Tumgik
azhimenteur · 5 years
Text
Cinta dan Benci
Dua setengah lelaki mengajarkanku
Lawan dari cinta bukanlah benci, Sahabatku
Tapi apati yang tak pandang bulu
Toh, cinta dan benci lahir dari ibu yang bernama afeksi
Ibu yang tak lelah memberi atensi
Ibu yang tak pernah habis rasa peduli
Hanya saja, cinta dan benci bisa jadi punya ayah yang berbeda
Dua ayah yang memandang dunia dengan berbeda
Sehingga keduanya mencintai dan membenci Ibu dengan cara yang tidak sama
Namun, setidaknya bisa kupastikan, tak pernah sedetik pun apati hadir dalam kalbu mereka
Karena afeksi, atensi, dan peduli mereka pada Ibu, bisa jadi telah mengeruk habis jiwa mereka yang tersisa
6 notes · View notes
azhimenteur · 5 years
Text
Kelabu
Kamu adalah zona paling kelabu yang pernah aku singgahi. Cukup terang tuk membuatku tetap merajut asa, cukup kelam membuatku terengah-engah di sepanjang jalan.
Seperti biasa, orang-orang memintaku tuk jadi waras. Jika tak benar-benar terang, maka berarti kelam. Kelabu jelas penuh intrik dibandingkan sang hitam.
Seperti biasa pula, aku kembali bertaruh. Berjudi bersama waktu. Karena dahagaku akan kamu tak lagi hilang meski oleh mata air paling suci.
Bersama kelabu, akal sehatku berhenti. Beralih jadi liar dan mengganas. Menyanyikan nyanyian-nyanyian perang. Untuk mencapaimu, untuk melindungimu, dan kelak berteduh dalam manja dan kacau yang kau berikan.
2 notes · View notes
azhimenteur · 5 years
Text
Pada Akhirnya
Pada akhirnya
Akulah yang membuatmu kesal
Akulah yang mengecewakanmu
Akulah tempat pelampiasan kejammu
Akulah pelampiasan caci makimu
Akulah satu-satunya yang ingin kamu debat
Akulah yang bisa kamu rundung selalu
Hingga pada akhirnya ....
Hidupmu tak akan lagi sama tanpa aku
3 notes · View notes
azhimenteur · 5 years
Text
Rehat, Jangan Berhenti
Terkadang, menitipkan harapan pada langkah yang tak berarah terasa begitu berat. Terjebak pada lingkaran setan yang melibatkan penghancuran dan kehancuran, membuat asa tak lagi terasa berkah. Haruskah berhenti?
Namun, melelahkan bukan alasan, ketakutan tak bisa jadi alibi. Hari ini, langkah gontai itu terlihat lagi. Sembari mengumpulkan kembali cita-cita yang berserakan, jalur yang ditempuh pun dilewati dengan pasti.
Dengan senyum, demi sebaris senyum. Dalam kacau, merindu teratur.
Masa rehat telah usai. Maka, temanilah langkah ini. Jangan biarkan berhenti. Hingga terpastikan semua akan baik-baik saja.
1 note · View note
azhimenteur · 5 years
Text
Tunggal
Sudah sejak lama kata tak lagi bergegas
Mengatur baris dalam rima dan senandung irama
Kini menanti terasa indah lagi
Gusar pun kembali menggurat senyum
Karena pukul sepuluh telah berlalu
Tapi kamu tak kunjung melaju
Karena kepastian masih dalam semu
Tapi kutitipkan setitik asa dalam sinarmu
1 note · View note
azhimenteur · 5 years
Text
Kita Berubah
Tumblr media
Sekarang, kau 180° berbeda Rautmu, caramu bertutur Mata hangatmu, bahkan harummu tak lagi sama Kasih dan memori kita tetap sama bagiku Sekarang, kau dan aku telah berubah 180°
이젠 180도 달라진 너의 표정 그 말투 너무 따뜻했던 눈빛 네 향기까지도 정말 너무나도 달라진 우리 사랑 또 추억 아직 그대로인데 난 이젠 180도 변해버린 지금 너와 나
 180° oleh Ben 
Kita sadari atau tidak, banyak hal berubah dengan cepat atau lambat. Termasuk kita dan orang-orang di sekitar kita, baik secara fisik maupun mental. Beberapa perubahan ini terasa menyenangkan. Namun, sepertinya lebih banyak yang tidak menyukai perubahan yang terjadi, mengingat tampaknya lebih banyak kalimat "Kenapa kamu berubah?" yang terlontar daripada "Aku senang kamu berubah".
Perubahan terjadi. Selalu. Kita mungkin tidak bisa menahan perubahan fisik, tapi kenapa perubahan kepribadian bisa (dan selalu) terjadi?
Demi Hidup yang Lebih Baik(?), Kita Mengubah Pikiran
Tumblr media
Sebelum kita bahas perihal perubahan kepribadian yang semipermanen/permanen, mungkin ada baiknya kita paham bahwa pikiran dan pemahaman kita pun berubah lebih cepat dari yang kita duga. Ada sebuah studi menarik yang dilakukan oleh Kristin Laurin terhadap pandangan warga terhadap larangan penggunaan botol plastik air mineral di San Francisco pada tahun 2014. Jelas, pada hari pertama survei dilakukan, tidak semua orang sepakat dan menerima larangan ini. Beberapa merasa larangan ini merugikan. Kemudian, sehari sesudahnya Laurin dan timnya kembali melakukan survei yang sama. Hasilnya berubah. Masyarakat sudah tidak begitu menentang larangan ini jika dibandingkan hasil survei pertama. Satu hari bukan waktu yang cukup untuk mengubah kebiasaan untuk menyesuaikan diri terhadap larangan tersebut. Jadi, perubahan ini jelas terjadi pada pola pikir mereka.
Kemudian, Laurin melakukan kajian sejenis terhadap larangan merokok di taman-taman dan teras restoran-restoran Kota Ontario pada 2015. Studi ini menghasilkan kesimpulan yang jauh lebih menarik: masyarakat tidak hanya mengubah pendapat terhadap larangan tersebut (mereka jadi jauh lebih menerima hadirnya larangan), tapi juga mengubah apa yang mereka ingat mengenai perilaku mereka sendiri.
Awalnya, para perokok menyampaikan bahwa mereka menggunakan hanya sekitar 15% kegiatan merokok mereka di fasilitas publik ini. Sesudahnya, mereka memperkirakan bahwa hanya sekitar 8% kegiatan merokok mereka yang dilakukan di area ini. Penyesuaian terhadap pertimbangan mereka mengenai larangan ini turut memunculkan penyesuaian pada memori mereka.
Alih-alih menjadi terbiasa pada kondisi dan situasi yang baru, mereka mengubah cara berpikir mereka.
Bagi Laurin, transformasi ini bukan kesengajaan, melainkan upaya bawah sadar orang-orang untuk meyakinkan pada diri mereka: semua akan baik-baik saja.  Terkadang, larangan akan tetap ada meskipun berbagai penolakan sudah dilakukan (kasus-kasus yang dibahas jauh lebih mudah karena larangan yang dihadirkan memang punya dampak positif yang besar). Kognisi mereka terlalu berharga untuk digunakan terus menerus pada satu objek yang bisa jadi tidak bisa kita kontrol sama sekali. Hidup harus terus berjalan.
Kepribadian Kita Berubah, pun Orang-Orang di sekitar Kita  
Tumblr media
Kepribadian adalah perbedaan yang menghasilkan perbedaan.
Dan McAdams, Psikolog Northwestern University dan Ketua Association for Research in Personality
Sifat (trait) sebagai bahan dasar pembentukan kepribadian ternyata lahir atas kombinasi faktor internal (gen dan hormon) dan eksternal (lingkungan). Sifat dan kepribadian bisa dan memang mengalami perubahan. Melakukan klasifikasi individu berdasarkan sifat dan kepribadian memang menyenangkan, tapi mungkin sebenarnya tidak perlu. Pseudoscience (sains semu) mungkin sebutan yang kejam, tapi pada beberapa poin, kepribadian MBTI setara dengan astrologi. Saya Akuarius-ENFJ, kamu?
Setidaknya ada tiga komponen utama dalam kepribadian (yang terbentuk dari kombinasi sifat) yang saling berkaitan secara bertahap:
Biogenik: Sesuatu yang kamu miliki secara genetik.
Sosiogenik: Sesuatu yang membuatmu menjadi lebih baik/buruk dari biogenikmu: keluarga, teman, budaya, dan lain-lain.
Idiogenik: Sesuatu yang kamu pilih dan putuskan untuk ditampilkan sebagai "kamu".
Dalam konteks rekayasa teknik, kepribadianmu adalah proyek yang kamu kerjakan dalam kerangka yang dibuat dari tiga komponen di atas. Tidak banyak yang bisa diubah dari biogenik, kecuali kamu bermutasi, baik secara sengaja maupun tidak sengaja (kontak saya kalau kamu sedang atau pernah berurusan dengan gene knock off). Sosiogenik menghadirkan objek-objek yang bisa dan tidak bisa kamu kontrol. Kamu tidak bisa memilih siapa keluargamu, tapi kamu (mungkin) bisa memilih teman dan lingkunganmu. Idiogenik punya konsep yang lebih rumit. Proses memilih dan memutuskan tidak selalu terjadi secara sadar. Bahkan dalam keadaan sadar sekalipun, kadang waktu yang kita punya tidak cukup untuk memilih kepribadian yang "tepat" untuk ditampilkan. Selayaknya proyek pada umumnya, kerangka yang kita miliki mengarahkan kepribadian "akhir" kita. Namun, ada terlalu banyak faktor eksternal yang bisa jadi mempermudah atau mempersulit keberlangsungan proyek. Meskipun demikian, proyek akan terus berlangsung menuju akhir. Selesai atau tidak selesai, berhasil atau gagal.
Konteks kesusasteraan menghadirkan kompleksitas yang tidak kalah menarik. Kepribadian kita adalah "narasi" yang kita buat. Balita (apalagi bayi) tidak memulai hari mereka dengan narasi ini. Namun, saat kita mulai sekolah, kuliah, bahkan saat memasuki usia dewasa, kita punya sebuah "narasi" tentang siapa kita dan bagaimana kita berkepribadian serta bersikap. Seiring bertambahnya usia, narasi ini makin lengkap dan kompleks
Membuat narasi, apalagi dalam bentuk fiksi, adalah sesuatu yang adiktif. Narasi tanpa konflik sangat menjemukan. Kita secara sadar (atau tidak) membentuk antagonis pada narasi kita. Kepribadian kita secara umum akan berkembang baik, tapi kecanduan kita pada narasi yang kompleks, bisa jadi membuat kita jadi pribadi yang bermasalah.
Saat kita mulai tidak puas dengan narasi yang kita buat pada diri kita, kita beranjak membuat narasi mengenai orang-orang di sekitar kita.
Pada awal tulisan ini, Ben merasa bahwa sosok yang ia cintai telah jauh berubah. Sedihnya, bisa jadi sosok itu tidak pernah berubah, tapi Ben-lah yang mengubah narasinya tentang sosok itu.
Catatan: Jika kamu ingin mencoba genre baru dalam musik Korea, Ben mungkin bisa jadi pilihan yang sangat saya rekomendasikan.
Referensi
Baer, Drake.  28 Nov 2017. “The Science Of Personality Change Is Surprisingly Hopeful.” Thrive Global. Diakses pada 25 Maret 2019.
Ben. 180°. Diakses pada 19 Maret 2019.  
Laurin,  Kristin. 2018. “Inaugurating Rationalization: Three Field Studies Find  Increased Rationalization When Anticipated Realities Become Current.” Psychological Science, vol. 29, no. 4, pp. 483–495.
Little, Brian.  2016. “Who Are You, Really? The Puzzle of Personality.” TED. Diakses pada 26 Maret 2019.
Gambar
Chris Lawton dari Unsplash
Franck V. dari Unsplash 
Porapak Apichodilok dari Pexels
0 notes
azhimenteur · 5 years
Photo
Tumblr media Tumblr media
Ain’t they cute?
10 notes · View notes
azhimenteur · 5 years
Photo
Tumblr media
Rainy Day 🌧️
6K notes · View notes
azhimenteur · 5 years
Text
Apa itu Cinta?
Cinta jadi objek yang lazim ditemukan hampir di mana-mana. Fiksi/non-fiksi, cetak/elektronik, konkret/abstrak. Cinta membuat semua terasa manis. Dunia jadi begitu indah. (Hampir) semua orang mendambakannya. Berharap cinta menghampiri dan merasuki, sembari menebarkan mahkota bunga warna-warni di sanubari dan merasakan jantung agar tetap menderu-deru bahagia. 
Tumblr media
Namun demikian, dari sudut pandang yang mungkin kita hindari sebisa mungkin, cinta ternyata jadi bagian alasan-alasan dalam beberapa zona hitam dan abu-abu. Kriminalitas dan depresi bisa jadi beberapa objek yang terlibat secara langsung maupun tidak. Jadi, sebenarnya apa itu cinta?
Menilik definisi kata love (cinta) sebagai noun (nomina) di Merriam-Webster, love punya setidaknya 9 bagian definisi (termasuk penggunaannya dalam olahraga tenis, terima kasih, Minerva Glass). Umumnya terkait dengan afeksi; kasih dan sayang. Definisi dari Kamus Besar Bahas Indonesia pun tidak jauh berbeda. Cinta membentuk ikatan (seksual maupun tidak) yang biasanya melibatkan emosi dan psikologi. Jika ditilik lebih jauh sebagai emosi manusia, cinta hadir dari interaksi apik nan rumit dari 3 hal: biologi, budaya dan pengaruh lingkungan.
Saya tidak akan banyak bahas urusan budaya dan lingkungan. Maka, mari kita coba bahas salah satu bagian penting dalam kajian biologis yang secara langsung maupun tidak langsung berinteraksi dengan cinta dalam beberapa aspeknya: pencarian pasangan.
Tumblr media
Kerajaan Animalia punya cara menarik untuk mendapatkan pasangan. Beberapa jenis burung bernyanyi atau membuat sarang dengan interior khusus untuk menarik calon pasangannya. Sebagian hewan memilih warna tertentu sebagai ragam pemilihan mode. Ada pula yang lain melakukan unjuk kekuatan untuk membentuk hirarki, yang tidak hanya menentukan dominansi urusan pasangan, tapi juga urusan sumber daya dan teritori. Umumnya, hewan-hewan ini terbatas pada beberapa kriteria dalam pemilihan pasangan.
Cinta, pada manusia, membuat spektrum kriteria ini menjadi sangat luas. Bahkan bisa jadi tidak terbatas.
Asumsikan Anda punya cinta pertama (pasti punya, kan?). Coba bandingkan dengan gebetan/pasangan Anda sekarang. Apakah kriterianya masih relevan? Jawabannya akan sangat beragam: masih, tidak, jauh bertambah, jauh berkurang, bahkan mungkin ada yang sudah pasrah, berharap cinta yang akan menemukan jalan baginya.
Beberapa orang tertarik karena penampilan fisik. Ada pula yang menjadikan kemampuan pada suatu bidang atau kesamaan selera pada hal-hal keseharian sebagai parameter. Menariknya, hampir sulit menemukan dua orang yang memiliki kriteria pasangan yang sama persis. Bahkan dua pria yang menyukai gadis yang sama, kemungkinan besar melihat kriteria yang berbeda pada gadis tersebut.
Tidak bisa dipungkiri cinta jadi salah satu alat ajaib bagi umat manusia untuk menghasilkan keturunan. Meskipun pada praktiknya, cinta tidak melulu urusan punya anak. Teori yang disampaikan Stenberg menyatakan bahwa gairah (passion), keintiman (intimacy), dan komitmen (commitment) terlibat sebagai sebuah segitiga untuh yang membentuk konsep cinta itu sendiri. Cinta diawali dengan gairah, dihangatkan dengan keintiman, dan dipertahankan dengan komitmen. Cinta menghubungkan masa kini dengan masa depan, sembari membelai lembut masa lalu.
Cinta adalah konsep nyata dari yin dan yang. Susah dan mudah. Gelap dan terang. Menyakitkan tapi indah.
Sisi gelap cinta tak bisa kita hindari. Cinta yang gagal umumnya suram, tapi cinta yang berhasil pun tak selamanya baik. Karena kadang, zona kelabu terasa jauh lebih menyenangkan bersama yang kita cintai, kan?
Jadi, apa kabar cintamu?
Referensi:
Cinta dalam KBBI Daring. Diakses pada 8 Maret 2019.
Dawkins, R. 1976, 1989. The Selfish Gene. Oxford, Oxford University Press.
Love dalam Merriam-Webster Online. Diakses pada 8 Maret 2019.
Minerva Glass, dalam Aoyama Gosho. Holmes’ Revelation. Detektif Conan vol. 71-71.
Pinker, S. 1997. How the Mind Works. New York, W.W. Norton and Co.
Pinker, S. 2008. Crazy Love. Time Magazine. New York, Time Inc. January 28, 2008.
Twice. What is Love?. Diakses pada 8 Februari 2019. 
Gambar:
Love oleh Andrik Langfield dari Unsplash.
Two kingfishers mate at a pool near Droitwich, Worcestershire oleh Mark Hancox dari Telegraph.
English Version: https://medium.com/azhimenteur-the-thoughts/what-is-love-b8c431d438cf
1 note · View note
azhimenteur · 5 years
Quote
Biar rintiknya melarutkan semua kata. Membuat "kita" seolah tak pernah ada
Le Menteur
4 notes · View notes
azhimenteur · 5 years
Text
Kamu Tidak Spesial
Tumblr media
Beberapa orang mungkin familiar dengan sebuah rutinitas: meyakinkan pada dirinya sendiri bahwa “aku bisa; aku cantik/tampan; aku luar biasa; I’m special.”
Begitu pula, Anda.
Nyatanya, sebagian besar pernyataan itu bisa jadi tidak benar. Pernyataan-pernyataan semacam ini justru bisa jadi menunjukkan sebuah negasi. Hal-hal yang Anda sebutkan adalah keinginan, Anda belum mencapainya: Anda tidak bisa, Anda jelek, Anda biasa-biasa saja, Anda tidak spesial.
Sebenarnya tidak salah memunculkan pernyataan-pernyataan tersebut, asalkan didasari dengan argumen dan instrumen yang kuat. Karena meskipun kita tidak terlahir spesial begitu saja, tapi saya percaya kita bisa melakukan hal-hal yang spesial.
Mungkin ada baiknya kita berhenti pada satu titik untuk mengabaikan disturbansi eksternal terhadap eksistensi posisi kita. Pujian-pujian yang hadir pada kita, bisa jadi tak semuanya tulus. Obrolan-obrolan kecil yang kita anggap timbul karena sebuah intimasi, bisa jadi hanya upaya penyegaran inteligensi. Ia yang memikatmu dengan penuh provokasi sambil berkata “Mungkin, ini saatnya aku pergi,” bisa jadi memang sesungguhnya sudah muak denganmu, bukan jual mahal agar kamu memperjuangkannya.
Terdengar pesimistis? Ya. Tema inilah yang memang sengaja saya bangun.
Kamu tidak spesial. Anggaplah kamu ada di ambang-rata-rata, tetap saja, ada lebih dari 3,5 milliar penduduk bumi yang lebh unggul darimu.
Kamu, tidak spesial.
Referensi:
Chungha. Gotta Go. Diakses pada 8 Februari 2019.
Manson, Mark. 2016. The Subtle Art of Not Giving a F*ck: A Counterintuitive Approach to Living A Good Live. HarperCollins.
Westenberg, Joan. 2016. “No One Is Special-And Why That’s Awesome“. Medium. Diakses pada 8 Februari 2019. 
Gambar: Red Textile oleh Photobay dari Pexels
English version: https://medium.com/@as.azhim/you-are-not-special-bfa48d98e473
2 notes · View notes
azhimenteur · 5 years
Text
2019: A Comeback from 2018
2018 adalah tahun terberat yang bisa terbayangkan. Mengawali tahun dengan lika-liku stagnansi hidup diiringi pemblokiran tumblr, 2018 mengajarkan bahwa penantian dalam hidup tidak selalu melelahkan dan membosankan.
2018 dianalogikan seperti sebuah Normal Match di Dota 2. Paruh awal menunjukkan Early Game dan Mid Game terburuk sepanjang sejarah Match saya. Kalah dalam banyak hal. Jumlah kill, gold, exp,etc. Menyisakan satu pilihan terakhir: defend IN the base.
Paruh kedua 2018 semua persiapan comeback dilaksanakan dengan penuh perhitungan. Boots of Travel jadi andalan untuk sekadar iseng mencoba menebar wards. Menanti momen pas untuk hingga pada akhirnya kesalahan lawan dapat dimanfaatkan baik untuk merayakan comeback yang mungkin dinanti-nanti sejak awal match.
2019 bukan sekadar comeback. 2019 akan menghadirkan match baru dengan komposisi team yang bisa jadi baru tapi tidak meninggalkan supporting system yang lama.
Terima kasih semua. Adieu, 2018! Bonjour, 2019!
0 notes
azhimenteur · 6 years
Text
Tentang Aku
Mereka pergi lagi
Dengan izinku
Bersama pintaku
 Mereka musnah kembali
Dalam isakku
Juga sesalku
 Repetisi menjadi siklus
Bersama nyanyian sang cumulus
Dalam balutan rasa haus
 Benarkah mereka yang jahat
Atau aku yang terlalu buas dalam pekat
 Mereka pergi
Dengan egoku
Bersama darah hitam yang perlahan mengering di tanganku
 Mereka musnah
Bersama ayunan pedangku
Menyayat habis setiap onggok bernyawa itu
 Ini bukan tentang mereka
Ini tentang aku
1 note · View note
azhimenteur · 6 years
Text
2018: Modifikasi 2017
AC: You’ve created a monster, haven’t you?
LM: Yes, I have.
Saya tidak ingin menyalahkan sosok atau keadaan mana pun dalam proses pembentukan monster di tahun 2017. Semuanya murni upaya sintas kebatinan yang hadir dalam bentuk egoisme. I need help, desperately. Saya ingin bahagia adalah egois. Tapi menggugurkan keinginan untuk bahagia bisa jadi menunjukkan masokisme.
Sosok monster yang disebutkan di atas pula lah yang menghancurkan cercah harap di 2020 seperti yang muncul di tulisan ini. “Dunia Orang Dewasa” tak seburuk yang terbesit sebelumnya. Syukur-syukur saya masih punya waktu dan kawan untuk bermain. Bersamaan dengan aliran pujian dan tanggung jawab yang merangkul 2018, rasanya dibutuhkan motivasi lebih tinggi untuk berjalan lebih tegar. 2017 tahun yang baik. Berbagai macam tanggung jawab datang dan pergi bersama hasil yang memuaskan dan mengecewakan. Tapi aku masih ingin berharap, diselingi mimpi dan angan-angan semu.
2018 akan memperlihatkan pada saya makna sesungguhnya evolusi dan menjadi bahan pembuktian pernyataan E. Mayr mengenai sosok adaptasi yang menurutnya merupakan proses pasif, bukan aktif.
Namun seiring berjalannya waktu, satu-satunya resolusi yang dicanangkan tiap tahun akan terus diulang mengingat tidak adanya progresivitas yang signifikan. Mari menulis!
0 notes
azhimenteur · 7 years
Text
Dinding 4 Dimensi
2017 M
“Yakin? Sekian banyak jenis konflik dan kamu pikir ini yang terbaik?” Anton mengernyitkan dahinya, memandang heran teman yang duduk di hadapannya.
Ali tersenyum enteng. “Kalem, bos. Daripada bicara soal itu, lebih baik ceritakan kehidupan di Singapura. 1 tahun tidak bertemu sepertinya kamu sudah punya gebetan dari negeri jiran, Ton.”
Anton geleng-geleng kepala. “Stop mengalihkan pembicaraan. Jika dibandingkan dengan yang terjadi padaku setahun ini, yang akan kamu hadapi jauh lebih berisiko, Al.”
“Tenang, tenang. Kita lihat saja dulu. Siapa tahu ini hanya bentuk responsif naluriku yang sama -sama kita tahu terlalu berbahaya untuk sembarangan dihentikan. Di saat yang bersamaan, kita mendalami sastra bersama-sama dan melihat bagaimana konflik berkembang dari era klasik ke modern, dari era modern ke pasca-modern. Bagaimana konflik melibatkan alam beralih ke konflik keluarga. Konflik lingkungan beralih ke konflik dengan diri sendiri. Konflik dengan Tuhan beralih ke konflik akibat ketiadaan Tuhan. Tapi satu yang pasti, bahwa konflik paling rumit tetaplah ... konflik dengan pengarang...” Ali menutup kalimatnya sembari tersenyum menatap sesosok mata tak kasat mata di balik kaca restoran tempat ia duduk.
Aku membalas tatapan Ali dengan ragu. Ia berkembang pesat menembus dinding 4 dimensi dengan begitu baik. Kuhentikan jariku yang sedang mengetik. Menghela napas. Berangan-angan bagaimana mengakhiri semesta ini.
0 notes
azhimenteur · 7 years
Text
Intelegensi
2017 M
Rye menatap pria itu matang-matang. Berkali-kali. Entah apa yang terbesit di benaknya, tapi ia paham bahwa beberapa kesalahan tercipta dalam keindahan. Sekuen kejadian singkat yang belakangan menemani langkahnya membuat ia terjerumus dalam salah. Begitu pula pria malang yang tatapan halusnya tak akan bisa ia lupakan dalam beberapa waktu. Membuatnya bernostalgia pada kehadiran Al di masa kecilnya, serta sesosok pria yang gambarnya tertera di figura kecil di kamarnya.
Rye bingung. Tersenyum dalam nuansa salah. Tergelak dalam linangan air mata.
Ada berbagai macam cara untuk memaksa intelegensi diri untuk tetap aktif dalam bingung dan ragu. Holmes memilih kokain dan morfin. Tapi yang Rye pilih tidak lebih sehat.
0 notes
azhimenteur · 7 years
Text
Goblin: Tentang Sepi dan Kuasa
In our next lives, I hope the wait is short and our time together is long - Sunny, not Sun Hee
Tumblr media
Mari mengawali tulisan ini dengan sebuah apresiasi terhadap TvN.
Sedikit berbeda dengan drama-drama TvN yang saya tonton sebelumnya, saya melihat sisi romansa menarik dari drama ini yang menjadi candu. Kisah second lead pun tetap terlihat menarik dan bahkan jadi poin penting untuk saya.
Terlepas bagaimana alur cerita dikemas dalam kesan yang menurut saya biasa saja tapi tetap menuntut rasa penasaran, perkembangan sinematografi benar-benar terlihat luar biasa jika dibandingkan era Liar Game atau Oh My Ghost!
Bicara mengenai Oh My Ghost!, sekilas Goblin terlihat seperti perpaduan dari My Love from Another Star dan Oh My Ghost! jika kita bicara soal hantu dan keabadian.
Dan bila kita berbicara mengenai hantu, maka di sinilah sisi menarik Goblin muncul. Tentang bagaimana konsep hidup dan mati divisualisasikan. Tentang bagaimana Grim Reaper diwujudkan. Tentang bagaimana suka dan duka mereka yang mati dengan berbagai macam cara tentunya tak akan menghindarkan dari sedikit renungan dan basahnya mata.
Tapi humor tetap hadir dengan baik. Setiap karakter mewujudkan humor di setiap kesempatan dengan ide yang mungkin terkesan absurd, semacam berpose keren saat sedang belanja daun bawang.
Semua itu dikemas apik dalam balutan OST yang mengingatkan saya pada Angel Eyes. Terutama saat Lasse Lindh menjadi salah satu pelantun lagu di drama ini. Meskipun antusias dengan comeback dari Lasse Lindh, tapi saya tidak bisa pungkiri bahwa penghargaan OST favorit saya kali ini jatuh pada I Miss You dari Soyou.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih kepada Goblin sebagai drama yang baik untuk mengawali 2017, sebelum saya maju untuk menikmati The Rebel.
It’s a choice... only humans can make - Wang Yeo, the Grim Reaper
4 notes · View notes