Text
Kalau Hari Ini Rasanya Berat, Mungkin Besok Kita Bisa Tertawa
Dulu, aku pernah baca suatu kalimat di buku yang bilang, “Ada kalanya nanti kita bisa menertawakan hidup kita sendiri. Kalau sekarang belum bisa, ya gapapa,” Waktu itu aku belum bisa memahami apa makna dari kalimat yang ada di buku itu. Mungkin sekarang aku belum bisa memahami, tapi suatu hari nanti mungkin bisa, pikirku. Bagiku, setiap kalimat yang aku baca di sebuah buku adalah suatu pesan yang bisa saja aku pahami sekarang atau mungkin nanti—disaat ada kejadian-kejadian dalam hidup yang menyadarkanku seperti, “Oh, jadi maksud kalimat di buku itu tuh kayak gini.”
Di umur remajaku, bisa dibilang aku adalah remaja yang cukup ambisius ketika di sekolah. Semua hal aku coba untuk menambah pengalaman. Ikut lomba, daftar keanggotaan OSIS ketika SMP, ikut klub bahasa Inggris, bikin project ini itu, bergabung dalam ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR), ikut pramuka, bimbingan belajar di luar sekolah, dan lain-lain. Pikirku, aku mau masa remajaku penuh dengan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan dan tentunya menambah pengalaman. Pada saat itu, aku nggak mau sekolah yang hanya sekolah aja tanpa melakukan apa pun. Ternyata di satu masa, kegiatan itu menyenangkan dan menantang. Namun, aku juga akhirnya merasakan kelelahan yang bikin aku nggak semangat untuk menjalani hari-hari di sekolah. Oh ya, ini terjadi ketika aku masih duduk di bangku SMP.
Sampai pada akhirnya ketika aku masuk SMK, aku mulai mengurangi kegiatan di sekolah. SMK membuka wawasanku untuk terus mengeksplor diriku yang masih banyak nggak taunya ini. Ternyata belajar teori sambil praktek itu juga menyenangkan. Aku belajar lagi cara membagi waktuku yang baik—tanpa membuat diriku kelelahan dalam beraktivitas. Sampai akhirnya aku memasuki kelas 11 dimana aku wajib mengikuti program magang dari sekolah. Aku semakin semangat untuk belajar di luar sekolah dan bertemu dengan orang-orang yang profesional di bidangnya. Nggak disangka, kegiatan magang ini bikin aku banyak bertemu dengan teman-teman baru yang berbagi interest yang sama. Selain itu, aku seolah mendapatkan privilege untuk merasakan suasana kerja. Padahal saat itu usiaku masih 16 tahun. Di satu sisi, aku kadang merasa sedih karena nggak punya waktu main seperti teman-teman yang lain. Di saat teman-temanku merayakan ulang tahun sweet 17 mereka, aku nggak bisa datang karena harus magang.
Ketika aku sudah menyelesaikan magang, aku harus kembali ke sekolah untuk melanjutkan ujian-ujian yang harus dilakukan sebelum kelulusan. Disitu aku benar-benar merasa payah dan super kelelahan karena ujian semakin berat. Ujiannya murid SMK di bagi dua, yaitu ujian tulis (teori) dan ujian praktikal. Bagiku, yang berat saat masa-masa ujian praktikal karena we need to create something out of nothing, what we have learned during an internship program, and something valuable that we can bring to the table. Tujuannya sebenarnya cuma satu (menurutku): supaya tau sudah sejauh mana kita belajar dan memahami materi-materi yang sudah kita dapat selama di sekolah.
Setelah lulus SMK, aku melanjutkan kuliah dan dapat kesempatan belajar ke Amerika Serikat. It was truly not an easy journey though it’s been a dream since I was a kid. Setelah itu, aku kembali ke Indonesia untuk menyelesaikan tugas akhir dan graduation sampai akhirnya aku lanjut bekerja karena akhirnya sudah menyelesaikan masa-masa belajar ini. Ketika akhirnya aku berhasil menyelesaikan masa belajar di sekolah, tantangan hidup yang sebenarnya baru dimulai ketika aku akhirnya bekerja.
Bukan masalah tanggung jawab yang harus aku kerjakan, melainkan hidup banyak mengajarkan banyak hal yang aku nggak pernah sangka. Aku pikir, hidup di usia dewasa ini tinggal menjalani tanggung jawab dan banyak menabung. Nyatanya, aku sering kaget ketika akhirnya sadar, “Hidup nggak sesederhana yang kita mau,”
Sebagai orang yang suka merencanakan kehidupan, aku justru banyak belajar untuk menerima berbagai kejutan-kejutan yang menarik dari hidup. Ada sedihnya, kecewanya, marahnya. Di saat yang bersamaan ada juga senangnya, ketawanya, lucunya. Kadang ada di satu moment aku sudah merencanakan kegiatan atau agenda yang akan aku lakukan dalam satu hari tapi ternyata rencananya berantakan karena tiba-tiba di luar mendung dan hujan deras.
Meskipun aku anaknya ambisius dan suka merencanakan hidup, aku pun juga pernah merasakan nggak suka dengan kehidupan yang aku jalani. Misal ketika aku sekolah dan berbagai ujiannya yang bikin aku stress. Tapi aku imbangi dengan kegiatan sekolah agar (setidaknya) aku merasa kehidupan sekolahku nggak membosankan dan monoton. Sama seperti sekarang, ada masanya aku kerja super keras sampai melupakan waktu istirahatku. Ada masanya aku benar-benar merasakan punya waktu luang yang begitu banyak sampai aku merasa heran dengan kehidupan yang aku jalani. Aneh rasanya ketika akhirnya aku bisa punya waktu untuk quality time dengan diriku, aku bisa bangun pagi, olahraga, bikin makanan kesukaanku, ke toko buku, beli es krim, bisa jalan-jalan ke mall sambil melihat koleksi baju terbaru dari sebuah toko baju, punya waktu untuk baca buku, dan bisa tidur tepat waktu. Bahkan aku pun akhirnya sadar selama ini aku belum pernah menikmati waktu senja saat matahari mulai tenggelam dan langit berubah warna menjadi kuning dengan berbagai gradasi warna oranye, biru, dan merah muda.
Hidup saat ini, akhirnya aku bisa merasa relate dengan kalimat yang pernah aku baca saat itu, “Ada kalanya nanti kita bisa menertawakan hidup kita sendiri. Kalau sekarang belum bisa, ya gapapa,” Sekarang, akhirnya aku bisa menerima hidupku, diriku, dan menertawakan berbagai kejadian dalam hidupku yang kalau dipikir-pikir, lucu ya, hidup? Aku sadar aku adalah manusia yang penuh dengan berbagai kekurangan dan kelebihan. Dulu aku juga cukup sering memaksakan diriku untuk “harus bisa” di setiap kesempatan yang datang dalam hidupku. Aku nggak bisa hidup dengan penolakan tanpa alasan yang berarti. Aku nggak bisa menyerah sebelum benar-benar mencoba. Aku harus selalu mengupayakan yang aku mau agar aku tau kalo aku bisa.
Sekarang? Atas kejutan-kejutan yang diberikan oleh hidup, aku bisa jadi manusia yang lapang dan lebih santai. Kalau aku sekarang mendapatkan penolakan ya gapapa, berarti itu bukan milikku dan rejekiku. Kalau aku nggak bisa padahal aku sudah mencoba yang terbaik ya gapapa, berarti kapasitasku bukan disitu. Kalau aku sudah merencanakan agendaku hari ini tapi tiba-tiba ada kendala di luar hal yang aku nggak bisa kontrol ya gapapa, berarti ada salah satu (atau bahkan semua) rencanaku yang bisa membahayakan atau merugikan aku atau orang-orang di sekitarku kalau aku tetap lakukan. Kalau aku mau makan makanan di suatu tempat makan dan tiba-tiba tutup ya gapapa, berarti ada makanan enak dan sesuai sama aku di tempat lain yang lebih baik. Kalau aku merasa kelelahan dan kurang motivasi dalam mengerjakan sesuatu ya gapapa, berarti itu tandanya tubuhku butuh istirahat dan bisa dicoba lagi besok. Kalau ada temanku yang jaga jarak denganku dan nggak saling berkabar lagi ya gapapa, berarti kita sudah tidak satu frekuensi untuk berteman karena setiap orang juga datang dan pergi. Kalau ada orang yang menghina diriku dari segi fisik atau pilihan hidup yang aku jalani ya gapapa, berarti dia mungkin juga nggak terlalu senang dengan hidupnya sehingga memproyeksikan keinsecurean dirinya ke orang lain. Kalau pasanganku minta putus dan berpisah denganku ya gapapa, berarti kita sudah tidak menemukan kecocokan satu sama lain dan visi misi kita mungkin sudah berbeda. Aku akhirnya belajar menerima dan menyukai hidup yang aku jalani sekarang tanpa bertanya kok begini kok begitu. Somehow, life can be it is what it is. Bukan berarti kitanya kurang atau nggak maksimal dalam menjalani apa yang ada di depan mata. Tapi karena kapasitas kita sudah cukup dan semesta tau apa yang terbaik buat kita.
Semoga kita selalu menyukai setiap kejutan yang diberikan semesta — meskipun kejutannya sering tidak terduga, percayalah kalau itu yang terbaik buat kita.
0 notes
Text
Personal Velvet
Lea’s Play list and edited synopsis of commentary for Sirius Radio - Velvet
Fleetwood Mac - Dreams
The whole album of Rumors was something I heard growing up in my house my parents listen to a lot of classic rock so Stevie Nick and Fleetwood Mac was sort of a sound track for my life. Dreams reminds me of my childhood and Stevie Nick was one of the first people I fell in love with her voice and her story telling at the same time.
Tracy Chapman - Fast Cars
I remember hearing this song the fist time and just crying becasue there was such heartbreak behind it and its not some crazy vocal journey but you hear it in her voice this drama and low level pain. I just thought it was incredible that someone could do that, write this song and take their listener on such a journey and really move you through the song. So Getaway Car on my album was inspired by Fast car. Even today when I hear it its like hearing it for the first time again.
Lea Michele - Getaway Car
Its a song about love and its the kind of love you could pick up with the person you are with and go any where in the world, a desert island or the smallest apartment and be just as happy with them anywhere you go. I had the opportunity to experience that kind of love so I wanted to have a song on the record that told that story.
Celine Dion - To Love You More
This song I use to sing over and over again in the car and I wanted to sing like her. Its sort like the vocal Olympics every time Celine sings a song . So this song was the inspiration for my new album. This songs takes me back to hearing a vocalist sing for the first time an saying that is what I want to do. And its a love song and I love love songs. It has such a drive to it that makes you want to experience that kind of love.
Mary Lambert - Over You
I was excited to take a little bit of inspiration from these country songs I have fallen in love with and not be so vocally large and just tell stories. One of the songs that really inspired me was Over You. I didn’t know the story behind the song but I still felt like I understood every word she was saying and I still at the same time was able to kind of make it my own. I wrote a song on Places called Hey You and its very personal to me and was inspired by Over You.
Barbra Streisand - My Man
I can’t have a play list without having at least one Barbra song. The hardest part is just narrowing down one Barbra song. Pretty sure I could have a whole radio station or play list with just her songs. But the most pivotal Barbra song for me for my life is My Man.
Alanis Morissette - Ironic
This is the first record i every bought Jagged Little Pill and is just so important to me. I remember walking to the Virgin Mega Store when I was 8 and I listened to it front to back. What I loved about this album and what I have learned from it is just a cohesiveness of the whole body of work. Her song Ironic vocally and lyrically I love. I’ve never met her before and I’m ok with that becasue in my mind she is this special icon but it would be really cool to met her.
Adele - Someone Like You
Another Diva I love the most, Miss Adele, she is just the best. She just stays try to herself , she is such a great vocalist , her song have such meaning and again the cohesiveness of her bodies of work, 19,21,25 are such masterpieces. So I was inspired by her cohesiveness an it was really something I tried to do. Someone like you is one of the best break up songs of all times, if not the best.
Queen - Somebody To Love
As I said I grew up with classic rock and roll, The Who, Led Zeppelin and Queen so it was one of my favorite songs on glee. Freddy Mercury was one of the strongest vocalist to ever live and what he does on this song and all his incredibly hits is something I look up too.
Lea Michele - Run to You
I do a great strip down version of You’re Mind in concert because for me it is one of the most important songs I ever recorded and has such personal meaning to me . I remember recording it and listening to it and I has the most connection with this song and maybe any song I have ever sung.
52 notes
·
View notes
Text
In Between Places

(This photo isn’t mine, credit to Pinterest.)
-
Kalau lihat sosial media sekarang banyak konten yang berseliweran dengan #KaburAjaDulu. Ini menarik buat saya karena melihat bagaimana strugglenya orang-orang untuk berjuang di negara sendiri. Here’s what I wanna share in this post based on my experience.
Untuk urusan #KaburAjaDulu, saya bersyukur karena bisa merasakan untuk “kabur” duluan sebelum ada trend ini. Semasa kuliah, saya punya kesempatan untuk belajar di Amerika Serikat di bidang Food Production selama satu tahun. Program yang saya pilih memang difasilitasi oleh kampus jadi saya tinggal apply dokumen saja. Saya apply pakai visa J1 (in case you’re wondering, bisa cari penjelasannya di google karena banyak yang udah jelasin juga) jadi saya dapat pengalaman belajar mengenai Culinary Arts lebih advanced. Proses apply visa J1 memang sangaaaaaat panjang tapi benefitnya untuk international student seperti saya sangat sebanding dengan prosesnya itu sendiri.
But behind of that, people keep saying that I was so lucky to be able to get an opportunity to study in the US despite the fact that the process wasn’t easy. It’s indeed easy for someone who’s not seeing my best effort to get through this. Instead of saying how lucky or how incredible I am, why don’t we discuss deeper about the process itself?
Mimpi itu gratis dan semua orang berhak punya mimpi. Tapi lebih dari sekadar bermimpi, sejauh mana kamu sudah berusaha untuk stay align with your dream?
Lebih daripada itu, yang perlu dipersiapkan kalau memang mau ke Amerika:
Niat. Niatnya apa mau ke Amerika? Belajar? Kerja? Liburan? Atau apa? Kalau nggak ada niat yang kuat, kemungkinan besar kitanya bakal mudah terdistraksi untuk melakukan sesuatu yang lebih jauh dari niat kita. Dari kecil, niat saya memang ingin belajar ke Amerika dengan melakukan hal yang saya senangi. Dulu pikiran sederhananya adalah yang penting usaha dan coba aja nanti tinggal pintu kesempatan yang datang ke dalam hidup kita.
Selain niat, belajar bahasa Inggris dengan baik itu penting. Memang dalam kehidupan nyatanya, we don’t need to speak with great grammar cause we think they will understand. Tapi dengan belajar yang baik, you’ll know how far you understand English. Bukan hanya untuk mendapatkan nilai bagus di kelas tapi ada kemungkinan kalau kamu bisa berbahasa Inggris dengan baik, kamu bisa menolong dirimu sendiri. Salah satu rekomendasi belajar bahasa Inggris bisa ikut program les di TBI/EF/bimbingan belajar yang kamu anggap sesuai gaya belajarnya dengan kamu. Kalau kamu suka baca buku, bisa dimulai membiasakan diri baca cerita anak. Selain itu bisa nonton film atau mendengarkan podcast berbahasa Inggris. The most important thing to learn English is you’ll need to have a partner to have a conversation together.
Di Amerika kesempatan belajar itu banyak bidangnya. Ada bidang Science, Technology, Engineering, Math, Business, Communication, bahkan Culinary Arts seperti saya. Saran saya, tentukan bidang yang kamu mau pelajari itu super early. Dulu saya bisa menentukan saya mau belajar Culinary Arts ketika masih duduk di kelas 9 SMP. Lalu saya lanjut pilih SMK Tata Boga karena chance belajar dan opportunitynya luas (who knows kalau sekarang beberapa orang tertarik belajar dunia kuliner hehe) selain itu karena memang saya ingin explore lebih banyak di bidang ini. Setelah lulus SMK, saya pilih kuliah di @ipbinternasional karena punya program J1 ini. Harus banyak cari tau apa yang bakal kamu pelajari di bidang yang kamu pilih biar ada gambarannya. Setelah kamu cari tau, tanyakan ke dirimu sendiri, are you ready to face the consequences? Are you ready to carry all of those responsibilities? If you’re ready, then you already have what it takes to be in the field.
Buat kalian yang masih SMK, you have to believe me that there are plenty of opportunities out there if you’re willing to learn and fight for your dreams. Waktu SMK kalian pasti ada pengalaman magang kan? Nah, ini adalah kesempatanmu untuk banyak belajar dan explore hal-hal baru. Nggak papa kok salah asal bisa belajar dari kesalahan. Gunanya apa? Pengalaman magangmu bisa kamu tulis di CV dan portfolio. Dari sini, you need to practice how to build a great CV and portfolio. Nggak cuma menjelaskan “pernah bekerja di bidang x selama … tahun” tapi coba expand your responsibility properly contohnya seperti “berhasil mengurangi food waste sebesar 10% selama operasional dengan cara x”. Untuk standar CV, di Amerika hanya butuh background pendidikan, pengalaman, dan portfolio (kalau ada) tanpa info agama/status menikah/umur/berat badan/tinggi badan/hal-hal yang tidak relevant dengan bidang yang kamu pilih.
Latihan wawancara! Kalau nanti urus visa AS, biasanya kamu akan ditanya: a) Kenapa kamu mau ke Amerika? b) Kenapa pilih bidang x/perusahaan ini/sekolah disini? c) Rencana setelah menyelesaikan program ini kamu mau ngapain? d) Punya kenalan di Amerika? - Pastikan jawaban kalian meyakinkan petugas/si pewawancara bahwa kalian tidak overstay ilegal disana dan kembali ke Indonesia. Stay confident and smile!
Amerika itu luas banget. Nggak cuma New York yang terkenal dengan musikal broadwaynya atau Los Angeles yang terkenal dengan dunia perfilman Hollywood. Kalau soal tempat belajar ini, please do your own research based on your lifestyle! Dulu saya pengen belajar dan tinggal di New York, tapi rezeki baik saya ternyata tinggal di West Virginia di kota White Sulphur Springs. Ternyata WSS adalah tempat terbaik untuk saya yang sangat introvert dan suka suasana yang tenang. Kalau saya tinggal di New York, mungkin saya bakal banyak jalan-jalannya daripada belajarnya karena memang New York hanya cocok untuk liburan aja — bukan untuk tinggal/belajar/kerja (setidaknya bagi saya yah hahaha). Kalau ini, kalian bisa lihat pengalaman orang-orang entah di Youtube, kenalan kalian yang sudah pernah tinggal di Amerika, atau the best way you can do adalah tanya Tuhan lewat doa kalian ;)
-
Baik di Amerika atau Indonesia, both of these places have given me a new perspective to literally live my best life. Semuanya pasti ada plus dan minusnya, tapi dari beberapa hal yang saya bagikan, semuanya bisa diusahakan dengan baik. Karena jujur aja perjuangan ke Amerika tuh nggak gampang. Semuanya butuh diusahakan dan nggak bisa hanya sekadar “oh bisa nih gue” tapi dengan kesabaran untuk terus belajar.
Jadi, kamu udah siap untuk #KaburAjaDulu?
0 notes
Text
🤎☝🏻🫶🏻 YESSSS
mad that women say they're in their granny era for liking nature walks and crocheting and baking bread like man those are just normal life skills and hobbies that anyone should be able to do at any age
2K notes
·
View notes
Text




Being a great baker and pastry chef requires the upmost open mind.
ig credit: mmoremb.
2K notes
·
View notes
Text
Barusan postingan ini lewat di beranda Tumblr saya. Membaca dan memahami kalimat di atas itu beneran nyata buat saya sendiri. Terkadang, atau bahkan sering kali, saya nggak ngerti cara kerja semesta. Karena banyak yang nggak masuk di logika saya. Di pikiran saya, seharusnya bisa begini atau kalau pakai cara itu nanti hasilnya akan seperti ini. Ternyata, apa yang saya rencanakan di pikiran nggak selalu sejalan dengan kenyataannya. Pemenangnya selalu dengan cara semesta yang unik dan unpredictable.
Jadiiii dari situlah saya belajar untuk melakukan suatu hal sesuai kapasitas saya aja. Kalau mampunya segitu, yaudah let it be. Bukan berarti nggak all out ya usahanya, tapi fokus sama apa yang bisa di kerjakan. Kalau misalnya hal itu di luar kendali saya, I just let Universe helps me out despite all the challenges because I’ve done my part. <3

1K notes
·
View notes
Text
2025 is here!
I know I’m super late to say this but HAPPY NEW YEAR 2025 everyone! Terakhir nulis di Tumblr bulan Oktober 2024 dan saya harus kembali lagi untuk menulis. 2025 ini seperti memberi kesempatan baru untuk saya agar bisa memulai segalanya dengan baik lagi. Kalo di 2024 kemarin saya banyak mengalami kegiatan yang gedebag gedebug dan terasa overwhelmed menjalani hari. Banyak kejadian yang nggak terduga yang cukup menguras emosi dan tenaga. Orang-orang yang saya temui juga cukup membuat saya naik darah karena sikap dan perilakunya yang nggak bisa saya toleransi. Tapi 2024 juga ada senangnya, bahagianya, dan suka citanya. Meski harus menjalani harinya dengan perasaan yang melelahkan juga but it’s all in the past and now we’re all here. Yeay!
Mulai 2025 ini, ada beberapa goals yang ingin saya capai. Kalo sebelumnya saya mencoba untuk nggak bikin resolusi, sekarang saya ingin menjalani hari dengan goals yang sederhana. Contohnya di 2025 ini saya ingin bisa untuk rajin workout di pagi hari dan merasakan sinar matahari pagi. Saya mencoba untuk berolahraga untuk memiliki badan yang lebih fit dan sehat sehingga bisa beraktivitas dengan baik. Di 2024 kemarin, saya cukup kesal karena gampang sakit terutama tenggorokan dan demam yang bikin saya nggak bisa ngapa-ngapain. Astungkara di bulan Agustus 2024 lalu adalah bulan terakhir saya mengalami sakit radang tenggorokan karena saya komitmen ke diri sendiri untuk take care of my body and mind dan hati-hati banget dalam memilih makanan. Saya pun memilih olahraga bukan karena fomo atau apa tapi ya karena saya pantas untuk punya badan yang sehat.
Tahun lalu saya masih aktif untuk workout tapi nggak sering dan masih bolong-bolong yang akhirnya bikin badan saya gampang sakit. Saya terlalu mengutamakan pekerjaan di banding kesehatan dan itu buat saya sadar bahwa kesehatan nggak akan bisa diganti dengan apapun di dunia ini. Saya bersyukur sekarang saya memiliki pekerjaan yang memberi saya ruang untuk bisa berolahraga dulu sebelum menjalani hari. Jadi kalo paginya udah olahraga, saya merasa happy dan bekerja bisa jadi lebih fokus.
Trus di 2025 ini saya belajar untuk mendengarkan tubuh saya lebih dalam lagi. Dulu tuh saya nggak akan berhenti melakukan sesuatu kalo belum selesai. Sekarang saya belajar untuk mendengarkan tubuh saya kalau capek ya istirahat, tidur, dan pekerjaan bisa saya lanjutkan lagi nanti. Ada satu hari ketika saya libur saya memilih untuk nggak ngapa-ngapain seharian supaya tubuh saya bisa beristirahat. Kalo dulu bener-bener saya anaknya nggak bisa diem. Ada perasaan bersalah kalo saya nggak ngapa-ngapain, diem aja, nggak kerja, atau nggak melakukan sesuatu. Saya harus do something hari ini sesederhana membersihkan kamar. Tapi sekarang saya sadar kalo it’s okay to let your body rest.
Di 2024, ada satu moment yang bikin saya akhirnya memahami sesuatu yang nggak pernah saya pahami sebelumnya. Waktu itu saya lagi melakukan sesuatu untuk suatu hal, nah dalam prosesnya tuh bikin saya khawatir, ragu, banyak nggak nyamannya, tapi saya mau lakukan itu karena saya pengen tau sejauh mana saya bisa. Ujung-ujungnya saya merasa kesulitan karena akhirnya saya tetep nggak bisa menyelesaikannya sesuai ekspektasi. Jujur saya kecewa, marah, dan bertanya “kok bisa gini sih?” ke diri sendiri. Trus saya coba untuk menenangkan diri dengan berhenti sesaat dan merefleksi apa yang sudah saya lakukan. Lalu saya baca suatu kalimat di laman Medium yang dikutip dari Bhagavad Gita seperti ini:
“Whatever happened, happened for the good. Whatever is happening, is happening for the good. Whatever will happen, will also happen for the good.”
Deg. Saya tiba-tiba merasa tertampar dengan kalimat itu. Sehingga bikin saya paham bahwa apapun yang terjadi dalam hidup saya ya memang semuanya demi kebaikan. Meski awalnya sulit menerima itu, perlahan saya belajar bahwa nggak semua-muanya berjalan sesuai apa yang saya mau atau rencanakan. Jadi sekarang di 2025 saya belajar untuk berdoa yang terbaik dan melakukan bagian saya. Karena kalo saya bikin rencana udah pasti nanti berantakan, biar Tuhan yang atur yang terbaik.
Makanya di 2025 ini entah kenapa rasanya saya chill banget menjalani hari. Udah nggak pernah berekspektasi terhadap apapun. Kalo ada yang berhasil dalam melakukan sesuatu ya mungkin itu berkah yang pantas saya dapatkan. Tapi kalo belum, mungkin itu berkah buat orang lain, bukan buat saya. Yaudah move on. Lanjutkan kegiatan yang lain lagi.
Kalo kalian ada yang di pelajari nggak selama 2024 kemarin? Atau apa goals kalian tahun 2025 ini? Share yuk sama saya hehe. :)
0 notes
Text
Sepi Tapi Tidak Sendiri
Jujur kali ini nulisnya seniat itu ya sampai satu hari bisa posting dua tulisan sekaligus. Karena saya tau kalo Tumblr ini udah agak lama dianggurin. Bukan karena sengaja nggak mau nulis tapi memang beberapa minggu terakhir ini saya lagi lumayan repot sama kerjaan. Jadi saya bersyukur bisa menulis lagi di sini dan Tumblr nggak sepi-sepi amat hahahaha.
Pulang kerja bawaannya udah pengen tiduran di kasur rasanya. Tapi saya selalu sempatkan untuk menghibur diri sendiri dengan nonton Youtube. Menurut saya, Youtube adalah platform yang bikin saya terhibur karena banyak pilihan yang bisa ditonton. Akhir-akhir ini saya suka banget nonton konten Youtube-nya Ueno Family, Ritsuki, Natsuki, dan mamanya yang punya keseharian di Jepang. Nontonin kegiatan mereka itu sangat menarik buat saya karena dulu saya pengen banget bisa ke Jepang.
Singkat cerita, di beberapa konten yang saya tonton, ada satu hal yang menarik buat saya. Contohnya adalah ketika Ritsuki beberapa kali menyebut “obake”. Kalau kalian nggak tau apa itu obake boleh silakan di cari artikelnya di google karena saya nggak akan menjelaskan di sini. Terlepas itu benar atau tidaknya yang dilihat oleh Ritsuki, saya pernah menemukan video konten di Tiktok yang menggambar sosok obake yang dilihat Ritsuki. Karena saya nggak punya sixth sense, jadi saya hanya mendengarkan penjelasannya saja dari video konten tersebut.
Satu hal yang menjadi concern buat saya adalah lingkungan rumah Ueno Family yang saat ini ditinggali oleh mereka memang sepi dan jarang ada orang yang berlalu-lalang sepanjang yang saya tau saat nonton videonya. Nggak tau lagi kalo di belakang layar bagaimana. Dengan keadaan seperti itu mengingatkan saya waktu saya masih hidup di West Virginia.
Kalau kalian penasaran tempat tinggal saya dulu bagaimana saat di West Virginia tepatnya di wilayah White Sulphur Springs, kurang lebih sepinya sama seperti di Tottori tempat tinggal Ueno Family saat ini. Ya, nggak mirip-mirip banget tapi kurang lebih sama. Cuma yang bikin beda selain bahasanya adalah tempat tinggal saya dulu masih ada aktivitas warga yang cukup bikin White Sulphur Springs terasa hidup. Saya nggak pernah tau kehidupan di Jepang—terlebih di Tottori—itu seperti apa, saya hanya melihat sebatas dari video konten mama Mega (ibunya Ritsuki dan Natsuki) yang diperlihatkan di channel mereka.
Ngerasa sepi, sendirian, and no one to talk to itu merupakan fase paling nggak nyaman yang pernah saya lalui. Hidup jauh dari orang-orang tersayang, terkendala bahasa, merasa asing di negara orang, semuanya terasa unfamiliar sampai harus meraba sana sini, dan harus menjalani kehidupan baru yang nggak pernah terbayangkan sebelumnya. Semuanya itu berat, nggak nyaman, tapi kita harus terus berjalan supaya bisa melewati segala tantangan setiap hari. Jadi saya bisa relate dengan kehidupan mama Mega saat harus mengasuh Natsuki dan Ritsuki sendirian ketika papa mereka pergi bekerja. Saya yang waktu itu masih usia 20-an awal aja (dan belum menikah dan punya anak) ngerasa berat apalagi mereka.
Apalagi saat Ritsuki yang “katanya” melihat obake. Jujur… saya ngerasa banget gimana was-wasnya mereka hidup di Jepang. Saya ingat betul waktu saya masih merasa asing di WSS. Ada satu moment ketika di housing saya yang isinya tujuh orang (termasuk saya) punya urusan masing-masing. Jadi ceritanya waktu itu saya lagi libur dan enam teman saya yang lain harus pergi bekerja. Otomatis saya sendirian dong di rumah. Awalnya saya kesel banget karena pas saya kerja, temen-temen libur. Pas saya libur, mereka harus kerja. Bisa dibilang saya tuh termasuk jarang untuk hang out bareng mereka karena jadwal kita yang nggak selalu sama.
Karena saya tau saya bakal sendirian di rumah, saya cari cara agar saya nggak sendirian. Bukan karena saya takut akan hantu atau semacamnya, tapi saya nggak akan membiarkan diri saya sendirian. Selain itu, kalo sudah menjelang fall atau winter, banyak warlok WSS yang memilih untuk berpergian entah bekerja atau kemana. Jadi sangat sepi pi pi area kompleknya. Pada saat itu, winter sudah datang dan saya nggak mau sendirian di housing. Trus saya langsung sat set mandi dan bergegas pergi ke downtown. Meski saya pergi sendiri setidaknya saya nggak diam di rumah. Waktu itu saya pergi ke Walmart, makan di resto sushi kesukaan saya, jalan-jalan keliling kota naik MTA, pokoknya gimana caranya saya seharian di luar dan nggak sendirian di rumah.
Ngerasa saya sudah seharian pergi, menjelang sore saya balik. Sore pun teman-teman saya belum pulang jadi saya main lagi ke housing teman saya yang lain. Pokoknya harus banyak ngobrol, ngerjain sesuatu yang bikin kita nggak banyak bengong, dan pergi ke tempat yang setidaknya ada banyak manusia. Kenapa saya nggak mau sendirian di housing, karena nanti saya pasti bengong sendiri, trus tiduran, dan saya nggak mau dititeni sama stranger yang tau saya di rumah sendirian (apalagi di dekat housing saya ada toko yang jual senjata tajam aka pistol kan agak creepy dan ngeri ya bund). Ngerasa sepi udah pasti tapi setidaknya saya nggak sendirian. Trus saya nggak mau membiarkan otak saya nge-switch ke perasaan sedih, galau, dan negatif lainnya karena pasti attract negative thoughts yang nggak kira-kira. Buat saya, kalo kebanyakan mikir yang jelek pasti menarik hal jelek juga. Sebaliknya kalo kita sering memikirkan hal baik maka hal baik juga akan datang.
Tapi apakah saya pernah merasakan hal mistis ketika di WSS? Untungnya nggak. Sempat merasa takut, was-was, dan khawatir tapi saya siasati dengan banyak interaksi dengan orang-orang di sekitar saya. Kalo bisa pergi ketemu orang yaudah pergi. Kalo kerja yaudah fokuskan kerja. Kalo capek tapi nggak pengen sendirian di rumah saya selalu pergi ke taman melihat anak-anak main soccer atau sekadar ikut nimbrung piknik bareng warlok wkwkwkwk (kalo ini emang agak narsis sih). Sederhananya: kalo saya sendirian pasti pikiran saya udah kemana-mana.
Dari pengalaman saya dan apa yang saya tonton di konten Youtube-nya Ueno Family, ini bisa jadi tips buat kalian yang punya rencana atau sedang berjuang hidup sendiri di rantauan. Jangan pernah membiarkan diri kalian sendirian tanpa seseorang di sekitar kalian. Ya emang nobody can trust tapi pasti ada aja orang baik yang hadir untuk membantu atau menemani kita. Selalu iringi dengan doa dimana pun dan kapan pun kalian berada. Ikut banyak kegiatan yang positif yang bikin kalian semangat menjalani hari. Learn new skills, explore new things around you. Hidup kita sudah pasti berdampingan dengan “mereka” yang tidak terlihat, tapi doa adalah satu-satunya benteng yang bisa protect kita dari hal-hal yang nggak kita inginkan. :)
Love,
ND
0 notes
Text
30/30
Hello peopleeee!
So, we are finally coming to the last chapter of 30 days writing challenge! What a surprise! I know that I’m still not consistent for writing my journey here cause there’s still thing that I need to do. However, I’m SO thankful cause I’m on my way to finish this. I have just never imagined myself writing a journey that I’ve not done before despite the fact that I’ve always wanted to do this.
In the last chapter of this journey, I’d like to thank myself fully because she’s always being there to have finally been able to figure out what’s on her mind. It’s hard at first to take the first step, open the tumblr page, think about my current feelings, and share new insights here with all of you. But guess what? Everything is just so effortless.
To close this chapter, with my deepest gratitude, my heart is full of joy. And here’s a letter for a future me whenever I need to read this.
Dear Future Me,
I hope that when you read this letter, you are feeling blessed, fulfilled, and deeply content with the life you have manifested. I trust that all the dreams you once held close to your heart have blossomed into a reality that fills you with joy and purpose. You are living proof of the power of intention, hard work, and unwavering belief in the universe’s abundance.
As you look back, I want you to remember all those times when you believed in the process, even when the results weren’t immediately visible. You never gave up, even when doubts crept in. You always chose faith over fear, trusting that the universe would align everything perfectly for you. Remember how you constantly visualized the life you wanted—every detail, every feeling, every moment of success. You poured your energy into the belief that you deserve all the good things life has to offer, and in turn, the universe conspired in your favor.
You have become a person who attracts positivity effortlessly. Each day, you wake up with a grateful heart, appreciating the small miracles around you. You know that gratitude is a magnet for more blessings, and you have mastered the art of counting them daily. The loving relationships you have, the fulfilling work that lights up your soul, the abundance that flows into your life—all of this is a testament to the seeds of intention you planted so long ago.
I hope you’re proud of the way you’ve grown, the way you’ve embraced challenges and turned them into opportunities. Every setback became a stepping stone because you trusted that something greater was on its way. You saw each challenge as a chance to expand your capacity for joy, love, and success. Now, you are surrounded by people and opportunities that are a perfect match for the energy you emit.
May you continue to dream even bigger, knowing that the universe is always ready to meet you where your desires reside. Continue to affirm that everything you want is already on its way to you. You are a powerful creator, and the life you have now is just the beginning of the infinite possibilities that await you.
With love and belief in all that you are and all that you will become,
ND <3
0 notes
Text
29/30
When people ask me, “Who and what adds meaning to your life?” I always find myself reflecting on the important people and experiences that have shaped me. First and foremost, it’s my family, especially my sister and my parents. My sister is more than just family; she’s my best friend, my confidant, and the one person I can count on to be by my side, no matter what. We’ve shared so many experiences together—some joyful, some challenging—but through it all, she’s helped me grow into the person I am today. My parents, too, have played a huge role in my life. From them, I’ve learned invaluable lessons about perseverance, love, and resilience, and for that, I’ll always be grateful.
Aside from my family, my close friends have added so much color to my life. They’re the people who have stood by me, offering their support and wisdom, even when I can’t mention each one by name. Over the years, they’ve been there for me, whether it’s to celebrate achievements or provide comfort during tough times. With them, I’ve shared laughter, deep conversations, and countless memories that have made my journey even more meaningful. Life can be unpredictable, but knowing I have a solid group of friends who understand and accept me for who I am makes everything feel more manageable.
Another significant part of my journey has been my decision to pursue culinary arts. It wasn’t always the path I imagined for myself, but it has brought so much meaning into my life. Through food, I’ve discovered a new way of expressing myself, connecting with others, and even finding peace during stressful times. This path has opened up opportunities I never expected: I’ve met new friends who share my passion for food, formed relationships that have helped me grow, and even met a new partner who has brought so much joy and love into my life. Culinary arts have become more than just a career—it’s a way for me to explore new cultures, challenge myself creatively, and discover who I truly am.
Through all of these experiences, I’ve come to realize that life’s ups and downs are what give it depth and meaning. Every success and every setback has taught me something valuable about myself and the world around me. I’ve learned that even in difficult times, there’s always something to be grateful for, whether it’s the support of loved ones or the personal growth that comes from overcoming challenges. These experiences have helped me become more resilient, more compassionate, and more understanding of others.
Therefore, the people in my life and the journey I’ve chosen have shaped me into the person I am today. My sister, my parents, my friends, and my passion for culinary arts have all contributed to my sense of purpose and fulfillment. They’ve given me strength, inspiration, and a sense of direction, even when I’ve felt lost or uncertain. As I continue on this journey, I know that these relationships and experiences will continue to add meaning to my life in ways I can’t yet imagine, and for that, I am deeply grateful.
In the end, I’ve realized that it’s the combination of people, passions, and life lessons that truly adds meaning to my life. Each day brings new opportunities to learn, grow, and connect with the world around me, and I feel incredibly blessed to have these sources of joy and inspiration guiding me along the way.
0 notes
Text
28/30
Since I was a kid, I’ve always dreamed of visiting Hong Kong, Macau, Shanghai, and Beijing. These cities have always felt like distant, magical places, filled with excitement, history, and of course, incredible food. My sister and I have talked about taking this trip together for years, and now, it feels like the perfect time to finally make it happen. There’s something thrilling about going to a place where English isn’t the first language. It’s not just about the adventure of traveling, but also about pushing myself out of my comfort zone, embracing new challenges, and immersing myself fully in a different culture.
Hong Kong, with its dazzling skyline and vibrant streets, is at the top of our list. The idea of exploring the crowded markets, wandering through the busy streets, and standing in awe of Victoria Harbour has me filled with excitement. But most of all, I’m looking forward to the food. Dim sum is one of my all-time favorite meals, and there’s no better place to indulge in it than Hong Kong, where it all began. I can already picture my sister and me sitting in a bustling teahouse, savoring bite after bite of delicate dumplings, buns, and other treats, while soaking in the energy of the city around us.
Macau holds a different kind of allure, with its unique blend of Chinese and Portuguese influences. I’ve always been fascinated by the idea of a place where two distinct cultures come together in such a seamless way. From the colonial architecture to the fusion of flavors in Macanese cuisine, Macau promises to be an entirely new kind of adventure. I’m especially eager to try the famous Portuguese egg tarts, which I’ve heard so much about. And of course, we’ll explore the vibrant streets, get lost in the maze of old alleyways, and maybe even try our luck at one of the city’s famous casinos, just for fun.
Shanghai, with its mix of old and new, has always captured my imagination. The futuristic skyline, especially the iconic Oriental Pearl Tower, stands in contrast to the historic charm of Old Shanghai. I can’t wait to see both sides of this incredible city. My sister and I will walk along the Bund, marveling at the modern architecture while also seeking out the quieter, more traditional parts of the city. And, as with every city on our trip, the food will be a central part of the experience. Shanghai is known for its xiaolongbao, those delicious soup dumplings, and I’m ready to taste the best they have to offer.
Beijing is a city that I’ve dreamed about for as long as I can remember. The rich history, from the Forbidden City to the Great Wall, is something I’ve always wanted to experience firsthand. I can already picture us standing on the Great Wall, taking in the sweeping views of the Chinese countryside, feeling the weight of history beneath our feet. Beijing’s ancient temples, palaces, and historical sites will give us a glimpse into a world that has existed for centuries, and I know it will be a humbling and awe-inspiring part of our journey.
And of course, no trip to Beijing would be complete without sampling its legendary food. I’ve been dreaming of trying Peking duck in its birthplace, and I can’t wait to see how it compares to the versions I’ve had at home. Beyond that, I’m excited to explore the city’s street food scene. From jianbing to baozi, there will be no shortage of new and exciting flavors to discover. Each city on this trip promises to offer a unique culinary experience, but Beijing’s rich food history has a special allure that I’m particularly excited to dive into.
This trip will be more than just a vacation for my sister and me—it will be a chance to fulfill a childhood dream, challenge ourselves in new ways, and create memories that will last a lifetime. Traveling to places where English isn’t widely spoken will push us to rely on each other and figure things out as we go. I know it will be a learning experience, one filled with small victories, plenty of laughter, and maybe even a few mishaps along the way. But that’s all part of the adventure.
Ultimately, what excites me most about this journey is the opportunity to step outside of my familiar world and experience something entirely new. From the food to the culture to the language, this trip will be a chance to immerse ourselves in places that we’ve only ever seen in pictures or read about in books. And doing it with my sister by my side makes it even more special. I’m ready for the adventure, for the challenges, and for the incredible experiences that await us in Hong Kong, Macau, Shanghai, and Beijing.
0 notes