Suara seorang anak dari Tenggara Pulau Sulawesi || Electrical Engineering 2014 || ITS Surabaya
Don't wanna be here? Send us removal request.
Photo

Edisi batik... #kpplkmmtd #lkmmtd32 #himatektro #evolution (di Teknik Elektro ITS)
4 notes
·
View notes
Photo

Karena senyum mampu menyelesaikan banyak masalah #lkmmtd #himatektro #evolution #elektroits (di Teknik Elektro ITS)
0 notes
Photo

We Are Evolutioners... LKMM TD XXXII HIMATEKTRO #lkmmtd #himatektro #elektroits #evolution (di Teknik Elektro ITS)
0 notes
Photo

Sejauh manapun engkau berkelana, jangan lupakan rumah sebagai tempat awal engkau dididik (di Teknik Elektro ITS)
1 note
·
View note
Text
Ketika Eksistensi Menggerogoti Substansi Sebuah Pergerakan
Berbicara pergerakan mengingatkan kita kepada sejarah berdirinya bangsa dan negara ini. Semua dari kita sudah pasti pernah mempelajari sejarah berdirinya bangsa dan negara Indonesia, mulai dari terbentuknya organisasi Budi Utomo, Sumpah Pemuda, Proklamasi Kemerdekaan, Lahirnya Orde Baru, hingga Lahirnya era Reformasi sampai saat ini. Tahapan yang terbentang luas terpisah oleh waktu sejak tahun 1908-1998 itu bukan merupakan tahapan yang muncul begitu saja, karena di setiap tahapannya membutuhkan proses yang disebut “PERGERAKAN”.
Pergerakan berasal dari kata dasar “Gerak” yang dalam KBBI dijelaskan sebagai “peralihan tempat atau kedudukan, baik hanya sekali maupun berkali-kali”. Sedangkan pergerakan sendiri jika di korelasikan terhadap suatu keadaan, akan memiliki arti yaitu sebuah proses untuk bangkit dari keadaan terpuruk menuju kepada keadaan yang lebih baik. Jika sudah baik, lebih baik lagi, terus lebih baik. Pergerakan tentunya tidak akan terbentuk sendiri, sehingga pergerakan butuh subjek yang disebut penggerak. Penggerak dari sebuah pergerakan tidak lain adalah manusia yang sedari awal diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk paling mulia yang dilengkapi dengan akal dan pikiran.
Sejatinya pergerakan memiliki esensi yang positif jika substansi dari sebuah pergerakan tidak tercemari dengan sifat agen penggeraknya yang dalam hal ini adalah manusia. Jika kita mencoba untuk mempersempit subjek manusia sebagai agen penggerak sebuah pergerakan, maka akan kita temui bahwasanya di setiap pergerakan selalu di motori oleh pemuda terutama mahasiswa yang memiliki intelektual, idealisme, dan independensi tersendiri. Hal ini juga di karenakan mahasiswa memiliki peran fungsi sebagai agen perubahan yang memiliki arti yang sama sebagai agen pergerakan. Terbukti pergerakan mahasiswa telah mampu menjatuhkan kedigdayaan presiden Soeharto yang telah menjabat sebagai presiden Indonesia selama 32 tahun. Dengan membawa 3 tuntutan, yakni bersihkan Soeharto beserta antek-anteknya, menghapuskan dwi fungsi ABRI, memberantas praktik-praktik KKN. Saat itu mahasiswa mampu menjaga substansi dari tujuan pergerakan mereka. Namun, apa yang terjadi ketika tujuan pergerakan mereka tercapai? Apa yang terjadi ketika rezim Soeharto berhasil diruntuhkan? Apa yang terjadi dengan pergerakan mereka? Apa yang terjadi dengan pemuda dan mahasiswa yang menjadi agen pergerakan?
Pertanyaan tersebut dapat terjawab dengan melihat potret mahasiswa-mahasiswa pergerakan 1998 yang kini terjun ke dunia politik. Jabatan politik yang diberikan kepada mereka serasa mudah untuk di manipulasi menjadi ladang mengumpulkan kekayaan. Sebagaimana kita tau, mereka yang dulunya teriak-teriak atas nama rakyat, kini menutup telinga dari teriakan suara rakyat. Mereka yang dulu mengedepankan kepentingan rakyat, kini berubah dengan mengedepankan kepentingan pribadi dan golongan. Mereka yang dulunya mengaku idealis, kini terkungkung dalam bingkai politik kotor nan licik. Tidak perlu saya sebutkan siapa pelaku yang memanfaatkan eksistensi dalam pergerakan, semua dapat dilihat jika kita berselancar di dunia maya melalu google. Walaupun kebanyakan orang berdalih mencari pembenaran dengan mengatakan bahwa pelaku itu adalah oknum yang tidak bertanggung jawab, kemudian pelaku itu bukan membawa nama kelompok pergerakan tetapai dia membawa nama pribadi ketika menjabat di tatanan politik pemerintahan. Walau bagaimanapun, oknum-oknum seperti inilah yang harus dicegah, jangan di beri celah, agar tujuan dari sebuah pergerakan tetap terjaga kemurniannya yaitu untuk membela kepentingan rakyat demi menuju masyarakat yang adil dan sejahtera.
Namun, faktanya potret pergerakan saat ini banyak meniru oknum-oknum pergerakan reformasi 1998. Bahkan, kini tidak hanya dilakukan oleh oknum, tetapi mereka juga memanfaatkan eksistensi sebuah pergerakan secara berkelompok, pergerakan mereka hanya ingin mengangkat nama kelompok dan golongan mereka agar lebih bernilai dimata elitis politik dengan berharap kelompok ini akan mendapat jatah kursi di pemerintahan. Hingga akhirnya timbul perspektif buruk dalam masyarakat yang menilai pergerakan pemuda dan mahasiswa saat ini hanya mengatasnamakan rakyat, tetapi sebenarnya mereka hanya ingin menunjukkan eksistensi agar mereka lebih dikenal oleh kalangan elitis politik. Kemudian mencoba menyudutkan para pejabat negara agar diberi proyek atau jabatan tertentu, sementara nasib rakyat yang mereka bela sebelumnya tidak terurus lagi, bahkan nasib rakyat dilupakan oleh mereka.
Oleh karena itu, sudah menjadi hal wajib bagi pemuda dan mahasiswa saat ini untuk tidak melupakan tujuan dari sebuah pergerakan. Substansi dari sebuah pergerakan harus selalu ditanamkan oleh setiap agen penggeraknya, jangan biarkan subtansi dari sebuah pergerakan tergerus oleh eksistensi yang begitu menggiurkan. Meskipun dalam setiap pergerakan butuh yang namanya eksistensi, tetapi substansi pergerakan justru jauh lebih penting. Sehingga sudah seharusnya dua tujuan itu tidak saling menghancurkan tetapi saling menguatkan, agar arah pergerakan lebih jelas serta tujuan yang ingin dicapai menjadi lebih maksimal.
1 note
·
View note
Text
"Jadi pejuang yang takkan kenal letih, membangun negeri"
Entah kenapa tubuh ini selalu merinding ketika kalimat itu didengungkan dalam nyanyian hymne ITS. Seakan dalam tubuh ini mengalir darah pejuang 10 Nopember yang gugur di medan pertempuran. Kadang aku tak paham mengapa mereka rela berjuang untuk sesuatu yang belum tentu mereka nikmati. Semangat perjuangan mereka terus berkobar seperti api yang tak pernah padam. Harapan mereka hanya ingin menciptakan tempat yang nyaman bagi anak cucu mereka.
Lantas siapakah anak cucu mereka? Jawabannya adalah kita. Kita yang saat ini menikmati buah hasil jeri payah mereka. Lalu apakah kita hanya terus menikmati itu? Bagaimana dgn generasi kita selanjutnya? Bagaimana dgn anak cucu kita selanjutnya? Untuk itulah pejuang 10 November bukan hanya mewariskan kenikmatan yg tdk sempat mereka rasakan kepada kita, tetapi mereka juga mewariskan semangat perjuangan mereka, agar kenikmatan itu tidak hanya di rasakan pada kita saja, tidak hanya dirasakan pada tahun-tahun ini saja, tetapi juga di rasakan pada ribuan tahun mendatang.
Di depan kita masih banyak rintangan yang harus di hadapi, mulai dari korupsi, teroris, antek-antek kapitalis, hingga penyalahgunaan kekuasaan. Untuk itulah kita ada untuk berjuang, meneruskan apa yang diperjuangkan para pendahulu kita, untuk mencapai kemerdekaan yang sebetul-betulnya merdeka.
Karena hakikat sebuah perjuangan adalah konsistensi
1 note
·
View note
Photo

Last day in Jogjakarta #tamansari #explorejogja #holidays #lastday (di Tamansari Water Castle, Jogjakarta)
0 notes
Photo

Jgn lupa bahagia *eh kurang satu org #prambanan #explorejogja #holidays (di Prambanan Temple, Yogyakarta, Indonesia.)
0 notes
Photo

Tersenyum dibalik renungan #borobudur #unesco #indonesia #exploremagelang (di Borobudur Temple - Magelang Jawa Tengah)
0 notes
Photo

Terus berproses, terus belajar, belajar mengemban amanah dan mempertanggung jawabkannya. Munas BEM SI IX, Magelang 19-23 Januari 2015 (di Gedung AH.Nasution Akmil Magelang)
1 note
·
View note
Video
Ceritanya saya sama @nobelsidiq lagi galau karena tdk pulang kampung. (di Keputih-sukolilo-surabaya)
0 notes
Photo

13/20 arek elektro nang BEM ITS BERANI 2015/2016 Semoga bisa menjaga amanah
0 notes
Photo

Berpikir aneh dulu sebelum mulai memikirkan hal-hal yang berat. Kementrian Kebijakan Publik BEM ITS 2015/2016 #tanpamentri #internalisasi #trawas #bemitsberani #bersamamelayaniindonesia
0 notes
Photo

Mari berhitung berapa banyak uang yg di bakar malam ini dan berapa banyak orang yang dapat hidup dengan uang tersebut. :v :D #antimainstream #welcome2016
0 notes
Text
DKE VS EBT : SECERCAH HARAPAN DIBALIK DANA KETAHANAN ENERGI
Memberi solusi dengan menimbulkan masalah baru. Itulah yg terjadi sepekan ini, pemerintah yang mencoba memberi solusi atas meningkatnya pemanasan global dan krisis energi melalui kebijakan pengembangan energi baru terbarukan (EBT), tetapi dana pengembangan EBT tersebut di bebankan kepada rakyat melalui pungutan harga BBM dalam bingkai "Dana Ketahanan Energi (DKE)" yang akhirnya menimbulkan permasalahan baru untuk masyarakat. Kebijakan ini akan resmi di terapkan pada 5 januari 2016 mendatang.
Permasalahan Dana Ketahanan Energi (DKE) itu timbul karena belum adanya regulasi yg jelas mengenai pengelolaan EBT, payung hukum soal pungutan DKE, berpotensi munculnya mafia migas, dan kondisi perekonomian dgn nilai kurs rupiah yg rendah.
Pemerintah berjanji untuk menyelesaikan segala permasalahan soal DKE ini, agar tidak menimbulkan permasalahan yang besar dan berlarut-larut di saat kebijakan ini telah berlaku nanti. Tentunya saya berharap pemerintah tidak membebankan DKE ini kepada masyarakat, karena perkiraan dana DKE ini pertahunnya hanya mencapai 15-16 triliun rupiah, yg seharusnya bisa di talangi melalui APBN. Apalagi pemerintah sudah mencabut biaya subsidi BBM yg pertahunnya mencapai hingga 300 triliun.
Walaupun masyarakat dan berbagai pengamat politik, ekenomi, dan energi terus mengritik soal ini, tetapi kita tetap mengapresiasi pemerintah karena mulai memfokuskan pembangunan dalam rangka persiapan ketahanan energi yang terus berkurang, dengan pengembangan EBT. Kebijakan pengembangan EBT ini menambah optimisme akan terealisasinya kebijakan dari Dewan Energi Nasional (DEN), di mana EBT pada tahun 2025 mencapai 26% dan tahun 2050 mencapai 35%.
Kebijakan pengembangan EBT menjadi pertanda bahwa pemerintah telah memberikan lampu hijau kepada investor yang ingin berinvestasi di bidang EBT, sehingga dari yang sebelumnya ragu untuk berinvestasi karena fokusan pemerintah masih pada pemanfaatan energi primer, jadi semangat untuk melakukan investasi. Harapannya pemerintah juga bekerjasama dengan ilmuan-ilmuan Indonesia, berbagai instansi terkait seperti LIPI, Batan, BPPT, dan berbagai perguruan tinggi di Indonesia dalam rangka membantu penelitian, pengembangan, dan penerapan EBT di Indonesia. Dengan adanya sinergitas itu, menjadikan apa yg telah di teliti dan penemuan mengenai sumber daya energi terbarukan dapat diterapkan dan bukan di telantarkan seperti yang terjadi saat ini.
So, semoga semangat pemerintah dalam mengembangkan EBT ini tidak tergerus oleh derasnya kritik tentang DKE.
0 notes
Photo

Jika mahasiswa turun ke jalan, berarti ada sesuatu yg tdk beres di negeri ini. Kementrian Kebijakan Publik-BEM ITS #BEMITS #BERANI #bersamamelayaniindonesia (di CFD Taman Bungkul)
1 note
·
View note