mereka tumbuh dalam cinta dan kebebasan. Di bawah bimbingan Khalid, mereka belajar bahwa hidup adalah tentang menemukan dan merayakan jati diri, serta menjalani setiap hari dengan penuh rasa syukur. Ar-Rasheed Boarding School bukan hanya tempat belajar bagi banyak orang, tetapi juga tempat di mana nilai-nilai keluarga ini dijaga dan diwariskan kepada setiap generasi yang datang.
0 notes
Text
2. Mohamed Oemar Shiddiq Ar-Rasheed
Seorang pembinis dan pendakwah yang sayang keluarga. Oemar menikah muda dengan Sarah dari perjodohan keluarga dan dikaruniai tiga orang anak laki-laki.
Namun, tak lama setelah melahirkan anak ketiga, Sarah berpulang. Oemar sangat berjuang membesarkan ketiga anak laki-lakinya dibantu oleh Sang Ibu (nenek mereka). Kedua orang tua, saudara, bahkan kerabat berusaha membujuk Oemar agar mau menikah lagi bahkan beberapa kali dikenalkan dengan perempuan namun Oemar tak kunjung membuka diri. Hingga ketika perjalanan mendatangi seorang guru, ia jatuh cinta kepada seorang perempuan dari kalangan biasa karena adab dan akhlaknya, Aliyah. Seorang perawat dari Jogjakarta yang ternyata merupakan keponakan sang guru secara tidak langsung. Butuh waktu hampir satu tahun bagi Oemar untuk memberanikan diri melamar Aliyah. Hingga ketika Oemar mendapatkan beasiswa untuk menempuh pendidikan ke Turki, ia berani mengutarakan niat baiknya karena beberapa pertimbangan termasuk dalam mengasuh anak-anaknya bahkan Oemar meminta Aliyah untuk bersedia resign dari pekerjaan dan ikut menemani Oemar ke Turki. Aliyah nantinya bergabung menjadi bagian (perawat atau guru) dalam Yayasan atau Sekolah Islam yang dimiliki keluarga Oemar. Keduanya pun menikah dan dikaruniai seorang anak perempuan yang sangat ditunggu oleh Oemar. Lahir di Jogjakarta tahun 1996, diberi asma Fatimah Aishwa Qailula.
Awa panggilannya, tumbuh menjadi anak kesayangan keluarga. Namun, dengan tugas Oemar yang sangat padat terutama sebagai pendakwah cukup sulit untuknya menjaga anak-anaknya terutama Awa tetap dalam koridor syariat. Terutama dalam hal berpakaian di luar rumah. Padahal ia tumbuh 9 tahun wajib belajar dengan lingkungan Islam. Hal ini sangat menjadi sorotan jamaah atau masyarakat yang tidak jarang menjadi judgement untuk Awa dan kedua orangtuanya. Mengambil jurusan Ilmu Komunikasi di salah satu Universitas Jogjakarta. Mempunyai ketertarikan dalam dunia seni kepenulisan.
Dalam mencapai visinya agar semakin memperluas bidang dakwahnya, Oemar memutuskan untuk menikah lagi dengan seorang pendakwah dalam bidang psikologi dan dikaruniai 1 orang anak.
0 notes
Text
1. Mohamed Ramadhan Ar-Rasheed
Mohamed Ramadhan Ar-Rasheed adalah seorang tokoh inspiratif yang dikenal karena dedikasinya terhadap lingkungan dan pendidikan Islam. Dia menginspirasi banyak orang dengan kehidupannya yang sederhana namun penuh makna, mempraktikkan apa yang dia ajarkan tentang pentingnya menjaga bumi sebagai amanah dari Sang Pencipta.
Meskipun anak-anak Mohamed Ramadhan Ar-Rasheed masih belum sempurna dalam menjalankan Islam, tetapi keseharian mereka sudah dipenuhi dengan sunnah.
Latar belakang Islam yang kental memancar dari setiap sudut kehidupan mereka, menjadi lentera dalam kegelapan dan bintang di langit yang cerah. Pilar satu, mereka adalah keluarga Mohamed Ramadhan Ar-Rasheed.
Mohamed Khai, sang sulung, adalah pengembara pasar. Di antara tumpukan sayuran segar dan buah-buahan manis, ia menyalurkan hasil bumi, menyuburkan rezeki dari ladang hingga ke meja-meja rumah tangga. Bisnis-bisnis kecil lainnya juga dijalankan dengan tekad dan kerja keras yang diwariskan dari keluarganya.
Anak kedua, Raline Khadija, memilih bekerja di yayasan keluarga. Ia melayani masyarakat dan memperjuangkan kebaikan di setiap sudut kehidupan. Dedikasinya terhadap yayasan adalah bukti nyata cinta dan pengabdiannya kepada sesama.
Ilyana Mehwish, si bungsu, adalah pemikir yang mendalami sejarah dan lingkungan. Masa lalu adalah cermin untuk masa depan yang lebih baik, dan alam adalah guru yang setia. Dengan mata yang selalu mencari makna dalam setiap lembaran waktu, Ilyana merangkai cerita masa lalu dan harapan masa depan. Ia adalah penjaga memori, yang menelisik jejak-jejak sejarah dan merangkul keindahan alam.
0 notes
Text
Ar-Rasheed, nama yang penuh makna, adalah salah satu dari Asmaul Husna, yaitu nama-nama Allah yang indah dan mulia. Dalam bahasa Indonesia baku, Ar-Rasheed dapat diartikan sebagai "Yang Maha Bijaksana" atau "Yang Memberi Petunjuk yang Benar".
Ar-Rasheed, Dia menanamkan dalam hati manusia keinginan untuk selalu mencari kebenaran dan kebijaksanaan, mengajarkan bahwa setiap jalan yang dipilih dengan petunjuk-Nya adalah jalan yang paling indah dan penuh berkah.
0 notes
Text
Keluarga Ar-Rasheed ini seperti sebatang pohon besar, akar-akarnya mencengkeram kuat pada tanah agama, menjulang tinggi menggapai langit, memberikan naungan bagi siapa saja yang datang.
Kakek mereka, seorang lelaki bijak yang telah menorehkan sejarah, menanam benih kebajikan dengan sepenuh hati. Dia mempunyai tujuh anak, masing-masing bagaikan ranting yang tumbuh dengan arah dan bentuknya sendiri.
Meski begitu, mereka semua berakar pada satu prinsip yang sama: cinta kepada Allah dan cinta kepada sesama manusia.
Di bawah naungan pohon ini, berdirilah sebuah Islamic Boarding School. Sebuah tempat di mana cahaya ilmu menyinari setiap sudutnya, dan lantunan ayat suci mengalun merdu di setiap waktunya.
Namun, seperti pohon besar yang pernah menghadapi badai, keluarga Ar-Rasheed pun tak lepas dari tantangan. Mereka adalah keluarga yang tak sempurna, layaknya keluarga lainnya.
Mereka merasakan getirnya perbedaan pendapat, merasakan pedihnya kehilangan, dan menghadapi cobaan yang datang silih berganti. Namun, di balik setiap ujian, mereka menemukan kekuatan dalam kebersamaan dan doa yang tak pernah putus.
Setiap anak dari keluarga ini diberikan kebebasan untuk menjadi apapun yang mereka inginkan. Kebebasan ini adalah hadiah dari sang kakek, yang percaya bahwa setiap jiwa memiliki jalannya sendiri menuju puncak pencapaian yang diridhoi-Nya.
Begitulah kisah keluarga Ar-Rasheed, sebuah kisah tentang keberagaman dalam kebersamaan, tentang kebebasan yang dibalut dengan iman, dan tentang ketidaksempurnaan yang disempurnakan oleh cinta dan doa.
Di antara gemericik air sungai yang mengalir dan bisikan angin, mereka terus menulis cerita mereka, halaman demi halaman, dengan tinta kehidupan yang penuh warna.
0 notes