asariale
asariale
Khae
278 posts
Aku terbelah di antara dua kesadaran, dua bahasa yang saling berebut makna dalam diriku. Di sini, dalam teduh bahasa ibu, kututurkan kegelisahan yang tak selesai—tentang hidup yang terus bertanya, dan aku yang terus mencari.
Don't wanna be here? Send us removal request.
asariale · 3 months ago
Text
Sederhana, tapi penting
Ketika malam hari, coba tinggalkan hapemu untuk dicharge di luar kamar. Ketika pagi hari, coba hapemu biarkan tetap dicas sampai jam 12, atau biarkan dia tetap ditempatnya.
Kamu bakal terkejut dengan banyaknya hal yang kamu lakukan di pagi hari karena tidak memegang hape terlebih dahulu.
Tumblr media
7 notes · View notes
asariale · 3 months ago
Text
Sebenarnya cari uang itu mudah. Tapi kenapa jadi susah? Kemungkinan besar karena generasi di atas kita tidak tahu bercerita dan berbagi tentang bagaimana cara realistis untuk menghasilkan uang.
Itu sebabnya, wajar saja lulusan-lulusan ini pada bingung hidupnya mau dibawa kemana. Karena dari kecil mereka tidak dapat informasi bahwa sekolah itu adalah salah satu cara untuk hidup, tapi bisa juga dengan cara lain —dan jalan dua-dua justru lebih bagus.
Kalau diliat, 22 tahun berpendidikan —fokusnya adalah pondasi berpikir. Jadi seharusnya, belajar juga bekerja adalah sesuatu yang harus berjalan bersamaan. Salah kalau sekedar sekolah, salah kalau sekedar menghasilkan uang.
Tumblr media
Karena kita tidak diajarkan konversi pengetahuan sebagai penghasilan untuk hidup. Akhirnya, kita punya pengalaman 16 tahun belajar, 1 tahun bepernghasilan. Ya, wajar saja bingung hidup harus kemana.
Dan wajar saja ketika ada anak umur 10 tahun sudah berpenghasilan lebih daripada yang umur 25 tahun padahal sama-sama sekolah. Karena mungkin si anak 10 tahun ini dapat komunikasi dengan ayahnya, sehingga. Kalau dibandingkan dengan si 25 tahun, anak 10 tahun ini sudah memiliki pengalaman lebih banyak.
Mungkin saja, but I don't know. What do you think?
2 notes · View notes
asariale · 3 months ago
Text
Di tengah malam, kau buka galeri. Menyaksikan derita, sakit, dan luka. Kematian menjadi berita yang kau selalu nikmati —walaupun ia menusuk di dada.
Tumblr media
Dan kau saksikan, perlahan-lahan foto yang kau simpan di galeri menyimpan luka. Dia adalah pahit yang kau simpan, namun begitu berharga.
Seandainya kau tahu, seandainya kau lebih cerdas, seandainya saja kau adalah sekarang.
Tetapi kau tahu —kita adalah orang renta, tidak banyak tahu, dan hanya sendiri. Tanpa bantuan susah untuk berjalan, kita butuh orang lain.
4 notes · View notes
asariale · 3 months ago
Text
10 Pelajaran Hidup sebelum memasuki 25 tahun
Tumblr media
1. Kamu jangan pernah merasa dewasa karena usia, itu bikin kamu jadi orang angkuh. Merasa dewasalah, karena peran dan ketersediaanmu mengambil peran.
2. Semua jalur adalah opsi, menjadi Pegawai BUMN, PNS, Menikah, Pengusaha—semuanya adalah pilihan yang bahkan tidak harus dipilih.
3. Hubungan itu 10% perasaan, 90% dibangun dengan kesepakatan, empati, rasa saling sayang dan komunikasi.
4. Begadang tidak baik, tidur jam 10 malam, bangun jam 5 subuh adalah sebuah kenikmatan duniawi.
5. Hidup tidak berputar di sosial media, maka sosial media gunakan di laptop. Jangan bawa di hape atau tablet. Gunakan sebagai alat, bukan sebagai sumber konsumsi.
6. Apapun yang kamu inginkan, lakukan mulai dari kecil. Jangan sampai keluar kata, "seandainya dulu tetap kulanjutkan, pasti besar sekarang." We're old, we can't regret things again in our 30.
7. Jangan pernah berhenti menulis, jangan pernah berhenti baca buku —semakin menua bacalah buku yang menyelesaikan masalahmu. Hindari merasa dewasa karena usia, bukan karena cara berpikir.
8. Sadar diri, our body breaks karena terlalu banyak makan ayam geprek, bakso, mie pangsit alih-alih makan lebih banyak sayur dan makanan yang dimasak di rumah—these are killing you slowly —your body can't handle it.
9. Ingat, manusia hidup menggantikan peran. Pilih peran yang berkontribusi di masyarakat, lalu cari solusi disana dan ambil peran tersebut —entah jadi akademisi, pengusaha, atau apapun itu.
10. Dalami semua teori, gali sampai akar. Jago pada segala kemampuan. Namun, ketika menyentuh manusia cukup menjadi manusia yang lain.
10 notes · View notes
asariale · 3 months ago
Text
The rules that makes me have social media but not sell my soul into it.
08 May 2025
1. Hape — wa dan baca artikel, tidak ada aplikasi sosial media yang lain, youtubepun tidak boleh ada
2. Tablet —buku dan browsing, juga tanpa social media.
3. Laptop — kerja dan sosmed
Yang saya sadari adalah ketika memiliki sosmed di hape saya, saya pasti bakal buka hal tersebut terus menerus. Entah itu X, Tiktok, atau IG —all of which berusaha cari atensi saya.
Tapi ketika di laptop, saya betul-betul harus membuka, menyalakan, mencari meja. Setiap kesulitan untuk buka sosial media, bikin saya mikir "memangnya apa yang perlu untuk dilihat?"
Selain itu, di laptop juga memaksa kita untuk memilih apa yang mau dikerjakan, kita jadi mikir "sekarang ini waktunya main sosmed atau waktu kerja?"
Efeknya?
Saya bisa bangun pagi, menikmati menjemur baju, menikmati cuci baju. Karena bosan sesekali saya menulis, sesekali saya membaca, sesekali saya melihat foto lama di galeri.
I feel more alive, I sense more.
8 notes · View notes
asariale · 3 months ago
Text
Life begins when you put down your phone.
Satu hal yang kusadari ketika melihat film-film adalah para karakter tidak pernah menghabiskan harinya untuk bermain hape. Tidak ada scene dimana karakter satu sama lain berbicara sambil menggunakan hape.
One of them talk, the other is listening. One of them smile, the other is looking. They read, they laugh, they emotionally connected, they face a challenge together.
Dan kalau kita liat film - film ini, it just regular life. Tapi kehidupan biasa-biasa ini sudah jarang kita temukan. Semua orang tunduk menggunakan hapenya ketika dia bosan. We wouldn't want to watch that kind of movie.
Tumblr media
3 notes · View notes
asariale · 3 months ago
Text
Apakah kita kehilangan indra kita dan menjadi membosankan?
Sebenarnya, yang paling kurindukan adalah memiliki mata anak kecil. Kuingat empat tahun yang lalu, hobiku adalah mengambil setiap pemandangan yang kuanggap menarik — foto-foto tersebut bisa dilihat di sosial mediaku.
Dulu, setiap kali melihat senja aku akan menuliskan puisi terserah untuk siapa. Karena kecantikan yang kusaksikan perlu diliat untuk semua orang —walaupun besok senja datang lagi.
Tapi, setelah bekerja —bergelut dengan uang, tagihan, ilmu bisnis, apa yang menghasilkan dan apa yang membuang-buang waktu ternyata membuatku kehilangan mata tersebut.
9 notes · View notes
asariale · 3 months ago
Text
Halo, teman-teman.
Saya punya pertanyaan, ada ngga sih komunitas untuk pengguna Tumblr?
Saya sendiri ingin menulis dan berbagi, bangun koneksi karena saya suka di Tumblr.
Menurut saya, tumblr satu-satunya social media yang bikin saya tidak merasa mau gila.
So, apakah ada komunitas? Entah di discord atau WA? Karena jujur, saya berharap untuk bertemu banyak orang baru. Satu-satunya tempat saya suka menulis ya disini, saya senang karena tulisan saya jujur.
Tumblr media
PS. Foto merupakan pemanis.
7 notes · View notes
asariale · 3 months ago
Text
Bahaya dari sering membaca cara mudah, cara cepat, atau cara singkat adalah dia menyederhanakan perjalanan yang sulit. Dia diceritakan oleh orang yang sukses dan selamat dari kegagalan.
Mereka jarang memberikan cara nyata, sehingga kalau kita yang lakukan selalu berada pada pikiran "oh, saya memang ngga bisa ini" karena tutorial bilang segala hal mudah, sekali coba bisa.
Sementara kita justru merugi, buang-buang waktu, gagal. Seandainya, dia bilang "ini akan sulit ya, gagal bisa 3-4x,bahkan bisa berkali-kali, depresi akan terjadi." Maka mungkin sekarang saya akan mencoba.
9 notes · View notes
asariale · 4 months ago
Text
23 April 2025
Ternyata, saya suka nulis blog. Saya ternyata minat buat channel youtube. Saya mulai bersedia untuk belajar editing dan buat script.
Bagaimana cara menyadari itu?
Ketika saya sudah hapus seluruh sosial media selain WA.
Sekreatif apapun kamu, yang kamu mimpikan bakal kamu padamkan ketika di upload di sosial media secara luas. Mereka yang memiliki tim produksi akan membuat apa yang kamu lakukan di sela waktu kosong menjadi serasa tidak bermakna.
Maka, satu-satunya yang tinggal disaya adalah Youtube dan WA. Saya mulai kembali menonton video yang durasinya sampai 30 menit tanpa transisi ngejreng, tanpa thumbnail ngejreng. They are just regular people who likes to sing, read, dance, and reflect.
Istilah "attention economy" mungkin belum familiar bagi kamu, istilah ini digunakan untuk menujukkan transisi ekonomi bahwa yang paling berharga sekarang adalah "perhatian" yang kamu miliki.
Setiap video singkat yang kamu lihat sambil ketawa ketiwi, merasa relate, itu semua memiliki tujuan agar perhatianmu menuju kesana untuk di konversi secara ekonomi.
Dalam jangka panjang ekosistem ini merusak. Kreator yang awalnya lucu autentik, akhirnya pake formula yang berulang-ulang untuk dapatkan perhatian kamu. Sementara kamu, tanpa sadar dieksploitasi untuk menonton video tersebut.
No ones really happy, except the marketing team.
Lalu, dengan tidak adanya Instagram, Social Media, Twitter apakah saya akan terisolasi? Sepertinya tidak, untuk koneksi dan relasi saya tetap akan menggunakan WA. People will call you if you have skill. Dan kedua, untuk informasi saya akan menggunakan web, buku dan youtube. Yang ketiga, untuk mengabadikan momen saya akan membuat personal website.
Terakhir, Saya pikir kita semua akan mati, orang-orang akan pergi. Yang berharga adalah kenangan. Sayangnya, kenangan tidak bisa dikunjungi di Instagram ketika perhatian kita lari kemana-mana. Diantara banyaknya akun instagram, do you really think that in those ecosystem, yours is truly matters?
At the end, saya tidak melarang kamu untuk melakukan demikian. But if you like to see how beautiful the world is, I encourage you to do so.
3 notes · View notes
asariale · 4 months ago
Text
You will never watch a movie where the character only with their phone, their computer. But you want to watch them dance, act, read, discuss, speak.
You want to watch a movie where the character minds are in the present instead of someone else.
Using your phone constantly, being present in all social media. Constantly consuming makes your life boring.
1 note · View note
asariale · 4 months ago
Text
1. You won’t read your books if you keep trying to count how many books you’ve read.
Books are a source of entertainment. You don’t count how many TikTok or YouTube videos you’ve watched—books should be treated the same way.
2. Choosing to have a book means choosing not to have TikTok, IG, or FB on your phone. These apps are designed to deliver short, instant, and disorganized information. Books can be like that too, but they’re long, less instantly gratifying, and only work in the long term.
So, buying a book means giving up some of your social media. Choose one platform that truly matters. If you have IG, Twitter, and FB on your phone at the same time, it shouldn’t be a surprise that you struggle to read your books.
Your brain can only handle so much. Having all your social media in one phone means flooding your brain with overloaded information.
3. Put your phone in your bag. Open a book when you’re bored. Learn to talk to people about what you think.
Communicate without holding your phone. Instead, hold a book. Let what’s in front of you become the topic of conversation.
4. Accept that your time is limited—these social media platforms are designed to steal your attention. Eliminate the rest, and choose only the ones that matter.
Don’t watch too many videos. Your brain can’t handle it. That’s why you struggle to read books—you’re overwhelmed by too much short, unorganized information.
5. Be okay with the itch. It’s not easy, because you're already addicted to social media. You’ll probably feel like a smoker who hasn’t smoked all day. But that’s okay—as long as you’re aware of it.
That’s why, every time you want to know something, instead of opening social media, try reading articles from sites like Mojok.co, TheConversation.id, Tempo, or CNN Indonesia.
Tumblr media
0 notes
asariale · 4 months ago
Text
“Opinion is really the lowest form of human knowledge. It requires no accountability, no understanding. The highest form of knowledge is empathy, for it requires us to suspend our egos and live in another’s world. It requires profound purpose larger than the self kind of understanding.”
— Plato
2K notes · View notes
asariale · 4 months ago
Text
Kemiskinan
It's a trap. It claws into your self-worth, your choices, your freedom. It makes you feel like the world is moving ahead and you're stuck in a slow-motion replay of everyone else’s success.
7 notes · View notes
asariale · 4 months ago
Text
Kamu berharap membaca buku bisa secepat mungkin, sebanyak mungkin. Tapi buku tidak diciptakan untuk dibaca cepat dan dibaca banyak.
Buku mengajarkan kita tentang melambat di dunia yang serba buru-buru. Buku mengajarkan waktu kita terbatas dimana dunia maya seolah-olah berusaha mengambil seluruh waktu kita.
3 notes · View notes
asariale · 5 months ago
Text
I can do anything, but not everything.
0 notes
asariale · 7 months ago
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
93K notes · View notes